Peta Situasi dalam perkembangannya sering digunakan sebagai gambar pelengkap dokumen pembangunan proyek. Diperlukan suatu penyajian peta yang menarik dan mudah dipahami dengan pendetailan setiap objek. Jalan lingkungan Politeknik Negeri Banyuwangi memiliki panjang 772,3 meter. Jalan ini merupakan jalan akses civitas akademika untuk menuju gedung perkuliahan. Jalan yang dibangun pada tahun 2009 tersebut belum memiliki peta situasi, dimana peta ini sangat penting untuk perencanaan perbaikan jalan. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan desain peta situasi untuk jalan lingkungan Politeknik Negeri Banyuwangi, karena belum ada gambar perencanaan sebelumya. Tujuan dari proyek akhir ini untuk mengetahui cara pembuatan peta situasi dengan metode poligon terbuka menggunakan alat Waterpass. Desain peta situasi jalan yang didapatkan akan dijadikan acuan pembangunan jalan atau sarana prasarana penunjang jalan lainnya. Metode yang dilakukan yaitu survei langsung ke lokasi dengan bantuan alat Waterpass. Data kontur yang dihasilkan diolah kembali dan dijadikan gambar site plan dan profil jalan dengan bantuan software AutoCad, SkecthUp,dan Lumion. Hasil penelitian ini diperoleh desain gambar site plan, profil jalan, tampak existing tiga dimensi maupun data yang dihasilkan dari survei pemetaan lahan dari alat Waterpass dan koreksi-koreksi perhitungan untuk titik penembakan.
{"title":"DESAIN PETA SITUASI JALAN DENGAN METODE POLIGON TERBUKA (STUDI KASUS JALAN LINGKUNGAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI)","authors":"Hidayatur Rohman, Enes Ariyanto Sandi, Wahyu Naris Wari","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.40-47","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.40-47","url":null,"abstract":"Peta Situasi dalam perkembangannya sering digunakan sebagai gambar pelengkap dokumen pembangunan proyek. Diperlukan suatu penyajian peta yang menarik dan mudah dipahami dengan pendetailan setiap objek. Jalan lingkungan Politeknik Negeri Banyuwangi memiliki panjang 772,3 meter. Jalan ini merupakan jalan akses civitas akademika untuk menuju gedung perkuliahan. Jalan yang dibangun pada tahun 2009 tersebut belum memiliki peta situasi, dimana peta ini sangat penting untuk perencanaan perbaikan jalan. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan desain peta situasi untuk jalan lingkungan Politeknik Negeri Banyuwangi, karena belum ada gambar perencanaan sebelumya. Tujuan dari proyek akhir ini untuk mengetahui cara pembuatan peta situasi dengan metode poligon terbuka menggunakan alat Waterpass. Desain peta situasi jalan yang didapatkan akan dijadikan acuan pembangunan jalan atau sarana prasarana penunjang jalan lainnya. Metode yang dilakukan yaitu survei langsung ke lokasi dengan bantuan alat Waterpass. Data kontur yang dihasilkan diolah kembali dan dijadikan gambar site plan dan profil jalan dengan bantuan software AutoCad, SkecthUp,dan Lumion. Hasil penelitian ini diperoleh desain gambar site plan, profil jalan, tampak existing tiga dimensi maupun data yang dihasilkan dari survei pemetaan lahan dari alat Waterpass dan koreksi-koreksi perhitungan untuk titik penembakan.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130495501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-17DOI: 10.57203/jriteks.v2i1.2023.11-17
Diah Purnama Sari, Eva Olivia Hutasoit, Rahayu Pradita
Kantor Polresta Banyuwangi merupakan lembaga pelayanan publik dimana dikantornyapun harus dilakukan peningkatan pelayanan fasilitas parkir yang memadai untuk tamu, anggota polri maupun karyawan. Permasalahan lahan parkir di dalam Kantor Polresta Banyuwangi yaitu kurangnya lahan dan perencanaan jalur keluar masuk kendaraan yang kurang efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan lahan parkir pada Kantor Polresta Banyuwangi, sehingga dapat menggambarkan kondisi lahan yang dibutuhkan untuk mendapat hasil lahan yang lebih ideal. Metode yang digunakan yaitu survei ke lokasi, pengumpulan data karekteristik parkir, pengukuran lahan dan pengumpulan data. Survei dilakukan selama 10 hari pada hari aktif kegiatan pelayanan di Kantor Polresta Banyuwangi yaitu Senin sampai Jumat selama 2 Minggu. Hasil survei kemudian diolah menggunakan acuan standar (Direkur Jenderal Perhubungan Darat, 1996). Hasil analisis menunjukkan SRP yang dibutuhkan untuk sepeda motor yaitu 400 petak, sedangkan petak eksisting hanya 104 petak. Oleh karena itu dinyatakan masih belum memenuhi untuk sepeda motor. Kemudian SRP yang dibutuhkan untuk mobil yaitu 21 petak, sedangkan petak eksisting sebanyak 35 petak. Karena dinyatakan petak eksisting lebih banyak daripada yang dibutuhkan, maka petak eksisting mobil masih memenuhi.
