Pub Date : 2019-05-31DOI: 10.31001/tekinfo.v7i2.644
Erna Indriastiningsih
One of the right ways to maintain employee performance is the existence of a work motivation for employees in order to continue to improve employee performance in the company. And the high and low performance of employees is influenced by many factors, one of which is compensation, work atmosphere, and fair treatment. The purpose of this study is to find out what factors influence employee performance. The population of this research is 40 production employees at the knitting department at PT ABC in Karanganyar. This population as well as a research sample, with independent variables consisting of compensation factors, fair treatment, and work atmosphere and employee performance as the dependent variable. Data were taken using a questionnaire method and analyzed using correlation test with the help of SPSS Software Windows Version 20. Based on the research results obtained by calculating the correlation with the value of a significant level of compensation of 0.404, fair treatment of 0.019 and work atmosphere of 0.001. With a value of significant level below the level of error level sig α = 0.05. This shows that the work atmosphere and fair treatment factors have a significant effect while the compensation factor does not significantly affect the performance of employees at PT ABC in Karanganyar. Based on the results of the correlation test and hypothesis test, the company should pay attention to the factors of fair treatment of employees in addition, the company also needs to pay attention to work atmosphere factors, so that employee performance increases.
保持员工绩效的正确方法之一是为员工提供工作动机,以便在公司中不断提高员工绩效。而员工的高绩效和低绩效受到很多因素的影响,其中之一就是薪酬、工作氛围、公平待遇。本研究的目的是找出影响员工绩效的因素。本研究的对象是位于Karanganyar的PT ABC针织部门的40名生产员工。这个人群也是一个研究样本,自变量包括薪酬因素、公平待遇、工作氛围和员工绩效作为因变量。数据采用问卷调查法,采用SPSS软件Windows Version 20进行相关检验。根据研究结果计算得出,薪酬显著水平的相关系数为0.404,公平待遇为0.019,工作氛围为0.001。以显著水平为值,误差水平为α = 0.05。由此可见,工作氛围和公平待遇因素对员工绩效有显著影响,而薪酬因素对员工绩效的影响不显著。根据相关检验和假设检验的结果,公司应注意公平对待员工的因素,此外,公司还需要注意工作氛围因素,使员工绩效提高。
{"title":"ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE EMPLOYEE PERFORMANCE IMPROVEMENT IN RAJUT DEPARTMENT IN PT ABC KARANGANYAR","authors":"Erna Indriastiningsih","doi":"10.31001/tekinfo.v7i2.644","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v7i2.644","url":null,"abstract":"One of the right ways to maintain employee performance is the existence of a work motivation for employees in order to continue to improve employee performance in the company. And the high and low performance of employees is influenced by many factors, one of which is compensation, work atmosphere, and fair treatment. The purpose of this study is to find out what factors influence employee performance. The population of this research is 40 production employees at the knitting department at PT ABC in Karanganyar. This population as well as a research sample, with independent variables consisting of compensation factors, fair treatment, and work atmosphere and employee performance as the dependent variable. Data were taken using a questionnaire method and analyzed using correlation test with the help of SPSS Software Windows Version 20. Based on the research results obtained by calculating the correlation with the value of a significant level of compensation of 0.404, fair treatment of 0.019 and work atmosphere of 0.001. With a value of significant level below the level of error level sig α = 0.05. This shows that the work atmosphere and fair treatment factors have a significant effect while the compensation factor does not significantly affect the performance of employees at PT ABC in Karanganyar. Based on the results of the correlation test and hypothesis test, the company should pay attention to the factors of fair treatment of employees in addition, the company also needs to pay attention to work atmosphere factors, so that employee performance increases.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114223535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-30DOI: 10.31001/tekinfo.v7i1.366
W. Widyastuti, Ari Subowo
