Keterampilan berpikir analitis menjadi hal yang penting bagi peserta didik, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang membutuhkan kemampuan analitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir analitis peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis masalah pada materi tekanan kelas VIII dan mengkaji pola keterkaitannya dengan eksplorasi sains. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain naturalistik. Sampel terdiri dari 9 peserta didik yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Profil kemampuan berpikir analitis peserta didik berbeda berdasarkan gaya belajar. Peserta didik dengan gaya belajar visual cenderung menjelaskan apa yang diketahui melalui penjelasan langsung dan rinci. Sementara itu, peserta didik dengan gaya belajar audiovisual lebih cenderung membentuk pola penalaran yang lebih sederhana dan melakukan generalisasi. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik cenderung menerapkan konsep yang berbeda dan unik namun tetap memiliki keterkaitan dengan permasalahan. 2) Terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir analitis peserta didik dan gaya belajar pada eksplorasi sains. Keterkaitan tersebut mencakup aspek experience, reasoning, modalitas, dan mindset dari peserta didik. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan teoritis dan praktis bagi para pendidik dalam menentukan pendekatan dan strategi pencapaian kompetensi analitis pada pembelajaran IPA sesuai dengan gaya belajar peserta didik di sekolah. Analytical Thinking Skills in Solving Problem-Based Questions in terms of Learners' Learning Styles The ability to think analytically is important for students, especially in solving problems in Natural Sciences (IPA) lessons that require analytical skills. This study aims to identify students' analytical thinking skills in solving problem-based questions in class VIII pressure material and examine the pattern of their relationship to scientific exploration. The research was conducted at SMPN 1 Ponorogo. The research method used is qualitative with a naturalistic design. The sample consisted of 9 students who were selected through a purposive sampling technique. Data was collected through semi-structured interviews, observation and documentation. Furthermore, the data were analyzed using descriptive quantitative and descriptive qualitative methods. The results of the study show that: 1) The profile of students' analytical thinking abilities differs based on their learning style. Students with a visual learning style tend to explain what is known through direct and detailed explanations. Meanwhile, students with an audiovisual learni
{"title":"Keterampilan Berpikir Analitis Dalam Menyelesaikan Soal Berbasis Masalah Ditinjau Dari Gaya Belajar Peserta Didik","authors":"F. Fitriani, Alwan Mahsul, Sudiani Sudiani","doi":"10.36312/rj.v3i1.1232","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v3i1.1232","url":null,"abstract":"Keterampilan berpikir analitis menjadi hal yang penting bagi peserta didik, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang membutuhkan kemampuan analitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir analitis peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis masalah pada materi tekanan kelas VIII dan mengkaji pola keterkaitannya dengan eksplorasi sains. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain naturalistik. Sampel terdiri dari 9 peserta didik yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Profil kemampuan berpikir analitis peserta didik berbeda berdasarkan gaya belajar. Peserta didik dengan gaya belajar visual cenderung menjelaskan apa yang diketahui melalui penjelasan langsung dan rinci. Sementara itu, peserta didik dengan gaya belajar audiovisual lebih cenderung membentuk pola penalaran yang lebih sederhana dan melakukan generalisasi. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik cenderung menerapkan konsep yang berbeda dan unik namun tetap memiliki keterkaitan dengan permasalahan. 2) Terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir analitis peserta didik dan gaya belajar pada eksplorasi sains. Keterkaitan tersebut mencakup aspek experience, reasoning, modalitas, dan mindset dari peserta didik. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan teoritis dan praktis bagi para pendidik dalam menentukan pendekatan dan strategi pencapaian kompetensi analitis pada pembelajaran IPA sesuai dengan gaya belajar peserta didik di sekolah.\u0000Analytical Thinking Skills in Solving Problem-Based Questions in terms of Learners' Learning Styles\u0000 The ability to think analytically is important for students, especially in solving problems in Natural Sciences (IPA) lessons that require analytical skills. This study aims to identify students' analytical thinking skills in solving problem-based questions in class VIII pressure material and examine the pattern of their relationship to scientific exploration. The research was conducted at SMPN 1 Ponorogo. The research method used is qualitative with a naturalistic design. The sample consisted of 9 students who were selected through a purposive sampling technique. Data was collected through semi-structured interviews, observation and documentation. Furthermore, the data were analyzed using descriptive quantitative and descriptive qualitative methods. The results of the study show that: 1) The profile of students' analytical thinking abilities differs based on their learning style. Students with a visual learning style tend to explain what is known through direct and detailed explanations. Meanwhile, students with an audiovisual learni","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133805958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran Guided Discovery untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa di SMAN 1 Lembar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lembar, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi siswa dan guru, lembar tes evaluasi untuk mengukur pemahaman konsep, serta angket motivasi. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I, pembelajaran Guided Discovery belum mencapai hasil maksimal dengan presentase kelulusan klasikal sebesar 43,47%. Evaluasi pemahaman konsep siswa mencapai 64% (Baik), sedangkan evaluasi pemahaman guru mencapai 94,28% (Sangat Baik). Namun, pada siklus II, terjadi peningkatan signifikan dengan presentase kelulusan klasikal siswa mencapai 85,71%. Evaluasi pemahaman siswa mencapai 91% (Sangat Baik), dan evaluasi pemahaman guru mencapai 98,57% (Sangat Baik). Dengan demikian, penerapan pembelajaran Guided Discovery terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Lembar. Implementation Of Guided Discovery Learning To Improve The Motivation And Understanding Of Mathematics Concepts The purpose of this study was to describe the application of Guided Discovery learning to increase students' motivation and understanding of mathematical concepts at SMAN 1 Sheet. This type of research is Classroom Action Research (PTK) which is conducted in 2 cycles. The subjects of this study consisted of 23 students of class XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lembar, consisting of 11 male students and 12 female students. The research instruments included student and teacher observation sheets, evaluation test sheets to measure conceptual understanding, and motivational questionnaires. The results showed that in cycle I, Guided Discovery learning had not reached maximum results with a classical passing percentage of 43.47%. Evaluation of students' understanding of concepts reached 64% (Good), while evaluations of teachers' understanding reached 94.28% (Very Good). However, in cycle II, there was a significant increase with the percentage of students' classical passing reaching 85.71%. Evaluation of student understanding reached 91% (Very Good), and evaluation of teacher understanding reached 98.57% (Very Good). Thus, the application of Guided Discovery learning proved to be effective in increasing the motivation and understanding of the concepts of class XI IPA 3 SMAN 1 Sheet.
