Pub Date : 2021-12-03DOI: 10.36040/flywheel.v12i2.4371
Amri Hidayat, Mietra Anggara
Di beberapa daerah di Indonesia seperti Kabupaten Sumbawa, masih memiliki wilayah terpencil yang jauh dari jaringan listrik nasional, jaringan irigasi pertanian dan perusahaan daerah air minum, tetapi memiliki kelebihan yaitu tersedianya sumber air tanah (air sumur) dengan kedalaman sumur antara 3 m sampai 9 m. Namun untuk mengangkat air sumur dibutuhkan suatu sistem pemompaan, seperti pompa berpenggerak motor bakar, motor listrik atau memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti turbin angin sudu jamak yang di gerakkan secara mekanik. Sudu dihubungkan dengan poros dan mekanisme engkol ditempatkan di ujung poros. Ketika sudu berputar secara otomatis mekanisme engkol juga akan berputar. Karena pengaturan eksentrik poros, gerakan putaran mekanisme engkol diubah menjadi gerakan linier yang diteruskan ke batang piston pompa, sehingga proses pemompaan akan berlangsung secara terus menerus sesuai dengan ketersediaan dan kecepatan angin. Memanfaatkan turbin angin sebagai penggerak pompa air bisa dilakukan karena letak geografis Kabupaten Sumbawa yang memiliki garis pantai cukup panjang dengan kecepatan angin di atas 2,3 m/detik. Pada penelitian ini telah dirancang pompa air model piston (pompa air positive displacement) dengan penggerak turbin angin sudu jamak, diameter silinder pompa 50,80 mm, panjang langkah pompa 127 mm, ketinggian (head) pemompaan 9 m pada kecepatan angin 2,8 m/detik. Dari hasil perancangan diketahui aliran air rata-rata efektif yaitu 7,8 m3/hari dan torsi untuk memulai pemompaan yaitu 11,21 Nm.
{"title":"Perancangan Pompa Air Positive Displacement yang Digerakkan Oleh Turbin Angin Sudu Jamak","authors":"Amri Hidayat, Mietra Anggara","doi":"10.36040/flywheel.v12i2.4371","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4371","url":null,"abstract":"Di beberapa daerah di Indonesia seperti Kabupaten Sumbawa, masih memiliki wilayah terpencil yang jauh dari jaringan listrik nasional, jaringan irigasi pertanian dan perusahaan daerah air minum, tetapi memiliki kelebihan yaitu tersedianya sumber air tanah (air sumur) dengan kedalaman sumur antara 3 m sampai 9 m. Namun untuk mengangkat air sumur dibutuhkan suatu sistem pemompaan, seperti pompa berpenggerak motor bakar, motor listrik atau memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti turbin angin sudu jamak yang di gerakkan secara mekanik. Sudu dihubungkan dengan poros dan mekanisme engkol ditempatkan di ujung poros. Ketika sudu berputar secara otomatis mekanisme engkol juga akan berputar. Karena pengaturan eksentrik poros, gerakan putaran mekanisme engkol diubah menjadi gerakan linier yang diteruskan ke batang piston pompa, sehingga proses pemompaan akan berlangsung secara terus menerus sesuai dengan ketersediaan dan kecepatan angin. Memanfaatkan turbin angin sebagai penggerak pompa air bisa dilakukan karena letak geografis Kabupaten Sumbawa yang memiliki garis pantai cukup panjang dengan kecepatan angin di atas 2,3 m/detik. Pada penelitian ini telah dirancang pompa air model piston (pompa air positive displacement) dengan penggerak turbin angin sudu jamak, diameter silinder pompa 50,80 mm, panjang langkah pompa 127 mm, ketinggian (head) pemompaan 9 m pada kecepatan angin 2,8 m/detik. Dari hasil perancangan diketahui aliran air rata-rata efektif yaitu 7,8 m3/hari dan torsi untuk memulai pemompaan yaitu 11,21 Nm.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123728537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-19DOI: 10.36040/flywheel.v12i2.4280
Rico Arifandi, G. A. Pohan
In the military field, tank is armored fighting vehicles that move using chain-shaped wheels. The tread of the tank chain is a component to tread and move so that it requires tougher properties on the surface and has ductile and tough properties on the inside and is more resistant to wear on the surface. The development of tank chain production materials is necessary for the independence of national defense and security as well as reducing dependence on imports. Imported tank chain hardness value 28 HRC or 286 HV. In this research, the objective of this research is to increase the surface hardness of the steel by carburizing the initial material, especially the low carbon steel ST-37. The carburizing treatment process is a method of adding carbon content in steel using solid media. The carbon media used were mangrove charcoal and tamarind wood charcoal using calcium carbonate (CaCO3) catalyst at a constant heating temperature of 900ºC, variations in holding time of 30 minutes, 60 minutes and 90 minutes, cooled rapidly with water media. Then performed