Umar Maulana Hidayatulloh, Titan Adya Safara, Dedy Firmansyah
Abstrak: Persimpangan merupakan suatu bagian jalan yang menjadi pusat terjadinya titik konflik dari berbagai pergerakan arus lalu lintas. Simpang 4 Terminal Madureso Temanggung merupakan pertemuan empat ruas jalan yang memiliki kondisi fisik/geometrik dengan empat lengan dan merupakan simpang bersinyal yang dimana mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan-jalan persimpangan tersebut. Karena adanya jarak antar pendekat simpang yang cukup panjang, sehingga kendaraan yang melintasi pendekat tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk keluar dari persimpangan. Untuk itu diperlukan adanya manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatasi permasalahan lalu lintas tersebut, oleh sebab itu maka perencanaan simpang jalan tak sebidang penting untuk di lakukan sebagai solusi dari peningkatan arus lalu lintas pada ruas simpang Madureso, Temanggung. Kata Kunci: MKJI 1997, Kinerja Lalu Lintas, Persimpangan, APILL, Jalan layang
{"title":"Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Madureso Temanggung Menggunakan Metode MKJI 1997 dan PTV VISSIM","authors":"Umar Maulana Hidayatulloh, Titan Adya Safara, Dedy Firmansyah","doi":"10.31002/rice.v6i1.5762","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5762","url":null,"abstract":"Abstrak: Persimpangan merupakan suatu bagian jalan yang menjadi pusat terjadinya titik konflik dari berbagai pergerakan arus lalu lintas. Simpang 4 Terminal Madureso Temanggung merupakan pertemuan empat ruas jalan yang memiliki kondisi fisik/geometrik dengan empat lengan dan merupakan simpang bersinyal yang dimana mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan-jalan persimpangan tersebut. Karena adanya jarak antar pendekat simpang yang cukup panjang, sehingga kendaraan yang melintasi pendekat tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk keluar dari persimpangan. Untuk itu diperlukan adanya manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatasi permasalahan lalu lintas tersebut, oleh sebab itu maka perencanaan simpang jalan tak sebidang penting untuk di lakukan sebagai solusi dari peningkatan arus lalu lintas pada ruas simpang Madureso, Temanggung. Kata Kunci: MKJI 1997, Kinerja Lalu Lintas, Persimpangan, APILL, Jalan layang","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123262164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Azhari Susilo, Muhammad Amin, Arrizka Yanuar Adipradana
Abstrak. Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, masyarakat memanfaatkan kincir air yang kurang maksimal dalam menyalurkan air Sungai Gending ke areal persawahan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Pompa kincir dapat dimaksimalkan untuk menyalurkan air sungai Gending ke sawah dengan elevasi lebih tinggi. Pompa Barsha aQysta merupakan referensi utama yang digunakan dalam pembuatan alat pompa kincir tenaga air. Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pengujian alat untuk mengetahui kinerja pompa kincir pada sungai Gending. Data yang dicari pada pengujian alat yaitu luas penampang sungai, kecepatan rerata sungai, debit sungai, debit angkatan pompa kincir, dan ketinggian maksimal yang dapat dialiri pompa kincir dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter yang berpengaruh terhadap debit angkatan pompa kincir air adalah kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai Gending sebesar 0,7874 m/s, pompa kincir ini dapat menghasilkan debit angkatan maksimal sebesar 12,7008 m3/hari, sedangkan ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh pompa kincir adalah 11,1148 m. Sehingga, dengan debit maksimal pompa kincir, air angkatan pompa dapat mengairi sawah seluas 0,2042 ha/hari atau 2.042 m2/hari. Alat pompa kincir dapat lebih maksimal untuk menyalurkan air sungai Gending ke areal sawah yang memiliki elevasi lebih tinggi.
