Salah satu jenis tumbuhan Indonesia yang belum diteliti pemanfaatannya secara penuh dalam kaitannya dengan pengobatan adalah tumbuhan Parijoto (Medinilla speciosa). Buah Parijoto mengandung senyawa flavonoid yang memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan. Formulasi sediaan gel dapat memfasilitasi aplikasi topikalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan flavonoid total dalam ekstrak buah Parijoto dan mengevaluasi sifat fisik formulasi gel ekstrak buah Parijoto. Ekstraksi fisik meliputi ekstraksi buah Parijoto dengan perendaman pelarut etanol 96%, analisis flavonoid secara kualitatif dan kuantitatif, dan uji adhesi dengan homogenitas, sensorik, uji pH, uji dispersibilitas, viskositas dan penyimpanan pada suhu (100C) dan (400C). Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak buah parijoto sebesar 11,56% b/b. Identifikasi kualitatif menunjukkan adanya senyawa flavonoid pada ekstrak buah parijoto. Flavonoid total dengan pembanding kuersetin dan rutin masing-masing sebesar 310,03 mgQE/g dan 73,29 mgRE/g. Hasil uji sifat fisik gel memenuhi syarat standar pengujian sifat fisik selama penyimpanan selama 5 siklus dan 10 hari untuk parameter uji homogenitas, uji pH, uji dispersi, uji viskositas dan daya lekat, tetapi tidak memenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak buah tidak stabil
{"title":"Analisis Flavonoid Total Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa) Asal Bandungan dan Formulasinya dalam Sedian Gel","authors":"R. Vifta, Yoga Saputra, Abdillah Lukman Hakim","doi":"10.52365/jecp.v2i1.342","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v2i1.342","url":null,"abstract":"Salah satu jenis tumbuhan Indonesia yang belum diteliti pemanfaatannya secara penuh dalam kaitannya dengan pengobatan adalah tumbuhan Parijoto (Medinilla speciosa). Buah Parijoto mengandung senyawa flavonoid yang memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan. Formulasi sediaan gel dapat memfasilitasi aplikasi topikalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan flavonoid total dalam ekstrak buah Parijoto dan mengevaluasi sifat fisik formulasi gel ekstrak buah Parijoto. Ekstraksi fisik meliputi ekstraksi buah Parijoto dengan perendaman pelarut etanol 96%, analisis flavonoid secara kualitatif dan kuantitatif, dan uji adhesi dengan homogenitas, sensorik, uji pH, uji dispersibilitas, viskositas dan penyimpanan pada suhu (100C) dan (400C). Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak buah parijoto sebesar 11,56% b/b. Identifikasi kualitatif menunjukkan adanya senyawa flavonoid pada ekstrak buah parijoto. Flavonoid total dengan pembanding kuersetin dan rutin masing-masing sebesar 310,03 mgQE/g dan 73,29 mgRE/g. Hasil uji sifat fisik gel memenuhi syarat standar pengujian sifat fisik selama penyimpanan selama 5 siklus dan 10 hari untuk parameter uji homogenitas, uji pH, uji dispersi, uji viskositas dan daya lekat, tetapi tidak memenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak buah tidak stabil","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114871610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Senyawa antioksidan diketahui dapat meningkatkan indeks aterosklerosis dan sekresi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran asam askorbat sebagai pengatur aterosklerosis dan kadar gula darah pada kondisi diabetes (DM). Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan 20 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) dengan berat badan 180-300 g, umur 23 bulan, sebagai hewan percobaan. Setelah aklimatisasi selama satu minggu, tikus tidak diberi makan semalaman dan keesokan harinya diinduksi aloksan dengan dosis 145 mg/kg berat badan (BB). Tiga hari kemudian, darah diambil melalui vena ekor tikus untuk menguji gula darah. Indeks arteriosklerosis (AI) ditentukan dengan rumus (kolesterol HDL total)/HDL. Sebagai hewan percobaan, tikus dengan kadar glukosa darah 200 mg/dl atau lebih dipilih dan dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus. kelompok I pakan standar; Kelompok II mendapat diet standar majemuk dan metformin; Kelompok III diberi diet standar dan asam askorbat dan kelompok IV diberi diet standar dan kombinasi metformin dan asam askorbat. Pada awal diabetes, berat tikus dikurangi dari 240 g menjadi 220 g. Namun, setelah 2 minggu terapi asam askorbat, berat badan stabil, gula darah turun 65,57 dan 324,94 mg/dl menjadi 111,88 mg/dl, dan indeks arteriosklerosis menurun dari 0,324 menjadi 0,320.