{"title":"PERHITUNGAN KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA KANTOR POLRESTA BANYUWANGI","authors":"Diah Purnama Sari, Eva Olivia Hutasoit, Rahayu Pradita","doi":"10.57203/jriteks.v2i1.2023.11-17","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v2i1.2023.11-17","url":null,"abstract":"Kantor Polresta Banyuwangi merupakan lembaga pelayanan publik dimana dikantornyapun harus dilakukan peningkatan pelayanan fasilitas parkir yang memadai untuk tamu, anggota polri maupun karyawan. Permasalahan lahan parkir di dalam Kantor Polresta Banyuwangi yaitu kurangnya lahan dan perencanaan jalur keluar masuk kendaraan yang kurang efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan lahan parkir pada Kantor Polresta Banyuwangi, sehingga dapat menggambarkan kondisi lahan yang dibutuhkan untuk mendapat hasil lahan yang lebih ideal. Metode yang digunakan yaitu survei ke lokasi, pengumpulan data karekteristik parkir, pengukuran lahan dan pengumpulan data. Survei dilakukan selama 10 hari pada hari aktif kegiatan pelayanan di Kantor Polresta Banyuwangi yaitu Senin sampai Jumat selama 2 Minggu. Hasil survei kemudian diolah menggunakan acuan standar (Direkur Jenderal Perhubungan Darat, 1996). Hasil analisis menunjukkan SRP yang dibutuhkan untuk sepeda motor yaitu 400 petak, sedangkan petak eksisting hanya 104 petak. Oleh karena itu dinyatakan masih belum memenuhi untuk sepeda motor. Kemudian SRP yang dibutuhkan untuk mobil yaitu 21 petak, sedangkan petak eksisting sebanyak 35 petak. Karena dinyatakan petak eksisting lebih banyak daripada yang dibutuhkan, maka petak eksisting mobil masih memenuhi.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123407372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-15DOI: 10.57203/jriteks.v1i2.2023.75-80
Siska Aprilia Hardiyanti, Muhammad Farham Zulfikri, M. G. Khomari
Struktur balok memiliki variasi bentuk tergantung kebutuhan. Salah satu dari variasi yaitu jarak bentang balok. Variasi bentang balok menyebabkan distribusi momen pada lantai terkadang bervariasi sesuai dengan bentang yang ada. Pada struktur balok utama proyek RSUD Mantingan Kabupaten Ngawi memiliki variasi bentang yang berbeda. Bentang terpanjang pada balok utama memiliki panjang 7,2 m dan bentang terpendek memiliki panjang 2,5 m. Kedua bentang balok tersebut memiliki dimensi dan tulangan yang sama besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi balok beton bertulang dengan variasi bentang terhadap dimensi dan tulangan. Evaluasi dimensi balok digunakan pemodelan struktur dengan alat bantu program software struktur secara 3 dimensi. Minimum dimensi balok optimal bentang 7,2 m didapatkan balok 30/65 dengan kebutuhan tulangan longitudinal pada daerah tumpuan digunakan tulangan tarik 5D16 dan tulangan tumpuan tekan 2D16. Pada tulangan longitudinal lapangan digunakan tulangan lapangan tarik 8D16 dan tulangan lapangan tekan digunakan 2D16. Pada tulangan geser daerah tumpuan digunakan tulangan Ø10-100 dan tulangan geser daerah lapangan digunakan tulangan Ø10-150. Pada tulangan torsi digunakan tulangan 4Ø12. Pada bentang 2,5 m didapatkan dimensi minimum balok 30/45 dengan jumlah kebutuhan tulangan longitudinal tumpuan dan lapangan tarik 5D16 dan tulangan tekan 2D16. Tulangan geser digunakan tulangan sengkang Ø10-150.
