Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.36911/nutrient.v3i1.1548
None Yuli Nilasari, Haripin Togap Sinaga
Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis disebabkan oleh kebutuhan gizi tidak terpenuhi dalam waktu yang lama. Jumlah stunting secara global pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 30,8% anak balita Indonesia mengalami stunting, terdiri dari 19,3 % pendek dan 11,5 % sangat pendek. Tujuan penelitian untuk mengkaji model prediksi perilaku ibu sebagai penyebab stunting pada balita secara literature review. Metode yang digunakan literature review dengan mencari artikel di database Google Schoolar, Portal Garuda, DOAJ, dan PubMed pada tentang tahun 2016-2021. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 4 artikel membehas pola asuh, 1 artikel membahas pendapatan, 1 artikel membahas sikap ibu, 1 arikel membahas keragaman pangan, 1 artikel membahas riwayat BBLR, 1 artikel membahas pemberian makan, 1 artikel membahas tekanan untuk makan, 1 artikel membahas faktor informasi, 1 artikel membahas pemberian ASI ekslusif, 1 artikel membahas kebersihan dan sanitasi lingkungan, dan 1 artikel membahas berat badan. Kesimpulan pada penelitian ini, perilaku ibu yang paling dominan adalah pola asuh. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai perilaku ibu sebagai penyebab stunting pada balita.
Kata Kunci: Perilaku Ibu, Stunting, Balita
{"title":"LITERATURE REVIEW: MODEL PREDIKSI PERILAKU IBU SEBAGAI PENYEBAB STUNTING PADA BALITA","authors":"None Yuli Nilasari, Haripin Togap Sinaga","doi":"10.36911/nutrient.v3i1.1548","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v3i1.1548","url":null,"abstract":"Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis disebabkan oleh kebutuhan gizi tidak terpenuhi dalam waktu yang lama. Jumlah stunting secara global pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 30,8% anak balita Indonesia mengalami stunting, terdiri dari 19,3 % pendek dan 11,5 % sangat pendek. Tujuan penelitian untuk mengkaji model prediksi perilaku ibu sebagai penyebab stunting pada balita secara literature review. Metode yang digunakan literature review dengan mencari artikel di database Google Schoolar, Portal Garuda, DOAJ, dan PubMed pada tentang tahun 2016-2021. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 4 artikel membehas pola asuh, 1 artikel membahas pendapatan, 1 artikel membahas sikap ibu, 1 arikel membahas keragaman pangan, 1 artikel membahas riwayat BBLR, 1 artikel membahas pemberian makan, 1 artikel membahas tekanan untuk makan, 1 artikel membahas faktor informasi, 1 artikel membahas pemberian ASI ekslusif, 1 artikel membahas kebersihan dan sanitasi lingkungan, dan 1 artikel membahas berat badan. Kesimpulan pada penelitian ini, perilaku ibu yang paling dominan adalah pola asuh. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai perilaku ibu sebagai penyebab stunting pada balita.
 Kata Kunci: Perilaku Ibu, Stunting, Balita","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nuget Nugget udang ronggeng dan daun kelor adalah produk untuk meningkatkan kandungan gizi nugget. Nugget dengan penambahan udang ronggeng (Harpiosquilla raphidea) dan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan inovasi baru dalam pembuatan makanan yang mampu menambah kualitas nugget yang dihasilkan baik rasa, aroma, tekstur dan warna.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi penambahan udang ronggeng (Harpiosquilla raphidea) dan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap mutu fisik mutu kimia dan mikrobiologi nugget. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Percobaan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan dua pengulangan. Jenis panelis adalah panelis tidak terlatih. Jumlah panelis yang dibutuhkan sebanyak 20 orang, panelis merupakan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Lubuk Pakam. Jenis data adalah data primer. Data yang diperoleh diolah menggunakan anova dan uji Duncan.Hasil uji organeleptik meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan perlakuan yang paling disukai yaitu perlakuan A dengan hasil p = 0,000<0,05 yaitu artinya terdapat pengaruh variasi penambahan udang ronggeng dan daun kelor terhadap mutu fisik nugget. Sedangkan pada hasil uji mutu kimia dan mikrobiologi didapatkan hasil zat gizi meliputi Protein 13,1 gram, Kalsium (ca) 269,8 mg/kg dan E.Coli <3 APM/g.Hal ini dapat disimpulkan bahwa udang ronggeng dan daun kelor sangat berpengaruh terhadap penerimaan, kadar protein, kalsium, dan dapat menambah daya simpan nugget.
