Gusti Ayu Tirtawati, Kusmiati Kusmiati, Anis Novitasari
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh saraba instan terhadap luka perineum pada ibu nifas di Wilayah Puskesmas Tuminting Kota Manado tahun 2023. Jenis penelitian adalah eksperimen, dengan menggunakan desain “posttest control group desaign”. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu dengan memberikan saraba instan berupa minuman dalam bentuk sachet dituangkan air panas 150 ml/cc diberikan sehari 2 kali sehari selama 14 hari. Sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti biasa (konvensional). Setelah diberikan perlakuan kedua kelompok diobservasi, inspeksi luka perineum pada hari ke 3 sampai hari ke 30 kemudian dibandingkan. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 76 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian yaitu sebagian besar umur responden pada kelompok kontrol umur 20-35 tahun yaitu sebesar 89,5% dan sebagian besar responden dengan paritas 2-3 yaitu pada kelompok kontrol 68,4%. Kemudian, rerata luka perineum hari ke 3 pada kelompok intervensi 1.346 sedangkan pada kelompok kontrol 4.61. Kesimpulan yaitu rerata luka perineum hari ke 3 pada kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.
{"title":"Pengaruh Saraba Instan Terhadap Luka Perineum Pada Ibu Nifas","authors":"Gusti Ayu Tirtawati, Kusmiati Kusmiati, Anis Novitasari","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.240","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh saraba instan terhadap luka perineum pada ibu nifas di Wilayah Puskesmas Tuminting Kota Manado tahun 2023. Jenis penelitian adalah eksperimen, dengan menggunakan desain “posttest control group desaign”. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu dengan memberikan saraba instan berupa minuman dalam bentuk sachet dituangkan air panas 150 ml/cc diberikan sehari 2 kali sehari selama 14 hari. Sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti biasa (konvensional). Setelah diberikan perlakuan kedua kelompok diobservasi, inspeksi luka perineum pada hari ke 3 sampai hari ke 30 kemudian dibandingkan. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 76 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian yaitu sebagian besar umur responden pada kelompok kontrol umur 20-35 tahun yaitu sebesar 89,5% dan sebagian besar responden dengan paritas 2-3 yaitu pada kelompok kontrol 68,4%. Kemudian, rerata luka perineum hari ke 3 pada kelompok intervensi 1.346 sedangkan pada kelompok kontrol 4.61. Kesimpulan yaitu rerata luka perineum hari ke 3 pada kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"164 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135161220","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Produktivitas kerja karyawan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas kinerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Produktivitas karyawan yang tinggi akan menghasilkan pencapaian yang maksimal dalam pekerjaan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya yaitu status gizi tenaga kerja dan kebiasaan sarapan. Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi para pekerja. Kondisi gizi lebih atau kurang yang dialami oleh tenaga kerja akan memengaruhi pada kondisi kesehatan dan kemampuan mobilitas sehingga dapat memengaruhi kemampuan kerja dan produktivitas. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara status gizi (Indeks Massa Tubuh/IMT, Persen Lemak Tubuh/PLT), kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja karyawan startup Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian yaitu 52 karyawan starup. Besar sampel masing-masing kelompok ditentukan dengan perhitungan proportionate stratified random sampling, dengan menggunakan uji statistik Chi-square. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT (p = 0.005), PLT (p=0.010), dan kebiasaan sarapan (p= 0.006) dengan produktivitas kerja karyawan. Status gizi (IMT, PLT), kebiasaan sarapan berhubungan kuat dengan produktivitas kerja karyawa startup. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat menggali faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat produktivitas kerja
{"title":"Status Gizi, Kebiasaan Sarapan Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Startup Jakarta","authors":"Alda Luna Maedah, Laras Sitoayu, Vitira Melani, Rachmanida Nuzrina, Mury Kuswari","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.239","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.239","url":null,"abstract":"Produktivitas kerja karyawan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas kinerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Produktivitas karyawan yang tinggi akan menghasilkan pencapaian yang maksimal dalam pekerjaan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya yaitu status gizi tenaga kerja dan kebiasaan sarapan. Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi para pekerja. Kondisi gizi lebih atau kurang yang dialami oleh tenaga kerja akan memengaruhi pada kondisi kesehatan dan kemampuan mobilitas sehingga dapat memengaruhi kemampuan kerja dan produktivitas. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara status gizi (Indeks Massa Tubuh/IMT, Persen Lemak Tubuh/PLT), kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja karyawan startup Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian yaitu 52 karyawan starup. Besar sampel masing-masing kelompok ditentukan dengan perhitungan proportionate stratified random sampling, dengan menggunakan uji statistik Chi-square. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT (p = 0.005), PLT (p=0.010), dan kebiasaan sarapan (p= 0.006) dengan produktivitas kerja karyawan. Status gizi (IMT, PLT), kebiasaan sarapan berhubungan kuat dengan produktivitas kerja karyawa startup. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat menggali faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat produktivitas kerja","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135327399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
nelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, penegtahuan dan perilaku ibu terkait pemantauan tumbuh kembang dengan status gizi balita usia 24-59 bulan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Terdapat 142 responden ibu balita usia 24-59 bulan di Kota Tangerang Selatan yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap ibu dan pengukuran antropometri balita. Hasil analisis menunjukkan terdapat 14.8% balita pendek dan 6.3% balita gizi kurang. Sebagian besar ibu telah memiliki pengetahuan (64.8%) dan perilaku (70.4%) yang baik terkait dengan pemantauan tumbuh kembang anak. Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (p-value = 0.039) dan pengetahuan ibu (p-value = 0.009) dengan status balita gizi kurang. Tidak ditemukan hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan kejadian stunting dan underweight balita. Pemerintah dianjurkan meningkatkan upaya edukasi dan perubahan perilaku pada keluarga dengan pendapatan rendah, misalnya melalui pendekatan positive deviance. Ibu disarankan untuk meningkatkan pengetahuannya agar mampu melakukan pengasuhan anak dengan baik.
{"title":"Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan, dan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Balita Usia 24-59 Bulan","authors":"Yustiyani Yustiyani","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.185","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.185","url":null,"abstract":"nelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, penegtahuan dan perilaku ibu terkait pemantauan tumbuh kembang dengan status gizi balita usia 24-59 bulan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Terdapat 142 responden ibu balita usia 24-59 bulan di Kota Tangerang Selatan yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap ibu dan pengukuran antropometri balita. Hasil analisis menunjukkan terdapat 14.8% balita pendek dan 6.3% balita gizi kurang. Sebagian besar ibu telah memiliki pengetahuan (64.8%) dan perilaku (70.4%) yang baik terkait dengan pemantauan tumbuh kembang anak. Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (p-value = 0.039) dan pengetahuan ibu (p-value = 0.009) dengan status balita gizi kurang. Tidak ditemukan hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan kejadian stunting dan underweight balita. Pemerintah dianjurkan meningkatkan upaya edukasi dan perubahan perilaku pada keluarga dengan pendapatan rendah, misalnya melalui pendekatan positive deviance. Ibu disarankan untuk meningkatkan pengetahuannya agar mampu melakukan pengasuhan anak dengan baik.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"36 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135216362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada balita yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya. Berdasarkan Riskesdas (2018), prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8% masih berada di atas 20% dari batas maksimal toleransi WHO. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sukadana Kecamatan Ciomas Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan studi kasus. Responden penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di Desa Sukadana Kecamatan Ciomas dengan besar sampel yang dibutuhkan sebanyak 43 orang. Hasil penelitian pada analisis bivariat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting diperoleh p-value= 0,043 < 0,05, dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting diperoleh p-value= 0,728 ≥ 0,05. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita dan tidak terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita
{"title":"Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan","authors":"Siti Nursofiati, Lili Amaliah, Annisa Nuradhiani","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.197","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.197","url":null,"abstract":"Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada balita yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya. Berdasarkan Riskesdas (2018), prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8% masih berada di atas 20% dari batas maksimal toleransi WHO. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sukadana Kecamatan Ciomas Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan studi kasus. Responden penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di Desa Sukadana Kecamatan Ciomas dengan besar sampel yang dibutuhkan sebanyak 43 orang. Hasil penelitian pada analisis bivariat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting diperoleh p-value= 0,043 < 0,05, dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting diperoleh p-value= 0,728 ≥ 0,05. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita dan tidak terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"46 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135216954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting atau anak pendek digambarkan sebagai seorang balita yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar tinggi badan balita seumurannya. Stunting terjadi dari masih dalam kandungan dan baru nampak setelah anak berusia dua tahun. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan motorik dan mental. Pada anak stunting, cenderung lebih rentan terhadap penyakit infeksi sehingga berisiko mengalami penurunan kualitas belajar di sekolah. Desain penelitian dengan menggunakan metode cohort restropektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai hubungan antara tinggi badan ibu, riwayat pemberian asi eksklusif dan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Responden dalam penelitian ini sebanyak 61 balita di Kecamatan Wonosamodro. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah tinggi badan ibu, riwayat pemberian ASI eksklusif dan riwayat BBLR. Dianalisis menggunakan uji chi aquare dengan nilai signifikansi <0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi ibu tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=1,000) dan nilai OR = 0,34, riwayat pemberian ASI eksklusif tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=0,211) dan nilai OR = 2,444, riwayat BBLR terdapat hubungan dengan stunting (p=0,00) dan nilai OR = 35,858 yang menunjukkan bahwa riwayat BBLR pada balita merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting dan merupakan faktor risiko terjadinya stunting sebesar 35,8 kali dibanding dengan balita dengan berat lahir normal.
{"title":"Hubungan Tinggi Badan Ibu, Riwayat ASI Eksklusif dan Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting Pada Balita 24-59 Bulan","authors":"Eka Saputri Widiyarti, Nastitie Cinintya Nurzihan, Arwin Muhlishoh","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.192","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.192","url":null,"abstract":"Stunting atau anak pendek digambarkan sebagai seorang balita yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar tinggi badan balita seumurannya. Stunting terjadi dari masih dalam kandungan dan baru nampak setelah anak berusia dua tahun. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan motorik dan mental. Pada anak stunting, cenderung lebih rentan terhadap penyakit infeksi sehingga berisiko mengalami penurunan kualitas belajar di sekolah. Desain penelitian dengan menggunakan metode cohort restropektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai hubungan antara tinggi badan ibu, riwayat pemberian asi eksklusif dan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Responden dalam penelitian ini sebanyak 61 balita di Kecamatan Wonosamodro. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah tinggi badan ibu, riwayat pemberian ASI eksklusif dan riwayat BBLR. Dianalisis menggunakan uji chi aquare dengan nilai signifikansi <0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi ibu tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=1,000) dan nilai OR = 0,34, riwayat pemberian ASI eksklusif tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=0,211) dan nilai OR = 2,444, riwayat BBLR terdapat hubungan dengan stunting (p=0,00) dan nilai OR = 35,858 yang menunjukkan bahwa riwayat BBLR pada balita merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting dan merupakan faktor risiko terjadinya stunting sebesar 35,8 kali dibanding dengan balita dengan berat lahir normal.