Pertumbuhan pariwisata syariah telah memicu pertumbuhan hotel di Indonesia. Sebagai negara yang mayoritas Muslim, permintaan akan hotel syariah mulai menggeliat, khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini mencoba menganalisis implementasi hotel syariah pada Hotel Royal Homy Syariah di Yogyakarta. Metode yang dilakukan secara kualitatif deskriptif. Temuan dari penelitian ini adalah Hotel Royal Homy Syariah sudah menjalankan prinsip syariah dalam operasionalnya. Meski begitu pada sisi pengelolaan keuangan hotel ini masih belum sesuai dengan aturan DSN-MUI terkait dengan pedoman pariwisata halal.
伊斯兰教法旅游业的增长推动了印度尼西亚酒店业的发展。作为一个穆斯林占多数的国家,对伊斯兰教法酒店的需求不断增长,尤其是在日惹。本研究试图分析日惹 Royal Homy Syariah 酒店实施伊斯兰教法酒店的情况。采用的方法是描述性定性分析。研究结果表明,Royal Homy Syariah 酒店在其运营中贯彻了伊斯兰教法原则。即便如此,在财务管理方面,该酒店仍不符合 DSN-MUI 有关清真旅游准则的规定。
{"title":"Implementasi Pariwisata Halal: Studi Terhadap Hotel Royal Homy Syariah di Yogyakarta","authors":"Nuvilu Usman Alatas, S. Aisyah, Siti Nur Azizah","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.706","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.706","url":null,"abstract":"Pertumbuhan pariwisata syariah telah memicu pertumbuhan hotel di Indonesia. Sebagai negara yang mayoritas Muslim, permintaan akan hotel syariah mulai menggeliat, khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini mencoba menganalisis implementasi hotel syariah pada Hotel Royal Homy Syariah di Yogyakarta. Metode yang dilakukan secara kualitatif deskriptif. Temuan dari penelitian ini adalah Hotel Royal Homy Syariah sudah menjalankan prinsip syariah dalam operasionalnya. Meski begitu pada sisi pengelolaan keuangan hotel ini masih belum sesuai dengan aturan DSN-MUI terkait dengan pedoman pariwisata halal.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"25 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139610451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengaruh Elemen, Ekowisata Sebagai, Upaya Pengembangan, Pariwisata Berkelanjutan, Terhadap Motivasi, Berkunjung Di, Taman Hutan, H. RayaIr., Djuanda Ayu, Febriana Fatika, Sari, Dini Tri, Rini Andari, Aan Khosihan, Djuanda, Elemen Ekowisata, Motivasi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah suatu taman untuk melestarikan flora dan fauna. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan salah satu kawasan konservasi. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan penelitian maupun pengembangan, sarana pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata alam dan rekreasi, dan sebagai pelestarian budaya. Ekowisata memiliki berbagai elemen penting menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, yaitu : 1) Pengalaman dan pendidikan yang diberikan kepada wisatawan untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman kepada destinasi yang dikunjungi; 2) Dampak negatif atas kerusakan karakteristik lingkungan dan kebudayaan menjadi lebih kecil; 3) Melibatkan masyarakat dalam manajemen dan pelaksanaannya 4) Memberikan keuntungan ekonomi, terutama bagi komunitas lokal sehingga kegiatan pariwisata alam harus menghasilkan keuntungan 5) Dapat tetap hidup dan berkelanjutan. Ekowisata memainkan peran penting dalam mendorong perjalanan wisata menjadi pengalaman yang menarik dan bermanfaat. Dalam hal ini, ekowisata dapat mempengaruhi keputusan wisatawan dan tingkat kepuasan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana pengaruh Elemen Ekowisata sebagai upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan terhadap Motivasi Berkunjung yang dilakukan pada Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Deskriptif pada pendekatan Kuantitatif. Populasi yang digunakan merupakan wisatawan yang pernah mengunjungi Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda dengan jumlah 98 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh elemen ekowisata berpengaruh signifikan terhadap motivasi berkunjung.