{"title":"Pengaruh Variasi Penambahan Udang Ronggeng (Harpiosquilla raphidea) dan Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Mutu Fisik Mutu Kimia dan Mikrobiologi Nugget","authors":"Erlina Nasution, Hoirun Nisa, Widiya Wulandari Lubis, Ismed Ismed","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1389","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1389","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Nuget \u0000 \u0000 \u0000Nugget udang ronggeng dan daun kelor adalah produk untuk meningkatkan kandungan gizi nugget. Nugget dengan penambahan udang ronggeng (Harpiosquilla raphidea) dan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan inovasi baru dalam pembuatan makanan yang mampu menambah kualitas nugget yang dihasilkan baik rasa, aroma, tekstur dan warna.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi penambahan udang ronggeng (Harpiosquilla raphidea) dan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap mutu fisik mutu kimia dan mikrobiologi nugget. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Percobaan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan dua pengulangan. Jenis panelis adalah panelis tidak terlatih. Jumlah panelis yang dibutuhkan sebanyak 20 orang, panelis merupakan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Lubuk Pakam. Jenis data adalah data primer. Data yang diperoleh diolah menggunakan anova dan uji Duncan.Hasil uji organeleptik meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan perlakuan yang paling disukai yaitu perlakuan A dengan hasil p = 0,000<0,05 yaitu artinya terdapat pengaruh variasi penambahan udang ronggeng dan daun kelor terhadap mutu fisik nugget. Sedangkan pada hasil uji mutu kimia dan mikrobiologi didapatkan hasil zat gizi meliputi Protein 13,1 gram, Kalsium (ca) 269,8 mg/kg dan E.Coli <3 APM/g.Hal ini dapat disimpulkan bahwa udang ronggeng dan daun kelor sangat berpengaruh terhadap penerimaan, kadar protein, kalsium, dan dapat menambah daya simpan nugget. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80745073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1354
Inocentia Gita Krisanti, Muhammad Bagus Nitei Ago, A. Wahyuni
Coronavirus disease 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, China, dan telah menyebar ke lebih dari 200 negara lain di seluruh dunia. COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dengan penularan terus menerus dari manusia ke manusia. Asal usul virus tidak diketahui. Manipulasi jalan napas dan intubasi, yang umum selama prosedur anestesi dapat semakin mengekspos penyedia anestesi dan anggota tim unit perawatan intensif terhadap SARS-CoV-2. Pasien COVID-19 yang dicurigai atau dikonfirmasi menimbulkan tantangan bagi ahli anestesi karena penularannya dan implikasi sistemik penyakitnya. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang epidemiologi penyakit dan tindakan pencegahan pribadi sangat penting bagi ahli anestesi. Karena sifat virus yang sangat menular dan kurangnya obat terapeutik, tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah staf medis dari COVID-19. Tinjauan pustaka ini membahas tentang tindakan anestesi pada pandemi COVID-19 dan keselamatan petugas kesehatan dalam melakukan tindakan.
