This is a study of the Old Testament about the economic development of the Old Testament Israelites which was influenced by several things such as social politics. The purpose of this discussion is to show the social, potent and even geographical influences on the economic development of the people. By using descriptive methods, the conclusion obtained from this study is, political power will have an impact on the economic development of the people in it. Likewise, with social, there is a development of social structures based on the economy. Abstrak Ini adalah sebuah kajian Perjanjian Lama tentang perkembangan ekonomi umat Israel zaman Perjanjian Lama yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sosial politik. Tujuan pembahasan ini adalah untuk menunjukkan pengaruh sosial, potik, bahkan geografi terhadap perkembangna ekonomi umat. Dengan menggunakan metode deskriptif, kesimpulan yang diperoleh dari kajian ini adalah, kekuasaan politik akan memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi umat di dalamnya. Demikian juga dengan sosial, terjadi perkembangan struktur sosial berdasarkan ekonomi.
{"title":"Dampak Sosial Politik terhadap Perkembangan Ekonomi Umat Allah Zaman Perjanjian Lama","authors":"K. Siahaya","doi":"10.47131/jtb.v2i1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v2i1.28","url":null,"abstract":"This is a study of the Old Testament about the economic development of the Old Testament Israelites which was influenced by several things such as social politics. The purpose of this discussion is to show the social, potent and even geographical influences on the economic development of the people. By using descriptive methods, the conclusion obtained from this study is, political power will have an impact on the economic development of the people in it. Likewise, with social, there is a development of social structures based on the economy. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Ini adalah sebuah kajian Perjanjian Lama tentang perkembangan ekonomi umat Israel zaman Perjanjian Lama yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sosial politik. Tujuan pembahasan ini adalah untuk menunjukkan pengaruh sosial, potik, bahkan geografi terhadap perkembangna ekonomi umat. Dengan menggunakan metode deskriptif, kesimpulan yang diperoleh dari kajian ini adalah, kekuasaan politik akan memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi umat di dalamnya. Demikian juga dengan sosial, terjadi perkembangan struktur sosial berdasarkan ekonomi.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127336097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper discussed seven characteristics of leadership that are learned from the characters in Acts 6-13. The method used in this literature research is descriptive and interpretation of the texts in Acts 6-13 relating to Christian leadership. The conclusion obtained is that the characteristics of Christian leadership who serve, namely: have a heart sensitivity (Acts 6: 3-5), attachment to God (Acts 6: 3,5; 6:10; 7:55), have the right motivation for ministry (Acts 8: 38-40), caring for the church (Acts 9:32), able to work together (Acts 11: 23-26), faithful to his calling (Acts 12: 2). Abstrak Makalah ini membahas tujuh karakteristik kepemimpinan yang dipelajari dari tokoh-tokoh yang ada di Kisah Para Rasul 6-13. Metode yang digunakan dalam penelitian literatur ini adalah deskriptif dan interpretasi teks pada Kisah Para Rasul 6-13 yang berkaitan dengan kepemimpnan Kristen. Kesimpulan yang diperoleh adalah karakteristik kepemimpinan Kristen yang melayani, yakni: memiliki kepekaan hati (Kis. 6:3-5), keterpautan kepada Tuhan (Kis. 6:3,5; 6:10; 7:55), memiliki motivasi yang benar terhadap pelayanan (Kis. 8:38-40), kepedulian pada jemaat (Kis. 9:32), mampu bekerjasama (Kis. 11:23-26), setia terhadap panggilannya (Kis. 12:2).
