Sejak tahun 2007 tender dilaksanakan secara elektronik biasanya disebut e-tendering atau e-procurement. E-procurement memilik empat evaluasi yaitu evaluasi kualifikasi, evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga. Dalam mengikuti tender penyedia jasa perlu memenuhi persyaratan dan memiliki strategi penawaran untuk memenangkan persaingan. Namun, pada kenyataannya banyak penyedia jasa yang tidak memenuhi persyaratan sehingga menyebabkan kegagalan tender. Proses tender yang gagal dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan pembangunan serta menghambat percepatan penggunaan anggaran. Pelaksanaan tender di Kabupaten Banyuwangi juga kerap terjadi kegagalan. Menurut website SPSE Kabupaten Banyuwangi, dalam 5 tahun terakhir terjadi sekitar 110 tender gagal, dan beberapa di antaranya dilaksanakan tender ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan kontraktor dalam evaluasi penawaran di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan memberikan kuesioner kepada personil Unit Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) di Banyuwangi. Selanjutnya hasil dari kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas kemudian dianalisis menggunakan metode Relative Importance Index (RII). Hasil dari pengolahan data menunjukkan sebanyak 27 variabel dari 32 variabel yang valid dan reliabel. Untuk hasil dari pengolahan data menggunakan metode Relative Importance Index (RII) terdapat 1 variabel dengan level kepentingan tinggi yaitu variabel harga penawaran kalah bersaing dengan penawaran lainnya dengan nilai RII sebesar 0,68. Untuk tingkat kepentingan variabel yang lain memiliki kriteria sedang.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN KONTRAKTOR DALAM EVALUASI PENAWARAN DI KABUPATEN BANYUWANGI","authors":"Fikca Ayuk Safitri, Salsabilla ‘Ulayya, Siska Aprilia Hardiyanti","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.48-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.48-56","url":null,"abstract":"Sejak tahun 2007 tender dilaksanakan secara elektronik biasanya disebut e-tendering atau e-procurement. E-procurement memilik empat evaluasi yaitu evaluasi kualifikasi, evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga. Dalam mengikuti tender penyedia jasa perlu memenuhi persyaratan dan memiliki strategi penawaran untuk memenangkan persaingan. Namun, pada kenyataannya banyak penyedia jasa yang tidak memenuhi persyaratan sehingga menyebabkan kegagalan tender. Proses tender yang gagal dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan pembangunan serta menghambat percepatan penggunaan anggaran. Pelaksanaan tender di Kabupaten Banyuwangi juga kerap terjadi kegagalan. Menurut website SPSE Kabupaten Banyuwangi, dalam 5 tahun terakhir terjadi sekitar 110 tender gagal, dan beberapa di antaranya dilaksanakan tender ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan kontraktor dalam evaluasi penawaran di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan memberikan kuesioner kepada personil Unit Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) di Banyuwangi. Selanjutnya hasil dari kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas kemudian dianalisis menggunakan metode Relative Importance Index (RII). Hasil dari pengolahan data menunjukkan sebanyak 27 variabel dari 32 variabel yang valid dan reliabel. Untuk hasil dari pengolahan data menggunakan metode Relative Importance Index (RII) terdapat 1 variabel dengan level kepentingan tinggi yaitu variabel harga penawaran kalah bersaing dengan penawaran lainnya dengan nilai RII sebesar 0,68. Untuk tingkat kepentingan variabel yang lain memiliki kriteria sedang.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"35 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140440344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.63-69
Megalita Rodiyani, Husnur Rizal, Eva Olivia Hutasoit, Catur Bejo Santoso, Dora Melati Nurita Sandi