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"4 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135162051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tsania Salsabila, Arwin Muhlishoh, Dewi Kusumawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak, serat, kalsium, dan magnesium dengan tekanan darah pada pasein hipertensi. Penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian di Puskesmas Gondangrejo. Sampel adalah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo usia 45-54 tahun sebanyak 109 orang. SQ-FFQ digunakan untuk mengetahui asupan makanan, dan sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah. Analisis hubungan dilakukan menggunakan uji spearman, serta dilakukan uji multivariat regresi linear berganda dan regresi logistik. Ada hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah sistolik (p=0,016; r=0,230) dan tekanan darah diastolik (p=0,047; r=0,191), ada hubungan asupan serat dengan tekanan darah sistolik (p=0,001; r=0,304) dan tekanan darah diastolik (p=0,040; r=0,197). Tidak ada hubungan antara asupan kalsium dengan tekanan darah sistolik (p=0,908; r=0,011) dan tekanan darah diastolik (p=0,347; r=0,091), tidak ada hubungan asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik (p=0,767; r=-0,029) dan tekanan darah diastolik (p=0,103; r=0,157). Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan lemak berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah sistolik (p=0,025; OR=2,526). Asupan lemak, serat, kalsium, dan magnesium tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan tekanan darah diastolik (p>0,005). Ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak, dan serat terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik serta tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan kalsium, dan magnesium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Asupan lemak berpengaruh nyata terhadap tekanan darah sistolik
{"title":"Hubungan Asupan Lemak, Serat, Kalsium, dan Magnesium dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi","authors":"Tsania Salsabila, Arwin Muhlishoh, Dewi Kusumawati","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.224","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.224","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak, serat, kalsium, dan magnesium dengan tekanan darah pada pasein hipertensi. Penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian di Puskesmas Gondangrejo. Sampel adalah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo usia 45-54 tahun sebanyak 109 orang. SQ-FFQ digunakan untuk mengetahui asupan makanan, dan sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah. Analisis hubungan dilakukan menggunakan uji spearman, serta dilakukan uji multivariat regresi linear berganda dan regresi logistik. Ada hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah sistolik (p=0,016; r=0,230) dan tekanan darah diastolik (p=0,047; r=0,191), ada hubungan asupan serat dengan tekanan darah sistolik (p=0,001; r=0,304) dan tekanan darah diastolik (p=0,040; r=0,197). Tidak ada hubungan antara asupan kalsium dengan tekanan darah sistolik (p=0,908; r=0,011) dan tekanan darah diastolik (p=0,347; r=0,091), tidak ada hubungan asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik (p=0,767; r=-0,029) dan tekanan darah diastolik (p=0,103; r=0,157). Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan lemak berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah sistolik (p=0,025; OR=2,526). Asupan lemak, serat, kalsium, dan magnesium tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan tekanan darah diastolik (p>0,005). Ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak, dan serat terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik serta tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan kalsium, dan magnesium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Asupan lemak berpengaruh nyata terhadap tekanan darah sistolik","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"156 1-3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135162271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permen Jelly merupakan jajanan popular yang dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan asupan senyawa fungsional seperti serat dan senyawa fenolik dengan penambahan buah yang kaya antioksidan dan fitokimia salah satunya gandaria. Gandaria adalah buah endemic Maluku yang pemanfaatanya masih kurang berbandung terbalik dengan manfaatnya yang luar biasa bagi Kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat kimia serta daya terima permen jelly gandaria kombinasi madu. Penelitian ini menggunakan true experimental menggunakan RAL dengan penambahan ekstrak gandaria (P1:10%, P2:15%, P3:20% dan P4:25%) dan Uji organoleptik . Analisis sifat kimia (kadar air, kadar abu dan vitamin c) dan organoleptic menggunakan Oneway Annova dan Kruskal Wallis bila data tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan kadar air di semua perlakuan >70%, kadar abu masing masing P1: 0,26%, P2: 0,29%, P3: 0,23%, dan P4: 0,29%. Dan vitamin C masing-masing (dalam mg) P1: 61,24 P2:62,65 P3:65,47 dan P4: 66,48. Penambahan gandaria memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penerimaan aroma, tekstur dan rasa pada permen jelly (p<0,05). Formula permen jelly gandararia dari segi rasa dan warna adalah P3, dari segi waroma dan tekstur panelis menyukai P2.