Kualitas rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan terhadap pasien. Salah satu permasalahan yang dikeluhkan pasien mengenai pelayanan rumah sakit adalah kurang responsifnya perawat dalam memonitor pasien rawat inap. Keluarga pasien harus aktif memonitor pasien dan selanjutnya menghubungi perawat ketika terjadi permasalahan. Kondisi ini salah satunya disebabkan masih kurangnya peralatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan monitoring pasien dari jarak jauh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan desain sistem monitoring pasien rawat inap. Proses desain dilakukan dengan metode Kansei Engineering. Langkah awal penelitian adalah identifikasi kata kansei dengan responden pasien, perawat dan dokter. Berdasarkan hasil survei diperoleh dua kata kansei yang valid dan reliabel yaitu aman dan mudah digunakan. Kedua kata kansei dipetakan menjadi desain parameter, sehingga diperoleh desain perangkat sistem yang terdiri dari modul sensor suhu, pulse sensor, infrared sensor, signal conditioning modul, point router access dan komputer. Tahap selanjutnya adalah pembuatan prototype dan pengujian prototype. Hasil pengujian prototype menunjukkan bahwa perangkat sistem monitoring yang didesain dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Kata kunci: kansei, kualitas layanan, sistem monitoring pasien
{"title":"Desain Kansei Monitoring System Pasien Rawat Inap","authors":"W. Widyastuti, Ari Subowo","doi":"10.31001/tekinfo.v7i1.366","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v7i1.366","url":null,"abstract":"Kualitas rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan terhadap pasien. Salah satu permasalahan yang dikeluhkan pasien mengenai pelayanan rumah sakit adalah kurang responsifnya perawat dalam memonitor pasien rawat inap. Keluarga pasien harus aktif memonitor pasien dan selanjutnya menghubungi perawat ketika terjadi permasalahan. Kondisi ini salah satunya disebabkan masih kurangnya peralatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan monitoring pasien dari jarak jauh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan desain sistem monitoring pasien rawat inap. Proses desain dilakukan dengan metode Kansei Engineering. Langkah awal penelitian adalah identifikasi kata kansei dengan responden pasien, perawat dan dokter. Berdasarkan hasil survei diperoleh dua kata kansei yang valid dan reliabel yaitu aman dan mudah digunakan. Kedua kata kansei dipetakan menjadi desain parameter, sehingga diperoleh desain perangkat sistem yang terdiri dari modul sensor suhu, pulse sensor, infrared sensor, signal conditioning modul, point router access dan komputer. Tahap selanjutnya adalah pembuatan prototype dan pengujian prototype. Hasil pengujian prototype menunjukkan bahwa perangkat sistem monitoring yang didesain dapat memenuhi kebutuhan pengguna. \u0000Kata kunci: kansei, kualitas layanan, sistem monitoring pasien","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131375024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-30DOI: 10.31001/TEKINFO.V7I1.365
Anita Indrasari, Adhie Tri Wahyudi
Teknologi Informasi (TI) dalam hal ini program Edu Manage merupakan aset penting bagi Universitas Setia Budi (USB) dalam penjaminan mutu pelayanan bidang akademik yang harus dikelola secara efektif agar penggunaannya menjadi optimal. Penggunaan IT secara optimal dapat dilakukan dengan melibatkan analisa manajemen resiko. Sasaran mutu Universitas Setia Budi (USB) yang menuntut pencapaian layanan akademik yang prima, dan banyak kasus terjadi berkaitan dengan Edu Manage, seperti: perubahan kebijakan/ aturan akademik berupa penyesuaian kurikulum, berkurangnya staf Sistem Informasi, terhentinya aplikasi karena virus dan hacker menuntut agar pengembangan pelayanan dilakukan berdasar analisa manajemen resiko. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi mitigasi risiko TI pada tata kelola layanan Edumanage di USB. Analisa menggunakan pendekatan ISO 9001:2015, ISO 31010:2009 serta menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai alat bantunya. Dari hasil penelitian diperoleh 37 resiko yang mungkin terjadi, dengan 13 resiko yang berkategori resiko sedang hingga tinggi, sehingga direkomendasikan untuk mendapatkan prioritas mitigasi. Langkah mitigasi resiko yang direkomendasikan adalah: pengadaan UPS di server dengan kapasitas yang mencukupi dan UPS portabel di setiap node jaringan; Pembuatan SOP Backup, konsistensi pelaksanaan dan sistem controlling; Pembuatan flow chart proses, input KRS untuk mahasiswa, input mata kuliah untuk Kaprogdi yang simpel, jelas dan memudahkan user untuk memahami; Pembuatan SOP pengecekan kelengkapan data di setiap akhir semester; Sosialisasi dan notifikasi jadwal input nilai, KRS mahasiswa dan approval KRS lewat beberapa media (web, wa, dll) Kata kunci — manajemen resiko, teknologi informasi, ISO 9001:2015, ISO 31010:2009, FMEA
