Pub Date : 2019-05-07DOI: 10.33373/J-HIS.V4I1.1720
Afrinel Okwita, Siska Permata Sari
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan eksistensi permainan tradisional Egrang pada masyarakat Monggak Kecamatan Galang, Batam. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di desa Monggak, sumber data dalam penelitian ada dua yaitu sumber primer yang terdiri dari tokoh masyarakat, ketua RT, serta masyarakat Monggak dan sumber sekunder berupa buku-buku, artikel, makalah, jurnal dan perpustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan model interaktif menurut Miles Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan adanya Eksistensi permainan tradisional Egrang pada masyarakat Monggak Kecamatan Galang kota Batam. Permainan Egrang merupakan tradisi nenek moyang masyarakat Monggak yang masih bertahan saat ini. Keberadaan permainan Egrang dalam era modernisasi terdapat pengaruh yang ditimbulkan permainan Egrang di Monggak. Masyarakat Monggak tetap melestarikan dan mewariskan permainan Egrang kepada generasinya, masyarakat Monggak menganggap dengan mempertahankan permainan Egrang sesuai tradisi akan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya.
{"title":"EKSISTENSI PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG PADA MASYARAKAT MONGGAK KECAMATAN GALANG KOTA BATAM","authors":"Afrinel Okwita, Siska Permata Sari","doi":"10.33373/J-HIS.V4I1.1720","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V4I1.1720","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan eksistensi permainan tradisional Egrang pada masyarakat Monggak Kecamatan Galang, Batam. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di desa Monggak, sumber data dalam penelitian ada dua yaitu sumber primer yang terdiri dari tokoh masyarakat, ketua RT, serta masyarakat Monggak dan sumber sekunder berupa buku-buku, artikel, makalah, jurnal dan perpustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan model interaktif menurut Miles Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan adanya Eksistensi permainan tradisional Egrang pada masyarakat Monggak Kecamatan Galang kota Batam. Permainan Egrang merupakan tradisi nenek moyang masyarakat Monggak yang masih bertahan saat ini. Keberadaan permainan Egrang dalam era modernisasi terdapat pengaruh yang ditimbulkan permainan Egrang di Monggak. Masyarakat Monggak tetap melestarikan dan mewariskan permainan Egrang kepada generasinya, masyarakat Monggak menganggap dengan mempertahankan permainan Egrang sesuai tradisi akan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133421800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-07DOI: 10.33373/J-HIS.V4I1.1722
Desma Yulia, R. Purnamasari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Sejarah. Peningkatan keaktifan siswa terbukti dengan diperoleh rata-rata keaktifan siswa dari total skor angket belajar siswa kelas eksperimen dengan total skor angket (ΣX) sebesar 4870, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 133 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 93 dengan mean atau rata-rata () sebesar 116.6. sedangkan pada kelas kontrol, total skor angket belajar yang diperoleh (ΣX) sebesar 4408, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 130 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 83, dengan mean atau rata-rata () sebesar 107.57.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Sejarah. Peningkatan keaktifan siswa terbukti dengan diperoleh rata-rata keaktifan siswa dari total skor angket belajar siswa kelas eksperimen dengan total skor angket (ΣX) sebesar 4870, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 133 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 93 dengan mean atau rata-rata () sebesar 116.6. sedangkan pada kelas kontrol, total skor angket belajar yang diperoleh (ΣX) sebesar 4408, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 130 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 83, dengan mean atau rata-rata () sebesar 107.57.