{"title":"EVALUASI BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI BENTANG TERHADAP DIMENSI DAN TULANGAN","authors":"Siska Aprilia Hardiyanti, Muhammad Farham Zulfikri, M. G. Khomari","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.75-80","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.75-80","url":null,"abstract":"Struktur balok memiliki variasi bentuk tergantung kebutuhan. Salah satu dari variasi yaitu jarak bentang balok. Variasi bentang balok menyebabkan distribusi momen pada lantai terkadang bervariasi sesuai dengan bentang yang ada. Pada struktur balok utama proyek RSUD Mantingan Kabupaten Ngawi memiliki variasi bentang yang berbeda. Bentang terpanjang pada balok utama memiliki panjang 7,2 m dan bentang terpendek memiliki panjang 2,5 m. Kedua bentang balok tersebut memiliki dimensi dan tulangan yang sama besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi balok beton bertulang dengan variasi bentang terhadap dimensi dan tulangan. Evaluasi dimensi balok digunakan pemodelan struktur dengan alat bantu program software struktur secara 3 dimensi. Minimum dimensi balok optimal bentang 7,2 m didapatkan balok 30/65 dengan kebutuhan tulangan longitudinal pada daerah tumpuan digunakan tulangan tarik 5D16 dan tulangan tumpuan tekan 2D16. Pada tulangan longitudinal lapangan digunakan tulangan lapangan tarik 8D16 dan tulangan lapangan tekan digunakan 2D16. Pada tulangan geser daerah tumpuan digunakan tulangan Ø10-100 dan tulangan geser daerah lapangan digunakan tulangan Ø10-150. Pada tulangan torsi digunakan tulangan 4Ø12. Pada bentang 2,5 m didapatkan dimensi minimum balok 30/45 dengan jumlah kebutuhan tulangan longitudinal tumpuan dan lapangan tarik 5D16 dan tulangan tekan 2D16. Tulangan geser digunakan tulangan sengkang Ø10-150.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125168408","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pekerjaan konstruksi seringkali terjadi masalah operasional sehingga hal tersebut menyebabkan pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan. Masalah operasional itu sendiri adalah kurangnya tenaga kerja, bahan material, dan peralatan yang akan digunakan, alokasi yang tidak sesuai dengan rencana, dan masalah lainnya di luar jadwal rencana kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pembangunan Suncity Residence. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada kontraktor yang terlibat dalam proyek tersebut. Pemilihan responden menggunakan metode sampling kuota yang meliputi 30 responden yang mengerjakan proyek pembangunan Suncity Residence. Selanjutnya data hasil kuesioner diolah menggunakan analisis factor dengan software SPSS. Hasil analisis data yang diperoleh terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek Suncity Residence Apartment yang dilihat dari nilai persentase variannya. Variabel tersebut adalah pekerjaan yang tidak tepat yang dilakukan oleh kontraktor, kesalahan pengolahan material oleh kontraktor, kekurangan bahan dan material masuk ke dalam faktor satu yang memiliki nilai varian sebesar 45,107%. Dan kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi, perubahan scope perkerjaan konsultan dan terdapat perubahan tipe dan spesifikasi material masuk ke dalam faktor dua yang memiliki nilai varian sebesar 23,423%. Dilihat dari nilai persentase terbesar, maka faktor satu memiliki nilai varian terbesar yaiu 45,107% dengan 3 faktor didalamnya.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEMBANGUNAN PROYEK SUNCITY RESIDENCE","authors":"Rizka Wulandari, Enes Ariyanto Sandi, Yuni Ulfiyati","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.60-64","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.60-64","url":null,"abstract":"Pekerjaan konstruksi seringkali terjadi masalah operasional sehingga hal tersebut menyebabkan pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan. Masalah operasional itu sendiri adalah kurangnya tenaga kerja, bahan material, dan peralatan yang akan digunakan, alokasi yang tidak sesuai dengan rencana, dan masalah lainnya di luar jadwal rencana kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pembangunan Suncity Residence. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada kontraktor yang terlibat dalam proyek tersebut. Pemilihan responden menggunakan metode sampling kuota yang meliputi 30 responden yang mengerjakan proyek pembangunan Suncity Residence. Selanjutnya data hasil kuesioner diolah menggunakan analisis factor dengan software SPSS. Hasil analisis data yang diperoleh terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek Suncity Residence Apartment yang dilihat dari nilai persentase variannya. Variabel tersebut adalah pekerjaan yang tidak tepat yang dilakukan oleh kontraktor, kesalahan pengolahan material oleh kontraktor, kekurangan bahan dan material masuk ke dalam faktor satu yang memiliki nilai varian sebesar 45,107%. Dan kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi, perubahan scope perkerjaan konsultan dan terdapat perubahan tipe dan spesifikasi material masuk ke dalam faktor dua yang memiliki nilai varian sebesar 23,423%. Dilihat dari nilai persentase terbesar, maka faktor satu memiliki nilai varian terbesar yaiu 45,107% dengan 3 faktor didalamnya.