an analysis of the effect of the type of wood charcoal on the mechanical properties of carbon steel ST-37. The results obtained will be applied to the tank chain tread production process. The results of the micro structure of martensite and the highest hardness value were found in the holding time of 60 minutes of mangrove charcoal media with the microstructure results of 63.8% martensite, 36.2% bainite and a hardness value of 453.1 HV. The highest toughness value is found in the holding time of 60 minutes of tamarind wood charcoal media with an impact price (HI) of 0.4345 J/mm2. The difference between the impact test results of tamarind charcoal media with mangroves is not too significant. The higher the martensite phase, the higher the hardness value. However, there is also a bainite phase which can increase the toughness of the steel which will be used as a tread chain production material.
{"title":"Pengaruh Media Arang Kayu Bakau Mangrove Dan Arang Kayu Asam Pada Proses Perlakuan Carburizing Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon ST-37","authors":"Rico Arifandi, G. A. Pohan","doi":"10.36040/flywheel.v12i2.4280","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4280","url":null,"abstract":"In the military field, tank is armored fighting vehicles that move using chain-shaped wheels. The tread of the tank chain is a component to tread and move so that it requires tougher properties on the surface and has ductile and tough properties on the inside and is more resistant to wear on the surface. The development of tank chain production materials is necessary for the independence of national defense and security as well as reducing dependence on imports. Imported tank chain hardness value 28 HRC or 286 HV. \u0000In this research, the objective of this research is to increase the surface hardness of the steel by carburizing the initial material, especially the low carbon steel ST-37. The carburizing treatment process is a method of adding carbon content in steel using solid media. The carbon media used were mangrove charcoal and tamarind wood charcoal using calcium carbonate (CaCO3) catalyst at a constant heating temperature of 900ºC, variations in holding time of 30 minutes, 60 minutes and 90 minutes, cooled rapidly with water media. Then performed an analysis of the effect of the type of wood charcoal on the mechanical properties of carbon steel ST-37. The results obtained will be applied to the tank chain tread production process. \u0000The results of the micro structure of martensite and the highest hardness value were found in the holding time of 60 minutes of mangrove charcoal media with the microstructure results of 63.8% martensite, 36.2% bainite and a hardness value of 453.1 HV. The highest toughness value is found in the holding time of 60 minutes of tamarind wood charcoal media with an impact price (HI) of 0.4345 J/mm2. The difference between the impact test results of tamarind charcoal media with mangroves is not too significant. The higher the martensite phase, the higher the hardness value. However, there is also a bainite phase which can increase the toughness of the steel which will be used as a tread chain production material.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116593261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-19DOI: 10.36040/flywheel.v12i2.4276
Eko Edy Susanto, F. Rahmadianto, G. A. Pohan
Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan ketika musim hujan tiba.Dimana proses pengeringan menggunakan energi matahari. Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan dikarenakan Perubahan cuaca yang tidak menentu karena itu dibuatlah “Alat Pengering Pakaian”. Pembuatan alat pengering pakaian bertujuan untuk membantu proses pengeringan diwaktu cuaca tibak bagus. Alat pengering pakaian mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu alat pemanas dan lemari pemanas atau pengering pakian. Alat pemanas terdapat Hand Blower dengan kecepatan 6 Speed dengan tujuan agar pengguna dapat menyesuaikan kecepatan udara panas yang ingin dialirkan ke lemari pemanas untuk mendapatkan hasil yang efisien untuk mengeringkan pakaian, dan menggunakan panas kompor sebagai sumber energi panas. Temperature panas kompor 400 °C pada temperature ruangan 28°C, Kemudian didapatkan Temperatur udara panas yang masuk ke lemari pemanas atau pengering 53 – 72 °C pada kecepatan putaran blower yang digunakan. Dan temperature udara panas Hasil pengujian dari alat pengering pakaian didapat efisiensi pada ruang pengering yang terbesar pada kecepatan putaran blower 3000 Rpm sebesar 6,42 % dan efisiensi terkecil pada kecepatan putaran blower 9000 Rpm sebesar 0,38.
