The purpose of this study was to determine the extent of the influence of principal’s leadership on the teachers’ performance in Senior High School 6 Cirebon. The variables are the principal’s leadership (X) and teachers’ performance (Y). The sample consisted of 15 teachers and 34 students. The instruments are questionnaires and documentation. The data analysis technique was inferential analysis techniques with simple regression. Based on inferential statistical calculations of hypothesis testing, the value of t or Ha = 3.412 was greater than the value obtained from the distribution table t table or Ho = 1.684 with a significant level of 5% (Ha≥ Ho) = (3,412 ≥1,684). This research proved that the A hypothesis was accepted, O hypothesis was rejected. It means that the principal ’ s leadership the influences the teachers’ performance in Senior High School 6 Cirebon City . Keywords: competence, responsibility, structure, managerial
{"title":"PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 KOTA CIREBON","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.24235/jiem.v3i1.5001","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v3i1.5001","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to determine the extent of the influence of principal’s leadership on the teachers’ performance in Senior High School 6 Cirebon. The variables are the principal’s leadership (X) and teachers’ performance (Y). The sample consisted of 15 teachers and 34 students. The instruments are questionnaires and documentation. The data analysis technique was inferential analysis techniques with simple regression. Based on inferential statistical calculations of hypothesis testing, the value of t or Ha = 3.412 was greater than the value obtained from the distribution table t table or Ho = 1.684 with a significant level of 5% (Ha≥ Ho) = (3,412 ≥1,684). This research proved that the A hypothesis was accepted, O hypothesis was rejected. It means that the principal ’ s leadership the influences the teachers’ performance in Senior High School 6 Cirebon City . Keywords: competence, responsibility, structure, managerial","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125804049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran yang jelas tentang manajemen TQA dan perbedaannya dari tiga sistem yang diberlakukan, yaitu TQA sistem tartibiyah (tertib berurutan), TQA sistem maudhu’iyah (modul), dan TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan), dalam memahami al-Quran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengkaji suatu karya dokumen yang berisi tentang pemahaman al-Qur’an untuk anak-anak, dalam hal ini TQA, oleh karena itu teknik content analysis diterapkan dalam penelitian ini. Sumber data yang utama berupa dokumen dalam bentuk buku pegangan santri TQA dalam memahami al-Qur’an. Hasil analisis data menunjukkan bahwa : (1) Pemahaman al-Qur’an dalam TQA terdiri atas kemampuan memberi syakal (tanda baca), menterjemahkan lafdhiyah (kata demi kata), menterjemahkan lengkap ayat, memberi keterangan singkat/tafsir, dan mengkaji ilmu tajwid. (2) Setelah menempuh pendidikan di TQA, santri TQA sistem tartibiyah (tertib berurutan), telah menyelesaikan 100 ayat pertama dalam surah al-Baqarah (Q.S.: 2), santri TQA sistem maudhu’iyah (modul) menyelesaikan 30 modul, sedangkan TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan) menyelesaikan 16 LKS (Lembar Kegiatan Santri). (3) Manajemen TQA yang lebih efektif dari ketiga sistem yang berlaku adalah TQA sistem maudhu’iyah (modul), karena media pembelajaran pada sistem tersebut lebih lengkap untuk pemahaman santri terhadap al-Qur’an, lebih fleksibel, dan jelas serta mudah diterima. Sedangkan sistem yang efisien adalah TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan). Kata Kunci : Manajemen Pemahaman al-Qur’an, Ta’limul Qur’an, Aulad, Anak
