Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keberhasilan implantasi tikus Rattus norvegicus terpapar asap rokok pasca diterapi ektrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch). Penelitian mengggunakan metode eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali, yaitu (-): Kelompok kontrol negatif yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan, (+): Kelompok kontrol positif yaitu tikus dipaparkan asap rokok selama 28 hari, (0.067): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.067mg/ekor/hari selama 28 hari, dan (0.135): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.135mg/ekor/hari selama 28 hari. Setelah itu, semua tikus dikawinkan. Pengamatan jumah korpus luteum pada organ ovarium dan titik implantasi pada organ uterus tikus dilakukan pada usia kebuntingan 12 hari. Data yang dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA)-SPSS versi 16.0 dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α = 0.05) dan metode nonparametric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol rumput kebar (Byophytum petersianum Klotzsch) dengan dosis 0.135 mg/ekor/hari mampu meningkatkan keberhasilan implantasi tikus Rattus norvegicus.
{"title":"PENINGKATAN KEBERHASILAN IMPLANTASI TIKUS Rattus norvegicus TERPAPAR ASAP ROKOK PASCA DITERAPI EKSTRAK ETANOL RUMPUT KEBAR (Byophytum petersianum Klotzsch)","authors":"Jeanny Stevani Rahandity, Adrien Jems Akiles Unitly, La Eddy, Laury Marcia Chara Huwae","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp19-27","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp19-27","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keberhasilan implantasi tikus Rattus norvegicus terpapar asap rokok pasca diterapi ektrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch). Penelitian mengggunakan metode eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali, yaitu (-): Kelompok kontrol negatif yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan, (+): Kelompok kontrol positif yaitu tikus dipaparkan asap rokok selama 28 hari, (0.067): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.067mg/ekor/hari selama 28 hari, dan (0.135): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.135mg/ekor/hari selama 28 hari. Setelah itu, semua tikus dikawinkan. Pengamatan jumah korpus luteum pada organ ovarium dan titik implantasi pada organ uterus tikus dilakukan pada usia kebuntingan 12 hari. Data yang dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA)-SPSS versi 16.0 dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α = 0.05) dan metode nonparametric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol rumput kebar (Byophytum petersianum Klotzsch) dengan dosis 0.135 mg/ekor/hari mampu meningkatkan keberhasilan implantasi tikus Rattus norvegicus.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129369757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp35-41
Gea Fani Patading, Nio Song Ai
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting bagi masyarakat Indonesia yang dipakai sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan produksi bawang merah karena dapat meningkatkan kesuburan tanahdan mengendalikan hama penyakit tanaman serta ramah lingkungan karena tidak adanya penggunaan senyawa kimia yang dapat merusak lingkungan,. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak penyiraman PGPR terhadap tinggi, lebar tanaman dan jumlah daun tanaman bawang merah. Tahapan penelitian meliputi eksplorasi yaitu pengambilan akar bambu, pembuatan media cair yang merupakan media tumbuh bakteri, pembuatan biang bakteri atau sumber bakteri, pembuatan PGPR, penanaman bawang merah, penyiraman bawang merah dengan cairan PGPR, dan pengamatan tinggi, lebar dan jumalh daun bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan penyiraman PGPR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi, lebar dan jumlah daun tanaman bawang.