H. 朱安达大森林公园(Ir. H. Djuanda Grand Forest Park)是一个保护动植物的公园。H. 朱安达大森林公园是保护区之一。H. 朱安达大森林公园可作为研究与开发、教育设施、科学、自然旅游和娱乐以及文化保护的场所。根据印度尼西亚共和国文化和旅游部的规定,生态旅游包含以下重要内容1)为游客提供体验和教育,以增加对所到目的地的欣赏和了解;2)3) 让社区参与管理和实施 4) 提供经济效益,尤其是为当地社区提供经济效益,因此自然旅游活动必须产生利润 5) 能够保持活力和可持续性。生态旅游在鼓励游客将旅游变成有趣和有益的体验方面发挥着重要作用。在这种情况下,生态旅游可以影响游客的决定及其满意度。本研究旨在调查生态旅游要素对万隆大森林公园参观动机的影响,生态旅游要素是发展可持续旅游业的一项努力。本研究采用的方法是定量描述法。H. Djuanda 大森林公园的游客,共有 98 名受访者。研究结果表明,生态旅游元素对游客的游览动机有显著影响。
{"title":"Pengaruh Elemen Ekowisata Sebagai Upaya Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Terhadap Motivasi Berkunjung Di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda","authors":"Pengaruh Elemen, Ekowisata Sebagai, Upaya Pengembangan, Pariwisata Berkelanjutan, Terhadap Motivasi, Berkunjung Di, Taman Hutan, H. RayaIr., Djuanda Ayu, Febriana Fatika, Sari, Dini Tri, Rini Andari, Aan Khosihan, Djuanda, Elemen Ekowisata, Motivasi","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.712","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.712","url":null,"abstract":"Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah suatu taman untuk melestarikan flora dan fauna. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan salah satu kawasan konservasi. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan penelitian maupun pengembangan, sarana pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata alam dan rekreasi, dan sebagai pelestarian budaya. Ekowisata memiliki berbagai elemen penting menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, yaitu : 1) Pengalaman dan pendidikan yang diberikan kepada wisatawan untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman kepada destinasi yang dikunjungi; 2) Dampak negatif atas kerusakan karakteristik lingkungan dan kebudayaan menjadi lebih kecil; 3) Melibatkan masyarakat dalam manajemen dan pelaksanaannya 4) Memberikan keuntungan ekonomi, terutama bagi komunitas lokal sehingga kegiatan pariwisata alam harus menghasilkan keuntungan 5) Dapat tetap hidup dan berkelanjutan. Ekowisata memainkan peran penting dalam mendorong perjalanan wisata menjadi pengalaman yang menarik dan bermanfaat. Dalam hal ini, ekowisata dapat mempengaruhi keputusan wisatawan dan tingkat kepuasan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana pengaruh Elemen Ekowisata sebagai upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan terhadap Motivasi Berkunjung yang dilakukan pada Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Deskriptif pada pendekatan Kuantitatif. Populasi yang digunakan merupakan wisatawan yang pernah mengunjungi Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda dengan jumlah 98 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh elemen ekowisata berpengaruh signifikan terhadap motivasi berkunjung.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"3 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139610384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desa wisata Lerep adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Semarang. Desa wisata ini memiliki potensi berupa wisata alam dan wisata buatan yang mengusung tema alam dan budaya. Sejak ditetapkan sebagai desa wisata di tahun 2015, saat ini Desa Wisata Lerep tergolong sebagai desa wisata maju dimana masyarakat sudah mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis maupun BUMDes. Sebagai desa wisata maju, tentunya banyak dampak yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata di Desa Lerep. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dampak pariwisata dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan di Desa Lerep. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dimana data dihimpun melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata menimbulkan baik dampak positif maupun negatif. Dari aspek sosial, kegiatan wisata memberikan dampak dalam hal semangat masyarakat dalam membangun desa, dan pendidikan masyarakat. Dari aspek ekonomi, kegiatan wisata berdampak pada pendapatan dan peluang pekerjaan baru di masyarakat. Sedangkan dari aspek lingkungan, kegiatan wisata memberikan dampak pada alih fungsi lahan, persampahan dan sistem pengelolaan persampahan.
