Pub Date : 2022-12-17DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1568
Wesly Mailander Silaban, Rebekka Yessica Hutapea
PT. Dan Liris memiliki permasalahan pada sistem produksinya. Operation Breakdown (OB) adalah salah satu contoh permasalahan yang terjadi dan berdampak pada pencapaian target produksi, ketepatan shipment, juga harga jual produk. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terjadi ketidaksesuaian waktu pada OB pada proses produksi. Metode Continuous Improvement digunakan sebagai metode penelitian dalam pemecahan masalah ini. Penelitian ini mengambil data dengan cara observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan dengan batasan orderan produksi berulang minimal tiga kali. Berdasarkan data terkumpul diperoleh cycle time aktual yang kemudian dibandingkan dengan OB. Data yang diperoleh menjadi dasar dalam penentuan solusi. Akar permasalahan yang diperoleh dikelompokkan menjadi lima faktor utama, yaitu man, machine, method, material, dan environment. Dari kelima faktor tersebut, dua faktor yang dapat dilakukan pemecahan masalah yaitu faktor man dan method. Usulan perbaikan yang diajukan ialah pembuatan form prioritas, form checklist penggunaan mesin dan attachment, form output, dan penambahan agenda training leadership. Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi implementasi perbaikan diketahui bahwa form-form yang diajukan perlu dilakukan revisi sehingga didapatkan sebuah template form digital sebagai solusi yang akhir yang dapat digunakan. Kata kunci: 5M, cycle time, continuous improvement, leadership, operation breakdown
{"title":"Analisis Efektivitas Penerapan Operation Breakdown (OB) di PT. Dan Liris melalui Evaluasi Cycle Time dengan Metode Continuous Improvement","authors":"Wesly Mailander Silaban, Rebekka Yessica Hutapea","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1568","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1568","url":null,"abstract":"PT. Dan Liris memiliki permasalahan pada sistem produksinya. Operation Breakdown (OB) adalah salah satu contoh permasalahan yang terjadi dan berdampak pada pencapaian target produksi, ketepatan shipment, juga harga jual produk. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terjadi ketidaksesuaian waktu pada OB pada proses produksi. Metode Continuous Improvement digunakan sebagai metode penelitian dalam pemecahan masalah ini. Penelitian ini mengambil data dengan cara observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan dengan batasan orderan produksi berulang minimal tiga kali. Berdasarkan data terkumpul diperoleh cycle time aktual yang kemudian dibandingkan dengan OB. Data yang diperoleh menjadi dasar dalam penentuan solusi. Akar permasalahan yang diperoleh dikelompokkan menjadi lima faktor utama, yaitu man, machine, method, material, dan environment. Dari kelima faktor tersebut, dua faktor yang dapat dilakukan pemecahan masalah yaitu faktor man dan method. Usulan perbaikan yang diajukan ialah pembuatan form prioritas, form checklist penggunaan mesin dan attachment, form output, dan penambahan agenda training leadership. Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi implementasi perbaikan diketahui bahwa form-form yang diajukan perlu dilakukan revisi sehingga didapatkan sebuah template form digital sebagai solusi yang akhir yang dapat digunakan. \u0000 Kata kunci: 5M, cycle time, continuous improvement, leadership, operation breakdown","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"55 81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124772542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-09DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1491
M. S. Lestari, Sri Hartanti, D. Sulistiyanto
CV Bintang Timur Grafika adalah perusahaan yang memproduksi perangkat pembelajaran untuk sekolah dengan sistem produksi make to order. Tetapi, naik turunnya kemampuan dan kapasitas produksi menjadi salah satu variabel perencanaan dan pengendalian persediaan yang perlu dikendalikan. Aktivitas pengendalian persediaan ini sangat penting bagi perusahaan. Jika mengalami stockout maka perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena seringkali permintaan konsumen mengalami fluktuasi, khususnya pada variabel jumlah, jenis, atau frekuensinya. Kebijakan persediaan yang diterapkan di CV Bintang Timur Grafika tidak menggunakan history data masa lalu sehingga sering terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan. Penelitian ini bertujan untuk menganalisis jumlah persediaan bahan baku, sehingga mampu memberikan perencanaan yang efektif dan sekaligus efisien. Metode yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ). Usulan perencanaan pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ memberikan efisiensi biaya yang cukup besar. Berdasarkan hasil EOQ, terdapat 3 item yang memiliki peringkat efisiensi teratas, antara lain kertas CD yang biaya persediannya bisa dihemat mencapai 81%, HVS Indigo Roll 73 biaya persediannya bisa dihemat mencapai 72%, serta kertas ukuran 58,5x84 biaya persediannya bisa dihemat mencapai 53%. Pada item bahan baku yang lain efisiensi penghematan biayanya rata-rata mencapai 35%. Maka penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) tepat diaplikasikan untuk pengendalian persediaan di CV Bintang Timur Grafika. Kata kunci: Efisiensi, Fluktuasi, Frekuensi, Make to Order, Produksi
东图形学CV是一家为学校生产学习设备并将其纳入生产系统的公司。但是,生产能力和生产能力的上升,变成了需要控制的库存计划和控制变量之一。这种控制存货的活动对公司来说非常重要。如果停电,公司将无法满足客户的需求。因为消费者需求往往会经历波动,尤其是数量、类型或频率的可变。东方之星图形上的存货政策不使用过去的数据历史,因此经常出现过剩或短缺。这项研究的目的是分析原料供应的数量,从而提供有效和有效的计划。使用的方法是经济秩序。使用EOQ方法制定库存控制计划的建议提供了相当高的成本效益。根据EOQ的结果,有3项具有最高的效率评级,包括可节省81%的CD、HVS Indigo Roll 73的库存成本可节省72%,而58.5x84号库存成本可节省53%。在其他原材料项目中,成本平均为35%。因此,在东图形学CV中,对经济秩序Quantity的应用是正确的。关键词:效率,波动,频率,作出订单,生产
{"title":"Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Pasokan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity","authors":"M. S. Lestari, Sri Hartanti, D. Sulistiyanto","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1491","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1491","url":null,"abstract":"CV Bintang Timur Grafika adalah perusahaan yang memproduksi perangkat pembelajaran untuk sekolah dengan sistem produksi make to order. Tetapi, naik turunnya kemampuan dan kapasitas produksi menjadi salah satu variabel perencanaan dan pengendalian persediaan yang perlu dikendalikan. Aktivitas pengendalian persediaan ini sangat penting bagi perusahaan. Jika mengalami stockout maka perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena seringkali permintaan konsumen mengalami fluktuasi, khususnya pada variabel jumlah, jenis, atau frekuensinya. Kebijakan persediaan yang diterapkan di CV Bintang Timur Grafika tidak menggunakan history data masa lalu sehingga sering terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan. Penelitian ini bertujan untuk menganalisis jumlah persediaan bahan baku, sehingga mampu memberikan perencanaan yang efektif dan sekaligus efisien. Metode yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ). Usulan perencanaan pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ memberikan efisiensi biaya yang cukup besar. Berdasarkan hasil EOQ, terdapat 3 item yang memiliki peringkat efisiensi teratas, antara lain kertas CD yang biaya persediannya bisa dihemat mencapai 81%, HVS Indigo Roll 73 biaya persediannya bisa dihemat mencapai 72%, serta kertas ukuran 58,5x84 biaya persediannya bisa dihemat mencapai 53%. Pada item bahan baku yang lain efisiensi penghematan biayanya rata-rata mencapai 35%. Maka penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) tepat diaplikasikan untuk pengendalian persediaan di CV Bintang Timur Grafika. \u0000Kata kunci: Efisiensi, Fluktuasi, Frekuensi, Make to Order, Produksi","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129977610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-06DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1851
Syafa Fadhilla Krishna Purba, W. Wahyudin
PT XYZ adalah perusahaan penyedia jasa Machining-Engineering and Fabrication yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. PT XYZ memiliki 5 workstation produksi yaitu 1 workstation mesin bubut CNC, 2 stasiun milling CNC yaitu mesin milling CNC 1 dan mesin milling CNC 2, serta 2 stasiun mesin manual yaitu Centerless Grinding 1, dan Centerless Grinding 2. Pada saat melakukan kegiatan produksi , pekerja harus memperhatikan keselamatan dan postur kerja karena gerakan tubuh yang tidak ergonomis dapat menyebabkan cedera. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi PT. Workstation XYZ yang tidak ergonomis dan mengidentifikasi postur kerja bagian tubuh pekerja yang berisiko terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders dengan metode Quick Exposure Check. Metode ini dipilih karena penilaian dilakukan berdasarkan dua sudut pandang, yaitu pengamat dan pekerja untuk meminimalkan bias penilaian subjektif. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 orang pekerja, diperoleh hasil penelitian 3 workstation yang tidak ergonomis. Hal ini dikarenakan action level di workstation berada pada kisaran 71-100% yang termasuk level 4 sehingga dibutuhkan tindakan korektif saat ini. 2 workstation berisiko tinggi mengalami Musculoskeletal Disorders pada punggung, pergelangan tangan, dan leher. Sedangkan 1 workstation memiliki resiko yang sangat tinggi dan tinggi untuk mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders pada leher dan pergelangan tangan. Dengan demikian, perlu diusulkan tindakan untuk memperbaiki postur kerja agar pekerja dapat bekerja secara ergonomis. Kata kunci: Musculoskeletal Disorders, Postur kerja, Quick Exposure Check