{"title":"EFEKTIVITAS PENYIRAMAN PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)TERHADAP TINGGI, LEBAR DAUN DAN JUMLAH DAUN BAWANG MERAH (Allium cepa L.)","authors":"Gea Fani Patading, Nio Song Ai","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp35-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp35-41","url":null,"abstract":"Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting bagi masyarakat Indonesia yang dipakai sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan produksi bawang merah karena dapat meningkatkan kesuburan tanahdan mengendalikan hama penyakit tanaman serta ramah lingkungan karena tidak adanya penggunaan senyawa kimia yang dapat merusak lingkungan,. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak penyiraman PGPR terhadap tinggi, lebar tanaman dan jumlah daun tanaman bawang merah. Tahapan penelitian meliputi eksplorasi yaitu pengambilan akar bambu, pembuatan media cair yang merupakan media tumbuh bakteri, pembuatan biang bakteri atau sumber bakteri, pembuatan PGPR, penanaman bawang merah, penyiraman bawang merah dengan cairan PGPR, dan pengamatan tinggi, lebar dan jumalh daun bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan penyiraman PGPR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi, lebar dan jumlah daun tanaman bawang.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128192664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp28-34
M. Kaihena, A. M. Ukratalo
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksinnya sehingga dilakukan upaya pencegahannya adalah dengan memutus rantai penularan penyakit yaitu dengan mengeradikasi vektornya. Masyarakat Pulau Buru, Provinsi Maluku menggunakan daun kayu putih untuk menghusir nyamuk. Dalam penggunaannya, daun kayu putih dibakar dan khasiatnya dapat mematikan nyamuk. Daun kayu putih mengandung minyak atsiri yang potensial dikembangkan sebagai larvasida alami pencegah berkembangbiaknya nyamuk A. aegypti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi ekstrak etanol daun kayu putih (Melaleuca leucadendron L) dalam membunuh larva nyamuk A. aegypti. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Tiga ratus larva nyamuk instar III dimasukan pada masing-masing wadah yang berisi ekstrak etanol herba meniran (EEHM) dengan konsentrasi yang sudah ditentukan. Tiap wadah diisi 20 larva. Pengamatan aktivitas larvasida ekstrak etanol herba meniran dilakukan setiap 2 jam sekali selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dengan dosis efektif ekstrak etanol kulit batang kedondong dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti adalah 20 g/mL.Nilai LC50 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 5,091 dengan batas bawah 1,904 dan batas atas 7,007. Sedangkan nilai LC90 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 12,599% dengan batas bawah 9,980 dan batas atas 20,091.
{"title":"DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra L) SEBAGAI PENGENDALI LARVA Aedes aegypti DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA AMBON","authors":"M. Kaihena, A. M. Ukratalo","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp28-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp28-34","url":null,"abstract":"Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksinnya sehingga dilakukan upaya pencegahannya adalah dengan memutus rantai penularan penyakit yaitu dengan mengeradikasi vektornya. Masyarakat Pulau Buru, Provinsi Maluku menggunakan daun kayu putih untuk menghusir nyamuk. Dalam penggunaannya, daun kayu putih dibakar dan khasiatnya dapat mematikan nyamuk. Daun kayu putih mengandung minyak atsiri yang potensial dikembangkan sebagai larvasida alami pencegah berkembangbiaknya nyamuk A. aegypti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi ekstrak etanol daun kayu putih (Melaleuca leucadendron L) dalam membunuh larva nyamuk A. aegypti. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Tiga ratus larva nyamuk instar III dimasukan pada masing-masing wadah yang berisi ekstrak etanol herba meniran (EEHM) dengan konsentrasi yang sudah ditentukan. Tiap wadah diisi 20 larva. Pengamatan aktivitas larvasida ekstrak etanol herba meniran dilakukan setiap 2 jam sekali selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dengan dosis efektif ekstrak etanol kulit batang kedondong dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti adalah 20 g/mL.Nilai LC50 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 5,091 dengan batas bawah 1,904 dan batas atas 7,007. Sedangkan nilai LC90 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 12,599% dengan batas bawah 9,980 dan batas atas 20,091.