ABSTRAK Hadiono, Abdi Fauji, 2019. Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantre Imam Syafi’I Genteng Banyuwangi. Proposal Tesis. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Jember. Pembimbing I: Dr. H. Aminullah, M.Ag. Pembimbing II: Dr. Sofyan Hadi, M.Pd. Kata Kunci: Manajemen, Radio Dakwah, Aktifitas dakwah sangat penting dalam Islam, dakwah dan Islam keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sebagaimana kita ketahui, dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada pada ajaran Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Radio Al-Hikmah yang ada di Genteng Banyuwangi ini tetap bisa eksis untuk memberikan syiar-syiar Islam, dan berdakwah secara baik. Fokus penelitian dalam tesisi ini yaitu: 1. Apa saja Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, 2 Bagaimana Manajemen Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Pengelolaan Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, dan Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, Untuk Mengetahui Manajemen Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, dan Untuk Mengetahui Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Pengelolaan Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi: 1. Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, terbagi menjadi dua jenis: 1. Program Harian (Kajian Pagi, Salam Sapa Pendengar, Kajian Jelang Siang, Jeda dan Murottal, Kajian Siang, Kajian Sore, Request Jeda dan Murottal, Kajian Malam, Dzikir Pagi, Sore dan Malam, Jeda & Ceramah Singkat) 2. Program Mingguan (Live Kajian Ahad Sore, Live/ Rilae Kajian Dauroh, Live Kajian Bersama Artivisi Senin Malam, Hallo Dokter), 2. Radio dakwah Al-Hikmah dalam pengelolaan program siaran dawah telah memiliki sistem rencana kerja yang bersifat jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, 3. Faktor Pendukung (Radio dakwah Al-Hikmahtelah banyak memiliki program dakwahnya. 2. Persiapan penyiaran yang dilakukan oleh radio dakwah Al-Hikmahtelah sesuai dengan metode yang sebaik-baiknya. Faktor Penghambat: Kondisi cuaca yang buruk membuat program siaran terganggu, Jangkauan frekuwensi hanya di Banyuwangi saja, Dana yang Kurang Memadai.
{"title":"MANAJEMEN RADIO DAKWAH AL-HIKMAH PONDOK PESANTREN IMAM SYAFI'I GENTENG BANYUWANGI","authors":"Abdi Fauji Hadiono","doi":"10.35719/ijic.v2i1.407","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/ijic.v2i1.407","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Hadiono, Abdi Fauji, 2019. Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantre Imam Syafi’I Genteng Banyuwangi. Proposal Tesis. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Jember. Pembimbing I: Dr. H. Aminullah, M.Ag. Pembimbing II: Dr. Sofyan Hadi, M.Pd. \u0000Kata Kunci: Manajemen, Radio Dakwah, \u0000Aktifitas dakwah sangat penting dalam Islam, dakwah dan Islam keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sebagaimana kita ketahui, dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada pada ajaran Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Radio Al-Hikmah yang ada di Genteng Banyuwangi ini tetap bisa eksis untuk memberikan syiar-syiar Islam, dan berdakwah secara baik. \u0000Fokus penelitian dalam tesisi ini yaitu: 1. Apa saja Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, 2 Bagaimana Manajemen Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Pengelolaan Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi?, dan Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, Untuk Mengetahui Manajemen Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, dan Untuk Mengetahui Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Pengelolaan Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi: 1. Program Radio Dakwah Al-Hikmah Pondok Pesantren Imam Syafi’i Genteng Banyuwangi, terbagi menjadi