{"title":"Uji Kinerja irigasi Menggunakan Pompa Kincir Tenaga Air di Sungai Gending Desa Bondowoso Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang","authors":"Azhari Susilo, Muhammad Amin, Arrizka Yanuar Adipradana","doi":"10.31002/rice.v6i1.5760","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5760","url":null,"abstract":"Abstrak. Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, masyarakat memanfaatkan kincir air yang kurang maksimal dalam menyalurkan air Sungai Gending ke areal persawahan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Pompa kincir dapat dimaksimalkan untuk menyalurkan air sungai Gending ke sawah dengan elevasi lebih tinggi. Pompa Barsha aQysta merupakan referensi utama yang digunakan dalam pembuatan alat pompa kincir tenaga air. Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pengujian alat untuk mengetahui kinerja pompa kincir pada sungai Gending. Data yang dicari pada pengujian alat yaitu luas penampang sungai, kecepatan rerata sungai, debit sungai, debit angkatan pompa kincir, dan ketinggian maksimal yang dapat dialiri pompa kincir dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter yang berpengaruh terhadap debit angkatan pompa kincir air adalah kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai Gending sebesar 0,7874 m/s, pompa kincir ini dapat menghasilkan debit angkatan maksimal sebesar 12,7008 m3/hari, sedangkan ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh pompa kincir adalah 11,1148 m. Sehingga, dengan debit maksimal pompa kincir, air angkatan pompa dapat mengairi sawah seluas 0,2042 ha/hari atau 2.042 m2/hari. Alat pompa kincir dapat lebih maksimal untuk menyalurkan air sungai Gending ke areal sawah yang memiliki elevasi lebih tinggi.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128337763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Jembatan pejalan kaki umumnya menggunakan beton bertulang atau kayu, keduanya memiliki kekurangan dari biaya dan pelaksanaan, sehingga perlu alternatif pemilihan material jembatan. Penelitian ini membahas perencanaan jembatan rangka pejalan kaki menggunakan material baja ringan. Metode analisis struktur jembatan menggunakan SAP 2000 dan SNI 7971-2013. Beban jembatan menggunakan SNI 1725-2016 dan SEMPU No. 02/SE/M/2010. Perencanaan ini dilakukan pada bentang 3 m, 4 m, 5 m, dan 6 meter. Hasil penelitian yang didapatkan adalah baja ringan dapat menjadi alternatif material pembuatan jembatan rangka pejalan kaki. Jembatan dapat menahan beban 570 kg. Biaya jembatan pelat lantai kayu bengkirai sebesar Rp. 2.777.000, Rp. 3.595.000, Rp. 4.079.500, dan Rp. 4.440.500. Untuk jembatan pelat lantai profil R sebesar Rp. 1.810.000, Rp. 2.453.000, Rp. 3.523.500, dan Rp. 3.744.500. Durasi pelaksanaan maksimal 7 jam. Metode pelaksanaan yaitu perakitan dilakukan di tempat lain kemudian di lokasi jembatan tinggal dipasang. Hasil perencanaan tersebut dijadikan manual/standar pembuatan jembatan rangka pejalan kaki.
{"title":"Studi Perancangan Model Jembatan Rangka Pejalan Kaki Menggunakan Baja Ringan","authors":"Sandi Prabowo, Yudhi Arnandha, Dedy Firmansyah","doi":"10.31002/rice.v6i1.5755","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5755","url":null,"abstract":"Abstrak. Jembatan pejalan kaki umumnya menggunakan beton bertulang atau kayu, keduanya memiliki kekurangan dari biaya dan pelaksanaan, sehingga perlu alternatif pemilihan material jembatan. Penelitian ini membahas perencanaan jembatan rangka pejalan kaki menggunakan material baja ringan. Metode analisis struktur jembatan menggunakan SAP 2000 dan SNI 7971-2013. Beban jembatan menggunakan SNI 1725-2016 dan SEMPU No. 02/SE/M/2010. Perencanaan ini dilakukan pada bentang 3 m, 4 m, 5 m, dan 6 meter. Hasil penelitian yang didapatkan adalah baja ringan dapat menjadi alternatif material pembuatan jembatan rangka pejalan kaki. Jembatan dapat menahan beban 570 kg. Biaya jembatan pelat lantai kayu bengkirai sebesar Rp. 2.777.000, Rp. 3.595.000, Rp. 4.079.500, dan Rp. 4.440.500. Untuk jembatan pelat lantai profil R sebesar Rp. 1.810.000, Rp. 2.453.000, Rp. 3.523.500, dan Rp. 3.744.500. Durasi pelaksanaan maksimal 7 jam. Metode pelaksanaan yaitu perakitan dilakukan di tempat lain kemudian di lokasi jembatan tinggal dipasang. Hasil perencanaan tersebut dijadikan manual/standar pembuatan jembatan rangka pejalan kaki.