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123442368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bambu memiliki potensi yang cukup baik untuk material pengganti kayu melihat ketersediaan kayu di alam yang semakin sedikit. Pembuatan bambu laminasi dengan cara merekatkan bilah bambu yang sudah diserut hingga membentuk sebuah balok laminasi. Pada penelitian ini pembuatan balok laminasi menggunakan bambu ampel dengan pola susunan brick dengan menggunakan perekat PVAC (Polyvinyl Acetate) yang mempunyai sifat elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik balok laminasi dari bambu ampel berdasarkan kekuatan tekan, lentur dan tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik bambu ampel laminasi berdasarkan kuat tekan dengan dimensi 50 mm × 50 mm × 200 mm memiliki nilai rata-rata 38,27 MPa, kuat lentur bambu ampel laminasi dengan dimensi 50 mm × 50 mm × 760 mm memiliki nilai rata-rata 87,35 MPa. Nilai kuat tarik bambu ampel laminasi dimensi 25 mm × 25 mm × 460 mm memiliki rata-rata 366,08 MPa. Berdasarkan pendekatan kelas kayu bambu ampel laminasi termasuk pada kelas III dan tergolong kode mutu E25.
{"title":"KARAKTERISTIK BALOK LAMINASI DARI BAMBU AMPEL SUSUNAN BRICK DITINJAU BERDASARKAN KEKUATAN TEKAN DAN LENTUR","authors":"Dicky Okky Irawan, Mirza Ghulam Rifqi, Erna Suryani","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.65-74","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.65-74","url":null,"abstract":"Bambu memiliki potensi yang cukup baik untuk material pengganti kayu melihat ketersediaan kayu di alam yang semakin sedikit. Pembuatan bambu laminasi dengan cara merekatkan bilah bambu yang sudah diserut hingga membentuk sebuah balok laminasi. Pada penelitian ini pembuatan balok laminasi menggunakan bambu ampel dengan pola susunan brick dengan menggunakan perekat PVAC (Polyvinyl Acetate) yang mempunyai sifat elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik balok laminasi dari bambu ampel berdasarkan kekuatan tekan, lentur dan tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik bambu ampel laminasi berdasarkan kuat tekan dengan dimensi 50 mm × 50 mm × 200 mm memiliki nilai rata-rata 38,27 MPa, kuat lentur bambu ampel laminasi dengan dimensi 50 mm × 50 mm × 760 mm memiliki nilai rata-rata 87,35 MPa. Nilai kuat tarik bambu ampel laminasi dimensi 25 mm × 25 mm × 460 mm memiliki rata-rata 366,08 MPa. Berdasarkan pendekatan kelas kayu bambu ampel laminasi termasuk pada kelas III dan tergolong kode mutu E25.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131746488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-15DOI: 10.57203/jriteks.v1i2.2023.48-52
Akbar Bayu Kresno Suharso
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia, apa lagi jika kota tersebut belum memiliki sistem lalu lintas yang memadai dimana jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Salah satu lokasi terjadinya permasalahan lalu lintas yaitu pada simpang Jalan Kapten Robani Kadir - Jalan Kapten Abdullah – Jalan Selatan yang terletak di Kota Palembang. Hal ini dikarenakan tidak jauh dari simpang tersebut terdapat pasar yang cukup ramai dengan berbagai aktivitas kegiatan yang terjadi yang mempengaruhi terhadap kinerja simpang tersebut. Maka dari itu pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja simpang terhadap permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mengetahui kinerja simpang serta mengetahui seberapa besar tingkat pelayanan pada persimpangan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survei traffic counting dengan analisis perhitungan berdasarkan MKJI 1997. Pelaksanaan survei menggunakan bantuan dari kamera CCTV yang di pasang di beberapa titik pada simpang tersebut agar dapat mengamati setiap pergerakan yang dilakukan selama 2 (dua) hari yaitu pada hari kerja dan hari libur dengan waktu survei satu hari penuh (24 jam). Hasil dari penelitian ini adalah nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,96 dan peluang antrian sebesar 37%-73%. Dari hasil tersebut, dapat diperoleh tingkat pelayanan (LOS) dengan kategori E. Hal ini berarti volume lalu lintas mendekati pada kapasitas, arus tidak stabil, dan kecepatan terkadang terhenti. Dengan nilai DS yang tinggi menyebabkan nilai tundaan dan peluang antrian juga akan semakin besar.