{"title":"Optimalisasi Laju Pengeringan Pada Alat Pengering Pakaian Yang Tidak Terpengaruh Waktu Dan Cuaca","authors":"Eko Edy Susanto, F. Rahmadianto, G. A. Pohan","doi":"10.36040/flywheel.v12i2.4276","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4276","url":null,"abstract":"Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan ketika musim hujan tiba.Dimana proses pengeringan menggunakan energi matahari. Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan dikarenakan Perubahan cuaca yang tidak menentu karena itu dibuatlah “Alat Pengering Pakaian”. Pembuatan alat pengering pakaian bertujuan untuk membantu proses pengeringan diwaktu cuaca tibak bagus. \u0000Alat pengering pakaian mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu alat pemanas dan lemari pemanas atau pengering pakian. Alat pemanas terdapat Hand Blower dengan kecepatan 6 Speed dengan tujuan agar pengguna dapat menyesuaikan kecepatan udara panas yang ingin dialirkan ke lemari pemanas untuk mendapatkan hasil yang efisien untuk mengeringkan pakaian, dan menggunakan panas kompor sebagai sumber energi panas. \u0000Temperature panas kompor 400 °C pada temperature ruangan 28°C, Kemudian didapatkan Temperatur udara panas yang masuk ke lemari pemanas atau pengering 53 – 72 °C pada kecepatan putaran blower yang digunakan. Dan temperature udara panas Hasil pengujian dari alat pengering pakaian didapat efisiensi pada ruang pengering yang terbesar pada kecepatan putaran blower 3000 Rpm sebesar 6,42 % dan efisiensi terkecil pada kecepatan putaran blower 9000 Rpm sebesar 0,38.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131208278","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-19DOI: 10.36040/flywheel.v12i2.4278
F. Rahmadianto, Eko Edy Susanto, G. A. Pohan
Bahan baku bambu banyak digunakan di Indonesia sebagai stik bambu dan bambu mempunyai banyak jenis, jenis yang peneliti gunakan adalah jenis bambu betung, bambu hijau, dan bambu hitam, pemilihan bahan baku jenis bambu merupakan aspek penting guna untuk menghasilkan kualitas produk yang presisi dan layak untuk dipasarkan dengan bantuan mesin penyerut. Mesin penyerut merupakan mesin tepat guna dalam meningkatkan produksi stik bambu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen atau pengujian terhadap mesin penyerut dengan bahan baku bambu betung, bambu hijau dan bambu hitam sebagai bahan olahan kemudian dilakukan pengukuran diameter dengan jangka sorong dihitung rata-rata penyimpangan hasil penyerutan dengan standart diameter yang digunakan adalah diameter mata pisau 2,5mm, 3mm, 4mm, 5mm. Berdasarkan hasil pengujian mesin penyerut yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada jenis bambu betung merupakan jenis bambu yang baik atau bambu yang sedikit terjadi penyimpangan dari hasil mesin penyerut yaitu pada diameter 2.50 mm adalah 0.06 mm, pada diameter 3 mm adalah 0.06, pada diameter 4 mm adalah 0.05 mm dan pada diameter 5 mm adalah 0.05 mm, sedangkan pada bambu hijau merupakan jenis bambu lunak sehingga hasil penyerutan tidak presisi atau banyak terjadi penyimpangan produk, sedangkan kepresisian yang dihasilkan mesin penyerut dengan jenis bambu hitam adalah sedang karena hasil kepresisian yang dihasilkan diatas kepresisian jenis bambu hijau dan dibawah tingkat kepresisian jenis bambu betung.
