A poetis is an author of poetry, rhymes, and prose. The world of literature has developed along with the development of life in Indonesia. The large number of residents has led to the development of various events which is in turn the poets known by theirtrack records of prose and poetry. Of course, this existence is a good news for Indonesia in which it is rich in literature lovers. Then, by its love of literature a refined and noble character will grow. Behind of that, the growth of literary lovers is accompanied by the growth of writers that are poets, essays, short stories, poetry that showed contributing to the world of Indonesian literatures. Not a few good literary works that obey received positive appreciation by the government, which later emerged as regional writers because of their works. Nowadays, in North Maluku, many literature writers appear with their literary works. Therefore, poets must be known by the general public and education world. This study discusses about identification of poets originated from North Maluku region by conducting a qualitative descriptive research method to process data using the words instead of numbers and applying analytical tools, namely an expressive approach to see the biography of poets.
{"title":"PENYAIR-PENYAIR MALUKU UTARA","authors":"Rahma Djumati, Nurfani Nurfani","doi":"10.33387/hjp.v13i1.3893","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v13i1.3893","url":null,"abstract":"A poetis is an author of poetry, rhymes, and prose. The world of literature has developed along with the development of life in Indonesia. The large number of residents has led to the development of various events which is in turn the poets known by theirtrack records of prose and poetry. Of course, this existence is a good news for Indonesia in which it is rich in literature lovers. Then, by its love of literature a refined and noble character will grow. Behind of that, the growth of literary lovers is accompanied by the growth of writers that are poets, essays, short stories, poetry that showed contributing to the world of Indonesian literatures. Not a few good literary works that obey received positive appreciation by the government, which later emerged as regional writers because of their works. Nowadays, in North Maluku, many literature writers appear with their literary works. Therefore, poets must be known by the general public and education world. This study discusses about identification of poets originated from North Maluku region by conducting a qualitative descriptive research method to process data using the words instead of numbers and applying analytical tools, namely an expressive approach to see the biography of poets.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115287654","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa Kerajaan Loloda telah hilang dalam Sejarah sejak tahun 1322. Alasannya bahwa pada tahun itu, Loloda tidak menghadiri pertemuan raja-raja Maluku yang berhasil membentuk Persekutuan Moti (Motir Verbond [1322-1343]) yang diprakarsai oleh Raja Ternate ke-7, Sida Arif Malamo (1322-1331). Sejak tahun itu pula Loloda, dianggap bukan bagian dari “dunia Malukuâ€. Selanjutnya, secara de jure, pada periode VOC (1627-1800), seluruh Loloda dinyatakan telah hilang, karena dianeksasi Ternate sejak dalam masa pemerintahan Sultan Amir Hamzah (1627-1648). Tetapi secara de facto, struktur politik kerajaan Loloda sesungguhnya masih ada dalam periode itu di wilayah Pantai Barat Laut Halmahera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat kerjasama diplomatik antara Ternate dan Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1817 melalui kontrak-kontrak politik dengan alasan kerja sama dan persahabatan yang saling menguntungkan, justru menyebabkan seluruh kekuatan ekonomi, politik, dan militer Loloda mulai diperlemah dan diambil alih oleh Ternate untuk kepentingan Belanda. Meskipun Loloda berada dalam bayang-bayang kekuatan Ternate dan Belanda, namun kerajaan itu masih dapat menjalankan fungsi-fungsi ekonomi, politik, dan militernya selama dalam periode 1817-1942, meskipun berada di bawah kekuasaan Ternate atas persetujuan Belanda. Penelitian ini bertujuan menjelaskan eksistensi kehadiran Kerajaan Loloda dalam dinamika ekonomi, politik, dan militer yang terjadi di Maluku Utara sampai pada runtuhnya kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia pada 1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah, dengan tahapan: 1) penelusuran dan pengumpulan sumber-sumber sejarah dari kepustakaan, kearsipan, lapangan, dan dokumentasi (heuristik); 2) analisis dan sintesis (kritik, verifikasi, dan validasi data; 3) interpretasi hasil analisis dan sintesis data; dan 4) penulisan sejarah (historiografi).