{"title":"EVALUASI TINGKAT PELAYANAN SIMPANG TAK BERSINYAL JALAN KAPTEN ROBANI KADIR - JALAN KAPTEN ABDULLAH – JALAN SELATAN KOTA PALEMBANG","authors":"Akbar Bayu Kresno Suharso","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.48-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.48-52","url":null,"abstract":"Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia, apa lagi jika kota tersebut belum memiliki sistem lalu lintas yang memadai dimana jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Salah satu lokasi terjadinya permasalahan lalu lintas yaitu pada simpang Jalan Kapten Robani Kadir - Jalan Kapten Abdullah – Jalan Selatan yang terletak di Kota Palembang. Hal ini dikarenakan tidak jauh dari simpang tersebut terdapat pasar yang cukup ramai dengan berbagai aktivitas kegiatan yang terjadi yang mempengaruhi terhadap kinerja simpang tersebut. Maka dari itu pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja simpang terhadap permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mengetahui kinerja simpang serta mengetahui seberapa besar tingkat pelayanan pada persimpangan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survei traffic counting dengan analisis perhitungan berdasarkan MKJI 1997. Pelaksanaan survei menggunakan bantuan dari kamera CCTV yang di pasang di beberapa titik pada simpang tersebut agar dapat mengamati setiap pergerakan yang dilakukan selama 2 (dua) hari yaitu pada hari kerja dan hari libur dengan waktu survei satu hari penuh (24 jam). Hasil dari penelitian ini adalah nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,96 dan peluang antrian sebesar 37%-73%. Dari hasil tersebut, dapat diperoleh tingkat pelayanan (LOS) dengan kategori E. Hal ini berarti volume lalu lintas mendekati pada kapasitas, arus tidak stabil, dan kecepatan terkadang terhenti. Dengan nilai DS yang tinggi menyebabkan nilai tundaan dan peluang antrian juga akan semakin besar.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130555725","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-15DOI: 10.57203/jriteks.v1i2.2023.53-59
Abdul Rahman Dani Lomancoko, Mirza Ghulam Rifqi, Dadang Dwi Pranowo
Ketersediaan kayu di alam semakin menipis seiring perkembangan zaman, banyaknya kebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi mengakibatkan produksi kayu yang dihasilkan berkualitas rendah karena kayu yang digunakan masih muda. Bahan yang sesuai untuk pengganti kayu antara lain bambu, beton, dan baja. Pengganti kayu yang alami mempunyai masa panen cepat serta pertumbuhan merata di indonesia adalah Bambu. Dalam penelitian ini jenis bambu yang digunakan adalah bambu Tutul dengan merekatkan bilah bambu menggunakan perekat jenis polyvinyl acetate (PVAC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan kuat tekan, lentur dan tarik. Prosedur pembuatan dan pengujian bambu laminasi bambu tutul mengacu pada ISO 22157 2019, SNI-03-3399-1994, SNI 03-3959-1995 dan SNI-03-3958-1995. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik kuat tekan sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 471,35 kg/cm2. Karakteristik kuat tarik sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 4.326,75 kg/cm2. Karakteristik kuat lentur tegak lurus serat bambu laminasi memiliki nilai rata-rata 1.098,86 kg/cm2. Sedangkan untuk nilai modulus elastisitas dari pengujian lentur memiliki rata-rata sebesar 35.453 MPa. Dari hasil pengujian bambu tutul laminasi nilai kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur maka karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan SNI 03-3527 tahun 1994 lebih dekat dengan kayu kelas kuat II dan berdasarkan SNI 7973 tahun 2013 lebih dekat dengan kode mutu E25.