{"title":"Pelatihan Meningkatkan Kualitas Pembuatan Stik Mie dari Bahan Bambu di Kota Malang","authors":"F. Rahmadianto, Eko Edy Susanto, G. A. Pohan","doi":"10.36040/flywheel.v12i2.4278","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4278","url":null,"abstract":"Bahan baku bambu banyak digunakan di Indonesia sebagai stik bambu dan bambu mempunyai banyak jenis, jenis yang peneliti gunakan adalah jenis bambu betung, bambu hijau, dan bambu hitam, pemilihan bahan baku jenis bambu merupakan aspek penting guna untuk menghasilkan kualitas produk yang presisi dan layak untuk dipasarkan dengan bantuan mesin penyerut. Mesin penyerut merupakan mesin tepat guna dalam meningkatkan produksi stik bambu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen atau pengujian terhadap mesin penyerut dengan bahan baku bambu betung, bambu hijau dan bambu hitam sebagai bahan olahan kemudian dilakukan pengukuran diameter dengan jangka sorong dihitung rata-rata penyimpangan hasil penyerutan dengan standart diameter yang digunakan adalah diameter mata pisau 2,5mm, 3mm, 4mm, 5mm. Berdasarkan hasil pengujian mesin penyerut yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada jenis bambu betung merupakan jenis bambu yang baik atau bambu yang sedikit terjadi penyimpangan dari hasil mesin penyerut yaitu pada diameter 2.50 mm adalah 0.06 mm, pada diameter 3 mm adalah 0.06, pada diameter 4 mm adalah 0.05 mm dan pada diameter 5 mm adalah 0.05 mm, sedangkan pada bambu hijau merupakan jenis bambu lunak sehingga hasil penyerutan tidak presisi atau banyak terjadi penyimpangan produk, sedangkan kepresisian yang dihasilkan mesin penyerut dengan jenis bambu hitam adalah sedang karena hasil kepresisian yang dihasilkan diatas kepresisian jenis bambu hijau dan dibawah tingkat kepresisian jenis bambu betung.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125009840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-19DOI: 10.36040/flywheel.v12i2.4277
Fajar Maulana, W. Sujana
Pompa sentrifugal adalah pompa yang mengubah energi kinetik putaran poros dan impeller menjadi tekanan fluida, dimana arah fluida tegak lurus dengan sumbu impeller. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat keluar melalui outlet. Pada kesempatan ini saya mencoba memaparkan hasil penelitian saya tenang analisa variasi foot valve dan jatuh air terhadap karaktristik pada pompa sentrifugal dengan variasi foot valve ukuran ½, ¾, dan 1 inch dengan variasi ketinggian 1, 2, dan 3 meter dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, dan 5 menit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui data mana yang bisa meningkatkan performence pada pompa sentrifugal sebagaimana yang dihasilkan untuk kerja pompa agar kedepannya bisa digunakan pada kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian saya didapatkan data yang paling efisien adalah data pompa air pada variasi foot valve ukuran 1 inch, dimana data ini memperoleh air cukup banyak khususnya pada ketinggian 1 meter yaitu mendapatkan debit air 30,65 liter/menit atau 510,833 mililiter/detik.
