Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.26753/jikk.v19i1.1086
Mukhamad Mustain, M. Maksum, Wulansari Wulansari
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah dengan gejala umum yaitu batuk, terasa tidak nyaman pada saluran hidung, demam ringan, lendir berlebih, hidung tersumbat, pilek, bersin dan menimbulkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Pemberian minyak kayu putih berupa eucalyptus patch/ tempel merupakan terobosan baru yang praktis dan diharapkan mampu mengatasi masalah bersihan jalan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eucalyptus patch terhadap bersihan jalan nafas penderita ISPA. Jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan one group pretest posttest design. Populasi adalah karyawan PT Morich yang terdiagnosa ISPA dengan jumlah sampel 15 orang yang dipilih dengan consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai sig (2-tailed) dengan hasil 0.001 yang berarti eucalyptus patch berpengaruh terhadap bersihan jalan nafas pada penderita ISPA
{"title":"PENGARUH EUCALYPTUS PATCH TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PENDERITA ISPA PADA KARYAWAN GARMENT","authors":"Mukhamad Mustain, M. Maksum, Wulansari Wulansari","doi":"10.26753/jikk.v19i1.1086","DOIUrl":"https://doi.org/10.26753/jikk.v19i1.1086","url":null,"abstract":"Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah dengan gejala umum yaitu batuk, terasa tidak nyaman pada saluran hidung, demam ringan, lendir berlebih, hidung tersumbat, pilek, bersin dan menimbulkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Pemberian minyak kayu putih berupa eucalyptus patch/ tempel merupakan terobosan baru yang praktis dan diharapkan mampu mengatasi masalah bersihan jalan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eucalyptus patch terhadap bersihan jalan nafas penderita ISPA. Jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan one group pretest posttest design. Populasi adalah karyawan PT Morich yang terdiagnosa ISPA dengan jumlah sampel 15 orang yang dipilih dengan consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai sig (2-tailed) dengan hasil 0.001 yang berarti eucalyptus patch berpengaruh terhadap bersihan jalan nafas pada penderita ISPA","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74409688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.26753/jikk.v19i1.1092
N. Laili, M. Taukhid
Perubahan fisik akibat dari gejala sisa pasca Stroke mengakibatkan penderita sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living/ADL) sehingga dapat menganggu kemandirian penderita. Tingkat kemandirian penderita dioptimalkan menjadi tidak bergantung orang lain melalui proses Self Management, untuk memberikan motivasi, semangat, dan pengelolaan emosi yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Self Management dengan tingkat kemandirian pada penderita pasca Stroke di Rumah Sakit Amelia. Metode penelitian cross sectional. Populasi penelitian yaitu 60 responden. Melalui teknik purposive sampling didapatkan sampel sejumlah 52 responden. Alat ukur Self Management menggunakan kuesioner SSSMQ (The Southampton Stroke Self-Management Questionnaire) dan tingkat kemandirian Activity Daily Living (ADL) menggunakan Barthel Indeks yang dilakukan langsung di masing-masing rumah responden. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden (82,7%) memiliki Self Management kategori baik dan sebagian besar responden (88,5%) tingkat kemandirian dalam kategori mandiri. Data dianalisis dengan Rank Spearmen menunjukkan hasil p value 0,000 berarti ada hubungan Self Management dengan tingkat kemandirian pada penderita pasca Stroke. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor umur, jumlah serangan, fungsi anggota gerak, pendampingan ke rumah sakit dan pekerjaan. Penderita pasca Stroke dapat menerapkan Self Management yang baik dengan cara beradaptasi terhadap gejala sisa, melatih aktivitas diri dan mengontrol emosi saat beraktifitas.
