Pendahuluan: Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Indonesia yang masukdalam zona merah covid-19. Pada tanggal 18 Januari 2021 Kota Semarang terdapatkasus covid-19 sebanyak 24.690 kasus. Diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran kasus covid-19. Manajemen penyakit berbasis wilayah dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah persebaran covid-19. Terdapat tiga metode dalam manajemen penyakit berbasis wilayah dan salah satunya adalah menggunakan analisis spasial peta risiko penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah yang berisiko terjadi penularan covid-19 dan mengetahui relevansi peta yang dibuat dengan kasus covid-19terkini. Metode: Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan luaran peta risiko penularan covid-19. Hasil peta risiko akan dibandingkan dengan kasus terkini untuk mengetahui tingkat relevansi peta menggunakan scatter plot. Hasil: Dari hasil penelitian wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan rendah yaitu kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Gajahmungkur, Candisari, Gayamsari, dan Genuk. Wilayah yang masuk kategori risiko penularan sedang yaitu Kecamatan Ngaliyan, Tembalang, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang Utara. Untuk wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan tinggi yaitu Kecamatan Semarang Barat, Banyumanik, dan Pedurungan. Berdasarkan analisis regresi skor risiko berkorelasi dengan kasus bulan Januari (r square= 0.843), Februari (r square = 0.740) dan Mei (r square = 0.609). Skor risiko memiliki korelasi sedang pada bulan Maret (r square = 0.551) dan memiliki korelasi rendah pada bulan April (r square = 0,331). Kesimpulan : Terdapat 3 kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 tinggi, terdapat 6 Kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 sedang, dan 7 Kecamatan masuk kategori penularan covid-19 rendah. Peta risiko relevan dengan kasus harian kasus harian covid-19 pada bulan Januari, Februari dan Mei. Namun peta risiko tidak relevan dengan kasus harian covid-19 pada bulan Maret dan April. Diharapkan untuk penelitian kedepannya dapat menambahkan variabel PPKM sehingga dapat menghasilkan peta risiko yang lebih akurat.
{"title":"Analisis Risiko Penularan Covid-19 Berdasarkan Aspek Demografis dan Geografis Di Kota Semarang Tahun 2020","authors":"Daud Maulana Mufti, Arum Siwiendrayanti","doi":"10.53770/amhj.v1i2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i2.8","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Indonesia yang masukdalam zona merah covid-19. Pada tanggal 18 Januari 2021 Kota Semarang terdapatkasus covid-19 sebanyak 24.690 kasus. Diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran kasus covid-19. Manajemen penyakit berbasis wilayah dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah persebaran covid-19. Terdapat tiga metode dalam manajemen penyakit berbasis wilayah dan salah satunya adalah menggunakan analisis spasial peta risiko penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah yang berisiko terjadi penularan covid-19 dan mengetahui relevansi peta yang dibuat dengan kasus covid-19terkini. Metode: Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan luaran peta risiko penularan covid-19. Hasil peta risiko akan dibandingkan dengan kasus terkini untuk mengetahui tingkat relevansi peta menggunakan scatter plot. Hasil: Dari hasil penelitian wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan rendah yaitu kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Gajahmungkur, Candisari, Gayamsari, dan Genuk. Wilayah yang masuk kategori risiko penularan sedang yaitu Kecamatan Ngaliyan, Tembalang, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang Utara. Untuk wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan tinggi yaitu Kecamatan Semarang Barat, Banyumanik, dan Pedurungan. Berdasarkan analisis regresi skor risiko berkorelasi dengan kasus bulan Januari (r square= 0.843), Februari (r square = 0.740) dan Mei (r square = 0.609). Skor risiko memiliki korelasi sedang pada bulan Maret (r square = 0.551) dan memiliki korelasi rendah pada bulan April (r square = 0,331). Kesimpulan : Terdapat 3 kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 tinggi, terdapat 6 Kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 sedang, dan 7 Kecamatan masuk kategori penularan covid-19 rendah. Peta risiko relevan dengan kasus harian kasus harian covid-19 pada bulan Januari, Februari dan Mei. Namun peta risiko tidak relevan dengan kasus harian covid-19 pada bulan Maret dan April. Diharapkan untuk penelitian kedepannya dapat menambahkan variabel PPKM sehingga dapat menghasilkan peta risiko yang lebih akurat.