{"title":"Tindakan Anestesi pada Pandemi Covid-19 dan Keselamatan Petugas Kesehatan dalam Melakukan Tindakan : Tinjauan Pustaka","authors":"Inocentia Gita Krisanti, Muhammad Bagus Nitei Ago, A. Wahyuni","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1354","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1354","url":null,"abstract":"Coronavirus disease 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, China, dan telah menyebar ke lebih dari 200 negara lain di seluruh dunia. COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dengan penularan terus menerus dari manusia ke manusia. Asal usul virus tidak diketahui. Manipulasi jalan napas dan intubasi, yang umum selama prosedur anestesi dapat semakin mengekspos penyedia anestesi dan anggota tim unit perawatan intensif terhadap SARS-CoV-2. Pasien COVID-19 yang dicurigai atau dikonfirmasi menimbulkan tantangan bagi ahli anestesi karena penularannya dan implikasi sistemik penyakitnya. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang epidemiologi penyakit dan tindakan pencegahan pribadi sangat penting bagi ahli anestesi. Karena sifat virus yang sangat menular dan kurangnya obat terapeutik, tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah staf medis dari COVID-19. Tinjauan pustaka ini membahas tentang tindakan anestesi pada pandemi COVID-19 dan keselamatan petugas kesehatan dalam melakukan tindakan.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"8 4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90681340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1377
Azizah Rosasabila, Fitri Fitri, Dewi Rahayu
Masalah gizi di Indonesia sangat beragam, selain di temukan adanya masalah kekurangan gizi terdapat juga masalah gizi lebih. Permasalah gizi lebih dan obesitas masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada periode ini mahasiswa memerlukan asupan gizi yang seimbang. Akan tetapi karena terpengaruh pola diet yang tidak memperhatikan kecukupan gizi menyebabkan periode tersebut rentan terhadap pembatasan asupan makan. Pengetahuan yang baik mengenai gizi dapat mempengaruhi asupan makan seseorangan sehingga akan berdampak pula terhadap status gizinya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada 66 mahasiswi tingkat 3 Poltekkes Kemenkes Riau, terdiri dari 33 mahasiswa gizi dan 33 mahasiswa keperawatan. Data yang diambil adalah data mengenai identitas diri dan kuesioner yang meliputi pengetahuan gizi, pola makan yang diperoleh dari food frequency questionnaire (FFQ), serta status gizi yg diperoleh dari berat badan dan tinggi badan. Analisa data menggunakan uji beda Mann Whitney antara kelompok mahasiswi gizi dan mahasiswi non gizi. Rerata skor pengetahuan gizi pada mahasiswi gizi sebesar 81.21, sedangkan non gizi sebesar 71.21. Sebesar 55,5% dari keseluruhan responden belum memiliki pola makan yang baik dan sebesar 68.2% dari keseluruhan responden memiliki status gizi yang baik. Uji beda: pengetahuan gizi (p=0.00), pola makan (p=0.621), dan status gizi (p=0.106). Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi yang bermakna antara kelompok mahasiswi gizi dan non gizi. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada pola makan dan status gizi.
{"title":"Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi pada Mahasiswa Gizi dan Non Gizi Poltekkes Kemenkes Riau","authors":"Azizah Rosasabila, Fitri Fitri, Dewi Rahayu","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1377","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1377","url":null,"abstract":"Masalah gizi di Indonesia sangat beragam, selain di temukan adanya masalah kekurangan gizi terdapat juga masalah gizi lebih. Permasalah gizi lebih dan obesitas masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada periode ini mahasiswa memerlukan asupan gizi yang seimbang. Akan tetapi karena terpengaruh pola diet yang tidak memperhatikan kecukupan gizi menyebabkan periode tersebut rentan terhadap pembatasan asupan makan. Pengetahuan yang baik mengenai gizi dapat mempengaruhi asupan makan seseorangan sehingga akan berdampak pula terhadap status gizinya. \u0000Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada 66 mahasiswi tingkat 3 Poltekkes Kemenkes Riau, terdiri dari 33 mahasiswa gizi dan 33 mahasiswa keperawatan. Data yang diambil adalah data mengenai identitas diri dan kuesioner yang meliputi pengetahuan gizi, pola makan yang diperoleh dari food frequency questionnaire (FFQ), serta status gizi yg diperoleh dari berat badan dan tinggi badan. Analisa data menggunakan uji beda Mann Whitney antara kelompok mahasiswi gizi dan mahasiswi non gizi. \u0000Rerata skor pengetahuan gizi pada mahasiswi gizi sebesar 81.21, sedangkan non gizi sebesar 71.21. Sebesar 55,5% dari keseluruhan responden belum memiliki pola makan yang baik dan sebesar 68.2% dari keseluruhan responden memiliki status gizi yang baik. Uji beda: pengetahuan gizi (p=0.00), pola makan (p=0.621), dan status gizi (p=0.106). Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi yang bermakna antara kelompok mahasiswi gizi dan non gizi. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada pola makan dan status gizi.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"249 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82907623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1508
Maula Al Farisi, N. Insani, A. Wahyuni
Efek samping anetesi telah dilaporkan pada hewan setelah terpapar semua agen anestesi umum yang umum digunakan. Otak mungkin sangat rentan terhadap toksisitas anestesi selama sinaptogenesis puncak (pada kehamilan dan masa bayi). Studi pada manusia tentang hasil perkembangan saraf jangka panjang setelah anestesi umum pada anak usia dini melaporkan temuan yang kontradiktif. Masih belum jelas apakah data hewan dapat diekstrapolasi ke manusia. Studi observasional pada manusia telah menunjukkan hasil yang beragam terkait dengan fungsi kognitif pada anak-anak yang menjalani anestesi. Dalam beberapa penelitian, hasil klinis yang positif ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan fungsi kognitif antara anak-anak yang terpajan dan tidak terpajan anestesi. Tinjauan pustaka ini membahas efek yang ditimbulkan obat – obatan pada anestesi pada anak.
