Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.47002
Randi Syah, Junia Siburian, Ardin Yuli Pratama, Muhammad Safani
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pemanfaatan media pembelajaran Kahoot dalam mata pelajaran Sejarah di SMA N 68 Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan melibatkan guru Sejarah serta siswa sebagai partisipan. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara dengan guru, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Kahoot dalam pembelajaran Sejarah memberikan manfaat yang signifikan. Penggunaan Kahoot meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran, sambil mendorong interaksi sosial dan kolaborasi antara siswa. Guru juga melaporkan bahwa Kahoot membantu mereka dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menarik dan interaktif. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi, termasuk keterbatasan akses teknologi. Dengan demikian, penelitian ini merekomendasikan pengembangan dan perluasan penggunaan Kahoot sebagai media pembelajaran yang efektif dalam mata pelajaran Sejarah di SMA N 68 Jakarta.Kata Kunci : media pembelajaran, Kahoot, Sejarah, SMA AbstractThis research aims to investigate the utilization of Kahoot as a learning media in the History subject at SMA N 68 Jakarta. The study adopts a qualitative descriptive approach and involves History teachers and students as participants. Data were collected through classroom observations, teacher interviews, and document analysis. The findings indicate that the use of Kahoot in History learning provides significant benefits. It enhances student engagement and motivation, while fostering social interaction and collaboration among students. Teachers also reported that Kahoot helps them deliver the learning materials in an interesting and interactive manner. However, there are challenges, including limited technological access. Therefore, this research recommends the development and expansion of Kahoot as an effective learning media in the History subject at SMA N 68 Jakarta.Keywords: learning media, Kahoot, History, high school
本研究旨在调查Kahoot学习媒体在雅加达n68高中历史课程中的应用情况。本研究采用描述性定性方法,包括历史教师和学生作为参与者。研究数据是通过课堂观察、采访老师和相关文件分析收集的。研究结果表明,Kahoot在历史研究中的应用带来了显著的好处。Kahoot的使用增加了学生在学习中的参与和动力,同时鼓励学生的社会互动和合作。老师还报告说,Kahoot帮助他们以有趣和互动的方式呈现学习材料。然而,面临着一些挑战,包括技术获取的限制。因此,本研究建议Kahoot作为一种有效的历史学习媒介在n68雅加达高中。关键词:学习媒体,Kahoot,历史,高中修道院研究结果是一种合格的描述和参与历史教师和学生。数据通过课堂观察、老师面试和文档分析收集。最终的原因是用了大量的角来学习历史。它enhances学生订婚motivation,当社会interaction fostering和collaboration》学生。师范也reported that Kahoot帮助他们前《有趣的学习材料和互动态度。However,有挑战,包括有限的技术访问。这就是,这个研究recommends Kahoot之发展》和稍等美国媒体有效的学习在高中历史科目at N 68雅加达。安装:学习媒体、Kahoot历史,高中
{"title":"Pemanfaatan Media Pembelajaran Kahoot dalam Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 68 Jakarta","authors":"Randi Syah, Junia Siburian, Ardin Yuli Pratama, Muhammad Safani","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.47002","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.47002","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pemanfaatan media pembelajaran Kahoot dalam mata pelajaran Sejarah di SMA N 68 Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan melibatkan guru Sejarah serta siswa sebagai partisipan. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara dengan guru, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Kahoot dalam pembelajaran Sejarah memberikan manfaat yang signifikan. Penggunaan Kahoot meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran, sambil mendorong interaksi sosial dan kolaborasi antara siswa. Guru juga melaporkan bahwa Kahoot membantu mereka dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menarik dan interaktif. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi, termasuk keterbatasan akses teknologi. Dengan demikian, penelitian ini merekomendasikan pengembangan dan perluasan penggunaan Kahoot sebagai media pembelajaran yang efektif dalam mata pelajaran Sejarah di SMA N 68 Jakarta.Kata Kunci : media pembelajaran, Kahoot, Sejarah, SMA AbstractThis research aims to investigate the utilization of Kahoot as a learning media in the History subject at SMA N 68 Jakarta. The study adopts a qualitative descriptive approach and involves History teachers and students as participants. Data were collected through classroom observations, teacher interviews, and document analysis. The findings indicate that the use of Kahoot in History learning provides significant benefits. It enhances student engagement and motivation, while fostering social interaction and collaboration among students. Teachers also reported that Kahoot helps them deliver the learning materials in an interesting and interactive manner. However, there are challenges, including limited technological access. Therefore, this research recommends the development and expansion of Kahoot as an effective learning media in the History subject at SMA N 68 Jakarta.Keywords: learning media, Kahoot, History, high school","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.39508
Masda Yanti, Andi Agustang, Muhammad Syukur
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Tradisi Pernikahan yang berada di Desa Karelayu. Kemudian mengetahui titik temu antara Islam dan tradisi Lokal dan pandangan masyarakat tentang tradisi pernikahan sebagai pertemuan Islam dan tradisi local. Penulisan ini menggunakan metode penelitian Sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni : Heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan kritik ekstern, interprestasi dan penafsiran dan historiografi atau penulisan Sejarah. Hasil penulisan menunjukkan bahwa tradisi pernikahan ialah tradisi yang sangat sacral yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat khususnya di Desa Karelayu yang dimana tradisi pernikahan ini mempunyai beberapa tahap didalamnya seperti peminangan, ma’manu’manu’, assuro, tappukana, ma’pacci, simorong, akad nikah, tudang atau A’gau’ dan mapparola, nilekka atau ni palele. Adapun titik temu antara islam dan tradisi local yaitu proses yang dilakukan sebelum acara pernikahan berlangsung ialah melakukan penyajian makanan, kemudian melakukan barasanji pada saat prosesi mappacci dan dirangkaian dengan appatamma’ kemudian doa bersama agar proses pernikahan berjalan dengan lancer. Kemudian pandangan masyarakat terkait tradisi pernikahan sebagai pertemuan Islam dan tradisi local itu tidak bisa ditinggalkan karena tradisi yang dilakukan ialah sudah menjadi turun temurun yang dilakukan oleh nenek moyang, dan tradisi tersebut tidak lepas dari ajaran Islam. AbstractThis writing aims to find out the wedding traditions in Karelayu Village. Then find out the meeting point between Islam and local traditions and the community's view of wedding traditions as a meeting of Islam and local traditions. This writing uses the historical