Pub Date : 2019-04-01DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.336
M. Fawaid, H. Farisi
Tulisan ini ingin mengungkap keberadaan lembaga pendidikan pesantren yang masih tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional,yakni pondok pesantren Roudlotul Ma’rifat di daerah Boreng Kabupaten Lumajang. Sebagaimana diketahui, artikel tentang adaptasi dan transformasi pesantren banyak dijumpai. Hanya saja, diakui atau tidak, masih terdapat beberapa pondok pesantren yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisionalismenya di tengah maraknya tren perubahan pondok pesantren. Untuk melihat eksistensinya, peneliti melihat program pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren Roudlotul Ma'rifat sebagai pesantren salaf, bagaimana kurikulum dikembangkan dan bagaimana pula pola kepemimpinan kiai di Pondok Pesantren tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang dengan observasi dan wawancara serta dokumentasi. Penelitian dilakukan di bulan April tahun 2018. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mempertahankan eksistensi pondok pesantren Roudlotul Ma’rifat, hal-hal yang dilakukan antara lain dengan mengikut sertakan santri persamaan paket C, mempertahankan khas budaya tradisional sebagai ciri pesantren, kurikulum yang diajarkan tetap mengacu pada tradisi klasik, serta gaya kepemimpinan kiai yang kharismatik dengan melakukan pengembangan Majelis Taklim Nariyah.
这篇文章的目的是要揭示,寄宿学校教育机构的存在。正如我们所知,许多关于寄宿学校适应和转型的文章被发现。然而,尽管如此,尽管如此,仍有一些寄宿学校的小屋在改变寄宿学校的趋势中保持着其传统价值观。研究人员为了验证这种存在,将Roudlotul Ma rifat pesantren的教育项目看作是salaf pesanf的一个项目,该课程是如何发展的,kiai的领导模式也是如何发展的。本研究采用定性研究方法的现象学方法。具有观察、采访和记录的数据收集技术。这项研究于2018年4月进行。这项研究的结论表明,在维持马必读的书Roudlotul 'rifat的存在,所做的事情包括与包括优秀的包裹C,保持传统文化作为典型特征方程寄宿学校所教的课程,还是指的是传统经典,kiai有魅力的领导风格遵行大会发展Taklim Nariyah。
{"title":"Eksistensi Pondok Pesantren Salafiyah Roudlotul Ma’rifat Desa Boreng Lumajang di Era Modern","authors":"M. Fawaid, H. Farisi","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v11i2.336","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v11i2.336","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin mengungkap keberadaan lembaga pendidikan pesantren yang masih tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional,yakni pondok pesantren Roudlotul Ma’rifat di daerah Boreng Kabupaten Lumajang. Sebagaimana diketahui, artikel tentang adaptasi dan transformasi pesantren banyak dijumpai. Hanya saja, diakui atau tidak, masih terdapat beberapa pondok pesantren yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisionalismenya di tengah maraknya tren perubahan pondok pesantren. Untuk melihat eksistensinya, peneliti melihat program pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren Roudlotul Ma'rifat sebagai pesantren salaf, bagaimana kurikulum dikembangkan dan bagaimana pula pola kepemimpinan kiai di Pondok Pesantren tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang dengan observasi dan wawancara serta dokumentasi. Penelitian dilakukan di bulan April tahun 2018. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mempertahankan eksistensi pondok pesantren Roudlotul Ma’rifat, hal-hal yang dilakukan antara lain dengan mengikut sertakan santri persamaan paket C, mempertahankan khas budaya tradisional sebagai ciri pesantren, kurikulum yang diajarkan tetap mengacu pada tradisi klasik, serta gaya kepemimpinan kiai yang kharismatik dengan melakukan pengembangan Majelis Taklim Nariyah.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133017433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.350
A. Muttaqin, Syaiful Anwar
Artikel ini hendak melihat upaya yang dilakukan oleh LP. Ma’arif NU Lumajang dalam melakukan penyebaran dan penanaman Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah di lingkungan lembaga pendidikan di bawahnya. Penyebaran dan penanaman dilakukan untuk mengantisipasi maraknya gerakan Islam radikal di Lumajang. Sejatinya, Islam di Indonesia masuk dan disebarkan melalui pendekatan damai, namun dalam prosesnya yang panjang, Islam di Indonesia mulai berubah sejak berdatangan faham Islam yang ‘baru’ atau Islam radikal transnasional yang menunjukkan signifikansi perbedaan dengan faham Islam lokal. Penelitian ini menggunakan field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa proses penyebaran yang dilakukan oleh LP. Ma’arif NU Lumajang terhadap lembaga pendidikan di bawahnya antara lain dengan mewajibkan materi Aswaja sebagai muatan lokal, melakukan pelatihan Aswaja secara periodik, menggelar kompetisi olimpiade Aswaja untuk mengasah kemampuan kognitif peserta didik tentang Aswaja, memberikan majalah AULA di setiap madrasah secara gratis, istighotsah di setiap koordinator kecamatan, serta melakukan pembiasaan ziarah wali setiap tahun dengan stakeholder yang tergabung.