{"title":"Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Studi Kasus di Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang)","authors":"Agnesia Putri Kurnianingtyas, Koko Andika Pratama","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.705","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.705","url":null,"abstract":"Desa wisata Lerep adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Semarang. Desa wisata ini memiliki potensi berupa wisata alam dan wisata buatan yang mengusung tema alam dan budaya. Sejak ditetapkan sebagai desa wisata di tahun 2015, saat ini Desa Wisata Lerep tergolong sebagai desa wisata maju dimana masyarakat sudah mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis maupun BUMDes. Sebagai desa wisata maju, tentunya banyak dampak yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata di Desa Lerep. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dampak pariwisata dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan di Desa Lerep. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dimana data dihimpun melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata menimbulkan baik dampak positif maupun negatif. Dari aspek sosial, kegiatan wisata memberikan dampak dalam hal semangat masyarakat dalam membangun desa, dan pendidikan masyarakat. Dari aspek ekonomi, kegiatan wisata berdampak pada pendapatan dan peluang pekerjaan baru di masyarakat. Sedangkan dari aspek lingkungan, kegiatan wisata memberikan dampak pada alih fungsi lahan, persampahan dan sistem pengelolaan persampahan.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"5 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139610084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The tourism sector can increase Regional Original Income, but its contribution has not been fully realized. Therefore, the government needs to play an important role in tourism development. This study aims to determine the tourism sector's contribution to Langsa City's Regional Original Income and the government's efforts related to tourism development. The research method employed a qualitative approach with a descriptive research type. The primary data for this study consisted of interview data, while the secondary data included documentation, tax reports, and Regional Original Income of Langsa City for the period 2018 to 2020. The study revealed that the tourism sector's contribution to the Regional Original Income of Langsa City from 2018 to 2020 was minimal. Specifically, Kota Forest and Mangrove Forest tourism contributed 0.0017%, Mutiara Water Park contributed 0.00004%, Virta Tirta Raya contributed 0.00029%, and Royal Waterboom contributed 0.00029%, resulting in a total contribution of 0.00232%. These figures indicate that the tourism sector's contribution to the city's income is very low. The Langsa City government is making efforts to develop tourism in a way that optimizes Regional Original Income through environmental improvement and structuring, sustainable use of natural resources, support for the local economy, and community involvement in maintaining existing tourist attractions in Langsa City.
{"title":"The Impact of the Tourism Industry on Local Revenue in Langsa City","authors":"Alfian Muhammad, Nanda Safarida, Murdiah","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.702","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.702","url":null,"abstract":"The tourism sector can increase Regional Original Income, but its contribution has not been fully realized. Therefore, the government needs to play an important role in tourism development. This study aims to determine the tourism sector's contribution to Langsa City's Regional Original Income and the government's efforts related to tourism development. The research method employed a qualitative approach with a descriptive research type. The primary data for this study consisted of interview data, while the secondary data included documentation, tax reports, and Regional Original Income of Langsa City for the period 2018 to 2020. The study revealed that the tourism sector's contribution to the Regional Original Income of Langsa City from 2018 to 2020 was minimal. Specifically, Kota Forest and Mangrove Forest tourism contributed 0.0017%, Mutiara Water Park contributed 0.00004%, Virta Tirta Raya contributed 0.00029%, and Royal Waterboom contributed 0.00029%, resulting in a total contribution of 0.00232%. These figures indicate that the tourism sector's contribution to the city's income is very low. The Langsa City government is making efforts to develop tourism in a way that optimizes Regional Original Income through environmental improvement and structuring, sustainable use of natural resources, support for the local economy, and community involvement in maintaining existing tourist attractions in Langsa City.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"66 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139127290","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Randy Tirto Buana, Tirta Puspa Arum, Zahra Widiyanti, Budi Handoyo, A. Putra
Tosari Village is one of the tourist support villages in the Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) area and has a tourist village known as Sanja Village. Sanja Village tourism is a form of ecological conservation, which utilizes the potential of the land with the presence of various vegetation supporting the land which is arranged and this potential is used as an ecotourism area. Based on survey results, observations and interviews with Sanja Desa managers, it is clear that there are still shortcomings in packaging content and tourism branding in the current digital era. So in this case there is a need for technological innovation that is in line with tourism trends, one of which is Virtual Exploration which is able to fully explore tourist destinations virtually. The development of virtual exploration is able to build smart eco-tourism in Sanja village. The development stages in this research start from planning, preparation, implementation and reporting. Through virtual exploration of vegetation conservation, Sanja Desa is able to support the development of smart ecotourism in Tosari village. The development of virtual exploration is a form of digitalization by exploring the diversity of vegetation conservation, ecology and culture in 360°, capable of creating a tourist experience that is realistic to visit before Sanja Village. The digitalization of Sanja village ecotourism is able to create sustainable development of Tosari village.