research method which consists of four stages, namely: Heuristics (collection of data and sources), source criticism consisting of internal criticism and external criticism, interpretation and interpretation and historiography or historical writing. The results of the writing show that the wedding tradition is a very sacred tradition that is often carried out by the local community, especially in Karelayu Village where this wedding tradition has several stages in it such as proposal, ma'manu'manu', assuro, tappukana, ma'pacci, simorong, marriage contract, tudang or A'gau' and mapparola, nilekka or ni palele. The meeting point between Islam and local traditions is that the process carried out before the wedding takes place is serving food, then doing barasanji during the mappacci procession and arranging appatamma' then praying together so that the wedding process goes smoothly. Then the view of the community regarding the wedding tradition as an Islamic meeting and local traditions cannot be abandoned because the traditions carried out are already passed down from generation to generation by ancestors, and these traditions cannot be separated from Islamic teachings.Keywords: Wedding tradition, Makassar tribe
这篇文章的目的是了解卡里劳尤村的婚姻传统。然后了解伊斯兰教与当地传统的认同,以及公众将婚姻传统视为伊斯兰会议和当地传统的观点。它采用了四阶段的历史研究方法:启发学(数据和来源收集)、内部批评和外部批评、内部成就、解释和历史或历史写作。这篇文章的结论表明,婚礼传统是一种非常圣礼的传统,当地人尤其喜欢在Karelayu村举行,在这个村子里,婚礼传统有几个不同的部分,比如求爱、ma ' manu ' manu、assuro、tappu卡纳、ma ' pacci、simorong、阿卡德婚姻、tudang或A morong、nilekka或ni palele。至于伊斯兰教和当地传统的认同,即婚礼前的仪式是举行一场宴会,然后在mappacci游行时举行barasanji,并与appatamma '和lancer一起祈祷。然后,社会将婚姻传统视为伊斯兰教的聚会,当地的传统不能被抛弃,因为它是由祖先传下来的传统,而且它并不脱离伊斯兰教义。这张纸条是为了找出卡里劳村的婚礼传统而写的。然后找出伊斯兰教和当地传统以及社区婚礼传统的会议要点,就像伊斯兰和当地传统的会议一样。这是一种历史研究方法的写法,由四种状态的组成,namely: Heuristics,内在critism和外部critical,解释与解释或历史写作的写法。results》写作《婚礼秀的传统是一个非常神圣的传统就是经常carried out by The local社区,尤其是在Karelayu村这个婚礼传统哪里有好几个阶段在美国是如此,妈'manu提案'manu马’,assuro tappukana 'pacci simorong婚姻合同,tudang or a 'gau’和mapparola, nilekka或ni palele。伊斯兰教和当地传统之间的会议是在婚礼前举行的,然后在mappacci流程和装饰过程中进行barasanji,然后一起祈祷,这样婚礼过程就顺利进行了。然后,社会传统的观点将伊斯兰传统的婚礼作为一种伊斯兰会议和当地传统无法被废除,因为这些传统已经从一代传到一代,这些传统无法与伊斯兰教分离。Keywords:婚礼传统,Makassar tribe
{"title":"Tradisi Pernikahan Adat Suku Makassar di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto","authors":"Masda Yanti, Andi Agustang, Muhammad Syukur","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.39508","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.39508","url":null,"abstract":"Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Tradisi Pernikahan yang berada di Desa Karelayu. Kemudian mengetahui titik temu antara Islam dan tradisi Lokal dan pandangan masyarakat tentang tradisi pernikahan sebagai pertemuan Islam dan tradisi local. Penulisan ini menggunakan metode penelitian Sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni : Heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan kritik ekstern, interprestasi dan penafsiran dan historiografi atau penulisan Sejarah. Hasil penulisan menunjukkan bahwa tradisi pernikahan ialah tradisi yang sangat sacral yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat khususnya di Desa Karelayu yang dimana tradisi pernikahan ini mempunyai beberapa tahap didalamnya seperti peminangan, ma’manu’manu’, assuro, tappukana, ma’pacci, simorong, akad nikah, tudang atau A’gau’ dan mapparola, nilekka atau ni palele. Adapun titik temu antara islam dan tradisi local yaitu proses yang dilakukan sebelum acara pernikahan berlangsung ialah melakukan penyajian makanan, kemudian melakukan barasanji pada saat prosesi mappacci dan dirangkaian dengan appatamma’ kemudian doa bersama agar proses pernikahan berjalan dengan lancer. Kemudian pandangan masyarakat terkait tradisi pernikahan sebagai pertemuan Islam dan tradisi local itu tidak bisa ditinggalkan karena tradisi yang dilakukan ialah sudah menjadi turun temurun yang dilakukan oleh nenek moyang, dan tradisi tersebut tidak lepas dari ajaran Islam. AbstractThis writing aims to find out the wedding traditions in Karelayu Village. Then find out the meeting point between Islam and local traditions and the community's view of wedding traditions as a meeting of Islam and local traditions. This writing uses the historical research method which consists of four stages, namely: Heuristics (collection of data and sources), source criticism consisting of internal criticism and external criticism, interpretation and interpretation and historiography or historical writing. The results of the writing show that the wedding tradition is a very sacred tradition that is often carried out by the local community, especially in Karelayu Village where this wedding tradition has several stages in it such as proposal, ma'manu'manu', assuro, tappukana, ma'pacci, simorong, marriage contract, tudang or A'gau' and mapparola, nilekka or ni palele. The meeting point between Islam and local traditions is that the process carried out before the wedding takes place is serving food, then doing barasanji during the mappacci procession and arranging appatamma' then praying together so that the wedding process goes smoothly. Then the view of the community regarding the wedding tradition as an Islamic meeting and local traditions cannot be abandoned because the traditions carried out are already passed down from generation to generation by ancestors, and these traditions cannot be separated from Islamic teachings.Keywords: Wedding tradition, Makassar tribe","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perubahan stratifikasi sosial pada masyarakat Banten sebelum terjadinya pemberontakan petani tahun 1888 di wilayah tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode sejarah. Sumber-sumber yang digunakan dalam metode sejarah ini adalah sumber dokumen berupa buku dan artikel penelitian yang relevan. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa stratifikasi sosial di Banten sebelum pemberontakan tahun 1888 terbagi menjadi stratifikasi tradisional dan berubah ke kolonial. Perbedaan dari dua stratifikasi tersebut, yakni terletak pada posisi, fungsi, pengaruh, hak, dan kewajiban kelompok yang menempati lapisan atas, menengah, dan bawah. Stratifikasi masa kolonial yang cenderung menindas menjadi penyebab munculnya pergolakan hingga pemberotakan petani Banten tahun 1888.Kata Kunci : Sejarah, Stratifikasi Sosial, BantenAbtractThis study aims to examine changes in social stratification in Banten society before the 1888 peasant revolt in the area.. The research approach used was qualitative with historical methods. The sources used in this historical method are document sources in the form of books and relevant research articles. The results of the study show that social stratification in Banten before the revolt in 1888 was divided into traditional stratification and changed to colonial. The difference between the two stratifications lies in the position, function, influence, rights, and obligations of groups occupying the upper, middle and lower layers. The stratification of the colonial period which tended to be oppressive became the cause of the emergence of upheavals until the revolt of Banten Peasant’s in 1888.Keywords : History, Social Stratification, Banten