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131328173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Situasi pandemi Covid-19 ini berdampak langsung terhadap psiko-sosial yang ditandai dengan kecemasan, panik, gangguan penyesuaian, depresi, stres kronis dan insomnia. Ketidak jelasan informasi dan ketidakpastian juga menimbulkan kecemasan bagi seluruh kalangan khususnya pada kelompok lansia. Penelitian ini dilakukan di Tanjung Sari, Batang Kuis, Sumatera Utara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecemasan yang dialami kelompok lansia di masa pandemic covid-19. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengkaji kecemasan kelompok lansia di masa pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Sari Batang Kecamatan Kuis Kabupaten Deli Serdang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu/bapak berusia 60-74 tahun (kelompok lanjut usia/elderly)sejumlah 41 orang, teknik accidental sampling. Alat dan bahan penelitian digunakan pada saat penelitian kuesioner penelitian. Hasil: Hasil penelitian menyebutkan isolasi sosial bagi kelompok lansia dianggap menjadi salah satu pemitu masalah kesehatan mental yang serius karena kerentanan bio-psiko-sosial mereka. Meskipun menjaga jarak merupakan strategi utama untuk memerangi COVID-19, merupakan penyebab utama kesepian, terutama di tempat-tempat seperti panti jompo atau panti jompo yang merupakan faktor risiko depresi, gangguan kecemasan, hingga dan bunuh diri pada kelompok lansia. Mayoritas responden tergolong pada kecemasan umum (48%) dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis tahun 2021. Saran: Dari hasil penelitian ini diperlukan suatu penelitian selanjutnya untuk menekan kecemasan kelompok lansia pada masa pandemic Covid-19.
{"title":"Kajian Kecemasan Lansia Di Masa Pandemi Covid 19","authors":"Mestika Lumbantoruan, Asima Sirait, Juneris Aritonang","doi":"10.53770/AMHJ.V1I2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/AMHJ.V1I2.48","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Situasi pandemi Covid-19 ini berdampak langsung terhadap psiko-sosial yang ditandai dengan kecemasan, panik, gangguan penyesuaian, depresi, stres kronis dan insomnia. Ketidak jelasan informasi dan ketidakpastian juga menimbulkan kecemasan bagi seluruh kalangan khususnya pada kelompok lansia. Penelitian ini dilakukan di Tanjung Sari, Batang Kuis, Sumatera Utara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecemasan yang dialami kelompok lansia di masa pandemic covid-19. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengkaji kecemasan kelompok lansia di masa pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Sari Batang Kecamatan Kuis Kabupaten Deli Serdang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu/bapak berusia 60-74 tahun (kelompok lanjut usia/elderly)sejumlah 41 orang, teknik accidental sampling. Alat dan bahan penelitian digunakan pada saat penelitian kuesioner penelitian. Hasil: Hasil penelitian menyebutkan isolasi sosial bagi kelompok lansia dianggap menjadi salah satu pemitu masalah kesehatan mental yang serius karena kerentanan bio-psiko-sosial mereka. Meskipun menjaga jarak merupakan strategi utama untuk memerangi COVID-19, merupakan penyebab utama kesepian, terutama di tempat-tempat seperti panti jompo atau panti jompo yang merupakan faktor risiko depresi, gangguan kecemasan, hingga dan bunuh diri pada kelompok lansia. Mayoritas responden tergolong pada kecemasan umum (48%) dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis tahun 2021. Saran: Dari hasil penelitian ini diperlukan suatu penelitian selanjutnya untuk menekan kecemasan kelompok lansia pada masa pandemic Covid-19.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122220939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: The number of early marriages in the city of Balikpapan alone was recorded at 53 cases. According to Riskesdas in 2010 the number of young women in Indonesia aged 10-14 who were married was 0.2% or more than 22,000, while teenagers aged 15-19 years who married were mostly women, which was around 11.7% compared to men which is about 1.6%. Early marriage cases occur due to free sex which causes pregnancy outside of marriage, so that parents prefer to marry off their children rather than become a family disgrace and cause problems in the future. This study aims to find out more about the knowledge of young women about early marriage at SMA Negeri 3 Balikpapan. Methods: Research using this type of research used is descriptive quantitative. The study was conducted on June 5, 2017. The population was 213 students in