{"title":"Analisis Manajemen Resiko berbasis ISO 9001:2015 dan ISO 31010:2009 pada Pelayanan Sistem Informasi Akademik “EduManage” di Universitas Setia Budi","authors":"Anita Indrasari, Adhie Tri Wahyudi","doi":"10.31001/TEKINFO.V7I1.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/TEKINFO.V7I1.365","url":null,"abstract":"Teknologi Informasi (TI) dalam hal ini program Edu Manage merupakan aset penting bagi Universitas Setia Budi (USB) dalam penjaminan mutu pelayanan bidang akademik yang harus dikelola secara efektif agar penggunaannya menjadi optimal. Penggunaan IT secara optimal dapat dilakukan dengan melibatkan analisa manajemen resiko. Sasaran mutu Universitas Setia Budi (USB) yang menuntut pencapaian layanan akademik yang prima, dan banyak kasus terjadi berkaitan dengan Edu Manage, seperti: perubahan kebijakan/ aturan akademik berupa penyesuaian kurikulum, berkurangnya staf Sistem Informasi, terhentinya aplikasi karena virus dan hacker menuntut agar pengembangan pelayanan dilakukan berdasar analisa manajemen resiko. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi mitigasi risiko TI pada tata kelola layanan Edumanage di USB. Analisa menggunakan pendekatan ISO 9001:2015, ISO 31010:2009 serta menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai alat bantunya. Dari hasil penelitian diperoleh 37 resiko yang mungkin terjadi, dengan 13 resiko yang berkategori resiko sedang hingga tinggi, sehingga direkomendasikan untuk mendapatkan prioritas mitigasi. Langkah mitigasi resiko yang direkomendasikan adalah: pengadaan UPS di server dengan kapasitas yang mencukupi dan UPS portabel di setiap node jaringan; Pembuatan SOP Backup, konsistensi pelaksanaan dan sistem controlling; Pembuatan flow chart proses, input KRS untuk mahasiswa, input mata kuliah untuk Kaprogdi yang simpel, jelas dan memudahkan user untuk memahami; Pembuatan SOP pengecekan kelengkapan data di setiap akhir semester; Sosialisasi dan notifikasi jadwal input nilai, KRS mahasiswa dan approval KRS lewat beberapa media (web, wa, dll) \u0000Kata kunci — manajemen resiko, teknologi informasi, ISO 9001:2015, ISO 31010:2009, FMEA","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134314521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Parkir merupakan aktifitas berhentinya kendaraan pada waktu dan lokasi tertentu. Meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak diikuti dengan ketersediaan area parkir menyebabkan banyak kendaraan yang parkir di badan jalan atau sering disebut parkir Tepi Jalan Umum (TJU). TJU yang seringkali digunakan dengan posisi kendaraan yang sembarangan menyebabkan kemacetan di beberapa jalan terutama area perbelanjaan. Salah satu jalan yang mengalami permasalahan tersebut adalah jalan C. Simanjuntak yang terletak di Yogyakarta. Jl. C. Simanjuntak merupakan jalan yang cukup ramai dilalui masyarakat kota Yogyakarta. Jalan tersebut strategis karena banyaknya pusat perbelanjaan, tempat pendidikan formal dan non formal, serta berbagai jenis usaha di sepanjang jalan. Namun, keramaian yang terjadi justru mendatangkan masalah bagi jalan tersebut. Hal ini dikarenakan kendaraan yang akan menuju beberapa lokasi pada jalan tersebut terhalang oleh kendaraan yang posisi parkirnya kurang tertata rapi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan pemilihan pola parkir kendaraan yang paling tepat untuk empat lokasi teramai di Jalan C. Simanjuntak. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat jumlah kendaraan yang seharusnya dapat masuk dan keluar dari lokasi penelitian. Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa skenario posisi parkir dengan sudut 60° merupakan skenario terbaik karena jumlah kendaraan yang dapat ditampung lebih banyak dibandingkan skenario lainnya. Kata kunci: manajemen parkir, perancangan tata letak, simulasi
停车是车辆在特定时间和地点停止的活动。车辆数量的增加,加上停车场的可用性,导致许多车辆停在路边,或通常被称为公共路边(TJU)。TJU经常使用粗心大意的车辆位置,导致一些主要道路拥堵。其中一个问题是日惹的Simanjuntak C. C.位于日惹。Jl。Simanjuntak是日惹相当繁忙的街道。它之所以具有战略地位,是因为有许多购物中心、受过正规教育和非正规教育的地方,以及沿途各种各样的企业。然而,熙来攘往的人群可能会给道路带来麻烦。这是因为通往道路某些地点的车辆被停车位置较差的车辆挡住。因此,本研究旨在模拟选举拼车模式最适合最忙碌在街上C . Simanjuntak四个地点。根据模拟结果可以看到应该能够进出的车辆数量的研究地点。根据场景模拟结果发现停车位置以60°角是最好的情况,因为车辆数量相比,可以容纳更多的其他场景。关键词:停车管理,布局设计,模拟