本文将看到LP所做的努力。-他是我们的学生旨在预测激进伊斯兰运动在Lumajang的迅速传播和种植。事实上,印尼的伊斯兰教是通过和平方式进入和传播的,但在漫长的过程中,印尼的伊斯兰教开始发生变化,因为伊斯兰教的“新”思想出现了,或者是根本性的跨国伊斯兰教,其重要性在于当地伊斯兰教的理解。本研究采用实地研究的定性方法。这项研究的结论是,LP所执行的分散过程。妈'arif NU Lumajang对下面的教育机构包括与当地要求Aswaja材料作为货物进行Aswaja定期培训,举办奥运会比赛Aswaja Aswaja的学习者认知技能,提供免费杂志在每个学院礼堂,istighotsah在每街道协调员,以及做pembiasaan朝圣孟山都(monsanto)每年的利益相关者的监护人。
{"title":"Dinamika Islam Moderat","authors":"A. Muttaqin, Syaiful Anwar","doi":"10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.350","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.350","url":null,"abstract":"Artikel ini hendak melihat upaya yang dilakukan oleh LP. Ma’arif NU Lumajang dalam melakukan penyebaran dan penanaman Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah di lingkungan lembaga pendidikan di bawahnya. Penyebaran dan penanaman dilakukan untuk mengantisipasi maraknya gerakan Islam radikal di Lumajang. Sejatinya, Islam di Indonesia masuk dan disebarkan melalui pendekatan damai, namun dalam prosesnya yang panjang, Islam di Indonesia mulai berubah sejak berdatangan faham Islam yang ‘baru’ atau Islam radikal transnasional yang menunjukkan signifikansi perbedaan dengan faham Islam lokal. Penelitian ini menggunakan field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa proses penyebaran yang dilakukan oleh LP. Ma’arif NU Lumajang terhadap lembaga pendidikan di bawahnya antara lain dengan mewajibkan materi Aswaja sebagai muatan lokal, melakukan pelatihan Aswaja secara periodik, menggelar kompetisi olimpiade Aswaja untuk mengasah kemampuan kognitif peserta didik tentang Aswaja, memberikan majalah AULA di setiap madrasah secara gratis, istighotsah di setiap koordinator kecamatan, serta melakukan pembiasaan ziarah wali setiap tahun dengan stakeholder yang tergabung.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117205214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.352
R AbuHasanAgus, Barirotul Ummah
Tulisan ini ingin melihat sejauh mana respon lembaga pendidikan terhadap perubahan zaman dengan revolusi industri 4.0 sebagai penandanya. Sebagaimana diketahui, revolusi industri menuntut perubahan dalam aspek kehidupan manusia dari manual menjadi basis teknologi.Semua kegiatan manusia akan menjadi lebih mudah untuk dijangkau. Era industri 4.0 membawa perubahan dalam segala hal tak terkecualidalam dunia pendidikan, dengan demikian pengelola lembaga pendidikan dituntut untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan, tidak hanya cukup menghasilkan output yang dibekali dengan pengetahuan ilmiah tapi juga mampu mencetak lulusan yang kreatif, terampil, dan mampu bersaing serta dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini. Lembaga pendidikan yang sudah tidak terhitung jumlahnya menjadikan persaingan sangat ketat.Untuk menyikapi hal itu lembaga pendidikan perlu memiliki image branding yang mapan karena mayoritas masyarakat mengambil keputusan dalam memilih lembaga pendidikan dengan memandang branding yang di miliki lembaga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik branding yang dimiliki lembaga maka semakin baik pula minat dan perhatian masyarakat untuk memilih lembaga tersebut.