class X and the sample used was 53 students from ten classes with simple random sampling technique (Simple Random Sampling). The data used are primary data and secondary data. The research instrument used was a questionnaire. Results: The results of the study of 53 respondents were obtained with 3 respondents (5.66%) good category, 25 respondents (47.17%) sufficient category, 25 respondents (47.17%) in poor category. Most of the young women in SMA Negeri 3 Balikpapan have sufficient and insufficient knowledge about early marriage. The conclusion of this study is that the majority of young women in SMA Negeri 3 Balikpapan have sufficient and insufficient knowledge. Pendahuluan: Jumlah pernikahan dini di Kota Balikpapan sendiri tercatat sebanyak 53 kasus. Menurut Riskesdas tahun 2010 jumlah remaja perempuan di Indonesia usia 10-14 tahun yang menikah adalah 0,2% atau lebih dari 22.000, sedangkan remaja usia 15-19 tahun yang menikah sebagian besar adalah perempuan, yaitu sekitar 11,7% dibandingkan laki-laki yaitu sekitar 1,6%. Kasus perkawinan dini terjadi akibat hubungan seks bebas yang menyebabkan kehamilan di luar nikah, sehingga orang tua lebih memilih menikahkan anaknya daripada menjadi aib keluarga dan menimbulkan masalah dikemudian hari. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini di SMA Negeri 3 Balikpapan. Metode: Penelitian dengan menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2017. Populasi adalah 213 siswa kelas X dan sampel yang digunakan adalah 53 siswa dari sepuluh kelas dengan teknik simple random sampling (Simple Random Sampling). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Hasil: Terhadap 53 responden didapatkan 3 responden (5,66%) kategori baik, 25 responden (47,17%) kategori cukup, 25 responden (47,17%) kategori kurang. Sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Balikpapan memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang pernikahan dini. Kesimpulan: sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Balikp
简介:仅在巴厘巴潘市,早婚的数量就有53例。根据Riskesdas 2010年的数据,印度尼西亚10-14岁的年轻女性已婚人数为0.2%,超过22,000人,而15-19岁的青少年结婚人数以女性为主,约为11.7%,而男性约为1.6%。早婚案件的发生是由于自由的性行为导致婚外怀孕,所以父母宁愿把孩子嫁出去,也不愿成为家庭的耻辱,在未来造成问题。本研究旨在了解SMA Negeri 3 Balikpapan的年轻女性对早婚的了解。方法:研究采用这种类型的研究采用描述性定量。该研究于2017年6月5日进行。总体为X班213名学生,样本为10个班53名学生,采用简单随机抽样技术(simple random sampling)。使用的数据有主要数据和次要数据。使用的研究工具是问卷调查。结果:53名被调查者的研究结果为:良好3人(5.66%),良好25人(47.17%),较差25人(47.17%)。SMA Negeri 3 Balikpapan的大多数年轻女性对早婚有充分或不充分的了解。本研究的结论是,SMA Negeri 3 Balikpapan的大多数年轻女性知识充足和不足。Pendahuluan: Jumlah pernikahan dini di Kota Balikpapan sendiri tercatat sebanyak 53 kasus。Menurut Riskesdas tahun 2010 jumlah remaja perempuan di Indonesia usia 10-14 tahun yang menikah adalah 0,2% atau lebih dari 22,000, sedangkan remaja usia 15-19 tahun yang menikah sebagian besar adalah perempuan, yitu sekitar 11,7% dibandingkan laki-laki yitu sekitar 1,6%。Kasus perkawinan dini terjadi akibat hubungan seks bebas yang menyebabkan kehamilan di luar nikah, sehinga orang lebih memilih menikakakan anaknya daripada menjadi aib keluarga dan menmenbulkan masalah dikemudian hari。Penelitian ini memoriliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini di SMA Negeri 3 Balikpapan。方法:Penelitian dunan menggunakan jenis Penelitian yang digunakan adalah deskririf定量分析。Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2017年6月5日。Populasi adalah 213 siswa kelas X dan sampel yang digunakan adalah 53 siswa dari sepuluh kelas dengan teknik简单随机抽样。数据阳digunakan adalah数据引子dan数据查找。仪器仪表,杨,迪古纳坎,阿达拉昂。Hasil: Terhadap 53名应答者didapatkan 3名应答者(5.66%)kategori baik, 25名应答者(47.17%)kategori cukup, 25名应答者(47.17%)kategori kurang。巴巴多尼亚州的州长们仍然保持着良好的状态,就像我们的国家一样。kespulan: sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Balikpapan memoriliki pengetahuan yang cukup dan kurang。
{"title":"Knowledge of Young Women About Early Marriage at SMA Negeri 3 Balikpapan","authors":"Bella Amalia Audina, Dewi Ari Sasanti, S. Ningsih","doi":"10.53770/AMHJ.V1I1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/AMHJ.V1I1.6","url":null,"abstract":"Introduction: The number of early marriages in the city of Balikpapan alone was recorded at 53 cases. According to Riskesdas in 2010 the number of young women in Indonesia aged 10-14 who were married was 0.2% or more than 22,000, while teenagers aged 15-19 years who married were mostly women, which was around 11.7% compared to men which is about 1.6%. Early marriage cases occur due to free sex which causes pregnancy outside of marriage, so that parents prefer to marry off their children rather than become a family disgrace and cause problems in the future. This study aims to find out more about the knowledge of young