{"title":"Telaah Perubahan Stratifikasi Sosial Masyarakat Banten Sebelum Pemberontakan tahun 1888","authors":"Kristoforus Bagas Romualdi, Miftahuddin Miftahuddin","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.45315","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.45315","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perubahan stratifikasi sosial pada masyarakat Banten sebelum terjadinya pemberontakan petani tahun 1888 di wilayah tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode sejarah. Sumber-sumber yang digunakan dalam metode sejarah ini adalah sumber dokumen berupa buku dan artikel penelitian yang relevan. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa stratifikasi sosial di Banten sebelum pemberontakan tahun 1888 terbagi menjadi stratifikasi tradisional dan berubah ke kolonial. Perbedaan dari dua stratifikasi tersebut, yakni terletak pada posisi, fungsi, pengaruh, hak, dan kewajiban kelompok yang menempati lapisan atas, menengah, dan bawah. Stratifikasi masa kolonial yang cenderung menindas menjadi penyebab munculnya pergolakan hingga pemberotakan petani Banten tahun 1888.Kata Kunci : Sejarah, Stratifikasi Sosial, BantenAbtractThis study aims to examine changes in social stratification in Banten society before the 1888 peasant revolt in the area.. The research approach used was qualitative with historical methods. The sources used in this historical method are document sources in the form of books and relevant research articles. The results of the study show that social stratification in Banten before the revolt in 1888 was divided into traditional stratification and changed to colonial. The difference between the two stratifications lies in the position, function, influence, rights, and obligations of groups occupying the upper, middle and lower layers. The stratification of the colonial period which tended to be oppressive became the cause of the emergence of upheavals until the revolt of Banten Peasant’s in 1888.Keywords : History, Social Stratification, Banten","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035902","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.37897
Sunariyadi Maskurin, Adella Afra Azzahra
Edukatif kultural adalah suatu proses pendidikan yang berbasis budaya. Maksudnya edukatif kultural akan mempelajari hal-hal kependidikan yang berkaitan dengan kebudayaan dengan memanfaatkan hasil budaya tersebut sebagai sarana belajar. Satu diantara kesenian yang dapat dijadikan sebagai edukatif kultural adalah kesenian Reog Cemandi. Selain di Ponorogo, kesenian reog juga terdapat di Sidoarjo, tepatnya di Desa Cemandi Sedati. Kesenian reog tersebut dikenal sebagai reog Cemandi. Reog Cemandi pada awalnya digunakan sebagai media perjuangan warga Cemandi untuk mengusir pasukan Belanda. Pada perkembangan kesenian tersebut digunakan untuk pengiring pernikahan, ruwatan, dan turut memeriahkan festival budaya di Sidoarjo. Reog Cemandi sebagai bentuk kearifan lokal yang memerlukan pelestarian melalui edukatif kultural, yaitu pengenalan yang dimulai dari lingkungan sekolah. Pengenalan dapat berupa media pembelajaran, sarana ekstra kulikuler serta kegiatan kesenian lainnya. Kata Kunci : Kesenian, Reog Cemandi dan Edukatif Kultural Abtract Cultural education is a cultural-based educational process. This means that cultural education will study about educational matters related to culture by utilizing the results of the culture as a learning tools. One of the arts that can be used as cultural education is the art of Reog Cemandi. Apart from Ponorogo, reog also found in Sidoarjo, precisely in Cemandi Sedati Village. This reog is known as Reog Cemandi. Reog Cemandi was originally used as a confrontation medium for Cemandi to expel the Dutch troops. over the years, this art was used for wedding accompaniments, rituals, and to enliven the cultural festival in Sidoarjo. Reog Cemandi as a form of local wisdom that requires preservation through cultural education, namely the introduction that starts from the school environment. The introduction can be in the form of learning media, extracurricular facilities and other art activities. Keywords : Art; Reog Cemandi and Cultural Education
{"title":"Kesenian Reog di Desa Cemandi: Sejarah, Makna dan Upaya Pengembangan sebagai Edukatif Kultural di Sidoarjo","authors":"Sunariyadi Maskurin, Adella Afra Azzahra","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.37897","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.37897","url":null,"abstract":"Edukatif kultural adalah suatu proses pendidikan yang berbasis budaya. Maksudnya edukatif kultural akan mempelajari hal-hal kependidikan yang berkaitan dengan kebudayaan dengan memanfaatkan hasil budaya tersebut sebagai sarana belajar. Satu diantara kesenian yang dapat dijadikan sebagai edukatif kultural adalah kesenian Reog Cemandi. Selain di Ponorogo, kesenian reog juga terdapat di Sidoarjo, tepatnya di Desa Cemandi Sedati. Kesenian reog tersebut dikenal sebagai reog Cemandi. Reog Cemandi pada awalnya digunakan sebagai media perjuangan warga Cemandi untuk mengusir pasukan Belanda. Pada perkembangan kesenian tersebut digunakan untuk pengiring pernikahan, ruwatan, dan turut memeriahkan festival budaya di Sidoarjo. Reog Cemandi sebagai bentuk kearifan lokal yang memerlukan pelestarian melalui edukatif kultural, yaitu pengenalan yang dimulai dari lingkungan sekolah. Pengenalan dapat berupa media pembelajaran, sarana ekstra kulikuler serta kegiatan kesenian lainnya. Kata Kunci : Kesenian, Reog Cemandi dan Edukatif Kultural Abtract Cultural education is a cultural-based educational process. This means that cultural education will study about educational matters related to culture by utilizing the results of the culture as a learning tools. One of the arts that can be used as cultural education is the art of Reog Cemandi. Apart from Ponorogo, reog also found in Sidoarjo, precisely in Cemandi Sedati Village. This reog is known as Reog Cemandi. Reog Cemandi was originally used as a confrontation medium for Cemandi to expel the Dutch troops. over the years, this art was used for wedding accompaniments, rituals, and to enliven the cultural festival in Sidoarjo. Reog Cemandi as a form of local wisdom that requires preservation through cultural education, namely the introduction that starts from the school environment. The introduction can be in the form of learning media, extracurricular facilities and other art activities. Keywords : Art; Reog Cemandi and Cultural Education","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.45402
