Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tanaman yang memiliki potensi farmakologis sebagai antioksidan, antimikroba, antiparasit, anti-inflamasi, antikanker, antihistamin. Jeruk kalamansi (Citrus microcarpa) merupakan tanaman yang sangat kaya akan mineral dan vitamin C sehingga sangat baik digunakan untuk bahan baku minuman kesehatan. Sediaan granul effervescent adalah hasil dari gabungan senyawa asam dan basa yang bila ditambahkan dengan air (H2O) akan bereaksi melepaskan karbon dioksida (CO2), sehingga efek ini akan menghasilkan buih pada sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan bunga telang dan jeruk kalamansi sebagai bahan aktif dan untuk menghasilkan sediaan granul effervescent sebagai alternatif minuman kesehatan. Ekstrak bunga telang diperoleh dari metode ekstraksi sederhana dengan cara diblender menggunakan air (1:3). Sari jeruk kalamansi diperoleh dari perasan buahjeruk kalamansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent kombinasi bunga telang dan jeruk kalamansi ini memiliki warna granul putih keunguan dan larutan biru muda bening serta memiliki bau dan rasa kombinasi bunga telang dan jeruk kalamansi, waktu dispersi yang memenuhi persyaratan waktu larut yakni 1 menit 4 detik dan indeks kompresibilitas 13,3%. Berdasarkan penilaian panelis dari parameter tekstur, warna, aroma dan rasa menunjukkan rata-rata 4,3 dengan kategori suka.Kata Kunci : Bunga telang, Jeruk kalamansi, Granul effervescent
{"title":"GRANUL EFFERVESCENT KOMBINASI BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) DAN JERUK KALAMANSI (Citrus microcarpa) SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN KESEHATAN","authors":"Nurwigya Mohamad Putri, Nangsih Sulastri Slamet, Prisca Safriani Wicita, A. Imran","doi":"10.52365/JECP.V1I1.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/JECP.V1I1.196","url":null,"abstract":"Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tanaman yang memiliki potensi farmakologis sebagai antioksidan, antimikroba, antiparasit, anti-inflamasi, antikanker, antihistamin. Jeruk kalamansi (Citrus microcarpa) merupakan tanaman yang sangat kaya akan mineral dan vitamin C sehingga sangat baik digunakan untuk bahan baku minuman kesehatan. Sediaan granul effervescent adalah hasil dari gabungan senyawa asam dan basa yang bila ditambahkan dengan air (H2O) akan bereaksi melepaskan karbon dioksida (CO2), sehingga efek ini akan menghasilkan buih pada sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan bunga telang dan jeruk kalamansi sebagai bahan aktif dan untuk menghasilkan sediaan granul effervescent sebagai alternatif minuman kesehatan. Ekstrak bunga telang diperoleh dari metode ekstraksi sederhana dengan cara diblender menggunakan air (1:3). Sari jeruk kalamansi diperoleh dari perasan buahjeruk kalamansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent kombinasi bunga telang dan jeruk kalamansi ini memiliki warna granul putih keunguan dan larutan biru muda bening serta memiliki bau dan rasa kombinasi bunga telang dan jeruk kalamansi, waktu dispersi yang memenuhi persyaratan waktu larut yakni 1 menit 4 detik dan indeks kompresibilitas 13,3%. Berdasarkan penilaian panelis dari parameter tekstur, warna, aroma dan rasa menunjukkan rata-rata 4,3 dengan kategori suka.Kata Kunci : Bunga telang, Jeruk kalamansi, Granul effervescent","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123772824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Imran, Fihrina Mohamad, Deyanti Kisman, Zahra Ainun Maku
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Kata Kunci: Amilum, Jangung Pulo, Pengikat, Penyiapan Tablet
{"title":"AMILUM JAGUNG PULO (Zea mays ceratina) SEBAGAI ALTERNATIF ZAT PENGIKAT TABLET YANG EKONOMIS","authors":"A. Imran, Fihrina Mohamad, Deyanti Kisman, Zahra Ainun Maku","doi":"10.10675/JECP.V1I1.197","DOIUrl":"https://doi.org/10.10675/JECP.V1I1.197","url":null,"abstract":"Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Kata Kunci: Amilum, Jangung Pulo, Pengikat, Penyiapan Tablet ","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115377710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengujian Salmonella typhimurium ATCC 14028 menggunakan rapid test kit dilakukan di laboratorium pengujian mikrobiologi dan biologi molekuler Badan Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo. Penelitian dengan menggunakan rapid test kit merupakan penelitian sederhana yang membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan teknik konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat cara kerja rapid test kit dalam mendeteksi bakteri Salmonella typhimurium ATCC 14028 yang dibubuhi beberapa produk olahan pangan. Sampel terdiri dari 12 ulangan dengan 6 jenis produk pangan diantaranya sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok. Kontrol positif dibuat dari kultur Salmonella typhimurium ATCC 14028 fase 2, sedangkan kontrol negatif menggunakan sampel sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok yang disterilkan. Konsentrasi kontrol positif yang digunakan diambil dari budaya kerja keruh dan disamakan menurut standar Macfarland 1. Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan perubahan warna kit pada sampel dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semua sampel terdeteksi Salmonellatyphimurium ATCC 14028. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rapid test kit dapat digunakan untuk mendeteksi Salmonella typhimurium ATCC 14028 pada produk sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok.Kata kunci: Cepat, Test Kit, Salmonella typhimurium, Otak-Otak.