{"title":"Analisis Postur Kerja Pekerja Menggunakan Metode Quick Exposure Check di PT XYZ","authors":"Syafa Fadhilla Krishna Purba, W. Wahyudin","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1851","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1851","url":null,"abstract":"PT XYZ adalah perusahaan penyedia jasa Machining-Engineering and Fabrication yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. PT XYZ memiliki 5 workstation produksi yaitu 1 workstation mesin bubut CNC, 2 stasiun milling CNC yaitu mesin milling CNC 1 dan mesin milling CNC 2, serta 2 stasiun mesin manual yaitu Centerless Grinding 1, dan Centerless Grinding 2. Pada saat melakukan kegiatan produksi , pekerja harus memperhatikan keselamatan dan postur kerja karena gerakan tubuh yang tidak ergonomis dapat menyebabkan cedera. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi PT. Workstation XYZ yang tidak ergonomis dan mengidentifikasi postur kerja bagian tubuh pekerja yang berisiko terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders dengan metode Quick Exposure Check. Metode ini dipilih karena penilaian dilakukan berdasarkan dua sudut pandang, yaitu pengamat dan pekerja untuk meminimalkan bias penilaian subjektif. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 orang pekerja, diperoleh hasil penelitian 3 workstation yang tidak ergonomis. Hal ini dikarenakan action level di workstation berada pada kisaran 71-100% yang termasuk level 4 sehingga dibutuhkan tindakan korektif saat ini. 2 workstation berisiko tinggi mengalami Musculoskeletal Disorders pada punggung, pergelangan tangan, dan leher. Sedangkan 1 workstation memiliki resiko yang sangat tinggi dan tinggi untuk mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders pada leher dan pergelangan tangan. Dengan demikian, perlu diusulkan tindakan untuk memperbaiki postur kerja agar pekerja dapat bekerja secara ergonomis. \u0000Kata kunci: Musculoskeletal Disorders, Postur kerja, Quick Exposure Check","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128328298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-29DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1686
Nurike Oktavia, Rapni Nasution, W. Amalia
PT XYZ merupakan salah satu perusahaan pengelola kelapa sawit di area Sumatera. Proporsi terbesar bahan baku yang diolah berasal dari kebun inti. Sistem persediaan push system seperti ini mengakibatkan perusahaan melakukan produksi terus menerus, sehingga keandalan mesin menjadi sangat penting. Replenishment persediaan material & spare part yang mendukung aktivitas penggunaan mesin, tidak dapat dilakukan secara mendadak ketika dibutuhkan. Ketersediaan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overstock yang berakitbat tingginya biaya simpan serta risiko penyimpanan produk bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah minimal dan jumlah maksimal persediaan material dan sapre part yang memiliki tingkat stockout tertinggi pada gudang material di PT XYZ. Perhitungan dilakukan dengan metode Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) pada material oxygen isi ulang, oli turalik, baut mur ¾ x 3” baja, baut mur ¾ x 4” baja , kawat las RB 26 dia. 3,2 mm, dan kawat las LB 52 U dia. 3,2 mm. Dalam perhitungan MMSL, juga ditentukan penentuan jumlah pemesanan optimal menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) basic. Hasil perhitungan menampilkan level minimum, level maksimum dan jumlah pemesanan optimal untuk keenam material. Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan data aktual dan ditemukan bahwa tingkat ketidakpastian yang besar menyebabkan hasil pethitungan level minimum menjadi tinggi dan rentang antara level minimum-maksimum menjadi sempit. Salah satu aspek perhitungan adalah demand rate yang dikalkulasikan dengan membagi demand annual dengan jumlah hari kerja. Justifikasi seperti ini tidak sebaiknya digunakan pada data dengan fluktuasi yang tinggi. Sehingga, perhitungan Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) dengan mangakomodir EOQ basic sebaiknya digunakan pada data dengan standar deviasi yang tidak terlalu besar. Kata kunci: level minimum, level maksimum, safety stock, economic order quantity