Firza Firza
Tujuan penelitian ialah untuk melihat penggunaan learning continuum di dalam pembelajaran daring pada materi sumpah pemuda yang akan diteliti pada siswa kelas 11. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kepustakaan (Library Research) ialah penelitian yang mengumpulkan berbagai informasi dari beberapa sumber seperti buku, majalah, dan sebagaiannya. Penelitian kami ingin membahas mengenai masalah guru dan siswa di dalam menilai aspek sosial di dalam materi sumpah pemuda. Pada penelitian ini kami ingin melihat bagaimana cara guru menilai materi sumpah pemuda yang seharusnya di nilai secara langsung di sekolah. Terdapat beberapa topik pembahasan kami yaitu langkah penilaian pembelajaran dengan acuan learning continuum, penggunaan learning continuum sebagai acuan langkah penilaian pada aspek sosial materi sumpah pemuda dan aspek yang harus dicapai oleh guru dan siswaKata Kunci: Daring; Learning Continuum; library ResearchAbtractThe purpose of this study was to see the use of the learning continuum in online learning on the youth oath material to be studied in 11th grade students. The method used in this study is a library research approach, namely research that collects various information from several sources of books, magazines. , and so on. Our research wants to discuss the problems of teachers and students in assessing the social aspects in the youth oath material. In this study, we want to see how to assess the youth oath material that should be directly in school. There are several topics of our discussion, namely learning steps with reference to continuum learning, the use of the continuum as a reference for assessing the social aspects of the oath material and aspects that must be achieved by teachers and students.Keywords: Daring; Learning Continuum; library Research
{"title":"Learning Continum sebagai Penilaian Sosial Pelajaran Daring Materi Nilai-Nilai dan Makna Sumpah Pemuda","authors":"Firza Firza","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.45402","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.45402","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ialah untuk melihat penggunaan learning continuum di dalam pembelajaran daring pada materi sumpah pemuda yang akan diteliti pada siswa kelas 11. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kepustakaan (Library Research) ialah penelitian yang mengumpulkan berbagai informasi dari beberapa sumber seperti buku, majalah, dan sebagaiannya. Penelitian kami ingin membahas mengenai masalah guru dan siswa di dalam menilai aspek sosial di dalam materi sumpah pemuda. Pada penelitian ini kami ingin melihat bagaimana cara guru menilai materi sumpah pemuda yang seharusnya di nilai secara langsung di sekolah. Terdapat beberapa topik pembahasan kami yaitu langkah penilaian pembelajaran dengan acuan learning continuum, penggunaan learning continuum sebagai acuan langkah penilaian pada aspek sosial materi sumpah pemuda dan aspek yang harus dicapai oleh guru dan siswaKata Kunci: Daring; Learning Continuum; library ResearchAbtractThe purpose of this study was to see the use of the learning continuum in online learning on the youth oath material to be studied in 11th grade students. The method used in this study is a library research approach, namely research that collects various information from several sources of books, magazines. , and so on. Our research wants to discuss the problems of teachers and students in assessing the social aspects in the youth oath material. In this study, we want to see how to assess the youth oath material that should be directly in school. There are several topics of our discussion, namely learning steps with reference to continuum learning, the use of the continuum as a reference for assessing the social aspects of the oath material and aspects that must be achieved by teachers and students.Keywords: Daring; Learning Continuum; library Research","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.44759
Nur Hidayah
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang masjid Gamlamo dari aspek sejarah dan peranannya. Adapun judul penelitian ini adalah Masjid Gamlamo: Studi Tradisi Lisan Terhadap Dakwah Islam di Jailolo Halmahera Barat Abad XIX. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah berdirinya Masjid Gamlamo? bagaimana peran masjid Gamlamo terhadap dakwah Islam?. Hasil penelitian ini menunjukkan Masjid Gamlamo sebagai salah satu bangunan bersejarah yang melambangkan jejak Kesultanan dalam penyebaran Islam dan penyiaran Islam yang tergabung dalam empat Kesultanan di Maluku Utara, Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan (Maloko Kie Raha). Masjid Gamlamo masjid tertua yang dibangun pada awal tahun 1900-an atas swadaya masyarakat yang bergotong royong bahu-membahu mendirikan tempat ibadah. Berawal tidak adanya bangunan rumah ibadah bagi kaum muslim di Jailolo, maka atas prakarsa Suku Moro (suku tertua di Jailolo) rakyat Jailolo bersepakat dan berswadaya mendirikan masjid. Empat suku di Jailolo yaitu suku Moro, Wayuli, Porniti, Gamlamo baik itu yang beragama Islam maupun Kristen turut berpartisipasi membangun Masjid Gamlamo. Tiap-tiap suku memberikan kontribusi berupa pemasangan Tiang Kaba (Soko Guru) pada ruang ibadah masjid. Tiang Kaba sebagai simbolisasi persatuan dan kesatuan rakyat Jailolo yang saling bersaudara dan tetap menjaga hubungan baik antar sesama walau beda suku dan agama. Dalam sejarahnya masjid Gamlamo tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tempat bermusyawarah namun digunakan pula sebagai benteng pertahanan dalam melawan penjajah Belanda, sehingga masjid Gamlamo dijadikan sebagai markas perjuangan melawan penjajah. Peran dakwah masjid Gamlamo ialah sebagai lembaga keagamaan, tatacara pelaksanaan ibadah, falsafat adat orang Jailolo.Kata Kunci: Masjid Gamlamo, Dakwah IslamAbstractThis study aims to discuss the Gamlamo mosque from the historical aspect and its role. The title of this research is Gamlamo Mosque: Study of Oral Traditions on Islamic Propagation in Jailolo West Halmahera XIX Century. The formulation of the problem in this research is what is the history of the establishment of the Gamlamo Mosque? what is the role of the Gamlamo mosque in the propagation of Islam? The results of this study show the Gamlamo Mosque as one of the historical buildings which symbolizes the traces of the Sultanate in the spread of Islam and Islamic broadcasting which are members of the four Sultanates in North Maluku, Ternate, Tidore, Jailolo and Bacan (Maloko Kie Raha). Gamlamo Mosque is the oldest mosque which was built in the early 1900s by the self-help community working together to build a place of worship. Starting from the fact that there were no houses of worship for Muslims in Jailolo, then on the initiative of the Moro tribe (the oldest tribe in Jailolo) the people of Jailolo agreed and volunteered to build a mosque. Four tribes in Jailolo, namely the Moro, Wayuli, Porniti, Gamlamo, both Muslim and Christian, participated i
