Pub Date : 2022-01-24DOI: 10.47233/rivet.v1i02.350
Amelia Wijayanti, I. F. Radam
Untuk mengurangi jumlah kebutuhan aspal sebagai bahan dasar, maka dicari bahan tambahan contohnya menggunakan plastik. Bahan yang digunakan adalah limbah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene). Plastik LDPE memiliki sifat mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, tembus cahaya dan melunak pada suhu 70 ̊ C. Campuran aspal menggunakan plastik ini akan di uji di labolatorium untuk mencari nilai-nilai campuran beraspal panas dengan metode Marshall Tes. Pada penelitian ini dicoba dengan variasi persentase plastik yaitu 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 20% dari berat aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar optimum aspal AC-WC, kadar optimum aspal plastik dan perbedaan hasil uji marshall antara aspal biasa dengan aspal plastik. Nilai KAO pada aspal AC-WC didapatkan sebesar 6,125 % dan nilai KAO untuk aspal plastik didapatkan sebesar 7,45 %. Pada nilai density,Flow, dan VFB didapatkan aspal tanpa plastik lebih besar dibandingkan yang menggunakan plastik. Sedangkan nilai stabilitas, VIM, VMA, dan MQ aspal tanpa plastik lebih kecil dibandingkan yang menggunakan plastik.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL AC-WC","authors":"Amelia Wijayanti, I. F. Radam","doi":"10.47233/rivet.v1i02.350","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i02.350","url":null,"abstract":"Untuk mengurangi jumlah kebutuhan aspal sebagai bahan dasar, maka dicari bahan tambahan contohnya menggunakan plastik. Bahan yang digunakan adalah limbah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene). Plastik LDPE memiliki sifat mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, tembus cahaya dan melunak pada suhu 70 ̊ C. Campuran aspal menggunakan plastik ini akan di uji di labolatorium untuk mencari nilai-nilai campuran beraspal panas dengan metode Marshall Tes. Pada penelitian ini dicoba dengan variasi persentase plastik yaitu 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 20% dari berat aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar optimum aspal AC-WC, kadar optimum aspal plastik dan perbedaan hasil uji marshall antara aspal biasa dengan aspal plastik. Nilai KAO pada aspal AC-WC didapatkan sebesar 6,125 % dan nilai KAO untuk aspal plastik didapatkan sebesar 7,45 %. Pada nilai density,Flow, dan VFB didapatkan aspal tanpa plastik lebih besar dibandingkan yang menggunakan plastik. Sedangkan nilai stabilitas, VIM, VMA, dan MQ aspal tanpa plastik lebih kecil dibandingkan yang menggunakan plastik.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121216489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.47233/rivet.v1i02.351
Refanti Angelia Simanjuntak, I. F. Radam
Anti Stripping Agent adalah aditif yang dapat merubah sifat aspal dan agregat serta meningkatkan daya lekat sehingga memperpanjang umur rencana, mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban. Hal ini akan mengurangi terjadinya pelepasan butiran pada aspal. Penelitian dilakukan di laboratorium. Dibuat benda uji untuk pengujian Marshall. Tujian penelitian adalah mengetahui nilai optimum penggunaan Anti Stripping Agent jenis T-MEN L300A dengan kadar 0%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, 0,9%, dan 2%. Hasil penelitian dengan Anti Stripping Agent didapat nilai optimum sebesar 0,45%. Berdasarkan analisis didapat bahwa aditif memepengaruhi nilai VIM dan flow. Batas penggunaan maksimal aditif sebesar 0,9% yang memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ADITIVE ANTI STRIPPING TERHADAP KINERJA CAMPURAN ASPAL","authors":"Refanti Angelia Simanjuntak, I. F. Radam","doi":"10.47233/rivet.v1i02.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i02.351","url":null,"abstract":"Anti Stripping Agent adalah aditif yang dapat merubah sifat aspal dan agregat serta meningkatkan daya lekat sehingga memperpanjang umur rencana, mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban. Hal ini akan mengurangi terjadinya pelepasan butiran pada aspal. Penelitian dilakukan di laboratorium. Dibuat benda uji untuk pengujian Marshall. Tujian penelitian adalah mengetahui nilai optimum penggunaan Anti Stripping Agent jenis T-MEN L300A dengan kadar 0%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, 0,9%, dan 2%. Hasil penelitian dengan Anti Stripping Agent didapat nilai optimum sebesar 0,45%. Berdasarkan analisis didapat bahwa aditif memepengaruhi nilai VIM dan flow. Batas penggunaan maksimal aditif sebesar 0,9% yang memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127591005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.47233/rivet.v1i02.337
Nadra Arsyad, Rita Nasmira Yanti, H. Akbar