Tanah dasar yang kokoh dan stabil sangat penting untuk menjaga kekuatan dan keawetan konstruksi, sementara tanah yang tidak stabil seperti tanah lempung dengan sifat kembang susut yang tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur di atasnya. Seperti yang terjadi di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi yang dikenal memiliki jenis tanah lanau atau lempung. Beberapa bangunan pada daerah tersebut mengalami keretakan pada dinding maupun strukturnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai CBR tidak terendam pada tanah lempung di wilayah Desa Pesucen dengan menambahkan bahan stabilisator berupa abu sabut kelapa dalam campuran dengan persentase 4%, 6%, dan 8%. Pengolahan data melibatkan uji sifat fisik dan mekanik tanah di laboratorium, termasuk uji kadar air, berat isi, berat jenis, batas-batas atterberg, analisis saringan, analisis hidrometer, pemadatan proctor, dan CBR tidak terendam. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan nilai berat isi kering dan nilai CBR setiap kali persentase abu sabut kelapa ditambahkan, dengan peningkatan tertinggi pada 8%, di mana berat isi kering mencapai 1.265gr/cm3, dan nilai CBR tidak terendam meningkat sebesar 7.85% dari nilai CBR tanah asli. Dapat disimpulkan bahwa penambahan abu sabut kelapa efektif meningkatkan sifat mekanis tanah terhadap nilai CBR, dan berpotensi untuk meningkatkan daya dukung tanah lempung di Desa Pesucen.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN ABU SABUT KELAPA TERHADAP NILAI CBR TIDAK TERENDAM PADA TANAH LEMPUNG DI DESA PESUCEN KECAMATAN KALIPURO","authors":"Megalita Rodiyani, Husnur Rizal, Eva Olivia Hutasoit, Catur Bejo Santoso, Dora Melati Nurita Sandi","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.63-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.63-69","url":null,"abstract":"Tanah dasar yang kokoh dan stabil sangat penting untuk menjaga kekuatan dan keawetan konstruksi, sementara tanah yang tidak stabil seperti tanah lempung dengan sifat kembang susut yang tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur di atasnya. Seperti yang terjadi di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi yang dikenal memiliki jenis tanah lanau atau lempung. Beberapa bangunan pada daerah tersebut mengalami keretakan pada dinding maupun strukturnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai CBR tidak terendam pada tanah lempung di wilayah Desa Pesucen dengan menambahkan bahan stabilisator berupa abu sabut kelapa dalam campuran dengan persentase 4%, 6%, dan 8%. Pengolahan data melibatkan uji sifat fisik dan mekanik tanah di laboratorium, termasuk uji kadar air, berat isi, berat jenis, batas-batas atterberg, analisis saringan, analisis hidrometer, pemadatan proctor, dan CBR tidak terendam. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan nilai berat isi kering dan nilai CBR setiap kali persentase abu sabut kelapa ditambahkan, dengan peningkatan tertinggi pada 8%, di mana berat isi kering mencapai 1.265gr/cm3, dan nilai CBR tidak terendam meningkat sebesar 7.85% dari nilai CBR tanah asli. Dapat disimpulkan bahwa penambahan abu sabut kelapa efektif meningkatkan sifat mekanis tanah terhadap nilai CBR, dan berpotensi untuk meningkatkan daya dukung tanah lempung di Desa Pesucen.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"72 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140439148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.86-92
Anasya Musdalifah Syarifuddin, Suprapto Hadi, Riza Phahlevi Marwanto
Ruas jalan Gatot Subroto merupakan salah satu jenis jalan lokal primer yang berada di daerah Kota Tegal, Jawa Tengah. Menjadi tipe jalan 2/2 UD dengan panjang jalan 2,4 km. Ruas jalan ini memberikan akses dari ruas jalan kolektor Kolonel Sugiono menuju ruas jalan KS.Tubun. Banyaknya kondisi marka yang sudah tidak terlihat serta kondisi perlengkapan jalan yang sudah tidak dalam kondisi baik, menyebabkan ruas jalan ini memerlukan kegiatan inspeksi keselamatan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan solusi dari permasalahan infrastruktur ruas jalan Gatot Subroto demi meningkatkan keselamatan, aman, dan kenyamanan ruas jalan tersebut. Metode penelitian dimulai dari pengambilan data secara langsung di lapangan lalu melakukan analisis data dan pengelolaan nya. Ditemukan bahwa kerusakan rambu, marka, dan kondisi permukaan jalan menjadi masalah utama dari ruas jalan ini.