{"title":"Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Matematika","authors":"Baiq Aedina Sapitri, Masjudin Masjudin, Pujilestari Pujilestari, Mulianah Mulianah","doi":"10.36312/rj.v3i1.1244","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v3i1.1244","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran Guided Discovery untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa di SMAN 1 Lembar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lembar, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi siswa dan guru, lembar tes evaluasi untuk mengukur pemahaman konsep, serta angket motivasi. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I, pembelajaran Guided Discovery belum mencapai hasil maksimal dengan presentase kelulusan klasikal sebesar 43,47%. Evaluasi pemahaman konsep siswa mencapai 64% (Baik), sedangkan evaluasi pemahaman guru mencapai 94,28% (Sangat Baik). Namun, pada siklus II, terjadi peningkatan signifikan dengan presentase kelulusan klasikal siswa mencapai 85,71%. Evaluasi pemahaman siswa mencapai 91% (Sangat Baik), dan evaluasi pemahaman guru mencapai 98,57% (Sangat Baik). Dengan demikian, penerapan pembelajaran Guided Discovery terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Lembar. \u0000Implementation Of Guided Discovery Learning To Improve The Motivation And Understanding Of Mathematics Concepts \u0000The purpose of this study was to describe the application of Guided Discovery learning to increase students' motivation and understanding of mathematical concepts at SMAN 1 Sheet. This type of research is Classroom Action Research (PTK) which is conducted in 2 cycles. The subjects of this study consisted of 23 students of class XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lembar, consisting of 11 male students and 12 female students. The research instruments included student and teacher observation sheets, evaluation test sheets to measure conceptual understanding, and motivational questionnaires. The results showed that in cycle I, Guided Discovery learning had not reached maximum results with a classical passing percentage of 43.47%. Evaluation of students' understanding of concepts reached 64% (Good), while evaluations of teachers' understanding reached 94.28% (Very Good). However, in cycle II, there was a significant increase with the percentage of students' classical passing reaching 85.71%. Evaluation of student understanding reached 91% (Very Good), and evaluation of teacher understanding reached 98.57% (Very Good). Thus, the application of Guided Discovery learning proved to be effective in increasing the motivation and understanding of the concepts of class XI IPA 3 SMAN 1 Sheet.","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133155959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Olah raga lempar cakram merupakan cabang olah raga atletik yang diperlombakan diolimpiade. Olah raga menggunakan cakram yang terbuat dari logam. Tidak tersdianya pasilitas memadai menyababkan olah raga hanya disampaikan secara teori. Dampaknya keterampilan siswa menjadi rendah. Dibutuhkan alat yang dimodifikasi sebagai alat bantu sehingga proses belajar tetap berjalan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas penggunaan alat bantu termodifikasi dalam menumbuhkan komptensi lempar cakram dan kterampilan psikomotorik siswa pada proses pemebalajaran lempar cakram. Penelitian ini merupakan pendidikan tindakan kelas. Variabel yang diukur dalam penelitian ini kompetensi kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa. Variabel yang mempengaruhi alat bantu termodidikaasi cakram. Efektivitas alat bantu diukur berdasarkan ketuntasan belajar dan respon siswa. Instrument dalam penelitian berupa lembar wawancara dan tes pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya dideskrifsikan dalam tabel dan grafik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan penggunaan alat bantu termodifikasi cakram efektif dalam menumbuhkan komptensi kognitif dan psikomotorik siswa. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 83% dan pada siklus II 90 %. Hasil belajar siswa laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan siswa putri. Berdasarkan data ketuntasan belajar penggunaan alat bantu termodifikasi efektiv dalam menumbuhkan kompetensi kognitif dan psikomotorik siswa The Use of Modified Tools in Growing Students' Cognitive and Psychomotor Competence in Discus Throwing Learning Discus throwing is an athletic sport that is contested in the Olympics. Exercise using discs made of metal. The unavailability of adequate facilities causes sports to only be delivered in theory. The impact of student skills is low. A modified tool is needed as a tool so that the learning process continues. This study aims to identify the effectiveness of using modified assistive devices in developing discus throwing competence and students' psychomotor skills in the discus throwing learning process. This research is a classroom action education. The variables measured in this study were students' cognitive competence and psychomotor skills. Variables affecting disc modified assist devices. The effectiveness of the aids is measured based on the mastery of learning and student responses. Instruments in this study were interview sheets and multiple choice tests. The data obtained is then described in tables and graphs. Based on the research that has been done, it was found that the use of modified discs was effective in growing students' cognitive and psychomotor competence. Mastery learning in the first cycle of 83% and 90% in the second cycle. The learning outcomes of male students are higher than female students. Based on the mastery learning data, the use of modified assistive devices is effective in developing students' cognitive and psychomotor competence
悦耳动听的歌剧是一种在日常生活中经常出现的歌剧。它是一种可在日志中记录的音调。我们的生活方式让我们能够在技术层面上理解歌剧的韵律。这就是我们的 "魂"。它是一种可视化的语言,也是一种语言的基础,同时也是一种语言的专业术语。该研究旨在确定在提高颅内压增高和颅内压增高治疗方案中的运动功能。该项目是一项社会教育项目。通过学习可提高认知能力和运动能力。这些变量可提高学生的学习能力。从对孩子的信任和回应中了解孩子的积极性。通过对妇女和儿童的教育和培训来提高他们的能力。从表格和图形中获取数据。这些数据可用于提高认知能力和运动能力。在 I 阶段,认知能力的提高率为 83%,而在 II 阶段,认知能力的提高率为 90%。在对儿童进行心理辅导时,他们的心理健康水平较低。改良工具在提高学生掷铁饼认知能力和心理运动能力学习中的应用 铁饼运动是奥运会上的一项竞技体育项目。这项运动使用金属圆盘。由于缺乏足够的设施,体育运动只能停留在理论上。学生技能的影响力较低。需要一种经过改良的工具作为手段,使学习过程得以继续。本研究旨在确定在铁饼投掷学习过程中,使用改良辅助工具在发展铁饼投掷能力和学生心理运动技能方面的有效性。本研究是一项课堂行动教育。本研究测量的变量是学生的认知能力和心理运动技能。影响铁饼改良辅助装置的变量。辅助装置的有效性是根据学习掌握情况和学生的反应来衡量的。本研究的工具是访谈表和多项选择测试。然后用表格和图表对获得的数据进行描述。根据已完成的研究发现,使用改良光盘能有效提高学生的认知和心理运动能力。第一周期的掌握学习率为 83%,第二周期为 90%。男生的学习成绩高于女生。根据掌握学习情况的数据,使用改良辅助设备能有效培养学生的认知和心理运动能力。