{"title":"PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TERHADAP PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X IPS DI SMA NEGERI 8 BATAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019","authors":"Desma Yulia, R. Purnamasari","doi":"10.33373/J-HIS.V4I1.1722","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V4I1.1722","url":null,"abstract":"Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Sejarah. Peningkatan keaktifan siswa terbukti dengan diperoleh rata-rata keaktifan siswa dari total skor angket belajar siswa kelas eksperimen dengan total skor angket (ΣX) sebesar 4870, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 133 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 93 dengan mean atau rata-rata () sebesar 116.6. sedangkan pada kelas kontrol, total skor angket belajar yang diperoleh (ΣX) sebesar 4408, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 130 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 83, dengan mean atau rata-rata () sebesar 107.57.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Sejarah. Peningkatan keaktifan siswa terbukti dengan diperoleh rata-rata keaktifan siswa dari total skor angket belajar siswa kelas eksperimen dengan total skor angket (ΣX) sebesar 4870, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 133 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 93 dengan mean atau rata-rata () sebesar 116.6. sedangkan pada kelas kontrol, total skor angket belajar yang diperoleh (ΣX) sebesar 4408, nilai terbesar siswa (Xmax) adalah 130 dan nilai terkecil (Xmin) adalah 83, dengan mean atau rata-rata () sebesar 107.57.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129317078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/j-his.v3i1.1684
Afrinel Okwita, Nopitasari Nopitasari
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat mantang Kampung Bubu Desa Sawang Tanjung Batu Kundur. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Bubu, sumber data dalam penelitian ada dua yaitu sumber primer dan sumber skunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kampung Bubu adalah pemukiman Masyarakat Mantang atau orang asli. Pada awalnya kehidupan masyarakat Mantang Kampung Bubu masih sangat tradisional, dilihat dari kehidupan pemukiman di Kampung Bubu pada tahun 1996, rumah-rumah penduduk yang dulunya masih terdapat bahan-bahan seperti papan sebagai dinding dan daun sagu sebagai atap namun dengan adanya perkembangan zaman kehidupan sosial budaya masyarakat setempat mulai berkembang baik dari segi pendidikan, matapencaharian, sosial, budaya dan agama pun mulai berkembang pesat. perkembangan yang terlihat dari penelitian ini adalah dari sosial yang awalnya masyarakat Mantang tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat luar, sedangkan dari segi budaya masyarakat Mantang dari pernikahan yang awalnya menggunakan tradisi pukul anjing, namun dengan adanya perkembangan tradisi tersebut dihilangkan. Selain budaya pernikahan masyarakat mantang yang dahulunya tidak mengenal agama sekarang sudah menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
{"title":"PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MANTANG KAMPUNG BUBU DESA SAWANG TANJUNG BATU KUNDUR","authors":"Afrinel Okwita, Nopitasari Nopitasari","doi":"10.33373/j-his.v3i1.1684","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/j-his.v3i1.1684","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat mantang Kampung Bubu Desa Sawang Tanjung Batu Kundur. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Bubu, sumber data dalam penelitian ada dua yaitu sumber primer dan sumber skunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kampung Bubu adalah pemukiman Masyarakat Mantang atau orang asli. Pada awalnya kehidupan masyarakat Mantang Kampung Bubu masih sangat tradisional, dilihat dari kehidupan pemukiman di Kampung Bubu pada tahun 1996, rumah-rumah penduduk yang dulunya masih terdapat bahan-bahan seperti papan sebagai dinding dan daun sagu sebagai atap namun dengan adanya perkembangan zaman kehidupan sosial budaya masyarakat setempat mulai berkembang baik dari segi pendidikan, matapencaharian, sosial, budaya dan agama pun mulai berkembang pesat. perkembangan yang terlihat dari penelitian ini adalah dari sosial yang awalnya masyarakat Mantang tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat luar, sedangkan dari segi budaya masyarakat Mantang dari pernikahan yang awalnya menggunakan tradisi pukul anjing, namun dengan adanya perkembangan tradisi tersebut dihilangkan. Selain budaya pernikahan masyarakat mantang yang dahulunya tidak mengenal agama sekarang sudah menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. ","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114545795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/J-HIS.V3I1.1683
Nasruji Nasruji
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas pendidikan. Kita menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha melalui pengembangan dan perbaikan: (a) manajemen kurikulum; (b) manajemen staf guru dan kependidikan; (c) pengelolaan sarana; (d) manajemen kesiswaan; (e) manajemen sekolah dan masyrakat. Metode penulisan ini menggunakan kualitatif pendekatan analisis naratif deskriptif.