women about early marriage at SMA Negeri 3 Balikpapan. Methods: Research using this type of research used is descriptive quantitative. The study was conducted on June 5, 2017. The population was 213 students in class X and the sample used was 53 students from ten classes with simple random sampling technique (Simple Random Sampling). The data used are primary data and secondary data. The research instrument used was a questionnaire. Results: The results of the study of 53 respondents were obtained with 3 respondents (5.66%) good category, 25 respondents (47.17%) sufficient category, 25 respondents (47.17%) in poor category. Most of the young women in SMA Negeri 3 Balikpapan have sufficient and insufficient knowledge about early marriage. The conclusion of this study is that the majority of young women in SMA Negeri 3 Balikpapan have sufficient and insufficient knowledge.\u0000Pendahuluan: Jumlah pernikahan dini di Kota Balikpapan sendiri tercatat sebanyak 53 kasus. Menurut Riskesdas tahun 2010 jumlah remaja perempuan di Indonesia usia 10-14 tahun yang menikah adalah 0,2% atau lebih dari 22.000, sedangkan remaja usia 15-19 tahun yang menikah sebagian besar adalah perempuan, yaitu sekitar 11,7% dibandingkan laki-laki yaitu sekitar 1,6%. Kasus perkawinan dini terjadi akibat hubungan seks bebas yang menyebabkan kehamilan di luar nikah, sehingga orang tua lebih memilih menikahkan anaknya daripada menjadi aib keluarga dan menimbulkan masalah dikemudian hari. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini di SMA Negeri 3 Balikpapan. Metode: Penelitian dengan menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2017. Populasi adalah 213 siswa kelas X dan sampel yang digunakan adalah 53 siswa dari sepuluh kelas dengan teknik simple random sampling (Simple Random Sampling). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Hasil: Terhadap 53 responden didapatkan 3 responden (5,66%) kategori baik, 25 responden (47,17%) kategori cukup, 25 responden (47,17%) kategori kurang. Sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Balikpapan memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang pernikahan dini. Kesimpulan: sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Balikp","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122518522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: Premenstrual Syndrome (PMS) is a group of symptoms that arise due to hormonal changes that occur in a woman's body before menstruation. Symptoms are felt in the form of one or more complaints both physical, psychological and emotional such as headaches, stomach cramps, constipation or diarrhea, back and waist pain, fatigue, breast pain, the onset of acne sleep disorders, joints or muscle weakness, swelling in the legs, which can interfere with productivity. This study aims to determine the relationship between nutritional status and the incidence of Pre Menstrual Syndrome among students of the Midwifery’s Study Program at Mitra Bunda’s Health Institute. Methods:The used method in this study is the Cross Sectional design, a sample used by Midwifery students with Premenstrual Syndrome, amounting to 83 respondents. Data collection in this study was in the form of a questionnaire. The analysis used in this study is univariate and bivariate analysis. Results: The results showed a relationship between nutritional status variables (p value = 0.010) with the incidence of Pre Menstrual Syndrome. Conclusion: It is expected that women especially teenagers to maintain and pay attention to nutritional status, this is intended to reduce complaints of pre menstrual syndrome. Pendahuluan: Premenstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat perubahan hormonal yang terjadi pada tubuh wanita sebelum menstruasi. Gejala yang dirasakan berupa satu atau lebih keluhan baik fisik, psikis maupun emosional seperti sakit kepala, kram perut, sembelit atau diare, nyeri punggung dan pinggang, kelelahan, nyeri payudara, timbulnya gangguan tidur berjerawat, kelemahan sendi atau otot, bengkak di kaki, yang dapat mengganggu produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian Pre Menstrual Syndrome pada mahasiswa Program Studi Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Cross Sectional, sampel yang digunakan oleh mahasiswa Kebidanan Premenstrual Syndrome yang berjumlah 83 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variabel status gizi (p value = 0,010) dengan kejadian Pre Menstrual Syndrome. Kesimpulan: Diharapkan wanita khususnya remaja untuk menjaga dan memperhatikan status gizinya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keluhan sindroma pra menstruasi.
