Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.4000/communication.17560
Jean-Nicolas De Surmont
{"title":"Marie-Ève MARTEL (2021), Privé de sens. Plaidoyer pour un meilleur accès à l’information au Québec","authors":"Jean-Nicolas De Surmont","doi":"10.4000/communication.17560","DOIUrl":"https://doi.org/10.4000/communication.17560","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46429332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.4000/communication.17434
Florine Garlot
{"title":"Pour une approche pragmatique de la communication solidaire","authors":"Florine Garlot","doi":"10.4000/communication.17434","DOIUrl":"https://doi.org/10.4000/communication.17434","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42134708","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.4000/communication.17389
Mihaela-Alexandra Tudor, Corina Ozon
{"title":"L’écrivain en tant que self media dans le contexte épidémique de la COVID‑19. Médiatisation de soi et auto-exposition","authors":"Mihaela-Alexandra Tudor, Corina Ozon","doi":"10.4000/communication.17389","DOIUrl":"https://doi.org/10.4000/communication.17389","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42183750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-11DOI: 10.36080/comm.v14i1.2169
Haronas Kutanto, Artyasto Jatisidi, Rini Lestari
Saat ini, sebagian besar institusi baik kementrian ataupun non kementrian menggunakan platform media sosial sebagai media informasi publik, salah satunya dengan memproduksi konten podcast. Podcast merupakan serial program yang menyajikan berbagai macam informasi, yang membahas berbagai macam topik tentang hiburan, edukasi ataupun sosialisasi. Podcast telah menjadi media komunikasi yang cukup populer, terbukti dengan semakin banyaknya institusi yang memiliki konten program dalam format podcast. Layaknya sajian program mini talkshow di televisi, saat ini podcast dapat sajikan dalam format “video podcast”. Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dengan tugas utama memberikan akreditasi kepada Lembaga Penilai Kesesuaian. Komite Akreditasi Nasional memanfaatkan media sosial dengan format video podcast “PodcastKAN” sebagai media informasi skema akreditasi lembaga penilaian kesesuaian yang ditayangkan melalui platform youtube. Dalam hal ini, peneliti berfokus pada produksi dan penyajian podcast: mulai dari pra-produksi, produksi dan pasca produksi, termasuk strategi pemilihan narasumber di setiap episodenya.
{"title":"Penyajian Podcast Komite Akreditasi Nasional “Podcastkan” Sebagai Media Informasi Skema Akreditasi","authors":"Haronas Kutanto, Artyasto Jatisidi, Rini Lestari","doi":"10.36080/comm.v14i1.2169","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2169","url":null,"abstract":"Saat ini, sebagian besar institusi baik kementrian ataupun non kementrian menggunakan platform media sosial sebagai media informasi publik, salah satunya dengan memproduksi konten podcast. Podcast merupakan serial program yang menyajikan berbagai macam informasi, yang membahas berbagai macam topik tentang hiburan, edukasi ataupun sosialisasi. Podcast telah menjadi media komunikasi yang cukup populer, terbukti dengan semakin banyaknya institusi yang memiliki konten program dalam format podcast. Layaknya sajian program mini talkshow di televisi, saat ini podcast dapat sajikan dalam format “video podcast”. Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dengan tugas utama memberikan akreditasi kepada Lembaga Penilai Kesesuaian. Komite Akreditasi Nasional memanfaatkan media sosial dengan format video podcast “PodcastKAN” sebagai media informasi skema akreditasi lembaga penilaian kesesuaian yang ditayangkan melalui platform youtube. Dalam hal ini, peneliti berfokus pada produksi dan penyajian podcast: mulai dari pra-produksi, produksi dan pasca produksi, termasuk strategi pemilihan narasumber di setiap episodenya.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"164 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135478105","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya membangun komunikasi yang humanis antara media dengan Humas Polresta Serang dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang sudah ada, memperbaiki citra negatif yang berkembang di publik. Menjalin hubungan yang baik ini sebagai upaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan analisis situasi, penyusunan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi yang dilakukan oleh Humas Polresta Serang Kota. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Theory of 4 Steps of Public Relations of Cutlip, Center & Broom. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan, serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Dalam penelitan ini terdapat dua narasumber yang ahli dalam bidang kehumasan dari akademisi dan praktisi media, serta tiga informan merupakan wartawan sebagai mitra yang bekerjasama dengan Humas Polresta Serang Kota. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis situasi strategi komunikasi Humas Polresta Serang Kota dalam membangun hubungan baik dengan media terjalin secara dinamis, dengan mengedepankan profesionalitas dan asas kekeluargaan. Pada aspek penyusunan strategi dengan mempelajari karakteristik media, bersikap responsif serta membuat forum diskusi. Kemudian mengimplementasikan strategi dengan menyediakan fasilitas yang nyaman dan menggelar acara bersama wartawan, kemudian mengevaluasi strategi dengan melaksanakan pertemuan rutin dengan wartawan. Simpulan pada penelitian ini bahwa analisis situasi, penyusunan strategi, implementasi strategi dan evaluasi yang dilakukan oleh Polresta Serang Kota menjadi alat utama dalam mendukung program-program yang dijalankan dan mendukung pencapaian opini publik yang dinamis, terbuka dan tanggungjawab dalam menjaga hubungan baik dengan media sebagai fungsi edukatif bagi masyarakat.