{"title":"INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI RUAS JALAN GATOT SUBROTO, KOTA TEGAL, JAWA TENGAH","authors":"Anasya Musdalifah Syarifuddin, Suprapto Hadi, Riza Phahlevi Marwanto","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.86-92","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.86-92","url":null,"abstract":"Ruas jalan Gatot Subroto merupakan salah satu jenis jalan lokal primer yang berada di daerah Kota Tegal, Jawa Tengah. Menjadi tipe jalan 2/2 UD dengan panjang jalan 2,4 km. Ruas jalan ini memberikan akses dari ruas jalan kolektor Kolonel Sugiono menuju ruas jalan KS.Tubun. Banyaknya kondisi marka yang sudah tidak terlihat serta kondisi perlengkapan jalan yang sudah tidak dalam kondisi baik, menyebabkan ruas jalan ini memerlukan kegiatan inspeksi keselamatan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan solusi dari permasalahan infrastruktur ruas jalan Gatot Subroto demi meningkatkan keselamatan, aman, dan kenyamanan ruas jalan tersebut. Metode penelitian dimulai dari pengambilan data secara langsung di lapangan lalu melakukan analisis data dan pengelolaan nya. Ditemukan bahwa kerusakan rambu, marka, dan kondisi permukaan jalan menjadi masalah utama dari ruas jalan ini.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"39 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140440321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.70-77
Mohammad Sheva Subairi, Rahayu Pradita, Mohamad Galuh Khomari
Pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi dengan tinggi 4 lantai pada gedung A dan C, tinggi 5 lantai pada gedung B masih menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal untuk perpindahan dari setiap lantainya, perlu adanya sistem transportasi vertikal yang efisien dan lift menjadi solusi yang tepat untuk mendukung seluruh aktivitas pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi. Penelitian ini merujuk pada standar perencanaan lift SNI 03-6573-2001 dan data jumlah penghuni gedung pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi serta fungsi setiap ruangan sehingga diharapkan akan mempermudah dalam pengolahan data. Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah menghitung kapasitas dan jumlah lift yang dibutuhkan pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi. Perhitungan kapasitas dan jumlah lift dengan luasan per lantai 2.476 m2, tinggi 4 lantai pada gedung A dan C, tinggi 5 lantai untuk gedung B. Hasil perhitungan ini menunjukan bahwa lift yang dibutuhkan sebanyak 3 unit dengan kapasitas 15 orang (1000 kg) dan kecepatan 1 m/s mempunyai jumlah maksimal penghuni 3.211 orang, waktu perjalanan bolak balik 89 detik, beban puncak lift 153 orang, daya angkut lift dalam 5 menit 51 orang, waktu tunggu lift 31 detik. Berdasarkan hasil perhitungan lift Gedung 454 menunjukan bahwa telah memenuhi standar SNI 03-6573-2001 dengan ketentuan waktu tunggu Gedung Kantor Instansi 30-40 detik.