{"title":"PENGUJIAN SALMONELLA TYPHIMURIUM ATCC 14028 PADA PRODUK SOSIS, NUGGET, BAKSO, OTAK-OTAK, TEMPURA DAN CILOK MENGGUNAKAN KIT RAPID TEST","authors":"Alfi Sophian, Muindar Muindar","doi":"10.10675/JECP.V1I1.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.10675/JECP.V1I1.198","url":null,"abstract":"Pengujian Salmonella typhimurium ATCC 14028 menggunakan rapid test kit dilakukan di laboratorium pengujian mikrobiologi dan biologi molekuler Badan Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo. Penelitian dengan menggunakan rapid test kit merupakan penelitian sederhana yang membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan teknik konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat cara kerja rapid test kit dalam mendeteksi bakteri Salmonella typhimurium ATCC 14028 yang dibubuhi beberapa produk olahan pangan. Sampel terdiri dari 12 ulangan dengan 6 jenis produk pangan diantaranya sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok. Kontrol positif dibuat dari kultur Salmonella typhimurium ATCC 14028 fase 2, sedangkan kontrol negatif menggunakan sampel sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok yang disterilkan. Konsentrasi kontrol positif yang digunakan diambil dari budaya kerja keruh dan disamakan menurut standar Macfarland 1. Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan perubahan warna kit pada sampel dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semua sampel terdeteksi Salmonellatyphimurium ATCC 14028. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rapid test kit dapat digunakan untuk mendeteksi Salmonella typhimurium ATCC 14028 pada produk sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok.Kata kunci: Cepat, Test Kit, Salmonella typhimurium, Otak-Otak.","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116714947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. S. Wicita, Dwina R Pomalingo, W. Nurmalasari, Vani Rahmasari, Ruth Michellee, Afina Dwi Rachmawati, Bella Puteri Irinda, Rizki M Zafiral, Alyanada Nurafifah, Ananda Sefriyani Butolo, Aprilia Polihito
Preformulasi merupakan tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif serta interaksi dengan komponen lain yang dapat mempengaruhi penampilan obat. Salah satu tahap dalam preformulasi ialah melihat interaksi atau ketidakcampuran bahan-bahan dalam formulasi. Ketidakcampuran atau inkompatibilitas bahan tambahan yang digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan software EXC-Sol. Selain inkompatibilitas, software ini dapat menganilisis kebutuhan surfaktan atau emulgator sesuai HLB yang dibutuhkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada formulasi pertama yaitu Carbinoxamini Elixir terdapat inkompatibilitas dengan ditandai warna merah pada hasil analisis dan dapat diperoleh jumlah masing-masing bahan pengemulsi dengan menggunakan nilai HLB pada formulasi kedua yaitu emulsi kurkumin. Kata Kunci: Preformulasi, EXC-Sol, Inkompatibilitas, HLB
{"title":"STUDI PREFORMULASI SEDIAAN FARMASI DENGAN SOFTWARE EXC-SOL","authors":"P. S. Wicita, Dwina R Pomalingo, W. Nurmalasari, Vani Rahmasari, Ruth Michellee, Afina Dwi Rachmawati, Bella Puteri Irinda, Rizki M Zafiral, Alyanada Nurafifah, Ananda Sefriyani Butolo, Aprilia Polihito","doi":"10.10675/JECP.V1I1.201","DOIUrl":"https://doi.org/10.10675/JECP.V1I1.201","url":null,"abstract":"Preformulasi merupakan tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif serta interaksi dengan komponen lain yang dapat mempengaruhi penampilan obat. Salah satu tahap dalam preformulasi ialah melihat interaksi atau ketidakcampuran bahan-bahan dalam formulasi. Ketidakcampuran atau inkompatibilitas bahan tambahan yang digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan software EXC-Sol. Selain inkompatibilitas, software ini dapat menganilisis kebutuhan surfaktan atau emulgator sesuai HLB yang dibutuhkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada formulasi pertama yaitu Carbinoxamini Elixir terdapat inkompatibilitas dengan ditandai warna merah pada hasil analisis dan dapat diperoleh jumlah masing-masing bahan pengemulsi dengan menggunakan nilai HLB pada formulasi kedua yaitu emulsi kurkumin. Kata Kunci: Preformulasi, EXC-Sol, Inkompatibilitas, HLB","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123778596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Damiti, Ysrafil Ysrafil, Z. Abidin, R. Rahmawati, Vyani Kamba, H. Hartati, Pratiwi Ishak, Ghaitsa Zahira Sopha Yusuf
Pengobatan berbagai penyakit saat ini perlahan kembali menerapkan konsep back to nature yakni menggunakan produk herbal untuk menyembuhkan penyakit tidak terkecuali inflamasi. Tembelekan adalah tanaman yang telah lama digunakan seara empiris untuk mengobati penyakit radang. Namun, bukti kemanfaatannya secara ilmiah untuk mengobati inflamasi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tembelekan dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel arah merah. Kontrol positif yang digunakan adalah natrium diklofenak pada konsentrasi 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1200 ppm sedangkan pada larutan ekstrak digunakan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 2000 ppm. Pengukuran aktivitas antiinflamasi dihitung berdasarkan persen stabilitasnya. Semakin tinggi nilai % stabiitas, maka dianggap semakin baik efek inflamasinya. Hasil pengujian menunjukan bahwa pada ekstrak dengan konsentrasi 2000 ppm mempunyai daya stabilitas tertinggi yakni sebesar 62,171%. Dari hasil dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka daya inflamasinya juga semakin baik.Kata Kunci : antiinflamasi, daun tembelekan, ekstrak metanol, stabilisasi membran sel darah merah
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lanatana camara Linn.) SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE STABILITASI MEMBRAN SEL DARAH MERAH","authors":"S. Damiti, Ysrafil Ysrafil, Z. Abidin, R. Rahmawati, Vyani Kamba, H. Hartati, Pratiwi Ishak, Ghaitsa Zahira Sopha Yusuf","doi":"10.10675/JECP.V1I1.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.10675/JECP.V1I1.202","url":null,"abstract":"Pengobatan berbagai penyakit saat ini perlahan kembali menerapkan konsep back to nature yakni menggunakan produk herbal untuk menyembuhkan penyakit tidak terkecuali inflamasi. Tembelekan adalah tanaman yang telah lama digunakan seara empiris untuk mengobati penyakit radang. Namun, bukti kemanfaatannya secara ilmiah untuk mengobati inflamasi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tembelekan dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel arah merah. Kontrol positif yang digunakan adalah natrium diklofenak pada konsentrasi 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1200 ppm sedangkan pada larutan ekstrak digunakan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 2000 ppm. Pengukuran aktivitas antiinflamasi dihitung berdasarkan persen stabilitasnya. Semakin tinggi nilai % stabiitas, maka dianggap semakin baik efek inflamasinya. Hasil pengujian menunjukan bahwa pada ekstrak dengan konsentrasi 2000 ppm mempunyai daya stabilitas tertinggi yakni sebesar 62,171%. Dari hasil dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka daya inflamasinya juga semakin baik.Kata Kunci : antiinflamasi, daun tembelekan, ekstrak metanol, stabilisasi membran sel darah merah","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126876054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}