{"title":"Strategi Komunikasi Humas Polresta Serang Kota Dalam Membangun Hubungan Baik Dengan Media","authors":"Zikri Fachrul Nurhadi, Achmad Wildan Kurniawan, Haryadi Mujianto, Haryadi Mujianto, Alviola Sylva Excelsa, Alviola Sylva Excelsa","doi":"10.36080/comm.v14i1.2170","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2170","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya membangun komunikasi yang humanis antara media dengan Humas Polresta Serang dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang sudah ada, memperbaiki citra negatif yang berkembang di publik. Menjalin hubungan yang baik ini sebagai upaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan analisis situasi, penyusunan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi yang dilakukan oleh Humas Polresta Serang Kota. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Theory of 4 Steps of Public Relations of Cutlip, Center & Broom. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan, serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Dalam penelitan ini terdapat dua narasumber yang ahli dalam bidang kehumasan dari akademisi dan praktisi media, serta tiga informan merupakan wartawan sebagai mitra yang bekerjasama dengan Humas Polresta Serang Kota. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis situasi strategi komunikasi Humas Polresta Serang Kota dalam membangun hubungan baik dengan media terjalin secara dinamis, dengan mengedepankan profesionalitas dan asas kekeluargaan. Pada aspek penyusunan strategi dengan mempelajari karakteristik media, bersikap responsif serta membuat forum diskusi. Kemudian mengimplementasikan strategi dengan menyediakan fasilitas yang nyaman dan menggelar acara bersama wartawan, kemudian mengevaluasi strategi dengan melaksanakan pertemuan rutin dengan wartawan. Simpulan pada penelitian ini bahwa analisis situasi, penyusunan strategi, implementasi strategi dan evaluasi yang dilakukan oleh Polresta Serang Kota menjadi alat utama dalam mendukung program-program yang dijalankan dan mendukung pencapaian opini publik yang dinamis, terbuka dan tanggungjawab dalam menjaga hubungan baik dengan media sebagai fungsi edukatif bagi masyarakat.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135950637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif antara kualitas food photography sebagai media promosi KFC Naughty by Nature terhadap minat beli pengguna Instagram di masa pandemi covid-19. Penelitian kami menggunakan metode kuantitatif dengan pengukuran skala Likert. Pada penelitian ini kami menggunakan data primer yang mengacu pada informasi antara responden pengguna Instagram dengan produk KFC Naughty by Nature. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan adalah quota sampling dengan penyebaran dilakukan secara accidental sampling yaitu pengambilan secara acak terhadap populasi sampel yaitu pengguna Instagram sebanyak 100 responden. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa media promosi dapat memperkuat atau mempengaruhi pengaruh kualitas food photography terhadap minat beli pengguna instagram.