抽象。这项研究是基于罗达王国自1322年以来在历史上失传的事实。原因是,在那一年,洛洛达没有参加玛鲁库国王成功组织的Moti (Motir Verbond[1322-1343]联盟,这是第七国王特尼特罗(Sida Arif eve o)发起的。Loloda也是从那一年起,被认为不是一部分a€œ世界Malukua€。此外,在VOC时期(1627-1800),整个洛洛达被宣布失踪,因为自苏丹阿米尔·哈姆扎(1627-1648)统治以来,整个洛洛达一直被视为失踪。但实际上,洛达帝国的政治结构实际上仍然存在于哈马赫拉西北地区。研究表明,自1817年以来,荷兰殖民政府通过相互合作和互惠互利的政治契约与外交合作,使罗达的整个经济、政治和军事力量逐渐削弱,并为荷兰的利益而被内特接管。虽然洛洛达受到特内特和荷兰势力的阴影,但它仍然能够在1817-1942年期间执行其经济、政治和军事职能,尽管在荷兰的一致统治下。这项研究旨在解释罗达帝国存在于马鲁库北部的经济、政治和军事关系,直到1942年荷兰殖民政府垮台。本研究采用历史研究方法,分阶段进行:(1)调查和收集文学、档案、实地和文献(启发法)的历史资源;分析与合成(数据批评、验证和验证;3)数据分析和合成结果的解释;和4)历史写作。
{"title":"KERAJAAN LOLODA: DINAMIKA EKONOMI, POLITIK, DAN MILITER DI MALUKU UTARA MASA KEKUASAAN KOLONIAL BELANDA (1817—1942)","authors":"Abd. Rahman, Rusli M Said","doi":"10.33387/hjp.v13i1.5204","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v13i1.5204","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa Kerajaan Loloda telah hilang dalam Sejarah sejak tahun 1322. Alasannya bahwa pada tahun itu, Loloda tidak menghadiri pertemuan raja-raja Maluku yang berhasil membentuk Persekutuan Moti (Motir Verbond [1322-1343]) yang diprakarsai oleh Raja Ternate ke-7, Sida Arif Malamo (1322-1331). Sejak tahun itu pula Loloda, dianggap bukan bagian dari “dunia Malukuâ€. Selanjutnya, secara de jure, pada periode VOC (1627-1800), seluruh Loloda dinyatakan telah hilang, karena dianeksasi Ternate sejak dalam masa pemerintahan Sultan Amir Hamzah (1627-1648). Tetapi secara de facto, struktur politik kerajaan Loloda sesungguhnya masih ada dalam periode itu di wilayah Pantai Barat Laut Halmahera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat kerjasama diplomatik antara Ternate dan Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1817 melalui kontrak-kontrak politik dengan alasan kerja sama dan persahabatan yang saling menguntungkan, justru menyebabkan seluruh kekuatan ekonomi, politik, dan militer Loloda mulai diperlemah dan diambil alih oleh Ternate untuk kepentingan Belanda. Meskipun Loloda berada dalam bayang-bayang kekuatan Ternate dan Belanda, namun kerajaan itu masih dapat menjalankan fungsi-fungsi ekonomi, politik, dan militernya selama dalam periode 1817-1942, meskipun berada di bawah kekuasaan Ternate atas persetujuan Belanda. Penelitian ini bertujuan menjelaskan eksistensi kehadiran Kerajaan Loloda dalam dinamika ekonomi, politik, dan militer yang terjadi di Maluku Utara sampai pada runtuhnya kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia pada 1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah, dengan tahapan: 1) penelusuran dan pengumpulan sumber-sumber sejarah dari kepustakaan, kearsipan, lapangan, dan dokumentasi (heuristik); 2) analisis dan sintesis (kritik, verifikasi, dan validasi data; 3) interpretasi hasil analisis dan sintesis data; dan 4) penulisan sejarah (historiografi).","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130239444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Erniyati Caronge, Raznilawati Raznilawati, M. Mursida
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2017. Untuk mengimplementasikan tujuan tersebut maka digunakan metode analisis regresi linear berganda dan menggunakan Metode Altman dengan nilai Z-score sebagai klasifikasi perusahaan yang mengalami Financial distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio yang diukur dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio diukur dengan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terjadinya financial distress. Kemudian, hasil analisis (ROA) dan (ROE) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap financial distress.