Pondasi tiang atau disebut juga pondasi dalam berfungsi untuk memikul dan menahan beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas kelapisan tanah yang keras. Dalam perencanaan pondasi tiang harus dilakukan dengan teliti dan keamanan yang diterutamakan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan dari studi ini untuk menghitung daya dukung pondasi Bored Pile dari data sondir memakai metode mayerhoff, menentukan ukuran dimensi pondasi bored pile, menentukan jumlah pondasi group yang memikul, dan metode pangumpulan data dengan metode observasi, pengambilan data dari kontraktor dan pengawas pelaksana dan melakukan studi keperpustakaan. Hasil dari perhitungan daya dukung pondasi Bored Pile sudah termasuk kategori aman dengan total sebesar 107,374 ton dan total daya dukung ijin sebesar 56,78 ton pada kedalaman 6,8 meter di satu titik, hasil analisis dimensi Bored Pile yang direncanakan berdiameter 40cm dengan titik sebanyak 41 perletakan dengan pondasi 6 tipe yaitu P1 terdapat 19 tiang, P2 terdapat 10 tiang, P3 terdapat 8 tiang, P4 terdapat 1 tiang, P5 terdapat 2 tiang, dan P6 terdapat 1 tiang, dan berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah jenis pondasi pile group sebanyak 6 jenis dengan jumlah tiang yang berbeda yaitu P1 menggunakan 1 tiang, P2 menggunakan 2 tiang, P3 menggunakan 3 tiang, P4 menggunakan 4 tiang, P5 menggunakan 5 tiang, dan P6 menggunakan 1 tiang
{"title":"ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE PADA GEDUNG KANTOR SATPOL PP KOTA BUKITTINGGI","authors":"Nadra Arsyad, Rita Nasmira Yanti, H. Akbar","doi":"10.47233/rivet.v1i02.337","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i02.337","url":null,"abstract":"Pondasi tiang atau disebut juga pondasi dalam berfungsi untuk memikul dan menahan beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas kelapisan tanah yang keras. Dalam perencanaan pondasi tiang harus dilakukan dengan teliti dan keamanan yang diterutamakan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan dari studi ini untuk menghitung daya dukung pondasi Bored Pile dari data sondir memakai metode mayerhoff, menentukan ukuran dimensi pondasi bored pile, menentukan jumlah pondasi group yang memikul, dan metode pangumpulan data dengan metode observasi, pengambilan data dari kontraktor dan pengawas pelaksana dan melakukan studi keperpustakaan. Hasil dari perhitungan daya dukung pondasi Bored Pile sudah termasuk kategori aman dengan total sebesar 107,374 ton dan total daya dukung ijin sebesar 56,78 ton pada kedalaman 6,8 meter di satu titik, hasil analisis dimensi Bored Pile yang direncanakan berdiameter 40cm dengan titik sebanyak 41 perletakan dengan pondasi 6 tipe yaitu P1 terdapat 19 tiang, P2 terdapat 10 tiang, P3 terdapat 8 tiang, P4 terdapat 1 tiang, P5 terdapat 2 tiang, dan P6 terdapat 1 tiang, dan berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah jenis pondasi pile group sebanyak 6 jenis dengan jumlah tiang yang berbeda yaitu P1 menggunakan 1 tiang, P2 menggunakan 2 tiang, P3 menggunakan 3 tiang, P4 menggunakan 4 tiang, P5 menggunakan 5 tiang, dan P6 menggunakan 1 tiang","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116357853","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.47233/rivet.v1i02.331
Ajeng Renita Susanti, Suripto S
Pelaksanaan proyek pembangunan gedung akan menimbulkan waste yang bisa memberikan dampak untuk proyek yang sedang berjalan. Waste merupakan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah baik kepada customer maupun owner. Salah satu upaya untuk meminimalisir dampak dari waste waktu adalah perlu meminimalkan pemborosan dan meningkatkan value (nilai) seperti prinsip Lean Construction (konstruksi ramping). Analisis dilakukan untuk mengevaluasi variabel dan faktor penyebab waste paling berpengaruh dan implementasi dari Lean Construction tools. Teknik analisis data dilakukan menggunakan kuesioner selanjutnya di analisis dengan metode borda dan wawancara dengan narasumber untuk implementasi Lean Construction. Dalam penelitian ini didapatkan hasil Variabel waste yang paling berpengaruh di dalam proyek gedung kampus X adalah Inappropriate processing (proses yang tidak tepat) dengan 36 poin yaitu 18% dari total keseluruhan. Lean Construction pada proyek gedung kampus X dengan menggunakan lean construction tools yang sudah diterapkan dan dikembangkan di dalam proyek adalah last planner system yang meliputi master schedule, phase schedule, six week look ahead, weekly work plan, daily plan dan percent plan complete. Selain tools tersebut, di dalam proyek juga melaksanakan beberapa tools lain seperti Daily Huddle Meetings, First-run Studies, 5S Process (Visual Work Place), dan Fail-safe for Quality and Safety. Sedangkan, tools yang tidak dilaksanakan adalah Increased Visualization.