{"title":"PERANAN PEMERINTAH MENINGKATKAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN KOTA BATAM","authors":"Nasruji Nasruji","doi":"10.33373/J-HIS.V3I1.1683","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V3I1.1683","url":null,"abstract":"Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas pendidikan. Kita menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha melalui pengembangan dan perbaikan: (a) manajemen kurikulum; (b) manajemen staf guru dan kependidikan; (c) pengelolaan sarana; (d) manajemen kesiswaan; (e) manajemen sekolah dan masyrakat. Metode penulisan ini menggunakan kualitatif pendekatan analisis naratif deskriptif. ","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131035552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/j-his.v3i2.1685
Afrinel Okwita, Sri Wahyuni Adiningtiyas
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk akulturasi budaya dalam pernikahan masyarakat melayu Pulau terong serta mendeskripsikan faktor dan proses akulturasi budaya pernikahan yang dilaksanakan masyarakat melayu Pulau Terong Kota Batam. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam (indepth interview). Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, analisis etnografi dari Clifford Geertz mulai dari hermeneutik data, menginterpretasikan data dan interpretatif data. Adapun bentuk dari akulturasi budaya pernikahan masyarakat melayu Pulau Teong terlihat dari beberapa kegiatan merisik, tunangan yang sudah menggunakan syair dan pantun, sistem undangan yang menggunakan kartu undangan, pelaminan, pakaian dan tata rias yang sudah modren yang ditentukan sendiri oleh pengantin bukan mak adam atau orang tua, namun mereka tetap mempertahankan apa yang menjadi kebudayaan asli mereka seperti menggunakan pakaian adat dan acara mencuci periuk setelah resepsi pernikahan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akulturasibudaya pernikahan ini diantaranya masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya kaum terpelajar, letak geografi, dan masyarakat yang terbuka akan budaya luar dan menerima perubahan. Proses percampuran budaya ini seiring dengan pengaruh globalisasi dan modernisasi di seluruh dunia, maka setiap kebudayaan tentu ada yang mengalami pencampuran dengan kebudayaan lainnya. Untuk itu sudah jarang daerah yang memiliki kebudayaan yang masih murni atau asli. begitu juga dengan kebudayaan pernikahan masyarakat Pulau Terong
{"title":"AKULTURASI BUDAYA DALAM PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU PULAU TERONG KOTA BATAM","authors":"Afrinel Okwita, Sri Wahyuni Adiningtiyas","doi":"10.33373/j-his.v3i2.1685","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/j-his.v3i2.1685","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk akulturasi budaya dalam pernikahan masyarakat melayu Pulau terong serta mendeskripsikan faktor dan proses akulturasi budaya pernikahan yang dilaksanakan masyarakat melayu Pulau Terong Kota Batam. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam (indepth interview). Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, analisis etnografi dari Clifford Geertz mulai dari hermeneutik data, menginterpretasikan data dan interpretatif data. Adapun bentuk dari akulturasi budaya pernikahan masyarakat melayu Pulau Teong terlihat dari beberapa kegiatan merisik, tunangan yang sudah menggunakan syair dan pantun, sistem undangan yang menggunakan kartu undangan, pelaminan, pakaian dan tata rias yang sudah modren yang ditentukan sendiri oleh pengantin bukan mak adam atau orang tua, namun mereka tetap mempertahankan apa yang menjadi kebudayaan asli mereka seperti menggunakan pakaian adat dan acara mencuci periuk setelah resepsi pernikahan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akulturasibudaya pernikahan ini diantaranya masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya kaum terpelajar, letak geografi, dan masyarakat yang terbuka akan budaya luar dan menerima perubahan. Proses percampuran budaya ini seiring dengan pengaruh globalisasi dan modernisasi di seluruh dunia, maka setiap kebudayaan tentu ada yang mengalami pencampuran dengan kebudayaan lainnya. Untuk itu sudah jarang daerah yang memiliki kebudayaan yang masih murni atau asli. begitu juga dengan kebudayaan pernikahan masyarakat Pulau Terong ","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115749719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/J-HIS.V3I2.1687