{"title":"Masjid Gamlamo : Studi Tradisi Lisan Terhadap Dakwah Islam di Jailolo Halmahera Barat Abad XIX","authors":"Nur Hidayah","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.44759","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.44759","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang masjid Gamlamo dari aspek sejarah dan peranannya. Adapun judul penelitian ini adalah Masjid Gamlamo: Studi Tradisi Lisan Terhadap Dakwah Islam di Jailolo Halmahera Barat Abad XIX. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah berdirinya Masjid Gamlamo? bagaimana peran masjid Gamlamo terhadap dakwah Islam?. Hasil penelitian ini menunjukkan Masjid Gamlamo sebagai salah satu bangunan bersejarah yang melambangkan jejak Kesultanan dalam penyebaran Islam dan penyiaran Islam yang tergabung dalam empat Kesultanan di Maluku Utara, Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan (Maloko Kie Raha). Masjid Gamlamo masjid tertua yang dibangun pada awal tahun 1900-an atas swadaya masyarakat yang bergotong royong bahu-membahu mendirikan tempat ibadah. Berawal tidak adanya bangunan rumah ibadah bagi kaum muslim di Jailolo, maka atas prakarsa Suku Moro (suku tertua di Jailolo) rakyat Jailolo bersepakat dan berswadaya mendirikan masjid. Empat suku di Jailolo yaitu suku Moro, Wayuli, Porniti, Gamlamo baik itu yang beragama Islam maupun Kristen turut berpartisipasi membangun Masjid Gamlamo. Tiap-tiap suku memberikan kontribusi berupa pemasangan Tiang Kaba (Soko Guru) pada ruang ibadah masjid. Tiang Kaba sebagai simbolisasi persatuan dan kesatuan rakyat Jailolo yang saling bersaudara dan tetap menjaga hubungan baik antar sesama walau beda suku dan agama. Dalam sejarahnya masjid Gamlamo tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tempat bermusyawarah namun digunakan pula sebagai benteng pertahanan dalam melawan penjajah Belanda, sehingga masjid Gamlamo dijadikan sebagai markas perjuangan melawan penjajah. Peran dakwah masjid Gamlamo ialah sebagai lembaga keagamaan, tatacara pelaksanaan ibadah, falsafat adat orang Jailolo.Kata Kunci: Masjid Gamlamo, Dakwah IslamAbstractThis study aims to discuss the Gamlamo mosque from the historical aspect and its role. The title of this research is Gamlamo Mosque: Study of Oral Traditions on Islamic Propagation in Jailolo West Halmahera XIX Century. The formulation of the problem in this research is what is the history of the establishment of the Gamlamo Mosque? what is the role of the Gamlamo mosque in the propagation of Islam? The results of this study show the Gamlamo Mosque as one of the historical buildings which symbolizes the traces of the Sultanate in the spread of Islam and Islamic broadcasting which are members of the four Sultanates in North Maluku, Ternate, Tidore, Jailolo and Bacan (Maloko Kie Raha). Gamlamo Mosque is the oldest mosque which was built in the early 1900s by the self-help community working together to build a place of worship. Starting from the fact that there were no houses of worship for Muslims in Jailolo, then on the initiative of the Moro tribe (the oldest tribe in Jailolo) the people of Jailolo agreed and volunteered to build a mosque. Four tribes in Jailolo, namely the Moro, Wayuli, Porniti, Gamlamo, both Muslim and Christian, participated i","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035901","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.46563
Subarman Salim
Kajian ini berikhtiar menguraikan bagaimana diaspora orang-orang Bugis mencapai tahap penting dalam peta pelayaran-perdagangan di Nusantara dan Melayu pada abad ke-18 hingga abad ke-20, dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan dengan kekuatan bahasa, jaringan perdagangan tradisional, serta ikatan kultural, mengantarkan diaspora Bugis ke berbagai penjuru nusantara. Dengan strategi diplomasi, membangun aliansi dan mendorong asimilasi di tanah rantau, orang-orang Bugis ikut berperan penting dalam perputaran roda perdagangan di Nusantara, hingga mencapai puncak kejayaannya di semenanjung Melayu.Kata Kunci : diaspora Bugis; perdagangan; semenanjung Melayu AbstractThis study attempts to describe how the Bugis diaspora reached an important stage in the shipping-trade map of the Archipelago and Malays in the 18th to 20th centuries, using historical research methods, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of the study show that the power of language, traditional trade networks, and cultural ties have brought the Bugis diaspora to various parts of the archipelago. With a diplomatic strategy, building alliances and encouraging assimilation in overseas lands, the Bugis people played an important role in the rotation of the trade wheel in the archipelago, until it reached its peak of glory on the Malay peninsula.Keywords : Bugis diaspora; trading; Malay peninsula
这项研究中竭力破译Bugis人移民如何达到关键阶段pelayaran-perdagangan地图在马来群岛和18世纪至20世纪,用历史研究方法,即启发式,批评,诠释,史学。传统贸易研究的结果显示,网络语言的力量和文化的纽带,散居Bugis送到群岛各地。通过外交战略,在rantau土地上建立联盟和鼓励同化,布吉斯人在贸易轮的转动中发挥了重要作用,直到马来人半岛的鼎盛时期。关键词:移民布吉斯;贸易;马来半岛的学生们描述了18世纪到20世纪的历史研究方法、namely heuristics、critism、解释学和历史史学是如何在历史研究手册的关键阶段取得进展的。研究表明,语言、传统贸易网络和文化体系的力量导致了广泛传播的群岛。a外交个会,建筑alliances和encouraging assimilation Bugis》在海外发展的土地上,人们在一个重要角色在境rotation of the trade轮列岛》,直到它的飞地its peak荣耀之《马来半岛。基调:散居国外;交易;马来半岛
{"title":"Diplomasi, Aliansi dan Asimilasi; Diaspora Bugis Semenanjung Melayu Abad Ke-18 – Abad Ke-20","authors":"Subarman Salim","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.46563","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.46563","url":null,"abstract":"Kajian ini berikhtiar menguraikan bagaimana diaspora orang-orang Bugis mencapai tahap penting dalam peta pelayaran-perdagangan di Nusantara dan Melayu pada abad ke-18 hingga abad ke-20, dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan dengan kekuatan bahasa, jaringan perdagangan tradisional, serta ikatan kultural, mengantarkan diaspora Bugis ke berbagai penjuru nusantara. Dengan strategi diplomasi, membangun aliansi dan mendorong asimilasi di tanah rantau, orang-orang Bugis ikut berperan penting dalam perputaran roda perdagangan di Nusantara, hingga mencapai puncak kejayaannya di semenanjung Melayu.Kata Kunci : diaspora Bugis; perdagangan; semenanjung Melayu AbstractThis study attempts to describe how the Bugis diaspora reached an important stage in the shipping-trade map of the Archipelago and Malays in the 18th to 20th centuries, using historical research methods, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of the study show that the power of language, traditional trade networks, and cultural ties have brought the Bugis diaspora to various parts of the archipelago. With a diplomatic strategy, building alliances and encouraging assimilation in overseas lands, the Bugis people played an important role in the rotation of the trade wheel in the archipelago, until it reached its peak of glory on the Malay peninsula.Keywords : Bugis diaspora; trading; Malay peninsula","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.48324