{"title":"Evaluasi Waste dan Implementasi Lean Construction Proyek Gedung Kampus X","authors":"Ajeng Renita Susanti, Suripto S","doi":"10.47233/rivet.v1i02.331","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i02.331","url":null,"abstract":"Pelaksanaan proyek pembangunan gedung akan menimbulkan waste yang bisa memberikan dampak untuk proyek yang sedang berjalan. Waste merupakan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah baik kepada customer maupun owner. Salah satu upaya untuk meminimalisir dampak dari waste waktu adalah perlu meminimalkan pemborosan dan meningkatkan value (nilai) seperti prinsip Lean Construction (konstruksi ramping). Analisis dilakukan untuk mengevaluasi variabel dan faktor penyebab waste paling berpengaruh dan implementasi dari Lean Construction tools. Teknik analisis data dilakukan menggunakan kuesioner selanjutnya di analisis dengan metode borda dan wawancara dengan narasumber untuk implementasi Lean Construction. Dalam penelitian ini didapatkan hasil Variabel waste yang paling berpengaruh di dalam proyek gedung kampus X adalah Inappropriate processing (proses yang tidak tepat) dengan 36 poin yaitu 18% dari total keseluruhan. Lean Construction pada proyek gedung kampus X dengan menggunakan lean construction tools yang sudah diterapkan dan dikembangkan di dalam proyek adalah last planner system yang meliputi master schedule, phase schedule, six week look ahead, weekly work plan, daily plan dan percent plan complete. Selain tools tersebut, di dalam proyek juga melaksanakan beberapa tools lain seperti Daily Huddle Meetings, First-run Studies, 5S Process (Visual Work Place), dan Fail-safe for Quality and Safety. Sedangkan, tools yang tidak dilaksanakan adalah Increased Visualization.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127371008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.227
Muhammad Azmie, Noordiah Helda
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kerawanan banjir yang cukup tinggi salah satunya pada Kabupaten Tapin. Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi dan banjir kiriman. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan membuat rekayasa bangunan air seperti bendungan yang berfungsi untuk menampung air sungai sehingga pada musim hujan dapat menampung kelebihan air agar tidak menyebabkan banjir. Bendungan Tapin dibangun untuk keperluan pencegahan banjir, irigasi, memenuhi kebutuhan air baku, perikanan, pariwisata dan sebagai sumber pembangkit listrik. Metode penelitian yang digunakan mulai dari tahap persiapan dan mempelajari perhitungan analisis frekuensi, hidrograf satuan sintetik Nakayasu dan penelusuran banjir untuk analisis hidrologi dan software HEC-RAS untuk analisis hidrolika yang akan digunakan. Data yang diperlukan adalah data primer berupa data penampang sungai dan data sekunder berupa data curah hujan dan data teknis bendungan. Hasil analisis menunjukkan debit banjir yang terjadi sebelum adanya bendungan Tapin untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun adalah sebesar 234,241 m3/det, 249,214 m3/det dan 262,195 m3/det. Pada penelusuran banjir dilakukan dengan 2 kondisi yaitu tinggi muka air normal dan tinggi muka air banjir dengan kala ulang yang sama secara berurutan debit outflow yang dihasilkan pada kondisi tinggi muka air normal adalah sebesar 106,178 m3/det, 116,287 m3/det dan 125,051 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 54,671%, 53,338% dan 52,306%. Sedangkan pada kondisi tinggi muka air banjir debit outflow yang dihasilkan adalah sebesar 180,634 m3/det, 190,149 m3/det dan 198,399 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 22,886%, 23,7% dan 24,331%.