{"title":"Sifat Kimia dan Daya Terima Permen Jelly Gandaria (Bouea Macrophylla Griffith) Kombinasi Madu Sebagai Pengganti Gula","authors":"Nurwafiah Marda, Irvan Mustafa, Nur Fauzia Asmi","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.183","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.183","url":null,"abstract":"Permen Jelly merupakan jajanan popular yang dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan asupan senyawa fungsional seperti serat dan senyawa fenolik dengan penambahan buah yang kaya antioksidan dan fitokimia salah satunya gandaria. Gandaria adalah buah endemic Maluku yang pemanfaatanya masih kurang berbandung terbalik dengan manfaatnya yang luar biasa bagi Kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat kimia serta daya terima permen jelly gandaria kombinasi madu. Penelitian ini menggunakan true experimental menggunakan RAL dengan penambahan ekstrak gandaria (P1:10%, P2:15%, P3:20% dan P4:25%) dan Uji organoleptik . Analisis sifat kimia (kadar air, kadar abu dan vitamin c) dan organoleptic menggunakan Oneway Annova dan Kruskal Wallis bila data tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan kadar air di semua perlakuan >70%, kadar abu masing masing P1: 0,26%, P2: 0,29%, P3: 0,23%, dan P4: 0,29%. Dan vitamin C masing-masing (dalam mg) P1: 61,24 P2:62,65 P3:65,47 dan P4: 66,48. Penambahan gandaria memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penerimaan aroma, tekstur dan rasa pada permen jelly (p<0,05). Formula permen jelly gandararia dari segi rasa dan warna adalah P3, dari segi waroma dan tekstur panelis menyukai P2.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"6 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135217839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
None Sri Wulandari Rahman, Usman Usman, Fitriani Umar, Henni Kumaladewi Kengky
Anemia adalah keadaan dimana terjadinya penurunan jumlah masa eritrosit dikarenakan adanya penurunan kadar hemoglobin yang rendah dalam darah,, hematocrit dan hitung eritrosit. Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin, pada wanita remaja Hb normal adalah 12-15 g/dl dan pria remaja adalah 13-17g/dl. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMPN 8 Parepare berjumlah 99 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja di SMPN 8 Parepare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan kejadian anemia pada remaja di SMPN 8 Parepare adalah pola makan intake zat besi (p=0,754), sumber zat besi (p=0,443), zat pelancar (p=0,805), zat pelancar (p=0,651). Tingkat pengetahuan (p=0,887), menstruasi (p=0,857), dan ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe (0,026) dengan kejadian anemia pada remaja. Saran pada penelitian ini Remaja putri di SMPN 8 Parepare kedepannya diharapkan bisa melakukan upaya pencegahan terjadinya anemia serta dapat meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
{"title":"Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja","authors":"None Sri Wulandari Rahman, Usman Usman, Fitriani Umar, Henni Kumaladewi Kengky","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.177","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.177","url":null,"abstract":"Anemia adalah keadaan dimana terjadinya penurunan jumlah masa eritrosit dikarenakan adanya penurunan kadar hemoglobin yang rendah dalam darah,, hematocrit dan hitung eritrosit. Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin, pada wanita remaja Hb normal adalah 12-15 g/dl dan pria remaja adalah 13-17g/dl. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMPN 8 Parepare berjumlah 99 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja di SMPN 8 Parepare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan kejadian anemia pada remaja di SMPN 8 Parepare adalah pola makan intake zat besi (p=0,754), sumber zat besi (p=0,443), zat pelancar (p=0,805), zat pelancar (p=0,651). Tingkat pengetahuan (p=0,887), menstruasi (p=0,857), dan ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe (0,026) dengan kejadian anemia pada remaja. Saran pada penelitian ini Remaja putri di SMPN 8 Parepare kedepannya diharapkan bisa melakukan upaya pencegahan terjadinya anemia serta dapat meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"163 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135161227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada anak, salah satunya adalah asupan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro terhadap status gizi anak sekolah dasar di SDN 01 Bunga Raya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 responden yang merupakan siswa/i kelas 4 dan 5 SDN 01 Bunga Raya. Data yang dikumpulkan adalah food recall 2x24 jam dan pengukuran langsung berat badan dan tinggi badan responden melalui pengukuran indeks massa tubuh menurut umur. Data dianalisis menggunakan uji pearson dengan p-value˂0,05. Tingkat kecukupan energi responden sebagian besar berada pada kategori baik (44,8%) namun masih ada responden yang mengalami tingkat kecukupan energi pada kategori defisit dan lebih. Tingkat kecukupan zat gizi makro responden sebagian besar pada kategori defisit berat, yaitu tingkat kecukupan protein 27,6% defisit berat, tingkat kecukupan lemak 50,7% defisit berat, dan tingkat kecukupan karbohidrat 49,4% defisit berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9,2% responden berstatus gizi kurang, 56,3% status gizi baik, dan 34,5% status gizi lebih. Hasil uji pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak) terhadap status gizi anak sekolah dasar (p-value>0,05) namun terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan karbohidrat terhadap status gizi anak sekolah dasar di SDN 01 Bunga Raya dengan p-value=0,029. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa asupan karbohidrat yang cukup maka akan berdampak pada status gizi yang baik.