{"title":"Efek Samping Perlakuan Anestesi pada Anak : Tinjauan Pustaka","authors":"Maula Al Farisi, N. Insani, A. Wahyuni","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1508","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1508","url":null,"abstract":"Efek samping anetesi telah dilaporkan pada hewan setelah terpapar semua agen anestesi umum yang umum digunakan. Otak mungkin sangat rentan terhadap toksisitas anestesi selama sinaptogenesis puncak (pada kehamilan dan masa bayi). Studi pada manusia tentang hasil perkembangan saraf jangka panjang setelah anestesi umum pada anak usia dini melaporkan temuan yang kontradiktif. Masih belum jelas apakah data hewan dapat diekstrapolasi ke manusia. Studi observasional pada manusia telah menunjukkan hasil yang beragam terkait dengan fungsi kognitif pada anak-anak yang menjalani anestesi. Dalam beberapa penelitian, hasil klinis yang positif ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan fungsi kognitif antara anak-anak yang terpajan dan tidak terpajan anestesi. Tinjauan pustaka ini membahas efek yang ditimbulkan obat – obatan pada anestesi pada anak.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"193 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91458365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1352
Yuliana, Yona Arisena Magdalena Silitonga, A. Wahyuni
Nyeri pascaoperasi adalah pengalaman multifaktorial individu yang dipengaruhi oleh budaya pasien, psikologi, genetika, kejadian nyeri sebelumnya, keyakinan, suasana hati, dan kemampuan untuk mengatasinya, serta jenis prosedur yang dilakukan. Pengobatan nyeri pasca operasi yang tidak memadai terus terjadi, meskipun ada kemajuan dalam teknik analgesik, menempatkan pasien pada risiko kecacatan yang signifikan. Manajemen nyeri pasca operasi yang optimal dihasilkan dari penatalaksanaan yang tepat pada periode pra operasi, intraoperatif, dan pasca. Pemahaman tentang patofisiologi nyeri pasca operasi dan berbagai pilihan yang tersedia untuk analgesia sering menghasilkan pendekatan multimodal yang spesifik prosedur, mengoptimalkan penghilang rasa sakit, mengurangi efek samping, dan menciptakan pengalaman pasien yang lebih baik. Tinjauan pustaka ini membahas tentang manajemen nyeri pasca operasi dan metode apa yang dapat mendukung pengurangan terhadap nyeri.