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115646537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Akmalusyakir Sofian, Ghufron Baihaqi Santoso, Dedy Juli Setiawan, Farinda Ayu Setyaningrum, Ali Murtopo, Achmad Rafi’ud Darajat
Abstrak. Pemanfaatan material limbah dan sisa perlu ditingkatkan untuk mengurangi sampah produksi, termasuk limbah karbit dan limbah marmer. Limbah karbit termasuk dalam limbah B3 yang perlu penanganan khusus dan limbah marmer lebih banyak terbuang dari pada dimanfaatkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik slump flow dan kuat tekan beton SCC dengan memanfaatkan limbah karbit dan limbah marmer sebagai bahan tambah. Superplastisizer ditambahkan sebanyak 2% dari berat semen denan nilai FAS sebesar 0.38. hasil pengujian menunjukan bahwa beton SCC dengan penambahan limbah karbit dan limbah marmer masuk dalam kategori beton SCC dengan nilai slump flow 660mm. Penambahan limbah marmer dapat mengurangi kuat tekan beton namun dapat mengurangi biaya produksi beton SCC.
{"title":"Studi Kuat Tekan Self Compacting Concrete Dengan Campuran Limbah Karbit Dan Limbah Marmer Pada Umur 7 Hari","authors":"Akmalusyakir Sofian, Ghufron Baihaqi Santoso, Dedy Juli Setiawan, Farinda Ayu Setyaningrum, Ali Murtopo, Achmad Rafi’ud Darajat","doi":"10.31002/rice.v6i1.5831","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5831","url":null,"abstract":"Abstrak. Pemanfaatan material limbah dan sisa perlu ditingkatkan untuk mengurangi sampah produksi, termasuk limbah karbit dan limbah marmer. Limbah karbit termasuk dalam limbah B3 yang perlu penanganan khusus dan limbah marmer lebih banyak terbuang dari pada dimanfaatkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik slump flow dan kuat tekan beton SCC dengan memanfaatkan limbah karbit dan limbah marmer sebagai bahan tambah. Superplastisizer ditambahkan sebanyak 2% dari berat semen denan nilai FAS sebesar 0.38. hasil pengujian menunjukan bahwa beton SCC dengan penambahan limbah karbit dan limbah marmer masuk dalam kategori beton SCC dengan nilai slump flow 660mm. Penambahan limbah marmer dapat mengurangi kuat tekan beton namun dapat mengurangi biaya produksi beton SCC.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129541770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Abstrak. Jalan ialah salah satu prasarana yang sangat krusial serta sangat diperlukan masyarakat, karena fungsinya untuk mendorong mobilisasi dan arus transportasi darat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan penelitian ini mencari nilai Kadar Aspal Optimum, kekuatan, dan kelayakan perkerasan baru dengan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) terhadap karakteristik Marshall. Metode penelitian ini menggunakan metode Marshall dengan melihat nilai karakteristik Marshall. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kadar Aspal Optimum pada kadar 6%, dari uji awal setiap variasi kadar aspal memiliki kekuatan campuran perkerasan yang nilai karakteristik marshallnya memenuhi spesifikasi campuran AC-WC yaitu 5,8 % - 6,75 %, dan aspal daur ulang layak digunakan kembali untuk perkerasan jalan baru. Hal ini mampu mengurangi penggunaan material yang berlebihan, serta mampu mengurai biaya terhadap pembuatan perkerasan jalan baru.