{"title":"ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN BENDUNGAN TAPIN TERHADAP DEBIT BANJIR DI HILIR SUNGAI TAPIN KABUPATEN TAPIN","authors":"Muhammad Azmie, Noordiah Helda","doi":"10.47233/rivet.v1i01.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.227","url":null,"abstract":"Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kerawanan banjir yang cukup tinggi salah satunya pada Kabupaten Tapin. Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi dan banjir kiriman. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan membuat rekayasa bangunan air seperti bendungan yang berfungsi untuk menampung air sungai sehingga pada musim hujan dapat menampung kelebihan air agar tidak menyebabkan banjir. Bendungan Tapin dibangun untuk keperluan pencegahan banjir, irigasi, memenuhi kebutuhan air baku, perikanan, pariwisata dan sebagai sumber pembangkit listrik. \u0000Metode penelitian yang digunakan mulai dari tahap persiapan dan mempelajari perhitungan analisis frekuensi, hidrograf satuan sintetik Nakayasu dan penelusuran banjir untuk analisis hidrologi dan software HEC-RAS untuk analisis hidrolika yang akan digunakan. Data yang diperlukan adalah data primer berupa data penampang sungai dan data sekunder berupa data curah hujan dan data teknis bendungan. \u0000Hasil analisis menunjukkan debit banjir yang terjadi sebelum adanya bendungan Tapin untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun adalah sebesar 234,241 m3/det, 249,214 m3/det dan 262,195 m3/det. Pada penelusuran banjir dilakukan dengan 2 kondisi yaitu tinggi muka air normal dan tinggi muka air banjir dengan kala ulang yang sama secara berurutan debit outflow yang dihasilkan pada kondisi tinggi muka air normal adalah sebesar 106,178 m3/det, 116,287 m3/det dan 125,051 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 54,671%, 53,338% dan 52,306%. Sedangkan pada kondisi tinggi muka air banjir debit outflow yang dihasilkan adalah sebesar 180,634 m3/det, 190,149 m3/det dan 198,399 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 22,886%, 23,7% dan 24,331%.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":" 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120984810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.233
Doni Rinaldi Basri, Rahmat Tisnawan, Wahyu B Pribadi
Untuk memahami dan mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan pembentuk beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Misalkan Semen A yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat, sehingga menghasilkan beton yang kuat dan bertekstur lebih halus. Sedangkan untuk Semen B adalah semen yang termasuk dalam kategori Blended Cement atau semen campur. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan kuat tekan beton fc-20,75 dengan 2 (dua) merek semen yang berbeda, dengan metode perawatan (curing) dan tidak dirawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata dari hasil kuat tekan beton tersebut sehingga dapat dibandingkan hasil semen manakah yang lebih kuat. Berdasarkan hasil uji tekan didapatkan mutu beton tertinggi untuk Semen A sebesar 22,89 Mpa dan untuk Semen B sebesar 21,76 MPa. Sedangkan untuk beton yang tidak dilakukan perawatan, didapatkan mutu beton tertinggi 19,15 MPa untuk Semen A dan 17,41 MPa untuk Semen B. Artinya pemberian perawatan sangat berpengaruh tinggi dalam meningkatkan mutu kekuatan beton.