{"title":"Manajemen Nyeri Pasca Operasi : Tinjauan Pustaka","authors":"Yuliana, Yona Arisena Magdalena Silitonga, A. Wahyuni","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1352","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1352","url":null,"abstract":"Nyeri pascaoperasi adalah pengalaman multifaktorial individu yang dipengaruhi oleh budaya pasien, psikologi, genetika, kejadian nyeri sebelumnya, keyakinan, suasana hati, dan kemampuan untuk mengatasinya, serta jenis prosedur yang dilakukan. Pengobatan nyeri pasca operasi yang tidak memadai terus terjadi, meskipun ada kemajuan dalam teknik analgesik, menempatkan pasien pada risiko kecacatan yang signifikan. Manajemen nyeri pasca operasi yang optimal dihasilkan dari penatalaksanaan yang tepat pada periode pra operasi, intraoperatif, dan pasca. Pemahaman tentang patofisiologi nyeri pasca operasi dan berbagai pilihan yang tersedia untuk analgesia sering menghasilkan pendekatan multimodal yang spesifik prosedur, mengoptimalkan penghilang rasa sakit, mengurangi efek samping, dan menciptakan pengalaman pasien yang lebih baik. Tinjauan pustaka ini membahas tentang manajemen nyeri pasca operasi dan metode apa yang dapat mendukung pengurangan terhadap nyeri. \u0000 ","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84536819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1347
Anzelia Srizky, Afriyana Siregar, M. Mardiana
Abstrak Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang sudah menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan. Setelah kurang lebih 20 tahun dari deklarasi yang dilakukan WHO, TB adalah masa kesehatan masyarakat ditingkat dunia. India, China, dan Indonesia merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak(WHO, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi makro, vitamin B6, vitamin C, dan status gizi penderita tubekulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitaif dan bersifat analitikyaitu mengamati suatu fenomena antara faktor risiko dengan faktor efek. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode total sampling dengan jumlah responden 35 orang. Hasil penelitian ini responden paling banyak dengan gender laki-laki 21 orang (60%),umur lebih dari 30 tahun sebanyak 8 orang (22,9%) dengan pekerjaan terbanyak sebagai buruh 23 orang (65,7%) dan tamatan SMA 18 orang (51,8%). Diharapkan kepada pihak puskesmas dapat memberikan edukasi kepada pasien tuberkulosis. Kata kunci:Tuberkulosis, Vitamin B6, Vitamin C. Abstract Tuberculosis is a disease that has become a global concern. With various control efforts carried out. After approximately 20 years from the declaration made by WHO, TB is a period of public health at the world level. India, China, and Indonesia are countries with the most tuberculosis sufferers(WHO, 2015).This study aims to describe the intake of macronutrients, vitamin B6, vitamin C, and nutritional status of tuberculosis patients in the Nagaswidak Health Center Palembang working area 2022. The type of research used is quantitative research and is analytical in nature, namely observing a phenomenon between risk factors and effect factors. The sampling technique in this study was the total sampling method with 35 respondents. The results of this study were most respondents with male gender 21 people (60%), aged more than 30 years as many as 8 people (22.9%) with the most work as laborers 23 people (65.7%) and 18 high school graduates. (51.8%). It is hoped that the puskesmas can provide education to tuberculosis patients. Keywords:Tuberculosis, Vitamin B6, Vitamin C.
{"title":"Asupan zat gizi makro, vitamin B6, Vitamin C dan status Gizi penderita tuberculosis di puskesmas nagaswidak palembang tahun 2022","authors":"Anzelia Srizky, Afriyana Siregar, M. Mardiana","doi":"10.36911/nutrient.v2i2.1347","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i2.1347","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang sudah menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan. Setelah kurang lebih 20 tahun dari deklarasi yang dilakukan WHO, TB adalah masa kesehatan masyarakat ditingkat dunia. India, China, dan Indonesia merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak(WHO, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi makro, vitamin B6, vitamin C, dan status gizi penderita tubekulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitaif dan bersifat analitikyaitu mengamati suatu fenomena antara faktor risiko dengan faktor efek. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode total sampling dengan jumlah responden 35 orang. Hasil penelitian ini responden paling banyak dengan gender laki-laki 21 orang (60%),umur lebih dari 30 tahun sebanyak 8 orang (22,9%) dengan pekerjaan terbanyak sebagai buruh 23 orang (65,7%) dan tamatan SMA 18 orang (51,8%). Diharapkan kepada pihak puskesmas dapat memberikan edukasi kepada pasien tuberkulosis. \u0000 \u0000 \u0000Kata kunci:Tuberkulosis, Vitamin B6, Vitamin C. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Abstract \u0000Tuberculosis is a disease that has become a global concern. With various control efforts carried out. After approximately 20 years from the declaration made by WHO, TB is a period of public health at the world level. India, China, and Indonesia are countries with the most tuberculosis sufferers(WHO, 2015).This study aims to describe the intake of macronutrients, vitamin B6, vitamin C, and nutritional status of tuberculosis patients in the Nagaswidak Health Center Palembang working area 2022. \u0000The type of research used is quantitative research and is analytical in nature, namely observing a phenomenon between risk factors and effect factors. The sampling technique in this study was the total sampling method with 35 respondents. The results of this study were most respondents with male gender 21 people (60%), aged more than 30 years as many as 8 people (22.9%) with the most work as laborers 23 people (65.7%) and 18 high school graduates. (51.8%). It is hoped that the puskesmas can provide education to tuberculosis patients. \u0000 \u0000 \u0000Keywords:Tuberculosis, Vitamin B6, Vitamin C.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78221379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36911/nutrient.v2i1.1339
Vioren, Sulyaman
Hampir 80 juta prosedur bedah dilakukan di Amerika Serikat dengan komplikasi infeksi pasca operasi sebesar 1,9%. Tingkat infeksi pasca operasi baik pada seksio sesarea dan histerektomi berkisar sekitar 1% hingga 4% di Amerika Serikat. Antimikroba profilaksis dapat menurunkan tingkat infeksi pasca operasi yang mempersulit operasi perut tetapi bukan satu-satunya faktor dalam pencegahan infeksi ini. Organisme yang menginfeksi umum termasuk staphylococci dan enterococci tetapi infeksi juga dapat polymicrobial, biasanya mewakili flora saluran genital. Cefazolin adalah salah satu pilihan lini pertama yang direkomendasikan untuk seksio sesaria dan histerektomi. Cefazolin harus diberikan 60 menit sebelum insisi bedah dan dosis ulangan setiap 4 jam. Alternatif yang disarankan untuk pasien dengan alergi beta-laktam: untuk operasi caesar, kombinasi klindamisin dan gentamisin dan untuk histerektomi vagina atau abdominal: klindamisin atau vankomisin ditambah agen yang menargetkan organisme gram negatif seperti aminoglikosida, fluoroquinolone, atau aztreonam ATAU metronidazol plus aminoglikosida atau fluoroquinolone. Durasi terapi yang dianjurkan adalah <24 jam (dan untuk durasi prosedur). Artikel ulasan ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip umum antibiotik pasca operasi pada seksio saesaria dan histerektomi.
{"title":"Antibiotik Profilaksis Perioperatif Pada Seksio Sesaria dan Histerektomi","authors":"Vioren, Sulyaman","doi":"10.36911/nutrient.v2i1.1339","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i1.1339","url":null,"abstract":"Hampir 80 juta prosedur bedah dilakukan di Amerika Serikat dengan komplikasi infeksi pasca operasi sebesar 1,9%. Tingkat infeksi pasca operasi baik pada seksio sesarea dan histerektomi berkisar sekitar 1% hingga 4% di Amerika Serikat. Antimikroba profilaksis dapat menurunkan tingkat infeksi pasca operasi yang mempersulit operasi perut tetapi bukan satu-satunya faktor dalam pencegahan infeksi ini. Organisme yang menginfeksi umum termasuk staphylococci dan enterococci tetapi infeksi juga dapat polymicrobial, biasanya mewakili flora saluran genital. Cefazolin adalah salah satu pilihan lini pertama yang direkomendasikan untuk seksio sesaria dan histerektomi. Cefazolin harus diberikan 60 menit sebelum insisi bedah dan dosis ulangan setiap 4 jam. Alternatif yang disarankan untuk pasien dengan alergi beta-laktam: untuk operasi caesar, kombinasi klindamisin dan gentamisin dan untuk histerektomi vagina atau abdominal: klindamisin atau vankomisin ditambah agen yang menargetkan organisme gram negatif seperti aminoglikosida, fluoroquinolone, atau aztreonam ATAU metronidazol plus aminoglikosida atau fluoroquinolone. Durasi terapi yang dianjurkan adalah <24 jam (dan untuk durasi prosedur). Artikel ulasan ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip umum antibiotik pasca operasi pada seksio saesaria dan histerektomi.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84654362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36911/nutrient.v2i1.1318
Lily Restusari
Pemenuhan zat gizi pada seseorang akan mempengaruhi status gizi. Pada usia dewasa kebutuhan zat gizi sangat diperhatikan terutama asupan zat gizi makro. Tujuan penelitian ini untuk melihat assupan zat gizi makro dan status gizi pada mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Riau. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian ini seluruh mahasiswa Gizi Poltekkes TK II Sampel penelitian sebanyak 40 mahasiswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi tertentu. Hasil penelitian ini adalah status gizi mahasiswa yang normal sebesar 70%, kurus sebesar 12,5%, overwight sebesar 5% dan obesitas sebesar 12,5%. Asupan energi mahasiswa kategori kurang sebesar 60% dan cukup sebesar 50%, asupan protein mahasiswa kategori kurang sebesar 50%, cukup sebesar 45% dan berlebih sebesar 5%, asupan lemak mahasiswa kategori kurang sebesar 50%, cukup sebesar 40% dan berlebih 10% dan asupan karbohidrat mahasiswa kategori kurang sebesar 65%, cukup sebesar 32,5% dan berlebih sebesar 2,5%..
