Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.30598/biofaal.v5i1.13920
Hendro Hitijahubessy, Alicia Royani Dumatubun, M. I. H. Hanoatubun, Anggreni Sianturi, B. B. Tumiwa
Pengobatan vibriosis dalam industri akuakultur memilih memberi makan ikan yang terinfeksi dengan obat antibiotik. Pemberian antibiotik sintesis bisa menyebabkan timbulnya resistensi antibiotik, dibutuhkan antibiotik baru dari bahan alam untuk mengurangi dampak bahaya bagi ikan, rumput laut, udang dan lingkungan sekitarnya. Salah satu tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antibakteri adalah tanaman belimbing wuluh. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen, mengukur kemampuan antibakteri Vibrio sp. dengan metode difusi cakram dan mengkaji kandungan metabolit sekunder dalam daun belimbing wuluh yang dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Tujuh perlakuan konsentrasi ekstrak yaitu ekstrak 100%, 75%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%. Hasil rendemen ekstrak etanol daun belimbing wuluh belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebesar 5%. Data hasil penelitian menunjukan adanya aktifitas antibakteri yang sedang dari ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 100%, dengan zona hambat sebesar 16,95 mm. Aktifitas antibakteri yang lemah berada pada ekstrak konsentrasi 75% dengan zona hambat sebesar 11,75 mm. Konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh di bawah konsentrasi 75% tidak menghambat bakteri. Kajian fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendukung sifat antibakteri Vibrio sp. Dari esktrak daun belimbing wuluh dan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun belimbing wuluh adalah alkaloid, steroid, flavanoid, tanin dan saponin.
{"title":"ANALSIS KEMAMPUAN ANTIBAKTERI DARI ESKTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Vibrio sp.","authors":"Hendro Hitijahubessy, Alicia Royani Dumatubun, M. I. H. Hanoatubun, Anggreni Sianturi, B. B. Tumiwa","doi":"10.30598/biofaal.v5i1.13920","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v5i1.13920","url":null,"abstract":"Pengobatan vibriosis dalam industri akuakultur memilih memberi makan ikan yang terinfeksi dengan obat antibiotik. Pemberian antibiotik sintesis bisa menyebabkan timbulnya resistensi antibiotik, dibutuhkan antibiotik baru dari bahan alam untuk mengurangi dampak bahaya bagi ikan, rumput laut, udang dan lingkungan sekitarnya. Salah satu tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antibakteri adalah tanaman belimbing wuluh. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen, mengukur kemampuan antibakteri Vibrio sp. dengan metode difusi cakram dan mengkaji kandungan metabolit sekunder dalam daun belimbing wuluh yang dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Tujuh perlakuan konsentrasi ekstrak yaitu ekstrak 100%, 75%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%. Hasil rendemen ekstrak etanol daun belimbing wuluh belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebesar 5%. Data hasil penelitian menunjukan adanya aktifitas antibakteri yang sedang dari ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 100%, dengan zona hambat sebesar 16,95 mm. Aktifitas antibakteri yang lemah berada pada ekstrak konsentrasi 75% dengan zona hambat sebesar 11,75 mm. Konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh di bawah konsentrasi 75% tidak menghambat bakteri. Kajian fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendukung sifat antibakteri Vibrio sp. Dari esktrak daun belimbing wuluh dan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun belimbing wuluh adalah alkaloid, steroid, flavanoid, tanin dan saponin.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":" 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141826496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Studi literatur ini membahas keanekaragaman anggrek di Kalimantan Barat, sebuah wilayah yang kaya akan jenis anggrek. Dengan luas wilayah hutan yang mencapai 57,14%, Kalimantan Barat menjadi habitat ideal bagi berbagai jenis anggrek. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga anggrek sering dieksploitasi secara berlebihan dan menyebabkan beberapa jenis anggrek menjadi terancam atau populasinya menjadi langka. Studi literatur ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terkait ekologi dan konservasi anggrek di Kalimantan Barat. Melalui analisis literatur yang komprehensif dapat mengidentifikasi keanekaragaman anggrek dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberlangsungan hidup mereka. Hasil temuan dari studi literatur ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga tentang keragaman hayati di Kalimantan Barat, serta menjadi landasan untuk upaya pelestarian dan pemanfaatan anggrek di lingkungan yang heterogen.