{"title":"Penentuan Job Mix Formula Lapis AC-WC Dengan Memanfaatkan Aspal Daur Ulang","authors":"Pinggir Olga Sri Dewi, Evi Puspitasari, R. Jannah","doi":"10.31002/rice.v6i1.5754","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5754","url":null,"abstract":"Abstrak. Abstrak. Jalan ialah salah satu prasarana yang sangat krusial serta sangat diperlukan masyarakat, karena fungsinya untuk mendorong mobilisasi dan arus transportasi darat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan penelitian ini mencari nilai Kadar Aspal Optimum, kekuatan, dan kelayakan perkerasan baru dengan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) terhadap karakteristik Marshall. Metode penelitian ini menggunakan metode Marshall dengan melihat nilai karakteristik Marshall. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kadar Aspal Optimum pada kadar 6%, dari uji awal setiap variasi kadar aspal memiliki kekuatan campuran perkerasan yang nilai karakteristik marshallnya memenuhi spesifikasi campuran AC-WC yaitu 5,8 % - 6,75 %, dan aspal daur ulang layak digunakan kembali untuk perkerasan jalan baru. Hal ini mampu mengurangi penggunaan material yang berlebihan, serta mampu mengurai biaya terhadap pembuatan perkerasan jalan baru.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"157 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123426666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, masyarakat memanfaatkan kincir air yang kurang maksimal dalam menyalurkan air Sungai Gending ke areal persawahan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Pompa kincir dapat dimaksimalkan untuk menyalurkan air sungai Gending ke sawah dengan elevasi lebih tinggi. Pompa Barsha aQysta merupakan referensi utama yang digunakan dalam pembuatan alat pompa kincir tenaga air. Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pengujian alat untuk mengetahui kinerja pompa kincir pada sungai Gending. Data yang dicari pada pengujian alat yaitu luas penampang sungai, kecepatan rerata sungai, debit sungai, debit angkatan pompa kincir, dan ketinggian maksimal yang dapat dialiri pompa kincir dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter yang berpengaruh terhadap debit angkatan pompa kincir air adalah kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai Gending sebesar 0,7874 m/s, pompa kincir ini dapat menghasilkan debit angkatan maksimal sebesar 12,7008 m3/hari, sedangkan ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh pompa kincir adalah 11,1148 m. Sehingga, dengan debit maksimal pompa kincir, air angkatan pompa dapat mengairi sawah seluas 0,2042 ha/hari atau 2.042 m2/hari. Alat pompa kincir dapat lebih maksimal untuk menyalurkan air sungai Gending ke areal sawah yang memiliki elevasi lebih tinggi
{"title":"Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Dalam Pandemi Covid-19 Pada Proyek Pembangunan Struktur Atas Jembatan Progo Tempuran-Salaman","authors":"Kasih Puspitasari, Fajar Susilowati, R. Jannah","doi":"10.31002/rice.v6i1.5756","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v6i1.5756","url":null,"abstract":"Abstrak. Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, masyarakat memanfaatkan kincir air yang kurang maksimal dalam menyalurkan air Sungai Gending ke areal persawahan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Pompa kincir dapat dimaksimalkan untuk menyalurkan air sungai Gending ke sawah dengan elevasi lebih tinggi. Pompa Barsha aQysta merupakan referensi utama yang digunakan dalam pembuatan alat pompa kincir tenaga air. Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pengujian alat untuk mengetahui kinerja pompa kincir pada sungai Gending. Data yang dicari pada pengujian alat yaitu luas penampang sungai, kecepatan rerata sungai, debit sungai, debit angkatan pompa kincir, dan ketinggian maksimal yang dapat dialiri pompa kincir dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter yang berpengaruh terhadap debit angkatan pompa kincir air adalah kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai Gending sebesar 0,7874 m/s, pompa kincir ini dapat menghasilkan debit angkatan maksimal sebesar 12,7008 m3/hari, sedangkan ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh pompa kincir adalah 11,1148 m. Sehingga, dengan debit maksimal pompa kincir, air angkatan pompa dapat mengairi sawah seluas 0,2042 ha/hari atau 2.042 m2/hari. Alat pompa kincir dapat lebih maksimal untuk menyalurkan air sungai Gending ke areal sawah yang memiliki elevasi lebih tinggi","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124987790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Priya Sifaa Prastika, Evi Puspitasari, Dedy Firmansyah