Ridho Fernando, Arnesih Arnesih
Perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016, merupakan salah satu wujud mengangkat kearipan lokal Batam khususnya mengenai Kampung Tua Tanjung Piayu Laut yang merupakan salah satu kampung tua di Kota Batam. Penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ilmu sosial dan ekonomi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode historis dengan 4 tahapan yaitu: 1. Heuristik 2. Kritik Sumber 3. Interpretasi 4. Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016. Perkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut yaitu: semakin berkembangannya pendidikan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap mata pencaharian mereka. Perkembangan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut seperti mata pencaharian dan pendapatan sudah beranekaragam. Masyarakat tidak hanya bekerja sebagai nelayan saja, ada juga yang sudah bekerja di darat seperti bekerja di perusahaan dan bekerja di rumah makan seafood. Dengan demikian semakin meningkat kesejahteraan masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut.
{"title":"PERKEMBANGAN KEHIDUPAN EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG TUA TANJUNG PIAYU LAUT SEBAGAI TEMPAT WISATA KULINER DI KOTA BATAM","authors":"Ridho Fernando, Arnesih Arnesih","doi":"10.33373/J-HIS.V3I2.1687","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V3I2.1687","url":null,"abstract":"Perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016, merupakan salah satu wujud mengangkat kearipan lokal Batam khususnya mengenai Kampung Tua Tanjung Piayu Laut yang merupakan salah satu kampung tua di Kota Batam. Penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ilmu sosial dan ekonomi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode historis dengan 4 tahapan yaitu: 1. Heuristik 2. Kritik Sumber 3. Interpretasi 4. Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut sebagai tempat wisata kuliner di Kota Batam tahun 2010-2016. Perkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut yaitu: semakin berkembangannya pendidikan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap mata pencaharian mereka. Perkembangan ekonomi masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut seperti mata pencaharian dan pendapatan sudah beranekaragam. Masyarakat tidak hanya bekerja sebagai nelayan saja, ada juga yang sudah bekerja di darat seperti bekerja di perusahaan dan bekerja di rumah makan seafood. Dengan demikian semakin meningkat kesejahteraan masyarakat Kampung Tua Tanjung Piayu Laut.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124658240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/J-HIS.V3I2.1686
Desma Yulia, rezky Mulia
Pemakaian metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran membuat siswa kurang merasa senang dan bersemangat dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari minat belajar siswa yang kurang terhadap mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar siswa IPS Terpadu di kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam tahun pelajaran 2015/2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis dan MC Tagart. Siswa yang diteliti yaitu kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam menggunakan dua siklus. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik analisa data menggunakan angket dalam setiap tindakan, angket dibagian setelah diterapkannya metode pembelajaran dikelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap minat belajar siswa pada kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam sebelum dan sesudah memakai metode karyawisata. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase minat belajar siswa dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi berdasarkan jumlah rata-rata peresentase minat siswa yang diambil dari angket. Pada pra tindakan siswa yang berminat 49,95 %, siklus I siswa yang berminat sebanyak 74,933%, sedangkan pada siklus II siswa yang berminat meningkat menjadi 81,967%. Untuk tingkat minat belajar pada penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil karena ≥ 75% dari jumlah seluruh siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan.