导读:经前综合症(PMS)是由于女性月经前体内激素的变化而引起的一组症状。症状表现为一种或多种身体、心理和情绪上的不适,如头痛、胃痉挛、便秘或腹泻、腰背痛、疲劳、乳房疼痛、痤疮发作、睡眠障碍、关节或肌肉无力、腿部肿胀,这些都会影响工作效率。本研究旨在确定米特拉·本达健康研究所助产学研究项目学生的营养状况与经前综合症发生率之间的关系。方法:本研究采用横断面设计法,以经前综合征助产学学生为样本,共83人。本研究的数据收集采用问卷调查的形式。本研究采用单因素和双因素分析。结果:营养状况变量与经前综合征发生率之间存在相关性(p值= 0.010)。结论:希望女性特别是青少年保持并重视营养状况,以减少经前综合征的主诉。经前综合征(PMS): adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat perubahan激素yang terjadi padadtubuh wanita sebelum月经。Gejala yang dirasakan berupa satu atau lebih keluhan baik fisik, psikis maupun情感分离sakit kepala, kram perut, sembelit atau didik, nyeri pungung dan pinggang, kelelahan, nyeri payudara, timbulnya gangguan tidur berjerawat, kelemahan sendi atau otot, bengkak di kaki, yang dapat mengganggu produktivitas。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara状态gizi dengan kejadian经前期综合征pada mahasiswa项目研究Kebidanan研究所Kesehatan Mitra Bunda。方法:Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain横截面,样本yang digunakan oleh mahasiswa Kebidanan经前期综合征yang berjumlah 83例回应。彭普兰的数据显示,彭普兰的数据是由彭普兰和彭普兰组成的。分析,单变量分析,双变量分析。Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara可变状态gizi (p值= 0,010)。Diharapkan wanita khususnya remaja untuk menjaga dan memperhatikan status gizinya, hal ini dimaksukan untuk mengurangi keluhan月经综合症。
{"title":"The Relationship between Nutritional Status and the Incidence of Pre Menstrual Syndrome in Midwifery Students","authors":"Desi Pramita Sari, Siti Husaidah","doi":"10.53770/amhj.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i1.3","url":null,"abstract":"Introduction: Premenstrual Syndrome (PMS) is a group of symptoms that arise due to hormonal changes that occur in a woman's body before menstruation. Symptoms are felt in the form of one or more complaints both physical, psychological and emotional such as headaches, stomach cramps, constipation or diarrhea, back and waist pain, fatigue, breast pain, the onset of acne sleep disorders, joints or muscle weakness, swelling in the legs, which can interfere with productivity. This study aims to determine the relationship between nutritional status and the incidence of Pre Menstrual Syndrome among students of the Midwifery’s Study Program at Mitra Bunda’s Health Institute. Methods:The used method in this study is the Cross Sectional design, a sample used by Midwifery students with Premenstrual Syndrome, amounting to 83 respondents. Data collection in this study was in the form of a questionnaire. The analysis used in this study is univariate and bivariate analysis. Results: The results showed a relationship between nutritional status variables (p value = 0.010) with the incidence of Pre Menstrual Syndrome. Conclusion: It is expected that women especially teenagers to maintain and pay attention to nutritional status, this is intended to reduce complaints of pre menstrual syndrome.\u0000Pendahuluan: Premenstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat perubahan hormonal yang terjadi pada tubuh wanita sebelum menstruasi. Gejala yang dirasakan berupa satu atau lebih keluhan baik fisik, psikis maupun emosional seperti sakit kepala, kram perut, sembelit atau diare, nyeri punggung dan pinggang, kelelahan, nyeri payudara, timbulnya gangguan tidur berjerawat, kelemahan sendi atau otot, bengkak di kaki, yang dapat mengganggu produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian Pre Menstrual Syndrome pada mahasiswa Program Studi Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Cross Sectional, sampel yang digunakan oleh mahasiswa Kebidanan Premenstrual Syndrome yang berjumlah 83 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variabel status gizi (p value = 0,010) dengan kejadian Pre Menstrual Syndrome. Kesimpulan: Diharapkan wanita khususnya remaja untuk menjaga dan memperhatikan status gizinya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keluhan sindroma pra menstruasi.\u0000 ","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"38-40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116768094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Secara umum kejadian BBLR dan kematian perinatal meningkat dengan meningkatnya paritas ibu, terutama bila paritas tersebut lebih dari 3 tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan preeklamsia dan paritas dengan kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSU Murni Asih Metode: Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, lokasi penelitian berada di ruang bersalin RSPAD Gatot Soebroto. untuk periode Januari - Desember 2018, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar register observasi untuk analisis data menggunakan program SPSS. Hasil: Dari 77 bayi berat lahir rendah, 51 (66,2%) lahir prematur, dan 26 bayi (33,8%) lahir aterm. Adapun 27 bayi (35,1%) bayi dengan berat lahir rendah akibat preeklamsia, dan 8 bayi (10,4%) bayi dengan berat lahir rendah akibat paritas tinggi. 17 bayi (63%) bayi lahir prematur akibat preeklamsia, dan 10 bayi (37%) bayi lahir prematur akibat preeklamsia dengan hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,656> 0,05,6 bayi (7,8%) bayi lahir prematur karena ibunya dengan paritas tinggi, dan 2 bayi (2,6%) bayi lahir aterm karena ibu dengan paritas tinggi dengan hasil uji statistik diperoleh P value = 0,580> 0,05 Kesimpulan: Pada variabel preeklamsia dan paritas tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian berat badan lahir rendah yang mungkin disebabkan sedikitnya jumlah sampel peneliti.
