Latar belakang: Pola asuh demokratis yang dilakukan orang tua dapat membantu anak melakukan tugas perkembangan sesuai usianya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pola asuh yang dilakukan ibu serta perkembangan pada anak gemuk usia 2-5 tahun. Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian seluruh anak gemuk usia 2-5 tahun di wialayah kerja Puskesmas Kalasan (n=160). Hasil: Pola asuh demokratif memiliki nilai OR (2.37 [0.69-8.15]). Nilai R2 sebesar 0.147. Kesimpulan: Pola asuh demokratif menurunkan risiko terjadinya suspek perkembangan sebesar 2 kali. Stimulasi, pola asuh, umur dan pendidikan ibu memiliki peluang terhadap terjadinya suspek perkembangan anak gemuk usia 2-5 tahun sebesar 14.7%.
背景:父母的民主教养可以帮助孩子完成适合他们年龄的成长任务。目的:本研究旨在了解2-5岁胖儿童的养育模式和发育情况。方法:交叉设计的观测研究类型。测试所有2-5岁儿童在wialayah work Puskesmas kawels (n=160)的工作年龄。结果:民主化教养有或值(2.37[0.69-8.15])。R2值10147。结论:民主化的教养降低了发育怀疑的风险两倍。母亲的刺激、教养、年龄和教育机会使2-5岁胖儿童的成长几率为14.7%。
{"title":"POLA ASUH DEMOKRATIF MEMBANTU KEMAMPUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK GEMUK USIA 2-5 TAHUN","authors":"Wulandari Wulandari","doi":"10.35747/JMR.V2I1.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/JMR.V2I1.323","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pola asuh demokratis yang dilakukan orang tua dapat membantu anak melakukan tugas perkembangan sesuai usianya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pola asuh yang dilakukan ibu serta perkembangan pada anak gemuk usia 2-5 tahun. \u0000Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian seluruh anak gemuk usia 2-5 tahun di wialayah kerja Puskesmas Kalasan (n=160). \u0000Hasil: Pola asuh demokratif memiliki nilai OR (2.37 [0.69-8.15]). Nilai R2 sebesar 0.147. Kesimpulan: Pola asuh demokratif menurunkan risiko terjadinya suspek perkembangan sebesar 2 kali. Stimulasi, pola asuh, umur dan pendidikan ibu memiliki peluang terhadap terjadinya suspek perkembangan anak gemuk usia 2-5 tahun sebesar 14.7%.","PeriodicalId":104387,"journal":{"name":"Journal of Midwifery and Reproduction","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123364323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI didapat 30-40% masyarakat pemberi jasa layanan kesehatan yang bersifat teknis dan beroperasi selama 8-24 jam sehari mengalami kelelahan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Mei sampai Juli 2018 di Instalasi Farmasi RSUD Pambalah Batung Amuntai dengan jumlah populasi sebanyak 34 responden dan sampel diambil dari seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur (0,013), shift kerja (0,026) dan waktu kerja (0,026) dengan kelelahan kerja dengan nilai p <0,05 dan tidak ada hubungan antara status gizi (0, 634) dan masa kerja (0,079) petugas dengan kelelahan kerja petugas di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pambalah Batung Amuntai dengan nilai p >0,05. Disarankan untuk memberikan edukasi kepada petugas farmasi mengenai kelelahan kerja dan melakukan jadwal ulang shift kerja petugas agar memiliki waktu istirahat yang memadai.
{"title":"FAKTOR RISIKO KELELAHAN KERJA PETUGAS INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PAMBALAH BATUNG AMUNTAI","authors":"E. Handayani","doi":"10.35747/jmr.v2i1.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/jmr.v2i1.317","url":null,"abstract":"Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI didapat 30-40% masyarakat pemberi jasa layanan kesehatan yang bersifat teknis dan beroperasi selama 8-24 jam sehari mengalami kelelahan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Mei sampai Juli 2018 di Instalasi Farmasi RSUD Pambalah Batung Amuntai dengan jumlah populasi sebanyak 34 responden dan sampel diambil dari seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur (0,013), shift kerja (0,026) dan waktu kerja (0,026) dengan kelelahan kerja dengan nilai p <0,05 dan tidak ada hubungan antara status gizi (0, 634) dan masa kerja (0,079) petugas dengan kelelahan kerja petugas di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pambalah Batung Amuntai dengan nilai p >0,05. Disarankan untuk memberikan edukasi kepada petugas farmasi mengenai kelelahan kerja dan melakukan jadwal ulang shift kerja petugas agar memiliki waktu istirahat yang memadai.","PeriodicalId":104387,"journal":{"name":"Journal of Midwifery and Reproduction","volume":"79 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126932551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Remaja yang melakukan pernikahan dini secara perkembangan reproduksi dan psikologis belum matang karena masih mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi pubertas. pernikahan dini dalam perspektif kesehatan reproduksi menemukan bahwa perempuan memiliki pengetahuan yang minim dan pemahaman yang kurang tentang dampak keputusan yang diambil untuk melakukan pernikahan dini. Semakin muda usia pernikahan maka akan semakin rendah pula jenjang pendidikan yang didapat, sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin sedikit. Kecamatan Banjarmasin Barat mempunyai angka pernikahan dini tertinggi dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan rerata pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja pada wanita menikah usia dini dengan menikah usia matang di Banjarmasin Barat. Metode penelitian komparatif dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan kuesioner dan uji statistik Independent t-test. Populasi berjumlah 172 wanita dengan sampel 63 responden terdiri dari 31 wanita menikah usia dini dan 32 wanita menikah usia matang yang menggunakan Cluster Random Sampling. Pada wanita menikah usia dini umur 15-20 tahun rerata pengetahuan didapatkan skor 52,58 sedangkan wanita menikah usia matang umur 21-25 tahun dapat rerata skor 69,31. Terdapat perbedaan rerata pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja 16,73 (ρ = 0,000 < α = 0,05)
{"title":"PERBEDAAN RERATA PENGETAHUAN TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA PADA WANITA MENIKAH USIA DINI DENGAN MENIKAH USIA MATANG DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT","authors":"Ruslinawati Ruslinawati","doi":"10.35747/jmr.v2i1.324","DOIUrl":"https://doi.org/10.35747/jmr.v2i1.324","url":null,"abstract":"Remaja yang melakukan pernikahan dini secara perkembangan reproduksi dan psikologis belum matang karena masih mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi pubertas. pernikahan dini dalam perspektif kesehatan reproduksi menemukan bahwa perempuan memiliki pengetahuan yang minim dan pemahaman yang kurang tentang dampak keputusan yang diambil untuk melakukan pernikahan dini. Semakin muda usia pernikahan maka akan semakin rendah pula jenjang pendidikan yang didapat, sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin sedikit. Kecamatan Banjarmasin Barat mempunyai angka pernikahan dini tertinggi dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan rerata pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja pada wanita menikah usia dini dengan menikah usia matang di Banjarmasin Barat. Metode penelitian komparatif dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan kuesioner dan uji statistik Independent t-test. Populasi berjumlah 172 wanita dengan sampel 63 responden terdiri dari 31 wanita menikah usia dini dan 32 wanita menikah usia matang yang menggunakan Cluster Random Sampling. Pada wanita menikah usia dini umur 15-20 tahun rerata pengetahuan didapatkan skor 52,58 sedangkan wanita menikah usia matang umur 21-25 tahun dapat rerata skor 69,31. Terdapat perbedaan rerata pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja 16,73 (ρ = 0,000 < α = 0,05)","PeriodicalId":104387,"journal":{"name":"Journal of Midwifery and Reproduction","volume":"55 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123200101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}