{"title":"ANALISA PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON FC-20,75 DENGAN DIRAWAT (CURING) DAN TIDAK DIRAWAT","authors":"Doni Rinaldi Basri, Rahmat Tisnawan, Wahyu B Pribadi","doi":"10.47233/rivet.v1i01.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.233","url":null,"abstract":"Untuk memahami dan mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan pembentuk beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Misalkan Semen A yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat, sehingga menghasilkan beton yang kuat dan bertekstur lebih halus. Sedangkan untuk Semen B adalah semen yang termasuk dalam kategori Blended Cement atau semen campur. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan kuat tekan beton fc-20,75 dengan 2 (dua) merek semen yang berbeda, dengan metode perawatan (curing) dan tidak dirawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata dari hasil kuat tekan beton tersebut sehingga dapat dibandingkan hasil semen manakah yang lebih kuat. Berdasarkan hasil uji tekan didapatkan mutu beton tertinggi untuk Semen A sebesar 22,89 Mpa dan untuk Semen B sebesar 21,76 MPa. Sedangkan untuk beton yang tidak dilakukan perawatan, didapatkan mutu beton tertinggi 19,15 MPa untuk Semen A dan 17,41 MPa untuk Semen B. Artinya pemberian perawatan sangat berpengaruh tinggi dalam meningkatkan mutu kekuatan beton.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125186137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.231
Wendi Boy, Randi Erlindo, Ridho Aidil Fitrah
Kegiatan konstruksi pada masa pandemi covid 19 yang juga melanda Negara kita ini menjadi terbatas kegiatannya, kalaupun itu berjalan harus melakukan protokol kesehatan didalam setiap pelaksanaannya dan tentu akan berdampak kepada keterlambatan proyek tersebut. Keterlambatan dalam menyelesaikan proyek konstruksi ini akan menyebabkan kerugian baik dari pihak kontraktor maupun pihak pemilik (owner). Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan faktor-faktor keterlambatan proyek konstruksi gedung pada masa pendemi covid 19. Penelitian ini mengambil sampel pada pembangunan gedung kuliah bersama Program D3 dan D4 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sumatera Barat dengan responden seluruh pihak yang terkait didalam pembangunan tersebut baik dari owner, konsultan serta kontraktor dengan analisis yang dipergunakan adalah analisa deskriptiv. Hasil penelitian terdapat 8 Faktor keterlambatan dengan 29 potensi risiko keterlambatan pada proyek pembangunan gedung kuliah bersama Program D3 dan D4 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sumatera Barat dengan 5 potensi risiko tertinggi yaitu 1) kekurangan bahan konstruksi dengan nilai 4,800, 2) kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan yang memiliki nilai yang sama yaitu 4,800, 3) Komonikasi antara pekerja dan kepala tukang atau mandor dengan nilai 4,700, 4) keterlambatan pengiriman / penyedian peralatan kerja dengan nilai 4,700 dan 5) keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan dengan nilai 4,700. Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan agar kegiatan konstruksi pada masa pendemi covid 19 harus lebih memperhatikan potensi potensi risiko yang akan terjadi agar tidak menjadi kendala didalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH PADA MASA PANDEMI COVID 19","authors":"Wendi Boy, Randi Erlindo, Ridho Aidil Fitrah","doi":"10.47233/rivet.v1i01.231","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.231","url":null,"abstract":"Kegiatan konstruksi pada masa pandemi covid 19 yang juga melanda Negara kita ini menjadi terbatas kegiatannya, kalaupun itu berjalan harus melakukan protokol kesehatan didalam setiap pelaksanaannya dan tentu akan berdampak kepada keterlambatan proyek tersebut. Keterlambatan dalam menyelesaikan proyek konstruksi ini akan menyebabkan kerugian baik dari pihak kontraktor maupun pihak pemilik (owner). \u0000Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan faktor-faktor keterlambatan proyek konstruksi gedung pada masa pendemi covid 19. Penelitian ini mengambil sampel pada pembangunan gedung kuliah bersama Program D3 dan D4 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sumatera Barat dengan responden seluruh pihak yang terkait didalam pembangunan tersebut baik dari owner, konsultan serta kontraktor dengan analisis yang dipergunakan adalah analisa deskriptiv. \u0000Hasil penelitian terdapat 8 Faktor keterlambatan dengan 29 potensi risiko keterlambatan pada proyek pembangunan gedung kuliah bersama Program D3 dan D4 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Sumatera Barat dengan 5 potensi risiko tertinggi yaitu 1) kekurangan bahan konstruksi dengan nilai 4,800, 2) kontrol kontraktor utama terhadap sub-kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan yang memiliki nilai yang sama yaitu 4,800, 3) Komonikasi antara pekerja dan kepala tukang atau mandor dengan nilai 4,700, 4) keterlambatan pengiriman / penyedian peralatan kerja dengan nilai 4,700 dan 5) keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan dengan nilai 4,700. Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan agar kegiatan konstruksi pada masa pendemi covid 19 harus lebih memperhatikan potensi potensi risiko yang akan terjadi agar tidak menjadi kendala didalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"208 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114144982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.229