dua jenis: 1. Program Harian (Kajian Pagi, Salam Sapa Pendengar, Kajian Jelang Siang, Jeda dan Murottal, Kajian Siang, Kajian Sore, Request Jeda dan Murottal, Kajian Malam, Dzikir Pagi, Sore dan Malam, Jeda & Ceramah Singkat) 2. Program Mingguan (Live Kajian Ahad Sore, Live/ Rilae Kajian Dauroh, Live Kajian Bersama Artivisi Senin Malam, Hallo Dokter), 2. Radio dakwah Al-Hikmah dalam pengelolaan program siaran dawah telah memiliki sistem rencana kerja yang bersifat jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, 3. Faktor Pendukung (Radio dakwah Al-Hikmahtelah banyak memiliki program dakwahnya. 2. Persiapan penyiaran yang dilakukan oleh radio dakwah Al-Hikmahtelah sesuai dengan metode yang sebaik-baiknya. Faktor Penghambat: Kondisi cuaca yang buruk membuat program siaran terganggu, Jangkauan frekuwensi hanya di Banyuwangi saja, Dana yang Kurang Memadai.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115787583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wonorejo yang memiliki banyak perbedaan antar agama, bahasa tetap memiliki tolenransi yang tinggi. keanekaragaman agama melahirkan pluralitas kehidupan sosial kebangsaan yang erat dengan persaudaraan. Toleransi,dan kebersamaan. Dalam konteks ritual keagamaan, masyarakat desa kebangsaan dengan bebas melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing masing tanpa mencederai dan mengganggu keyakinan dan agama yang lain. Ini merupakan kesuksesan dari komunikasi efektif secara nyata di desa Kebangsaan Wonorejo Kabupaten Situbondo. Kata Kunci : Komunikasi, Kerukunan Umat Beragama, Desa Kebangsaan Wonorejo
{"title":"POLA KOMUNIKASI PERSPEKTIF TALCOTT PARSONS DALAM MEMBINA HARMONI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PADA MASYARAKAT DESA KEBANGSAAN WONOREJO SITUBONDO","authors":"Adi Susianto","doi":"10.35719/IJIC.V2I1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/IJIC.V2I1.399","url":null,"abstract":"Wonorejo yang memiliki banyak perbedaan antar agama, bahasa tetap memiliki tolenransi yang tinggi. keanekaragaman agama melahirkan pluralitas kehidupan sosial kebangsaan yang erat dengan persaudaraan. Toleransi,dan kebersamaan. Dalam konteks ritual keagamaan, masyarakat desa kebangsaan dengan bebas melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing masing tanpa mencederai dan mengganggu keyakinan dan agama yang lain. Ini merupakan kesuksesan dari komunikasi efektif secara nyata di desa Kebangsaan Wonorejo Kabupaten Situbondo. \u0000Kata Kunci : Komunikasi, Kerukunan Umat Beragama, Desa Kebangsaan Wonorejo","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133837021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam makalah ini saya akan membahasa tentang ilmu filsafat ini dengan tiga komponen yang terdiri dari ontology, Epistomologi dan aksiologi ketiga tersebut merupakan komponen yang tidak lepas dari pembahasan makalah ini. Namun dalam tulisan makalah ini saya akan mencoba untuk menyampaikan pembahasan tentang epistenologi anarkisme dalam pemikiran Paul K Feyebend terhadap ilmu penyiaran islam. Dimana pengembangan ilmu tersebut di sampaikan dalam ilmu Ilmu dan pengetahuan tentang filsafat ini dan di dalamnya ada beberapa perangkat yang mampu mengurai hakikat sesuatu. In this paper I will discuss this philosophy with three components consisting of ontology, the third epistomology and axiology is a compendium that cannot be separated from the discussion of this paper. But in the writing of this paper we will try to present a discussion about the epistemology of anarchism in the thinking of Paul K Feyebend on the science of Islamic broadcasting. Where the development of knowledge is conveyed in the science of science and knowledge of this philosophy and in it there are several devices that are able to decipher the nature of something.