{"title":"HUBUNGAN SELF MANAGEMENT DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA PASCA STROKE","authors":"N. Laili, M. Taukhid","doi":"10.26753/jikk.v19i1.1092","DOIUrl":"https://doi.org/10.26753/jikk.v19i1.1092","url":null,"abstract":"Perubahan fisik akibat dari gejala sisa pasca Stroke mengakibatkan penderita sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living/ADL) sehingga dapat menganggu kemandirian penderita. Tingkat kemandirian penderita dioptimalkan menjadi tidak bergantung orang lain melalui proses Self Management, untuk memberikan motivasi, semangat, dan pengelolaan emosi yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Self Management dengan tingkat kemandirian pada penderita pasca Stroke di Rumah Sakit Amelia. Metode penelitian cross sectional. Populasi penelitian yaitu 60 responden. Melalui teknik purposive sampling didapatkan sampel sejumlah 52 responden. Alat ukur Self Management menggunakan kuesioner SSSMQ (The Southampton Stroke Self-Management Questionnaire) dan tingkat kemandirian Activity Daily Living (ADL) menggunakan Barthel Indeks yang dilakukan langsung di masing-masing rumah responden. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden (82,7%) memiliki Self Management kategori baik dan sebagian besar responden (88,5%) tingkat kemandirian dalam kategori mandiri. Data dianalisis dengan Rank Spearmen menunjukkan hasil p value 0,000 berarti ada hubungan Self Management dengan tingkat kemandirian pada penderita pasca Stroke. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor umur, jumlah serangan, fungsi anggota gerak, pendampingan ke rumah sakit dan pekerjaan. Penderita pasca Stroke dapat menerapkan Self Management yang baik dengan cara beradaptasi terhadap gejala sisa, melatih aktivitas diri dan mengontrol emosi saat beraktifitas.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80251521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang. Gangguan stroke sebagian (parsial stroke) membuat keterlibatan terhadap keluarga untuk melakukan perawatan kepada pasien stroke, seperti membantu Activity Daily Living (ADL), memberi dukungan untuk mengurangi emosional pasien dan dalam menjalani rehabilitasi sehingga diperlukan adanya family caregiver. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban keluarga yang merawat pasien stroke terhadap kualitas hidup caregiver stroke. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif, dengan rancangan penelitian crosssectional dengan melibatkan 146 keluarga sebagai caregiver pasien stroke. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Zarit Burden interview (ZBI) untuk mengukur burden caregiver dan Adult Carer Quality of Life (AC-QoL) untuk mengukur kualitas hidup. Hasil: Sebagian besar responden berusia 25-50 tahun (69,9%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan (62.3%), sebagian besar responden mempunyai pendidikan terakhir di pendidikan dasar (77.4). Tidak ada hubungan antara beban (0,083) dengan kualitas hidup family caregiver stroke, namun terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kualitas hidup caregiver yang berpendidikan tinggi dan rendah (0,007). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara burden dengan kualitas hidup caregiver, namun penting untuk meningkatkan pengetahuan yang adekuat bagi family caregiver terkait proses perawatan pasien stroke. Perlu adanya pembinaan, konseling, maupun konsultasi bagi family caregiver untuk meminimalisir beban serta memenuhi kebutuhan pengetahuan perawatan pasien.
{"title":"BEBAN CAREGIVER TERHADAP KUALITAS HIDUP KELUARGA DENGAN PASIEN STROKE","authors":"T. Putri, Puteri Qolbu Fajrianne, Bhakti Permana, Dian Anggraini, Susy Puspasari","doi":"10.26753/jikk.v19i1.1084","DOIUrl":"https://doi.org/10.26753/jikk.v19i1.1084","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Gangguan stroke sebagian (parsial stroke) membuat keterlibatan terhadap keluarga untuk melakukan perawatan kepada pasien stroke, seperti membantu Activity Daily Living (ADL), memberi dukungan untuk mengurangi emosional pasien dan dalam menjalani rehabilitasi sehingga diperlukan adanya family caregiver. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban keluarga yang merawat pasien stroke terhadap kualitas hidup caregiver stroke. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif, dengan rancangan penelitian crosssectional dengan melibatkan 146 keluarga sebagai caregiver pasien stroke. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Zarit Burden interview (ZBI) untuk mengukur burden caregiver dan Adult Carer Quality of Life (AC-QoL) untuk mengukur kualitas hidup. Hasil: Sebagian besar responden berusia 25-50 tahun (69,9%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan (62.3%), sebagian besar responden mempunyai pendidikan terakhir di pendidikan dasar (77.4). Tidak ada hubungan antara beban (0,083) dengan kualitas hidup family caregiver stroke, namun terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kualitas hidup caregiver yang berpendidikan tinggi dan rendah (0,007). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara burden dengan kualitas hidup caregiver, namun penting untuk meningkatkan pengetahuan yang adekuat bagi family caregiver terkait proses perawatan pasien stroke. Perlu adanya pembinaan, konseling, maupun konsultasi bagi family caregiver untuk meminimalisir beban serta memenuhi kebutuhan pengetahuan perawatan pasien.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89267900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.26753/jikk.v19i1.1090
Rina Saraswati, Nurul Ariza Ferianti, E. Ernawati