{"title":"UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI METODE KARYAWISATA KELAS VIIC SMPN 50 BATAM","authors":"Desma Yulia, rezky Mulia","doi":"10.33373/J-HIS.V3I2.1686","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V3I2.1686","url":null,"abstract":"Pemakaian metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran membuat siswa kurang merasa senang dan bersemangat dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari minat belajar siswa yang kurang terhadap mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar siswa IPS Terpadu di kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam tahun pelajaran 2015/2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis dan MC Tagart. Siswa yang diteliti yaitu kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam menggunakan dua siklus. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik analisa data menggunakan angket dalam setiap tindakan, angket dibagian setelah diterapkannya metode pembelajaran dikelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap minat belajar siswa pada kelas VIIC SMP Negeri 50 Batam sebelum dan sesudah memakai metode karyawisata. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase minat belajar siswa dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi berdasarkan jumlah rata-rata peresentase minat siswa yang diambil dari angket. Pada pra tindakan siswa yang berminat 49,95 %, siklus I siswa yang berminat sebanyak 74,933%, sedangkan pada siklus II siswa yang berminat meningkat menjadi 81,967%. Untuk tingkat minat belajar pada penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil karena ≥ 75% dari jumlah seluruh siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133721632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/j-his.v3i2.1688
Fitri Yanti, Darmayanti Darmayanti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan lebih dalam pelaksanaan dan makna adat adat pernikahan suku bugis di kelurahan Tagaraja Kecamatan Keteman Sungai Guntung Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Keseluruhan data tersebut diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan adat pernikahan suku bugis di kelurahan Tagaraja Provinsi Riau dimulai dari beberapa tahapan dimulai dari aktifitas penjajakan (mamanu’manu), peminangan (madutta), mappassiseng mattapa, (menyebarkan undangan), mappasau bonting, assimorong (akad nikah), malam mappaci, Resepsi.
{"title":"ADAT PERNIKAHAN SUKU BUGIS DI KELURAHAN TAGARAJA KECAMATAN KATEMAN SUNGAI GUNTUNG PROVINSI RIAU","authors":"Fitri Yanti, Darmayanti Darmayanti","doi":"10.33373/j-his.v3i2.1688","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/j-his.v3i2.1688","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan lebih dalam pelaksanaan dan makna adat adat pernikahan suku bugis di kelurahan Tagaraja Kecamatan Keteman Sungai Guntung Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Keseluruhan data tersebut diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan adat pernikahan suku bugis di kelurahan Tagaraja Provinsi Riau dimulai dari beberapa tahapan dimulai dari aktifitas penjajakan (mamanu’manu), peminangan (madutta), mappassiseng mattapa, (menyebarkan undangan), mappasau bonting, assimorong (akad nikah), malam mappaci, Resepsi.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131762481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/J-HIS.V3I1.1682
F. Yanti, Nurani Awaliah
Keberadaan perpustakaan sangat berpengaruh untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana eksistensi perpustakaan dalam pembelajaran IPS terpadu di SMPS 02 Ibnu Sina Kabil. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara dan observasi. Teknik analisa data yang digunakan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persepsi guru tentang eksistensi perpustakaan beragam, hal ini terlihat dari pemanfaatkan perpustakaan dalam pembelajaran IPS Terpadu seperti alokasi waktu dan pelaksanaan, kedisiplinan siswa, referensi buku, dan sudah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi pemanfataan perpustakaan dalam pembelajaran IPS Terpadu seperti: perencanaan pembelajaran di luar kelas, melakukan pengawasan di kelas agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, menambah referensi buku-buku pelajaran di perpustakaan sekolah.