{"title":"Efek Asam Askorbat Menurunkan Indeks Aterogenik dan Kadar Gula Darah Tikus (Rattus norvegicus L.) Diabetes Mellitus Induksi Aloksan","authors":"S. Sunarti, Elly Wahyudin, Hasyim Kasim","doi":"10.52365/jecp.v2i1.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v2i1.303","url":null,"abstract":"Senyawa antioksidan diketahui dapat meningkatkan indeks aterosklerosis dan sekresi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran asam askorbat sebagai pengatur aterosklerosis dan kadar gula darah pada kondisi diabetes (DM). Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan 20 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) dengan berat badan 180-300 g, umur 23 bulan, sebagai hewan percobaan. Setelah aklimatisasi selama satu minggu, tikus tidak diberi makan semalaman dan keesokan harinya diinduksi aloksan dengan dosis 145 mg/kg berat badan (BB). Tiga hari kemudian, darah diambil melalui vena ekor tikus untuk menguji gula darah. Indeks arteriosklerosis (AI) ditentukan dengan rumus (kolesterol HDL total)/HDL. Sebagai hewan percobaan, tikus dengan kadar glukosa darah 200 mg/dl atau lebih dipilih dan dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus. kelompok I pakan standar; Kelompok II mendapat diet standar majemuk dan metformin; Kelompok III diberi diet standar dan asam askorbat dan kelompok IV diberi diet standar dan kombinasi metformin dan asam askorbat. Pada awal diabetes, berat tikus dikurangi dari 240 g menjadi 220 g. Namun, setelah 2 minggu terapi asam askorbat, berat badan stabil, gula darah turun 65,57 dan 324,94 mg/dl menjadi 111,88 mg/dl, dan indeks arteriosklerosis menurun dari 0,324 menjadi 0,320.","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124427694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurfiddin Farid, Hilmiati Wahid, Ahmad Irsyad Aliah
Nyeri adalah perasaan sensorik dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Biji mahoni (Swietenia mahagoni), mengandung senyawa flavanoid yang mampu memberikan efek analgetik dengan menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mengurangi rasa nyeri, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analalgetik ekstrak etanol biji mahoni (Swierenia mahagoni) pada mencit jantan (Mus musculus) yang di induksi asam asetat 1%. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing perlakuan terdiri dari lima ekor mencit jantan (Mus musculus) dengan pemberian kontrol yang berbeda-beda, Mencit 1 (Na CMC 0,5% kontrol negatif), mencit 2 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 100mg), mencit 3 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 200mg), mencit 4 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg) dan mencit 5 (Ibuprofen 400mg kontrol positif). Hasil penelitian yang diperoleh ekstrak biji mahoni memiliki khasiat sebagai analgetik pada dosis 100mg 37,79%, dosis 200mg 57,40% dan ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg 70,80%. Hasil terbaik diperoleh pada konsentrasi 400mg yaitu 70,80%, semakin tinggi dosis ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni) semakin besar pula daya analgetiknya.Kata Kunci: Nyeri, analgetik, biji mahoni, Flavonoid.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS NYERI EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DI INDUKSI ASAM ASETAT 1%.","authors":"Nurfiddin Farid, Hilmiati Wahid, Ahmad Irsyad Aliah","doi":"10.52365/jecp.v1i2.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.214","url":null,"abstract":"Nyeri adalah perasaan sensorik dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Biji mahoni (Swietenia mahagoni), mengandung senyawa flavanoid yang mampu memberikan efek analgetik dengan menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mengurangi rasa nyeri, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analalgetik ekstrak etanol biji mahoni (Swierenia mahagoni) pada mencit jantan (Mus musculus) yang di induksi asam asetat 1%. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing perlakuan terdiri dari lima ekor mencit jantan (Mus musculus) dengan pemberian kontrol yang berbeda-beda, Mencit 1 (Na CMC 0,5% kontrol negatif), mencit 2 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 100mg), mencit 3 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 200mg), mencit 4 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg) dan mencit 5 (Ibuprofen 400mg kontrol positif). Hasil penelitian yang diperoleh ekstrak biji mahoni memiliki khasiat sebagai analgetik pada dosis 100mg 37,79%, dosis 200mg 57,40% dan ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg 70,80%. Hasil terbaik diperoleh pada konsentrasi 400mg yaitu 70,80%, semakin tinggi dosis ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni) semakin besar pula daya analgetiknya.Kata Kunci: Nyeri, analgetik, biji mahoni, Flavonoid. ","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124074505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prayitno Setiawan, Nurfiddin Farid, Muhammad Yusuf, Rio Markasi Latelay
Bunga sukun diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antinyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui basis formula sediaan lotion dari ekstrak bunga sukun (Artocarpus altilis)yang stabil secara fisik sebagai antinyamuk dan untuk mengetahui efektivitas variasi konsentrasi ekstrak dari formulasi lotion ekstrak bunga sukun sebagai antinyamuk. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Lotion antinyamuk ekstrak dibuat dalam 4 kelompok formula yaitu kelompok formula 1 konsentrasi konsentrasi 20%, kelompok formula 2 dengan konsentrasi 30%, kelompok formula 3 konsentrasi 40%, kelompok kontrol negativ tanpa menggunakan ekstrak dan kontrol positif dengan menggunakan lotion merek (Autan). Hasil Evaluasi kestabilan fisik sediaan lotion antinyamuk pada pengujian organoleptik, pH, homogenitas tidak terjadi perubahan kestabilan selama proses sebelum dan sesudah cycling test. Uji efek lotion menggunakan 100 ekor nyamuk (Aedes aegypti) yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 20 ekor nyamuk, pengujian dilakukan tiga kali pengulangan dengan selang waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukan lotion antinyamuk ekstrak kosentrasi 20% dapat memberikan efek daya tolak nyamuk dilihat dari uji SPSS versi 24 menunjukan p>0,05 sehingga tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif. Hal tersebut dapat disimpulkan ekstrak bunga sukun memilik efek sebagai antinyamuk pada konsentrasi 20% terhadap nyamuk uji.Kata kunci: Bunga Sukun, Lotion, Nyamuk, Antinyamuk
{"title":"UJI STABILITAS SEDIAN LOTION ANTINYAMUK DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BUNGA SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI","authors":"Prayitno Setiawan, Nurfiddin Farid, Muhammad Yusuf, Rio Markasi Latelay","doi":"10.52365/jecp.v1i2.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.242","url":null,"abstract":"Bunga sukun diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antinyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui basis formula sediaan lotion dari ekstrak bunga sukun (Artocarpus altilis)yang stabil secara fisik sebagai antinyamuk dan untuk mengetahui efektivitas variasi konsentrasi ekstrak dari formulasi lotion ekstrak bunga sukun sebagai antinyamuk. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Lotion antinyamuk ekstrak dibuat dalam 4 kelompok formula yaitu kelompok formula 1 konsentrasi konsentrasi 20%, kelompok formula 2 dengan konsentrasi 30%, kelompok formula 3 konsentrasi 40%, kelompok kontrol negativ tanpa menggunakan ekstrak dan kontrol positif dengan menggunakan lotion merek (Autan). Hasil Evaluasi kestabilan fisik sediaan lotion antinyamuk pada pengujian organoleptik, pH, homogenitas tidak terjadi perubahan kestabilan selama proses sebelum dan sesudah cycling test. Uji efek lotion menggunakan 100 ekor nyamuk (Aedes aegypti) yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 20 ekor nyamuk, pengujian dilakukan tiga kali pengulangan dengan selang waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukan lotion antinyamuk ekstrak kosentrasi 20% dapat memberikan efek daya tolak nyamuk dilihat dari uji SPSS versi 24 menunjukan p>0,05 sehingga tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif. Hal tersebut dapat disimpulkan ekstrak bunga sukun memilik efek sebagai antinyamuk pada konsentrasi 20% terhadap nyamuk uji.Kata kunci: Bunga Sukun, Lotion, Nyamuk, Antinyamuk","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128217068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun salam merupakan salah satu tumbuhan aromatik yang mengandung minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ekstraksi minyak atsiri dari daun salam (Syzygium Polyanthum) menggunakan metode enfleurasi, mengetahui sifat fisika kimia minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) dan mengetahui komponen minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) menggunakan analisis GC-MS. Hasil penelitian yang diperoleh, proses pembuatan minyak atsiri daun salam menggunakan metode enfleurasi dilakukan dengan cara penyerapan minyak daun salam menggunakan mentega putih sebagai adsorbennya. Tiap 100 gram sampel diletakkan diatas lemak selama tiga hari lalu diganti dengan sampel baru hingga lima kali pergantian dengan total waktu kontak selama 15 hari dan sampel daun salam sebanyak 500 gram. Minyak hasil enfleurasi dilarutkan dengan larutan etanol 96% dan dimurnikan dengan alat destilasi sehingga didapatkan sebanyak 3,01 gram minyak atsiri daun salam dengan kadar sebesar 0,60%. Hasil uji sifat fisika kimia pada pengukuran berat jenis, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, dan pengukuran indeks bias masing-masing didapat sebesar 1,03 gram, 1:1, 10,846 mg, dan 1,4620 dengan suhu ruang 29,0oC. Hasil analisis komponen utama yang terdapat pada sampel minyak daun salam yaitu Patchouli Alkohol (4,61%), n-hexadecanoid acid (6,17%), (Z)-18-oktadec-9-enolide (4,54%), 9,12-octadecadienoic acid (Z,Z)- (10,61%), Cis-13-oktadecenoid acid (10,53%).Kata Kunci: Daun Salam, Enfleurasi, Minyak Atsiri
{"title":"EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) MENGGUNAKAN METODE ENFLEURASI.","authors":"Lubnah Alhasny, S. Supriadi","doi":"10.52365/jecp.v1i2.238","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.238","url":null,"abstract":"Daun salam merupakan salah satu tumbuhan aromatik yang mengandung minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ekstraksi minyak atsiri dari daun salam (Syzygium Polyanthum) menggunakan metode enfleurasi, mengetahui sifat fisika kimia minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) dan mengetahui komponen minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) menggunakan analisis GC-MS. Hasil penelitian yang diperoleh, proses pembuatan minyak atsiri daun salam menggunakan metode enfleurasi dilakukan dengan cara penyerapan minyak daun salam menggunakan mentega putih sebagai adsorbennya. Tiap 100 gram sampel diletakkan diatas lemak selama tiga hari lalu diganti dengan sampel baru hingga lima kali pergantian dengan total waktu kontak selama 15 hari dan sampel daun salam sebanyak 500 gram. Minyak hasil enfleurasi dilarutkan dengan larutan etanol 96% dan dimurnikan dengan alat destilasi sehingga didapatkan sebanyak 3,01 gram minyak atsiri daun salam dengan kadar sebesar 0,60%. Hasil uji sifat fisika kimia pada pengukuran berat jenis, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, dan pengukuran indeks bias masing-masing didapat sebesar 1,03 gram, 1:1, 10,846 mg, dan 1,4620 dengan suhu ruang 29,0oC. Hasil analisis komponen utama yang terdapat pada sampel minyak daun salam yaitu Patchouli Alkohol (4,61%), n-hexadecanoid acid (6,17%), (Z)-18-oktadec-9-enolide (4,54%), 9,12-octadecadienoic acid (Z,Z)- (10,61%), Cis-13-oktadecenoid acid (10,53%).Kata Kunci: Daun Salam, Enfleurasi, Minyak Atsiri ","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128272044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit diabetes merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jumlah