本研究的目的是确定食品摄影作为KFC Naughty by Nature的推广媒体对covid-19大流行的Instagram用户的兴趣是否有积极的影响。我们的研究采用了Likert量表的定量方法。在本研究中,我们使用Instagram用户对KFC Naughty by Nature的原始数据。数据收集技术采用问卷调查。使用的方法是采样quota,采样率是随机抽样,针对100名Instagram用户的样本人群进行随机抽样。因此,促销媒体可以放大或影响食品摄影的质量对instagram用户的兴趣。
{"title":"Pengaruh Kualitas Food Photography Sebagai Media Promosi KFC Naughty By Nature Terhadap Minat Beli Pengguna Instagram Di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Rudiyanto Rudiyanto, Nurmalia Nurmalia, Avinasiwi Amalina, Umaimah Wahid","doi":"10.36080/comm.v14i1.2196","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2196","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif antara kualitas food photography sebagai media promosi KFC Naughty by Nature terhadap minat beli pengguna Instagram di masa pandemi covid-19. Penelitian kami menggunakan metode kuantitatif dengan pengukuran skala Likert. Pada penelitian ini kami menggunakan data primer yang mengacu pada informasi antara responden pengguna Instagram dengan produk KFC Naughty by Nature. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan adalah quota sampling dengan penyebaran dilakukan secara accidental sampling yaitu pengambilan secara acak terhadap populasi sampel yaitu pengguna Instagram sebanyak 100 responden. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa media promosi dapat memperkuat atau mempengaruhi pengaruh kualitas food photography terhadap minat beli pengguna instagram.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135950804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.36080/comm.v14i1.2133
Imma Latifa, Sugeng Harianto
Perbedaan idola, genre musik, hingga perbedaan sikap dan perilaku anggota grup terkadang membuat antarpenggemar bentrok di media sosial. Mereka saling beradu argumen, hingga melemparkan cacian dan makian ke penggemar lain yang dinilai tidak mempunyai kesamaan opini dengan mereka. Hal tersebut juga membuat penggemar K-Pop dianggap menakutkan oleh pengguna media sosial lainnya, karena tidak dapat menerima perbedaan opini. Namun di dunia nyata, pengguna media sosial cenderung berperilaku berbeda dengan ketika berada di dunia virtual atau media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sikap, perilaku, serta image yang dibentuk para penggemar K-Pop di akun media sosial twitter dan perbedaannya dengan di dunia nyata. Metode kualitatif serta pendekatan etnografi virtual digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi terhadap akun twitter kedua informan dan wawancara mendalam. Data kemudian akan dianalisis berdasarkan perspektif teori dramaturgi. Hasil penelitian menujukkan bahwa setiap orang selalu memiliki lebih dari satu sisi yang ingin dirinya perlihatkan. Namun, sebelum memperlihatkan sisi lainnya tersebut, ia akan mempertimbangkan terlebih dahulu apa saja yang perlu disiapkan untuk menunjukkan sisi lain dirinya. Kedua informan sama-sama menyiapkan pengetahuannya terkait dunia penggemar, grup idola, dan budaya fangirling agar bisa masuk dan menjadi bagian dari komunitas tersebut. Reaksi ekspresif terhadap idolanya dan penggunaan bahasa yang sepenuhnya berbeda dengan kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa kedua informan ingin memperlihatkan image layaknya K-Popers mayoritas di Indonesia. Kedua informan lebih memilih menggunakan bahasa gaul yang biasa digunakan anak muda di perkotaan daripada bahasa jawa selama melakukan fangirling. Namun, sikap dan perilaku tidak mengikuti war antarpenggemar maupun ikut serta meramaikan hashtag juga menunjukkan bahwa kedua informan tidak selalu ingin terlihat seperti mayoritas perilaku K-Popers lainnya.