{"title":"Usulan Tata Letak Area Parkir Tepi Jalan Umum Menggunakan Simulasi","authors":"Dyah Rachmawati Lucitasari, Intan Berlianty, Andana Dwi Aprilia Rakadiputra, Irwan Soejanto, Yuli Dwi Astanti","doi":"10.31001/tekinfo.v7i1.362","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v7i1.362","url":null,"abstract":"Parkir merupakan aktifitas berhentinya kendaraan pada waktu dan lokasi tertentu. Meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak diikuti dengan ketersediaan area parkir menyebabkan banyak kendaraan yang parkir di badan jalan atau sering disebut parkir Tepi Jalan Umum (TJU). TJU yang seringkali digunakan dengan posisi kendaraan yang sembarangan menyebabkan kemacetan di beberapa jalan terutama area perbelanjaan. Salah satu jalan yang mengalami permasalahan tersebut adalah jalan C. Simanjuntak yang terletak di Yogyakarta. Jl. C. Simanjuntak merupakan jalan yang cukup ramai dilalui masyarakat kota Yogyakarta. Jalan tersebut strategis karena banyaknya pusat perbelanjaan, tempat pendidikan formal dan non formal, serta berbagai jenis usaha di sepanjang jalan. Namun, keramaian yang terjadi justru mendatangkan masalah bagi jalan tersebut. Hal ini dikarenakan kendaraan yang akan menuju beberapa lokasi pada jalan tersebut terhalang oleh kendaraan yang posisi parkirnya kurang tertata rapi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan pemilihan pola parkir kendaraan yang paling tepat untuk empat lokasi teramai di Jalan C. Simanjuntak. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat jumlah kendaraan yang seharusnya dapat masuk dan keluar dari lokasi penelitian. Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa skenario posisi parkir dengan sudut 60° merupakan skenario terbaik karena jumlah kendaraan yang dapat ditampung lebih banyak dibandingkan skenario lainnya. \u0000Kata kunci: manajemen parkir, perancangan tata letak, simulasi","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127622800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-30DOI: 10.31001/tekinfo.v7i1.363
Erni Suparti, Resmitha Dian Waruju, Sarah Gracea Laleat
Karanganyar, Jawa Tengah merupakan kabupaten yang memiliki banyak destinasi wisata. Misalnya Grojokan Sewu, Candi Sukuh, Candi Cetho, Grojokan Jumog, Bukit Sekipan, dan lain sebagainya. Untuk memberi kenyamanan kepada para pengunjung, Bupati Karanganyar pada bulan Juni 2017 menetapkan 12 orang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) unit Pariwisata. Satpol PP memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan rasa aman, nyaman, dan ketentraman kepada setiap wisatawan yang berkunjung. Profesi sebagai Satpol PP tidak hanya menggunakan tenaga fisik, tetapi juga mental. Untuk mengetahui beban kerja mental Satpol PP unit pariwisata Karanganyar, perlu dilakukan analisis. Analisis beban kerja mental dilakukan dengan menggunakan metode NASA-TLX. Metode NASA-TLX merupakan metode pengukuran beban kerja mental dengan mempertimbangkan enam dimensi untuk menilai beban mental. Enam dimensi tersebut antara lain tuntutan mental, tuntutan fisik, tuntutan waktu, kinerja, tingkat frustasi, serta tingkat usaha. Metode Nasa TLX memberikan skor beban kerja mental yang diukur melalui pembobotan dari masing-masing dimensi. Dari pembobotan dapat diketahui aspek paling dominan yang menyebabkan adanya beban mental pekerja. Hasil pengukuran melalui metode NASA TLX diperoleh rata – rata beban kerja mental sebesar 74, 39. Skor ini menunjukkan bahwa beban mental Satpol PP unit pariwisata tergolong berat. Adapun aspek yang paling dominan yang menyebabkan beban kerja mental tinggi yaitu dimensi tuntutan waktu. Oleh karena itu diperlukan perbaikan yaitu dengan menambah anggota Satpol PP unit pariwiata sebanyak 2 orang. Jika ditambah anggota, maka diperoleh rata – rata skor NASA TLX, yaitu sebesar 53,14. Dengan demikian kategori beban kerja mental termasuk sedang sehingga tidak membahayakan. Kata kunci: beban kerja mental, satpol PP, NASA-TLX
{"title":"Analisis Beban Kerja Mental Satpol PP Pariwisata Karanganyar","authors":"Erni Suparti, Resmitha Dian Waruju, Sarah Gracea Laleat","doi":"10.31001/tekinfo.v7i1.363","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v7i1.363","url":null,"abstract":"Karanganyar, Jawa Tengah merupakan kabupaten yang memiliki banyak destinasi wisata. Misalnya Grojokan Sewu, Candi Sukuh, Candi Cetho, Grojokan Jumog, Bukit Sekipan, dan lain sebagainya. Untuk memberi kenyamanan kepada para pengunjung, Bupati Karanganyar pada bulan Juni 2017 menetapkan 12 orang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) unit Pariwisata. Satpol PP memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan rasa aman, nyaman, dan ketentraman kepada setiap wisatawan yang berkunjung. Profesi sebagai Satpol PP tidak hanya menggunakan tenaga fisik, tetapi juga mental. Untuk mengetahui beban kerja mental Satpol PP unit pariwisata Karanganyar, perlu dilakukan analisis. Analisis beban kerja mental dilakukan dengan menggunakan metode NASA-TLX. Metode NASA-TLX merupakan metode pengukuran beban kerja mental dengan mempertimbangkan enam dimensi untuk menilai beban mental. Enam dimensi tersebut antara lain tuntutan mental, tuntutan fisik, tuntutan waktu, kinerja, tingkat frustasi, serta tingkat usaha. Metode Nasa TLX