{"title":"KARAKTERISTIK LAMINASI BAMBU TUTUL SUSUNAN BRICK DITINJAU BERDASARKAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR","authors":"Abdul Rahman Dani Lomancoko, Mirza Ghulam Rifqi, Dadang Dwi Pranowo","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.53-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.53-59","url":null,"abstract":"Ketersediaan kayu di alam semakin menipis seiring perkembangan zaman, banyaknya kebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi mengakibatkan produksi kayu yang dihasilkan berkualitas rendah karena kayu yang digunakan masih muda. Bahan yang sesuai untuk pengganti kayu antara lain bambu, beton, dan baja. Pengganti kayu yang alami mempunyai masa panen cepat serta pertumbuhan merata di indonesia adalah Bambu. Dalam penelitian ini jenis bambu yang digunakan adalah bambu Tutul dengan merekatkan bilah bambu menggunakan perekat jenis polyvinyl acetate (PVAC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan kuat tekan, lentur dan tarik. Prosedur pembuatan dan pengujian bambu laminasi bambu tutul mengacu pada ISO 22157 2019, SNI-03-3399-1994, SNI 03-3959-1995 dan SNI-03-3958-1995. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik kuat tekan sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 471,35 kg/cm2. Karakteristik kuat tarik sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 4.326,75 kg/cm2. Karakteristik kuat lentur tegak lurus serat bambu laminasi memiliki nilai rata-rata 1.098,86 kg/cm2. Sedangkan untuk nilai modulus elastisitas dari pengujian lentur memiliki rata-rata sebesar 35.453 MPa. Dari hasil pengujian bambu tutul laminasi nilai kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur maka karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan SNI 03-3527 tahun 1994 lebih dekat dengan kayu kelas kuat II dan berdasarkan SNI 7973 tahun 2013 lebih dekat dengan kode mutu E25.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124178419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-15DOI: 10.57203/jriteks.v1i2.2023.81-87
Khasan Fathoni, Mirza Ghulam Rifqi, Eva Olivia Hutasoit
Bambu merupakan sumber daya alam yang melimpah dan mengalami masa panen yang relatif pendek serta memiliki karakteristik seperti kayu yang membuat tanaman ini menjadi pilihan sebagai bahan alternatif material pengganti kayu. Bambu sebagai bahan material konstruksi dipakai dalam bentuk bulat utuh, sehingga sulit digunakan secara bebas. Maka dari itu, perlu modifikasi pada bambu untuk menghasilkan material konstruksi yang lebih kuat. Penelitian menggunakan bambu Benel Banyuwangi yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik sebagai balok laminasi terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur. Pengujian sifat-sifat bambu mengacu ISO 22157:2019. Perekat yang digunakan adalah jenis PVAC. Metode pengujian bambu laminasi mengacu pada SNI 03-3958-1995, SNI 03-3399-1994, SNI 03-3959-1995, dan SNI 03-3960-1995. Pengujian bambu laminasi menggunakan alat UTM. Penataan bilah bambu pada balok laminasi menggunakan susunan brick atau zig-zag. Benda uji berbentuk balok dengan ukuran 50mm x 50mm x 200mm uji tekan, 50mm x 50mm x 760mm uji lentur, dan 25mm x 25mm x 460mm uji tarik. Dari hasil pengujian kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik dan MOE dari pengujian lentur memiliki nilai rata-rata berturut-turut 47,60 MPa, 98,33 MPa, 275,94 MPa, dan 26.346,60 MPa. Berdasarkan pengujian tersebut, bambu memiliki karakter yang mirip kayu kelas kuat II dan kode mutu E25.