{"title":"Hubungan Preeklampsia dan Paritas Tinggi dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah","authors":"Dina Raidanti, Wahidin Wahidin","doi":"10.53770/amhj.v1i1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i1.2","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Secara umum kejadian BBLR dan kematian perinatal meningkat dengan meningkatnya paritas ibu, terutama bila paritas tersebut lebih dari 3 tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan preeklamsia dan paritas dengan kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSU Murni Asih Metode: Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, lokasi penelitian berada di ruang bersalin RSPAD Gatot Soebroto. untuk periode Januari - Desember 2018, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar register observasi untuk analisis data menggunakan program SPSS. Hasil: Dari 77 bayi berat lahir rendah, 51 (66,2%) lahir prematur, dan 26 bayi (33,8%) lahir aterm. Adapun 27 bayi (35,1%) bayi dengan berat lahir rendah akibat preeklamsia, dan 8 bayi (10,4%) bayi dengan berat lahir rendah akibat paritas tinggi. 17 bayi (63%) bayi lahir prematur akibat preeklamsia, dan 10 bayi (37%) bayi lahir prematur akibat preeklamsia dengan hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,656> 0,05,6 bayi (7,8%) bayi lahir prematur karena ibunya dengan paritas tinggi, dan 2 bayi (2,6%) bayi lahir aterm karena ibu dengan paritas tinggi dengan hasil uji statistik diperoleh P value = 0,580> 0,05 Kesimpulan: Pada variabel preeklamsia dan paritas tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian berat badan lahir rendah yang mungkin disebabkan sedikitnya jumlah sampel peneliti.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115285974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desi Fitriani, Metha Fahriani, Tria Nopi Herdiani, Ruri Mayseptya Sari, Dewi Aprilia Ningsih, Septi Yulidar
Pendahuluan : Rendahnya cakupan imunisasi tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi imunisasi yaitu perilaku kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun. Metode : penelitian ini survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berusia diatas 2 tahun dan ibunya yang datang ke Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma sebanyak 280 balita pada tahun 2019 yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder. Teknik analisis menggunakan Univariat dan bivariat (Chi square). Hasil : Terdapat 30 (53,6%) responden memberikan imunisasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun dan terdapat 27 (48,2%) responden berpengetahuan kurang, 32 (57,1%) responden bekerja yang jauh dan terdapat 50 (89,3%) responden ada peran petugas kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma. Kesimpilan: Ada hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan dengan pemberian imunisasi lanjutan campak rubella dengan kategori hubungan erat dan ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian imuniasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Lanjutan Campak Rubella Pada Balita Usia 18 Bulan Sampai 2 Tahun","authors":"Desi Fitriani, Metha Fahriani, Tria Nopi Herdiani, Ruri Mayseptya Sari, Dewi Aprilia Ningsih, Septi Yulidar","doi":"10.53770/amhj.v1i1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i1.1","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Rendahnya cakupan imunisasi tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi imunisasi yaitu perilaku kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun. Metode : penelitian ini survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berusia diatas 2 tahun dan ibunya yang datang ke Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma sebanyak 280 balita pada tahun 2019 yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder. Teknik analisis menggunakan Univariat dan bivariat (Chi square). Hasil : Terdapat 30 (53,6%) responden memberikan imunisasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun dan terdapat 27 (48,2%) responden berpengetahuan kurang, 32 (57,1%) responden bekerja yang jauh dan terdapat 50 (89,3%) responden ada peran petugas kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma. Kesimpilan: Ada hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan dengan pemberian imunisasi lanjutan campak rubella dengan kategori hubungan erat dan ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian imuniasi lanjutan campak rubella pada balita usia 18 bulan sampai 2 tahun.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126051161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Salah satu cara yang digunakan untuk memperkenalkan senam hamil di masyarakat, khususnya ibu hamil adalah melalui penyuluhan senam hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan senam hamil terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Lobu. Metode: Jenis penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pretest posttest, Sampel sejumlah 30 responden yang ditentukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling Pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner. Analisa data yaitu wilcoxon. Hasil: Hasil nilai ρ < 0,001, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada responden ibu hamil setelah diberikan penyuluhan mengenai senam hamil. Kesimpulan: Disarankan pada ibu hamil agar lebih proaktif dalam mengikuti penyuluhan senam hamil dan bagi tenaga kesehatan perlu melakukan promosi senam hamil secara berkesinambungan.