{"title":"Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro kaitannya dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar","authors":"Putri Destya Ramadani, Sofya Maya, Yanti Ernalia","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.146","url":null,"abstract":"Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada anak, salah satunya adalah asupan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro terhadap status gizi anak sekolah dasar di SDN 01 Bunga Raya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 responden yang merupakan siswa/i kelas 4 dan 5 SDN 01 Bunga Raya. Data yang dikumpulkan adalah food recall 2x24 jam dan pengukuran langsung berat badan dan tinggi badan responden melalui pengukuran indeks massa tubuh menurut umur. Data dianalisis menggunakan uji pearson dengan p-value˂0,05. Tingkat kecukupan energi responden sebagian besar berada pada kategori baik (44,8%) namun masih ada responden yang mengalami tingkat kecukupan energi pada kategori defisit dan lebih. Tingkat kecukupan zat gizi makro responden sebagian besar pada kategori defisit berat, yaitu tingkat kecukupan protein 27,6% defisit berat, tingkat kecukupan lemak 50,7% defisit berat, dan tingkat kecukupan karbohidrat 49,4% defisit berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9,2% responden berstatus gizi kurang, 56,3% status gizi baik, dan 34,5% status gizi lebih. Hasil uji pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak) terhadap status gizi anak sekolah dasar (p-value>0,05) namun terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan karbohidrat terhadap status gizi anak sekolah dasar di SDN 01 Bunga Raya dengan p-value=0,029. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa asupan karbohidrat yang cukup maka akan berdampak pada status gizi yang baik.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"167 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135161360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi, dimana remaja menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung menahun (kronis). KEK dapat diketahui dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari <23.5 cm. dampak KEK pada remaja yaitu penurunan imunitas tubuh, penurunan konsentrasi, dan produktivitas remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada remaja di SMK Negeri 4 Pinrang. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI di SMK Negeri 4 Pinrang. Metode pengambilan sampel dengan metode total sampling sebanyak 118 orang. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan asupan energi (p=0.028), asupan karbohidrat (p=0.032), asupan lemak (p=0.018) dengan kejadian KEK dan tidak ada hubungan asupan protein (p= 0.272), pengetahuan (p= 0.108), aktivitas fisik (p=0.0411), sosial ekonomi keluarga (p=0.429) dengan kejadian KEK pada remaja di SMK Negeri 4 Pinrang. Disarankan siswi untuk lebih menjaga pola makan dan memilih makanan yang baik untuk kesehatan dan memenuhi asupan energi, karbohidrat dan lemak.
{"title":"Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Remaja Putri","authors":"Munawara Munawara, Fitriani Umar, Rini Anggraeny, Makhrajani Majid","doi":"10.52742/jgkp.v4i2.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.152","url":null,"abstract":"Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi, dimana remaja menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung menahun (kronis). KEK dapat diketahui dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari <23.5 cm. dampak KEK pada remaja yaitu penurunan imunitas tubuh, penurunan konsentrasi, dan produktivitas remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada remaja di SMK Negeri 4 Pinrang. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI di SMK Negeri 4 Pinrang. Metode pengambilan sampel dengan metode total sampling sebanyak 118 orang. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan asupan energi (p=0.028), asupan karbohidrat (p=0.032), asupan lemak (p=0.018) dengan kejadian KEK dan tidak ada hubungan asupan protein (p= 0.272), pengetahuan (p= 0.108), aktivitas fisik (p=0.0411), sosial ekonomi keluarga (p=0.429) dengan kejadian KEK pada remaja di SMK Negeri 4 Pinrang. Disarankan siswi untuk lebih menjaga pola makan dan memilih makanan yang baik untuk kesehatan dan memenuhi asupan energi, karbohidrat dan lemak.","PeriodicalId":500760,"journal":{"name":"Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas","volume":"167 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135161362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}