{"title":"Penentuan Level Optimum Persediaan Spare Parts di PT. XYZ Menggunakan Minimum Maximum Stock Level (MMSL)","authors":"Nurike Oktavia, Rapni Nasution, W. Amalia","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1686","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1686","url":null,"abstract":"PT XYZ merupakan salah satu perusahaan pengelola kelapa sawit di area Sumatera. Proporsi terbesar bahan baku yang diolah berasal dari kebun inti. Sistem persediaan push system seperti ini mengakibatkan perusahaan melakukan produksi terus menerus, sehingga keandalan mesin menjadi sangat penting. Replenishment persediaan material & spare part yang mendukung aktivitas penggunaan mesin, tidak dapat dilakukan secara mendadak ketika dibutuhkan. Ketersediaan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overstock yang berakitbat tingginya biaya simpan serta risiko penyimpanan produk bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah minimal dan jumlah maksimal persediaan material dan sapre part yang memiliki tingkat stockout tertinggi pada gudang material di PT XYZ. Perhitungan dilakukan dengan metode Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) pada material oxygen isi ulang, oli turalik, baut mur ¾ x 3” baja, baut mur ¾ x 4” baja , kawat las RB 26 dia. 3,2 mm, dan kawat las LB 52 U dia. 3,2 mm. Dalam perhitungan MMSL, juga ditentukan penentuan jumlah pemesanan optimal menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) basic. Hasil perhitungan menampilkan level minimum, level maksimum dan jumlah pemesanan optimal untuk keenam material. Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan data aktual dan ditemukan bahwa tingkat ketidakpastian yang besar menyebabkan hasil pethitungan level minimum menjadi tinggi dan rentang antara level minimum-maksimum menjadi sempit. Salah satu aspek perhitungan adalah demand rate yang dikalkulasikan dengan membagi demand annual dengan jumlah hari kerja. Justifikasi seperti ini tidak sebaiknya digunakan pada data dengan fluktuasi yang tinggi. Sehingga, perhitungan Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) dengan mangakomodir EOQ basic sebaiknya digunakan pada data dengan standar deviasi yang tidak terlalu besar. \u0000Kata kunci: level minimum, level maksimum, safety stock, economic order quantity","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"146 1-4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114047180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-05DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1713
Iva Mindhayani, S. Suhartono
Postur pekerja bagian penggorengan melakukan aktivitasnya dengan punggung membungkuk, tubuh memutar kekanan dan kekiri, jangkauan lengan terlalu lebar. Aktivitas kerja meliputi proses memasukkan irisan tempe pada wajan penggorengan, menggoreng dan meniriskan keripik tempe. Hasil wawancara saat observasi awal pekerja merasakan sakit paling banyak pada bagian pantat/paha serta punggung. Hal ini terjadi karena pekerja melakukan aktivitasnya dengan posisi statis dalam durasi lama sehingga menyebabkan munculnya keluhan sistem otot rangka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keluhan – keluhan yang dirasakan pekerja, mengetahui postur kerja sesuai dengan kaidah ergonomi atau tidak, dan mengetahui seberapa besar tingkat risikonya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner Nordic Body Maps (NBM), metode Rapid Uupper Limb Assessment (RULA) dan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil analisis menggunakan kuisioner NBM menunjukkan bahwa pekerja merasa sakit pada bagian bahu sebesar 50%, punggung bawah sebesar 50%, pantat/paha sebesar 60%, dan lutut sebesar 50%. Kesimpulan lanjutan dari kuisioner NBM, postur kerja pekerja bagian penggorengan belum memenuhi kaidah ergonomi. Hasil penilaian dengan metode RULA menunjukkan aktivitas kerja bagian penggorengan memiliki tingkat risiko sangat tinggi dengan skor 7, sedangkan hasil penilaian dengan metode REBA menunjukkan risiko sangat tinggi dengan skor 11. Tindakan lanjutan yang diperlukan adalah investigasi dan lakukan tindakan perubahan segera/secepatnya. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kursi yang ada sandaran dan sesuai antropometri pekerja, melakukan gerakan peregangan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pada anggota tubuh, dan menata ulang area kerja agar barang-barang berada dalam jangkauan. Kata kunci: postur kerja di stasiun penggorengan, Nordic Body Maps, RULA, REBA