{"title":"Penyuluhan Berpengaruh terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil","authors":"Artika Dewie, Anna Veronica Pont, Hasnah Hasnah","doi":"10.53770/amhj.v1i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i1.7","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Salah satu cara yang digunakan untuk memperkenalkan senam hamil di masyarakat, khususnya ibu hamil adalah melalui penyuluhan senam hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan senam hamil terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Lobu. Metode: Jenis penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pretest posttest, Sampel sejumlah 30 responden yang ditentukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling Pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner. Analisa data yaitu wilcoxon. Hasil: Hasil nilai ρ < 0,001, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada responden ibu hamil setelah diberikan penyuluhan mengenai senam hamil. Kesimpulan: Disarankan pada ibu hamil agar lebih proaktif dalam mengikuti penyuluhan senam hamil dan bagi tenaga kesehatan perlu melakukan promosi senam hamil secara berkesinambungan.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"8 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132939123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: The impact of dysmenorrhea can disrupt and affect the daily activities of students, one of which is a student. Dysmenorrhea causes 14% of adolescent patients often absent from school and do not carry out their daily activities. Severe dysmenorrhoea in women can have the effect of not being able to do any activity, so that it will reduce the quality of life. This study aims to determine the effect of dysmenorrhea exercise on reducing pain in midwifery students at Mitra Bunda Health Institute. Methods: This study was a quasi experimental design with a non-equivalent control group design. The sample size required for the treatment group and the control group is n = 16 respondents. Based on the anticipation of a drop out in the research process, the researcher increased the sample size by 10%. Therefore, the required sample size is 16 + 1.6 = 17.6 or n = 18 respondents. Results: The results of statistical tests obtained p value = 0.006, α = 0.05 (p <α), which indicates that there is a significant effect of dysmenorrhea on reducing dysmenorrhea in Midwifery Diploma Three students Conclusion: Information about the benefits of dysmenorrhea exercise as a treatment menstrual pain needs to be optimized in order to provide broad knowledge for female students. Pendahuluan: Dampak dismenore dapat mengganggu dan mempengaruhi aktivitas mahasiswi sehari-hari. Dismenore menyebabkan 14% pasien remaja sering mangkir dari sekolah dan tidak menjalankan aktivitas sehari-hari. Dismenorea yang parah pada wanita bisa berdampak tidak bisa melakukan aktivitas apapun, sehingga akan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam disminore terhadap penurunan nyeri pada mahasiswi kebidanan institut kesehatan Mitra Bunda. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol non ekuivalen. Besar sampel yang dibutuhkan untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol adalah n = 16 responden. Berdasarkan antisipasi terjadinya drop out dalam proses penelitian, maka peneliti menambah jumlah sampel sebesar 10%. Oleh karena itu, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 16 + 1,6 = 17,6 atau n = 18 responden. Hasil: Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006, α = 0,05 (p <α) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi Diploma Tiga Kebidanan Kesimpulan: Informasi tentang manfaat senam dismenore sebagai pengobatan nyeri haid perlu dioptimalkan agar dapat memberikan wawasan yang luas bagi mahasiswi.