Lansia merupakan salah satu populasi rentan terhadap munculnya masalah penyakit fisik maupun psikologis yang disebabkan karena adanya penurunan imunitas tubuh. Fungsi perawatan Kesehatan keluarga sangat diperlukan bagi lansia agar kualitas hidup dan kesehatan lansia terjaga secara optimal.Tujuan dari studi ini yaitu mengetahui hubungan fungsi perawatan Kesehatan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sejumlah 66 responden. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan kualitas hidup lansia dengan nilai p-value 0.000 dimana 0.000 < 0.05 maka Ha diterima yang artinya terdapat hubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan kualitas hidup lansia
{"title":"HUBUNGAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA","authors":"Rina Saraswati, Nurul Ariza Ferianti, E. Ernawati","doi":"10.26753/jikk.v19i1.1090","DOIUrl":"https://doi.org/10.26753/jikk.v19i1.1090","url":null,"abstract":"Lansia merupakan salah satu populasi rentan terhadap munculnya masalah penyakit fisik maupun psikologis yang disebabkan karena adanya penurunan imunitas tubuh. Fungsi perawatan Kesehatan keluarga sangat diperlukan bagi lansia agar kualitas hidup dan kesehatan lansia terjaga secara optimal.Tujuan dari studi ini yaitu mengetahui hubungan fungsi perawatan Kesehatan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sejumlah 66 responden. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan kualitas hidup lansia dengan nilai p-value 0.000 dimana 0.000 < 0.05 maka Ha diterima yang artinya terdapat hubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan kualitas hidup lansia","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83651981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.26753/jikk.v19i1.1031
Risqi Dewi Aisyah, S. Suparni, Fitriyani Fitriyani
Wanita hamil memiliki nutrisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan saat hamil, nutrisi yang kurang dapat menyebabkan ibu hamil menjadi kurang gizi. Beberapa penelitian menyebutkan ibu dengan gizi kurang saat hamil mempunyai resiko lahir premature, anemia dalam kehamilan, rendahnya berat badan bayi saat lahir dan tingginya tingkat kematian bayi baru lahir. Tujuan Penelitian ini ntuk melihat pengaruh paket konseling terhadap Lingkar Lengan Atas (LILA), Berat Badan dan Hb (Haemoglobin) pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Jenis penelitian ini quashi experiment, dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang masuk ke dalam kriteria inklusi yaitu ibu hamil dengan KEK tanpa komplikasi sebanyak 30 ibu hamil yang mendapat perlakukan, dan 30 ibu hamil sebagai kontrol. Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji Paired T Test pada kelompok kasus dan kontrol sebelum dan sesudah perlakukan. Untuk post test pada kasus dan kontrol di uji kembali dengan independent T test. Hasil ada perbedaan LILA, BB dan HB antara sebelum dan sesudah diberikan paket konseling gizi dengan hasil p<0.05, sedang pada kelompok kontrol signifikansi p>0,05 tidak ada perbedaan LILA, BB dan HB. Paket konseling mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kenaikan LILA, Berat Badan dan Kadar Hb Pada Ibu Hamil dengan KEK. Saran agar tenaga kesehatan baik gizi atau bidan dapat memberikan konseling gizi pada ibu hamil untuk mengatasi KEK selama hamil dan supaya akibat KEK pada ibu hamil dan janin dapat dicegah
{"title":"PAKET KONSELING GIZI TERHADAP BERAT BADAN, LILA DAN HB PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS","authors":"Risqi Dewi Aisyah, S. Suparni, Fitriyani Fitriyani","doi":"10.26753/jikk.v19i1.1031","DOIUrl":"https://doi.org/10.26753/jikk.v19i1.1031","url":null,"abstract":"Wanita hamil memiliki nutrisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan saat hamil, nutrisi yang kurang dapat menyebabkan ibu hamil menjadi kurang gizi. Beberapa penelitian menyebutkan ibu dengan gizi kurang saat hamil mempunyai resiko lahir premature, anemia dalam kehamilan, rendahnya berat badan bayi saat lahir dan tingginya tingkat kematian bayi baru lahir. Tujuan Penelitian ini ntuk melihat pengaruh paket konseling terhadap Lingkar Lengan Atas (LILA), Berat Badan dan Hb (Haemoglobin) pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Jenis penelitian ini quashi experiment, dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang masuk ke dalam kriteria inklusi yaitu ibu hamil dengan KEK tanpa komplikasi sebanyak 30 ibu hamil yang mendapat perlakukan, dan 30 ibu hamil sebagai kontrol. Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji Paired T Test pada kelompok kasus dan kontrol sebelum dan sesudah perlakukan. Untuk post test pada kasus dan kontrol di uji kembali dengan independent T test. Hasil ada perbedaan LILA, BB dan HB antara sebelum dan sesudah diberikan paket konseling gizi dengan hasil p<0.05, sedang pada kelompok kontrol signifikansi p>0,05 tidak ada perbedaan LILA, BB dan HB. Paket konseling mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kenaikan LILA, Berat Badan dan Kadar Hb Pada Ibu Hamil dengan KEK. Saran agar tenaga kesehatan baik gizi atau bidan dapat memberikan konseling gizi pada ibu hamil untuk mengatasi KEK selama hamil dan supaya akibat KEK pada ibu hamil dan janin dapat dicegah","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"63 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91101075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dari data hasil SDKI 1997 menggambarkan penggunaan kontrasepsi pria hanya 1,1% dari total peserta KB aktif. Penelitian yang dilakukan di lapangan bahwa akseptor vasektomi lebih tinggi dari akseptor kondom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. Penelitian bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini menggunakan populasi suami pasangan usia subur di Wilayah Desa Gemuh Kecamatan Blado sebanyak 210, sampel yang digunakan sebanyak 115 responden. Analisis menggunakan uji chi square. Antara variabel tingkat pendidikan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi didapatkan p value 0,198 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan suami dari pasangan usia sbur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. Sedangkan pengetahuan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi didapatkan value 0,836 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami dari pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. Dilakukannya penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi vasektomi, dengan cara memberikan informasi tentang kontrasepsi vasektomi sehingga para pasangan usia subur dapat berpartisipasi menjadi akseptor vasektomi atas inisiatif sendiri.
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SUAMI DARI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI VASEKTOMI","authors":"M. Arifin, S. Suparni, M. Muawanah","doi":"10.48144/jiks.v3i2.1439","DOIUrl":"https://doi.org/10.48144/jiks.v3i2.1439","url":null,"abstract":"Dari data hasil SDKI 1997 menggambarkan penggunaan kontrasepsi pria hanya 1,1% dari total peserta KB aktif. Penelitian yang dilakukan di lapangan bahwa akseptor vasektomi lebih tinggi dari akseptor kondom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. \u0000Penelitian bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini menggunakan populasi suami pasangan usia subur di Wilayah Desa Gemuh Kecamatan Blado sebanyak 210, sampel yang digunakan sebanyak 115 responden. Analisis menggunakan uji chi square. Antara variabel tingkat pendidikan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi didapatkan p value 0,198 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan suami dari pasangan usia sbur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. Sedangkan pengetahuan pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi didapatkan value 0,836 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami dari pasangan usia subur dengan pemilihan kontrasepsi vasektomi. \u0000Dilakukannya penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi vasektomi, dengan cara memberikan informasi tentang kontrasepsi vasektomi sehingga para pasangan usia subur dapat berpartisipasi menjadi akseptor vasektomi atas inisiatif sendiri.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79364750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan kepala manajerial kepala ruang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKI Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskrioptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah perawat Ruang Rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sample adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, untuk analisis bivariat menggunakan uji logistic ganda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean: 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukun (mean: 0,71). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p = 0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa factor paling dominant berhubungan dengan Ratio = 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana. Kata kunci : kemampuan manajerial, kinerja
{"title":"HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA","authors":"M. Arifin","doi":"10.48144/jiks.v3i1.1438","DOIUrl":"https://doi.org/10.48144/jiks.v3i1.1438","url":null,"abstract":"Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan kepala manajerial kepala ruang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKI Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskrioptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah perawat Ruang Rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sample adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, untuk analisis bivariat menggunakan uji logistic ganda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean: 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukun (mean: 0,71). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p = 0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa factor paling dominant berhubungan dengan Ratio = 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana. \u0000 \u0000Kata kunci : kemampuan manajerial, kinerja","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81481610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diarrheal disease is a significant risk factor for morbidity and mortality worldwide in children under five years of age. The study aimed to analyze the risk factors for diarrhea in infants with and without exclusive breastfeeding. The research approach used a case-control analysis with observational analytic methods. The population was all mothers who gave birth to babies aged 6-12 months. By determining the sample using the Lemeshow formula, the example was 152 babies with details of 76 cases and 76 controls. The results of the chi-square test showed (p-value= 0,000), which means that there was an effect of exclusive breastfeeding and non-exclusive breastfeeding with the incidence of diarrhea in infants with a value of OR=12,065, which means that mothers who did not breastfeed their babies 12,065 times more at risk of suffering from diarrhea higher inversely compared to mothers who exclusively breastfeed their babies. In conclusion, infants who are not exclusively breastfed are at risk of suffering from diarrhea than infants who are exclusively breastfed.