memberikan skor beban kerja mental yang diukur melalui pembobotan dari masing-masing dimensi. Dari pembobotan dapat diketahui aspek paling dominan yang menyebabkan adanya beban mental pekerja. Hasil pengukuran melalui metode NASA TLX diperoleh rata – rata beban kerja mental sebesar 74, 39. Skor ini menunjukkan bahwa beban mental Satpol PP unit pariwisata tergolong berat. Adapun aspek yang paling dominan yang menyebabkan beban kerja mental tinggi yaitu dimensi tuntutan waktu. Oleh karena itu diperlukan perbaikan yaitu dengan menambah anggota Satpol PP unit pariwiata sebanyak 2 orang. Jika ditambah anggota, maka diperoleh rata – rata skor NASA TLX, yaitu sebesar 53,14. Dengan demikian kategori beban kerja mental termasuk sedang sehingga tidak membahayakan. \u0000Kata kunci: beban kerja mental, satpol PP, NASA-TLX","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114184484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-30DOI: 10.31001/tekinfo.v7i1.364
Puryani Puryani, Laila Nafisah, M. S. Kanan, Pradeas Ridiasa
Industri Batik Plalangan merupakan UKM batik yang sudah diakui oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Sleman. Batik yang dihasilkan dari UKM ini berupa batik cap dan batik tulis. Proses pembuatan batik di UKM ini masih sangat sederhana. Pada proses pembuatan motif di kain khususnya untuk batik tulis dengan cara menggelar kain di atas pola gambar di lantai kemudian dijiplak. Pada proses pelorotan malam masih menggunakan alat yang sederhana, yaitu menggunakan panci berisi air yang direbus di atas tungku kemudian selembar kain yang sudah dibatik dimasukkan ke dalam panci tersebut sambil diaduk menggunakan tongkat kayu selama ±5 menit/kain. Proses tersebut beresiko cidera terkena air/uap panas dari panci dan kelelahan pada saat mengaduk kain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan merancang alat pelorot malam yang praktis dan efisien. Perancangan alat dilakukan dengan menggunakan metode Pahl and Beitz. Hasil perancangan menunjukkan bahwa alat yang dikembangkan dapat mengurangi tingkat cidera dan tingkat kelelahan operator lebih rendah dari alat lama, yaitu dari 53,60% menjadi 42,61%. Selain itu alat ini dapat mempercepat waktu proses pelorotan. Penggunaan alat lama waktu rata-rata proses prlorotan malam/lembar kain selama 4,38 menit, dengan alat baru membutuhkan waktu 3,77 menit untuk 4 lembar kain batik sehingga produktivitasnya meningkat. Kata kunci: batik, Pahl and Beitz, perancangan alat, pelorot malam/ lilin
{"title":"Perancangan Alat Pelorot Malam/ Lilin Menggunakan Metode Pahl and Beitz","authors":"Puryani Puryani, Laila Nafisah, M. S. Kanan, Pradeas Ridiasa","doi":"10.31001/tekinfo.v7i1.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v7i1.364","url":null,"abstract":"Industri Batik Plalangan merupakan UKM batik yang sudah diakui oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Sleman. Batik yang dihasilkan dari UKM ini berupa batik cap dan batik tulis. Proses pembuatan batik di UKM ini masih sangat sederhana. Pada proses pembuatan motif di kain khususnya untuk batik tulis dengan cara menggelar kain di atas pola gambar di lantai kemudian dijiplak. Pada proses pelorotan malam masih menggunakan alat yang sederhana, yaitu menggunakan panci berisi air yang direbus di atas tungku kemudian selembar kain yang sudah dibatik dimasukkan ke dalam panci tersebut sambil diaduk menggunakan tongkat kayu selama ±5 menit/kain. Proses tersebut beresiko cidera terkena air/uap panas dari panci dan kelelahan pada saat mengaduk kain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan merancang alat pelorot malam yang praktis dan efisien. Perancangan alat dilakukan dengan menggunakan metode Pahl and Beitz. Hasil perancangan menunjukkan bahwa alat yang dikembangkan dapat mengurangi tingkat cidera dan tingkat kelelahan operator lebih rendah dari alat lama, yaitu dari 53,60% menjadi 42,61%. Selain itu alat ini dapat mempercepat waktu proses pelorotan. Penggunaan alat lama waktu rata-rata proses prlorotan malam/lembar kain selama 4,38 menit, dengan alat baru membutuhkan waktu 3,77 menit untuk 4 lembar kain batik sehingga produktivitasnya meningkat. \u0000Kata kunci: batik, Pahl and Beitz, perancangan alat, pelorot malam/ lilin","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"63 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120884491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-30DOI: 10.31001/TEKINFO.V7I1.367
Willy Tambunan, M. Muslimin