Abstrak.Geometrik jalan adalah bagian dari salah satu perencanaan jalan yang difokuskan pada bentuk fisik suatu jalan. Sehingga menjadi salah satu faktor dari tingginya tingkat kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan geometrik jalan dengan tingkat kecelakaan dan mengetahui letak blackspot pada Jalan Jendral Urip Sumoharjo-Sukarno Hatta. Metode yang digunakan yaitu dengan regresi linier menggunakan SPSS.Hasil yang didapatkan dari analisis regresi linier adalah fungsi hubungan variabel X yang terdiri dari kecepatan jari jari tikungan, sudut tikungan, dan kelandaian sedangkan variabel Y terdiri dari EAN. Hasil penelitian menunjukan terdapat 18 segmen yang dikategorikan sebagai daerah rawan kecelakaan. Model matematis yang paling berpengaruh signifikan terhadap tingginya tingkat kecelakaan pada Jalan Jendral Urip Sumoharjo- Soekarno Hatta yaitu model 1, Y = - 48,349 + 0,850 X1 - 0,013 X2 dan model 4 Y = -33,776 + 0,642 X1+0,013 X2-0,098 X3-0,042 X4 yaitu model 1 sebesar 64,2 % dan model 4 sebesar 54 %
{"title":"PENGARUH HUBUNGAN GEOMETRIK JALAN RAYA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN JENDRAL URIP SUMOHARJO- SUKARNO HATTA KOTA MAGELANG”","authors":"Priya Sifaa Prastika, Evi Puspitasari, Dedy Firmansyah","doi":"10.31002/rice.v5i2.4819","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v5i2.4819","url":null,"abstract":"Abstrak.Geometrik jalan adalah bagian dari salah satu perencanaan jalan yang difokuskan pada bentuk fisik suatu jalan. Sehingga menjadi salah satu faktor dari tingginya tingkat kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan geometrik jalan dengan tingkat kecelakaan dan mengetahui letak blackspot pada Jalan Jendral Urip Sumoharjo-Sukarno Hatta. Metode yang digunakan yaitu dengan regresi linier menggunakan SPSS.Hasil yang didapatkan dari analisis regresi linier adalah fungsi hubungan variabel X yang terdiri dari kecepatan jari jari tikungan, sudut tikungan, dan kelandaian sedangkan variabel Y terdiri dari EAN. Hasil penelitian menunjukan terdapat 18 segmen yang dikategorikan sebagai daerah rawan kecelakaan. Model matematis yang paling berpengaruh signifikan terhadap tingginya tingkat kecelakaan pada Jalan Jendral Urip Sumoharjo- Soekarno Hatta yaitu model 1, Y = - 48,349 + 0,850 X1 - 0,013 X2 dan model 4 Y = -33,776 + 0,642 X1+0,013 X2-0,098 X3-0,042 X4 yaitu model 1 sebesar 64,2 % dan model 4 sebesar 54 % ","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126099936","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dermonganti hamlet, Ketitang village, Jumo Sub-distric, Temanggung distric is the area which most of the people use dug well water. The result from the three parameters that are tested. They are TDS, Ph, and iron rate (Fe) that is obtain from the result of iron rate (Fe) 2,56mg/l, 2,525mg/l 2,69 mg/L. The result is more than 1 mg/l means that exceeding the quality standards of maximum limit from the regulation of Minister of Health of the Indonesian Republic number 32 in the year 2017. So, dug well water processing is required through the filtration to reduce iron rate (Fe). The research used a tubular filtration contains a filter media that are sands, pumice, active carbon that have the magnitude of each iodine is 650mg/l, 800mg/l, 1000mg/l with each filter media thickness is 30cm. Parameter reviewed is iron rate (Fe). The processing is carried out with contact time 1 hour, 2 hours, 3hours for every variation. Data analysis used are regression analysis and Anova test. The result of filtration shows the highest removal value of iron rate (Fe) occurs to the 1 unit filtration with 1 hour contact time. The iron rate removal score (Fe) at 1 hour used filter 1 with the sand, pumice and active carbon as filter medias with the iodine number 1000mg/g with the percentage 59,17%. The greater its iodine number of activated carbon shows the increasing value of removal iron rate content.Key words: Iodine number, Filtration, Iron rate.