{"title":"Studi Literatur Inventarisasi Anggrek (Orchidaceae) di Kalimantan Barat","authors":"Arielda Putri Aditya, Syamswisna Syamswisna, Muthia Kumalasari, Aulia Anisa, Sari Hartini, Doni Hariansah","doi":"10.30598/biofaal.v5i1pp065-073","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v5i1pp065-073","url":null,"abstract":"Studi literatur ini membahas keanekaragaman anggrek di Kalimantan Barat, sebuah wilayah yang kaya akan jenis anggrek. Dengan luas wilayah hutan yang mencapai 57,14%, Kalimantan Barat menjadi habitat ideal bagi berbagai jenis anggrek. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga anggrek sering dieksploitasi secara berlebihan dan menyebabkan beberapa jenis anggrek menjadi terancam atau populasinya menjadi langka. Studi literatur ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terkait ekologi dan konservasi anggrek di Kalimantan Barat. Melalui analisis literatur yang komprehensif dapat mengidentifikasi keanekaragaman anggrek dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberlangsungan hidup mereka. Hasil temuan dari studi literatur ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga tentang keragaman hayati di Kalimantan Barat, serta menjadi landasan untuk upaya pelestarian dan pemanfaatan anggrek di lingkungan yang heterogen.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":" 29","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141827844","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.30598/biofaal.v5i1pp044-052
Deford Cristy Birahy, G. Siahaya, B. Bustomi, C. A. Seumahu, Maria Nindatu, M. C. Mainassy, L. M. C. Huwae
Bulu babi Diadema setosum relatif melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa fitokimia dan kemampuan antibakteri ekstrak etanol cangkang dan duri bulu babi Diadema setosum terhadap isolat bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi cangkang dan duri bulu babi Diadema setosum dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining fitokimia ekstrak cangkang bulu babi (Diadema setosum) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa yang ditemukan pada ekstrak duri bulu babi Diadema setosum antara lain alkaloid, flavonoid, dan tanin. Pengujian antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa kedua sampel (cangkang dan duri) menghasilkan zona hambat terhadap isolat bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp.
{"title":"SKRINING FITOKIMIA DAN ANTIBAKTERI CANGKANG DAN DURI BULU BABI Diadema setosum","authors":"Deford Cristy Birahy, G. Siahaya, B. Bustomi, C. A. Seumahu, Maria Nindatu, M. C. Mainassy, L. M. C. Huwae","doi":"10.30598/biofaal.v5i1pp044-052","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v5i1pp044-052","url":null,"abstract":"Bulu babi Diadema setosum relatif melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa fitokimia dan kemampuan antibakteri ekstrak etanol cangkang dan duri bulu babi Diadema setosum terhadap isolat bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi cangkang dan duri bulu babi Diadema setosum dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining fitokimia ekstrak cangkang bulu babi (Diadema setosum) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa yang ditemukan pada ekstrak duri bulu babi Diadema setosum antara lain alkaloid, flavonoid, dan tanin. Pengujian antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa kedua sampel (cangkang dan duri) menghasilkan zona hambat terhadap isolat bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":" 27","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141827653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp75-80
Celine Rani Kaligis, P. Maabuat, Roni Koneri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) di Pesisir Pulau Mentehage Kabupaten Minahasa utara. Penelitian ini dilakukan pada bulanNovember 2021. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadrat (tegak lurus pantai) yang dimodifikasi dari metode Seagrass Watch, dengan menarik transek sepanjang 25m kearah tubir dengan 3 kali ulangan pada 5 lokasi berbeda, dengan menggunakan frame kuadrat ukuran 50cm x 50cm dengan jarak antara kuadrat satu dengan yang lainnya adalah 5 m. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa di Pulau Mantehage pada lima lokasi penelitian ditemukan tujuh spesies lamun yaitu Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila spinulosa. Penelitian ini menunjukan Indeks Nilai Penting tertinggi pada lima lokasi penelitian yaitu E. acoroides dengan total INP sebesar 398.10.