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132180780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masyarakat Aceh cenderung memiliki rutinitas pagi yang sama setiap harinya, yaitu sarapan dan minum kopi di waktu pagi. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan dalam rentang waktu 30 hari pada beberapa warung kopi di Daerah Darussalam dari tanggal 3 Oktober hingga 1 November 2018. Pilihan makanan masyarakat Aceh juga cenderung sama.Hal ini didukung oleh hasil kuesioner yang diberikan kepada 75 responden warga Banda Aceh pada tanggal 8 November 2018, di sekitar Darussalam. Sebesar 60 % responden mengaku senang mengkonsumsi sambal balado, 20% gorengan, dan 20% kuah berlemak setiap hari. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber kolesterol yang apabila dikonsumsi dalam keadaan tinggi dan terus menerus dapat menimbulkan resiko penyakit jantung. Obat alami dari tanaman dapat dijadikan solusi alternatif untuk penanganan kolesterol tinggi. Satu diantara jenis tanaman lokal Aceh yang memiliki khasiat sebagai antikolesterol adalah asam keranji (Dialium indum L.). Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian ekstrak daging buah asam keranjiberpengaruh terhadapkadarkolesterol darah mencit jantan (Mus musculus). Dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis optimum dalam menurunkan kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus) hiperlipidemia.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM KERANJI (Dialium indum L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL MENCIT JANTAN (Mus musculus) HIPERLIPIDEMIA","authors":"Ayu Nirmala Sari, Muslich Hidayat, Siti Faizah, Diky Setya Diningrat","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp1-10","url":null,"abstract":"Masyarakat Aceh cenderung memiliki rutinitas pagi yang sama setiap harinya, yaitu sarapan dan minum kopi di waktu pagi. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan dalam rentang waktu 30 hari pada beberapa warung kopi di Daerah Darussalam dari tanggal 3 Oktober hingga 1 November 2018. Pilihan makanan masyarakat Aceh juga cenderung sama.Hal ini didukung oleh hasil kuesioner yang diberikan kepada 75 responden warga Banda Aceh pada tanggal 8 November 2018, di sekitar Darussalam. Sebesar 60 % responden mengaku senang mengkonsumsi sambal balado, 20% gorengan, dan 20% kuah berlemak setiap hari. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber kolesterol yang apabila dikonsumsi dalam keadaan tinggi dan terus menerus dapat menimbulkan resiko penyakit jantung. Obat alami dari tanaman dapat dijadikan solusi alternatif untuk penanganan kolesterol tinggi. Satu diantara jenis tanaman lokal Aceh yang memiliki khasiat sebagai antikolesterol adalah asam keranji (Dialium indum L.). Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian ekstrak daging buah asam keranjiberpengaruh terhadapkadarkolesterol darah mencit jantan (Mus musculus). Dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis optimum dalam menurunkan kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus) hiperlipidemia.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124432623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp42-46
Chomsa Ditasari Umi Baszary Baszary, Pieter Kakisina, Linda Linda
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II setelah di beri diet tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.). Manfaat penelitian ini yaitu untuk Memberikan informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang peningkatan motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II setelah di beri diet tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dan Informasi kepada masyarakat tentang diet tepung sagu dalam penurunan diabetes melitus tipe-II. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik dan Uji persamaan regresi dilakukan antar variabel bebas dan variabel terikat hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dapat meningkatkan presentase motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II seiring dengan peningkatan dosis pakan tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.).