kasusnya banyak terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Diabetes Melitus yang paling sering dijumpai adalah Diabetes Melitus Tipe 2 yang biasanya ditandai oleh kenaikan gula darah akibat terjadinya penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kejadian DM khususnya pada tipe 2 ini diantaranya usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan penyakit atau kondisi penyerta lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perkembangan Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat dengan melihat hasil data evaluasi peningkatan pengendalian standar pelayanan minimal (SPM) fasilitas kesehatan dan tingkat kepatuhan pasien melalui diet makan yang tepat pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya ini dapat mengendalikan perkembangan diabetes mellitus di Indonesia dan dapat mencegah kenaikan angka kasus penyakit diabetes setiap tahunnya.Kata kunci: Diabetes Melitus, Perkembangan, Kota Bogor
{"title":"Analisis Perkembangan Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat","authors":"Mareda Apriani, Ratna Mutiara, Choirunnisa Ekaputri","doi":"10.52365/jecp.v1i2.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.243","url":null,"abstract":"Penyakit diabetes merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jumlah kasusnya banyak terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Diabetes Melitus yang paling sering dijumpai adalah Diabetes Melitus Tipe 2 yang biasanya ditandai oleh kenaikan gula darah akibat terjadinya penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kejadian DM khususnya pada tipe 2 ini diantaranya usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan penyakit atau kondisi penyerta lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perkembangan Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat dengan melihat hasil data evaluasi peningkatan pengendalian standar pelayanan minimal (SPM) fasilitas kesehatan dan tingkat kepatuhan pasien melalui diet makan yang tepat pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya ini dapat mengendalikan perkembangan diabetes mellitus di Indonesia dan dapat mencegah kenaikan angka kasus penyakit diabetes setiap tahunnya.Kata kunci: Diabetes Melitus, Perkembangan, Kota Bogor","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129244083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asyifa Yan Balqis, Humaira Ramdhani, Eria Khoirunisa Amelia
Data prevalensi keparahan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2, pada penderita diabetes mellitus sebagai faktor komorbid COVID-19 sangat banyak. Hiperglikemia dapat memodulasi respons imun dan inflamasi sehingga membuat pasien rentan terhadap COVID19 yang parah bahkan kematian. Literature review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai terapi pasien COVID-19 dengan diabetes. Metode yang digunakan adalah systematic review yang bersumber dari buku, jurnal nasional dan jurnal internasional. Studi pustaka ditelusuri melalui database Google Scholar dengan kata kunci COVID-19, diabetes mellitus, terapi COVID19 dengan diabetes, terapi diabetes. Hasil literature review menunjukkan bahwa pasien diabetes dengan COVID-19 harus tetap mengikuti regimen pengobatan yang sudah ditetapkan dan menjalani pola hidup yang sehat serta mengendalikan kondisi psikis agar terapi dapat tercapai dengan sempurna. Terapi anti diabetes diberikan pada pasien disesuaikan dengan keadaan klinis dari pasien tersebut. Pemberian metformin, sulfonilurea, inhibitor DPP-4, inhibitor SGLT-2 tidak direkomendasikan sebagai profilaksis untuk pasien diabetes mellitustipe 2 dengan infeksi COVID19 yang serius. Sedangkan pioglitazone tidak cocok untuk pasien dengan diabetes dan COVID-19 karena memperburuk gagal jantung. GLP-1RA dan insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dan dapat mengurangi peradangan COVID-19. Untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkena COVID-19 dengan kondisi klinis parah, insulin masih merupakan regimen intensif yang dapat digunakan.