{"title":"Penilaian Postur Kerja Pada Pekerja Bagian Penggorengan Keripik","authors":"Iva Mindhayani, S. Suhartono","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1713","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1713","url":null,"abstract":"Postur pekerja bagian penggorengan melakukan aktivitasnya dengan punggung membungkuk, tubuh memutar kekanan dan kekiri, jangkauan lengan terlalu lebar. Aktivitas kerja meliputi proses memasukkan irisan tempe pada wajan penggorengan, menggoreng dan meniriskan keripik tempe. Hasil wawancara saat observasi awal pekerja merasakan sakit paling banyak pada bagian pantat/paha serta punggung. Hal ini terjadi karena pekerja melakukan aktivitasnya dengan posisi statis dalam durasi lama sehingga menyebabkan munculnya keluhan sistem otot rangka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keluhan – keluhan yang dirasakan pekerja, mengetahui postur kerja sesuai dengan kaidah ergonomi atau tidak, dan mengetahui seberapa besar tingkat risikonya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner Nordic Body Maps (NBM), metode Rapid Uupper Limb Assessment (RULA) dan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil analisis menggunakan kuisioner NBM menunjukkan bahwa pekerja merasa sakit pada bagian bahu sebesar 50%, punggung bawah sebesar 50%, pantat/paha sebesar 60%, dan lutut sebesar 50%. Kesimpulan lanjutan dari kuisioner NBM, postur kerja pekerja bagian penggorengan belum memenuhi kaidah ergonomi. Hasil penilaian dengan metode RULA menunjukkan aktivitas kerja bagian penggorengan memiliki tingkat risiko sangat tinggi dengan skor 7, sedangkan hasil penilaian dengan metode REBA menunjukkan risiko sangat tinggi dengan skor 11. Tindakan lanjutan yang diperlukan adalah investigasi dan lakukan tindakan perubahan segera/secepatnya. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kursi yang ada sandaran dan sesuai antropometri pekerja, melakukan gerakan peregangan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pada anggota tubuh, dan menata ulang area kerja agar barang-barang berada dalam jangkauan. \u0000Kata kunci: postur kerja di stasiun penggorengan, Nordic Body Maps, RULA, REBA","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129795045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-19DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1768
L. D. Fathimahhayati, T. Pawitra, T. Purnomo, Jenny Noviani
Seperti halnya pada bidang pertanian yang lain, MSDs juga terjadi pada petani karet karena sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan postur tubuh yang janggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi MSDs dan menilai resiko ergonomi pada postur kerja petani karet. Metode NBM (Nordic Body Map) digunakan untuk mengukur prevalensi MSDs dan metode AWBA (Agricultural Whole-Body Assessment) digunakan untuk menghitung nilai resiko postur kerja pada semua aktivitas petani karet mulai dari persiapan alat, panen, pengemasan dan perawatan kebun. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi pada 15 petani dari 4 perkebunan karet yang berbeda di Desa Perangat Selatan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani karet mempunyai keluhan sakit MSDs pada pinggang dan keluhan agak sakit pada punggung, bahu kanan, lengan atas kanan, lengan bawah kanan, telapak tangan kanan, lutut kanan dan lutut kiri. Evaluasi resiko postur kerja petani karet dengan menggunakan metode AWBA, menunjukkan 53% postur kerja dari aktvitas-aktivitas petani karet termasuk kategori risiko tinggi, 40% risiko agak tinggi dan 7% aman. Kategori aman hanya terjadi pada satu aktivitas yaitu pengasahan pisau dimana petani duduk saat melakukan aktivitas ini. Perbaikan yang disarankan untuk meminimalkan risiko postur yang tidak biasa adalah dengan menyediakan alat bantu seperti kursi ringan, kereta dorong, meja untuk menempatkan getah karet untuk dimasukkan ke dalam karung dan memperbaiki desain pisau sadap. Pisau harus memiliki pegangan yang lebih panjang untuk meminimalkan postur membungkuk dalam aktivitas penyadapan karet. Kata kunci: AWBA, ergonomi, NBM, petani karet, postur kerja