{"title":"PERHITUNGAN KAPASITAS LIFT SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI VERTIKAL PADA GEDUNG BERTINGKAT","authors":"Mohammad Sheva Subairi, Rahayu Pradita, Mohamad Galuh Khomari","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.70-77","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.70-77","url":null,"abstract":"Pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi dengan tinggi 4 lantai pada gedung A dan C, tinggi 5 lantai pada gedung B masih menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal untuk perpindahan dari setiap lantainya, perlu adanya sistem transportasi vertikal yang efisien dan lift menjadi solusi yang tepat untuk mendukung seluruh aktivitas pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi. Penelitian ini merujuk pada standar perencanaan lift SNI 03-6573-2001 dan data jumlah penghuni gedung pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi serta fungsi setiap ruangan sehingga diharapkan akan mempermudah dalam pengolahan data. Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah menghitung kapasitas dan jumlah lift yang dibutuhkan pada Gedung 454 Politeknik Negeri Banyuwangi. Perhitungan kapasitas dan jumlah lift dengan luasan per lantai 2.476 m2, tinggi 4 lantai pada gedung A dan C, tinggi 5 lantai untuk gedung B. Hasil perhitungan ini menunjukan bahwa lift yang dibutuhkan sebanyak 3 unit dengan kapasitas 15 orang (1000 kg) dan kecepatan 1 m/s mempunyai jumlah maksimal penghuni 3.211 orang, waktu perjalanan bolak balik 89 detik, beban puncak lift 153 orang, daya angkut lift dalam 5 menit 51 orang, waktu tunggu lift 31 detik. Berdasarkan hasil perhitungan lift Gedung 454 menunjukan bahwa telah memenuhi standar SNI 03-6573-2001 dengan ketentuan waktu tunggu Gedung Kantor Instansi 30-40 detik.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"69 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140439957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.57-62
O. Sari, M. Amin
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang di topang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Daya dukung ultimit pondasi harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada pondasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tiang pancang dan penurunan masih dalam batas aman. Dengan menghitung besarnya daya dukung dan penurunan yang terjadi pada pondasi serta melihat perbedaan nilai sebagai bentuk evaluasi berdasarkan PDA Test. Berdasarkan data Standard penetration test (SPT) yang digunakan dan dihitung dengan beberapa metode diperoleh hasil perhitungan menggunakan metode Reese dan O’neil (1989) pada titik DB.1 Qu = 141.79 ton, DB.2 Qu = 160.75. Sedangkan untuk metode Mayerhof (1976) diperoleh pada titik DB.1 Qu = 107.12 ton, DB.2 Qu = 108.95. Perhitungan penurunan tiang tunggal dihitung menggunakan metode Poulos dan Davis dengan beban sesuai dengan PDA Test yang menghasilkan pada titik DB.1 S = 4.15 mm , DB.2 S = 4.87 mm. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan daya dukung ultimit dan penurunan pondasi masuk kedalam kriteria batas aman.
{"title":"EVALUASI DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN BORED PILE BERDASARKAN HASIL PENGUJIAN PDA (PEMBANGUNAN UNIVERSITAS KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH JOMBANG)","authors":"O. Sari, M. Amin","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.57-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.57-62","url":null,"abstract":"Pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang di topang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Daya dukung ultimit pondasi harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada pondasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tiang pancang dan penurunan masih dalam batas aman. Dengan menghitung besarnya daya dukung dan penurunan yang terjadi pada pondasi serta melihat perbedaan nilai sebagai bentuk evaluasi berdasarkan PDA Test. Berdasarkan data Standard penetration test (SPT) yang digunakan dan dihitung dengan beberapa metode diperoleh hasil perhitungan menggunakan metode Reese dan O’neil (1989) pada titik DB.1 Qu = 141.79 ton, DB.2 Qu = 160.75. Sedangkan untuk metode Mayerhof (1976) diperoleh pada titik DB.1 Qu = 107.12 ton, DB.2 Qu = 108.95. Perhitungan penurunan tiang tunggal dihitung menggunakan metode Poulos dan Davis dengan beban sesuai dengan PDA Test yang menghasilkan pada titik DB.1 S = 4.15 mm , DB.2 S = 4.87 mm. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan daya dukung ultimit dan penurunan pondasi masuk kedalam kriteria batas aman.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"17 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140441876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.78-85
Mifta Adhitya, Enes Ariyanto Sandi, M. Hilmy
Pembangunan gedung bertingkat tak lepas dari pekerjaan pelat lantai. Beberapa metode pelaksanaan pelat lantai diantaranya yaitu konvensional dan boundeck. Pemilihan metode pelaksanaan berpengaruh terhadap biaya dan waktu yang diperlukan. Jika diperkirakan dengan logika, penggunaan pelat konvensional pada gedung lebih dari dua lantai akan lebih ekonomis karena bekisting konvensional dapat digunakan secara berulang. Di Banyuwangi masih jarang ditemukan proyek gedung bertingkat yang menggunakan boundeck. Namun, di kota besar seperti Surabaya, boundeck sudah mulai umum digunakan sebagai pengganti bekisting konvensional. Empat dari lima penelitian terdahulu menunjukan bahwa pelat boundeck lebih murah sebesar 12,77%-38,90%. Kelima penelitian tersebut menggunakan bekisting sekali pemakaian, sedangkan pada proyek Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi menggunakan bekisting 2 kali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan waktu pelat lantai konvensional dan boundeck pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data, perhitungan volume, kemudian perhitungan biaya untuk masing-masing pelat lantai menggunakan AHSP Banyuwangi Tahun 2023.Pelat yang ditinjau yaitu mulai dari pelat lantai 2 hingga pelat dak atap atau sejumlah 7 pelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelat boundeck sebesar Rp5.584.870.281,34, sedangkan biaya pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp6.765.876.899,97. Perbandingan biaya pelat boundeck dan pelat konvensional menunjukkan selisih biaya sebesar Rp1.181.006.618,63 atau sekitar 17,46%. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pelat boundeck membutuhkan biaya yang lebih murah daripada pekerjaan pelat konvensional.