{"title":"PENGARUH RETURN ON ASSET DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB. SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017","authors":"Erniyati Caronge, Raznilawati Raznilawati, M. Mursida","doi":"10.33387/hjp.v13i1.4263","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v13i1.4263","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2017. Untuk mengimplementasikan tujuan tersebut maka digunakan metode analisis regresi linear berganda dan menggunakan Metode Altman dengan nilai Z-score sebagai klasifikasi perusahaan yang mengalami Financial distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio yang diukur dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio diukur dengan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terjadinya financial distress. Kemudian, hasil analisis (ROA) dan (ROE) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap financial distress.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126333161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT. The aim of this research is (1) to describe how the Buginese maintain their language in the society of Ternate city, especially in BastiongTalangame village and also (2) to describe the factors contributing to the maintenance of Buginese Language in BastiongTalangame village.There are two data sources that the researcher uses; they are primary data and secondary data. In analyzing the data, researcher used qualitative descriptive methods. The data was analyzed with sociolinguistic theories which intend to make the researcher easier to understand and observe how language maintenance can survive in people’s everyday lives.The findings of this study indicate that this research is spoken by the people in the house, the surrounding environment, and also in public areas such as markets that can still survive. Buginese people use Buginese language when they communicate one another. However, they use Ternate Malay when communicating with people with other tribes. It can be concluded thatn the factors contributing to the Buginese Language maintenance include social and environmental factors where they are in a region of language concentration, namely in the BastiongTalangame Village, a language attitude factor that includes language user loyalty, pride in language and also awareness of norms that are still found in maintaining language And the last factor is a migration, where the Buginese community that comes and settles in the city of Ternate.
{"title":"LANGUAGE MAINTENANCE OF BUGINESE IN BASTIONG VILLAGE, TERNATE, NORTH MOLUCCAS (A SOCIOLINGUISTIC STUDY)","authors":"Adelia Rahman, Farida Maricar, Sutisno Adam","doi":"10.33387/hjp.v12i2.3858","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v12i2.3858","url":null,"abstract":"ABSTRACT. The aim of this research is (1) to describe how the Buginese maintain their language in the society of Ternate city, especially in BastiongTalangame village and also (2) to describe the factors contributing to the maintenance of Buginese Language in BastiongTalangame village.There are two data sources that the researcher uses; they are primary data and secondary data. In analyzing the data, researcher used qualitative descriptive methods. The data was analyzed with sociolinguistic theories which intend to make the researcher easier to understand and observe how language maintenance can survive in people’s everyday lives.The findings of this study indicate that this research is spoken by the people in the house, the surrounding environment, and also in public areas such as markets that can still survive. Buginese people use Buginese language when they communicate one another. However, they use Ternate Malay when communicating with people with other tribes. It can be concluded thatn the factors contributing to the Buginese Language maintenance include social and environmental factors where they are in a region of language concentration, namely in the BastiongTalangame Village, a language attitude factor that includes language user loyalty, pride in language and also awareness of norms that are still found in maintaining language And the last factor is a migration, where the Buginese community that comes and settles in the city of Ternate.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132428389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Untuk melestarikan nilai-nilai sejarah, maka diperlukan pembelajaran Sejarah khususnya ditingkat Sekolah Menengah Atas dan dibutuhkan peran guru dalam merekontruksi kembali pemanfaatan peniggalan sejarah sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah diantaranya tempat atau lingkungan, benda, orang, buku, peristiwa dan fakta pemanfaatan peninggalan sejarah yang ada di suatu daerah. Ternate merupakan bagian dari sejarah ÂMoloku Kie Raha (Maluku Utara) yang kaya nilai historis dalam jalur perdagangan rempah-rempah pada abad ke XIV, lebih jauh lagi, TÂernate tercatat pernah menjadi pusat pemerintahan Gubernur Portugis sekitar tahun 1522-1570. Oleh sebab itu, Ternate memiliki berbagai macam peninggalan sejarah seperti benteng, keraton, residen dan lain sebaginya. Pelabuhan Talangame adalah salah satu peninggalan sejarah di Ternate yang pernah menjadi sentral jalur perdagangan rempah-rempah di bumi Moloku Kie Raha. Menjadikan Pelabuhan Talangame sebagai sumber belajar sejarah di SMA Negeri 5 Kota Ternate dapat berdampak positif bagi perserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas dan dilanjutkan di luar kelas, misalnya melalui kunjungan situs-situs sejarah yang ada di Kota Ternate, termasuk pelabuhan Talangame.Kata Kunci: Pelabuhan Talangame, sumber sejarah, nilai-nilai historis.