{"title":"Studi Etnografi Virtual Kehidupan di Balik Akun Twitter K-Popers Dalam Perspektif Dramaturgi","authors":"Imma Latifa, Sugeng Harianto","doi":"10.36080/comm.v14i1.2133","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2133","url":null,"abstract":"Perbedaan idola, genre musik, hingga perbedaan sikap dan perilaku anggota grup terkadang membuat antarpenggemar bentrok di media sosial. Mereka saling beradu argumen, hingga melemparkan cacian dan makian ke penggemar lain yang dinilai tidak mempunyai kesamaan opini dengan mereka. Hal tersebut juga membuat penggemar K-Pop dianggap menakutkan oleh pengguna media sosial lainnya, karena tidak dapat menerima perbedaan opini. Namun di dunia nyata, pengguna media sosial cenderung berperilaku berbeda dengan ketika berada di dunia virtual atau media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sikap, perilaku, serta image yang dibentuk para penggemar K-Pop di akun media sosial twitter dan perbedaannya dengan di dunia nyata. Metode kualitatif serta pendekatan etnografi virtual digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi terhadap akun twitter kedua informan dan wawancara mendalam. Data kemudian akan dianalisis berdasarkan perspektif teori dramaturgi. Hasil penelitian menujukkan bahwa setiap orang selalu memiliki lebih dari satu sisi yang ingin dirinya perlihatkan. Namun, sebelum memperlihatkan sisi lainnya tersebut, ia akan mempertimbangkan terlebih dahulu apa saja yang perlu disiapkan untuk menunjukkan sisi lain dirinya. Kedua informan sama-sama menyiapkan pengetahuannya terkait dunia penggemar, grup idola, dan budaya fangirling agar bisa masuk dan menjadi bagian dari komunitas tersebut. Reaksi ekspresif terhadap idolanya dan penggunaan bahasa yang sepenuhnya berbeda dengan kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa kedua informan ingin memperlihatkan image layaknya K-Popers mayoritas di Indonesia. Kedua informan lebih memilih menggunakan bahasa gaul yang biasa digunakan anak muda di perkotaan daripada bahasa jawa selama melakukan fangirling. Namun, sikap dan perilaku tidak mengikuti war antarpenggemar maupun ikut serta meramaikan hashtag juga menunjukkan bahwa kedua informan tidak selalu ingin terlihat seperti mayoritas perilaku K-Popers lainnya.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"167 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135950805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.36080/comm.v14i1.1909
Adry Alim Priyatna, Eni Maryani
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia podcast di Indonesia cukup berkembang dengan kemunculan Spotify, Google Podcast, dan Apple Podcast. Noice, yang dimiliki oleh Mahaka Media Grup hadir sebagai platform podcast asli Indonesia yang mengusung jargon “Rumah Konten Audio di Indonesia” dengan menghadirkan konten podcast 100% lokal Indonesia. Pada prosesnya terdapat praktik ekonomi politik media Vincent Mosco berupa spasialisasi dan dan strukturasi dalam Noice. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengungkap bagaimana spasialisasi yang terjadi dalam pengembangan bisnis Noice dengan pendekatan lokalnya, selain itu juga untuk mengetahui praktik strukturasi yang dijalankan oleh Noice di bawah naungan Mahaka Radio Integra (MARI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori ekonomi poltik media sebagai pisau analisisnya. Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan spasialisasi yang terjadi berkaitan dengan usaha Noice mengatasi jarak dan waktu dengan menghadirkan banyak genre podcast bertema lokal dan hyperlokal dengan waktu tayang yang konsisten serta menghadirkan fitur komentar dan live chat dalam podcastnya. Strukturasi yang terjadi berkaitan dengan proses pembentukan Noice dan pengembangannya yang merupakaan hasil interaksi antara agen dan struktur dalam organisasi MARI, podcaster, dan pendengar sehingga membentuk struktur baru dalam platform Noice. Noice juga melahirkan kelas sosial tersendiri pada pendengarnya dengan banyak menghadirkan kalangan selebritis dan publik figur yang sudah terkenal, dan lebih banyak tema podcast untuk kalangan milennial. Ke depannya Noice juga akan melakukan monetisasi konten serta menerima iklan untuk tayang di platformnya. Bisa disimpulkan bahwa strategi pengembangan Noice merupakan praktik spasialisasi dan strukturasi yang dalam teori ekonomi politik media merupakan usaha institusi bisnis untuk mendapatkan keuntungan untuk kelangsungan bisnisnya.