{"title":"Pemimpin yang Melayani Menurut Kisah Para Rasul 6-13","authors":"Dwi Winarto","doi":"10.47131/JTB.V2I1.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/JTB.V2I1.11","url":null,"abstract":"This paper discussed seven characteristics of leadership that are learned from the characters in Acts 6-13. The method used in this literature research is descriptive and interpretation of the texts in Acts 6-13 relating to Christian leadership. The conclusion obtained is that the characteristics of Christian leadership who serve, namely: have a heart sensitivity (Acts 6: 3-5), attachment to God (Acts 6: 3,5; 6:10; 7:55), have the right motivation for ministry (Acts 8: 38-40), caring for the church (Acts 9:32), able to work together (Acts 11: 23-26), faithful to his calling (Acts 12: 2). \u0000 \u0000Abstrak \u0000Makalah ini membahas tujuh karakteristik kepemimpinan yang dipelajari dari tokoh-tokoh yang ada di Kisah Para Rasul 6-13. Metode yang digunakan dalam penelitian literatur ini adalah deskriptif dan interpretasi teks pada Kisah Para Rasul 6-13 yang berkaitan dengan kepemimpnan Kristen. Kesimpulan yang diperoleh adalah karakteristik kepemimpinan Kristen yang melayani, yakni: memiliki kepekaan hati (Kis. 6:3-5), keterpautan kepada Tuhan (Kis. 6:3,5; 6:10; 7:55), memiliki motivasi yang benar terhadap pelayanan (Kis. 8:38-40), kepedulian pada jemaat (Kis. 9:32), mampu bekerjasama (Kis. 11:23-26), setia terhadap panggilannya (Kis. 12:2).","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121518568","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This article examines Christian leadership with integrity based on 1 Timothy 3: 1-7. This study departs from the condition of the leaders, both church leaders and leaders in general. Some leaders are no longer a figure or role model for their own families, people they lead and even society in general. With that problem, the authors describe the leader who is an example for everyone. The method used is a qualitative method. Based on the study conducted by the author, there are two important things that need to be learned, namely Leadership Model is without blemish, husband of one wife, can hold back, polite, wise, likes to give a ride, and inspires many people including the servants in Church. Furthermore, the leader has a good name inside and outside the congregation. This is evident from the activities of the leader himself. Therefore, this paper is a study of Christian leadership that highlights all aspects of the life of Christian leaders not only in the Church but in society. Abstrak Artikel ini mengkaji tentang kepemimpinan Kristen yang berintegritas berdasarkan 1 Timotius 3:1-7. Kajian ini berangkat dari kondisi para pemimpin, baik pemimpin gereja maupun pemimpin pada umumnya. Beberapa pemimpin tidak lagi menjadi figur atau teladan bagi keluarganya sendiri, orang yang dipimpinnya bahkan masyarakat pada umumnya. Dengan persoalan itu maka, penulis memaparkan tentang pemimpin yang menjadi teladan bagi semua orang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, maka ada dua hal penting yang perlu dipelajari, yakni Keteladanan pemimpin itu tidak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, sopan, bijaksana, suka memberi tumpangan, dan menginspirasi banyak orang termasuk para pelayan-pelayan di Gereja. Selanjutanya, pemimpin itu memiliki nama baik di dalam dan di luar jemaat. Hal ini nampak dari aktiftas pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan studi kepemimpinan Kristen yang menyoroti seluruh aspek kehidupan pemimpin Kristen bukan hanya di dalam Gereja tetapi dalam masyarakat.
本文以提摩太前书3:1 -7为基础,探讨基督徒正直的领导。本研究脱离了教会领袖和一般领袖的状况。一些领导者不再是他们自己家庭、他们领导的人甚至整个社会的人物或榜样。有了这个问题,作者描述了一个为所有人树立榜样的领导者。所采用的方法是定性方法。根据作者的研究,有两件重要的事情需要学习,即领导模式是没有瑕疵的,一个妻子的丈夫,可以克制,礼貌,明智,喜欢搭车,并激励许多人,包括教会的仆人。此外,领袖在会众内外都有好名声。这一点从领导人本人的活动中就可以看出来。因此,本文是对基督教领袖的研究,突出了基督教领袖生活的各个方面,不仅在教会,而且在社会。[摘要]Artikel ini mengkaji tenang kepemimpinan Kristen yang berintegritas berdasarkan(提摩太前书3:1-7)。Kajian ini berangkat dari kondisi para pemimpin, baik pemimpin gereja maupun pemimpin pada umumnya。Beberapa pemimpin tidak lagi menjadi数字atau teladan bagi keluarganya sendiri, orang yang dipimpinya bakan masyarakat pada umumnya。邓安人,彭安人,彭安人,彭安人,彭安人,彭安人,彭安人。Metode yang diunakan adalah Metode定性。Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, maka ada dua hal penting yang perlu dipelajari, yakni Keteladanan pemimpin itu tidak bercacat, suami dari satu isti, dapat menahan diri, sopan, bijaksana, suka memberi tumpangan, dan menginspirasi banyak orang termasuk para pelayan-pelayan di Gereja。Selanjutanya, pemimpin itu memoriliki nama baik di dalam和diluar jemaat。Hal ini nampak dari aktiftas pemimpin itu sendiri。Oleh karena itu, tulisan ini merupakan studi kehidupan impinan, Kristen yang menyoroti seluruh, kehidupan pemimpin, Kristen bukan hanya di dalam, Gereja tetapi dalam masyarakat。
{"title":"Kepemimpinan Kristen Berdasarkan 1 Timotius 3:1-7","authors":"Ezra Tari, Ermin Alperiana Mosooli, Elsye Evasolina Tulaka","doi":"10.47131/jtb.v2i1.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v2i1.22","url":null,"abstract":"This article examines Christian leadership with integrity based on 1 Timothy 3: 1-7. This study departs from the condition of the leaders, both church leaders and leaders in general. Some leaders are no longer a figure or role model for their own families, people they lead and even society in general. With that problem, the authors describe the leader who is an example for everyone. The method used is a qualitative method. Based on the study conducted by the author, there are two important things that need to be learned, namely Leadership Model is without blemish, husband of one wife, can hold back, polite, wise, likes to give a ride, and inspires many people including the servants in Church. Furthermore, the leader has a good name inside and outside the congregation. This is evident from the activities of the leader himself. Therefore, this paper is a study of Christian leadership that highlights all aspects of the life of Christian leaders not only in the Church but in society. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Artikel ini mengkaji tentang kepemimpinan Kristen yang berintegritas berdasarkan 1 Timotius 3:1-7. Kajian ini berangkat dari kondisi para pemimpin, baik pemimpin gereja maupun pemimpin pada umumnya. Beberapa pemimpin tidak lagi menjadi figur atau teladan bagi keluarganya sendiri, orang yang dipimpinnya bahkan masyarakat pada umumnya. Dengan persoalan itu maka, penulis memaparkan tentang pemimpin yang menjadi teladan bagi semua orang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, maka ada dua hal penting yang perlu dipelajari, yakni Keteladanan pemimpin itu tidak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, sopan, bijaksana, suka memberi tumpangan, dan menginspirasi banyak orang termasuk para pelayan-pelayan di Gereja. Selanjutanya, pemimpin itu memiliki nama baik di dalam dan di luar jemaat. Hal ini nampak dari aktiftas pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan studi kepemimpinan Kristen yang menyoroti seluruh aspek kehidupan pemimpin Kristen bukan hanya di dalam Gereja tetapi dalam masyarakat.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115800048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper aims to examine the standardization of Christian Religious Education based on Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards, hereinafter referred to as PP No 13 of 2015 concerning National Education Standards. Christian religious education is a basic thing that must exist in Christian religious education but is not regulated in a national standard of education. The method used for the discussion of this problem is the descriptive method with a qualitative approach to the literature. The discussion and the result is that in fact Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Standards of Education in terms of Standardization of Christian Religious Education is still lacking. Christian Religious Education is not regulated in Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards but is regulated in Minister of Religion Regulation Number 27 of 2016 concerning Amendment to Ministerial Regulation Number 7 of 2012 concerning Christian Religious Education. Abstrak Makalah ini bertujuan untuk mengkaji standarisasi Pendidikan Agama Kristen berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan PP No 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pendidikan Agama Kristen merupakan hal dasar yang harus ada dalam pendidikan Keagamaan Kristen, namun tidak diatur dalam sebuah standar nasional pendidikan . Metode yang digunakan untuk pembahasan persoalan ini yakni dengan metode deskriptif dengan pedekatan kualitatif pada literatur. Pembahasan dan hasilnya yakni bahwa kenyataannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal Standarisasi Pendidikan Agama Kristen masih ada kekurangan. Pendidikan Agama Kristen tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, melainkan diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Kristen.
本文以《2005年国家教育标准第19号政府规章第二次修订2015年第13号政府规章》(以下简称《国家教育标准2015年第13号政府规章》)为依据,考察基督教宗教教育的规范化问题。基督教宗教教育是基督教宗教教育中必须存在的一项基本内容,但没有在国家教育标准中加以规定。用于讨论这个问题的方法是用定性的方法来描述文献。讨论的结果是,实际上2015年第13号政府规章关于《国家教育标准》2005年第19号政府规章第二次修订关于基督教宗教教育标准化的规定仍然缺乏。关于国家教育标准的2005年第19号政府法规第二次修订的2015年第13号政府法规未对基督教宗教教育进行规定,但在宗教部长条例2016年第27号关于修改2012年第7号关于基督教宗教教育的部长条例中进行了规定。摘要:Makalah ini bertujuan untuk mengkaji standarasi Pendidikan Agama Kristen berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standard national Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan PP No 13 Tahun 2015 tentang standard national Pendidikan。Pendidikan Agama Kristen merupakan hal dasar yang harus ada dalam Pendidikan Keagamaan Kristen, namun tidak diatur dalam sebuah标准国家Pendidikan。Metode yang digunakan untuk pembahasan persoalan ini yakni dengan method deskrif dengan pekatan quality of pad literature。Pembahasan dan hasilnya yakni bahwa kenyataannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar national Pendidikan dalam hal Standarisasi Pendidikan Agama Kristen masih ada kekurangan。Pendidikan Agama Kristen tidak diatur dalam peremerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan peremerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang标准国家Pendidikan, melainkan diaturan dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Kristen。
{"title":"Kajian terhadap Standarisasi Pendidikan Agama Kristen","authors":"Yudhi Kawangung, Nunuk Rinukti, Arnita Ernauli Marbun","doi":"10.47131/jtb.v2i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v2i1.25","url":null,"abstract":"This paper aims to examine the standardization of Christian Religious Education based on Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards, hereinafter referred to as PP No 13 of 2015 concerning National Education Standards. Christian religious education is a basic thing that must exist in Christian religious education but is not regulated in a national standard of education. The method used for the discussion of this problem is the descriptive method with a qualitative approach to the literature. The discussion and the result is that in fact Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Standards of Education in terms of Standardization of Christian Religious Education is still lacking. Christian Religious Education is not regulated in Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards but is regulated in Minister of Religion Regulation Number 27 of 2016 concerning Amendment to Ministerial Regulation Number 7 of 2012 concerning Christian Religious Education. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Makalah ini bertujuan untuk mengkaji standarisasi Pendidikan Agama Kristen berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan PP No 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pendidikan Agama Kristen merupakan hal dasar yang harus ada dalam pendidikan Keagamaan Kristen, namun tidak diatur dalam sebuah standar nasional pendidikan . Metode yang digunakan untuk pembahasan persoalan ini yakni dengan metode deskriptif dengan pedekatan kualitatif pada literatur. Pembahasan dan hasilnya yakni bahwa kenyataannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal Standarisasi Pendidikan Agama Kristen masih ada kekurangan. Pendidikan Agama Kristen tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, melainkan diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Kristen.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130909910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