{"title":"MANAJEMEN TA’LIMUL QUR’AN LIL AULAD (TQA) DALAM MEMAHAMI AL-QUR’AN","authors":"Fu'ad Arif Noor","doi":"10.24235/jiem.v3i1.5002","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v3i1.5002","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran yang jelas tentang manajemen TQA dan perbedaannya dari tiga sistem yang diberlakukan, yaitu TQA sistem tartibiyah (tertib berurutan), TQA sistem maudhu’iyah (modul), dan TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan), dalam memahami al-Quran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengkaji suatu karya dokumen yang berisi tentang pemahaman al-Qur’an untuk anak-anak, dalam hal ini TQA, oleh karena itu teknik content analysis diterapkan dalam penelitian ini. Sumber data yang utama berupa dokumen dalam bentuk buku pegangan santri TQA dalam memahami al-Qur’an. Hasil analisis data menunjukkan bahwa : (1) Pemahaman al-Qur’an dalam TQA terdiri atas kemampuan memberi syakal (tanda baca), menterjemahkan lafdhiyah (kata demi kata), menterjemahkan lengkap ayat, memberi keterangan singkat/tafsir, dan mengkaji ilmu tajwid. (2) Setelah menempuh pendidikan di TQA, santri TQA sistem tartibiyah (tertib berurutan), telah menyelesaikan 100 ayat pertama dalam surah al-Baqarah (Q.S.: 2), santri TQA sistem maudhu’iyah (modul) menyelesaikan 30 modul, sedangkan TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan) menyelesaikan 16 LKS (Lembar Kegiatan Santri). (3) Manajemen TQA yang lebih efektif dari ketiga sistem yang berlaku adalah TQA sistem maudhu’iyah (modul), karena media pembelajaran pada sistem tersebut lebih lengkap untuk pemahaman santri terhadap al-Qur’an, lebih fleksibel, dan jelas serta mudah diterima. Sedangkan sistem yang efisien adalah TQA sistem maddah hifdziyah (kajian materi hafalan). Kata Kunci : Manajemen Pemahaman al-Qur’an, Ta’limul Qur’an, Aulad, Anak","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134434517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Kesadaran masyarakat terhadap masa depan pendidikan anaknya sejak usia dini telah merata, ironisnya lembaga pendidikan anak pertama di Indonesia perkembangannya sangat lambat dibandingkan pendidikan anak yang sederajat. Ditengarai karena pengelola pendidikan RA belum menerapkan system manajemen pendidikan Islam; belum menyesuaikan dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendididikan (SNP), dan masyarakat yang memasukan anaknya kependidikan RA bukan karena pendidikan RA sebagai sistem pendidikan formal melainkan sebagai pendidikan Islam non formal padaumumnya. Hasil pengamatan dan komunikasi dengan para pengelola pendidikan RA diperoleh gambaran. Pertama, secara keseluruhan Kepala RA bersama Yayasan, sejak awal tahun pelajaran selalu merencanakan program pendidikan untuk satu tahun termasuk penyusunan satuan kegiatan mingguan (SKM) dan satuan kegiatan harian (SKH) dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran. Kedua, dalam melaksanakan program pendidikannya, semua pengelola pendidikan RA telah terorganisasi dan terlaksananya fungsi-fungsi manajemen pendidikan sesuai perannya masing-masing. Ketiga, semua Kepala RA telah melakukan peran, fungsi dan tanggungjawabnya sebagai manajer yaitu pengarah, pengawas, dan penialaian kinerja guru dan stafnya. Kata kunci : Manajemen Pendidikan Islam, RaudlatulAthfal
{"title":"MENGELOLA PENDIDIKAN ISLAM RAUDLATUL ATHFAL","authors":"Taqiyuddin Masyhuri","doi":"10.24235/jiem.v2i2.3618","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i2.3618","url":null,"abstract":"Abstrak Kesadaran masyarakat terhadap masa depan pendidikan anaknya sejak usia dini telah merata, ironisnya lembaga pendidikan anak pertama di Indonesia perkembangannya sangat lambat dibandingkan pendidikan anak yang sederajat. Ditengarai karena pengelola pendidikan RA belum menerapkan system manajemen pendidikan Islam; belum menyesuaikan dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendididikan (SNP), dan masyarakat yang memasukan anaknya kependidikan RA bukan karena pendidikan RA sebagai sistem pendidikan formal melainkan sebagai pendidikan Islam non formal padaumumnya. Hasil pengamatan dan komunikasi dengan para pengelola pendidikan RA diperoleh gambaran. Pertama, secara keseluruhan Kepala RA bersama Yayasan, sejak awal tahun pelajaran