{"title":"Analisa Variasi Foot Valve Dan Jatuh Air Terhadap Karakteristik Pada Pompa Sentrifugal","authors":"Fajar Maulana, W. Sujana","doi":"10.36040/flywheel.v12i2.4277","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4277","url":null,"abstract":"Pompa sentrifugal adalah pompa yang mengubah energi kinetik putaran poros dan impeller menjadi tekanan fluida, dimana arah fluida tegak lurus dengan sumbu impeller. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat keluar melalui outlet. Pada kesempatan ini saya mencoba memaparkan hasil penelitian saya tenang analisa variasi foot valve dan jatuh air terhadap karaktristik pada pompa sentrifugal dengan variasi foot valve ukuran ½, ¾, dan 1 inch dengan variasi ketinggian 1, 2, dan 3 meter dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, dan 5 menit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui data mana yang bisa meningkatkan performence pada pompa sentrifugal sebagaimana yang dihasilkan untuk kerja pompa agar kedepannya bisa digunakan pada kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian saya didapatkan data yang paling efisien adalah data pompa air pada variasi foot valve ukuran 1 inch, dimana data ini memperoleh air cukup banyak khususnya pada ketinggian 1 meter yaitu mendapatkan debit air 30,65 liter/menit atau 510,833 mililiter/detik.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"208 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114592116","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-16DOI: 10.36040/FLYWHEEL.V12I1.2904
F. Rahmadianto, G. A. Pohan, E. Susanto
Dalam penyusunan jurnal ini peneliti bermaksud untuk memberikan informasi tentang proses desalinasi air laut dengan variasi filter tempurung kelapa dan variasi temperatur pemanasan. Dengan proses desalinasi air laut dengan filter tempurung kelapa sangat menguntungkan karena mampu memberikan penurunan nilai TDS pada air laut dengan satuan PPM mg/l. Namun tidak hanya itu, desalinasi air laut sangat memberikan kontribusi untuk peningkatan nilai pH air laut untuk kelayakan minum. Dalam proses desalinasi dengan filter tempurung kelapa menggunakan 3 filter tempurung kelapa yang memiliki ketebalan, suhu dan holding waktu yang berbeda-beda. Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode taguchi. Selama proses pengujian ini batasannya adalah untuk mengetahui dampak filter tempurung kelapa terhadap nilai TDS dan pH. Maka dari itu peneliti sungguh mendapatkan temuan menakjubkan dimana filter tempurung kelapa ini mampu mengurangi zat yang terkandung dalam air laut melalui uji TDS. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tempurung kelapa sangat penting untuk proses desalinasi air laut dalam mengurangi kadar zat yang bisa saja berbahaya dalam air laut.
{"title":"Analisa Perancangan Desalinasi Air Laut Dengan Variasi Filter Tempurung Kelapa Dan Variasi Temperatur Pemanasan","authors":"F. Rahmadianto, G. A. Pohan, E. Susanto","doi":"10.36040/FLYWHEEL.V12I1.2904","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/FLYWHEEL.V12I1.2904","url":null,"abstract":"Dalam penyusunan jurnal ini peneliti bermaksud untuk memberikan informasi tentang proses desalinasi air laut dengan variasi filter tempurung kelapa dan variasi temperatur pemanasan. Dengan proses desalinasi air laut dengan filter tempurung kelapa sangat menguntungkan karena mampu memberikan penurunan nilai TDS pada air laut dengan satuan PPM mg/l. Namun tidak hanya itu, desalinasi air laut sangat memberikan kontribusi untuk peningkatan nilai pH air laut untuk kelayakan minum. Dalam proses desalinasi dengan filter tempurung kelapa menggunakan 3 filter tempurung kelapa yang memiliki ketebalan, suhu dan holding waktu yang berbeda-beda. Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode taguchi. Selama proses pengujian ini batasannya adalah untuk mengetahui dampak filter tempurung kelapa terhadap nilai TDS dan pH. Maka dari itu peneliti sungguh mendapatkan temuan menakjubkan dimana filter tempurung kelapa ini mampu mengurangi zat yang terkandung dalam air laut melalui uji TDS. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tempurung kelapa sangat penting untuk proses desalinasi air laut dalam mengurangi kadar zat yang bisa saja berbahaya dalam air laut.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117052837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-09-25DOI: 10.36040/FLYWHEEL.V11I2.2849
F. Rahmadianto, E. Susanto, G. A. Pohan
Dalam hal ini, kami melakukan studi lapangan yang ada di lingkungan kelurahan Madyopuro. Kami melakukan pembuatan alat untuk pencampuran bahan bakar dan karet untuk pembuatan lem. Lem ini digunakan untuk perekat ban dalam vulkanisir ban. Dimana dalam ekonomi yang sekarang ini, daya beli masyarakat untuk membeli ban baru sangat tidak memungkinkan. Dengan adanya ban bekas yang divulkanisir menjadi ban baru sangat menolong dalam hal ekonomi. Dan usaha yang dilakukan masyarakat/pekerja, dapat mmbantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang terlibat langsung dalam pembuatan ban vulkanisir ini. Berjalannya waktu telah berdiri UKM yang memproduksi ban vulkanisir ini secara berkala, yaitu UKM DAMARU MANDIRI, milik Suhanaviryanto yang beralamatkan di jalan Wisnuwardana, Kelurahan Madyopuro, Malang Metode pelaksanaan yang dilaksanakan pada kegiatan abdi masyarakat, berdasarkan mitra UKM terbagi kedalam beberapa permasalahan. Produksi langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan : Koordinasi dan diskusi dengan mitra tentang alat yang dibutuhkan, jadwal program. Desain, Desain mesin pengaduk lem, Koordinasi dan diskusi dengan tim teknisi alat, Uji coba mesin pengaduk lem, Penyerahkan alat ke mitra ukm. Pelatihan dan pendampingan dalam pengoperasian mesin pengaduk lem, Evaluasi penggunaan mesin pengaduk lem Data analisis dengan metode Taguchi menunjukkan bahwa ketiga faktor yaitu Pengaduk secara Manual, Sirip terpisah dan Sirip Oval dapat di urutkan berdasarkan nilai ranking. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Sirip Terpisah memiliki pengaruh terbesar terhadap Waktu Pengaduk Lem, diikuti dengan Sirip Oval, kemudian dengan Manual. Berdasarkan desain eksperimen Taguchi hasil grafik main Effect Plot for Means dengan pendekatan Smallest is the better, kondisi optimal dalam pengaduk lem adalah dengan menggunakan Sirip Terpisah.