{"title":"Strategi Image Branding Universitas Nurul Jadid di Era Revolusi Industri 4.0","authors":"R AbuHasanAgus, Barirotul Ummah","doi":"10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.352","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.352","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin melihat sejauh mana respon lembaga pendidikan terhadap perubahan zaman dengan revolusi industri 4.0 sebagai penandanya. Sebagaimana diketahui, revolusi industri menuntut perubahan dalam aspek kehidupan manusia dari manual menjadi basis teknologi.Semua kegiatan manusia akan menjadi lebih mudah untuk dijangkau. Era industri 4.0 membawa perubahan dalam segala hal tak terkecualidalam dunia pendidikan, dengan demikian pengelola lembaga pendidikan dituntut untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan, tidak hanya cukup menghasilkan output yang dibekali dengan pengetahuan ilmiah tapi juga mampu mencetak lulusan yang kreatif, terampil, dan mampu bersaing serta dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini. Lembaga pendidikan yang sudah tidak terhitung jumlahnya menjadikan persaingan sangat ketat.Untuk menyikapi hal itu lembaga pendidikan perlu memiliki image branding yang mapan karena mayoritas masyarakat mengambil keputusan dalam memilih lembaga pendidikan dengan memandang branding yang di miliki lembaga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik branding yang dimiliki lembaga maka semakin baik pula minat dan perhatian masyarakat untuk memilih lembaga tersebut.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127864737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.351
Imron Fauzi
Tulisan ini ingin melihat bagaimana implementasi Undang-Undang No. 14 tahun 2005, Permendiknas No. 16 tahun 2007, serta Permendikbud No. 46 Tahun 2016 yang menuntut setiap guru untuk menjadi tenaga profesional yang berkompetensi dan sesuai dengan kualifikasinya. Karena itu pula, kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember yang melakukan mutasi guru hanya karena janji kampanye turut disorot dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan kualitatif berupa studi descriptive dan explorative yang mengungkap fenomena riil yang terjadi di Kabupaten Jember dengan cara wawancara, observasi, serta kajian dokumen berupa informasi valid melalui media cetak dan elektronik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa problematika mutasi guru yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember diantaranya: pertama, mutasi guru tidak didasarkan pada kebutuhan sekolah (bezetting); kedua, banyak Guru Tidak Tetap (GTT) yang dimutasi lebih jauh dari domisilinya; ketiga, adanya kesenjangan antara proses mutasi guru PNS dengan GTT; keempat, sulitnya adaptasi diantara para guru dengan peserta didik pada tempat mutasi barunya; kelima, realisasi pemberian Surat Penugasan (SP) GTT tidak terlaksana sesuai dengan rencana awal; keenam, adanya kesalahan data mutasi guru dan penentuan tugas mengajar.