Alvin Najmi, Noordiah Helda
Waduk Tapin merupakan tampungan air yang ada karena proses pembendungan aliran Sungai Tapin. Waduk Tapin direncanakan memiliki kapasitas tampungan yang besar. Besarnya kapasitas tampungan waduk akan mempengaruhi seberapa besar air yang bisa dimanfaatkan nantinya untuk kebutuhan. Pentingnya mengetahui kapasitas tampungan waduk adalah untuk membuat waduk bekerja dengan optimal agar tidak terjadi masalah bila nantinya digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menganalisa ketersediaan air dengan metode F.J Mock, menganalisa kehilangan air akibat outlet dan evaporasi, analisis bathimetri untuk mendapatkan kurva lengkung kapasitas waduk, dan analisis neraca air untuk mengetahui kesetimbangan airnya. Hasil penelitian untuk lengkung kapasitas waduk, didapatkan kapasitas optimal waduk ditunjukkan oleh titik perpotongan antara volume genangan dan luas genangan waduk pada elevasi +146,2 m², berdasarkan perhitungan didapat volume waduk ±53.842.244,566 m³ dan luas genangan ±3.134.081,768 m² dan untuk neraca air terlihat ketersediaan air tertinggi terdapat pada bulan Mei yang bernilai 15,607 m³/detik dan yang terendah terdapat pada bulan November dengan nilai 5,637 m³/detik. Kehilangan air tertinggi terdapat pada bulan November dengan nilai 4,450 m³/detik, yang mana apabila dilihat ketersediaan air di waduk Tapin maka waduk Tapin mampu memenuhi kebutuhan air yang diperlukan.
{"title":"PERANCANGAN ULANG KURVA LENGKUNG KAPASITAS WADUK TAPIN DI KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Alvin Najmi, Noordiah Helda","doi":"10.47233/rivet.v1i01.229","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.229","url":null,"abstract":"Waduk Tapin merupakan tampungan air yang ada karena proses pembendungan aliran Sungai Tapin. Waduk Tapin direncanakan memiliki kapasitas tampungan yang besar. Besarnya kapasitas tampungan waduk akan mempengaruhi seberapa besar air yang bisa dimanfaatkan nantinya untuk kebutuhan. Pentingnya mengetahui kapasitas tampungan waduk adalah untuk membuat waduk bekerja dengan optimal agar tidak terjadi masalah bila nantinya digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menganalisa ketersediaan air dengan metode F.J Mock, menganalisa kehilangan air akibat outlet dan evaporasi, analisis bathimetri untuk mendapatkan kurva lengkung kapasitas waduk, dan analisis neraca air untuk mengetahui kesetimbangan airnya. Hasil penelitian untuk lengkung kapasitas waduk, didapatkan kapasitas optimal waduk ditunjukkan oleh titik perpotongan antara volume genangan dan luas genangan waduk pada elevasi +146,2 m², berdasarkan perhitungan didapat volume waduk ±53.842.244,566 m³ dan luas genangan ±3.134.081,768 m² dan untuk neraca air terlihat ketersediaan air tertinggi terdapat pada bulan Mei yang bernilai 15,607 m³/detik dan yang terendah terdapat pada bulan November dengan nilai 5,637 m³/detik. Kehilangan air tertinggi terdapat pada bulan November dengan nilai 4,450 m³/detik, yang mana apabila dilihat ketersediaan air di waduk Tapin maka waduk Tapin mampu memenuhi kebutuhan air yang diperlukan.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127486317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.230
Andrianto Andrianto, A. Junaidi, Bayu Budi Irawan
Hujan adalah suatu rangkaian peristiwa yang terjadi dalam siklus hidrologi. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama maka akan menyebabkan kelebihan air pada suatu wilayah. Saluran drainase merupakan saluran yang berfungsi untuk menampung serta mengalirkan air hujan agar tidak terjadi genangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi saluran drainase yang tersedia, mengevaluasi kondisi eksisting jaringan drainase menggunakan Software Storm Water Management Model (SWMM), dan menganalisis jaringan drainase yang ada dengan besarnya limpasan yang terjadi di Kampus Universitas Dharma Andalas. Secara eksisting saluran utama drainase Universitas Dharma Andalas masih mampu menampung air tetapi kurang berfungsi maksimal mengalirkan air menuju ke pembuangan. Memiliki saluran sepanjang 661 meter, yang terdiri dari saluran terbuka sepanjang 614 meter dan saluran tertutup sepanjang 47 meter. Hasil pemodelan menggunakan dimensi eksisting (lapangan), didapatkan bentuk saluran dengan elevasi tidak terstruktur yaitu dari titik (node) JC1-JC11 dengan elevasi terendah terletak di tengah saluran yaitu pada titik (node) JC4 yang memiliki elevasi paling rendah. Hasil simulasi SWMM menggunakan data curah hujan periode ulang 20 tahun, terdapat 1 titik limpasan air yang terjadi yaitu di titik JC4 dengan volume air 0,254 × 106 liter pada durasi 2 jam 53 menit.