John Dewey was a philosopher and an American educator, offering participatory educational patterns bring learners to be able to deal directly with the reality in their environment, so that learners can integrate the material that he had learned in class with the existing reality. John Dewey's educational thought can be applied to Christian education in local churches ranging from children's Christian education, Christian education adolescent / youth and Christian education of adults and the elderly. At the end of the learning process every believer acquire knowledge of the truth of God's word sehinggamampu solve problems and apply what has been learned. Abstrak John Dewey adalah seorang filsuf dan tokoh pendidikan berkebangsaan Amerika Serikat, menawarkan pola pendidikan partisipatif membawa peserta didik untuk mampu berhadapan secara langsung dengan realita yang ada di lingkungannya, sehingga peserta didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realita yang ada. Pemikiran pendidikan John Dewey dapat diterapkan pada Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam gereja lokal mulai dari PAK anak, PAK remaja/pemuda dan PAK orang dewasa dan lansia. Pada akhir proses pembelajaran setiap orang percaya memperoleh pengetahuan kebenaran firman Tuhan sehinggamampu menyelesaikan masalah dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
{"title":"Pendidikan Agama Kristen dalam Sudut Pandang John Dewey","authors":"Marthen Sahertian","doi":"10.47131/JTB.V1I2.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/JTB.V1I2.18","url":null,"abstract":"John Dewey was a philosopher and an American educator, offering participatory educational patterns bring learners to be able to deal directly with the reality in their environment, so that learners can integrate the material that he had learned in class with the existing reality. John Dewey's educational thought can be applied to Christian education in local churches ranging from children's Christian education, Christian education adolescent / youth and Christian education of adults and the elderly. At the end of the learning process every believer acquire knowledge of the truth of God's word sehinggamampu solve problems and apply what has been learned. \u0000 \u0000Abstrak \u0000John Dewey adalah seorang filsuf dan tokoh pendidikan berkebangsaan Amerika Serikat, menawarkan pola pendidikan partisipatif membawa peserta didik untuk mampu berhadapan secara langsung dengan realita yang ada di lingkungannya, sehingga peserta didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realita yang ada. Pemikiran pendidikan John Dewey dapat diterapkan pada Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam gereja lokal mulai dari PAK anak, PAK remaja/pemuda dan PAK orang dewasa dan lansia. Pada akhir proses pembelajaran setiap orang percaya memperoleh pengetahuan kebenaran firman Tuhan sehinggamampu menyelesaikan masalah dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"43 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120811980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia is a country that is so big, rich in natural resources and has cultural traditions that have been deeply rooted since time immemorial. In the age of 73 years, there have been many advancements that have been made by this country, be it progress in the fields of economics, education, welfare, health and the progress of other facilities / infrastructure. Indeed, it is undeniable that there are still many unreached and underdeveloped areas that we see, but we believe that someday all regions will feel evenly distributed social justice, where poverty, underdevelopment and ignorance will not be seen in all regions of our beloved country this. As citizens of the Republic of Indonesia, who live on this beloved earth, all elements of society should support every government program to improve the quality of Indonesian people by improving character education, so that it becomes a complete curriculum for the creation of a strong and future generation based on Pancasila. Abstrak: Indonesia adalah negara yang begitu besar, kaya akan sumber daya alam dan memiliki adat budaya yang mengakar kuat sejak dahulu kala. Dalam usianya yang sudah menginjak 73 tahun banyak kemajuan yang telah dirasakaan oleh negeri ini, baik itu kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, kesehatan dan kemajuan sarana/prasarana lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau dan tertinggal yang kita lihat, tapi kita percaya bahwa suatu hari nanti semua daerah akan merasakan keadilan sosial yang merata, dimana tidak akan terlihat lagi kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan di seluruh wilayah negeri tercinta ini. Sebagai warga negara Republik Indonesia, yang tinggal di bumi pertiwi tercinta ini, sudah seharusnyalah semua elemen masyarakat mendukung setiap program pemerintah untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia dengan cara meningkatkan pendidikan karakter, sehingga menjadi satu kurikulum yang utuh bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang kuat dan berazaskan Pancasila.