图书馆的存在对教学过程的成功产生了巨大的影响。本研究的目的是了解图书馆在smp02 ibn Sina Kabil的联合学习系统中是如何存在的。这种研究是描述性的。数据收集技术来自访谈和观察。数据收集、数据还原、数据显示和数据验证使用的数据分析技术。这项研究的结果解释说,教师对图书馆存在的看法是不同的,这可以从它在时间分配和执行、学生纪律、图书参考等综合研究图书馆的应用中得到证明:课外学习计划,在课堂上进行监督,以确保教学过程顺利进行,并在学校图书馆增加教科书参考资料。
{"title":"PERSEPSI GURU TENTANG EKSISTENSI PERPUSTAKAAN DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP 02 IBNU SINA KABIL","authors":"F. Yanti, Nurani Awaliah","doi":"10.33373/J-HIS.V3I1.1682","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/J-HIS.V3I1.1682","url":null,"abstract":"Keberadaan perpustakaan sangat berpengaruh untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana eksistensi perpustakaan dalam pembelajaran IPS terpadu di SMPS 02 Ibnu Sina Kabil. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara dan observasi. Teknik analisa data yang digunakan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persepsi guru tentang eksistensi perpustakaan beragam, hal ini terlihat dari pemanfaatkan perpustakaan dalam pembelajaran IPS Terpadu seperti alokasi waktu dan pelaksanaan, kedisiplinan siswa, referensi buku, dan sudah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi pemanfataan perpustakaan dalam pembelajaran IPS Terpadu seperti: perencanaan pembelajaran di luar kelas, melakukan pengawasan di kelas agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, menambah referensi buku-buku pelajaran di perpustakaan sekolah.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131590490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-13DOI: 10.33373/j-his.v3i2.1689
A. Azimah
Kurang menguasai bahan ajar, dan kurang pengelolaan program belajar mengajar, serta pengelolaan kelas yang kurang kondusif, sedikitnya penggunaan media dan sumber belajar dan kurang interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran dan menilai prestasi siswa serta kurangnya dan kedisiplin dalam berkerja guru sehingga menyebabkan efektifitas pembelajaran SMA Negeri 05 Batam Tahun Pelajaran 2014/2015 menjadi kurang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru menjadi lebih baik dan menjadi pembelajaran yang lebih efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru-guru jurusan IPS di SMA 05 sudah melakukan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Hal ini dibuktikan yaitu : 1) sudah menguasai bahan pengajaran. 2) sudah melakukan pengelolahan program belajar mengajar dengan baik. 3) sudah melakukan pengelolahan kelas dengan baik. 4) sudah menggunakan media dan sumber belajar saat proses pembelajaran. 5) sudah mampu dalam hal pengelolahan interaksi belajar mengajar dengan baik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. 6) sudah melaksanakan penilaian prestasi siswa dan terakhir. 7) guru sudah menerapkan disiplin kerja dalam pengajaran dengan baik.
{"title":"STUDI EFEKTIFITAS KEGIATAN MENGAJAR GURU JURUSAN IPS SMA NEGERI 05 BATAM","authors":"A. Azimah","doi":"10.33373/j-his.v3i2.1689","DOIUrl":"https://doi.org/10.33373/j-his.v3i2.1689","url":null,"abstract":" Kurang menguasai bahan ajar, dan kurang pengelolaan program belajar mengajar, serta pengelolaan kelas yang kurang kondusif, sedikitnya penggunaan media dan sumber belajar dan kurang interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran dan menilai prestasi siswa serta kurangnya dan kedisiplin dalam berkerja guru sehingga menyebabkan efektifitas pembelajaran SMA Negeri 05 Batam Tahun Pelajaran 2014/2015 menjadi kurang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru menjadi lebih baik dan menjadi pembelajaran yang lebih efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru-guru jurusan IPS di SMA 05 sudah melakukan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Hal ini dibuktikan yaitu : 1) sudah menguasai bahan pengajaran. 2) sudah melakukan pengelolahan program belajar mengajar dengan baik. 3) sudah melakukan pengelolahan kelas dengan baik. 4) sudah menggunakan media dan sumber belajar saat proses pembelajaran. 5) sudah mampu dalam hal pengelolahan interaksi belajar mengajar dengan baik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. 6) sudah melaksanakan penilaian prestasi siswa dan terakhir. 7) guru sudah menerapkan disiplin kerja dalam pengajaran dengan baik.","PeriodicalId":142793,"journal":{"name":"HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah","volume":"2015 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121602387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}