{"title":"Evaluasi Jaringan Drainase Kampus Universitas Dharma Andalas (UNIDHA) Menggunakan Software Storm Water Management Model (SWMM)","authors":"Andrianto Andrianto, A. Junaidi, Bayu Budi Irawan","doi":"10.47233/rivet.v1i01.230","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.230","url":null,"abstract":"Hujan adalah suatu rangkaian peristiwa yang terjadi dalam siklus hidrologi. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama maka akan menyebabkan kelebihan air pada suatu wilayah. Saluran drainase merupakan saluran yang berfungsi untuk menampung serta mengalirkan air hujan agar tidak terjadi genangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi saluran drainase yang tersedia, mengevaluasi kondisi eksisting jaringan drainase menggunakan Software Storm Water Management Model (SWMM), dan menganalisis jaringan drainase yang ada dengan besarnya limpasan yang terjadi di Kampus Universitas Dharma Andalas. Secara eksisting saluran utama drainase Universitas Dharma Andalas masih mampu menampung air tetapi kurang berfungsi maksimal mengalirkan air menuju ke pembuangan. Memiliki saluran sepanjang 661 meter, yang terdiri dari saluran terbuka sepanjang 614 meter dan saluran tertutup sepanjang 47 meter. Hasil pemodelan menggunakan dimensi eksisting (lapangan), didapatkan bentuk saluran dengan elevasi tidak terstruktur yaitu dari titik (node) JC1-JC11 dengan elevasi terendah terletak di tengah saluran yaitu pada titik (node) JC4 yang memiliki elevasi paling rendah. Hasil simulasi SWMM menggunakan data curah hujan periode ulang 20 tahun, terdapat 1 titik limpasan air yang terjadi yaitu di titik JC4 dengan volume air 0,254 × 106 liter pada durasi 2 jam 53 menit. \u0000 ","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114984401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.47233/rivet.v1i01.228
Nia Ridha Ramadhayanti, Noordiah Helda
Banjarbaru Utara merupakan salah satu kecamatan di kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan yang pertumbuhan penduduknya dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Bertambah pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah Banjarbaru Utara membuat perubahan fungsi tata guna lahan menjadi tidak terkontrol, di mana seharusnya fungsi kawasan yang dapat menjadi lahan resapan air dalam jumlah besar akhirnya semakin sedikit, sehingga jumlah air yang masuk ke dalam tanah untuk mengganti air tanah yang keluar menjadi berkurang. Sedangkan, di lain sisi permintaan air bersih akan semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanenan air hujan, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga dan penggunaan air di Kecamatan Banjarbaru Utara. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode Survei. Data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini diperlukan beberapa analisis, seperti analisis hidrologi yang mencakup analisis curah hujan dengan metode Curah Hujan Andalan, untuk menghitung potensi pemanenan air hujan adalah dengan melakukan perkalian antara luas penampang atap bangunan, koefisien runoff, dan curah hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara, dan dibantu dengan program QGIS 10.13 untuk memperoleh data luasan atap pada lokasi penelitian. Dari hasil penelitian didapatkan luas total luasan atap bangunan/rumah di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 858.850 m2 dari 8.805 rumah dengan curah hujan harian andalan didapatkan 6,4 mm/hari serta koefisien runoff sebesar 0,8. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil potensi pemanenan air hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 1.318.781.352 liter/tahun atau sama dengan 1.318.781,35 m3/Tahun. Kemudian dari hasil survei wawancara responden di Kecamatan Banjarbaru Utara didapatkan hasil penggunaan air bersih rata – rata sebesar 200 liter/orang/hari. Hasil pengolahan data berdasarkan jumlah penduduk dan penggunaan air bersih rata – rata, maka didapatkan hasil penggunaan air bersih di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 4.155.073.297,9 liter/tahun atau sama dengan 4.155.073,29 m3/tahun. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi pemanenan air hujan tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara keseluruhan. Ketersediaan air berdasarkan potensi pemanenan air hujan ini secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air dalam kebutuhan sehari – hari.