本研究旨在确定北米纳哈萨区(Mentehage island north Minahasa)海岸的重要价值指数(INP)。这项研究于2021年11月进行。该研究采用了从Seagrass Watch (Seagrass Watch)方法改良的transek方法,将一段25米(25米)长的transek拉向tubir,在5个不同的地点进行3次重复,使用50厘米的平方平方帧x 50厘米(5米)之间的距离。根据这项研究发现的研究结果,在五种海葵岛上发现了七种海葵,一种叫做黑尾藻属的海葵,一种异戊二烯,一种异戊二醛,一种异戊二醛,一种促红细胞杆菌,地中海贫血,地中海贫血,地中海贫血和脊髓脊髓炎。该研究显示了五个研究地点中最重要的指标——E. acoroides,总计为398.10。
{"title":"NILAI PENTING LAMUN DI PESISIR PULAU MENTEHAGE, KEBUPATEN MINAHASA UTARA","authors":"Celine Rani Kaligis, P. Maabuat, Roni Koneri","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp75-80","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp75-80","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) di Pesisir Pulau Mentehage Kabupaten Minahasa utara. Penelitian ini dilakukan pada bulanNovember 2021. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadrat (tegak lurus pantai) yang dimodifikasi dari metode Seagrass Watch, dengan menarik transek sepanjang 25m kearah tubir dengan 3 kali ulangan pada 5 lokasi berbeda, dengan menggunakan frame kuadrat ukuran 50cm x 50cm dengan jarak antara kuadrat satu dengan yang lainnya adalah 5 m. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa di Pulau Mantehage pada lima lokasi penelitian ditemukan tujuh spesies lamun yaitu Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila spinulosa. Penelitian ini menunjukan Indeks Nilai Penting tertinggi pada lima lokasi penelitian yaitu E. acoroides dengan total INP sebesar 398.10.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"194 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123015776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp99-105
Adrien Jems Akiles Unitly, Debby D Moniharapon, Fenska Violenta Sapulette
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek biolarvasida ekstrak etanol daun cengkeh penyebab mortalitas nyamuk Anopheles sp. dan dosis ekstrak etanol daun cengkeh yang efektif sebagai biolarvasida. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dimana 525 larva Anopheles sp. dibagi dalam 7 kelompok dengan 3 kali ulangan, larva Anopheles sp. diletakan dalam 21 gelas plastik, dimana masing-masing plastik berisi 25 ekor larva Anopheles sp. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji duncan pada tarif nyata a = 0.05 menggunakan perangkat lunak SAS dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil untuk mengetahui perbedaan perlakuan yang diberikan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cengkeh kosentrasi 0.50%, 1%, 1.50%, 2%, 4%, 6% memiliki efek biolarvasida penyebab mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. dengan konsentrasi yang efektif adalah 6% dan persentasi mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. sebesar 100% pada jam ke-9.
{"title":"EFEK BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) PENYEBAB MORTALITAS LARVA NYAMUK Anopheles sp.","authors":"Adrien Jems Akiles Unitly, Debby D Moniharapon, Fenska Violenta Sapulette","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp99-105","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp99-105","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek biolarvasida ekstrak etanol daun cengkeh penyebab mortalitas nyamuk Anopheles sp. dan dosis ekstrak etanol daun cengkeh yang efektif sebagai biolarvasida. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dimana 525 larva Anopheles sp. dibagi dalam 7 kelompok dengan 3 kali ulangan, larva Anopheles sp. diletakan dalam 21 gelas plastik, dimana masing-masing plastik berisi 25 ekor larva Anopheles sp. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji duncan pada tarif nyata a = 0.05 menggunakan perangkat lunak SAS dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil untuk mengetahui perbedaan perlakuan yang diberikan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cengkeh kosentrasi 0.50%, 1%, 1.50%, 2%, 4%, 6% memiliki efek biolarvasida penyebab mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. dengan konsentrasi yang efektif adalah 6% dan persentasi mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. sebesar 100% pada jam ke-9.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116237359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp94-98
Albertus Sairudy, Lodia A Tetletlora
Poultry business has excellent market prospects, because it is supported by the characteristics of products received by the community, affordable prices with access that are easily obtained because it is already a public good. This commodity also plays a real role in food security both in the countryside and in urban areas. Nationally, the poultry industry is the main trigger for the development of business in the livestock subsector. In addition, the development of livestock business both small farms / people and livestock industry is caused by public awareness of the nutritional needs of animal origin. Therefore, it is necessary to develop both livestock businesses, both small businesses and livestock industries. The purpose and benefits of this field skill practice are to observe directly the types of feed given to laying hens, and add insight in preparation for the world of work. In addition, comparing the theory obtained with the conditions on the field. The time of Field Skills Practice activities starts from January to February 2021 at the laying hen farming business in Patti Village, Moa Island, Southwest Maluku Regency. Based on the results obtained, it can be concluded that the FEEDING SYSTEM has not been categorized as good. This is because feeding does not take into account the needs of chicken / tail / day. Therefore, it can affect the level of egg productivity can decrease.