托萨里村是布罗莫腾格里塞梅鲁国家公园(TNBTS)地区的旅游支持村之一,该地区有一个名为桑贾村的旅游村。Sanja 村的旅游业是一种生态保护形式,它利用了土地的潜力,因为土地上有各种植被支撑着,这些植被被排列起来,这种潜力被用作生态旅游区。根据调查结果、观察和与 Sanja Desa 管理人员的访谈,可以明显看出,在当前的数字时代,在包装内容和旅游品牌方面仍存在不足。因此,在这种情况下,需要进行符合旅游业发展趋势的技术创新,虚拟探索就是其中之一,它能够以虚拟方式充分探索旅游目的地。虚拟探索的发展能够在 Sanja 村打造智能生态旅游。本研究的开发阶段从规划、准备、实施和报告开始。通过对植被保护的虚拟探索,Sanja Desa 能够支持 Tosari 村智能生态旅游的发展。虚拟探索的开发是数字化的一种形式,通过 360° 探索植被保护、生态和文化的多样性,能够在 Sanja 村之前创造出一种逼真的旅游体验。Sanja 村生态旅游的数字化能够为 Tosari 村带来可持续发展。
{"title":"Digitalization of Sanja Village Vegetation Conservation Through 360° Virtual Exploration to Support Smart Eco-Tourism Development in the Tosari Area","authors":"Randy Tirto Buana, Tirta Puspa Arum, Zahra Widiyanti, Budi Handoyo, A. Putra","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.700","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.700","url":null,"abstract":"Tosari Village is one of the tourist support villages in the Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) area and has a tourist village known as Sanja Village. Sanja Village tourism is a form of ecological conservation, which utilizes the potential of the land with the presence of various vegetation supporting the land which is arranged and this potential is used as an ecotourism area. Based on survey results, observations and interviews with Sanja Desa managers, it is clear that there are still shortcomings in packaging content and tourism branding in the current digital era. So in this case there is a need for technological innovation that is in line with tourism trends, one of which is Virtual Exploration which is able to fully explore tourist destinations virtually. The development of virtual exploration is able to build smart eco-tourism in Sanja village. The development stages in this research start from planning, preparation, implementation and reporting. Through virtual exploration of vegetation conservation, Sanja Desa is able to support the development of smart ecotourism in Tosari village. The development of virtual exploration is a form of digitalization by exploring the diversity of vegetation conservation, ecology and culture in 360°, capable of creating a tourist experience that is realistic to visit before Sanja Village. The digitalization of Sanja village ecotourism is able to create sustainable development of Tosari village.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"18 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139126362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alvin Pratama, Andre Silaban, Della Fazera, Rayhan Fadilah, Tasya Hotna Parsaulian Sitinjak
Abstrak Preferensi menunjukkan kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai daripada yang lain dalam membuat keputusan. Preferensi wisatawan terhadap sebuah objek pariwisata merupakan hal penting untuk diketahui. Museum Tjong A Fie terletak di Kota Medan yang bernuansa sejarah, budaya, dan warisan Tionghoa. Museum ini memiliki koleksi yang mencakup berbagai artefak, dokumentasi sejarah, dan barang-barang legendaris. Beberapa barang tersebut meliputi perabotan rumah tangga, lukisan, fotografi, pakaian, peralatan tradisional, dan lainnya. Museum ini seharusnya bisa mengikuti perkembangan berbagai aspek wisata, sebagai upaya untuk selalu menarik minat konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi preferensi wisatawan dan rute destinasi wisata di Museum Tjong A Fie. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas. Teknik pengambilan data dilakukan secara observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa preferensi wisatawan di Museum Tjong A Fie dipengaruhi oleh aksesibilitas lokasi, biaya, produk, fasilitas, popularitas dan kenyamanan suasana. Dominasi motivasi pengunjung untuk mempelajari sesuatu baru, menambah wawasan dan berkunjung untuk melepaskan penat dari aktivitas sehari-hari. Museum Tjong A Fie juga memiliki potensi kunjungan yang besar dari wisatawan dari berbagai wilayah. Perencanaan rute destinasi wisata yang dibuat haruslah efektif dan efisien sebab dapat meningkatkan preferensi wisatawan itu sendiri.