印尼是一个幅员辽阔、自然资源丰富、文化传统源远流长的国家。在73年的历史中,这个国家取得了许多进步,无论是在经济、教育、福利、卫生领域的进步,还是在其他设施/基础设施方面的进步。的确,不可否认的是,我们仍然看到许多未到达和不发达的地区,但我们相信,总有一天,所有地区都将感受到平均分配的社会正义,贫穷、不发达和无知将不会在我们心爱的国家的所有地区出现。作为生活在这个可爱的地球上的印度尼西亚共和国公民,社会的所有元素都应该支持每一个政府计划,通过改善品格教育来提高印度尼西亚人的素质,使其成为一个完整的课程,以创造基于潘卡西拉的强大和未来的一代。摘要:印度尼西亚adalah negara yang begitu besar, kaya akan sumber daya alam和memiliki adat budaya yang mengakar kuat sejak dahulu kala。【翻译】我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”Sebagai沃加negara印度尼西亚共和国,杨tinggal di bumi pertiwi tercinta ini, sudah seharusnyalah semua elemen步伐mendukung setiap程序pemerintah为她meningkatkan穆图manusia印尼dengan卡拉meningkatkan pendidikan karakter, sehingga menjadi研究kurikulum杨utuh bagi terciptanya generasi penerus bangsa杨夸特丹berazaskan Pancasila。
{"title":"Pentingnya Penerapan Kurikulum Berbasis Penguatan Pendidikan Karakter bagi Terciptanya Generasi Emas Indonesia Tahun 2045","authors":"Ramses Simanjuntak","doi":"10.47131/jtb.v1i2.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i2.17","url":null,"abstract":"Indonesia is a country that is so big, rich in natural resources and has cultural traditions that have been deeply rooted since time immemorial. In the age of 73 years, there have been many advancements that have been made by this country, be it progress in the fields of economics, education, welfare, health and the progress of other facilities / infrastructure. Indeed, it is undeniable that there are still many unreached and underdeveloped areas that we see, but we believe that someday all regions will feel evenly distributed social justice, where poverty, underdevelopment and ignorance will not be seen in all regions of our beloved country this. As citizens of the Republic of Indonesia, who live on this beloved earth, all elements of society should support every government program to improve the quality of Indonesian people by improving character education, so that it becomes a complete curriculum for the creation of a strong and future generation based on Pancasila. \u0000 \u0000Abstrak: Indonesia adalah negara yang begitu besar, kaya akan sumber daya alam dan memiliki adat budaya yang mengakar kuat sejak dahulu kala. Dalam usianya yang sudah menginjak 73 tahun banyak kemajuan yang telah dirasakaan oleh negeri ini, baik itu kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, kesehatan dan kemajuan sarana/prasarana lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau dan tertinggal yang kita lihat, tapi kita percaya bahwa suatu hari nanti semua daerah akan merasakan keadilan sosial yang merata, dimana tidak akan terlihat lagi kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan di seluruh wilayah negeri tercinta ini. Sebagai warga negara Republik Indonesia, yang tinggal di bumi pertiwi tercinta ini, sudah seharusnyalah semua elemen masyarakat mendukung setiap program pemerintah untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia dengan cara meningkatkan pendidikan karakter, sehingga menjadi satu kurikulum yang utuh bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang kuat dan berazaskan Pancasila.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"87 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126421748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ecological issues are now very worried man on the planet. Deforestation, soil excavation, burning forests, polluted rivers, sewage plant that is not well controlled, until the waste can not control it advanced technology. All this makes the concerns are very exceptional in all areas of the human race. There have been many non-governmental organizations and governments are fighting to awaken humanity of the dangers of ecological destruction of the earth. In the spiritual realm, the role of religious communities are required to be actively involved to become agents of change, with a mouthpiece for the creation of the world's ecological sistima good and true. This also applies to Christians. What and how the role of Christians in the face of this ecological issues? This paper inspires Christians to engage actively to preserve the universe, such as what is contained in the word of God or the Bible. Abstrak Persoalan Ekologi saat ini sudah sangat mencemaskan manusia di planet ini. Pengrusakan hutan, penggalian tanah, pembakaran hutan, sungai-sungai yang tercemar, limbah pabrik yang tidak dikontrol dengan baik, sampai dengan tidak dapat dikontrolnya limbah teknologi canggih. Semua hal ini membuat keprihatianan yang sangat luar biasa di segala bidang umat manusia. Sudah banyak lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah yang berperang untuk menyadarkan umat manusia akan bahaya rusaknya ekologi bumi ini. Dalam bidang spiritual, peranan umat beragama dituntut untuk terlibat aktif untuk menjadi agen perubahan, dengan menjadi corong bagi terciptanya sistima ekologi dunia yang baik dan benar. Hal ini juga berlaku bagi orang Kristen. Apa dan bagaimana peranan orang Kristen dalam menghadapi isu-isu ekologi ini? Tulisan ini menggugah orang Kristen untuk terlibat aktif untuk menjaga kelestarian alam semesta, seperti apa yang termaktub dalam firman Tuhan atau Alkitab.