{"title":"PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN PELAT BOUNDECK DAN PELAT KONVENSIONAL (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLIWANGI)","authors":"Mifta Adhitya, Enes Ariyanto Sandi, M. Hilmy","doi":"10.57203/jriteks.v2i2.2024.78-85","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i2.2024.78-85","url":null,"abstract":"Pembangunan gedung bertingkat tak lepas dari pekerjaan pelat lantai. Beberapa metode pelaksanaan pelat lantai diantaranya yaitu konvensional dan boundeck. Pemilihan metode pelaksanaan berpengaruh terhadap biaya dan waktu yang diperlukan. Jika diperkirakan dengan logika, penggunaan pelat konvensional pada gedung lebih dari dua lantai akan lebih ekonomis karena bekisting konvensional dapat digunakan secara berulang. Di Banyuwangi masih jarang ditemukan proyek gedung bertingkat yang menggunakan boundeck. Namun, di kota besar seperti Surabaya, boundeck sudah mulai umum digunakan sebagai pengganti bekisting konvensional. Empat dari lima penelitian terdahulu menunjukan bahwa pelat boundeck lebih murah sebesar 12,77%-38,90%. Kelima penelitian tersebut menggunakan bekisting sekali pemakaian, sedangkan pada proyek Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi menggunakan bekisting 2 kali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan waktu pelat lantai konvensional dan boundeck pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data, perhitungan volume, kemudian perhitungan biaya untuk masing-masing pelat lantai menggunakan AHSP Banyuwangi Tahun 2023.Pelat yang ditinjau yaitu mulai dari pelat lantai 2 hingga pelat dak atap atau sejumlah 7 pelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelat boundeck sebesar Rp5.584.870.281,34, sedangkan biaya pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp6.765.876.899,97. Perbandingan biaya pelat boundeck dan pelat konvensional menunjukkan selisih biaya sebesar Rp1.181.006.618,63 atau sekitar 17,46%. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pelat boundeck membutuhkan biaya yang lebih murah daripada pekerjaan pelat konvensional.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"29 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140441942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan fasilitas sekolah khususnya lahan parkir siswa sebaiknya juga memperhatikan kebutuhan lahan untuk menampung kendaraan yang digunakan siswa untuk ke sekolah dan memenuhi kebutuhan fasilitas gedung. Berdasarkan hasil survei di SMKN 1 Glagah Banyuwangi, adanya kendaraan siswa yang parkir berhimpitan antar kendaraan yang dapat mengakibatkan kesulitan saat mengeluarkan kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasi lahan parkir siswa yang tersedia. Salah satu bentuk optimalisasi yaitu merencanakan sudut pola parkir yang paling optimal. Langkah-langkah dari penelitian ini dimulai dengan survei pendahuluan, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan obeservasi lapangan parkir. Hasil dari survei pendahuluan menunjukkan hasil evaluasi kuesioner siswa merasa tidak nyaman parkir di lahan parkir siswa dikarenakan lahan parkir kendaraan penuh dan kesulitan mengeluarkan kendaraan. Dengan luas lahan parkir eksisting 1.651 dan 649,32 dengan sudut 45° dapat menghasilkan petak parkir mencapai 593 kendaraan, kemudian hasil dari optimalisasi perencanaan sudut pola dan alur parkir yang baru berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996 didapatkan hasil maksimum kebutuhan lahan parkir menggunakan sudut 90° dapat menampung 870 kendaraan.