{"title":"Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Dan Status Gizi Pada Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Riau","authors":"Lily Restusari","doi":"10.36911/nutrient.v2i1.1318","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i1.1318","url":null,"abstract":"Pemenuhan zat gizi pada seseorang akan mempengaruhi status gizi. Pada usia dewasa kebutuhan zat gizi sangat diperhatikan terutama asupan zat gizi makro. Tujuan penelitian ini untuk melihat assupan zat gizi makro dan status gizi pada mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Riau. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian ini seluruh mahasiswa Gizi Poltekkes TK II Sampel penelitian sebanyak 40 mahasiswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi tertentu. Hasil penelitian ini adalah status gizi mahasiswa yang normal sebesar 70%, kurus sebesar 12,5%, overwight sebesar 5% dan obesitas sebesar 12,5%. Asupan energi mahasiswa kategori kurang sebesar 60% dan cukup sebesar 50%, asupan protein mahasiswa kategori kurang sebesar 50%, cukup sebesar 45% dan berlebih sebesar 5%, asupan lemak mahasiswa kategori kurang sebesar 50%, cukup sebesar 40% dan berlebih 10% dan asupan karbohidrat mahasiswa kategori kurang sebesar 65%, cukup sebesar 32,5% dan berlebih sebesar 2,5%..","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88860181","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.36911/nutrient.v2i1.1314
E. Eliza, Nyayu Odja Khodidjah, Podojoyo Podojoyo, Sumarman Sumarman
Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin dibawah normal, kadar hemoglobin normal pada wanita remaja yaitu 12-15 g/dl dan pria remaja kadar hemoglobin normal yaitu 13-17 g/dl. Salah satu penatalaksanaan non farmakologi untuk penderita anemia adalah dengan pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi ekspreriment dengan rancangan pretest dan postest with control group. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022. Sampel pada penelitian ini dipilih secara proposional startified random sampling dan simple random sampling dengan jumlah sampel kelompok intervensi dan pembanding masing-masing 30 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera kenaikan rata-rata kadar hemoglobin responden sebesar 1,57 g/dl (p-value = 0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja putri di SMAN 14 Palembang.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PUDING PSIDIUM GUAJAVA L DAN PHOENIX DACTYLIFERA TERHADAP PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PENDERITA ANEMIA REMAJA PUTRI SMAN 14 PALEMBANG","authors":"E. Eliza, Nyayu Odja Khodidjah, Podojoyo Podojoyo, Sumarman Sumarman","doi":"10.36911/nutrient.v2i1.1314","DOIUrl":"https://doi.org/10.36911/nutrient.v2i1.1314","url":null,"abstract":"Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin dibawah normal, kadar hemoglobin normal pada wanita remaja yaitu 12-15 g/dl dan pria remaja kadar hemoglobin normal yaitu 13-17 g/dl. Salah satu penatalaksanaan non farmakologi untuk penderita anemia adalah dengan pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi ekspreriment dengan rancangan pretest dan postest with control group. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022. Sampel pada penelitian ini dipilih secara proposional startified random sampling dan simple random sampling dengan jumlah sampel kelompok intervensi dan pembanding masing-masing 30 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera kenaikan rata-rata kadar hemoglobin responden sebesar 1,57 g/dl (p-value = 0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian puding psidium guajava l dan phoenix dactylifera terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja putri di SMAN 14 Palembang.","PeriodicalId":11372,"journal":{"name":"Drug-nutrient interactions","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88701943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}