Aulia Megirindra Anjani
Penelitian ini membahas mengenai sejarah pembentukan organisasi perempuan bernama Wirawati Catur Panca. Dalam proses penelitian digunakan beberapa dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan reuni nasional dan pendirian organisasi yang didapatkan melalui karya tulis maupun arsip pribadi organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi data, hingga penulisan sejarah atau historiografi. Masa awal pembentukan Wirawati Catur Panca ditandai dengan kegiatan reuni nasional pada tanggal 06-08 Maret 1976 yang ditujukan bagi para eksponen pejuang perempuan Angkatan 45. Penyelenggaran reuni tersebut tidak dapat dipisahkan dari inisiasi dan peran Ibu Tien Soeharto. Beliau juga berperan menyumbangkan gagasan untuk membentuk suatu wadah yang memobilisasi mantan anggota kelaskaran perempuan dan eksponen pejuang perempuan. Makna pelaksanaan reuni bagi pembentukan Wirawati Catur Panca tidak hanya menjadi momen tepang sono melainkan menghasilkan keputusan jangka panjang yang diwujudkan melalui pembentukan organisasi. Dalam perkembangannya, Wirawati Catur Panca berkontribusi dalam mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Pendiriannya membawa warna baru gerakan perempuan dalam bidang pendidikan dan bidang sosial di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Kata Kunci : Wirawati Catur Panca, Organisasi Perempuan, Pergerakan Perempuan AbtractThis research discusses the history of the formation of a women's organization called Wirawati Catur Panca. In the research process, several documents related to the implementation of the national reunion and the establishment of the organization were used which were obtained through written works or the organization's personal archives. The method used in this research are historical research methods namely heuristics, source criticism, data interpretation, to writing history or historiography. The early period of the formation of Wirawati Catur Panca was marked by a national reunion activity on March 06-08 1976 which was intended for exponents of female fighters from the 45th Generation. The holding of this reunion could not be separated from the initiation and role of Mrs. Tien Soeharto. She also plays a role in contributing ideas to form a forum that mobilizes former members of the women's class and exponents of women fighters. The meaning of carrying out the reunion for the formation of Wirawati Catur Panca is not only a tepang sono moment but rather it results in long-term decisions that are realized through the formation of an organization. In its development, Wirawati Catur Panca contributed to developing the welfare of members and the community. Her establishment brought a new color to the women's movement in the field of education and social affairs in Indonesia which has survived to this day.Keywords : Wirawati Catur Panca, Women's Organization, Women's Movement
{"title":"Sejarah Pembentukan Organisasi Wirawati Catur Panca (1976-1977)","authors":"Aulia Megirindra Anjani","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.48324","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.48324","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas mengenai sejarah pembentukan organisasi perempuan bernama Wirawati Catur Panca. Dalam proses penelitian digunakan beberapa dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan reuni nasional dan pendirian organisasi yang didapatkan melalui karya tulis maupun arsip pribadi organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi data, hingga penulisan sejarah atau historiografi. Masa awal pembentukan Wirawati Catur Panca ditandai dengan kegiatan reuni nasional pada tanggal 06-08 Maret 1976 yang ditujukan bagi para eksponen pejuang perempuan Angkatan 45. Penyelenggaran reuni tersebut tidak dapat dipisahkan dari inisiasi dan peran Ibu Tien Soeharto. Beliau juga berperan menyumbangkan gagasan untuk membentuk suatu wadah yang memobilisasi mantan anggota kelaskaran perempuan dan eksponen pejuang perempuan. Makna pelaksanaan reuni bagi pembentukan Wirawati Catur Panca tidak hanya menjadi momen tepang sono melainkan menghasilkan keputusan jangka panjang yang diwujudkan melalui pembentukan organisasi. Dalam perkembangannya, Wirawati Catur Panca berkontribusi dalam mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Pendiriannya membawa warna baru gerakan perempuan dalam bidang pendidikan dan bidang sosial di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Kata Kunci : Wirawati Catur Panca, Organisasi Perempuan, Pergerakan Perempuan AbtractThis research discusses the history of the formation of a women's organization called Wirawati Catur Panca. In the research process, several documents related to the implementation of the national reunion and the establishment of the organization were used which were obtained through written works or the organization's personal archives. The method used in this research are historical research methods namely heuristics, source criticism, data interpretation, to writing history or historiography. The early period of the formation of Wirawati Catur Panca was marked by a national reunion activity on March 06-08 1976 which was intended for exponents of female fighters from the 45th Generation. The holding of this reunion could not be separated from the initiation and role of Mrs. Tien Soeharto. She also plays a role in contributing ideas to form a forum that mobilizes former members of the women's class and exponents of women fighters. The meaning of carrying out the reunion for the formation of Wirawati Catur Panca is not only a tepang sono moment but rather it results in long-term decisions that are realized through the formation of an organization. In its development, Wirawati Catur Panca contributed to developing the welfare of members and the community. Her establishment brought a new color to the women's movement in the field of education and social affairs in Indonesia which has survived to this day.Keywords : Wirawati Catur Panca, Women's Organization, Women's Movement","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"2015 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136035899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-08DOI: 10.26858/jp3k.v10i2.46825