{"title":"Risk of Diarrhea in Infants on Breastfeeding Exclusive and Non-Exclusive Breastfeeding","authors":"Irwan Irwan, Deliyana I. Katili, Mar'atuljannah Una, Mutiara Patricia Ladimo, Desiana Pratiwi Hantulu","doi":"10.36590/jika.v5i1.504","DOIUrl":"https://doi.org/10.36590/jika.v5i1.504","url":null,"abstract":"Diarrheal disease is a significant risk factor for morbidity and mortality worldwide in children under five years of age. The study aimed to analyze the risk factors for diarrhea in infants with and without exclusive breastfeeding. The research approach used a case-control analysis with observational analytic methods. The population was all mothers who gave birth to babies aged 6-12 months. By determining the sample using the Lemeshow formula, the example was 152 babies with details of 76 cases and 76 controls. The results of the chi-square test showed (p-value= 0,000), which means that there was an effect of exclusive breastfeeding and non-exclusive breastfeeding with the incidence of diarrhea in infants with a value of OR=12,065, which means that mothers who did not breastfeed their babies 12,065 times more at risk of suffering from diarrhea higher inversely compared to mothers who exclusively breastfeed their babies. In conclusion, infants who are not exclusively breastfed are at risk of suffering from diarrhea than infants who are exclusively breastfed.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135713381","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Preparation for newborn care (BBL) is important throughout the duration of pregnancy, particularly in the third trimester of gestation. Handling BBL that is not good can be fatal because it will cause abnormalities that cause lifelong disability to death. The purpose of this research was to identify the effect of Newborn Baby Care Education on Mothers' Readiness to Independently Care for their babies at BPM Sifra Langowan. The research design was quasi-experimental with a control group pre-post test design that involved 20 subjectss in the experimental group and 20 subjectss in the control group using the purposive sampling technique. The research results showed that the mean readiness to care for newborn babies before the intervention in the experimental group was 2,85, and after the intervention was 1.30, with a mean difference of 1,15 and a P value of 0,000 (p-value<0,05). In the control group, the mean readiness to care for newborn babies before the intervention was 3,00, and after the intervention was 2,80, with a mean difference of 0,20 and a p-value of 0,042 (p-value<0,05). It could be concluded that there was an influence of having provided newborn baby care education on mothers' readiness to independently care for their babies.