{"title":"Feeding System For Laying Hens In Patti Village, Moa Island, Southwest Maluku Regency","authors":"Albertus Sairudy, Lodia A Tetletlora","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp94-98","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp94-98","url":null,"abstract":"Poultry business has excellent market prospects, because it is supported by the characteristics of products received by the community, affordable prices with access that are easily obtained because it is already a public good. This commodity also plays a real role in food security both in the countryside and in urban areas. Nationally, the poultry industry is the main trigger for the development of business in the livestock subsector. In addition, the development of livestock business both small farms / people and livestock industry is caused by public awareness of the nutritional needs of animal origin. Therefore, it is necessary to develop both livestock businesses, both small businesses and livestock industries. The purpose and benefits of this field skill practice are to observe directly the types of feed given to laying hens, and add insight in preparation for the world of work. In addition, comparing the theory obtained with the conditions on the field. The time of Field Skills Practice activities starts from January to February 2021 at the laying hen farming business in Patti Village, Moa Island, Southwest Maluku Regency. Based on the results obtained, it can be concluded that the FEEDING SYSTEM has not been categorized as good. This is because feeding does not take into account the needs of chicken / tail / day. Therefore, it can affect the level of egg productivity can decrease.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124090102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp64-74
Gridche Huwae, D. Sumah, M. Lilipory, Hery Jotlely, Maria Nindatu
Hipertensi atau yang sering disebut tekanan darah tinggi adalah tekanan darah peristen dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Seledri (Apium graveolens L) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal sebagai anti hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kairatu. Penelitian ini menggunakan rancangan experiment one group pre-post tes design. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling. Terdapat 40 orang responden hipertensi di wilayah di Puskesmas Kairatu. Analisa data dilakukan dengan SPSS dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung untuk tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole p= 0,000 (< α=0,05), maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian air rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah baik sistole maupun diastole pada penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SELEDRI (Apium graveolens) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAIRATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT","authors":"Gridche Huwae, D. Sumah, M. Lilipory, Hery Jotlely, Maria Nindatu","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp64-74","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp64-74","url":null,"abstract":"Hipertensi atau yang sering disebut tekanan darah tinggi adalah tekanan darah peristen dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Seledri (Apium graveolens L) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal sebagai anti hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kairatu. Penelitian ini menggunakan rancangan experiment one group pre-post tes design. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling. Terdapat 40 orang responden hipertensi di wilayah di Puskesmas Kairatu. Analisa data dilakukan dengan SPSS dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung untuk tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole p= 0,000 (< α=0,05), maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian air rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah baik sistole maupun diastole pada penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114746207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp81-86
H. Hitijahubessy
Virgin coconut oil (VCO) is a form of processed coconut that is widely produced by people in Indonesia. VCO is often called pure coconut oil. VCO with good quality is by fermentation method using yeast. The quality of VCO can be measured by 3 types of analysis: water content, free fatty acids and peroxide number. The results of this analysis will be compared with the standards of the Asian and Pacific Coconut Community (APCC). VCO from fermentation method will be combined with the absorption method using nutmeg shell activated charcoal to see if there is a much better quality improvement. The results showed that there was a significant increase in quality with a decrease in the average water content from 0,1665% to 0,1005%. In addition, there was a significant decrease in the average free fatty acid content from 0,4681% to 0,3790% and significant decrease in average peroxide number from 0,1991 meq/kg to 0,0997 meq/kg. The results of the research on three VCO quality standards showed a value that was in accordance with the APCC standard.
{"title":"Utilization Of Activated Charcoal From Nutmeg Shell Waste As An Adsorbent To Improve The Quality Of Virgin Coconut Oil (VCO) Fermentation Method","authors":"H. Hitijahubessy","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp81-86","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp81-86","url":null,"abstract":"Virgin coconut oil (VCO) is a form of processed coconut that is widely produced by people in Indonesia. VCO is often called pure coconut oil. VCO with good quality is by fermentation method using yeast. The quality of VCO can be measured by 3 types of analysis: water content, free fatty acids and peroxide number. The results of this analysis will be compared with the standards of the Asian and Pacific Coconut Community (APCC). VCO from fermentation method will be combined with the absorption method using nutmeg shell activated charcoal to see if there is a much better quality improvement. The results showed that there was a significant increase in quality with a decrease in the average water content from 0,1665% to 0,1005%. In addition, there was a significant decrease in the average free fatty acid content from 0,4681% to 0,3790% and significant decrease in average peroxide number from 0,1991 meq/kg to 0,0997 meq/kg. The results of the research on three VCO quality standards showed a value that was in accordance with the APCC standard.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130085164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp57-63
H. E. Leimena
The use of an external heat source for egg incubation will affect the nesting success of Moluccan scrubfowl (Eulipoa wallacei), thus ultimately determining their reproductive success. The purpose of this study was to calculate bird nest success and identify egg developmental condition from in-situ incubation. Field experiment method was used to estimate the effect of in-situ incubation treatment on bird nest success. A total of 220 egges were planted and 119 eggs were successfully incubated to produce chicks with an average nest success of 0.471 (47.07%). The average incubation time interval was 90 days (interval 86 – 94 days). Of the total eggs that did not hatch, 73.64% of the eggs did not show the embryonic formation during the incubation period. Ideal incubation conditions were important to trigger embrionic formation, so that in the end increase the probability of nest success and sustainable population recruitmen. This study also showed the potential of the Wai Learisa Kayeli estuary as an alternative nesting location for Moluccan scrubfowl on Haruku Island.