{"title":"Problematika Kebijakan Linierisasi dan Mutasi Guru di Kabupaten Jember","authors":"Imron Fauzi","doi":"10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.351","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin melihat bagaimana implementasi Undang-Undang No. 14 tahun 2005, Permendiknas No. 16 tahun 2007, serta Permendikbud No. 46 Tahun 2016 yang menuntut setiap guru untuk menjadi tenaga profesional yang berkompetensi dan sesuai dengan kualifikasinya. Karena itu pula, kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember yang melakukan mutasi guru hanya karena janji kampanye turut disorot dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan kualitatif berupa studi descriptive dan explorative yang mengungkap fenomena riil yang terjadi di Kabupaten Jember dengan cara wawancara, observasi, serta kajian dokumen berupa informasi valid melalui media cetak dan elektronik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa problematika mutasi guru yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember diantaranya: pertama, mutasi guru tidak didasarkan pada kebutuhan sekolah (bezetting); kedua, banyak Guru Tidak Tetap (GTT) yang dimutasi lebih jauh dari domisilinya; ketiga, adanya kesenjangan antara proses mutasi guru PNS dengan GTT; keempat, sulitnya adaptasi diantara para guru dengan peserta didik pada tempat mutasi barunya; kelima, realisasi pemberian Surat Penugasan (SP) GTT tidak terlaksana sesuai dengan rencana awal; keenam, adanya kesalahan data mutasi guru dan penentuan tugas mengajar.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126238152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.354
Haidar Idris, M. Ulum
Artikel ini ingin melihat madrasah diniyah sebagai salah satu lembaga yang mempertahankan ukhuwah keislaman dan tradisi yang cukup kuat dalam menghadapi tantangan era modernisasi dan globalisasi, hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan madrasah dalam mencetak kualitas santri yang mapan secara spiritual dan ahklaq mulia. Bahkan madrasah diniyah belakangan dicap memiliki nilai-nilai spiritualitas yang mampu sustainable. Penelitian ini menggunakan metode field research. Penelitian dilakukan di bulan Maret-Mei 2018. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan aspek spiritual yang dilakukan di madrasah diniyah Nurul Ulum Pandansari Senduro Lumajang adalah dengan mempertahankan Kurikulum klasik di madrasah itu, penerapan aspek ini tidak hanya kepada santrinya, melainkan kepada seluruh tenaga pengajar. Selain itu, kurikulum pelajaran aqidah dan akhlaq selalu diutamakan dari pada mata pelajaran lain. Mata pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran pokok dalam mendukung proses implementasinya di lapangan. Proses pembelajarannya pun tidak hanya transfer of knowledge seperti pada umumnya, melainkan melibatkan dua aspek pokok, yakni dhohiriyah (baca: luar) dan bathiniyah (baca: dalam).
{"title":"Pelestarian Aspek Spiritual Santri di Madrasah Diniyah Nurul Ulum Pandansari Senduro Lumajang","authors":"Haidar Idris, M. Ulum","doi":"10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/TARBIYATUNA.V12I1.354","url":null,"abstract":"Artikel ini ingin melihat madrasah diniyah sebagai salah satu lembaga yang mempertahankan ukhuwah keislaman dan tradisi yang cukup kuat dalam menghadapi tantangan era modernisasi dan globalisasi, hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan madrasah dalam mencetak kualitas santri yang mapan secara spiritual dan ahklaq mulia. Bahkan madrasah diniyah belakangan dicap memiliki nilai-nilai spiritualitas yang mampu sustainable. Penelitian ini menggunakan metode field research. Penelitian dilakukan di bulan Maret-Mei 2018. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan aspek spiritual yang dilakukan di madrasah diniyah Nurul Ulum Pandansari Senduro Lumajang adalah dengan mempertahankan Kurikulum klasik di madrasah itu, penerapan aspek ini tidak hanya kepada santrinya, melainkan kepada seluruh tenaga pengajar. Selain itu, kurikulum pelajaran aqidah dan akhlaq selalu diutamakan dari pada mata pelajaran lain. Mata pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran pokok dalam mendukung proses implementasinya di lapangan. Proses pembelajarannya pun tidak hanya transfer of knowledge seperti pada umumnya, melainkan melibatkan dua aspek pokok, yakni dhohiriyah (baca: luar) dan bathiniyah (baca: dalam).","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125832671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i1.353
M. Anwar