selalu merencanakan program pendidikan untuk satu tahun termasuk penyusunan satuan kegiatan mingguan (SKM) dan satuan kegiatan harian (SKH) dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran. Kedua, dalam melaksanakan program pendidikannya, semua pengelola pendidikan RA telah terorganisasi dan terlaksananya fungsi-fungsi manajemen pendidikan sesuai perannya masing-masing. Ketiga, semua Kepala RA telah melakukan peran, fungsi dan tanggungjawabnya sebagai manajer yaitu pengarah, pengawas, dan penialaian kinerja guru dan stafnya. Kata kunci : Manajemen Pendidikan Islam, RaudlatulAthfal","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133868232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap lebih jauh tentang pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua terhadap etos belajar santri: Studi kasus atas Pondok Pesantren ‘Ainurrafiq Kuningan. Metode penelitian adalah kuantitatif korelasional. Sampel berjumlah 29 santri dari populasi 150 santri. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. (1) Kepemimpinan kharismatik kyai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri. (2) Motivasi orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri . (3) Kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri . Temuan ini berimplikasi bahwa (1) semakin besar pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri. (2) Semakin besar pengaruh motivasi orang tua, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri. (3) Semakin besar pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri . Kata Kunci : keteladanan, peniruan, perubahan hasil belajar
{"title":"PENGARUH KEPEMIMPINAN KHARISMATIK KYAI DAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI STUDI KASUS ATAS PONDOK PESANTREN 'AINURRAFIQ KUNINGAN","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.24235/jiem.v2i2.3621","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i2.3621","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap lebih jauh tentang pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua terhadap etos belajar santri: Studi kasus atas Pondok Pesantren ‘Ainurrafiq Kuningan. Metode penelitian adalah kuantitatif korelasional. Sampel berjumlah 29 santri dari populasi 150 santri. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. (1) Kepemimpinan kharismatik kyai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri. (2) Motivasi orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri . (3) Kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar santri . Temuan ini berimplikasi bahwa (1) semakin besar pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri. (2) Semakin besar pengaruh motivasi orang tua, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri. (3) Semakin besar pengaruh kepemimpinan kharismatik kyai dan motivasi orang tua, maka akan semakin tinggi pula etos belajar santri . Kata Kunci : keteladanan, peniruan, perubahan hasil belajar","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128799804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ahli manajemen menemukan suatu pendekatan penilaian kinerja perusahaan yang dapat diadopsi pada organisasi nirlaba, alat penilaian kinerja yang disebut Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode penilaian kinerja yang komprehensif. Metode ini menilai kinerja menggunakan seperangkat ukuran kinerja terpadu yang telah disusun berdasarkan visi misi dan strategi. BSC ini mendasarkan penilaian kinerja dalam empat perspektif penting, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kinerja Guru RA adalah kesuksesannya dalam memberi upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak melalui perencanakan, pelaksanakan, dan pengevaluasi proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh sikap mental dan profesionalisme guru. Esensi dari kinerja guru tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan anak atau anak didiknya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dalam kinerjanya didasari dengan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi professional, dan kepemimpinan.