{"title":"OPTIMALISASI PENYEDIAAN LAHAN PARKIR PADA GEDUNG SMK NEGERI 1 GLAGAH BANYUWANGI","authors":"Rindi Novia Ananda, Rahayu Pradita, Wahyu Naris Wari","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.1-10","url":null,"abstract":"Pembangunan fasilitas sekolah khususnya lahan parkir siswa sebaiknya juga memperhatikan kebutuhan lahan untuk menampung kendaraan yang digunakan siswa untuk ke sekolah dan memenuhi kebutuhan fasilitas gedung. Berdasarkan hasil survei di SMKN 1 Glagah Banyuwangi, adanya kendaraan siswa yang parkir berhimpitan antar kendaraan yang dapat mengakibatkan kesulitan saat mengeluarkan kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasi lahan parkir siswa yang tersedia. Salah satu bentuk optimalisasi yaitu merencanakan sudut pola parkir yang paling optimal. Langkah-langkah dari penelitian ini dimulai dengan survei pendahuluan, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan obeservasi lapangan parkir. Hasil dari survei pendahuluan menunjukkan hasil evaluasi kuesioner siswa merasa tidak nyaman parkir di lahan parkir siswa dikarenakan lahan parkir kendaraan penuh dan kesulitan mengeluarkan kendaraan. Dengan luas lahan parkir eksisting 1.651 dan 649,32 dengan sudut 45° dapat menghasilkan petak parkir mencapai 593 kendaraan, kemudian hasil dari optimalisasi perencanaan sudut pola dan alur parkir yang baru berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996 didapatkan hasil maksimum kebutuhan lahan parkir menggunakan sudut 90° dapat menampung 870 kendaraan.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123980303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-17DOI: 10.57203/jriteks.v2i1.2023.24-31
I. K. H. Wiryasuta, Siska Aprilia Hardiyanti, Riris Afa Adelia
Universitas Nurul Jadid mengadakan pembangunan Gedung Rektorat dengan pelaksana proyek CV. Generasi Jaya. Pada pelaksanaan pembangunannya seringkali tidak dapat dihindari timbulnya sisa material, sehingga perlu adanya perencanaan manajemen material agar dapat mencapai minimum sisa material. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi sisa material untuk mengetahui akar penyebab sisa material. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor dominan penyebab sisa material pada proyek pembangunan Gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada empat responden dari CV. Generasi Jaya sebagai pihak kontraktor, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sample expert ditetapkan responden diantaranya Project Manager, Construction Manager, Supervisor, dan Logistic. Hasil kuesioner diidentifikasi menggunakan metode Rating Scale untuk mendapatkan faktor dominan penyebab timbulnya sisa material. Hasil identifikasi tersebut menghasilkan 15 faktor penyebab sisa material yang terbagi dalam enam kategori yaitu desain, pengadaan, penanganan, pelaksanaan, residual dan lain-lain dengan faktor dominan yang menduduki tiga peringkat teratas yaitu pemilihan spesifikasi produk dengan skor 0,830, penyimpanan material yang tidak tepat menyebabkan kerusakan atau penurunan material dengan skor 0,657, dan kurangnya pengontrolan material di lokasi dan rencana pengelolaan sisa material dengan skor 0,515.