Temperatur yang tinggi dalam ruangan kerja bisa ditimbulkan oleh kondisi ruangan, mesin-mesin ataupun alat yang mengeluarkan panas serta panas yang bersumber dari sinar matahari yang memanasi atap ruangan yang kemudian menimbulkan radiasi ke dalam ruangan produksi. Lingkungan kerja yang panas ini terjadi pada salah satu proses pengolahan kelapa sawit yakni sterilizer. Pada bagian sterilizer timbul panas akibat perebusan tandan buah segar dengan memakai media panas yakni uap yang berasal dari steam dan panas yang dihasilkan dari radiasi sinar matahari melalui atap pabrik menambah beban panas ruangan kerja. Akibat proses pengantaran panas tersebut suhu ruangan di area sterilizer dapat mencapai antara 34,3 OC s/d 36,6 OC sehingga pekerja mengalami cidera dan terjadi heat stress. Apabila kondisi ini terus berlangsung maka akan mengakibatkan resiko pada pekerja akibat heat stress. Untuk itu perlu dilakukan kajian paparan panas pada area sterilizer agar pekerja berada pada kondisi yang aman dan sehat dalam melakukan pekerjaannya di area tersebut. Berdasarkan hasil kajian diperoleh nilai Heat Stress Index (HSI) sebesar 98% yang artinya bahwa operator yang bekerja pada bagian sterilizer berisiko tinggi terhadap penyakit yang diakibatkan heat stress. Melalui kajian paparan panas ini diharapkan lingkungan kerja yang terpapar panas berada pada nilai indeks suhu bola basah pada kondisi yang aman sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51/KEP-MEN/1999. Kata kunci: heat stress, indeks suhu bola basah, keseimbangan panas, paparan panas
{"title":"Kajian Paparan Panas Lingkungan Kerja Operator Sterilizer Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit","authors":"Willy Tambunan, M. Muslimin","doi":"10.31001/TEKINFO.V7I1.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/TEKINFO.V7I1.367","url":null,"abstract":"Temperatur yang tinggi dalam ruangan kerja bisa ditimbulkan oleh kondisi ruangan, mesin-mesin ataupun alat yang mengeluarkan panas serta panas yang bersumber dari sinar matahari yang memanasi atap ruangan yang kemudian menimbulkan radiasi ke dalam ruangan produksi. Lingkungan kerja yang panas ini terjadi pada salah satu proses pengolahan kelapa sawit yakni sterilizer. Pada bagian sterilizer timbul panas akibat perebusan tandan buah segar dengan memakai media panas yakni uap yang berasal dari steam dan panas yang dihasilkan dari radiasi sinar matahari melalui atap pabrik menambah beban panas ruangan kerja. Akibat proses pengantaran panas tersebut suhu ruangan di area sterilizer dapat mencapai antara 34,3 OC s/d 36,6 OC sehingga pekerja mengalami cidera dan terjadi heat stress. Apabila kondisi ini terus berlangsung maka akan mengakibatkan resiko pada pekerja akibat heat stress. Untuk itu perlu dilakukan kajian paparan panas pada area sterilizer agar pekerja berada pada kondisi yang aman dan sehat dalam melakukan pekerjaannya di area tersebut. Berdasarkan hasil kajian diperoleh nilai Heat Stress Index (HSI) sebesar 98% yang artinya bahwa operator yang bekerja pada bagian sterilizer berisiko tinggi terhadap penyakit yang diakibatkan heat stress. Melalui kajian paparan panas ini diharapkan lingkungan kerja yang terpapar panas berada pada nilai indeks suhu bola basah pada kondisi yang aman sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51/KEP-MEN/1999. \u0000Kata kunci: heat stress, indeks suhu bola basah, keseimbangan panas, paparan panas","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127338235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT. X adalah produsen perlengkapan kecantikan dan kosmetik. Sekarang ini, biaya pada supply chain dirasa meningkat, dan pihak manajemen berkeyakinan bahwa kenaikan biaya di rantai pasok ini dapat dikaitkan dengan naiknya penjualan, tapi mereka yakin bahwa faktor-faktor lain ada yang perlu ditangani. PT. X memasok produknya dengan tiga saluran berbeda: retail, convenient store dan mass merchant. Penerapan metode Activity Based Costing (ABC) ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung setiap biaya pada masingmasing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing distribusi channel berdasarkan aktivitas sebenarnya. Sehingga dengan mencari faktor yang mempengaruhi biaya supply chain dan dilakukan pengolahan menggunakan metode ABC, maka dapat menghasilkan nilai profit yang dapat digunakan untuk menilai persentase kontribusi sebenarnya tiap saluran. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa distribusi convenient store sebenarnya tidak menghasilkan profit yang signifikan, sehingga saluran ini bisa tidak digunakan lagi oleh perusahaan dalam keputusan distribusi barangnya. Dengan demikian akan diperoleh akumulasi profit yang lebih besar dan dapat menurunkan biaya pada supply chain PT. X.