{"title":"EPISTEMOLOGI ANARKISME PENYIARAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PAUL K. FEYEREBEND","authors":"Ade Nurwahyudi","doi":"10.35719/IJIC.V1I2.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/IJIC.V1I2.161","url":null,"abstract":"Dalam makalah ini saya akan membahasa tentang ilmu filsafat ini dengan tiga komponen yang terdiri dari ontology, Epistomologi dan aksiologi ketiga tersebut merupakan komponen yang tidak lepas dari pembahasan makalah ini. Namun dalam tulisan makalah ini saya akan mencoba untuk menyampaikan pembahasan tentang epistenologi anarkisme dalam pemikiran Paul K Feyebend terhadap ilmu penyiaran islam. Dimana pengembangan ilmu tersebut di sampaikan dalam ilmu Ilmu dan pengetahuan tentang filsafat ini dan di dalamnya ada beberapa perangkat yang mampu mengurai hakikat sesuatu. \u0000 \u0000In this paper I will discuss this philosophy with three components consisting of ontology, the third epistomology and axiology is a compendium that cannot be separated from the discussion of this paper. But in the writing of this paper we will try to present a discussion about the epistemology of anarchism in the thinking of Paul K Feyebend on the science of Islamic broadcasting. Where the development of knowledge is conveyed in the science of science and knowledge of this philosophy and in it there are several devices that are able to decipher the nature of something. \u0000 ","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127704538","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mendeskripsikan tawaran Amina Wadud terhadap metode hermeneutika al-Qur’an sebagai salah satu bentuk metode penafsiran untuk memperoleh kesimpulan makna suatu teks atau ayat. Dalam kerangka hermeneutika secara umum, Amina Wadud menjelaskan, seorang mufassir harus selalu menghubungkan tiga aspek dalam melakukan interpretasi: pertama, dalam konteks apa teks itu ditulis, jika kaitannya dengan al-Qur’an, maka dalam konteks apakah ayat itu diturunkan. Kedua, Bagaimana komposisi tata bahasa teks (ayat) tersebut, bagaimana pengungkapannya, apa yang dikatakanya. Dan yang ketiga, bagaimana keseluruhan teks (ayat), weltanchaung atau pandangan hidupnya. Corak hermeneutika yang dipilih oleh Amina Wadud dielaborasi melalui kerangka tersebut, sehingga setiap ayat yang hendak ditafsirkan dianalisa disesuaikan dengan langkah-langkah tertentu. Amina Wadud menginginkan perempuan dalam Islam ditempatkan setara dengan laki-laki, dengan melihat aspek kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat Islam sekarang ini. Jika ada interpretasi tentang perempuan yang masih bias gender, maka Amina menawarkan tafsir tersebut dikaji ulang agar memiliki nilai keseimbangan antara hak laki-laki juga perempuan.
{"title":"HERMENEUTIKA KOMUNIKATIF AMINA WADUD MUHSIN","authors":"L. Wildan","doi":"10.35719/IJIC.V1I2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/IJIC.V1I2.53","url":null,"abstract":"Penelitian ini mendeskripsikan tawaran Amina Wadud terhadap metode hermeneutika al-Qur’an sebagai salah satu bentuk metode penafsiran untuk memperoleh kesimpulan makna suatu teks atau ayat. Dalam kerangka hermeneutika secara umum, Amina Wadud menjelaskan, seorang mufassir harus selalu menghubungkan tiga aspek dalam melakukan interpretasi: pertama, dalam konteks apa teks itu ditulis, jika kaitannya dengan al-Qur’an, maka dalam konteks apakah ayat itu diturunkan. Kedua, Bagaimana komposisi tata bahasa teks (ayat) tersebut, bagaimana pengungkapannya, apa yang dikatakanya. Dan yang ketiga, bagaimana keseluruhan teks (ayat), weltanchaung atau pandangan hidupnya. \u0000Corak hermeneutika yang dipilih oleh Amina Wadud dielaborasi melalui kerangka tersebut, sehingga setiap ayat yang hendak ditafsirkan dianalisa disesuaikan dengan langkah-langkah tertentu. Amina Wadud menginginkan perempuan dalam Islam ditempatkan setara dengan laki-laki, dengan melihat aspek kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat Islam sekarang ini. Jika ada interpretasi tentang perempuan yang masih bias gender, maka Amina menawarkan tafsir tersebut dikaji ulang agar memiliki nilai keseimbangan antara hak laki-laki juga perempuan.