{"title":"Nests Success and Eggs Development Conditions On In-Situ Incubation of Moluccan Scrubfowl (Eulipoa wallacei)","authors":"H. E. Leimena","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp57-63","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp57-63","url":null,"abstract":"The use of an external heat source for egg incubation will affect the nesting success of Moluccan scrubfowl (Eulipoa wallacei), thus ultimately determining their reproductive success. The purpose of this study was to calculate bird nest success and identify egg developmental condition from in-situ incubation. Field experiment method was used to estimate the effect of in-situ incubation treatment on bird nest success. A total of 220 egges were planted and 119 eggs were successfully incubated to produce chicks with an average nest success of 0.471 (47.07%). The average incubation time interval was 90 days (interval 86 – 94 days). Of the total eggs that did not hatch, 73.64% of the eggs did not show the embryonic formation during the incubation period. Ideal incubation conditions were important to trigger embrionic formation, so that in the end increase the probability of nest success and sustainable population recruitmen. This study also showed the potential of the Wai Learisa Kayeli estuary as an alternative nesting location for Moluccan scrubfowl on Haruku Island.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116225228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i2pp87-93
Hendro Hitijahubessy, John Yoro Parlindungan
Era pandemi Covid-19 dalam kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan pelindung diri yang dapat menangkal virus korona, salah satu pelindung diri yang digunakan saat ini adalah hand sanitizer. Penelitian ini akan dibuat hand sanitizer dengan kombinasi Virgin Coconut Oil (VCO) dengan alkohol. Fungsi kedua bahan ini sebagai antibakteri memungkinkan paduan kedua bahan ini sangat efektif untuk dikombinasikan menjadi produk hand sanitizer. Metode pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji organoleptic dan uji zona bening untuk mengetahu kualitas dari hand sanitizer. Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji organoleptik dan uji zona bening dapat disimpulkan bahwa hand sanitizer yang terbaik berada pada konsentrasi VCO 25% karena sifat lembut di area telapak tangan dan kemampuan zona hambat yang sangat kuat terhadap bakteri yang berasal dari tangan manusia sebesar 20,05 mm. Pemanfaatan kelapa sebagai tanaman pesisir untuk dijadikan VCO dan bahan dasar pembuat hand sanitizer maka diharapkan dapat digunakan dengan mudah oleh masyarakat.
{"title":"ANALISIS KUALITAS HAND SANITIZER DARI KOMBINASI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI PELEMBUT DAN ANTIBAKTERI DENGAN CAMPURAN ETANOL","authors":"Hendro Hitijahubessy, John Yoro Parlindungan","doi":"10.30598/biofaal.v2i2pp87-93","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i2pp87-93","url":null,"abstract":"Era pandemi Covid-19 dalam kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan pelindung diri yang dapat menangkal virus korona, salah satu pelindung diri yang digunakan saat ini adalah hand sanitizer. Penelitian ini akan dibuat hand sanitizer dengan kombinasi Virgin Coconut Oil (VCO) dengan alkohol. Fungsi kedua bahan ini sebagai antibakteri memungkinkan paduan kedua bahan ini sangat efektif untuk dikombinasikan menjadi produk hand sanitizer. Metode pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji organoleptic dan uji zona bening untuk mengetahu kualitas dari hand sanitizer. Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji organoleptik dan uji zona bening dapat disimpulkan bahwa hand sanitizer yang terbaik berada pada konsentrasi VCO 25% karena sifat lembut di area telapak tangan dan kemampuan zona hambat yang sangat kuat terhadap bakteri yang berasal dari tangan manusia sebesar 20,05 mm. Pemanfaatan kelapa sebagai tanaman pesisir untuk dijadikan VCO dan bahan dasar pembuat hand sanitizer maka diharapkan dapat digunakan dengan mudah oleh masyarakat.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"11 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133686441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}