竹子是一种丰富的自然资源,收获时间相对较短,具有木材等特性,使竹子成为木材替代品的选择。竹子作为建筑材料使用的形式是完整的,因此很难自由使用。因此,必须对竹子进行改造,才能产生更坚固的建筑材料。这项研究采用了Benel Banyuwangi的竹子,其目的是确定坚韧挤压、拉强度和弹性强度的板材的特征。测试竹特性参考ISO 2215:29 - 2019。这种粘合剂是一种PVAC。竹制测试方法指的是SNI 03-3958-1995, SNI 03-3399-1994, SNI 03-3959-1995, SNI 033960 -1995。用UTM工具测试竹子层。用砖或曲折的方式将竹片放在层压板上。那种尺寸为50mm x 200mm的光束测试,50mm x 50mm x 760mm柔韧测试,25mm x 25mm x 460mm拉伸试验。从强张力测试结果中,强张力柔韧,强抗拉和MOE测试的平均成绩为47.60 MPa, 98.33 MPa, 275.94 MPa, 26346,60 MPa。根据测试,竹子具有高质量的II级木材特征和质量编码E25。
{"title":"KARAKTERISTIK BAMBU BENEL BANYUWANGI LAMINASI SUSUNAN BRICK TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR","authors":"Khasan Fathoni, Mirza Ghulam Rifqi, Eva Olivia Hutasoit","doi":"10.57203/jriteks.v1i2.2023.81-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i2.2023.81-87","url":null,"abstract":"Bambu merupakan sumber daya alam yang melimpah dan mengalami masa panen yang relatif pendek serta memiliki karakteristik seperti kayu yang membuat tanaman ini menjadi pilihan sebagai bahan alternatif material pengganti kayu. Bambu sebagai bahan material konstruksi dipakai dalam bentuk bulat utuh, sehingga sulit digunakan secara bebas. Maka dari itu, perlu modifikasi pada bambu untuk menghasilkan material konstruksi yang lebih kuat. Penelitian menggunakan bambu Benel Banyuwangi yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik sebagai balok laminasi terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur. Pengujian sifat-sifat bambu mengacu ISO 22157:2019. Perekat yang digunakan adalah jenis PVAC. Metode pengujian bambu laminasi mengacu pada SNI 03-3958-1995, SNI 03-3399-1994, SNI 03-3959-1995, dan SNI 03-3960-1995. Pengujian bambu laminasi menggunakan alat UTM. Penataan bilah bambu pada balok laminasi menggunakan susunan brick atau zig-zag. Benda uji berbentuk balok dengan ukuran 50mm x 50mm x 200mm uji tekan, 50mm x 50mm x 760mm uji lentur, dan 25mm x 25mm x 460mm uji tarik. Dari hasil pengujian kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik dan MOE dari pengujian lentur memiliki nilai rata-rata berturut-turut 47,60 MPa, 98,33 MPa, 275,94 MPa, dan 26.346,60 MPa. Berdasarkan pengujian tersebut, bambu memiliki karakter yang mirip kayu kelas kuat II dan kode mutu E25.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122609145","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-31DOI: 10.57203/jriteks.v1i1.2022.28-34
Dora Melati Nurita Sandi, Achmad Reynaldo Maldini, Farra Anindita Rachmayu
Pile bearing capacity can be obtained from static and dynamic approaches. Calculation of the carrying capacity of the pile statically is by approaching it through the technical properties of the soil. Meanwhile, the dynamic method is to analyse the ultimate capacity with data obtained from pile driving data. The research was conducted using calendaring data to get the carrying capacity ratio based on a dynamic approach. Carrying capacity based on calendaring data is calculated using five methods, namely Hilley, ENR, Danish, and Navy-Mc.Key, and Janbu. The results of these calculations, then a coMParison of the ratio to the carrying capacity of the PDA test is carried out. The research was carried out at two locations: the Gempol-Pasuruan toll road construction project and the Widuri Bondowoso Bridge. The results of the calculation of the carrying capacity for the ultimate Q at the Gempol-Pasuruan toll road location, the Danish method, which is close to the PDA test results with a ratio of 1.1132 (P1-2) 0.8911 (P3-5), for Qijin at the Gempol-Pasuruan toll location, the method Danish is close to the PDA test results with a ratio of 0.7421 (P1-2), 0.5940 (P3-5). The calculation results for the ultimate Q at the Widuri Bondowoso Bridge location, the ENR method is close to the PDA test results with a ratio of 1.7260 (P1-19), 1.2553 (P2-17), for Qijin at the Widuri Bondowoso Bridge location. This Hilley method is close to the PDA test results with a ratio of 1.0489 (P1-19), and 0.7625 (P2-17).