{"title":"PERKEMBANGAN TERAPI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA PASIEN YANG TERINFEKSI COVID-19","authors":"Asyifa Yan Balqis, Humaira Ramdhani, Eria Khoirunisa Amelia","doi":"10.52365/jecp.v1i2.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.244","url":null,"abstract":"Data prevalensi keparahan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2, pada penderita diabetes mellitus sebagai faktor komorbid COVID-19 sangat banyak. Hiperglikemia dapat memodulasi respons imun dan inflamasi sehingga membuat pasien rentan terhadap COVID19 yang parah bahkan kematian. Literature review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai terapi pasien COVID-19 dengan diabetes. Metode yang digunakan adalah systematic review yang bersumber dari buku, jurnal nasional dan jurnal internasional. Studi pustaka ditelusuri melalui database Google Scholar dengan kata kunci COVID-19, diabetes mellitus, terapi COVID19 dengan diabetes, terapi diabetes. Hasil literature review menunjukkan bahwa pasien diabetes dengan COVID-19 harus tetap mengikuti regimen pengobatan yang sudah ditetapkan dan menjalani pola hidup yang sehat serta mengendalikan kondisi psikis agar terapi dapat tercapai dengan sempurna. Terapi anti diabetes diberikan pada pasien disesuaikan dengan keadaan klinis dari pasien tersebut. Pemberian metformin, sulfonilurea, inhibitor DPP-4, inhibitor SGLT-2 tidak direkomendasikan sebagai profilaksis untuk pasien diabetes mellitustipe 2 dengan infeksi COVID19 yang serius. Sedangkan pioglitazone tidak cocok untuk pasien dengan diabetes dan COVID-19 karena memperburuk gagal jantung. GLP-1RA dan insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dan dapat mengurangi peradangan COVID-19. Untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkena COVID-19 dengan kondisi klinis parah, insulin masih merupakan regimen intensif yang dapat digunakan.","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"238 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131612493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan tanaman tradisional berasal dari Suku Caesalpiniaceae yang dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati batuk berdarah, diare, darah kotor, penawar racun, dan gangguan sirkulasi darah. Penyelidikan fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun secang terdapat kandungan senyawa kimia di dalamnya terdapat senyawa saponin dan flavonoid. Penelitian dilakukan untuk memahami kemampuan antibakteri dari ekstrak daun secang Caesalpinia sappan L dalam menghambat perkembangan Eschericia coli. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Metode ekstraksi dilakukan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil menunjukan bahwa daun secang memiliki sifat antibakteri terhadap Eschericia coli dengan zona hambat pada variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%,40% dan 80% berturut-turut adalah 34,53 mm, 29,83 mm, dan 32,63 mm. Kesimpulan, ekstrak etanol daun secang mempunyai daya hambat sangat kuat pada konsentrasi 20% yaitu 34,53 mm terhadap pertumbuhan Eschericia coli.Kata Kunci: Tanaman Secang, antibakteri, Eschericia coli
{"title":"UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SECANG (Caesalpinia sappan L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI","authors":"Nurulvalia M Aba, M. Hidayat, Siti Salma Yusuf","doi":"10.52365/jecp.v1i2.239","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.239","url":null,"abstract":"Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan tanaman tradisional berasal dari Suku Caesalpiniaceae yang dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati batuk berdarah, diare, darah kotor, penawar racun, dan gangguan sirkulasi darah. Penyelidikan fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun secang terdapat kandungan senyawa kimia di dalamnya terdapat senyawa saponin dan flavonoid. Penelitian dilakukan untuk memahami kemampuan antibakteri dari ekstrak daun secang Caesalpinia sappan L dalam menghambat perkembangan Eschericia coli. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Metode ekstraksi dilakukan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil menunjukan bahwa daun secang memiliki sifat antibakteri terhadap Eschericia coli dengan zona hambat pada variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%,40% dan 80% berturut-turut adalah 34,53 mm, 29,83 mm, dan 32,63 mm. Kesimpulan, ekstrak etanol daun secang mempunyai daya hambat sangat kuat pada konsentrasi 20% yaitu 34,53 mm terhadap pertumbuhan Eschericia coli.Kata Kunci: Tanaman Secang, antibakteri, Eschericia coli ","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"658 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134335975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasnita Hasnita, M. Yusuf, Andi Meinar Dwi Rantisari
Tinta cumi-cumi mengandung melanin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dan fraksi air tinta cumi-cumi (Loligo pealeii) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Desain penelitian adalah penelitian quasi eksperimental dengan metode difusi cakram (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yang memiliki aktivitas daya hambat terbesar yaitu konsentrasi 38% dengan rerata zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis sebesar 23,02 mm dengan kategori sangat kuat dan terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 12,2 mm dengan kategori kuat, uji anova diperoleh hasil signifikan dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki zona hambat sehingga tidak ada perbedaan aktivitas antibakteri. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki penghambatan terhadap pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan konsentrasi yang paling efektif dari fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yaitu konsentrasi 38%.Kata kunci: Antibakteri, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Tinta cumi-cumi.