Ahmad Benny Syahputra, Sudrajat Sudrajat
Abstrak Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia, terletak di ujung selatan Pulau Sumatera dengan batas administratif sebelah utara dengan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah timur dengan Laut Jawa sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebagai salah wilayah yang ada di Indonesia, Lampung memiliki keunikan sejarahnya tersendiri. Dalam tulisan ini penulis tertarik untuk mengkaji Kebijakan Pemerintahan Kolonial Belanda dan Pengaruhnya Terhadap Komoditas Perdagangan Lada dan Kopi di Lampung Abad ke-19. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah metode historis dengan pendekatan studi pustaka atau literature review melalui berbagai sumber, dimana penulis dapat mengkaji secara mendalam atas penelitian yang dibuat dan posisi peneliti juga berada dalam posisi tertinggi sebagai penganalisa. Adapun lima tahap penelitian historis menurut Kuntowijoyo yakni, pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan penulisan sejarah. Hasil dari penulisan artikel ini adalah dinamika pertumbuhan komoditas Lada dan Kopi di Lampung tidak terlepas dari adanya berbagai pihak diantaranya terdapat kebijakan dari Pemerintahan Kolonial Belanda.Faktor penyakit tanaman, konstelasi politik dan ekonomi yang tidak stabil, demografi yang rendah, dan infrastruktur masih tradisional turut mempengaruhi hasil dari produksi Lada dan Kopi pada masa Kolonial Belanda. Kata kunci: Lampung, Sejarah, Kolonial, Perdagangan.Abstract Lampung is one of the provinces in Indonesia, located at the southern tip of Sumatra Island with an administrative boundary to the north with the Province of South Sumatra, to the east by the Java Sea, to the south by the Sunda Strait, and to the west by the Indonesian Ocean. As one of the regions in Indonesia, Lampung has its own unique history. In this paper, the writer is interested in studying the Dutch Colonial Government Policy and Its Effect on the Pepper and Coffee Trading Commodities in 19th Century Lampung. The method used in writing this scientific article is the historical method with a literature review approach or literature review through various sources, where the author can examine in depth the research made and the position of the researcher is also in the highest position as an analyst. According to Kuntowijoyo, the five stages of historical research are topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historical writing. The result of writing this article is that the dynamics of the growth of Pepper and Coffee commodities in Lampung can not be separated from the existence of various parties including the policies of the Dutch Colonial Government. Plant disease factors, unstable political and economic constellations, low demographics, and traditional infrastructure also influence the result of the production of Pepper and Coffee during the Dutch Colonial period. Keywords: Lampung, History, Colonial, Trade.
{"title":"Kebijakan Kolonial Belanda dan Pengaruhnya Terhadap Komoditas Lada dan Kopi di Lampung awal Abad ke-19","authors":"Ahmad Benny Syahputra, Sudrajat Sudrajat","doi":"10.26858/jp3k.v10i2.46825","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.46825","url":null,"abstract":"Abstrak Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia, terletak di ujung selatan Pulau Sumatera dengan batas administratif sebelah utara dengan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah timur dengan Laut Jawa sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebagai salah wilayah yang ada di Indonesia, Lampung memiliki keunikan sejarahnya tersendiri. Dalam tulisan ini penulis tertarik untuk mengkaji Kebijakan Pemerintahan Kolonial Belanda dan Pengaruhnya Terhadap Komoditas Perdagangan Lada dan Kopi di Lampung Abad ke-19. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah metode historis dengan pendekatan studi pustaka atau literature review melalui berbagai sumber, dimana penulis dapat mengkaji secara mendalam atas penelitian yang dibuat dan posisi peneliti juga berada dalam posisi tertinggi sebagai penganalisa. Adapun lima tahap penelitian historis menurut Kuntowijoyo yakni, pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan penulisan sejarah. Hasil dari penulisan artikel ini adalah dinamika pertumbuhan komoditas Lada dan Kopi di Lampung tidak terlepas dari adanya berbagai pihak diantaranya terdapat kebijakan dari Pemerintahan Kolonial Belanda.Faktor penyakit tanaman, konstelasi politik dan ekonomi yang tidak stabil, demografi yang rendah, dan infrastruktur masih tradisional turut mempengaruhi hasil dari produksi Lada dan Kopi pada masa Kolonial Belanda. Kata kunci: Lampung, Sejarah, Kolonial, Perdagangan.Abstract Lampung is one of the provinces in Indonesia, located at the southern tip of Sumatra Island with an administrative boundary to the north with the Province of South Sumatra, to the east by the Java Sea, to the south by the Sunda Strait, and to the west by the Indonesian Ocean. As one of the regions in Indonesia, Lampung has its own unique history. In this paper, the writer is interested in studying the Dutch Colonial Government Policy and Its Effect on the Pepper and Coffee Trading Commodities in 19th Century Lampung. The method used in writing this scientific article is the historical method with a literature review approach or literature review through various sources, where the author can examine in depth the research made and the position of the researcher is also in the highest position as an analyst. According to Kuntowijoyo, the five stages of historical research are topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historical writing. The result of writing this article is that the dynamics of the growth of Pepper and Coffee commodities in Lampung can not be separated from the existence of various parties including the policies of the Dutch Colonial Government. Plant disease factors, unstable political and economic constellations, low demographics, and traditional infrastructure also influence the result of the production of Pepper and Coffee during the Dutch Colonial period. Keywords: Lampung, History, Colonial, Trade.","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"150 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135841298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Takwa, Jumadi Sahabuddin, Amirullah Amirullah