{"title":"Newborn Care Education on Mother's Readiness to Care for Babies Independently","authors":"Wahyuni Wahyuni, Irmasanti Fajrin","doi":"10.36590/jika.v5i1.419","DOIUrl":"https://doi.org/10.36590/jika.v5i1.419","url":null,"abstract":"Preparation for newborn care (BBL) is important throughout the duration of pregnancy, particularly in the third trimester of gestation. Handling BBL that is not good can be fatal because it will cause abnormalities that cause lifelong disability to death. The purpose of this research was to identify the effect of Newborn Baby Care Education on Mothers' Readiness to Independently Care for their babies at BPM Sifra Langowan. The research design was quasi-experimental with a control group pre-post test design that involved 20 subjectss in the experimental group and 20 subjectss in the control group using the purposive sampling technique. The research results showed that the mean readiness to care for newborn babies before the intervention in the experimental group was 2,85, and after the intervention was 1.30, with a mean difference of 1,15 and a P value of 0,000 (p-value<0,05). In the control group, the mean readiness to care for newborn babies before the intervention was 3,00, and after the intervention was 2,80, with a mean difference of 0,20 and a p-value of 0,042 (p-value<0,05). It could be concluded that there was an influence of having provided newborn baby care education on mothers' readiness to independently care for their babies.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"12 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135757263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ridho Muhammad Dhani, N. Tresnayanti, Nurulicha Nurulicha
Pandemi COVID-19 memengaruhi psikologis masyarakat di seluruh dunia, termasuk pekerja non-kesehatan. Stres, kecemasan, dan ketakutan memicu terjadinya distres psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kejadian distres psikologikal pada populasi pekerja non-kesehatan yang bekerja di kota Jabodetabek dengan membaginya menjadi sub-kelompok formal dan informal. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan menghubungkan distres psikologis dengan sosiodemografi, lingkungan kerja, dan tindakan pencegahan individu penyebaran COVID-19. Pekerja non-kesehatan di sub-kelompok formal berjumlah 281 orang dan informal sebanyak 83 orang. Distres psikologis sedikit lebih banyak dialami oleh pekerja sub-kelompok informal (83.1%). Wanita menjadi individu yang paling tinggi mengalami distres (83.6%). Frekuensi masuk kerja berhubungan dengan kejadian distres pada sub-kelompok formal (p=0.001) dan informal (p=0.04). Variabel lingkungan kerja yang berhubungan dengan kejadian distres adalah keamanan (p=0.037), konflik (0.034), menerima resiko (0.041), stres kerja (0.001 dan 0.004), kepuasan (0.013), dan sarana dan prasarana pencegahan COVID-19 (0.027). Tindakan pencegahan yang berhubungan dengan kejadian distres adalah penggunaan peralatan makan sendiri (p=0.019 dan 0.021). Penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi bekerja di tempat kerja berpengaruh terhadap kejadian distres pekerja formal dan informal. Tindakan untuk mencegah distres psikologi pekerja adalah memerhatikan keamanan, konflik, resiko tertular COVID-19, stres kerja, kepuasan hasil pekerjaan, dan penyediaan sarana dan prasarana pencegahan COVID-19 di tempat kerja.
{"title":"Distres Psikologi: Pengaruh Situasi Covid-19 Pada Pekerja Non-Kesehatan Di Masa Pandemik Covid-19 Di Jabodetabek","authors":"Ridho Muhammad Dhani, N. Tresnayanti, Nurulicha Nurulicha","doi":"10.37012/jik.v15i1.1274","DOIUrl":"https://doi.org/10.37012/jik.v15i1.1274","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 memengaruhi psikologis masyarakat di seluruh dunia, termasuk pekerja non-kesehatan. Stres, kecemasan, dan ketakutan memicu terjadinya distres psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kejadian distres psikologikal pada populasi pekerja non-kesehatan yang bekerja di kota Jabodetabek dengan membaginya menjadi sub-kelompok formal dan informal. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan menghubungkan distres psikologis dengan sosiodemografi, lingkungan kerja, dan tindakan pencegahan individu penyebaran COVID-19. Pekerja non-kesehatan di sub-kelompok formal berjumlah 281 orang dan informal sebanyak 83 orang. Distres psikologis sedikit lebih banyak dialami oleh pekerja sub-kelompok informal (83.1%). Wanita menjadi individu yang paling tinggi mengalami distres (83.6%). Frekuensi masuk kerja berhubungan dengan kejadian distres pada sub-kelompok formal (p=0.001) dan informal (p=0.04). Variabel lingkungan kerja yang berhubungan dengan kejadian distres adalah keamanan (p=0.037), konflik (0.034), menerima resiko (0.041), stres kerja (0.001 dan 0.004), kepuasan (0.013), dan sarana dan prasarana pencegahan COVID-19 (0.027). Tindakan pencegahan yang berhubungan dengan kejadian distres adalah penggunaan peralatan makan sendiri (p=0.019 dan 0.021). Penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi bekerja di tempat kerja berpengaruh terhadap kejadian distres pekerja formal dan informal. Tindakan untuk mencegah distres psikologi pekerja adalah memerhatikan keamanan, konflik, resiko tertular COVID-19, stres kerja, kepuasan hasil pekerjaan, dan penyediaan sarana dan prasarana pencegahan COVID-19 di tempat kerja.","PeriodicalId":17699,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88723991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}