维护历史学习的必要,那么价值观特别是高中级和需要提供侦查回来peniggalan使用历史中老师的角色作为学习资源。其中历史学习资源可用于学习的地方或环境、物品、书籍事件和人利用历史遗迹在某个地区的事实。内特是历史的一部分A-Moloku马鲁库Kie Raha(北)富有历史价值的香料贸易路线到十四世纪,走得更远,记载TA-ernate 1522-1570年左右曾经是葡萄牙总督统治中心。因此,内特有各种各样的历史遗迹,如堡垒、朝臣长官还有一辆车来回。内特Talangame是历史遗迹之一港口曾经是香料贸易路线在地球中央Moloku Kie Raha。Talangame港成为全国高中历史学习资源五个城市内特为168教育产生积极影响课堂上跟着教学过程中继续在教室外面,例如通过网站的访问在内特,termasukA Talangame港口城市的历史。关键词:Talangame港口,历史资料,历史价值。
{"title":"PEMANFAATAN “PELABUHAN TALANGAME†SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA NEGERI 5 KOTA TERNATE","authors":"F. amir, Z. Zulkifli","doi":"10.33387/hjp.v12i2.3576","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v12i2.3576","url":null,"abstract":"Untuk melestarikan nilai-nilai sejarah, maka diperlukan pembelajaran Sejarah khususnya ditingkat Sekolah Menengah Atas dan dibutuhkan peran guru dalam merekontruksi kembali pemanfaatan peniggalan sejarah sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah diantaranya tempat atau lingkungan, benda, orang, buku, peristiwa dan fakta pemanfaatan peninggalan sejarah yang ada di suatu daerah. Ternate merupakan bagian dari sejarah ÂMoloku Kie Raha (Maluku Utara) yang kaya nilai historis dalam jalur perdagangan rempah-rempah pada abad ke XIV, lebih jauh lagi, TÂernate tercatat pernah menjadi pusat pemerintahan Gubernur Portugis sekitar tahun 1522-1570. Oleh sebab itu, Ternate memiliki berbagai macam peninggalan sejarah seperti benteng, keraton, residen dan lain sebaginya. Pelabuhan Talangame adalah salah satu peninggalan sejarah di Ternate yang pernah menjadi sentral jalur perdagangan rempah-rempah di bumi Moloku Kie Raha. Menjadikan Pelabuhan Talangame sebagai sumber belajar sejarah di SMA Negeri 5 Kota Ternate dapat berdampak positif bagi perserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas dan dilanjutkan di luar kelas, misalnya melalui kunjungan situs-situs sejarah yang ada di Kota Ternate, termasuk pelabuhan Talangame.Kata Kunci: Pelabuhan Talangame, sumber sejarah, nilai-nilai historis.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125690415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerabatan bahasa-bahasa rumpun non-Austronesia di Halmahera Barat (bahasa Sahu, Waioli, Gamkonora, Ibo, Tobaru, Loloda), dan bahasa Ternate dan bahasa Tidore.  Penelitian ini menggunakan metode leksikostatistik. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan mengumpulkan sumber tertulis berupa kamus bahasa daerah. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis mencari kesamaan dan kemiripan leksikal kosa kata berkerabat. Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Bahasa Ternate dan bahasa Tidore memiliki persamaan kosakata dasar 66, kemiripan 47, perbedaan 60 dengan tingkat kekerabatan bahasa 188,4%, dengan begitu bahasa Ternate dan bahasa Tidore berada pada tingkat bahasa (language). Bahasa Sahu dan bahasa Waioli memiliki persamaan 51, kemiripan 60, perbedaan 82 dengan tingkat kekerabatan bahasa 124,17%, sehingga bahasa Sahu dan bahasa Waiolo berada pada bahasa (language). Bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo memiliki persamaan 27, kemiripan 32, perbedaan 130 dengan tingkat kekerabatan bahasa 51,61%, dengan demikian bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo berada pada rumpun bahasa (stock). Bahasa Tobaru dan bahasa Loloda memiliki persamaan 3, kemiripan 14, perbedaan 176 dengan tingkat kekerabatan bahasa 10,95%, sehingga bahasa Tobaru dan bahasa Loloda berada pada tingkat mikrofilum. Simpulan pada penelitian ini adalah kekerabatan bahasa-bahasa non-Austronesia di kabupaten Halmahera barat seperti bahasa Sahu dan bahasa Waioli masuk pada kategori bahasa, bahasa Gamkonora dan bahasa ibo (ibu) masuk pada kategori keluarga bahasa, dan bahasa Loloda dan bahasa Tobaru masuk pada kategori mikrofilum, bahasa Ternate dan bahasa Tidore masuk pada kategori bahasa.