{"title":"MANAJEMEN PEMBINAAN KINERJA GURU RAUDLATUL ATHFAL (RA)DALAM BALANCED SCORECARD (BSC)","authors":"Fu'ad Arif Noor","doi":"10.24235/JIEM.V2I2.3616","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JIEM.V2I2.3616","url":null,"abstract":"Ahli manajemen menemukan suatu pendekatan penilaian kinerja perusahaan yang dapat diadopsi pada organisasi nirlaba, alat penilaian kinerja yang disebut Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode penilaian kinerja yang komprehensif. Metode ini menilai kinerja menggunakan seperangkat ukuran kinerja terpadu yang telah disusun berdasarkan visi misi dan strategi. BSC ini mendasarkan penilaian kinerja dalam empat perspektif penting, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kinerja Guru RA adalah kesuksesannya dalam memberi upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak melalui perencanakan, pelaksanakan, dan pengevaluasi proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh sikap mental dan profesionalisme guru. Esensi dari kinerja guru tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan anak atau anak didiknya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dalam kinerjanya didasari dengan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi professional, dan kepemimpinan.","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117282650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya religius siswa: studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasalah dari kepala sekolah, guru-guru, para siswa, orang tua siswa dan masyarakat umum. Alat pengumpulan data meliputi wawacara mendalam, observasi mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, display data dan konklusi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Wujud budaya agama di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng meliputi: (a) pembelajaran baca tulis al-Qur’an (BTQ), (b) Pembiasaan sikap senyum dan salam, (c) Pelaksanaan shalat berjamaah, (d) pemakaian jilbab (berbusana muslim), (e) peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). (2) strategi kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama meliputi: (a). Perencanaan progam, (b) Memberi teladan kepada warga sekolah. (2) Penciptaan budaya religius di sekolah berdampak kepada sikap religius siswa di rumah dalam kehidupan sehari-hari. Peran kepala sekolah dalam menjalankan program sekolah berbasis Islam di SDN Grenjeng diwujudkan dalam peran sebagai pemimpin, manajer, pendidik, inovator, administrator, dan supervisor.
{"title":"PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA RELIGIUS SISWA STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR NEGERI GRENJENG KOTA CIREBON","authors":"Novianti Muspiroh","doi":"10.24235/jiem.v2i2.3617","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i2.3617","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya religius siswa: studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasalah dari kepala sekolah, guru-guru, para siswa, orang tua siswa dan masyarakat umum. Alat pengumpulan data meliputi wawacara mendalam, observasi mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, display data dan konklusi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Wujud budaya agama di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng meliputi: (a) pembelajaran baca tulis al-Qur’an (BTQ), (b) Pembiasaan sikap senyum dan salam, (c) Pelaksanaan shalat berjamaah, (d) pemakaian jilbab (berbusana muslim), (e) peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). (2) strategi kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama meliputi: (a). Perencanaan progam, (b) Memberi teladan kepada warga sekolah. (2) Penciptaan budaya religius di sekolah berdampak kepada sikap religius siswa di rumah dalam kehidupan sehari-hari. Peran kepala sekolah dalam menjalankan program sekolah berbasis Islam di SDN Grenjeng diwujudkan dalam peran sebagai pemimpin, manajer, pendidik, inovator, administrator, dan supervisor.","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"172 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120919523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arikel ilmiah ini