生态问题现在让地球上的人们非常担忧。滥砍滥伐、挖土、焚烧森林、污染河流、污水处理厂等都没有很好地控制,直到废物无法控制为止,那就先进的技术。所有这一切使得这些关切在人类的所有领域都是非常特殊的。有许多非政府组织和政府正在努力唤醒人类对地球生态破坏的危险。在精神领域,宗教团体的角色被要求积极参与,成为变革的推动者,为创造世界上美好而真实的生态世界发声。这也适用于基督徒。面对这些生态问题,基督徒的角色是什么?这篇论文激励基督徒积极参与保护宇宙,比如上帝的话语或圣经中所包含的东西。[摘要]人类生态学的研究:地球动力学。Pengrusakan hutan, penggalian tanah, penbakaran hutan, sungai-sungai yang tercemar, limbah pabrik yang tidak dicontrol dengan baik, sampai dengan tidak dapat dikontronya limbah technology changgih。Semua hal ini成员keprihatianan yang sangat lulubiasa(中国科学院院士)。这是我的第一次学习,我的第一次学习,我的第一次学习,我的第一次学习。达摩比当精神,peranan umat beragama dituntut untuk terlit aktif untuk menjadi agen perubahan, dengan menjadi corong bagi terciptanya sistima ekologi dunia yang baik dan benar。哈尔尼juga berlaku bagi橙克里斯汀。阿帕丹bagaimana peranan猩猩Kristen dalam menghadapi isu-isu生态学ini?图里萨尼·蒙古加橙色的Kristen untuk terlibat aktif untuk menjaga kelestarian alam semesta,独立的apa yang termakmaktub dalam公司Tuhan atau Alkitab。
{"title":"Peranan Kekristenan dalam Menghadapi Masalah Ekologi","authors":"Marianus Patora","doi":"10.47131/jtb.v1i2.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i2.19","url":null,"abstract":"Ecological issues are now very worried man on the planet. Deforestation, soil excavation, burning forests, polluted rivers, sewage plant that is not well controlled, until the waste can not control it advanced technology. All this makes the concerns are very exceptional in all areas of the human race. There have been many non-governmental organizations and governments are fighting to awaken humanity of the dangers of ecological destruction of the earth. In the spiritual realm, the role of religious communities are required to be actively involved to become agents of change, with a mouthpiece for the creation of the world's ecological sistima good and true. This also applies to Christians. What and how the role of Christians in the face of this ecological issues? This paper inspires Christians to engage actively to preserve the universe, such as what is contained in the word of God or the Bible. \u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Persoalan Ekologi saat ini sudah sangat mencemaskan manusia di planet ini. Pengrusakan hutan, penggalian tanah, pembakaran hutan, sungai-sungai yang tercemar, limbah pabrik yang tidak dikontrol dengan baik, sampai dengan tidak dapat dikontrolnya limbah teknologi canggih. Semua hal ini membuat keprihatianan yang sangat luar biasa di segala bidang umat manusia. Sudah banyak lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah yang berperang untuk menyadarkan umat manusia akan bahaya rusaknya ekologi bumi ini. Dalam bidang spiritual, peranan umat beragama dituntut untuk terlibat aktif untuk menjadi agen perubahan, dengan menjadi corong bagi terciptanya sistima ekologi dunia yang baik dan benar. Hal ini juga berlaku bagi orang Kristen. Apa dan bagaimana peranan orang Kristen dalam menghadapi isu-isu ekologi ini? Tulisan ini menggugah orang Kristen untuk terlibat aktif untuk menjaga kelestarian alam semesta, seperti apa yang termaktub dalam firman Tuhan atau Alkitab.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129737260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The issue of Christology from time to time is one very interesting theological topics to be discussed, both in intellectual circles, even church leaders in communities grow together in a group of local churches. The spread understanding or information about Christology are numerous and easy to find, therefore believers should to select sources so as not to cause a false understanding that led to the loss of the substance of Christology. It’s inevitable that people who are in this modern era of greatly affect the issue and the development of Christology. This discussion includes the concept Christology from the Bible, and then outlines how where fathers or figures of Christian thinkers to formulate it in a Christian doctrine that Christians are ultimately used in the history of Christianity. Christology that comes from understanding the Bible is acceptable and justified by the believer. In particular, in the Gospel of John is very fullgar when talking about Christology, both His nature as well as the work of God and man and his mission for the salvation of mankind. Abstrak Persoalan Kristologi dari zaman ke zaman merupakan sala satu topik teologi yang sangat menarik untuk dibahas, baik di kalangan intelektual, pemimpin jemaat bahkan juga di komunitas-komunitas kelompok tumbuh bersama dalam sebuah gereja