摘要 偏好是指在做决定时选择比其他事物更喜欢的事物的倾向。了解游客对旅游对象的偏好非常重要。Tjong A Fie 博物馆位于棉兰市,该市的历史、文化和华人遗产非常丰富。博物馆收藏了各种文物、历史文献和传奇物品。其中一些物品包括家居摆设、绘画、摄影、服装、传统器皿等。博物馆应能跟上旅游业各方面的发展,努力始终吸引消费者。本研究旨在确定游客的偏好和 Tjong A Fie 博物馆的旅游目的地路线。采用的研究方法是描述性定性方法,这种方法强调活动的意义和过程,而不是结果。数据收集技术通过观察、访谈和文献资料进行。根据研究结果得出的结论是,游客对 Tjong A Fie 博物馆的偏好受地理位置、成本、产品、设施、知名度和氛围舒适度的影响。游客的主要动机是学习新知识、增长见识,以及参观博物馆以释放日常活动的疲劳。Tjong A Fie 博物馆还具有吸引不同地区游客参观的巨大潜力。旅游目的地路线的规划必须切实有效,因为这可以提高游客自身的偏好。
{"title":"Preferensi Wisatawan dan Rute Destinasi Wisata Sejarah di Museum Tjong A Fie Kota Medan","authors":"Alvin Pratama, Andre Silaban, Della Fazera, Rayhan Fadilah, Tasya Hotna Parsaulian Sitinjak","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.697","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.697","url":null,"abstract":"Abstrak Preferensi menunjukkan kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai daripada yang lain dalam membuat keputusan. Preferensi wisatawan terhadap sebuah objek pariwisata merupakan hal penting untuk diketahui. Museum Tjong A Fie terletak di Kota Medan yang bernuansa sejarah, budaya, dan warisan Tionghoa. Museum ini memiliki koleksi yang mencakup berbagai artefak, dokumentasi sejarah, dan barang-barang legendaris. Beberapa barang tersebut meliputi perabotan rumah tangga, lukisan, fotografi, pakaian, peralatan tradisional, dan lainnya. Museum ini seharusnya bisa mengikuti perkembangan berbagai aspek wisata, sebagai upaya untuk selalu menarik minat konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi preferensi wisatawan dan rute destinasi wisata di Museum Tjong A Fie. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas. Teknik pengambilan data dilakukan secara observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa preferensi wisatawan di Museum Tjong A Fie dipengaruhi oleh aksesibilitas lokasi, biaya, produk, fasilitas, popularitas dan kenyamanan suasana. Dominasi motivasi pengunjung untuk mempelajari sesuatu baru, menambah wawasan dan berkunjung untuk melepaskan penat dari aktivitas sehari-hari. Museum Tjong A Fie juga memiliki potensi kunjungan yang besar dari wisatawan dari berbagai wilayah. Perencanaan rute destinasi wisata yang dibuat haruslah efektif dan efisien sebab dapat meningkatkan preferensi wisatawan itu sendiri.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"90 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139128725","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada masa new normal pasca pandemi covid-19, wisatawan cenderung memilih wisata minat khusus seperti wisata edukasi (edutourism) di agrowisata, tempat hiburan dan desa wisata. Desa wisata saat ini digemari oleh kalangan wisatawan dari berbagai usia terutama wisatawan yang menginginkan sesuatu yang baru serta mengubah cara pandang Masyarakat lokal tentang pariwisata khususnya wisata edukasi di Kampung Adat Segunung. Kondisi new normal membuat masyarakat turut serta berkontribusi membangun desa dan kehidupan sosial demi memenuhi kebutuhan hidup salah satu nya adalah mengelola industri homestay serta bagaimana cara nya wisatawan tetap aman dan sehat selama berwisata di desa wisata. CHSE merupakan protokol kesehatan bagi industri pariwisata yang konsep protokol tersebut bertujuan untuk memberikan rasa aman, nyaman dan sehat bagi wisatawan di homestay Kampung Adat Segunung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dengan tiga pemilik homestay dan satu tokoh desa yang menggunakan Teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemilik/pengelola homestay belum sepenuhnya memahami dan menerapkan protokol CHSE. Dan juga masyarakat belum sepenuhnya memahami penerapan CHSE. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat, khususnya para pemilik/pengelola homestay tentang pentingnya pelaksanaan CHSE.