{"title":"KAJIAN PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN METODE FILTRASI DENGAN VARIASI BESARAN BILANGAN IODINE PADA KARBON AKTIF","authors":"I. -. Sari, Muhammad Amin, Dwi Sat Agus Yuwana","doi":"10.31002/rice.v5i2.4821","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v5i2.4821","url":null,"abstract":"Dermonganti hamlet, Ketitang village, Jumo Sub-distric, Temanggung distric is the area which most of the people use dug well water. The result from the three parameters that are tested. They are TDS, Ph, and iron rate (Fe) that is obtain from the result of iron rate (Fe) 2,56mg/l, 2,525mg/l 2,69 mg/L. The result is more than 1 mg/l means that exceeding the quality standards of maximum limit from the regulation of Minister of Health of the Indonesian Republic number 32 in the year 2017. So, dug well water processing is required through the filtration to reduce iron rate (Fe). The research used a tubular filtration contains a filter media that are sands, pumice, active carbon that have the magnitude of each iodine is 650mg/l, 800mg/l, 1000mg/l with each filter media thickness is 30cm. Parameter reviewed is iron rate (Fe). The processing is carried out with contact time 1 hour, 2 hours, 3hours for every variation. Data analysis used are regression analysis and Anova test. The result of filtration shows the highest removal value of iron rate (Fe) occurs to the 1 unit filtration with 1 hour contact time. The iron rate removal score (Fe) at 1 hour used filter 1 with the sand, pumice and active carbon as filter medias with the iodine number 1000mg/g with the percentage 59,17%. The greater its iodine number of activated carbon shows the increasing value of removal iron rate content.Key words: Iodine number, Filtration, Iron rate.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"270 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116247225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The vehicle density analysis survey is a survey conducted with the aim of knowing the size of the density and also the obstacle factors on the analyzed road. At the Bugel Kedung Jepara T-junction, the survey point is the middle point of the current conflict, or the meeting point of two heavy vehicle flows, from the flow of vehicles originating from the traffic light at the junction of Pecangaan Walisongo Jepara and the flow of vehicles originating from the Mantingan Jepara red light intersection. The survey results on Thursday and Sunday, on Thursday can represent the effective working day, the degree of saturation is 0.16 pcu / hour, 2 seconds delay for a total of 5796 vehicles, the side friction is 223.8, indicating that the level of side resistance (L) low. The results of the calculation of vehicle density using the Greenshields Method show that after analyzing the survey results at point IV, the densest point is at point V, which is at the red light junction of Walisongo, Pecangaan Jepara, which occurs during the peak hours of the afternoon at 16.00 - 17.00 WIB. Vehicle density = 36.31 pcu / hour and the level of road service (B) with a LOS analysis value of 0.31 including good. To minimize the occurrence of conflicts and accidents, at each I-V survey point it is necessary to add a caution sign or additional signs on each road segment
{"title":"Analisis Kepadatan Kendaraan Jalan Pecangaan - Kedung Kabupaten Jepara","authors":"Ariyanto Ariyanto, Decky Rochmanto, Achmad Rafiul Umam, Khotibul Umam","doi":"10.31002/rice.v5i2.4318","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v5i2.4318","url":null,"abstract":"The vehicle density analysis survey is a survey conducted with the aim of knowing the size of the density and also the obstacle factors on the analyzed road. At the Bugel Kedung Jepara T-junction, the survey point is the middle point of the current conflict, or the meeting point of two heavy vehicle flows, from the flow of vehicles originating from the traffic light at