membuktikan bahwa kepemimpinan KH Imam Zarkasyi dalam memimpin PMDG mengedepankan keteladanan dan kedisiplinan. Keteladanan butuh kedisiplinan dan begitu pula sebaliknya. Kedisiplinan tanpa keteladanan merupakan omong kosong. Kepemimpinan KH. Imam Zarkasyi dilandasi filsafat hidup yang visioner melampaui zamannya dan keikhlasan hanya karena Allah azza wajalla . Sehingga ia memiliki pengaruh yang sangat kuat di ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang paling dalam para santrinya. Kepemimpinannya tidak hanya sebatas menyentuh daya intelek namun juga meresap kepada mental, ruh, dan jiwa para santri. Model kepemimpinannya pun terus terestafetkan oleh para santri dan generasi penerusnya. Kajian ini bersifat kualitatif dengan riset kepustakaan dan analisis data heuristik, kritik sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Kata Kunci: Kepemimpinan, KH Imam Zarkasyi, Gontor, Pesantren
{"title":"Kepemimpinan KH. Imam Zarkasyi di Pondok Modern Darussalam Gontor","authors":"Imroatul Fatihah","doi":"10.24235/jiem.v2i2.3407","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i2.3407","url":null,"abstract":"Arikel ilmiah ini membuktikan bahwa kepemimpinan KH Imam Zarkasyi dalam memimpin PMDG mengedepankan keteladanan dan kedisiplinan. Keteladanan butuh kedisiplinan dan begitu pula sebaliknya. Kedisiplinan tanpa keteladanan merupakan omong kosong. Kepemimpinan KH. Imam Zarkasyi dilandasi filsafat hidup yang visioner melampaui zamannya dan keikhlasan hanya karena Allah azza wajalla . Sehingga ia memiliki pengaruh yang sangat kuat di ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang paling dalam para santrinya. Kepemimpinannya tidak hanya sebatas menyentuh daya intelek namun juga meresap kepada mental, ruh, dan jiwa para santri. Model kepemimpinannya pun terus terestafetkan oleh para santri dan generasi penerusnya. Kajian ini bersifat kualitatif dengan riset kepustakaan dan analisis data heuristik, kritik sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Kata Kunci: Kepemimpinan, KH Imam Zarkasyi, Gontor, Pesantren","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134096493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penyebutan istilah kiyai terhadap seseorang, dalam pembicaraan secara umum ada tiga istilah yang biasa digunakan yaitu kiyai,kiai dan kyai. Melalui tulisan ini, penulis lebih cenderung menggunakan kata kiyai. Di daerah Periangan, kyai disebut ajengan; di daerah Banten disebut abuya (kiyai yang dianggap sangat terhormat atau kiyai besar); Di beberapa daerah di Bekasi dan Karawang, kiyai sering disebut mu’allim yang artinya orang yang berilmu. Penulis cenderung menggunakan makna kyai sebagai suatu gelar kehormatan yang diberikan masyarakat kepada seseorang yang memiliki kedalaman ilmu-ilmu keislaman, di samping karena ketaatan dan kesalehannya dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya. Ia dipercaya oleh masyarakat, lantaran ia tidak segan-segan dan tidak bosan-bosan memberikan nasihat ketaqwaan dan kesabaran (wa tawashaw bil-haq wa tawashaw bish-shabr); ia bukan politikus apalagi birokrat; ia bukan pengusaha apalagi manager dalam suatu perusahaan; Sebaliknya, ia adalah seorang pendidik, pengajar dan penganjur ajaran Islam kepada ummat. Kata Kunci: Kyai, Kepemimpinan Kyai, dan Peranan Kyai.
在一般情况下,用kiyai、kiai和kyai这三个常用的术语是kiyai、kiai和kyai。通过这篇文章,作者更倾向于使用“kiyai”这个词。在工业区,kyai被称为akam;在班腾地区被称为阿布亚(被认为是非常受人尊敬或伟大的基亚);在贝卡西和卡拉旺的一些地区,kiyai经常被称为mu allim,意思是给你带来财富的人。作家倾向于把kyai的意义作为一个社会赋予具有伊斯兰科学深度的人的荣誉头衔,除了因为他在遵守上帝的诫命和离弃上帝的命令方面的服从和虔诚。他得到了公众的信任,因为他毫不犹豫,毫不厌倦地提供严格和耐心的建议(wa tawashaw bil-haq wa tawashaw bish-shabr);他不是政客,更不是官僚;他不再是一个商人,更不用说一个公司的经理了;相反,他是伊斯兰教的教育家、教师和导师。关键词:Kyai, Kyai的领导,和Kyai的角色。