{"title":"Analisis Risiko Ergonomi Menggunakan Agricultural Whole-Body Assessment (AWBA) serta Prevalensi Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Petani Karet","authors":"L. D. Fathimahhayati, T. Pawitra, T. Purnomo, Jenny Noviani","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1768","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1768","url":null,"abstract":"Seperti halnya pada bidang pertanian yang lain, MSDs juga terjadi pada petani karet karena sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan postur tubuh yang janggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi MSDs dan menilai resiko ergonomi pada postur kerja petani karet. Metode NBM (Nordic Body Map) digunakan untuk mengukur prevalensi MSDs dan metode AWBA (Agricultural Whole-Body Assessment) digunakan untuk menghitung nilai resiko postur kerja pada semua aktivitas petani karet mulai dari persiapan alat, panen, pengemasan dan perawatan kebun. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi pada 15 petani dari 4 perkebunan karet yang berbeda di Desa Perangat Selatan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani karet mempunyai keluhan sakit MSDs pada pinggang dan keluhan agak sakit pada punggung, bahu kanan, lengan atas kanan, lengan bawah kanan, telapak tangan kanan, lutut kanan dan lutut kiri. Evaluasi resiko postur kerja petani karet dengan menggunakan metode AWBA, menunjukkan 53% postur kerja dari aktvitas-aktivitas petani karet termasuk kategori risiko tinggi, 40% risiko agak tinggi dan 7% aman. Kategori aman hanya terjadi pada satu aktivitas yaitu pengasahan pisau dimana petani duduk saat melakukan aktivitas ini. Perbaikan yang disarankan untuk meminimalkan risiko postur yang tidak biasa adalah dengan menyediakan alat bantu seperti kursi ringan, kereta dorong, meja untuk menempatkan getah karet untuk dimasukkan ke dalam karung dan memperbaiki desain pisau sadap. Pisau harus memiliki pegangan yang lebih panjang untuk meminimalkan postur membungkuk dalam aktivitas penyadapan karet. \u0000Kata kunci: AWBA, ergonomi, NBM, petani karet, postur kerja","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132943481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-18DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1547
Sandy Eka Fananda, Z. Zulfah, Saufik Luthfianto
Home Industri Monas merupakan salah satu industri rumah tangga yang ada di Tegal. Monas Home Industri memproduksi kapal dari kayu yang disebut kapal kayu. Nama kapalnya adalah “kapal cantrang”. Sistem produksi Kapal Cantrang adalah make to order. Artinya Monas akan memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Masalah terjadi ketika Home Industry Monas tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis pemborosan dan memperbaiki pemborosan melalui konsep lean manufacturing. Value Stream Mapping (VSM) dilakukan untuk memetakan value stream secara detail. Proses pemetaan diawali dengan identifikasi konsep awal peta kemudian analisis sampah. Hasilnya, terdapat tiga jenis waste, yaitu: Pengolahan (19%), Cacat (18%), dan Pergerakan (17%). Sebelum perbaikan, persentase waktu pengangkutan adalah 1,7%, termasuk kategori perlu tetapi tidak bernilai tambah. Kemudian Value Added Ratio sebesar 97,2%. Persentase PAM setelah perbaikan menjadi 1,2% dan nilai VAR menjadi 98%. Kata kunci: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Kapal Kayu
{"title":"Peningkatan Efisiensi dengan Metode VSM untuk Mengurangi Waste pada Line Assembly Proses Produksi Kapal Kayu","authors":"Sandy Eka Fananda, Z. Zulfah, Saufik Luthfianto","doi":"10.31001/tekinfo.v11i1.1547","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v11i1.1547","url":null,"abstract":"Home Industri Monas merupakan salah satu industri rumah tangga yang ada di Tegal. Monas Home Industri memproduksi kapal dari kayu yang disebut kapal kayu. Nama kapalnya adalah “kapal cantrang”. Sistem produksi Kapal Cantrang adalah make to order. Artinya Monas akan memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Masalah terjadi ketika Home Industry Monas tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis pemborosan dan memperbaiki pemborosan melalui konsep lean manufacturing. Value Stream Mapping (VSM) dilakukan untuk memetakan value stream secara detail. Proses pemetaan diawali dengan identifikasi konsep awal peta kemudian analisis sampah. Hasilnya, terdapat tiga jenis waste, yaitu: Pengolahan (19%), Cacat (18%), dan Pergerakan (17%). Sebelum perbaikan, persentase waktu pengangkutan adalah 1,7%, termasuk kategori perlu tetapi tidak bernilai tambah. Kemudian Value Added Ratio sebesar 97,2%. Persentase PAM setelah perbaikan menjadi 1,2% dan nilai VAR menjadi 98%. \u0000Kata kunci: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Kapal Kayu","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"167 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133608042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.31001/tekinfo.v10i2.1419
Monanda Wandita Rini, Nessa Ananda