the junction of Pecangaan Walisongo Jepara and the flow of vehicles originating from the Mantingan Jepara red light intersection. The survey results on Thursday and Sunday, on Thursday can represent the effective working day, the degree of saturation is 0.16 pcu / hour, 2 seconds delay for a total of 5796 vehicles, the side friction is 223.8, indicating that the level of side resistance (L) low. The results of the calculation of vehicle density using the Greenshields Method show that after analyzing the survey results at point IV, the densest point is at point V, which is at the red light junction of Walisongo, Pecangaan Jepara, which occurs during the peak hours of the afternoon at 16.00 - 17.00 WIB. Vehicle density = 36.31 pcu / hour and the level of road service (B) with a LOS analysis value of 0.31 including good. To minimize the occurrence of conflicts and accidents, at each I-V survey point it is necessary to add a caution sign or additional signs on each road segment","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124537613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sukoco Jati Santoso, Evi Puspitasari, Muhammad Amin
Simpang Artos merupakan simpang bersinyal yang terletak di perbatasan Kabupaten dan Kota Magelang. Volume lalu lintas kendaraan melewati simpang tersebut terbilang tinggi, sehingga apabila dilihat dari kondisi lapangan terjadi kemacetan yang diakibatkan dari menurunnya kinerja simpang bersinyal. Metode yang digunakan adalah MKJI 1997 dan aplikasi PTV VISSIM. Alternatif yang digunankan yaitu dibangun fly over dengan umur rencana lalu lintas 50 Tahun pada simpang bersinyal. Hasil dari analisis mengunakan MKJI 1997 pada kondisi eksisting nilai tundaan simpang rata-rata sebesar 128,70 det/smp dengan LOS F. Sedangkan, nilai tundaan simpang rata-rata menggunakan aplikasi PTV VISSIM pada kondisi eksisting 100,70 det/smp dengan LOS F. Prediksi umur rencana lalu lintas 50 tahun kinerja simpang bersinyal menggunakan alternatif fly over nilai tundaan simpang rata-rata menggunakan MKJI 1997 sebesar 59,72 det/smp dengan LOS E, dan aplikasi PTV VISSIM sebesar 43,27 det/smp LOS E.
Artos是该地区和马格朗市边界上的一个信号热点。车辆通过这些转弯处的交通量很高,所以从现场情况来看,由于信号干扰造成的交通堵塞。该方法包括1997年的MKJI和PTV VISSIM应用。过去使用的替代方法是在有一个50岁的交通规划年龄的交叉路口。分析的结果用MKJI 1997年在现有条件tundaan保留了平均价值高达128.70 det -价值的LOS F。与此同时,为初中tundaan保留了平均使用PTV app VISSIM于初中100,70 det任何现有条件- LOS F .性能预测交通计划50岁辆公路使用替代飞完毕tundaan保留了平均价值MKJI 59.72 det和洛杉矶E -初中的1997年,以及PTV VISSIM 43.27 det/smp LOS E的应用程序。
{"title":"EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DI SIMPANG ARTOS MAGELANG DARI ASPEK LALU LINTAS","authors":"Sukoco Jati Santoso, Evi Puspitasari, Muhammad Amin","doi":"10.31002/rice.v5i2.4781","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/rice.v5i2.4781","url":null,"abstract":"Simpang Artos merupakan simpang bersinyal yang terletak di perbatasan Kabupaten dan Kota Magelang. Volume lalu lintas kendaraan melewati simpang tersebut terbilang tinggi, sehingga apabila dilihat dari kondisi lapangan terjadi kemacetan yang diakibatkan dari menurunnya kinerja simpang bersinyal. Metode yang digunakan adalah MKJI 1997 dan aplikasi PTV VISSIM. Alternatif yang digunankan yaitu dibangun fly over dengan umur rencana lalu lintas 50 Tahun pada simpang bersinyal. Hasil dari analisis mengunakan MKJI 1997 pada kondisi eksisting nilai tundaan simpang rata-rata sebesar 128,70 det/smp dengan LOS F. Sedangkan, nilai tundaan simpang rata-rata menggunakan aplikasi PTV VISSIM pada kondisi eksisting 100,70 det/smp dengan LOS F. Prediksi umur rencana lalu lintas 50 tahun kinerja simpang bersinyal menggunakan alternatif fly over nilai tundaan simpang rata-rata menggunakan MKJI 1997 sebesar 59,72 det/smp dengan LOS E, dan aplikasi PTV VISSIM sebesar 43,27 det/smp LOS E.","PeriodicalId":160052,"journal":{"name":"Reviews in Civil Engineering","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125681612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}