{"title":"POSISI KYAI BAGI SENTRALISASI MORAL KEHIDUPAN MASYARAKAT","authors":"Isnin Agustin Amalia","doi":"10.24235/jiem.v2i1.2876","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i1.2876","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penyebutan istilah kiyai terhadap seseorang, dalam pembicaraan secara umum ada tiga istilah yang biasa digunakan yaitu kiyai,kiai dan kyai. Melalui tulisan ini, penulis lebih cenderung menggunakan kata kiyai. Di daerah Periangan, kyai disebut ajengan; di daerah Banten disebut abuya (kiyai yang dianggap sangat terhormat atau kiyai besar); Di beberapa daerah di Bekasi dan Karawang, kiyai sering disebut mu’allim yang artinya orang yang berilmu. Penulis cenderung menggunakan makna kyai sebagai suatu gelar kehormatan yang diberikan masyarakat kepada seseorang yang memiliki kedalaman ilmu-ilmu keislaman, di samping karena ketaatan dan kesalehannya dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya. Ia dipercaya oleh masyarakat, lantaran ia tidak segan-segan dan tidak bosan-bosan memberikan nasihat ketaqwaan dan kesabaran (wa tawashaw bil-haq wa tawashaw bish-shabr); ia bukan politikus apalagi birokrat; ia bukan pengusaha apalagi manager dalam suatu perusahaan; Sebaliknya, ia adalah seorang pendidik, pengajar dan penganjur ajaran Islam kepada ummat. Kata Kunci: Kyai, Kepemimpinan Kyai, dan Peranan Kyai.","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116471435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Peranan guru sangatlah besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa keagamaan siswa, termasuk di dalamnya bagaimana guru memberikan perhatian kepada anak didik dalam mendidik, mengajar dan mengevaluasi baik dalam menyampaikan materi di kelas ataupun dalam menjalankan aktivitas sehari-hari siswa di sekolah. Apabila guru kurang memberikan perhatian kepada siswa dan salah dalam mendidik dan mengajar anak maka anak pun akan mudah terbawakepada hal-hal yang tidak baik. Pendidikan Agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung dalam kitab suci al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dan kebutuhan jasmaniah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi beragama siswa. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis dengan menggunakan instrument kuesioner (angket) dan wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian ini. Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan guru PAI dalam bentuk perhatiannya sangat besar sekali sehingga berimplikasi pada sikap keberagamaan siswa yang terlihat baik sekali. Selain itu, sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan memberikan pengajaran dan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan sikap keagamaan siswa. Kata Kunci: Guru, Motivasi, Perilaku, Beragama
{"title":"PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERAGAMA SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.24235/JIEM.V2I1.2880","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JIEM.V2I1.2880","url":null,"abstract":"Abstrak Peranan guru sangatlah besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa keagamaan siswa, termasuk di dalamnya bagaimana guru memberikan perhatian kepada anak didik dalam mendidik, mengajar dan mengevaluasi baik dalam menyampaikan materi di kelas ataupun dalam menjalankan aktivitas sehari-hari siswa di sekolah. Apabila guru kurang memberikan perhatian kepada siswa dan salah dalam mendidik dan mengajar anak maka anak pun akan mudah terbawakepada hal-hal yang tidak baik. Pendidikan Agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung dalam kitab suci al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dan kebutuhan jasmaniah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi beragama siswa. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis dengan menggunakan instrument kuesioner (angket) dan wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian ini. Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan guru PAI dalam bentuk perhatiannya sangat besar sekali sehingga berimplikasi pada sikap keberagamaan siswa yang terlihat baik sekali. Selain itu, sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan memberikan pengajaran dan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan sikap keagamaan siswa. Kata Kunci: Guru, Motivasi, Perilaku, Beragama","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"257 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134091216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Kebutuhan strategi pengembangan Jurusan MPI ini akan berimplikasi terutama pada pengembangan kurikulum. Disain kurikulum mencakup: scope (cakupan), dan