PT. X是一家化妆品和美容用品制造商。目前,供应链的成本正在上升,管理层认为,这种供应链的成本增加可能与销售额的上升有关,但他们认为还有其他因素需要解决。PT. X公司为其产品提供了三个不同的频道:零售、招生商店和大众商人。应用基于活动的方法的Costing (ABC)这样做的目的是计算每费用每人masingmasing活动不同的基本分配频道根据实际活动的分布。所以寻找供应链成本的因素和加工方法进行ABC,那么产生的利润值可以用来判断实际上每个频道的贡献比例。从计算结果来看,便利店的分配实际上并没有产生显著的利润,因此该渠道在发货决策中不再被公司使用。因此,利润积累将增加,并可能降低PT. X.供应链的成本。
{"title":"Analisis Penerapan Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Distribusi Saluran di PT. X","authors":"Silvi Istiqomah, Nidya Yutie Pramesti, Antika Adzary Sekar Fadlilah, Wahyudi Sutopo","doi":"10.31001/tekinfo.v6i2.331","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v6i2.331","url":null,"abstract":"PT. X adalah produsen perlengkapan kecantikan dan kosmetik. Sekarang ini, biaya pada supply chain dirasa meningkat, dan pihak manajemen berkeyakinan bahwa kenaikan biaya di rantai pasok ini dapat dikaitkan dengan naiknya penjualan, tapi mereka yakin bahwa faktor-faktor lain ada yang perlu ditangani. PT. X memasok produknya dengan tiga saluran berbeda: retail, convenient store dan mass merchant. Penerapan metode Activity Based Costing (ABC) ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung setiap biaya pada masingmasing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing distribusi channel berdasarkan aktivitas sebenarnya. Sehingga dengan mencari faktor yang mempengaruhi biaya supply chain dan dilakukan pengolahan menggunakan metode ABC, maka dapat menghasilkan nilai profit yang dapat digunakan untuk menilai persentase kontribusi sebenarnya tiap saluran. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa distribusi convenient store sebenarnya tidak menghasilkan profit yang signifikan, sehingga saluran ini bisa tidak digunakan lagi oleh perusahaan dalam keputusan distribusi barangnya. Dengan demikian akan diperoleh akumulasi profit yang lebih besar dan dapat menurunkan biaya pada supply chain PT. X.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129771818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-05-31DOI: 10.31001/tekinfo.v6i2.334
Tita Talitha, Dwi Nurul Izzhati, Hasan Mastrisiswadi, S. Wulandari
Beras merupakan salah satu bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu sekitar 95% mengkonsumsi beras. Selain merupakan makanan pokok, kegiatan produksi dan aktivitas lainnya dalam rantai pasok beras melibatkan banyak pelaku di dalamnya. Dapat dipastikan setiap tahunnya permintaan beras akan bertambah, sementara pelaku dan transaksi yang harus dilalui cukup panjang membuat ketidakpastian stok beras tinggi. Penelitian ini bertujuan menyusun model rantai pasokan beras yang berbasis FIS (Fuzzy Inference System) Tsukamoto. Objek dalam penelitian ini adalah UD Rama. UD Rama sebagai unit penggiling beras atau pengepul beras. Ketidakpastian persediaan rantai pasokan beras di UD Rama menyebabkan tidak stabilnya pemesanan yang dilakukan oleh konsumen akhir sehingga menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan manajemen rantai pasok. Penerapan Fuzzy Tsukamoto menjadi salah satu cara untuk mengurangi terjadinya ketidakpastian pasokan beras. Berdasarkan data permintaan, persediaan, dan pasokan yang diperoleh selama dua tahun dapat diambil empat aturan. Aturan tersebut menghasilkan enam himpunan fuzzy antara lain: permintaan NAIK, permintaan TURUN, persediaan BANYAK, persediaan SEDIKIT, pasokan BERTAMBAH, dan pasokan BERKURANG. Nilai perbedaan fuzzy dengan aktual sebesar 32 ton beras dengan nilai MAD 32,038.