{"title":"KEKERABATAN BAHASA NON-AUSTRONESIA DI HALMAHERA BARAT (BAHASA SAHU, WAIOLI, GAMKONORA, IBO, TOBARU, LOLODA) BAHASA TERNATE DAN BAHASA TIDORE","authors":"Sunaidin ode Mulae, Dahrun Sarif","doi":"10.33387/hjp.v12i2.3281","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v12i2.3281","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerabatan bahasa-bahasa rumpun non-Austronesia di Halmahera Barat (bahasa Sahu, Waioli, Gamkonora, Ibo, Tobaru, Loloda), dan bahasa Ternate dan bahasa Tidore.  Penelitian ini menggunakan metode leksikostatistik. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan mengumpulkan sumber tertulis berupa kamus bahasa daerah. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis mencari kesamaan dan kemiripan leksikal kosa kata berkerabat. Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Bahasa Ternate dan bahasa Tidore memiliki persamaan kosakata dasar 66, kemiripan 47, perbedaan 60 dengan tingkat kekerabatan bahasa 188,4%, dengan begitu bahasa Ternate dan bahasa Tidore berada pada tingkat bahasa (language). Bahasa Sahu dan bahasa Waioli memiliki persamaan 51, kemiripan 60, perbedaan 82 dengan tingkat kekerabatan bahasa 124,17%, sehingga bahasa Sahu dan bahasa Waiolo berada pada bahasa (language). Bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo memiliki persamaan 27, kemiripan 32, perbedaan 130 dengan tingkat kekerabatan bahasa 51,61%, dengan demikian bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo berada pada rumpun bahasa (stock). Bahasa Tobaru dan bahasa Loloda memiliki persamaan 3, kemiripan 14, perbedaan 176 dengan tingkat kekerabatan bahasa 10,95%, sehingga bahasa Tobaru dan bahasa Loloda berada pada tingkat mikrofilum. Simpulan pada penelitian ini adalah kekerabatan bahasa-bahasa non-Austronesia di kabupaten Halmahera barat seperti bahasa Sahu dan bahasa Waioli masuk pada kategori bahasa, bahasa Gamkonora dan bahasa ibo (ibu) masuk pada kategori keluarga bahasa, dan bahasa Loloda dan bahasa Tobaru masuk pada kategori mikrofilum, bahasa Ternate dan bahasa Tidore masuk pada kategori bahasa.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131077490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dualisme antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum menjadi akar permasalahan pembelajaran di madrasah. Praktik pembelajaran ini menghasilkan lulusan yang belum seimbang antara aspek intelektual maupun spiritual. Disamping itu, dualisme ilmu bertentangan dengan nilai tauhid dalam Islam. Pengintegrasian nilai-nilai Islam selama proses pembelajaran diharapkan mampu menjadi solusi atas dualisme pembelajaran di madrasah. Penelitian quasi experiment dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Design ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran integratif (Biologi+ilmu agama Islam) terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Sahabat Cendikia Kota Ternate Semester II Tahun Pelajaran 2020/2021 yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Analysis of covariance dilakukan untuk membandingkan pengaruh antara model pembelajaran integratif dengan pembelajaran non integratif. Efektifitas masing-masing model pembelajaran diukur berdasarkan uji gain score. Seluruh proses dilakukan pada kelas VII. Hasil analisis ancova memberikan informasi bahwa siswa yang menjalani pembelajaran biologi terintegrasi nilai-nilai Islam pada kelasVII, menunjukkan capaian hasil belajar yang secara signifikan lebih baik dibandingkan siswa yang menjalani pembelajaran non integratif. Efektifitas pembelajaran integratif dibandingkan pembelajaran non integratif pada kelas VII, sebesar 30.0%.