{"title":"PENINGKATAN MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus muscullus) DIABETES MELLITUS TIPE-II SETELAH DI BERI DIET TEPUNG SAGU (Metroxylon sagu Rottb.)","authors":"Chomsa Ditasari Umi Baszary Baszary, Pieter Kakisina, Linda Linda","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp42-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp42-46","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II setelah di beri diet tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.). Manfaat penelitian ini yaitu untuk Memberikan informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang peningkatan motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II setelah di beri diet tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dan Informasi kepada masyarakat tentang diet tepung sagu dalam penurunan diabetes melitus tipe-II. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik dan Uji persamaan regresi dilakukan antar variabel bebas dan variabel terikat hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dapat meningkatkan presentase motilitas dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus muscullus) diabetes mellitus tipe-II seiring dengan peningkatan dosis pakan tepung sagu (Metroxylon sagu Rottb.).","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133940469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp11-18
S. S. Lubis, A. N. Sari, M. Fahmi, D. Diningrat
Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas fitokimia ekstrak etanol asam keranji (Dialium indum) sebagai antioksidan secara in vitro. Aktivitas antioksidan yang dilakukan dalam beberapa model pengujian antioksidan secara in vitro yaitu menguji aktivitas reduksi radikal bebas DPPH, radikal superoksida, daya pereduksi ferric dan aktivitas hidrogen peroksida. Kapasitas total antioksidan juga ditentukan. Ekstrak etanol asam keranji menunjukkan aktivitas antioksidan dengan menghambat DPPH, superoksida dan hidrogen peroksida. Pada penelitian ini juga menunjukkan kemampuan ekstrak etanolasam keranji mengurangi kemampuan dalam mereduksi besi. Kapasitas total antioksidan ekstrak etanol asam keranji17,66 mg/g yang dibandingkan dengan asam askorbat (Vitamin C). Aktivitas antioksidan yang signifikan dari ekstrak etanol Dialium indum diduga disebabkan oleh adanya senyawa Asam, Flavonoid, Fenol, Saponin, Tannin (senyawa Fenolik) dan Triterpenoid yang ditemukan dalam screening fitokimia sebelumnya.
{"title":"POTENSI EKSTRAK DAUN ASAM KERANJI (Dialium indum) ACEH SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI","authors":"S. S. Lubis, A. N. Sari, M. Fahmi, D. Diningrat","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp11-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp11-18","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas fitokimia ekstrak etanol asam keranji (Dialium indum) sebagai antioksidan secara in vitro. Aktivitas antioksidan yang dilakukan dalam beberapa model pengujian antioksidan secara in vitro yaitu menguji aktivitas reduksi radikal bebas DPPH, radikal superoksida, daya pereduksi ferric dan aktivitas hidrogen peroksida. Kapasitas total antioksidan juga ditentukan. Ekstrak etanol asam keranji menunjukkan aktivitas antioksidan dengan menghambat DPPH, superoksida dan hidrogen peroksida. Pada penelitian ini juga menunjukkan kemampuan ekstrak etanolasam keranji mengurangi kemampuan dalam mereduksi besi. Kapasitas total antioksidan ekstrak etanol asam keranji17,66 mg/g yang dibandingkan dengan asam askorbat (Vitamin C). Aktivitas antioksidan yang signifikan dari ekstrak etanol Dialium indum diduga disebabkan oleh adanya senyawa Asam, Flavonoid, Fenol, Saponin, Tannin (senyawa Fenolik) dan Triterpenoid yang ditemukan dalam screening fitokimia sebelumnya.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129987350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp47-56
D. Moniharapon, M. Nindatu, Ali Bastian
Ulat daun kubis (Plutella xylostella L., Lepidoptera: Plutellidae) adalah hama utama yang sangat merusak tanaman Brassicaceae, terutama kubis, sawi, dan caisin di Indonesia (Kartosuwondo 1994; Winasa dan Herlinda 2003). Salah satu upaya ysng dilakukanoleh para tani dalam melindungi melindungi tanaman dari hama yaitu menggunakan bahan kimia. Namun bahan kimia itu sendiri memiliki efek negatif terhadap kesehatan kita dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu dipakai bahan alami sebagai pengendali hama yaitu batang serai dapur (Cymbopogon citratus L.) Kandungan kimia dari serai adalah senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil heptenol dan dipentena.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Konsentrasi yang efektif terhadap mortalitas hamaPlutella xylostella danNilai LC50 yang tepat terhadap mortalitas hama Plutella xylostella. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Subjek penelitian adalah hama Plutella xylostellaL. Instar III sebanyak 50 ekor. Konsentrasi yang digunakan 10 g, 20 g, 30 g, 40 g dengan kontrol negative 0 g (aquades) dengan 5 kali pengulangan setiap kelompok perlakuan. Pengamatan dilakukan 24 jam setelah penyemprotan dan hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan kematian hama seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Kemudian data dianalisis Untuk mempelajari tingkat keragaman mortalitas akibat perlakuan, dilakukan analisis sidik ragam (Anova) sedangkan uji probit dengan maksud menghitung nilai lethal consentration.Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terlihat pada nilai Fhitung (41.962) > F tabel (2.866).Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak batang serai berpengaruh secara signifikan terhadap mortalitas Plutella xylostella pada tanaman sawi (Brassisca juncea). Hasil analisis probit LC50 diperoleh pada konsentrasi ekstrak batang serai sebesar 21.277% dengan batas bawah 17.782 dan batas atas 24.824, artinya pada konsentrasi 21.277% ekstrak batang serai mampu mematikan 50% hama Plutella xylostella yang digunakan setelah pemberian ekstrak selama 24 jam pada tingkat kepercayaan 95%
{"title":"PENGARUH EKSTRAK BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon Citratus L.) TERHADAP MORTALITAS HAMA Plutella xylostella L. PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)","authors":"D. Moniharapon, M. Nindatu, Ali Bastian","doi":"10.30598/biofaal.v2i1pp47-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v2i1pp47-56","url":null,"abstract":"Ulat daun kubis (Plutella xylostella L., Lepidoptera: Plutellidae) adalah hama utama yang sangat merusak tanaman Brassicaceae, terutama kubis, sawi, dan caisin di Indonesia (Kartosuwondo 1994; Winasa dan Herlinda 2003). Salah satu upaya ysng dilakukanoleh para tani dalam melindungi melindungi tanaman dari hama yaitu menggunakan bahan kimia. Namun bahan kimia itu sendiri memiliki efek negatif terhadap kesehatan kita dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu dipakai bahan alami sebagai pengendali hama yaitu batang serai dapur (Cymbopogon citratus L.) Kandungan kimia dari serai adalah senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil heptenol dan dipentena.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Konsentrasi yang efektif terhadap mortalitas hamaPlutella xylostella danNilai LC50 yang tepat terhadap mortalitas hama Plutella xylostella. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Subjek penelitian adalah hama Plutella xylostellaL. Instar III sebanyak 50 ekor. Konsentrasi yang digunakan 10 g, 20 g, 30 g, 40 g dengan kontrol negative 0 g (aquades) dengan 5 kali pengulangan setiap kelompok perlakuan. Pengamatan dilakukan 24 jam setelah penyemprotan dan hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan kematian hama seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Kemudian data dianalisis Untuk mempelajari tingkat keragaman mortalitas akibat perlakuan, dilakukan analisis sidik ragam (Anova) sedangkan uji probit dengan maksud menghitung nilai lethal consentration.Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terlihat pada nilai Fhitung (41.962) > F tabel (2.866).Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak batang serai berpengaruh secara signifikan terhadap mortalitas Plutella xylostella pada tanaman sawi (Brassisca juncea). Hasil analisis probit LC50 diperoleh pada konsentrasi ekstrak batang serai sebesar 21.277% dengan batas bawah 17.782 dan batas atas 24.824, artinya pada konsentrasi 21.277% ekstrak batang serai mampu mematikan 50% hama Plutella xylostella yang digunakan setelah pemberian ekstrak selama 24 jam pada tingkat kepercayaan 95%","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122042564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp100-106
Anastasia Sandana, Adrien Jems Akiles Unitly, La Eddy
Kurangnya nafsu makan merupakan kesulitan makan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan merupakan permasalahan fisiologi makan yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap peningkatan nafsu makan dan berat badan tikus Rattus norvegicus. Penelitian ini menggunakan 12 ekor tikus sebagai hewan model yang dibagi menjadi kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) 0.09g, 0.18g dan 0.36g. Kemudian kelompok tikus perlakuan diberi masing-masing dosis ekstrak etanol daun cengkeh(Syzygium aromaticum L.) dan kelompok kontrol yang tidak diberi dosis ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) selama dua minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumsi makanan dan pertambahan berat badan tikus Rattus norvegicus setelah diberi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dengan dosis efektif 0.18g/ekor/hari yang pada minggu pertama dan kedua mengkonsumsi pakan sebanyak 13.85g dan 12.42g lebih banyak dibanding tikus kontrol namun tidak lebih banyak dari konsumsi pakan dosis 0.36g. Hasil perubahan berat badan tikus menunjukan pada dosis 0.18g dapat meningkatkan berat badan dengan hasil kenaikan berat badan pada minggu pertama dan kedua masing- masing 229.71g dan 247.14g lebih besar dari kelompok kontrol dan dosis 0.36g. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan tikus Rattus norvegicus.