{"title":"Spasialisasi dan Strukturasi Industri Suara Melalui Audio on Demand Pada Platform Podcast Noice","authors":"Adry Alim Priyatna, Eni Maryani","doi":"10.36080/comm.v14i1.1909","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.1909","url":null,"abstract":"Dalam beberapa tahun terakhir, dunia podcast di Indonesia cukup berkembang dengan kemunculan Spotify, Google Podcast, dan Apple Podcast. Noice, yang dimiliki oleh Mahaka Media Grup hadir sebagai platform podcast asli Indonesia yang mengusung jargon “Rumah Konten Audio di Indonesia” dengan menghadirkan konten podcast 100% lokal Indonesia. Pada prosesnya terdapat praktik ekonomi politik media Vincent Mosco berupa spasialisasi dan dan strukturasi dalam Noice. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengungkap bagaimana spasialisasi yang terjadi dalam pengembangan bisnis Noice dengan pendekatan lokalnya, selain itu juga untuk mengetahui praktik strukturasi yang dijalankan oleh Noice di bawah naungan Mahaka Radio Integra (MARI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori ekonomi poltik media sebagai pisau analisisnya. Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan spasialisasi yang terjadi berkaitan dengan usaha Noice mengatasi jarak dan waktu dengan menghadirkan banyak genre podcast bertema lokal dan hyperlokal dengan waktu tayang yang konsisten serta menghadirkan fitur komentar dan live chat dalam podcastnya. Strukturasi yang terjadi berkaitan dengan proses pembentukan Noice dan pengembangannya yang merupakaan hasil interaksi antara agen dan struktur dalam organisasi MARI, podcaster, dan pendengar sehingga membentuk struktur baru dalam platform Noice. Noice juga melahirkan kelas sosial tersendiri pada pendengarnya dengan banyak menghadirkan kalangan selebritis dan publik figur yang sudah terkenal, dan lebih banyak tema podcast untuk kalangan milennial. Ke depannya Noice juga akan melakukan monetisasi konten serta menerima iklan untuk tayang di platformnya. Bisa disimpulkan bahwa strategi pengembangan Noice merupakan praktik spasialisasi dan strukturasi yang dalam teori ekonomi politik media merupakan usaha institusi bisnis untuk mendapatkan keuntungan untuk kelangsungan bisnisnya.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135464072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.36080/comm.v14i1.2149
Geri Suratno, Dudi Iskandar
Pandemi covid-19 menyebabkan krisis dalam media massa di Indonesia. Negara melalui Dewan Pers meluncurkan fellowship jurnalisme perubahan perilaku untuk mengatasi krisis media tersebut. Fellowship jurnalisme perubahan perilaku ini melibatkan ribuan wartawan dan kurator. Mereka harus memproduksi berita minimal 11 berita setiap bulannya untuk memperoleh bantuan keuangan dari negara. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui kebijakan strategis negara dalam bidang media di era pandemik covid-19. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan juga memakai metode studi kasus tipe tunggal holistik. Pendekatan yang memotret konteks yang dinamis merupakan pengertian dari pendekatan kualitatif. Sedangkan studi kasus adalah metode untuk merekam sebuah peristiwa yang memiliki ukuran ruang dan waktu tertentu. Penelitian ini menemukan pertama, ada beberapa langkah strategis yang dilakukan negara dalam membantu media di era pandemik covid-19. Kedua, kualitas berita sangat buruk. Jauh dari standar berita profesional yang dihasilkan wartawan. Jurnalisme yang dikembangkan selama fellowship jurnalisme perubahan perilaku jauh dari jurnalisme berkualitas. Motivasi utama peserta fellowship jurnalisme perubahan perilaku adalah memperoleh uang dari negara, sesuatu yang bertentangan dengan salah satu pilar media, yaitu, independen.