{"title":"Penggunaan Alat Termodofikasi Dalam Menumbuhkan Kompetensi Kognitif dan Psikomotorik Siswa Pada pembalajaran Lempar Cakram","authors":"Abd. Hapid","doi":"10.36312/rj.v3i1.1311","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v3i1.1311","url":null,"abstract":"Olah raga lempar cakram merupakan cabang olah raga atletik yang diperlombakan diolimpiade. Olah raga menggunakan cakram yang terbuat dari logam. Tidak tersdianya pasilitas memadai menyababkan olah raga hanya disampaikan secara teori. Dampaknya keterampilan siswa menjadi rendah. Dibutuhkan alat yang dimodifikasi sebagai alat bantu sehingga proses belajar tetap berjalan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas penggunaan alat bantu termodifikasi dalam menumbuhkan komptensi lempar cakram dan kterampilan psikomotorik siswa pada proses pemebalajaran lempar cakram. Penelitian ini merupakan pendidikan tindakan kelas. Variabel yang diukur dalam penelitian ini kompetensi kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa. Variabel yang mempengaruhi alat bantu termodidikaasi cakram. Efektivitas alat bantu diukur berdasarkan ketuntasan belajar dan respon siswa. Instrument dalam penelitian berupa lembar wawancara dan tes pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya dideskrifsikan dalam tabel dan grafik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan penggunaan alat bantu termodifikasi cakram efektif dalam menumbuhkan komptensi kognitif dan psikomotorik siswa. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 83% dan pada siklus II 90 %. Hasil belajar siswa laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan siswa putri. Berdasarkan data ketuntasan belajar penggunaan alat bantu termodifikasi efektiv dalam menumbuhkan kompetensi kognitif dan psikomotorik siswa\u0000The Use of Modified Tools in Growing Students' Cognitive and Psychomotor Competence in Discus Throwing Learning\u0000 Discus throwing is an athletic sport that is contested in the Olympics. Exercise using discs made of metal. The unavailability of adequate facilities causes sports to only be delivered in theory. The impact of student skills is low. A modified tool is needed as a tool so that the learning process continues. This study aims to identify the effectiveness of using modified assistive devices in developing discus throwing competence and students' psychomotor skills in the discus throwing learning process. This research is a classroom action education. The variables measured in this study were students' cognitive competence and psychomotor skills. Variables affecting disc modified assist devices. The effectiveness of the aids is measured based on the mastery of learning and student responses. Instruments in this study were interview sheets and multiple choice tests. The data obtained is then described in tables and graphs. Based on the research that has been done, it was found that the use of modified discs was effective in growing students' cognitive and psychomotor competence. Mastery learning in the first cycle of 83% and 90% in the second cycle. The learning outcomes of male students are higher than female students. Based on the mastery learning data, the use of modified assistive devices is effective in developing students' cognitive and psychomotor competence","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131514541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah statistika matematika siswa SMK Negeri 2 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang berjumlah 36 orang di SMK Negeri 2 Mataram. Sampel penelitian ini adalah kelas X RPL yang menerapkan model pembelajaran project based learning. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar observasi siswa dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, kemampuan pemecahan masalah berada pada kategori cukup dengan pencapaian sebesar 50%. Sementara itu, hasil observasi aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian sebesar 88,57%. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian sebesar 83,3%. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa tetap berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian 88,57%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Oleh karena itu, diharapkan kepada para guru agar dalam proses pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran Project Based Learning guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Application of the Project Based Learning Learning Model to Improve the Mathematics Statistics Problem Solving Ability of Students of SMKN 2 Mataram The purpose of this research is to describe the application of the Project Based Learning model in improving the problem-solving abilities of mathematical statistics students at SMK Negeri 2 Mataram. This research is a classroom action research (PTK) conducted in two cycles, with each cycle consisting of three meetings. The classroom action research procedure in each cycle consists of four stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. The population in this study were 36 students of class X Software Engineering (RPL) at SMK Negeri 2 Mataram. The research sample is class X RPL which applies the project based learning learning model. The instruments used in this study were tests and student and teacher observation sheets. The results showed that in the first cycle, the ability to solve problems was in the sufficient category with an achievement of 50%. Meanwhile, the results of observations of student activity were in the very good category with an achievement of 88.57%. In cycle II, the results showed that the ability to solve problems was in the very good category with an achievement of 83.3%. While the results of observations of student activity remained in the
{"title":"Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Statistika Matematika Siswa SMKN 2 Mataram","authors":"Emilyawati Febryana Hardiningsih, Masjudin Masjudin, Zainal Abidin, Muksin Salim, Istin Fitriana Aziza","doi":"10.36312/rj.v3i1.1264","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v3i1.1264","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah statistika matematika siswa SMK Negeri 2 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang berjumlah 36 orang di SMK Negeri 2 Mataram. Sampel penelitian ini adalah kelas X RPL yang menerapkan model pembelajaran project based learning. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar observasi siswa dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, kemampuan pemecahan masalah berada pada kategori cukup dengan pencapaian sebesar 50%. Sementara itu, hasil observasi aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian sebesar 88,57%. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian sebesar 83,3%. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa tetap berada pada kategori sangat baik dengan pencapaian 88,57%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Oleh karena itu, diharapkan kepada para guru agar dalam proses pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran Project Based Learning guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Application of the Project Based Learning Learning Model to Improve the Mathematics Statistics Problem Solving Ability of Students of SMKN 2 Mataram The purpose of this research is to describe the application of the Project Based Learning model in improving the problem-solving abilities of mathematical statistics students at SMK Negeri 2 Mataram. This research is a classroom action research (PTK) conducted in two cycles, with each cycle consisting of three meetings. The classroom action research procedure in each cycle consists of four stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. The population in this study were 36 students of class X Software Engineering (RPL) at SMK Negeri 2 Mataram. The research sample is class X RPL which applies the project based learning learning model. The instruments used in this study were tests and student and teacher observation sheets. The results showed that in the first cycle, the ability to solve problems was in the sufficient category with an achievement of 50%. Meanwhile, the results of observations of student activity were in the very good category with an achievement of 88.57%. In cycle II, the results showed that the ability to solve problems was in the very good category with an achievement of 83.3%. While the results of observations of student activity remained in the","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136300233","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Happy Febry Monaliata, Sukainil Ahzan, A. Armansyah, Zaenudin Zaenudin
Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran fisika pokok bahasan besaran dan satuan serta menganalisis dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas VII MTs. Nahdatul Mujahidin NW Jempong yang berjumlah 27 orang siswa. Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik, yaitu tes dan non-tes. Tes disusun dan dilakukan untuk menilai tingkat kemampuan kognitif (prestasi belajar) siswa sesuai dengan siklus yang ada. Tes dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II. Hasil penelitian diperoleh temuan pada siklus I, rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar fisika siswa sebesar 63,16, dan pada siklus II rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar fisika siswa sebesar 85. Peningkatan hasil belajar pada siklus II tersebut adalah signifikan secara statistik, dengan peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 21,84. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Quantum Learning secara efektif membantu siswa dalam memahami konsep fisika dengan lebih baik.. Implementation of the Quantum Learning Learning Model to Improve Physics Learning Outcomes The purpose of this study is to implement the Quantum Learning learning model in learning physics on the subject of units and units and to analyze its impact on improving student learning outcomes. This research is a Classroom Action Research (CAR) with class VII MTs students as subjects. Nahdatul Mujahidin NW Jempong, totaling 27 students. The main data collection technique used in this study was carried out using two techniques, namely tests and non-tests. Tests are arranged and carried out to assess the level of cognitive ability (learning achievement) of students according to the existing cycle. The test was carried out at the end of cycle I and cycle II. The results of the study showed that in the first cycle, the average classical completeness of students' physics learning outcomes was 63.16, and in the second cycle, the average classical completeness of students' physics learning outcomes was 85. The increase in learning outcomes in the second cycle was statistically significant. with an increase from cycle I to cycle II reaching 21.84. This shows that the application of Quantum Learning effectively helps students understand physics concepts better.
{"title":"Implementasi Model Pembelajaran Quantum Leraning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika","authors":"Happy Febry Monaliata, Sukainil Ahzan, A. Armansyah, Zaenudin Zaenudin","doi":"10.36312/rj.v3i1.1227","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v3i1.1227","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran fisika pokok bahasan besaran dan satuan serta menganalisis dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas VII MTs. Nahdatul Mujahidin NW Jempong yang berjumlah 27 orang siswa. Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik, yaitu tes dan non-tes. Tes disusun dan dilakukan untuk menilai tingkat kemampuan kognitif (prestasi belajar) siswa sesuai dengan siklus yang ada. Tes dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II. Hasil penelitian diperoleh temuan pada siklus I, rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar fisika siswa sebesar 63,16, dan pada siklus II rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar fisika siswa sebesar 85. Peningkatan hasil belajar pada siklus II tersebut adalah signifikan secara statistik, dengan peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 21,84. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Quantum Learning secara efektif membantu siswa dalam memahami konsep fisika dengan lebih baik..\u0000 Implementation of the Quantum Learning Learning Model to Improve Physics Learning Outcomes\u0000 The purpose of this study is to implement the Quantum Learning learning model in learning physics on the subject of units and units and to analyze its impact on improving student learning outcomes. This research is a Classroom Action Research (CAR) with class VII MTs students as subjects. Nahdatul Mujahidin NW Jempong, totaling 27 students. The main data collection technique used in this study was carried out using two techniques, namely tests and non-tests. Tests are arranged and carried out to assess the level of cognitive ability (learning achievement) of students according to the existing cycle. The test was carried out at the end of cycle I and cycle II. The results of the study showed that in the first cycle, the average classical completeness of students' physics learning outcomes was 63.16, and in the second cycle, the average classical completeness of students' physics learning outcomes was 85. The increase in learning outcomes in the second cycle was statistically significant. with an increase from cycle I to cycle II reaching 21.84. This shows that the application of Quantum Learning effectively helps students understand physics concepts better.","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124300435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Validitas Modul, Biologi Terapan, Berbasis Riset, Pada Konsep, Pemanfaatan Antosianin, Kulit Terong, Ungu Sebagai Biosensor, Ahmad Aris Arifin, Sucika Armiani, Herdiyana Fitriani, M. Efendi, Kata Kunci, Riset Antosianin Kulit Modul, Terong Ungu