Peramalan perlu dilakukan untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang sehingga dapat mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan. PT XYZ merupakan perusahaan produsen obat hewan dengan salah satu produknya adalah probiotik dengan ukuran 2kg. Permintaan produk probiotik mengalami fluktuasi sehingga dibutuhkan teknik peramalan untuk memprediksi jumlah permintaan diperiode akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan peramalan permintaan dengan metode peramalan pada Model Forecasting Time Series yaitu Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, dan Trend Linear dan menentukan metode peramalan terbaik. Berdasarkan pengukuran error yang telah dilakukan, metode Trend Linear memberikan nilai Mean Square Error, Root Mean Square Error dan Mean Percentage lebih kecil dibandingkan metode lainnya. Sedangkan pada pengukuran error berdasarkan Mean Absolute Deviation dan Mean Absolute Percentage Error, metode Exponential Smoothing dengan α = 0.5 memberikan nilai lebih kecil dibandingkan metode lainnya. Namun, pada verifikasi peramalan berdasarkan tracking signal diperoleh hasil bahwa metode Trend Linear lebih dapat memprediksi dan memberikan hasil yang mendekati aktual dibandingkan metode Exponential Smoothing dengan α = 0.5. Oleh karena itu, metode peramalan terbaik yang dipilih adalah metode Trend Linear. Hasil peramalan permintaan produk probiotik 2 kg untuk periode akan datang menunjukkan adanya peningkatan permintaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan guna mempersiapkan pemenuhan permintaan di periode yang akan datang.
{"title":"Perbandingan Metode Peramalan Menggunakan Model Time Series","authors":"Monanda Wandita Rini, Nessa Ananda","doi":"10.31001/tekinfo.v10i2.1419","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v10i2.1419","url":null,"abstract":"Peramalan perlu dilakukan untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang sehingga dapat mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan. PT XYZ merupakan perusahaan produsen obat hewan dengan salah satu produknya adalah probiotik dengan ukuran 2kg. Permintaan produk probiotik mengalami fluktuasi sehingga dibutuhkan teknik peramalan untuk memprediksi jumlah permintaan diperiode akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan peramalan permintaan dengan metode peramalan pada Model Forecasting Time Series yaitu Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, dan Trend Linear dan menentukan metode peramalan terbaik. Berdasarkan pengukuran error yang telah dilakukan, metode Trend Linear memberikan nilai Mean Square Error, Root Mean Square Error dan Mean Percentage lebih kecil dibandingkan metode lainnya. Sedangkan pada pengukuran error berdasarkan Mean Absolute Deviation dan Mean Absolute Percentage Error, metode Exponential Smoothing dengan α = 0.5 memberikan nilai lebih kecil dibandingkan metode lainnya. Namun, pada verifikasi peramalan berdasarkan tracking signal diperoleh hasil bahwa metode Trend Linear lebih dapat memprediksi dan memberikan hasil yang mendekati aktual dibandingkan metode Exponential Smoothing dengan α = 0.5. Oleh karena itu, metode peramalan terbaik yang dipilih adalah metode Trend Linear. Hasil peramalan permintaan produk probiotik 2 kg untuk periode akan datang menunjukkan adanya peningkatan permintaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan guna mempersiapkan pemenuhan permintaan di periode yang akan datang.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123551542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.31001/tekinfo.v10i2.1498
Ferida Yuamita, Adwiyah Asyifa, Aris Sugiharto
Efektivitas merupakan tujuan dalam sebuah sistem. Untuk mencapainya perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus. Begitu juga yang dilakukan pada industri kecil di desa Pasangsari kecamatan Windusari kabupaten Magelang. Melimpahnya singkong di daerah ini membuat para masyarakat dituntut melakukan inovasi dalam hal pengolahan singkong. Salah satu pengerajin mengolah singkong menjadi rengginang. Dengan mengolah menjadi rengginang maka singkong tersebut memiliki umur lebih lama karena disimpan dalam keadaan kering. Selain itu menjual singkong yang sudah diolah menjadi rengginang memiliki nilai tambah lebih besar dari segi harga jual. Masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas alat dikarenakan masih menggunakan metode konvensional di mana proses pengeringan masih tergantung dari cahaya matahari, sedangkan kondisi cuaca tidak menentu menjadi penhambat dalam proses pengeringan. Tujuan penelitian ini ialah merancang alat dengan sistem pengendali suhu agar efektivitas proses pembuatan alat dapat tercapai Kata kunci: automatic drying machine, perancangan, produksi, singkong, metode rasional