lokal. Pemahaman-pemahaman yang beredar atau informasi tentang Kristologi sangatlah banyak dan mudah untuk menemukannya, oleh karenanya orang percaya mestinya menyeleksi sumber tersebut sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru dan berujung pada hilangnya substansi Kristologi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat yang berada dalam era modern ini sangat mempengaruhi isu dan perkembangan Kristologi. Pembahasan ini meliputi konsep Kristologi yang bersumber dari Alkitab, dan kemudian menguraikan bagaimana bapa-bapa gereja atau tokoh-tokoh pemikir Kristen merumuskannya dalam sebuah doktrin Kristen yang akhirnya dipakai orang Kristen dalam sepanjang sejarah kekristenan. Kristologi yang bersumber dari Alkitab merupakan pemahaman yang dapat diterima dan dibenarkan oleh orang percaya. Secara khusus Injil Yohanes sangat terbuka membahas tentang Kristologi, baik hakikatNya sebagai Allah dan manusia maupun karya dan misiNya untuk keselamatan umat manusia.
基督论是一个经常被讨论的非常有趣的神学话题,无论是在知识分子的圈子里,甚至是在一个地方教会团体中共同成长的教会领袖。关于基督论的传播认识或信息是众多的,很容易找到,因此信徒应该选择来源,以免造成错误的理解,导致丢失了基督论的实质。在这个现代时代,人们不可避免地会对基督论的问题和发展产生很大的影响。这一讨论包括来自圣经的基督论概念,然后概述了基督教思想家的父亲或人物如何在基督教教义中形成基督教,基督徒最终在基督教历史中被使用。从对圣经的理解而来的基督论是被信徒所接受和称义的。特别是在约翰福音中非常充分地谈到了基督论,他的本性以及神与人的工作和他拯救人类的使命。摘要:Persoalan Kristologi dari zaman ke zaman merupakan sala satu topik teologi yang sangat menarik untuk dibahas, baik di kalangan知识分子,pemimpin jemaat bahkan juga di komunitas-komunitas kelompok tumbuh bersama dalam sebuah gereja local。pemahaman -pemahaman yang beredar atau informasi tentankstologi sangatlah banyak danmudah untuk menemukannya, oleh karenanya ortanya mestinya menyeleksi sumber tersebut seingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru danberujung paadhilangnya物质Kristologi tersebut。Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat yang berada dalam时代现代的ini sangat mempengaruhi isu dan kembangan Kristologi。彭巴哈山尼meliputi konsep Kristologi yang bersumang Alkitab,丹kemudian menguraikan bagaimana bapa-bapa gereja atau tokoh- tokkikiir Kristen merumuskannya dalam sebuah doktrin Kristen akirnya dipakai orang Kristen dalam sepanjang sejarah kekristan。Kristologi yang bersumber dari Alkitab merupakan pemahaman yang dapat diterima dan dibenarkan oleh orang peraya。Secara khusus Injil Yohanes sangat terbuka membahas tentang Kristologi, baik hakikatya sebagai Allah dan manusia maupun karya dan misiNya untuk keselamatan umat manusia。
{"title":"Kristologi dalam Injil Yohanes","authors":"R. Simanjuntak","doi":"10.47131/jtb.v1i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i2.15","url":null,"abstract":"The issue of Christology from time to time is one very interesting theological topics to be discussed, both in intellectual circles, even church leaders in communities grow together in a group of local churches. The spread understanding or information about Christology are numerous and easy to find, therefore believers should to select sources so as not to cause a false understanding that led to the loss of the substance of Christology. It’s inevitable that people who are in this modern era of greatly affect the issue and the development of Christology. This discussion includes the concept Christology from the Bible, and then outlines how where fathers or figures of Christian thinkers to formulate it in a Christian doctrine that Christians are ultimately used in the history of Christianity. Christology that comes from understanding the Bible is acceptable and justified by the believer. In particular, in the Gospel of John is very fullgar when talking about Christology, both His nature as well as the work of God and man and his mission for the salvation of mankind. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Persoalan Kristologi dari zaman ke zaman merupakan sala satu topik teologi yang sangat menarik untuk dibahas, baik di kalangan intelektual, pemimpin jemaat bahkan juga di komunitas-komunitas kelompok tumbuh bersama dalam sebuah gereja lokal. Pemahaman-pemahaman yang beredar atau informasi tentang Kristologi sangatlah banyak dan mudah untuk menemukannya, oleh karenanya orang percaya mestinya menyeleksi sumber tersebut sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru dan berujung pada hilangnya substansi Kristologi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat yang berada dalam era modern ini sangat mempengaruhi isu dan perkembangan Kristologi. Pembahasan ini meliputi konsep Kristologi yang bersumber dari Alkitab, dan kemudian menguraikan bagaimana bapa-bapa gereja atau tokoh-tokoh pemikir Kristen merumuskannya dalam sebuah doktrin Kristen yang akhirnya dipakai orang Kristen dalam sepanjang sejarah kekristenan. Kristologi yang bersumber dari Alkitab merupakan pemahaman yang dapat diterima dan dibenarkan oleh orang percaya. Secara khusus Injil Yohanes sangat terbuka membahas tentang Kristologi, baik hakikatNya sebagai Allah dan manusia maupun karya dan misiNya untuk keselamatan umat manusia.