{"title":"EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) TERHADAP PENINGKATAN NAFSU MAKAN DAN BERAT BADAN TIKUS Rattus norvegicus","authors":"Anastasia Sandana, Adrien Jems Akiles Unitly, La Eddy","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp100-106","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp100-106","url":null,"abstract":"Kurangnya nafsu makan merupakan kesulitan makan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan merupakan permasalahan fisiologi makan yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap peningkatan nafsu makan dan berat badan tikus Rattus norvegicus. Penelitian ini menggunakan 12 ekor tikus sebagai hewan model yang dibagi menjadi kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) 0.09g, 0.18g dan 0.36g. Kemudian kelompok tikus perlakuan diberi masing-masing dosis ekstrak etanol daun cengkeh(Syzygium aromaticum L.) dan kelompok kontrol yang tidak diberi dosis ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) selama dua minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumsi makanan dan pertambahan berat badan tikus Rattus norvegicus setelah diberi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dengan dosis efektif 0.18g/ekor/hari yang pada minggu pertama dan kedua mengkonsumsi pakan sebanyak 13.85g dan 12.42g lebih banyak dibanding tikus kontrol namun tidak lebih banyak dari konsumsi pakan dosis 0.36g. Hasil perubahan berat badan tikus menunjukan pada dosis 0.18g dapat meningkatkan berat badan dengan hasil kenaikan berat badan pada minggu pertama dan kedua masing- masing 229.71g dan 247.14g lebih besar dari kelompok kontrol dan dosis 0.36g. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan tikus Rattus norvegicus.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127272073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp55-65
Dima Alfred O M, Klaas Zangri C, Meye Ermelinda D, Kia Duan Fransiskus, Ati Vinsensius M, Momo Andriani N
Kajian tentang karakteristik dan distribusi sarang alami penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Sosadale Rote-Ndao, Nusa Tengara Timurdilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2019. Penelitian menggunakan metode survei untuk penetuan 5 stasiun pengamatan dan dilanjutkan dengan pengukuran karakteristik pantai peneluran. Hasil penelitian diperoleh jumlah sarang alami penyu lekang berturut-turut dari stasiun pengamatan 1-5, sebanyak 0, 3, 3, 6, 6 unit sarang. Hasil pengukuran karakteritik fisik pantai stasiun 1 berbatu, 2 dan 3 sedikit berbatu, 4 dan 5 pasir. Beberapa karakteristik fisik pantai Sosadale,yaitu rata-rata kemiringan 11o, lebar pantai 39,5m, panjang pantai 500m. Berdasarkan hasil pengukuran karakteristik sarang alami diameter sarang 16,1cm ± 9,3cm, suhu sarang 21,98o ± 12,3o, kedalaman sarang 26,2 cm ± 14,6cm, kelembapan sarang 26,5% ± 14,8%, dan jarak kevegetasi 1,34m ± 0,7 m, maka disimpulkan bahwa habitat peneluran di Pantai Sosadale Rote-Ndao sangat sesuai untuk peletakan telur dan inkubasi telur penyu Lekang.