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan R&D (Research And Development) yang bertujuan untuk (1) mengembangkan modul berbasis riset untuk mata kuliah Biologi Terapan dan (2) mengevaluasi validitas modul yang telah dikembangkan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Model pengembangan modul yang digunakan adalah model 4D yang terdiri dari empat tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Namun, dalam penelitian ini, penyusunan modul hanya mencakup tahap pengembangan (develop). Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuisioner berupa lembar angket validasi modul. Subyek penelitian terdiri dari tiga orang tim validator ahli dan sepuluh orang mahamahasiswa untuk uji coba terbatas. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil validitas modul oleh tim validator ahli dengan rata-rata 85,41% untuk komponen kelayakan isi dengan kriteria kevalidan baik, 83,33% untuk komponen bahasa dengan kriteria kevalidan baik, dan 84,09% untuk komponen penyajian dengan kriteria kevalidan baik. Rata-rata validitas modul oleh tim validator ahli adalah 84,27% dengan kriteria kevalidan baik. Selain itu, hasil validitas uji coba terbatas oleh sepuluh orang mahamahasiswa menunjukkan persentase sebesar 87,62% dengan kriteria kevalidan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan dengan judul "Potensi Antosianin Kulit Terong Ungu (Solanum melongena)" layak digunakan pada mata kuliah Biologi Terapan. Validity of Research-Based Applied Biology Module on the Concept of Utilizing Purple Eggplant Peel Anthocyanin as a Biosensor This research is a type of R&D (Research And Development) development research which aims to (1) develop research-based modules for Applied Biology courses and (2) evaluate the validity of the modules that have been developed. The research approach used is a qualitative descriptive and quantitative approach. The module development model used is the 4D model which consists of four stages, namely define, design, develop, and disseminate. However, in this study, the preparation of the module only includes the development stage (develop). The data collection technique uses a questionnaire method in the form of a module validation questionnaire sheet. The research subjects consisted of three expert validator teams and ten students for limited trials. Based on the data analysis that has been done, the module validity results were obtained by a team of expert validators with an average of 85.41% for the content feasibility component with good validity criteria, 83.33% for the language component with good validity criteria, and 84.09% for presentation component with good validity criteria. The average module validity by the expert validator team is 84.27% with good validity criteria. In addition, the results of the limited trial validity by ten students showed a percentage of 87.62%
该研究是一种R&D开发研究,旨在(1)为应用生物学专业开发基于研究的模块,(2)评估开发模块的有效性。研究方法是描述性和定量的方法。所使用的模块开发模型是由四个阶段组成的4D模型,定义、设计、开发和分布。然而,在本研究中,排版只包括开发阶段。数据收集技术采用模块验证表的问卷调查方法。该研究对象由三名专家validator团队和10名顶级学生组成,用于有限测试。根据所做的数据分析,专家validator团队平均成绩为85.41%,为语文成分的可见性标准为83.33%,为表现性标准为84.09%,为表现力和良好标准获得了模块有效性。专家validator团队的平均有效性是84.27%,符合良好的有效性标准。此外,十名大学生的测试有效性有限,显示出87.62%的有效性。因此,我们可以得出结论,一个名为“茄子紫潜能花青素”的模块,可以用于应用生物学课程。Validity of Research-Based应用生物学上的模块理念of Utilizing紫色Eggplant皮尔Anthocyanin美国Biosensor这个研究是a型的R&D(研究与开发)发展研究哪种aims to(1)冲洗Research-Based modules for应用生物学选修课和(2)evaluate modules,以至于有被developed Validity》。研究的结果是一个可行性的描述和量量的同意。开发模块使用的模型是四种不同阶段、namely define、设计、develop和disgution的4D模型。在这项研究中,这种模式的准备只包括发展阶段。数据收集技术,unique在形式上提出问题的方法,作为验证问题的模式。这项研究的主题是三名测试专家和十名学生参加限制试验。改编自《模块数据分析那个已经完成,validity results是获得by a团队的专家validators with an的平均85。41%的内容和祝validity feasibility接口criteria, 83。33% for the language接口与祝validity criteria,一起为presentation接口和84 . 09%祝validity criteria。专家validator团队的平均模块是84.27%,最佳validity分类。另外,十名学生推荐87.62%的有限试验有效性。因此,它可以得出结论,该模子是在“紫色茄子潜力的青瓷”的标题下开发出来的,这应该是一个可行的应用生物学导论。
{"title":"Validitas Modul Biologi Terapan Berbasis Riset Pada Konsep Pemanfaatan Antosianin Kulit Terong Ungu Sebagai Biosensor","authors":"Validitas Modul, Biologi Terapan, Berbasis Riset, Pada Konsep, Pemanfaatan Antosianin, Kulit Terong, Ungu Sebagai Biosensor, Ahmad Aris Arifin, Sucika Armiani, Herdiyana Fitriani, M. Efendi, Kata Kunci, Riset Antosianin Kulit Modul, Terong Ungu","doi":"10.36312/rj.v2i2.727","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v2i2.727","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan R&D (Research And Development) yang bertujuan untuk (1) mengembangkan modul berbasis riset untuk mata kuliah Biologi Terapan dan (2) mengevaluasi validitas modul yang telah dikembangkan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Model pengembangan modul yang digunakan adalah model 4D yang terdiri dari empat tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Namun, dalam penelitian ini, penyusunan modul hanya mencakup tahap pengembangan (develop). Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuisioner berupa lembar angket validasi modul. Subyek penelitian terdiri dari tiga orang tim validator ahli dan sepuluh orang mahamahasiswa untuk uji coba terbatas. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil validitas modul oleh tim validator ahli dengan rata-rata 85,41% untuk komponen kelayakan isi dengan kriteria kevalidan baik, 83,33% untuk komponen bahasa dengan kriteria kevalidan baik, dan 84,09% untuk komponen penyajian dengan kriteria kevalidan baik. Rata-rata validitas modul oleh tim validator ahli adalah 84,27% dengan kriteria kevalidan baik. Selain itu, hasil validitas uji coba terbatas oleh sepuluh orang mahamahasiswa menunjukkan persentase sebesar 87,62% dengan kriteria kevalidan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan dengan judul \"Potensi Antosianin Kulit Terong Ungu (Solanum melongena)\" layak digunakan pada mata kuliah Biologi Terapan.\u0000Validity of Research-Based Applied Biology Module on the Concept of Utilizing Purple Eggplant Peel Anthocyanin as a Biosensor\u0000 This research is a type of R&D (Research And Development) development research which aims to (1) develop research-based modules for Applied Biology courses and (2) evaluate the validity of the modules that have been developed. The research approach used is a qualitative descriptive and quantitative approach. The module development model used is the 4D model which consists of four stages, namely define, design, develop, and disseminate. However, in this study, the preparation of the module only includes the development stage (develop). The data collection technique uses a questionnaire method in the form of a module validation questionnaire sheet. The research subjects consisted of three expert validator teams and ten students for limited trials. Based on the data analysis that has been done, the module validity results were obtained by a team of expert validators with an average of 85.41% for the content feasibility component with good validity criteria, 83.33% for the language component with good validity criteria, and 84.09% for presentation component with good validity criteria. The average module validity by the expert validator team is 84.27% with good validity criteria. In addition, the results of the limited trial validity by ten students showed a percentage of 87.62%","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134183060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya modul fisika yang bermuatan authentic learning dan rendahnya kemampuan pemecahan