Pondok Pesantren is one of the organization/educational institute that is still valued as the second class compared with public educational institute. Hence, to show that the quality of education in pondok pesantren is able to compete with other institutions is by developing human resource that is conducted by Kiai. This research is to describe about the development of human resource in increasing the quality of education in pondok pesantren Diponegoro, Klungkung, Bali by using phenomenology perspective. In addition, this research is qualitative research with the form of case study. The findings of this research are: first, the model of Kiai in human resource development of teachers competence in this pesantren, are: 1) planning the human resource that is conducted by: a) arranging the planning which involves the structures, b) it is conducted in the first year and in the middle of the semester, c) planning the teachers based on the evaluation and analysis needs. 2) Recruiting the human resource by following the procedure and sunny ideology, high dedication, sincere, and competence, b) internal and external recruitment. 3) Selecting the administrative, written test, teaching, and interview. 4) Evaluating a) conducting formal and informal assessment, b) conducting class supervision periodically, c) assessing the work performance, loyalty, responsibility, obedient, honesty, and leadership, d) assessing by report model, e) compensation of teacher in the form of financial and non financial. 5) Human resource development by giving training program and meeting periodic. The second, the model of Kiai in developing the manager of human resource competence in this pesantren are: 1) planning human resource in a) recruiting the manager based on the human resource, b) selecting which is customized by the position needs, c) placing and appointing based on the duty and authority, d) developing the human resource by giving training, e) maintaining of well-being, f) integrating the human resource by leadership and communication, g) compensation the allowance of pesantren, h) discipline, i) discharging the position, 2) Implementing the strategy of human resource planning by: a) supplying, filtering and selecting, b) developing by giving training and mutation, continuing study to the higher level and mutation the position, c) maintaining of well-being, d) integrating by communication intensely in solving the problem in general, e) compensation of fee, f) discipline, it is pointed out whether to the students or manager who violate the rule, g) discharging which is caused by mutation, retired, and resigned.
{"title":"The Model of Kiai in Human Resource Development Quality","authors":"M. Anwar","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v12i1.353","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v12i1.353","url":null,"abstract":"Pondok Pesantren is one of the organization/educational institute that is still valued as the second class compared with public educational institute. Hence, to show that the quality of education in pondok pesantren is able to compete with other institutions is by developing human resource that is conducted by Kiai. This research is to describe about the development of human resource in increasing the quality of education in pondok pesantren Diponegoro, Klungkung, Bali by using phenomenology perspective. In addition, this research is qualitative research with the form of case study. The findings of this research are: first, the model of Kiai in human resource development of teachers competence in this pesantren, are: 1) planning the human resource that is conducted by: a) arranging the planning which involves the structures, b) it is conducted in the first year and in the middle of the semester, c) planning the teachers based on the evaluation and analysis needs. 2) Recruiting the human resource by following the procedure and sunny ideology, high dedication, sincere, and competence, b) internal and external recruitment. 3) Selecting the administrative, written test, teaching, and interview. 4) Evaluating a) conducting formal and informal assessment, b) conducting class supervision periodically, c) assessing the work performance, loyalty, responsibility, obedient, honesty, and leadership, d) assessing by report model, e) compensation of teacher in the form of financial and non financial. 5) Human resource development by giving training program and meeting periodic. The second, the model of Kiai in developing the manager of human resource competence in this pesantren are: 1) planning human resource in a) recruiting the manager based on the human resource, b) selecting which is customized by the position needs, c) placing and appointing based on the duty and authority, d) developing the human resource by giving training, e) maintaining of well-being, f) integrating the human resource by leadership and communication, g) compensation the allowance of pesantren, h) discipline, i) discharging the position, 2) Implementing the strategy of human resource planning by: a) supplying, filtering and selecting, b) developing by giving training and mutation, continuing study to the higher level and mutation the position, c) maintaining of well-being, d) integrating by communication intensely in solving the problem in general, e) compensation of fee, f) discipline, it is pointed out whether to the students or manager who violate the rule, g) discharging which is caused by mutation, retired, and resigned.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128402226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i1.349