北班加巴鲁是加里曼丹南部加里曼丹省的一个省,那里的人口在过去五年持续增长。随着北班加巴鲁地区人口增长的迅速增加,土地分布式的变化失去了控制,这一地区原本可以成为集水区的地方变得不那么受控制,从而减少了进入地下取代地下水的水量。另一方面,对淡水的需求将会增加。这项研究的目的是确定降雨的潜力,以满足班加鲁省北部对清洁水和用水的需求。本研究采用的方法是一种调查方法。在此最终任务中使用的数据是原始和次要数据。水文学分析这样的研究是必要的一些分析,包括分析的降雨量和降雨的方法,以做乘法计算雨水收获潜力是建筑物的屋顶,截面面积runoff系数之间,降雨量在北街道Banjarbaru,和帮助拍10 . 13项目获得把屋顶上的数据研究地点。这项研究发现,在北班加巴鲁省858850平方英尺(8805平方公里)的屋顶和房屋面积均为6.4毫米/天,其落差为0.8分。据计算,在北班加巴鲁省收集雨水的潜力为1318,781,352升/年,或等于131878781.35 m3/年。然后,对北班加鲁省(Banjarbaru north street)的受访者进行的一项调查发现,平均每天使用200升(200升)的淡水。根据人口数量和普通淡水的使用,在班加巴鲁北部地区进行了数据处理,每年4155,073,297,9升/年,或等于4155,073.29 m3/年。从这些数据处理可以得出结论,潜在的雨水收获不能满足整个淡水需求。基于降雨潜力的水资源供应也受到社会在日常需要中利用水资源的行为模式的间接影响。
{"title":"ANALISIS POTENSI PEMANENAN AIR HUJAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN BANJARBARU UTARA","authors":"Nia Ridha Ramadhayanti, Noordiah Helda","doi":"10.47233/rivet.v1i01.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.228","url":null,"abstract":"Banjarbaru Utara merupakan salah satu kecamatan di kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan yang pertumbuhan penduduknya dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Bertambah pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah Banjarbaru Utara membuat perubahan fungsi tata guna lahan menjadi tidak terkontrol, di mana seharusnya fungsi kawasan yang dapat menjadi lahan resapan air dalam jumlah besar akhirnya semakin sedikit, sehingga jumlah air yang masuk ke dalam tanah untuk mengganti air tanah yang keluar menjadi berkurang. Sedangkan, di lain sisi permintaan air bersih akan semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanenan air hujan, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga dan penggunaan air di Kecamatan Banjarbaru Utara. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode Survei. Data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini diperlukan beberapa analisis, seperti analisis hidrologi yang mencakup analisis curah hujan dengan metode Curah Hujan Andalan, untuk menghitung potensi pemanenan air hujan adalah dengan melakukan perkalian antara luas penampang atap bangunan, koefisien runoff, dan curah hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara, dan dibantu dengan program QGIS 10.13 untuk memperoleh data luasan atap pada lokasi penelitian. Dari hasil penelitian didapatkan luas total luasan atap bangunan/rumah di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 858.850 m2 dari 8.805 rumah dengan curah hujan harian andalan didapatkan 6,4 mm/hari serta koefisien runoff sebesar 0,8. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil potensi pemanenan air hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 1.318.781.352 liter/tahun atau sama dengan 1.318.781,35 m3/Tahun. Kemudian dari hasil survei wawancara responden di Kecamatan Banjarbaru Utara didapatkan hasil penggunaan air bersih rata – rata sebesar 200 liter/orang/hari. Hasil pengolahan data berdasarkan jumlah penduduk dan penggunaan air bersih rata – rata, maka didapatkan hasil penggunaan air bersih di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 4.155.073.297,9 liter/tahun atau sama dengan 4.155.073,29 m3/tahun. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi pemanenan air hujan tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara keseluruhan. Ketersediaan air berdasarkan potensi pemanenan air hujan ini secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air dalam kebutuhan sehari – hari.","PeriodicalId":159716,"journal":{"name":"JURNAL RIVET","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127010985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}