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115021164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagai makhluk sosial tentu tidak akan lepas dari sebuah interaksi antara makhluk satu dengan makhluk yang lainnya yang biasa disebut dengan komunikasi. Ilmu komunikasi mempelajari tentang bagaimana penyampaian pesan dari pembuat pesan kepada penerima pesan dengan tujuan tertentu yang menimbulkan efek tertentu. Akan tetapi dalam proses komunikasi tersebut sering terjadi kesalah fahaman dalam menerima dan menelaah pesan tersebut. Sehingga komunikasi dapat menimbulkan konflik dan informasi yang salah dapat menimbulkan berita Hoax. Oleh sebab itu dewasa ini perlu kita menerapkan landasan filsafat dalam ilmu komunikasi yaitu melalui Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Dengan landasan tersebut akan menciptakan paradigma tentang komunikasi yang sedang berkembang. As a social being, it certainly will not be separated from an interaction between one creature and another, commonly referred to as communication. Communication science learns about how to deliver messages from the message maker to the recipient of the message with a specific purpose that causes certain effects. However, in the communication process there is often a misunderstanding in receiving and reviewing the message. So that communication can cause conflict and misinformation can lead to Hoax news. Therefore, today we need to apply the philosophical foundation in communication science, namely through Ontology, Epistemology, and Axiology. With this foundation will create a paradigm of communication that is developing. Keywords: philosophy, communication, Ontology, Epistemology , and Axiology
{"title":"KOMPONEN FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI","authors":"Nila Noer Karisna","doi":"10.35719/IJIC.V1I2.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/IJIC.V1I2.156","url":null,"abstract":"Sebagai makhluk sosial tentu tidak akan lepas dari sebuah interaksi antara makhluk satu dengan makhluk yang lainnya yang biasa disebut dengan komunikasi. Ilmu komunikasi mempelajari tentang bagaimana penyampaian pesan dari pembuat pesan kepada penerima pesan dengan tujuan tertentu yang menimbulkan efek tertentu. Akan tetapi dalam proses komunikasi tersebut sering terjadi kesalah fahaman dalam menerima dan menelaah pesan tersebut. Sehingga komunikasi dapat menimbulkan konflik dan informasi yang salah dapat menimbulkan berita Hoax. Oleh sebab itu dewasa ini perlu kita menerapkan landasan filsafat dalam ilmu komunikasi yaitu melalui Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Dengan landasan tersebut akan menciptakan paradigma tentang komunikasi yang sedang berkembang. \u0000 \u0000As a social being, it certainly will not be separated from an interaction between one creature and another, commonly referred to as communication. Communication science learns about how to deliver messages from the message maker to the recipient of the message with a specific purpose that causes certain effects. However, in the communication process there is often a misunderstanding in receiving and reviewing the message. So that communication can cause conflict and misinformation can lead to Hoax news. Therefore, today we need to apply the philosophical foundation in communication science, namely through Ontology, Epistemology, and Axiology. With this foundation will create a paradigm of communication that is developing. \u0000 \u0000Keywords: philosophy, communication, Ontology, Epistemology , and Axiology","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130654820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kita hidup di dunia modern yang penuh dengan masalah, tidak terkecuali dunia komunikasi. Filsafat ilmu hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Di era tekonologi informasi seperti saat ini, sudah mulai banyak media sosial yang mengisi setiap kehidupan masyarakat di dunia digital. Dalam hal ini kemajuan teknologi akan membawa dampak yang bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat, mulai dari dampak baik dan dampak buruk yang akan datang. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat umum pengguna media sosial terutama di kalangan akademisi agar bisa lebih sistematis dalam mengolah informasi dan memilah informasi yang bisa dipercaya. Menggunakan metode analisis deskriptif dengan teori komunikasi untuk mengidentifikasi problematika komunikasi modern seperti masalah hoax di media sosial, agar metode ini menjadi salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan menghindari pengguna media sosial dari berita-berita yang tidak benar. Penulis berharap hasil dari penelitian ini diharapakan bisa berguna bagi pengguna media sosial baik dari masyarakat awan, lingkungan akademis, hingga pemerintahan. Keywords: filsafat, ilmu, komunikasi, pengetahuan modern. We live in a modern world full of problems, not least the world of communication. The philosophy of science is present as one of solution to overcome