{"title":"Perancangan Automatic Drying Machine Dengan Metode Rasional","authors":"Ferida Yuamita, Adwiyah Asyifa, Aris Sugiharto","doi":"10.31001/tekinfo.v10i2.1498","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v10i2.1498","url":null,"abstract":"Efektivitas merupakan tujuan dalam sebuah sistem. Untuk mencapainya perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus. Begitu juga yang dilakukan pada industri kecil di desa Pasangsari kecamatan Windusari kabupaten Magelang. Melimpahnya singkong di daerah ini membuat para masyarakat dituntut melakukan inovasi dalam hal pengolahan singkong. Salah satu pengerajin mengolah singkong menjadi rengginang. Dengan mengolah menjadi rengginang maka singkong tersebut memiliki umur lebih lama karena disimpan dalam keadaan kering. Selain itu menjual singkong yang sudah diolah menjadi rengginang memiliki nilai tambah lebih besar dari segi harga jual. Masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas alat dikarenakan masih menggunakan metode konvensional di mana proses pengeringan masih tergantung dari cahaya matahari, sedangkan kondisi cuaca tidak menentu menjadi penhambat dalam proses pengeringan. Tujuan penelitian ini ialah merancang alat dengan sistem pengendali suhu agar efektivitas proses pembuatan alat dapat tercapai \u0000Kata kunci: automatic drying machine, perancangan, produksi, singkong, metode rasional","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124995285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-31DOI: 10.31001/tekinfo.v10i2.1607
Nancy Oktyajati, D. Nugraheni, Sri Mayasari, Sri Purwanti
Batik adalah produk hasil budaya asli Indonesia yang diakui dunia. Salah satu cara melestarikan dan mengembangkan budaya batik adalah dengan meningkatkan produktivitas usaha batik secara efektif, ekonomis, dan aman. Peningkatan produktivitas industri batik dapat direalisasikan dengan meminimasi biaya produksi. Pengurangan biaya operasional dapat dilakukan dengan melakukan perancangan tata letak fasilitas. Merancang ulang tata letak dan fasilitas berkaitan erat dengan perancangan lantai produksi sebagai sebuah objek. Layout planning adalah suatu cara dalam mengatur fasilitas yang ada pada lantai produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang fasilitas pada lantai produksi di UKM Batik Natural Jarum sehingga memiliki aliran material yang lebih efisien. Pengaturan dilakukan untuk semua stasiun kerja mulai dari penyimpanan bahan baku, area produksi, hingga area finishing. Tujuan dari perancangan ulang fasilitas ini adalah agar pergerakan material berjalan dengan lancar sehingga mampu mengurangi ongkos material handling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Layout Planning (SLP). Hasil perancangan layout usulan dapat menghasilkan pengurangan jarak material handling dan ongkos material handling sebesar 8%.
{"title":"Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Lantai Produksi Batik Tulis Pewarna Alam","authors":"Nancy Oktyajati, D. Nugraheni, Sri Mayasari, Sri Purwanti","doi":"10.31001/tekinfo.v10i2.1607","DOIUrl":"https://doi.org/10.31001/tekinfo.v10i2.1607","url":null,"abstract":"Batik adalah produk hasil budaya asli Indonesia yang diakui dunia. Salah satu cara melestarikan dan mengembangkan budaya batik adalah dengan meningkatkan produktivitas usaha batik secara efektif, ekonomis, dan aman. Peningkatan produktivitas industri batik dapat direalisasikan dengan meminimasi biaya produksi. Pengurangan biaya operasional dapat dilakukan dengan melakukan perancangan tata letak fasilitas. Merancang ulang tata letak dan fasilitas berkaitan erat dengan perancangan lantai produksi sebagai sebuah objek. Layout planning adalah suatu cara dalam mengatur fasilitas yang ada pada lantai produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang fasilitas pada lantai produksi di UKM Batik Natural Jarum sehingga memiliki aliran material yang lebih efisien. Pengaturan dilakukan untuk semua stasiun kerja mulai dari penyimpanan bahan baku, area produksi, hingga area finishing. Tujuan dari perancangan ulang fasilitas ini adalah agar pergerakan material berjalan dengan lancar sehingga mampu mengurangi ongkos material handling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Layout Planning (SLP). Hasil perancangan layout usulan dapat menghasilkan pengurangan jarak material handling dan ongkos material handling sebesar 8%.","PeriodicalId":133456,"journal":{"name":"Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114761336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}