{"title":"Analisis Kualitatif Kebijakan Strategis Negara Dalam Bidang Media Di Era Pandemi Covid-19","authors":"Geri Suratno, Dudi Iskandar","doi":"10.36080/comm.v14i1.2149","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2149","url":null,"abstract":"Pandemi covid-19 menyebabkan krisis dalam media massa di Indonesia. Negara melalui Dewan Pers meluncurkan fellowship jurnalisme perubahan perilaku untuk mengatasi krisis media tersebut. Fellowship jurnalisme perubahan perilaku ini melibatkan ribuan wartawan dan kurator. Mereka harus memproduksi berita minimal 11 berita setiap bulannya untuk memperoleh bantuan keuangan dari negara. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui kebijakan strategis negara dalam bidang media di era pandemik covid-19. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan juga memakai metode studi kasus tipe tunggal holistik. Pendekatan yang memotret konteks yang dinamis merupakan pengertian dari pendekatan kualitatif. Sedangkan studi kasus adalah metode untuk merekam sebuah peristiwa yang memiliki ukuran ruang dan waktu tertentu. Penelitian ini menemukan pertama, ada beberapa langkah strategis yang dilakukan negara dalam membantu media di era pandemik covid-19. Kedua, kualitas berita sangat buruk. Jauh dari standar berita profesional yang dihasilkan wartawan. Jurnalisme yang dikembangkan selama fellowship jurnalisme perubahan perilaku jauh dari jurnalisme berkualitas. Motivasi utama peserta fellowship jurnalisme perubahan perilaku adalah memperoleh uang dari negara, sesuatu yang bertentangan dengan salah satu pilar media, yaitu, independen.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135464074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.36080/comm.v14i1.2194
Usamah Hisyam, Sihabudin Noor, Novi Andayani Praptiningsih
The purpose of this study was to find out the dynamics and problems of Parmusi's preaching communication on the NTT-Timor Leste border, Parmusi's efforts to overcome the problems of da'wah communication at the NTT-Timor Leste border, and Islamic quality improvement after the Da'i overcome the problem of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border. The research method used is a qualitative approach with an interpretive research paradigm. The sources of primary data were obtained from observation, Focuss Group Discussion (FGD), interview with the mandalam on 6 (six) da'i Parmusi and 9 (nine) worshipers. Secondary data sources were obtained from the Qur'an & Hadist, documents and literature studies on journals, e-books, books, web, and online media. Data analysis techniques use the Interactive Model Miles & Huberman. The results showed that the dynamics and problems of da'wah communication in the NTT-Timor Leste border area are the lack of quantity of preachers, the low level of education and the religious quality of Muslims, especially converts, the lack of mosques which hinders congregational/Friday prayers. The activities of the Parmusi Da'wah Caravan in Rote Island and Kera Island, as well as the Rainmanuk subdistrict Belu, in the context of the inauguration of the construction of the Islamic Center and the formation of the Parmusi Madani Village running smoothly. Parmusi's efforts to overcome the problems of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border are by increasing the preaching schedule through lectures, recitations and Friday sermons. Islamic quality improvement after the Da'i overcame the problem of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border significantly increased. Many muslims pray in mosques, the recitation assemblies are crowded with worshipers, and converts are increasing in number.
{"title":"Obstacles of Parmusi Da'wah Communication in Border Areas","authors":"Usamah Hisyam, Sihabudin Noor, Novi Andayani Praptiningsih","doi":"10.36080/comm.v14i1.2194","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/comm.v14i1.2194","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to find out the dynamics and problems of Parmusi's preaching communication on the NTT-Timor Leste border, Parmusi's efforts to overcome the problems of da'wah communication at the NTT-Timor Leste border, and Islamic quality improvement after the Da'i overcome the problem of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border. The research method used is a qualitative approach with an interpretive research paradigm. The sources of primary data were obtained from observation, Focuss Group Discussion (FGD), interview with the mandalam on 6 (six) da'i Parmusi and 9 (nine) worshipers. Secondary data sources were obtained from the Qur'an & Hadist, documents and literature studies on journals, e-books, books, web, and online media. Data analysis techniques use the Interactive Model Miles & Huberman. The results showed that the dynamics and problems of da'wah communication in the NTT-Timor Leste border area are the lack of quantity of preachers, the low level of education and the religious quality of Muslims, especially converts, the lack of mosques which hinders congregational/Friday prayers. The activities of the Parmusi Da'wah Caravan in Rote Island and Kera Island, as well as the Rainmanuk subdistrict Belu, in the context of the inauguration of the construction of the Islamic Center and the formation of the Parmusi Madani Village running smoothly. Parmusi's efforts to overcome the problems of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border are by increasing the preaching schedule through lectures, recitations and Friday sermons. Islamic quality improvement after the Da'i overcame the problem of da'wah communication on the NTT-Timor Leste border significantly increased. Many muslims pray in mosques, the recitation assemblies are crowded with worshipers, and converts are increasing in number.","PeriodicalId":53265,"journal":{"name":"Communication","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135464073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}