sequence (urutan). Ruang lingkup pengembangan kurikulum pada Jurusan MPI harus mencakup kebutuhan pengembangan managerial-skills dan technical-skills secara proporsional. Hal ini berkaitan dengan penyusunan skenario organisasi, yakni pengembangan serangkaian asumsi tentang lingkungan tugas. Asumsinya, para lulusan Jurusan MPI nantinya akan menempuh jenjang karier tenaga kependidikan secara berjenjang dan bertahap, mulai level manajerial bawah, kemudian level tengah dan berakhir pada level manajerial atas.Kualifikasi tenaga kependidikan yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 20/2003 tentang SISDIKNAS sebagaimana telah dikemukakan, sekaligus mencerminkan scope dan sequence kurikulum Jurusan MPI, yaitu rumpun atau disiplin ilmu pendidikan yang fokus pada kajian: pengawasan, pengembangan, pengelolaan, pelaksana administrasi dan tenaga teknis. Khusus untuk kompetensi pengembangan, harus difahami dalam konteks fungsi FITK dalam rangka pengertian pendidikan Islam secara luas, yang antara lain mencakup kajian pengembangan tentang teori-teori pendidikan Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Ahmad Tafsir di atas. Fungsi ini pernah dikembangkan pada Jurusan Kependidikan Islam (KI). Kompetensi demikian paralel dengan kualifikasi tenaga pengembang, pengawas maupun pengelola satuan pendidikan sebagaimana dimasudkan di atas. Karena itu, beberapa PTI mengkonversi Jurusan KI menjadi Jurusan MPI. Implikasinya terhadap perumusan kurikulum Jurusan MPI, maka cakupan kurikulumnya harus juga berorientasi pada penguatan pemikiran bagi pengembangan teori serta konsep-konsep pendidikan Islam. Kata Kunci: Model, Manajemen Strategis, Daya Saing, FITK, MPI, Formulasi Grandstrategy, Formulasi Unit Bisnis/Fakultas, dan Formulasi Fungsional/Jurusan.
{"title":"MODEL MANAJEMEN STRATEGIS UNTUK PENGEMBANGAN DAYA SAING FITK DAN JURUSAN MPI","authors":"Maman Supriatman","doi":"10.24235/jiem.v2i1.2874","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jiem.v2i1.2874","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kebutuhan strategi pengembangan Jurusan MPI ini akan berimplikasi terutama pada pengembangan kurikulum. Disain kurikulum mencakup: scope (cakupan), dan sequence (urutan). Ruang lingkup pengembangan kurikulum pada Jurusan MPI harus mencakup kebutuhan pengembangan managerial-skills dan technical-skills secara proporsional. Hal ini berkaitan dengan penyusunan skenario organisasi, yakni pengembangan serangkaian asumsi tentang lingkungan tugas. Asumsinya, para lulusan Jurusan MPI nantinya akan menempuh jenjang karier tenaga kependidikan secara berjenjang dan bertahap, mulai level manajerial bawah, kemudian level tengah dan berakhir pada level manajerial atas.Kualifikasi tenaga kependidikan yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 20/2003 tentang SISDIKNAS sebagaimana telah dikemukakan, sekaligus mencerminkan scope dan sequence kurikulum Jurusan MPI, yaitu rumpun atau disiplin ilmu pendidikan yang fokus pada kajian: pengawasan, pengembangan, pengelolaan, pelaksana administrasi dan tenaga teknis. Khusus untuk kompetensi pengembangan, harus difahami dalam konteks fungsi FITK dalam rangka pengertian pendidikan Islam secara luas, yang antara lain mencakup kajian pengembangan tentang teori-teori pendidikan Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Ahmad Tafsir di atas. Fungsi ini pernah dikembangkan pada Jurusan Kependidikan Islam (KI). Kompetensi demikian paralel dengan kualifikasi tenaga pengembang, pengawas maupun pengelola satuan pendidikan sebagaimana dimasudkan di atas. Karena itu, beberapa PTI mengkonversi Jurusan KI menjadi Jurusan MPI. Implikasinya terhadap perumusan kurikulum Jurusan MPI, maka cakupan kurikulumnya harus juga berorientasi pada penguatan pemikiran bagi pengembangan teori serta konsep-konsep pendidikan Islam. Kata Kunci: Model, Manajemen Strategis, Daya Saing, FITK, MPI, Formulasi Grandstrategy, Formulasi Unit Bisnis/Fakultas, dan Formulasi Fungsional/Jurusan.","PeriodicalId":101725,"journal":{"name":"JIEM (Journal of Islamic Education Management)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116328318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}