Aminatuz Zahroh
Life is choice, Choice is decision (hidup adalah memilih. Memilih adalah keputusan). Sebuah organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen. Dalam konteks tugas manager, pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan memerlukan keputusan.Demikian halnya dengan pesantren sebagai institusi pendidikan Islam, perlu memiliki pengelola yang mampu mengambil keputusan yang tepat secara efektif dan efisien. Pada kondisi obyektifnya, sering kali kita mendapatkan pengelola pesantren dengan tidak sadar telah melakukan pengambilan keputusan yang tidak efektif bahkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini berimbas pada kurang mapannya manajemen pesantren, bahkan dapat memicu konflik pesantren baik internal maupun eksternal. Sebagai konsekuensi logisnya, pesantren tidak dapat mencapai tujuan semestinya dan tidak mengarah pada visi dan misinya. Menyimak kondisi di atas, penulis memandang pengelola pesantren perlu mengetahui konsep dasar, model pengambilan keputusan, langkah-langkah mengambil keputusan bersama maupun personal secara efektif serta kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan. Lebih dari itu, pengelola pesantren diharapkan mampu menganalisis keputusan yang sudah diambil dan dilaksanakan di pesantren, bahkan menganalisis keputusan yang akan diambil berikutnya.
{"title":"Pengambilan Keputusan di Pesantren","authors":"Aminatuz Zahroh","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v12i1.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v12i1.349","url":null,"abstract":"Life is choice, Choice is decision (hidup adalah memilih. Memilih adalah keputusan). Sebuah organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen. Dalam konteks tugas manager, pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan memerlukan keputusan.Demikian halnya dengan pesantren sebagai institusi pendidikan Islam, perlu memiliki pengelola yang mampu mengambil keputusan yang tepat secara efektif dan efisien. Pada kondisi obyektifnya, sering kali kita mendapatkan pengelola pesantren dengan tidak sadar telah melakukan pengambilan keputusan yang tidak efektif bahkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini berimbas pada kurang mapannya manajemen pesantren, bahkan dapat memicu konflik pesantren baik internal maupun eksternal. Sebagai konsekuensi logisnya, pesantren tidak dapat mencapai tujuan semestinya dan tidak mengarah pada visi dan misinya. Menyimak kondisi di atas, penulis memandang pengelola pesantren perlu mengetahui konsep dasar, model pengambilan keputusan, langkah-langkah mengambil keputusan bersama maupun personal secara efektif serta kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan. Lebih dari itu, pengelola pesantren diharapkan mampu menganalisis keputusan yang sudah diambil dan dilaksanakan di pesantren, bahkan menganalisis keputusan yang akan diambil berikutnya.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116260885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-15DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.334
U. Ubaidillah, Khilmiyatul Khumidat
Tulisan ini ingin melihat bagaimana implementasi nilai-nilai multikulturalisme dikembangkan terutama dalam pendidikan agama di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 di Lumajang. Seperti diketahui, di sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan agama dan terdapat peserta didik yang memiliki perbedaan agama. Multikulturalisme merupakan realitas kehidupan masyarakat dan bangsa, meskipun tidak setiap subyek masyarakat atau bangsa ini mau mengakui dan menerimanya, namun semua meyakini bahwa multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kultural dan kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Bulan Maret dan April 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai multikultural yang ada di SMA Negeri 3 Lumajang mengacu pada nilai-nilai universal dalam masing-masing agama seperti kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kesamaan, sekalipun terdapat berbagai perbedaan agama, suku, dan budaya. Selain itu, implementasi nilai multikultural dalam pendidikan agama Islam dilakukan melalui kegiatan pembiasaan.Salah satu faktor pendukung implementasi multikultural di SMA Negeri 3 adalahadanya antusias peserta didik dan kesadaran peserta didik tentang pentingnya implementasi nilai multikulturalisme.