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117075436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jesus came into the world with a "mandate" special of the Father in Heaven, seeking and saving the lost. As an envoy mission of the eternal kingdom of heaven, Jesus becomes the "owner", and "implementing" the mandate of the Father for approximately three years in his work on earth. One way of doing mission by is through prayer. Prayer is a powerful weapon that should be possessed by any Christian or for those who would be the envoy's mission. Abstrak Yesus datang kedalam dunia dengan membawa ”mandat” khusus dari Bapa di Sorga, yakni mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sebagai seorang utusan misi dari Kerajaan Sorga yang kekal, Yesus menjadi ”pemilik”, sekaligus ”pelaksana” mandat dari Bapa selama kurang lebih tiga tahun dalam karyaNya di bumi. Salah satu cara melakukan misi oleh adalah melalui doa. Doa adalah senjata ampuh yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen atau bagi mereka yang akan menjadi utusan misi.
{"title":"Misi dalam Doa Yesus Menurut Yohanes 17","authors":"Johannis Siahaya","doi":"10.47131/jtb.v1i2.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i2.14","url":null,"abstract":"Jesus came into the world with a \"mandate\" special of the Father in Heaven, seeking and saving the lost. As an envoy mission of the eternal kingdom of heaven, Jesus becomes the \"owner\", and \"implementing\" the mandate of the Father for approximately three years in his work on earth. One way of doing mission by is through prayer. Prayer is a powerful weapon that should be possessed by any Christian or for those who would be the envoy's mission. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Yesus datang kedalam dunia dengan membawa ”mandat” khusus dari Bapa di Sorga, yakni mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sebagai seorang utusan misi dari Kerajaan Sorga yang kekal, Yesus menjadi ”pemilik”, sekaligus ”pelaksana” mandat dari Bapa selama kurang lebih tiga tahun dalam karyaNya di bumi. Salah satu cara melakukan misi oleh adalah melalui doa. Doa adalah senjata ampuh yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen atau bagi mereka yang akan menjadi utusan misi.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133896946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Scientific writing is a work in the form of research in a particular case or theme and is published in order to give a discussion in the scope of science. This article is a descriptive method study to illustrate how important a widyaiswara has skills in the field of scientific writing. Abstrak Karya tulis ilmiah merupakan sebuah hasil karya yang berupa penelitian pada sebuah kasus atau tema tertentu dan dipublikasikan demi memberikan konrtibusi dalam lingkup keilmuan. Artikel ini merupaka kajian dengan metode deskriptif untuk memberikan gambaran betapa pentingnya seorang widyaiswara memiliki ketrampilan dalam bidang tulisan karya ilmiah.
{"title":"Optimalisasi Profesionalisme Widyaiswara Melalui Peningkatan Kualitas Karya Tulis Ilmiah","authors":"Rizky Permana","doi":"10.47131/jtb.v1i2.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i2.20","url":null,"abstract":"Scientific writing is a work in the form of research in a particular case or theme and is published in order to give a discussion in the scope of science. This article is a descriptive method study to illustrate how important a widyaiswara has skills in the field of scientific writing. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Karya tulis ilmiah merupakan sebuah hasil karya yang berupa penelitian pada sebuah kasus atau tema tertentu dan dipublikasikan demi memberikan konrtibusi dalam lingkup keilmuan. Artikel ini merupaka kajian dengan metode deskriptif untuk memberikan gambaran betapa pentingnya seorang widyaiswara memiliki ketrampilan dalam bidang tulisan karya ilmiah.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124867595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}