masalah (KPM) peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan modul bermuatan authentic learning dalam mengajarkan materi elastisitas dan hukum Hooke serta melatihkan KPM berdasarkan validitas, kepraktisan, efektivitas, dan pencapaian kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pengembangan dengan model ADDIE ini diuji coba pada 33 orang peserta didik kelas XI PMIA 1 SMAN 3 Banjarmasin. Data penelitian diperoleh melalui lembar validitas modul, lembar validitas tes hasil belajar, lembar validitas RPP, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, tes hasil belajar, dan lembar pengamatan KPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki kelayakan yang sebagai berikut: (1) valid dengan rata-rata skor 3,17; (2) sangat praktis dengan rata-rata 3,61; (3) efektif berdasarkan n-gain skor sebesar 0,59 yang berkategori sedang, dan (4) mencapai KPM yang baik dengan rata-rata skor 3,58. Dapat disimpulkan bahwa modul bermuatan authentic learning pada materi elastisitas dan hukum Hooke untuk melatihkan KPM layak digunakan dalam pembelajaran. Development of Authentic Learning Loaded Physics Modules to Improve Students' Problem Solving Ability on Elasticity and Hooke's Law. This research was motivated by the unavailability of physics modules containing authentic learning and the low problem-solving ability (KPM) of students. The purpose of this study was to describe the feasibility of authentic learning modules in teaching elasticity and Hooke's law and to train KPM based on validity, practicality, effectiveness, and achievement of problem solving abilities. This development research using the ADDIE model was tested on 33 students of class XI PMIA 1 SMAN 3 Banjarmasin. Research data were obtained through module validity sheets, learning achievement test validity sheets, lesson plan validity sheets, lesson plan implementation observation sheets, learning achievement tests, and KPM observation sheets. The results of the study show that the modules developed have the following eligibility: (1) valid with an average score of 3.17; (2) very practical with an average of 3.61; (3) effective based on an n-gain score of 0.59 which is in the moderate category, and (4) achieves a good KPM with an average score of 3.58. It can be concluded that the module contains authentic learning on elasticity and Hooke's law to train KPM is suitable for use in learning
{"title":"Pengembangan Modul Fisika Bermuatan Authentic Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke.","authors":"Humayrah Humayrah, Z. Zainuddin, S. Mahtari","doi":"10.36312/rj.v2i2.1090","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v2i2.1090","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya modul fisika yang bermuatan authentic learning dan rendahnya kemampuan pemecahan masalah (KPM) peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan modul bermuatan authentic learning dalam mengajarkan materi elastisitas dan hukum Hooke serta melatihkan KPM berdasarkan validitas, kepraktisan, efektivitas, dan pencapaian kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pengembangan dengan model ADDIE ini diuji coba pada 33 orang peserta didik kelas XI PMIA 1 SMAN 3 Banjarmasin. Data penelitian diperoleh melalui lembar validitas modul, lembar validitas tes hasil belajar, lembar validitas RPP, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, tes hasil belajar, dan lembar pengamatan KPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki kelayakan yang sebagai berikut: (1) valid dengan rata-rata skor 3,17; (2) sangat praktis dengan rata-rata 3,61; (3) efektif berdasarkan n-gain skor sebesar 0,59 yang berkategori sedang, dan (4) mencapai KPM yang baik dengan rata-rata skor 3,58. Dapat disimpulkan bahwa modul bermuatan authentic learning pada materi elastisitas dan hukum Hooke untuk melatihkan KPM layak digunakan dalam pembelajaran.\u0000Development of Authentic Learning Loaded Physics Modules to Improve Students' Problem Solving Ability on Elasticity and Hooke's Law. \u0000This research was motivated by the unavailability of physics modules containing authentic learning and the low problem-solving ability (KPM) of students. The purpose of this study was to describe the feasibility of authentic learning modules in teaching elasticity and Hooke's law and to train KPM based on validity, practicality, effectiveness, and achievement of problem solving abilities. This development research using the ADDIE model was tested on 33 students of class XI PMIA 1 SMAN 3 Banjarmasin. Research data were obtained through module validity sheets, learning achievement test validity sheets, lesson plan validity sheets, lesson plan implementation observation sheets, learning achievement tests, and KPM observation sheets. The results of the study show that the modules developed have the following eligibility: (1) valid with an average score of 3.17; (2) very practical with an average of 3.61; (3) effective based on an n-gain score of 0.59 which is in the moderate category, and (4) achieves a good KPM with an average score of 3.58. It can be concluded that the module contains authentic learning on elasticity and Hooke's law to train KPM is suitable for use in learning\u0000 ","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114292530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi penerapan model PBL dalam pembelajaran sub-pokok bahasan kalor serta mengukur sejauh mana model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan mengukur hasil belajar siswa melalui tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model PBL berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada sub-pokok bahasan kalor. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama adalah 63,16%, sementara pada siklus kedua meningkat menjadi 85%. Oleh karena itu, disarankan agar metode pengajaran yang beragam, seperti model PBL, diterapkan secara lebih sering dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Application of the Problem-Based Learning (PBL) Model in Improving Science Physics Learning Outcomes on the subject of Calor This study aims to investigate the application of the PBL model in learning the sub-topic of calor and to measure the extent to which this model can improve student learning outcomes. This study uses a classroom action research method which consists of two cycles, including the stages of planning, implementing, observing, evaluating, and reflecting. Research data was collected by measuring student learning outcomes through multiple choice tests. The results showed that the implementation of the PBL model succeeded in increasing student learning outcomes in the sub-topic of heat. The percentage of student learning completeness in the first cycle was 63.16%, while in the second cycle it increased to 85%. Therefore, it is recommended that various teaching methods, such as the PBL model, be applied more frequently in learning, especially in subjects that require problem-solving abilities.