{"title":"RASIO DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA KALENDERING DENGAN DATA TEST PDA","authors":"Dora Melati Nurita Sandi, Achmad Reynaldo Maldini, Farra Anindita Rachmayu","doi":"10.57203/jriteks.v1i1.2022.28-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i1.2022.28-34","url":null,"abstract":"Pile bearing capacity can be obtained from static and dynamic approaches. Calculation of the carrying capacity of the pile statically is by approaching it through the technical properties of the soil. Meanwhile, the dynamic method is to analyse the ultimate capacity with data obtained from pile driving data. The research was conducted using calendaring data to get the carrying capacity ratio based on a dynamic approach. Carrying capacity based on calendaring data is calculated using five methods, namely Hilley, ENR, Danish, and Navy-Mc.Key, and Janbu. The results of these calculations, then a coMParison of the ratio to the carrying capacity of the PDA test is carried out. The research was carried out at two locations: the Gempol-Pasuruan toll road construction project and the Widuri Bondowoso Bridge. The results of the calculation of the carrying capacity for the ultimate Q at the Gempol-Pasuruan toll road location, the Danish method, which is close to the PDA test results with a ratio of 1.1132 (P1-2) 0.8911 (P3-5), for Qijin at the Gempol-Pasuruan toll location, the method Danish is close to the PDA test results with a ratio of 0.7421 (P1-2), 0.5940 (P3-5). The calculation results for the ultimate Q at the Widuri Bondowoso Bridge location, the ENR method is close to the PDA test results with a ratio of 1.7260 (P1-19), 1.2553 (P2-17), for Qijin at the Widuri Bondowoso Bridge location. This Hilley method is close to the PDA test results with a ratio of 1.0489 (P1-19), and 0.7625 (P2-17).","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"379 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116472711","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-31DOI: 10.57203/jriteks.v1i1.2022.1-8
Yunita Nur Afifah, Siska Aprilia Hardiyanti, Wahyu Naris Wari
The development of technology in Indonesia which is increasingly high produces new innovations. One of them is the use of online transportation which has often been discussed in recent years in Indonesia. In 2019, there are already several types of online transportation service providers in Banyuwangi, including Gojek, Grab, and Bangjek. These three online transportation services have different criteria and perceptions for users in each of these online transportation. The purpose of this study is to show us about users' satisfaction with online transportation services from Grab, Gojek, and Bangjek. From this study we also can know about user perceptions on each online transportation that is especially available in Banyuwangi, then the data is processed using the Chi-Square test. Data obtained by direct survey distributed questionnaires to 100 respondents. The results showed that the calculated chi-square value was greater than the coefficient chi-square, for the user of with Grab chi-square value of 295,853, the user of Gojek was 296,990, and the user of Bangjek was 292,289, for the chi-square H0 was rejected and Ha was accepted that there is a relationship between user perceptions of each online transportation in the city of Banyuwangi. Based on the weight of the user perception, the perception of the people in Banyuwangi is based on the quality of service and user satisfaction with online transportation, which is the most chosen user of Gojek.
{"title":"KAJIAN PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP ANGKUTAN ONLINE DI KOTA BANYUWANGI","authors":"Yunita Nur Afifah, Siska Aprilia Hardiyanti, Wahyu Naris Wari","doi":"10.57203/jriteks.v1i1.2022.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.57203/jriteks.v1i1.2022.1-8","url":null,"abstract":"The development of technology in Indonesia which is increasingly high produces new innovations. One of them is the use of online transportation which has often been discussed in recent years in Indonesia. In 2019, there are already several types of online transportation service providers in Banyuwangi, including Gojek, Grab, and Bangjek. These three online transportation services have different criteria and perceptions for users in each of these online transportation. The purpose of this study is to show us about users' satisfaction with online transportation services from Grab, Gojek, and Bangjek. From this study we also can know about user perceptions on each online transportation that is especially available in Banyuwangi, then the data is processed using the Chi-Square test. Data obtained by direct survey distributed questionnaires to 100 respondents. The results showed that the calculated chi-square value was greater than the coefficient chi-square, for the user of with Grab chi-square value of 295,853, the user of Gojek was 296,990, and the user of Bangjek was 292,289, for the chi-square H0 was rejected and Ha was accepted that there is a relationship between user perceptions of each online transportation in the city of Banyuwangi. Based on the weight of the user perception, the perception of the people in Banyuwangi is based on the quality of service and user satisfaction with online transportation, which is the most chosen user of Gojek.","PeriodicalId":107540,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114323231","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}