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (PPNP) karena dua faktor yaitu adanya instruksi atau keputusan Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud menunjuk Unhas untuk membentuk Politeknik Pertanian dan medan Kab. Pangkep yang cocok dengan bidang keilmuan yang dikaji oleh Politeknik Pertanian. Sehingga PPNP berdiri pada tahun 1987 dengan nama Politeknik Pertanian Universitas Hasanuddin. Perubahan yang terjadi yaitu pada tahun 1990 perguruan tinggi ini berdiri sendiri dengan nama “Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan”. Perubahan sehingga berdiri sendiri karena adanya instruksi lanjutan terkait Politeknik di seluruh Indonesia tidak lagi berada di bawah naungan Universitas melainkan perguruan yang berdiri sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari kehadiran PPNP ini menyasar dalam berbagai bidang selain pendidikan juga berdampak dalam bidang sosial dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian di Kab. Pangkep yaitu karena instruksi Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbud serta kecocokan medan antara objek kajian dengan Kab. Pangkep, perubahan Politeknik Pertanian Pangkep dari bagian Unhas menjadi perguruan tinggi yang berdiri sendiri pada tahun 1990 terakhir dampak yang ditimbulkan dari PPNP ini yaitu dampak dibidang pendidikan, ekonomi dan social AbstractThe results of this study indicate that the background to the establishment of the Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic (PPNP) was due to two factors, namely an instruction or decision by the Central Government through the Ministry of Education and Culture to appoint Unhas to form the Agricultural Polytechnic and Medan Kab. Pangkep that matches the scientific field studied by the Agricultural Polytechnic. So PPNP was established in 1987 under the name Hasanuddin University Agricultural Polytechnic. The change that occurred was that in 1990 this college stood alone under the name "Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic". Changes so that it stands alone because there is further instruction related to Polytechnics throughout Indonesia are no longer under the auspices of the University but rather stand-alone colleges. The impact arising from the presence of PPNP is targeted in various fields besides education, it also has an impact in the social and economic fields. The conclusion of this study is the background to the establishment of the Agricultural Polytechnic in Kab. Pangkep is due to instructions from the Central Government, in this case the Ministry of Education and Culture and the suitability of the terrain between the object of study and Kab. Pangkep, the change of the Pangkep Agricultural Polytechnic from the Unhas division to an independent tertiary institution in 1990, the last impact arising from this PPNP was the impact in the fields of education, economy and social.Keywords: Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Chang
这项研究的结果表明,岛屿底部的农业Politeknik (PPNP)的背景是两个因素,即中央政府通过kedikbud任命Unhas形成农业和棉田Politeknik。这与农业理工学院研究的科学领域相匹配。因此,PPNP以哈萨纳丁大学农业理工学院的名字于1987年成立。1990年,这所大学更名为“斯塔基耶尼的农业理工学院”。这种转变是独立的,因为关于印尼各地的高等教育不再受一所独立的大学的支配。这种PPNP的存在对教育以外的许多领域的影响也影响着社会和经济。这项研究的结论是,农业理工学院在Kab成立后的背景。召见的人是根据联邦政府关于此事的指示,以及物体与Kab之间的地形相匹配。Pangkep Unhas部分,改变农业Pangkep理工学院于1990年成为独立的大学最后的这个PPNP的影响在教育、经济和社会领域的影响AbstractThe results of this study indicate that背景体制》》Pangkajene群岛农业州理工学院(PPNP)到期的两只factors,通过教育和文化部的教育和文化来决定中央政府的工具或决定。利用农业多元技术进行匹配的科学场研究。所以PPNP是在1987年建立在哈萨丁大学农业理工学院的。发生的变化是在1990年,这所大学仅以“基层农业国家理工学院”的名字命名。所以它是孤独的,因为印尼大学的教授们已经不再是孤立的集体而是孤立的集体。PPNP的影响影响范围包括教育以外的不同领域,它也影响了社会和经济领域。这项研究的结果是Kab农业理工学院建立的背景。在这种情况下,研究和文化的贡献以及研究对象和手段之间的差异。1990年,从Unhas division到独立报机构的农业技术变化,最后受到的影响是教育、经济和社会领域的影响。Keywords:政治化的岛屿基地,变化和消失,影响
{"title":"Dinamika Perkembangan Politeknik Pangkep Sulawesi Selatan 1987-2020","authors":"Muhammad Takwa, Jumadi Sahabuddin, Amirullah Amirullah","doi":"10.26858/jp.v10i1.23344","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/jp.v10i1.23344","url":null,"abstract":"Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (PPNP) karena dua faktor yaitu adanya instruksi atau keputusan Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud menunjuk Unhas untuk membentuk Politeknik Pertanian dan medan Kab. Pangkep yang cocok dengan bidang keilmuan yang dikaji oleh Politeknik Pertanian. Sehingga PPNP berdiri pada tahun 1987 dengan nama Politeknik Pertanian Universitas Hasanuddin. Perubahan yang terjadi yaitu pada tahun 1990 perguruan tinggi ini berdiri sendiri dengan nama “Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan”. Perubahan sehingga berdiri sendiri karena adanya instruksi lanjutan terkait Politeknik di seluruh Indonesia tidak lagi berada di bawah naungan Universitas melainkan perguruan yang berdiri sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari kehadiran PPNP ini menyasar dalam berbagai bidang selain pendidikan juga berdampak dalam bidang sosial dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian di Kab. Pangkep yaitu karena instruksi Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbud serta kecocokan medan antara objek kajian dengan Kab. Pangkep, perubahan Politeknik Pertanian Pangkep dari bagian Unhas menjadi perguruan tinggi yang berdiri sendiri pada tahun 1990 terakhir dampak yang ditimbulkan dari PPNP ini yaitu dampak dibidang pendidikan, ekonomi dan social AbstractThe results of this study indicate that the background to the establishment of the Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic (PPNP) was due to two factors, namely an instruction or decision by the Central Government through the Ministry of Education and Culture to appoint Unhas to form the Agricultural Polytechnic and Medan Kab. Pangkep that matches the scientific field studied by the Agricultural Polytechnic. So PPNP was established in 1987 under the name Hasanuddin University Agricultural Polytechnic. The change that occurred was that in 1990 this college stood alone under the name \"Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic\". Changes so that it stands alone because there is further instruction related to Polytechnics throughout Indonesia are no longer under the auspices of the University but rather stand-alone colleges. The impact arising from the presence of PPNP is targeted in various fields besides education, it also has an impact in the social and economic fields. The conclusion of this study is the background to the establishment of the Agricultural Polytechnic in Kab. Pangkep is due to instructions from the Central Government, in this case the Ministry of Education and Culture and the suitability of the terrain between the object of study and Kab. Pangkep, the change of the Pangkep Agricultural Polytechnic from the Unhas division to an independent tertiary institution in 1990, the last impact arising from this PPNP was the impact in the fields of education, economy and social.Keywords: Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Chang","PeriodicalId":500255,"journal":{"name":"Pattingalloang","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135602372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}