{"title":"Optimalisasi Rantai Pasok Beras Menggunakan Fuzzy Tsukamoto","authors":"Tita Talitha, Dwi Nurul Izzhati, Hasan Mastrisiswadi, S. Wulandari","doi":"10.31001/tekinfo.v6i2.334","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v6i2.334","url":null,"abstract":"Beras merupakan salah satu bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu sekitar 95% mengkonsumsi beras. Selain merupakan makanan pokok, kegiatan produksi dan aktivitas lainnya dalam rantai pasok beras melibatkan banyak pelaku di dalamnya. Dapat dipastikan setiap tahunnya permintaan beras akan bertambah, sementara pelaku dan transaksi yang harus dilalui cukup panjang membuat ketidakpastian stok beras tinggi. Penelitian ini bertujuan menyusun model rantai pasokan beras yang berbasis FIS (Fuzzy Inference System) Tsukamoto. Objek dalam penelitian ini adalah UD Rama. UD Rama sebagai unit penggiling beras atau pengepul beras. Ketidakpastian persediaan rantai pasokan beras di UD Rama menyebabkan tidak stabilnya pemesanan yang dilakukan oleh konsumen akhir sehingga menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan manajemen rantai pasok. Penerapan Fuzzy Tsukamoto menjadi salah satu cara untuk mengurangi terjadinya ketidakpastian pasokan beras. Berdasarkan data permintaan, persediaan, dan pasokan yang diperoleh selama dua tahun dapat diambil empat aturan. Aturan tersebut menghasilkan enam himpunan fuzzy antara lain: permintaan NAIK, permintaan TURUN, persediaan BANYAK, persediaan SEDIKIT, pasokan BERTAMBAH, dan pasokan BERKURANG. Nilai perbedaan fuzzy dengan aktual sebesar 32 ton beras dengan nilai MAD 32,038.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126298323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-05-31DOI: 10.31001/TEKINFO.V6I2.397
Aditya Isnaini Setyargo Putri, Chaidir Akbar, Edi Hartono, Y. Yuniaristanto
Kabupaten Klaten yang memiliki luas wilayah 655,56 km2, terbagi menjadi 26 kecamatan, jumlah total penduduk 1.469.253 jiwa (2014) yang terbesar se-karesidenan Surakarta dan dengan tingkat kepadatan 2,241 jiwa/km2. Produksi sampah yang banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Ketika pengelolaan sampah tidak berjalan dengan baik akan menimbulkan bencana bagi wilayah sekitar. TPS resmi di Kabupaten Klaten berjumlah 161 TPS yang tersebar di 26 kecamatan. Agar pengelolaan sampah di Kabupaten Klaten bisa terkelola dengan baik, maka penentuan lokasi TPS harus tepat. Penentuan lokasi dan alokasi agar upaya pengolalan sampah di Kabupaten Klaten berjalan dengan baik dengan menggunakan metode P-Median merupakan bagian dari mixed integer liniear programming yang bertujuan untuk meminimumkan total waktu tempuh rata – rata. Hasil dari perhitungan P-Median untuk menentukan alokasi optimal pada tahun 2017 menunjukan jumlah TPS yang terpilih sebanyak 73 TPS untuk melayani 101 sumber sampah yang tersebar di Kabupaten Klaten dengan total kapasitas sebesar 675,5 m3 dan volume sumber sampah total sebanyak 440,6 m3/hari. Dengan demikian tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.
{"title":"Penerapan Metode P-Median dalam Penentuan Lokasi Optimal Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah di Kabupaten Klaten","authors":"Aditya Isnaini Setyargo Putri, Chaidir Akbar, Edi Hartono, Y. Yuniaristanto","doi":"10.31001/TEKINFO.V6I2.397","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/TEKINFO.V6I2.397","url":null,"abstract":"Kabupaten Klaten yang memiliki luas wilayah 655,56 km2, terbagi menjadi 26 kecamatan, jumlah total penduduk 1.469.253 jiwa (2014) yang terbesar se-karesidenan Surakarta dan dengan tingkat kepadatan 2,241 jiwa/km2. Produksi sampah yang banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Ketika pengelolaan sampah tidak berjalan dengan baik akan menimbulkan bencana bagi wilayah sekitar. TPS resmi di Kabupaten Klaten berjumlah 161 TPS yang tersebar di 26 kecamatan. Agar pengelolaan sampah di Kabupaten Klaten bisa terkelola dengan baik, maka penentuan lokasi TPS harus tepat. Penentuan lokasi dan alokasi agar upaya pengolalan sampah di Kabupaten Klaten berjalan dengan baik dengan menggunakan metode P-Median merupakan bagian dari mixed integer liniear programming yang bertujuan untuk meminimumkan total waktu tempuh rata – rata. Hasil dari perhitungan P-Median untuk menentukan alokasi optimal pada tahun 2017 menunjukan jumlah TPS yang terpilih sebanyak 73 TPS untuk melayani 101 sumber sampah yang tersebar di Kabupaten Klaten dengan total kapasitas sebesar 675,5 m3 dan volume sumber sampah total sebanyak 440,6 m3/hari. Dengan demikian tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132399745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}