痛经的影响可以扰乱和影响学生的日常活动,其中之一就是学生。痛经导致14%的青少年患者经常缺课,不能进行日常活动。严重的痛经会使女性无法进行任何活动,从而降低生活质量。本研究旨在确定痛经运动对减轻Mitra Bunda健康研究所助产学生疼痛的影响。方法:本研究采用准实验设计,非等效对照组设计。治疗组和对照组所需的样本量为n = 16名受访者。基于在研究过程中对退出的预期,研究人员将样本量增加了10%。因此,所需的样本量为16 + 1.6 = 17.6,即n = 18名受访者。结果:统计学检验结果得出p值= 0.006,α = 0.05 (p <α),表明痛经对助产学三级学生痛经治疗效果显著。结论:痛经运动治疗痛经的益处信息有待优化,以便为女学生提供广泛的知识。Pendahuluan: Dampak dismenore dapat mengganggu dan pengaruhi aktivitas mahasiswi sehari-hari。Dismenore menyebabkan 14%的人仍然在服务mangkir dari sekolah dan tidak menjalankan aktivitas sehari-hari。Dismenorea yang parah pada wanita bberdampak bada bisa melakukan aktivitas apapun, seinga akan menurunkan kualitas hidup。penpentitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senminore disminore terhahap penurunan nyeri padmahasiswi kebidanan institut keshatanmitra Bunda。方法:采用双孔实验,双孔实验,双孔实验,设计非双孔控制。Besar样品yang dibutuhkan untuk kelompok perlakuan dankelompok对照adalah n = 16回应。Berdasarkan antisipasi terjadinya drop out dalam proses penelitian, maka peneliti menambah jumlah sampel sebesar 10%。Oleh karena itu, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 16 + 1,6 = 17,6 atau n = 18被调查者。Hasil: Hasil uji statistics diperoleh nilai p = 0,006, α = 0,05 (p <α) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signfikan antara senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi Diploma Tiga Kebidanan kespulan: Informasi tentang manfaat senam dismenore sebagai pengobatan nyeri haid perlu dioptimalkan agar dapat memberikan wawasan yang luas bagi mahasiswi。
{"title":"The Effect of Dysmenorrhea Gymnastics on Pain Reduction in Midwifery Students","authors":"Larince Radulima, Anisya Selvia, Trisna Yini Handayani","doi":"10.53770/amhj.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i1.4","url":null,"abstract":"Introduction: The impact of dysmenorrhea can disrupt and affect the daily activities of students, one of which is a student. Dysmenorrhea causes 14% of adolescent patients often absent from school and do not carry out their daily activities. Severe dysmenorrhoea in women can have the effect of not being able to do any activity, so that it will reduce the quality of life. This study aims to determine the effect of dysmenorrhea exercise on reducing pain in midwifery students at Mitra Bunda Health Institute. Methods: This study was a quasi experimental design with a non-equivalent control group design. The sample size required for the treatment group and the control group is n = 16 respondents. Based on the anticipation of a drop out in the research process, the researcher increased the sample size by 10%. Therefore, the required sample size is 16 + 1.6 = 17.6 or n = 18 respondents. Results: The results of statistical tests obtained p value = 0.006, α = 0.05 (p <α), which indicates that there is a significant effect of dysmenorrhea on reducing dysmenorrhea in Midwifery Diploma Three students Conclusion: Information about the benefits of dysmenorrhea exercise as a treatment menstrual pain needs to be optimized in order to provide broad knowledge for female students.\u0000Pendahuluan: Dampak dismenore dapat mengganggu dan mempengaruhi aktivitas mahasiswi sehari-hari. Dismenore menyebabkan 14% pasien remaja sering mangkir dari sekolah dan tidak menjalankan aktivitas sehari-hari. Dismenorea yang parah pada wanita bisa berdampak tidak bisa melakukan aktivitas apapun, sehingga akan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam disminore terhadap penurunan nyeri pada mahasiswi kebidanan institut kesehatan Mitra Bunda. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol non ekuivalen. Besar sampel yang dibutuhkan untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol adalah n = 16 responden. Berdasarkan antisipasi terjadinya drop out dalam proses penelitian, maka peneliti menambah jumlah sampel sebesar 10%. Oleh karena itu, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 16 + 1,6 = 17,6 atau n = 18 responden. Hasil: Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006, α = 0,05 (p <α) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi Diploma Tiga Kebidanan Kesimpulan: Informasi tentang manfaat senam dismenore sebagai pengobatan nyeri haid perlu dioptimalkan agar dapat memberikan wawasan yang luas bagi mahasiswi.\u0000 ","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130259749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}