{"title":"Analisa Peningkatan Produksi Lem Dengan Metode Taguchi","authors":"F. Rahmadianto, E. Susanto, G. A. Pohan","doi":"10.36040/FLYWHEEL.V11I2.2849","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/FLYWHEEL.V11I2.2849","url":null,"abstract":"Dalam hal ini, kami melakukan studi lapangan yang ada di lingkungan kelurahan Madyopuro. Kami melakukan pembuatan alat untuk pencampuran bahan bakar dan karet untuk pembuatan lem. Lem ini digunakan untuk perekat ban dalam vulkanisir ban. Dimana dalam ekonomi yang sekarang ini, daya beli masyarakat untuk membeli ban baru sangat tidak memungkinkan. Dengan adanya ban bekas yang divulkanisir menjadi ban baru sangat menolong dalam hal ekonomi. Dan usaha yang dilakukan masyarakat/pekerja, dapat mmbantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang terlibat langsung dalam pembuatan ban vulkanisir ini. Berjalannya waktu telah berdiri UKM yang memproduksi ban vulkanisir ini secara berkala, yaitu UKM DAMARU MANDIRI, milik Suhanaviryanto yang beralamatkan di jalan Wisnuwardana, Kelurahan Madyopuro, Malang \u0000Metode pelaksanaan yang dilaksanakan pada kegiatan abdi masyarakat, berdasarkan mitra UKM terbagi kedalam beberapa permasalahan. Produksi langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan : \u0000Koordinasi dan diskusi dengan mitra tentang alat yang dibutuhkan, jadwal program. Desain, Desain mesin pengaduk lem, Koordinasi dan diskusi dengan tim teknisi alat, Uji coba mesin pengaduk lem, Penyerahkan alat ke mitra ukm. Pelatihan dan pendampingan dalam pengoperasian mesin pengaduk lem, Evaluasi penggunaan mesin pengaduk lem \u0000Data analisis dengan metode Taguchi menunjukkan bahwa ketiga faktor yaitu Pengaduk secara Manual, Sirip terpisah dan Sirip Oval dapat di urutkan berdasarkan nilai ranking. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Sirip Terpisah memiliki pengaruh terbesar terhadap Waktu Pengaduk Lem, diikuti dengan Sirip Oval, kemudian dengan Manual. Berdasarkan desain eksperimen Taguchi hasil grafik main Effect Plot for Means dengan pendekatan Smallest is the better, kondisi optimal dalam pengaduk lem adalah dengan menggunakan Sirip Terpisah.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"129 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129221747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-19DOI: 10.36040/flywheel.v11i1.2503
Redaksi dan Daftar Isi
Redaksi dan Daftar Isi
编辑和目录
{"title":"Redaksi dan Daftar Isi","authors":"Redaksi dan Daftar Isi","doi":"10.36040/flywheel.v11i1.2503","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v11i1.2503","url":null,"abstract":"Redaksi dan Daftar Isi","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115412121","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}