{"title":"Penerapan Cleanliness, Health, and Safety Environment (CHSE) Dalam Era New Normal Pada Homestay di Kampung Adat Segunung, Jombang","authors":"Made Bambang Adnyana, Muhammad Rizki Ananda","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.698","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.698","url":null,"abstract":"Pada masa new normal pasca pandemi covid-19, wisatawan cenderung memilih wisata minat khusus seperti wisata edukasi (edutourism) di agrowisata, tempat hiburan dan desa wisata. Desa wisata saat ini digemari oleh kalangan wisatawan dari berbagai usia terutama wisatawan yang menginginkan sesuatu yang baru serta mengubah cara pandang Masyarakat lokal tentang pariwisata khususnya wisata edukasi di Kampung Adat Segunung. Kondisi new normal membuat masyarakat turut serta berkontribusi membangun desa dan kehidupan sosial demi memenuhi kebutuhan hidup salah satu nya adalah mengelola industri homestay serta bagaimana cara nya wisatawan tetap aman dan sehat selama berwisata di desa wisata. CHSE merupakan protokol kesehatan bagi industri pariwisata yang konsep protokol tersebut bertujuan untuk memberikan rasa aman, nyaman dan sehat bagi wisatawan di homestay Kampung Adat Segunung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dengan tiga pemilik homestay dan satu tokoh desa yang menggunakan Teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemilik/pengelola homestay belum sepenuhnya memahami dan menerapkan protokol CHSE. Dan juga masyarakat belum sepenuhnya memahami penerapan CHSE. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat, khususnya para pemilik/pengelola homestay tentang pentingnya pelaksanaan CHSE.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"29 42","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139125674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Berbagai destinasi mengelola situs web pariwisata resmi untuk mempromosikan citra destinasi mereka. Sebagai destinasi yang diharapkan dapat menghasilkan devisa dari bisnis pariwisata, Indonesia dan Malaysia memiliki situs resmi pariwisata untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan destinasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja website resmi pariwisata Indonesia dan Malaysia dalam konteks aspek visual destinasi yang ditampilkan melalui website dan selanjutnya membandingkan kinerja kedua situs web tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua situs web cenderung untuk memvisualisasikan citra destinasi yang serupa untuk target pasar mereka. Lebih jauh situs resmi pariwisata Indonesia ternyata berhasil memperoleh jumlah kunjungan dan pencarian organik yang lebih tinggi dari khalayak. Sebaliknya, situs web resmi pariwisata Malaysia berkinerja lebih baik dalam hal durasi kunjungan, jumlah halaman per kunjungan, dan bounce rate. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa situs web pariwisata resmi Indonesia cenderung menarik lebih banyak pengunjung asli yang mencari informasi spesifik dari situs web, namun mereka cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menjelajahi situs tersebut. Sebaliknya, meski memiliki jumlah kunjungan yang rendah, website resmi pariwisata Malaysia cenderung berkinerja lebih baik dalam mempertahankan pengunjungnya dalam hal waktu yang dihabiskan pengunjung untuk menelusuri situs web. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa situs web resmi pariwisata Indonesia berhasil mendapatkan kuantitas kunjungan yang baik tetapi cenderung mengabaikan kualitas pengalaman pengunjungnya. Sebaliknya, situs resmi pariwisata Malaysia cenderung memberikan kualitas pengalaman yang lebih tinggi bagi pengunjungnya. Selain itu, kesimpulan dan rekomendasi praktis lainnya juga dirumuskan.
{"title":"Evaluasi Citra Destinasi dan Performa pada Website Resmi Pariwisata Indonesia dan Malaysia","authors":"Imam Syafganti, Heri Setyawan, Sudarno","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.703","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.703","url":null,"abstract":"Abstrak Berbagai destinasi mengelola situs web pariwisata resmi untuk mempromosikan citra destinasi mereka. Sebagai destinasi yang diharapkan dapat menghasilkan devisa dari bisnis pariwisata, Indonesia dan Malaysia memiliki situs resmi pariwisata untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan destinasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja website resmi pariwisata Indonesia dan Malaysia dalam konteks aspek visual destinasi yang ditampilkan melalui website dan selanjutnya membandingkan kinerja kedua situs web tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua situs web cenderung untuk memvisualisasikan citra destinasi yang serupa untuk target pasar mereka. Lebih jauh situs resmi pariwisata Indonesia ternyata berhasil memperoleh jumlah kunjungan dan pencarian organik yang lebih tinggi dari khalayak. Sebaliknya, situs web resmi pariwisata Malaysia berkinerja lebih baik dalam hal durasi kunjungan, jumlah halaman per kunjungan, dan bounce rate. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa situs web pariwisata resmi Indonesia cenderung menarik lebih banyak pengunjung asli yang mencari informasi spesifik dari situs web, namun mereka cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menjelajahi situs tersebut. Sebaliknya, meski memiliki jumlah kunjungan yang rendah, website resmi pariwisata Malaysia cenderung berkinerja lebih baik dalam mempertahankan pengunjungnya dalam hal waktu yang dihabiskan pengunjung untuk menelusuri situs web. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa situs web resmi pariwisata Indonesia berhasil mendapatkan kuantitas kunjungan yang baik tetapi cenderung mengabaikan kualitas pengalaman pengunjungnya. Sebaliknya, situs resmi pariwisata Malaysia cenderung memberikan kualitas pengalaman yang lebih tinggi bagi pengunjungnya. Selain itu, kesimpulan dan rekomendasi praktis lainnya juga dirumuskan.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"49 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139126813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In terms of trading, a place of business needs to be known by many people in order to become buyers, because buyers have an important role that affects increasing sales and business growth. Unfortunately, there are still local people and tourists who do not know the location of the business and the uniqueness of the products they sell. To ensure that Dapoer Bunda Rayya becomes known to both local people and tourists, it is necessary to promote the business. Based on the statement above, the researchers introduced and promoted Dapoer Bunda Rayya as the seller and maker of Palembang traditional cakes through advertising videos. The study aims to know video copywriting process of Dapoer Bunda Rayya in two languages, English and Bahasa Indonesia, for promoting Palembang traditional dessert. This research was conducted using the Research & Development approach with the preliminary study, model draft, and final product testing and dissemination stages. Data was collected through interviews, observations, and questionnaires. The researchers wrote the copy by using PAS formula, the AIDA formula, and the steps of writing a copy by Rieck. After the final copywriting was approved it was posted on social media. The video copywriting was an effective media to introduce the new innovation cakes and also another typically Palembang cakes for local and international tourists.
在贸易方面,一个商业地点需要被很多人知道,才能成为买家,因为买家对增加销售和业务增长具有重要作用。遗憾的是,仍有一些当地人和游客不知道企业的所在地及其销售产品的独特性。为了确保 Dapoer Bunda Rayya 被当地人和游客所熟知,有必要对该企业进行宣传。根据上述陈述,研究人员通过广告视频介绍和推广 Dapoer Bunda Rayya 作为巴伦邦传统糕点的销售商和制造商。本研究旨在了解 Dapoer Bunda Rayya 用英语和印尼语两种语言推广巴伦邦传统甜点的视频文案撰写过程。本研究采用研究与开发方法进行,包括初步研究、模式草案、最终产品测试和传播阶段。通过访谈、观察和问卷调查收集数据。研究人员使用 PAS 公式、AIDA 公式和 Rieck 的文案写作步骤撰写文案。最终文案通过审核后,被发布到社交媒体上。视频文案是向本地和国际游客介绍新创新蛋糕和另一种典型的巴伦邦蛋糕的有效媒体。
{"title":"Developing A Video Copywriting to Promote Palembang Traditional Cakes","authors":"M. Nadjmuddin, Rizka Nabilla, Depi Kurniati, Eka Lutfiyatun, Algis Akbar, Rahma Fadhillah","doi":"10.53050/ejtr.v5i02.696","DOIUrl":"https://doi.org/10.53050/ejtr.v5i02.696","url":null,"abstract":"In terms of trading, a place of business needs to be known by many people in order to become buyers, because buyers have an important role that affects increasing sales and business growth. Unfortunately, there are still local people and tourists who do not know the location of the business and the uniqueness of the products they sell. To ensure that Dapoer Bunda Rayya becomes known to both local people and tourists, it is necessary to promote the business. Based on the statement above, the researchers introduced and promoted Dapoer Bunda Rayya as the seller and maker of Palembang traditional cakes through advertising videos. The study aims to know video copywriting process of Dapoer Bunda Rayya in two languages, English and Bahasa Indonesia, for promoting Palembang traditional dessert. This research was conducted using the Research & Development approach with the preliminary study, model draft, and final product testing and dissemination stages. Data was collected through interviews, observations, and questionnaires. The researchers wrote the copy by using PAS formula, the AIDA formula, and the steps of writing a copy by Rieck. After the final copywriting was approved it was posted on social media. The video copywriting was an effective media to introduce the new innovation cakes and also another typically Palembang cakes for local and international tourists.","PeriodicalId":504866,"journal":{"name":"EDUTOURISM Journal Of Tourism Research","volume":"123 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139163217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}