{"title":"UJI AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT TINTA CUMI-CUMI (Loligo pealeii) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS DAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA","authors":"Hasnita Hasnita, M. Yusuf, Andi Meinar Dwi Rantisari","doi":"10.52365/jecp.v1i2.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/jecp.v1i2.213","url":null,"abstract":"Tinta cumi-cumi mengandung melanin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dan fraksi air tinta cumi-cumi (Loligo pealeii) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Desain penelitian adalah penelitian quasi eksperimental dengan metode difusi cakram (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yang memiliki aktivitas daya hambat terbesar yaitu konsentrasi 38% dengan rerata zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis sebesar 23,02 mm dengan kategori sangat kuat dan terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 12,2 mm dengan kategori kuat, uji anova diperoleh hasil signifikan dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki zona hambat sehingga tidak ada perbedaan aktivitas antibakteri. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki penghambatan terhadap pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan konsentrasi yang paling efektif dari fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yaitu konsentrasi 38%.Kata kunci: Antibakteri, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Tinta cumi-cumi.","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115699809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu masalah besar dalam bindang ksehatan karena tingkat insidensi nya yang tinggi diseluruh dunia, dan hingga saat ini masih terus menigkat. Data WHO 2015 menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Diperkirakan, 1,56 miliar orang dewasa didunia akan mengalami hypertensi pada tahun 2025. Berdasarkan data riset nasional tahun 2018, Provinsi Gorontalo menempati peringkat 20 dengan jumlah kasus penyakit hipertensi. Kepatuhan mengonsumsi obat merupakan salah satu permasalahan dalam pengobatan penyakit ini. Namun kepatuhan ini dapat diatasi melalui pemantauan oleh anggota keluarga pengobatan, dan menentukan apakah harus menggunakan pelayanan kesehatan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tugas keluarga dengan keteraturan berobat penderita di wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang (Cross Sectional) dengan teknik sampling Purposive Sampling. Sebanyak 34 responden penderita hipertensi yang diperoleh selanjutnya dialisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil analisa data diperoleh nilai X2 hitung sebesar 18,2 dan lebih besar dari X2 tabel dengan nilai p = 0,000 (<0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa peran keluarga sangat berpengaruh pada tingkat keteraturan berobat pasien hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kesimpulannya bahwa keteraturan berobat dapat ditingkatkan melalui peran dan tugas keluarga dalam mengontrol pasien yang mengalami hipertensi.Kata Kunci : Tugas Keluarga, Keteraturan Berobat, Hipertensi.
{"title":"KEPATUHAN MINUM OBAT DAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAGA BIRU, KOTA GORONTALO","authors":"Paulus Pangalo, Kartin L. Buheli, Novalina Bakari","doi":"10.52365/JECP.V1I1.195","DOIUrl":"https://doi.org/10.52365/JECP.V1I1.195","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu masalah besar dalam bindang ksehatan karena tingkat insidensi nya yang tinggi diseluruh dunia, dan hingga saat ini masih terus menigkat. Data WHO 2015 menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Diperkirakan, 1,56 miliar orang dewasa didunia akan mengalami hypertensi pada tahun 2025. Berdasarkan data riset nasional tahun 2018, Provinsi Gorontalo menempati peringkat 20 dengan jumlah kasus penyakit hipertensi. Kepatuhan mengonsumsi obat merupakan salah satu permasalahan dalam pengobatan penyakit ini. Namun kepatuhan ini dapat diatasi melalui pemantauan oleh anggota keluarga pengobatan, dan menentukan apakah harus menggunakan pelayanan kesehatan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tugas keluarga dengan keteraturan berobat penderita di wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang (Cross Sectional) dengan teknik sampling Purposive Sampling. Sebanyak 34 responden penderita hipertensi yang diperoleh selanjutnya dialisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil analisa data diperoleh nilai X2 hitung sebesar 18,2 dan lebih besar dari X2 tabel dengan nilai p = 0,000 (<0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa peran keluarga sangat berpengaruh pada tingkat keteraturan berobat pasien hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kesimpulannya bahwa keteraturan berobat dapat ditingkatkan melalui peran dan tugas keluarga dalam mengontrol pasien yang mengalami hipertensi.Kata Kunci : Tugas Keluarga, Keteraturan Berobat, Hipertensi.","PeriodicalId":168977,"journal":{"name":"Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126118383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}