{"title":"Penerapan Model Problem-Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika pada Sub-pokok Bahasan Kalor","authors":"Hidayana Hidayana, Sukainil Ahzan, Helmi Rahmawati","doi":"10.36312/rj.v2i2.1131","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v2i2.1131","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi penerapan model PBL dalam pembelajaran sub-pokok bahasan kalor serta mengukur sejauh mana model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan mengukur hasil belajar siswa melalui tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model PBL berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada sub-pokok bahasan kalor. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama adalah 63,16%, sementara pada siklus kedua meningkat menjadi 85%. Oleh karena itu, disarankan agar metode pengajaran yang beragam, seperti model PBL, diterapkan secara lebih sering dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah.\u0000Application of the Problem-Based Learning (PBL) Model in Improving Science Physics Learning Outcomes on the subject of Calor\u0000This study aims to investigate the application of the PBL model in learning the sub-topic of calor and to measure the extent to which this model can improve student learning outcomes. This study uses a classroom action research method which consists of two cycles, including the stages of planning, implementing, observing, evaluating, and reflecting. Research data was collected by measuring student learning outcomes through multiple choice tests. The results showed that the implementation of the PBL model succeeded in increasing student learning outcomes in the sub-topic of heat. The percentage of student learning completeness in the first cycle was 63.16%, while in the second cycle it increased to 85%. Therefore, it is recommended that various teaching methods, such as the PBL model, be applied more frequently in learning, especially in subjects that require problem-solving abilities.","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130883999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kurniawati Kurniawati, Lovy Herayanti, Wirawan Putrayadi, A. Armansyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan metode active learning tipe Quiz Team dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Terara pada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Terara pada tahun pelajaran 2015/2016, sementara sampel penelitian terdiri dari kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang dan kelas VIIA sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar dan angket respon siswa. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 73,29 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 45. Sementara itu, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 52,25 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 25. Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap metode pembelajaran tipe Quiz Team adalah 34,68 (dalam kategori tinggi), menunjukkan bahwa siswa merespon baik terhadap metode tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai thitung sebesar 5,64, sementara ttabel sebesar 1,668. Karena thitung > ttabel, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tipe Quiz Team efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fisika. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar para guru di SMP Negeri 1 Terara mempertimbangkan penggunaan metode pembelajaran aktif tipe Quiz Team dalam pembelajaran fisika. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap minat dan prestasi belajar siswa. The Effectiveness of the Quiz Team Type Active Learning Method in Increasing Interest and Achievement in Learning Physics This study aims to evaluate the effectiveness of using the active learning method called Quiz Team in improving the interest and academic achievement of seventh-grade students at SMP Negeri 1 Terara in the academic year 2015/2016. The research utilizes an experimental research method. The study population consists of seventh-grade students at SMP Negeri 1 Terara in the academic year 2015/2016, while the research sample consists of class VIIB as the experimental group with 38 students and class VIIA as the control group using conventional teaching methods with 40 students. The sampling technique employed is cluster random sampling. The research instruments used for data collection are learning achievement tests and student response questionnaires. Based on data analysis, the experimental group obtained an average score of 73.29 with the highest score being 90 and the lowest score being 45. Meanwhile, the control group had an average score of 52.25 with the highest score being 80 and the lowest score being 25. The questionnai
本研究旨在评估2016年7月1日至8日中国中小学七年级学生在提高兴趣和学习成绩方面使用辅助学习方法的有效性。它使用实验研究方法。研究人口由2016年20 / 15年的SMP Negeri 1的七年级学生组成,而研究样本由VIIB班组成,学生人数为38人,VIIA为控制班,学生为40人使用传统学习方法。采集是通过随机抽样技术进行的。数据收集中使用的研究工具是学生的学习结果和反应量表。根据数据分析,实验类平均成绩为73.29分,最高分数为90分,最低分数为45分。与此同时,控件平均成绩为52。25分,最高分为80分,最高分为25分。研究结果表明,学生对测验小组类型学习方法的反应为34.68(高层次),表明学生对这种方法的反应良好。根据我们的假设测试,thitung值为5.64,而ttable为1668。由于thitung > t表格,可以得出结论,突击测验小组类型的学习方法在提高学生在物理学科中的兴趣和成绩方面是有效的。本研究的建议是,SMP Negeri 1的教师应该考虑在物理学习中使用主动学习方法。此外,进一步的研究可能会考虑影响学生学习兴趣和成绩的其他因素。测验显示其》团队型有源学习方法在Increasing利益与成就奖》学习物理这个研究显示其》aims to evaluate有源学习方法叫做测验的团队用in improving seventh-grade学生兴趣和学业成绩成就奖》《学业成绩在全国初中1 Terara一年2015/2016。研究实用主义是一种实验方法。2016年11月15日,国科学院七年级学生学生研究中心技术样本堆积是随机抽样。研究工具用于收集数据。基于数据分析,实验小组研究了73.29的平均分数,最著名的比分是90分,失去的比分是45分。同时,控制组的平均得分是52。25分,最高分数是80分,失去分数是25分。这个问题导致了学生对学习方法的反应是34.68(按标准计算),学生对方法的反应是积极的。基于测试结果的假设,t值是5.64,而critt t值是1668。由于t-value的计算比critical t-value更重要,这可能会得出结论,即学习小组的方法影响了“感兴趣的学生和学术界的学术界成就”。这项研究的要求是在SMP Negeri 1的教师进行的,Terara应该考虑一个叫做Quiz的物理仪器团队的活跃学习方法的使用。此外,未来研究预计将考虑影响学术界学生的另一个事实。
{"title":"Efektivitas Penggunaan Metode Active Learning Tipe Quiz Team Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Siswa","authors":"Kurniawati Kurniawati, Lovy Herayanti, Wirawan Putrayadi, A. Armansyah","doi":"10.36312/rj.v2i2.1091","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v2i2.1091","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan metode active learning tipe Quiz Team dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Terara pada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Terara pada tahun pelajaran 2015/2016, sementara sampel penelitian terdiri dari kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang dan kelas VIIA sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar dan angket respon siswa. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 73,29 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 45. Sementara itu, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 52,25 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 25. Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap metode pembelajaran tipe Quiz Team adalah 34,68 (dalam kategori tinggi), menunjukkan bahwa siswa merespon baik terhadap metode tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai thitung sebesar 5,64, sementara ttabel sebesar 1,668. Karena thitung > ttabel, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tipe Quiz Team efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fisika. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar para guru di SMP Negeri 1 Terara mempertimbangkan penggunaan metode pembelajaran aktif tipe Quiz Team dalam pembelajaran fisika. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap minat dan prestasi belajar siswa.\u0000The Effectiveness of the Quiz Team Type Active Learning Method in Increasing Interest and Achievement in Learning Physics\u0000 This study aims to evaluate the effectiveness of using the active learning method called Quiz Team in improving the interest and academic achievement of seventh-grade students at SMP Negeri 1 Terara in the academic year 2015/2016. The research utilizes an experimental research method. The study population consists of seventh-grade students at SMP Negeri 1 Terara in the academic year 2015/2016, while the research sample consists of class VIIB as the experimental group with 38 students and class VIIA as the control group using conventional teaching methods with 40 students. The sampling technique employed is cluster random sampling. The research instruments used for data collection are learning achievement tests and student response questionnaires. Based on data analysis, the experimental group obtained an average score of 73.29 with the highest score being 90 and the lowest score being 45. Meanwhile, the control group had an average score of 52.25 with the highest score being 80 and the lowest score being 25. The questionnai","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126181499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemahaman Konsep merupakan kemampuan untuk menjelaskan kembali materi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 mahasiswa pendidikan biologi yang telah menempuh matakuliah ekologi. Soal pilihan ganda yang disertai dengan alasan digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi. Selain itu, dilakukan wawancara kepada mahasiswa mengenai aspek terkait pemahaman konsep, seperti cara penerimaan materi, pengalaman belajar, serta sumber belajar mahasiswa, sehingga dapat ditemukan penyebab tidak pahamnya konsep oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi berada dalam kriteria rendah, dengan nilai rata-rata pemahaman konsep sebesar 47.62 dan nilai standar deviasi sebesar 16.00. Rendahnya pemahaman konsep terdapat pada level kognitif C3 (mengaplikasikan), C5 (Mengevaluasi), dan C6 (Membuat). Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan temuan penelitian ini adalah meningkatkan metode pengajaran dan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dalam materi ekologi. Selain itu, diperlukan juga pendekatan yang lebih interaktif dan aktif dalam proses pembelajaran, serta penggunaan beragam sumber belajar yang relevan untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa. Evaluation Of The Concept Understanding Of Biology Education Students On Ecological Material Understanding of the concept is the ability to explain the material again in a language that is simple and easy to understand. This research is a descriptive research that aims to describe the concept understanding of biology education students on ecology material. The subjects in this study were 20 biology education students who had taken an ecology course. Multiple choice questions accompanied by reasons are used to describe students' understanding of biology education concepts in ecological material. In addition, interviews were conducted with students regarding aspects related to understanding concepts, such as how to receive material, learning experiences, and student learning resources, so that the causes of students' lack of understanding of concepts could be found. The results showed that the concept understanding of biology education students on ecology material was in the low criteria, with an average conceptual understanding score of 47.62 and a standard deviation value of 16.00. The low understanding of the concept is at the cognitive level C3 (applying), C5 (Evaluating), and C6 (Creating). Recommendations that can be given based on the findings of this study are to improve teaching and learning methods that can help students understand difficult concepts in ecology materials. In addition, a more interactive and active approach is needed in t
{"title":"Evaluasi Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan Biologi Pada Materi Ekologi","authors":"Salsadilla Dara Rinjani, Taufik Samsuri, Y. Yusuf","doi":"10.36312/rj.v2i2.683","DOIUrl":"https://doi.org/10.36312/rj.v2i2.683","url":null,"abstract":"Pemahaman Konsep merupakan kemampuan untuk menjelaskan kembali materi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 mahasiswa pendidikan biologi yang telah menempuh matakuliah ekologi. Soal pilihan ganda yang disertai dengan alasan digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi. Selain itu, dilakukan wawancara kepada mahasiswa mengenai aspek terkait pemahaman konsep, seperti cara penerimaan materi, pengalaman belajar, serta sumber belajar mahasiswa, sehingga dapat ditemukan penyebab tidak pahamnya konsep oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa pendidikan biologi pada materi ekologi berada dalam kriteria rendah, dengan nilai rata-rata pemahaman konsep sebesar 47.62 dan nilai standar deviasi sebesar 16.00. Rendahnya pemahaman konsep terdapat pada level kognitif C3 (mengaplikasikan), C5 (Mengevaluasi), dan C6 (Membuat). Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan temuan penelitian ini adalah meningkatkan metode pengajaran dan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dalam materi ekologi. Selain itu, diperlukan juga pendekatan yang lebih interaktif dan aktif dalam proses pembelajaran, serta penggunaan beragam sumber belajar yang relevan untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.\u0000Evaluation Of The Concept Understanding Of Biology Education Students On Ecological Material\u0000Understanding of the concept is the ability to explain the material again in a language that is simple and easy to understand. This research is a descriptive research that aims to describe the concept understanding of biology education students on ecology material. The subjects in this study were 20 biology education students who had taken an ecology course. Multiple choice questions accompanied by reasons are used to describe students' understanding of biology education concepts in ecological material. In addition, interviews were conducted with students regarding aspects related to understanding concepts, such as how to receive material, learning experiences, and student learning resources, so that the causes of students' lack of understanding of concepts could be found. The results showed that the concept understanding of biology education students on ecology material was in the low criteria, with an average conceptual understanding score of 47.62 and a standard deviation value of 16.00. The low understanding of the concept is at the cognitive level C3 (applying), C5 (Evaluating), and C6 (Creating). Recommendations that can be given based on the findings of this study are to improve teaching and learning methods that can help students understand difficult concepts in ecology materials. In addition, a more interactive and active approach is needed in t","PeriodicalId":135532,"journal":{"name":"Reflection Journal","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127826946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}