{"title":"Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam dan Implementasinya di SMA Negeri 3 Lumajang","authors":"U. Ubaidillah, Khilmiyatul Khumidat","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v11i2.334","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v11i2.334","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin melihat bagaimana implementasi nilai-nilai multikulturalisme dikembangkan terutama dalam pendidikan agama di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 di Lumajang. Seperti diketahui, di sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan agama dan terdapat peserta didik yang memiliki perbedaan agama. Multikulturalisme merupakan realitas kehidupan masyarakat dan bangsa, meskipun tidak setiap subyek masyarakat atau bangsa ini mau mengakui dan menerimanya, namun semua meyakini bahwa multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kultural dan kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Bulan Maret dan April 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai multikultural yang ada di SMA Negeri 3 Lumajang mengacu pada nilai-nilai universal dalam masing-masing agama seperti kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kesamaan, sekalipun terdapat berbagai perbedaan agama, suku, dan budaya. Selain itu, implementasi nilai multikultural dalam pendidikan agama Islam dilakukan melalui kegiatan pembiasaan.Salah satu faktor pendukung implementasi multikultural di SMA Negeri 3 adalahadanya antusias peserta didik dan kesadaran peserta didik tentang pentingnya implementasi nilai multikulturalisme.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126804067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-15DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.338
Y. Rahman, Siti Mas'ula
Tulisan ini ingin melihat sejauh mana pola pembinaan agama dalam keluarga buruh pabrik, daya dukung dan hambatan pembinaan agama dan dampak serta manfaat bagi anak dari pembinaan agama dalam keluarga buruh pabrik di Desa Labruk Lor Lumajang. Sebagaimana diketahui, keluarga merupakan proses hubungan manusia yang paling awal terjadi, sebelum mengenal lingkungan yang lebih luas. Sebagai lembaga pembentukan pribadi, mental dan karakter, peran dan tanggung jawab orang tua merupakan faktor yang utama. Selain itu, orang tua juga dijadikan acuan atau contoh oleh anaknya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu penelitian dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh informasi terhadap masalah-masalah yang dibahas. Penelitian dilakukan di bulan April-Mei 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pembinaan agama pada anak dalam keluarga buruh pabrik di desa Labruk Lor yakni menggunakan pola pembinaan anak secara permisif, otoriter dan demokratis. Hal tersebut disebabkan karena faktor ekonomi, lingkungan, pendidikan orang tua, keturunan dan budaya. Implikasi dari hasil penemuan ini menunjukkan bahwa terdapat hal positif yang bisa diambil hikmah, yakni anak akan lebih bertanggung jawab, lebih disiplin, kreatif, mandiri dan mampu mengotrol emosi.
{"title":"Pola Pembinaan Agama pada Anak dalam Keluarga Buruh Pabrik di Desa Labruk Lor Lumajang","authors":"Y. Rahman, Siti Mas'ula","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v11i2.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v11i2.338","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin melihat sejauh mana pola pembinaan agama dalam keluarga buruh pabrik, daya dukung dan hambatan pembinaan agama dan dampak serta manfaat bagi anak dari pembinaan agama dalam keluarga buruh pabrik di Desa Labruk Lor Lumajang. Sebagaimana diketahui, keluarga merupakan proses hubungan manusia yang paling awal terjadi, sebelum mengenal lingkungan yang lebih luas. Sebagai lembaga pembentukan pribadi, mental dan karakter, peran dan tanggung jawab orang tua merupakan faktor yang utama. Selain itu, orang tua juga dijadikan acuan atau contoh oleh anaknya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu penelitian dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh informasi terhadap masalah-masalah yang dibahas. Penelitian dilakukan di bulan April-Mei 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pembinaan agama pada anak dalam keluarga buruh pabrik di desa Labruk Lor yakni menggunakan pola pembinaan anak secara permisif, otoriter dan demokratis. Hal tersebut disebabkan karena faktor ekonomi, lingkungan, pendidikan orang tua, keturunan dan budaya. Implikasi dari hasil penemuan ini menunjukkan bahwa terdapat hal positif yang bisa diambil hikmah, yakni anak akan lebih bertanggung jawab, lebih disiplin, kreatif, mandiri dan mampu mengotrol emosi.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131519820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-15DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339
Adnan Syarif, Haidar Idris
Tulisan ini ingin menunjukkan konsepsi para Ahli Tafsir dan bahkan Mufassir tentang belajar dalam Islam. Karena menggunakan sudut pandang mufassir, penelitian ini akan melihat pandangan para mufassir tentang konsep belajar secara spesifik di Alqur’an. Bagaimana cara mereka menafsiri dan seterusnya. Konsepsi belajar dalam al-Qur'a>n berbeda dengan konsepsi belajar yang biasa ditemukan dalam dunia pendidikan selama ini. Hal ini bisa dilihat pada ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw ketika bertahanus di Gua Hira'. Ayat yang pertama kali turun memerintahkan kepada beliau untuk membaca dengan menyebut nama Tuhannya yang menciptakan, Jibril berkata “iqra' bismi rabbika” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Maraghi, Ibnu Kathir, ‘Ali al-Shabuni dan Muhammad Qurais Shihab memiliki perbedaa pendapat dalam memaknai ayat-ayat tentang konsep belajar. Perbedaan lebih terlihat dalam penentuan perintah belajar dan mengajar. Mana yang didahulukan dan apakah perintah untuk nabi secara pribadi atau untuk umatnya, termasuk konsepsi tentang belajar dan mengajar, adakah belajar lebih dulu dari pada mengajar.
这篇文章希望向法塔法泽和甚至穆法泽的学者们展示在伊斯兰教中学习的概念。使用mufassir的观点,这项研究将会在Alqur中看到mufassir对具体学习概念的看法。他们如何解释等等。在《古兰经》>n中学习的概念不同于迄今为止在教育中常见的学习概念。这可以在第一部分中看到,全能的上帝把他传给先知穆罕默德,当时他住在希拉的洞穴里。第一次下降的经文命令他以他创造的上帝的名义阅读,盖伯瑞尔说“伊克拉·比斯米·拉比比卡”(以你的上帝的名义阅读)。这项研究的结论表明,Al-Maraghi, ibn Kathir,“Ali al-Shabuni和Muhammad Qurais Shihab在理解经文的概念方面存在分歧。学习和教学命令的区别更为明显。对先知个人或他的子民的诫命,包括学习和教导的概念,哪个优先和什么优先。
{"title":"Pandangan Mufassir Tentang Konsep Belajar Mengajar","authors":"Adnan Syarif, Haidar Idris","doi":"10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339","DOIUrl":"https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin menunjukkan konsepsi para Ahli Tafsir dan bahkan Mufassir tentang belajar dalam Islam. Karena menggunakan sudut pandang mufassir, penelitian ini akan melihat pandangan para mufassir tentang konsep belajar secara spesifik di Alqur’an. Bagaimana cara mereka menafsiri dan seterusnya. Konsepsi belajar dalam al-Qur'a>n berbeda dengan konsepsi belajar yang biasa ditemukan dalam dunia pendidikan selama ini. Hal ini bisa dilihat pada ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw ketika bertahanus di Gua Hira'. Ayat yang pertama kali turun memerintahkan kepada beliau untuk membaca dengan menyebut nama Tuhannya yang menciptakan, Jibril berkata “iqra' bismi rabbika” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Maraghi, Ibnu Kathir, ‘Ali al-Shabuni dan Muhammad Qurais Shihab memiliki perbedaa pendapat dalam memaknai ayat-ayat tentang konsep belajar. Perbedaan lebih terlihat dalam penentuan perintah belajar dan mengajar. Mana yang didahulukan dan apakah perintah untuk nabi secara pribadi atau untuk umatnya, termasuk konsepsi tentang belajar dan mengajar, adakah belajar lebih dulu dari pada mengajar.","PeriodicalId":115024,"journal":{"name":"Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam","volume":"586 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117047985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}