{"title":"PEMBELAJARAN IPA TERPADU TERINTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH SAHABAT CENDIKIA KOTA TERNATE","authors":"Jailan Sahil, Ade Haerullah, Jasia Pagala","doi":"10.33387/hjp.v12i2.3539","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v12i2.3539","url":null,"abstract":"Dualisme antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum menjadi akar permasalahan pembelajaran di madrasah. Praktik pembelajaran ini menghasilkan lulusan yang belum seimbang antara aspek intelektual maupun spiritual. Disamping itu, dualisme ilmu bertentangan dengan nilai tauhid dalam Islam. Pengintegrasian nilai-nilai Islam selama proses pembelajaran diharapkan mampu menjadi solusi atas dualisme pembelajaran di madrasah. Penelitian quasi experiment dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Design ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran integratif (Biologi+ilmu agama Islam) terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa MTs Sahabat Cendikia di Kota Ternate. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Sahabat Cendikia Kota Ternate Semester II Tahun Pelajaran 2020/2021 yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Analysis of covariance dilakukan untuk membandingkan pengaruh antara model pembelajaran integratif dengan pembelajaran non integratif. Efektifitas masing-masing model pembelajaran diukur berdasarkan uji gain score. Seluruh proses dilakukan pada kelas VII. Hasil analisis ancova memberikan informasi bahwa siswa yang menjalani pembelajaran biologi terintegrasi nilai-nilai Islam pada kelasVII, menunjukkan capaian hasil belajar yang secara signifikan lebih baik dibandingkan siswa yang menjalani pembelajaran non integratif. Efektifitas pembelajaran integratif dibandingkan pembelajaran non integratif pada kelas VII, sebesar 30.0%.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115280535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanti Nur, Evie Novianti, Priyo Subekti Priyo, S. R. P. Wulung
Penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 sebagai Duta Pariwisata. Sekarang ini tiap daerah membutuhkan seorang Duta sebagai jembatan antara perwakilan daerah dengan publiknya dan untuk membantu mengkampanyekan pariwisata yang dimiliki oleh tiap daerah masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami strategi komunikasi kampanye SmilingWest Javayang dilakukan oleh duta pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 mengenai kampanye yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder berupa wawancara mendalam dengan narasumber internal dan ahli. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model Miles Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java yang dilakukan Duta Pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 dilaksanakan dengan cara strategi komunikasi kampanye melalui tatap muka langsung, mengadakan kegiatan Gelar Ekonomi Kreatif (Gekraf),Festival Kepariwisataan, juga dilakukan melalui teknologi media sosial dengan mengunggah foto ataupun video mengenai kepariwisataan di media instagram. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa objek pariwisata yang ada di Jawa Barat merupakan suatu keunggulan dan andalan yang dimiliki oleh Jawa Barat
{"title":"STRATEGI KOMUNIKASI KAMPANYE SMILING WEST JAVA MOJANG JAJAKA JAWA BARAT 2019 SEBAGAI DUTA PARIWISATA","authors":"Tanti Nur, Evie Novianti, Priyo Subekti Priyo, S. R. P. Wulung","doi":"10.33387/hjp.v12i2.3763","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/hjp.v12i2.3763","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 sebagai Duta Pariwisata. Sekarang ini tiap daerah membutuhkan seorang Duta sebagai jembatan antara perwakilan daerah dengan publiknya dan untuk membantu mengkampanyekan pariwisata yang dimiliki oleh tiap daerah masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami strategi komunikasi kampanye SmilingWest Javayang dilakukan oleh duta pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 mengenai kampanye yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder berupa wawancara mendalam dengan narasumber internal dan ahli. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model Miles Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java yang dilakukan Duta Pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 dilaksanakan dengan cara strategi komunikasi kampanye melalui tatap muka langsung, mengadakan kegiatan Gelar Ekonomi Kreatif (Gekraf),Festival Kepariwisataan, juga dilakukan melalui teknologi media sosial dengan mengunggah foto ataupun video mengenai kepariwisataan di media instagram. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa objek pariwisata yang ada di Jawa Barat merupakan suatu keunggulan dan andalan yang dimiliki oleh Jawa Barat","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123878022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Syntex subject is one of the subjects that students of English Education Study Program should take it. Having online teaching in a pandemic situation is challenging for the instructor to build their students' comprehension of the concept of syntax, Structural Approach, and Syntactic Marker. Finding an appropriate tool is needed. Computer-assisted instruction was designed to be applied in the teaching and learning process to enhance students’ comprehension of syntax subjects. There were 35 students involved in this study. This study was conducted in 14 meetings. Data were collected through pre-test and post-test. In data analysis, descriptive and Inferential statistics (t-test) were applied. The result of data analysis shows that students have a good comprehension of syntax. Computer-assisted instruction is effective in helping students to improve their syntax comprehension related to the concept of syntax, Structural Approach, and Syntactic Marker.Â
{"title":"USE OF COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION TO IMPROVE STUDENTS’ COMPREHENSION ON SYNTAX","authors":"A. Daud, Ali Ajm","doi":"10.33387/HJP.V12I1.2759","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/HJP.V12I1.2759","url":null,"abstract":"Syntex subject is one of the subjects that students of English Education Study Program should take it. Having online teaching in a pandemic situation is challenging for the instructor to build their students' comprehension of the concept of syntax, Structural Approach, and Syntactic Marker. Finding an appropriate tool is needed. Computer-assisted instruction was designed to be applied in the teaching and learning process to enhance students’ comprehension of syntax subjects. There were 35 students involved in this study. This study was conducted in 14 meetings. Data were collected through pre-test and post-test. In data analysis, descriptive and Inferential statistics (t-test) were applied. The result of data analysis shows that students have a good comprehension of syntax. Computer-assisted instruction is effective in helping students to improve their syntax comprehension related to the concept of syntax, Structural Approach, and Syntactic Marker. ","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126378041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengkaji tentang pergeseran bahasa yang terjadi pada masyarakat tutur bahasa Galela di desa Lemo-Lemo. Pergeseran bahasa pada masyarakat Lemo-Lemo merupakan suatu fenomena sosiolingusitik yang terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah bilingualisme, multiilngualisme, migrasi dan kontak bahas (language contact). Faktor-Faktor ini saling terkait satu sama lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekan makna dari pada generalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran bahasa dari bahasa Galela ke bahasa Ternate. Etnis Galela di desa Lemo-Lemo tidak lagi menggunakan bahasa Galela tetapi bahasa Ternate. Namun demikian, di antara mereka masih mengetahui bahasa Galela dengan baik. Bahasa Ternate kemudian menjadi bahasa utama (b1) bagi masyarakat Lemo-Lemo. Pergeseran bahasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu migrasi, kontak bahasa, presetise bahasa dan sikap bahasa.  Ranah pergeseran nampak pada hampir semua ranah komunikasi, yaitu ranah keluarga, formal maupun sosial.
{"title":"DARI BAHASA GALELA KE BAHASA TERNATE (STUDI TENTANG PERGESERAN BAHASA PADA MASYARAKAT TUTUR BAHASA GALELA DI DESA LEMO-LEMO)","authors":"Dahrun Sarif, Umar Hi Rajab","doi":"10.33387/HJP.V12I1.3282","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/HJP.V12I1.3282","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji tentang pergeseran bahasa yang terjadi pada masyarakat tutur bahasa Galela di desa Lemo-Lemo. Pergeseran bahasa pada masyarakat Lemo-Lemo merupakan suatu fenomena sosiolingusitik yang terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah bilingualisme, multiilngualisme, migrasi dan kontak bahas (language contact). Faktor-Faktor ini saling terkait satu sama lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekan makna dari pada generalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran bahasa dari bahasa Galela ke bahasa Ternate. Etnis Galela di desa Lemo-Lemo tidak lagi menggunakan bahasa Galela tetapi bahasa Ternate. Namun demikian, di antara mereka masih mengetahui bahasa Galela dengan baik. Bahasa Ternate kemudian menjadi bahasa utama (b1) bagi masyarakat Lemo-Lemo. Pergeseran bahasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu migrasi, kontak bahasa, presetise bahasa dan sikap bahasa.  Ranah pergeseran nampak pada hampir semua ranah komunikasi, yaitu ranah keluarga, formal maupun sosial.","PeriodicalId":132582,"journal":{"name":"Humano: Jurnal Penelitian","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132349322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}