{"title":"KARAKTERISTIK FISIK PANTAI DAN DISTRIBUSI SARANG ALAMIPENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) DI PANTAI SOSADALE ROTE-NDAO NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"Dima Alfred O M, Klaas Zangri C, Meye Ermelinda D, Kia Duan Fransiskus, Ati Vinsensius M, Momo Andriani N","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp55-65","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp55-65","url":null,"abstract":"Kajian tentang karakteristik dan distribusi sarang alami penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Sosadale Rote-Ndao, Nusa Tengara Timurdilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2019. Penelitian menggunakan metode survei untuk penetuan 5 stasiun pengamatan dan dilanjutkan dengan pengukuran karakteristik pantai peneluran. Hasil penelitian diperoleh jumlah sarang alami penyu lekang berturut-turut dari stasiun pengamatan 1-5, sebanyak 0, 3, 3, 6, 6 unit sarang. Hasil pengukuran karakteritik fisik pantai stasiun 1 berbatu, 2 dan 3 sedikit berbatu, 4 dan 5 pasir. Beberapa karakteristik fisik pantai Sosadale,yaitu rata-rata kemiringan 11o, lebar pantai 39,5m, panjang pantai 500m. Berdasarkan hasil pengukuran karakteristik sarang alami diameter sarang 16,1cm ± 9,3cm, suhu sarang 21,98o ± 12,3o, kedalaman sarang 26,2 cm ± 14,6cm, kelembapan sarang 26,5% ± 14,8%, dan jarak kevegetasi 1,34m ± 0,7 m, maka disimpulkan bahwa habitat peneluran di Pantai Sosadale Rote-Ndao sangat sesuai untuk peletakan telur dan inkubasi telur penyu Lekang.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121919344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp93-99
Robert Tetikay, J. Matitaputty, Sali Talapessy
Dari hasil survei yang penulis lakukan pada mahasiswa angkatan 2014 Penjaskesrek Unpatti, terlihat mahasiswa belum mampu melakukan pukulan bola dengan baik. Karena teknik pukulan bola yang dilakukan harus tepat dan terarah. Sering bola yang dilambungkan dan akan dipukul oleh pitcer tidak dapat dikembalikan dengan baik karena koordinasi antara mata dan tangan yang memukul bola tidak begitu baik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 program studi Penjaskesrek UKAW Kupang yang berjumlah 30 orang. Mengingat populasi mudah dijangkau, maka penelitian ini dinamakan pada populasi.Hasil pengujian dari tobservasi = 0,983 lebih besar dari ttabel untuk taraf 5% dan 1% (0,279 dan 0,361). dengan demikian hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan lempar tangkap dalam permainan softball dan hipotesis alternative (Ha) diterima.yang berarti terdapat hubungan antara koodinasi mata tangan dengan kemampuan lempar tangkap dalam permainan softball.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN DALAM PERMAINAN SOFTBALL MAHASISWA PJKR FKIP UKAW KUPANG","authors":"Robert Tetikay, J. Matitaputty, Sali Talapessy","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp93-99","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp93-99","url":null,"abstract":"Dari hasil survei yang penulis lakukan pada mahasiswa angkatan 2014 Penjaskesrek Unpatti, terlihat mahasiswa belum mampu melakukan pukulan bola dengan baik. Karena teknik pukulan bola yang dilakukan harus tepat dan terarah. Sering bola yang dilambungkan dan akan dipukul oleh pitcer tidak dapat dikembalikan dengan baik karena koordinasi antara mata dan tangan yang memukul bola tidak begitu baik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 program studi Penjaskesrek UKAW Kupang yang berjumlah 30 orang. Mengingat populasi mudah dijangkau, maka penelitian ini dinamakan pada populasi.Hasil pengujian dari tobservasi = 0,983 lebih besar dari ttabel untuk taraf 5% dan 1% (0,279 dan 0,361). dengan demikian hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan lempar tangkap dalam permainan softball dan hipotesis alternative (Ha) diterima.yang berarti terdapat hubungan antara koodinasi mata tangan dengan kemampuan lempar tangkap dalam permainan softball.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115322726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}