Nurul so d大学正在与CV项目管理人员一起进行Rektorat建设。Jaya的一代。在施工过程中,材料的排放常常是不可避免的,因此需要对材料的管理进行规划,以达到最低限度。此外,还需要对剩余材料进行鉴定,以确定其根本原因。本研究的目的是确定努鲁·苏德大学建筑工程中遗留下来的材料的主导因素。数据提取是通过将问卷分发给四名受访者。光辉的一代是承包商,他们使用采样技术,在项目经理、建筑经理、主管和生理学之间进行筛选。问卷调查的结果是采用Scale评级方法来确定物质废料的主导因素。鉴定结果产生15因素分为六个类别的材料设计、采购、管理、执行剩余和其他民族的主导因素占据了三个等级,即选举0.830的分数、云存储产品规格造成不适当的材料或材料的分数下降0,657现场材料,缺乏控制和管理计划剩下的材料0.515分数。
{"title":"IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENYEBAB SISA MATERIAL DENGAN METODE RATING SCALE PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NURUL JADID","authors":"I. K. H. Wiryasuta, Siska Aprilia Hardiyanti, Riris Afa Adelia","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.24-31","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.24-31","url":null,"abstract":"Universitas Nurul Jadid mengadakan pembangunan Gedung Rektorat dengan pelaksana proyek CV. Generasi Jaya. Pada pelaksanaan pembangunannya seringkali tidak dapat dihindari timbulnya sisa material, sehingga perlu adanya perencanaan manajemen material agar dapat mencapai minimum sisa material. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi sisa material untuk mengetahui akar penyebab sisa material. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor dominan penyebab sisa material pada proyek pembangunan Gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada empat responden dari CV. Generasi Jaya sebagai pihak kontraktor, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sample expert ditetapkan responden diantaranya Project Manager, Construction Manager, Supervisor, dan Logistic. Hasil kuesioner diidentifikasi menggunakan metode Rating Scale untuk mendapatkan faktor dominan penyebab timbulnya sisa material. Hasil identifikasi tersebut menghasilkan 15 faktor penyebab sisa material yang terbagi dalam enam kategori yaitu desain, pengadaan, penanganan, pelaksanaan, residual dan lain-lain dengan faktor dominan yang menduduki tiga peringkat teratas yaitu pemilihan spesifikasi produk dengan skor 0,830, penyimpanan material yang tidak tepat menyebabkan kerusakan atau penurunan material dengan skor 0,657, dan kurangnya pengontrolan material di lokasi dan rencana pengelolaan sisa material dengan skor 0,515.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"155 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134399004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-17DOI: 10.57203/jriteks.v2i1.2023.32-39
Toni Budi Santoso, Mohamad Miftah
Penelitian ini menggunakan foam agent yaitu suatu jenis bahan kimia yang bila dicampur dengan air akan menghasilkan busa yang stabil dan dapat menghasilkan mortar yang lebih ringan. Mortar ringan banyak dipilih dalam pekerjaan konstruksi karena ringan membuatnya mudah digunakan. Keunggulan mortar ringan ini secra signifikan dapat mengurangi bobot bangunan. Penelitian penambahan foam agent pada mortar bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh foam agent dengan campuran terhadap kuat tekan, berat jenis, dan penyerapan air pada mortar. Material yang digunakan untuk campuran mortar adalah semen PC tipe 1, pasir lolos saringan 40 dan busa dari campuran air dan foam agent. Variasi penambahan busa 0%, 10%, 25%, dan 50%. Pengaruh penambahan foam agent terhadap kuat tekan semakin menurun. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 14 hari dan 28 hari. Hasil kuat tekan pada umur 14 hari untuk setiap variasi rata-rata 11,517 MPa,11 MPa, 2,908 MPa dan 1,139 MPa. Rata-rata kuat tekan umur 28 hari adalah14,918 MPa, 10,995 MPa, 6,667 MPa dan 1,552 MPa.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN FOAM AGENT TERHADAP DENSITY, DAYA SERAP AIR DAN KUAT TEKAN MORTAR","authors":"Toni Budi Santoso, Mohamad Miftah","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.32-39","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.32-39","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan foam agent yaitu suatu jenis bahan kimia yang bila dicampur dengan air akan menghasilkan busa yang stabil dan dapat menghasilkan mortar yang lebih ringan. Mortar ringan banyak dipilih dalam pekerjaan konstruksi karena ringan membuatnya mudah digunakan. Keunggulan mortar ringan ini secra signifikan dapat mengurangi bobot bangunan. Penelitian penambahan foam agent pada mortar bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh foam agent dengan campuran terhadap kuat tekan, berat jenis, dan penyerapan air pada mortar. Material yang digunakan untuk campuran mortar adalah semen PC tipe 1, pasir lolos saringan 40 dan busa dari campuran air dan foam agent. Variasi penambahan busa 0%, 10%, 25%, dan 50%. Pengaruh penambahan foam agent terhadap kuat tekan semakin menurun. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 14 hari dan 28 hari. Hasil kuat tekan pada umur 14 hari untuk setiap variasi rata-rata 11,517 MPa,11 MPa, 2,908 MPa dan 1,139 MPa. Rata-rata kuat tekan umur 28 hari adalah14,918 MPa, 10,995 MPa, 6,667 MPa dan 1,552 MPa.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124143284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-17DOI: 10.57203/jriteks.v2i1.2023.18-23
Salfa Hanum Cahyani, Kurnia Hadi Putra
Lalu lintas Jalan Panjang Jiwo Permai pada sebelum adanya pembangunan rumah sakit cukup padat karena hambatan dari mobil yang mengarah ke parkiran Universitas Ubaya, hambatan tersebut akan terus bertambah karena jalan tersebut merupakan kawasan komersial. Pada kawasan komersial jalan tersebut terdapat banyak ruko pertokoan dan sekolah-sekolah di sekitar jalan yang membuat hambatan besar pada jam masuk sekolah atau kerja dan pada jam pulang. Pembangunan Rumah Sakit Ubaya menambah hambatan lalu lintas di jalan karena banyak truk bahan bangunan akan sering melintasi jalan tersebut. Sehingga perlu dilakukan analisis evaluasi kinerja ruas jalan akibat pembangunan tersebut untuk menentukan nilai kecepatan terhadap kenyamanan pengguna jalan. Penelitian ini menggunakan metode MKJI 1997 sebagai dasar analisis perhitungan evaluasi jalan dan peraturan yang digunakan sebagai dasar penentuan LOS adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015. Dalam analisis peneliti mendapatkan komponen-komponen perhitungan dengan melakukan survei di lapangan secara langsung pada hari kerja dan hari libur. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pada masa sebelum pembangunan pengguna jalan menggunakan kecepatan 48 km/jam, kemudian saat pembangunan terjadi penurunan kecepatan 43 km/jam oleh pengguna jalan yang menyebabkan ketidaknyamanan pengguna jalan dan kualitas waktu pekerja berkurang karena hambatan lalu lintas.
{"title":"EVALUASI KINERJA RUAS JALAN RAYA PANJANG JIWO PERMAI AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UBAYA KOTA SURABAYA","authors":"Salfa Hanum Cahyani, Kurnia Hadi Putra","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.18-23","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.18-23","url":null,"abstract":"Lalu lintas Jalan Panjang Jiwo Permai pada sebelum adanya pembangunan rumah sakit cukup padat karena hambatan dari mobil yang mengarah ke parkiran Universitas Ubaya, hambatan tersebut akan terus bertambah karena jalan tersebut merupakan kawasan komersial. Pada kawasan komersial jalan tersebut terdapat banyak ruko pertokoan dan sekolah-sekolah di sekitar jalan yang membuat hambatan besar pada jam masuk sekolah atau kerja dan pada jam pulang. Pembangunan Rumah Sakit Ubaya menambah hambatan lalu lintas di jalan karena banyak truk bahan bangunan akan sering melintasi jalan tersebut. Sehingga perlu dilakukan analisis evaluasi kinerja ruas jalan akibat pembangunan tersebut untuk menentukan nilai kecepatan terhadap kenyamanan pengguna jalan. Penelitian ini menggunakan metode MKJI 1997 sebagai dasar analisis perhitungan evaluasi jalan dan peraturan yang digunakan sebagai dasar penentuan LOS adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015. Dalam analisis peneliti mendapatkan komponen-komponen perhitungan dengan melakukan survei di lapangan secara langsung pada hari kerja dan hari libur. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pada masa sebelum pembangunan pengguna jalan menggunakan kecepatan 48 km/jam, kemudian saat pembangunan terjadi penurunan kecepatan 43 km/jam oleh pengguna jalan yang menyebabkan ketidaknyamanan pengguna jalan dan kualitas waktu pekerja berkurang karena hambatan lalu lintas.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126999715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}