this problem. In the era of information technology, there are many social media that fill every society in the digital world. In this case technological advances will bring effects that be able to affect people's lives, starting from the good and bad effects that will come. This research is expected to make the general public social users, especially academics, to be more serious in processing information and sorting information that can be trusted. Using descriptive analysis methods with the theories of communication to identify the modern communication problem such as information on social media, so this method is one of the ways that can be used to identify and eliminate information from news media that is not true. The announcement of the results of this research is expected to be useful for media users both from the cloud community, the academic environment, and the government. Keywords: philosophy, science, communication, modern knowledge
{"title":"KRITIK FILSAFAT ILMU TERHADAP KOMUNIKASI PENGETAHUAN MODERN","authors":"Nova Saha Fasadena","doi":"10.35719/IJIC.V1I2.150","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/IJIC.V1I2.150","url":null,"abstract":"Kita hidup di dunia modern yang penuh dengan masalah, tidak terkecuali dunia komunikasi. Filsafat ilmu hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Di era tekonologi informasi seperti saat ini, sudah mulai banyak media sosial yang mengisi setiap kehidupan masyarakat di dunia digital. Dalam hal ini kemajuan teknologi akan membawa dampak yang bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat, mulai dari dampak baik dan dampak buruk yang akan datang. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat umum pengguna media sosial terutama di kalangan akademisi agar bisa lebih sistematis dalam mengolah informasi dan memilah informasi yang bisa dipercaya. Menggunakan metode analisis deskriptif dengan teori komunikasi untuk mengidentifikasi problematika komunikasi modern seperti masalah hoax di media sosial, agar metode ini menjadi salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan menghindari pengguna media sosial dari berita-berita yang tidak benar. Penulis berharap hasil dari penelitian ini diharapakan bisa berguna bagi pengguna media sosial baik dari masyarakat awan, lingkungan akademis, hingga pemerintahan. \u0000 \u0000Keywords: filsafat, ilmu, komunikasi, pengetahuan modern. \u0000 \u0000 We live in a modern world full of problems, not least the world of communication. The philosophy of science is present as one of solution to overcome this problem. In the era of information technology, there are many social media that fill every society in the digital world. In this case technological advances will bring effects that be able to affect people's lives, starting from the good and bad effects that will come. This research is expected to make the general public social users, especially academics, to be more serious in processing information and sorting information that can be trusted. Using descriptive analysis methods with the theories of communication to identify the modern communication problem such as information on social media, so this method is one of the ways that can be used to identify and eliminate information from news media that is not true. The announcement of the results of this research is expected to be useful for media users both from the cloud community, the academic environment, and the government. \u0000 \u0000Keywords: philosophy, science, communication, modern knowledge","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128716644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
One of efford to increase competition islamic university (PTI) is an ability to do differentation strategy by positioning or a distinctive placement in the public eye. Positioning PTI as an organization in the minds of stakeholder is very important so the organization can success in winning the competition. PTI must be keen to position its service products as something unique and valuale so that the product/organizations can get a place in the mind of stake holders. Facing a very thought challange in th future, PTI is necessar to prepare leaders by having various roles: a) As planner, b) As managers, c) As supervisiors and evaluatior, d) As communicator by using good communication PTI leaders can make their staff highly commited to improve the quality of education. The leader of PTI should always build effective communication with its members encourage one to work as the leader wants to achieve the organization goals. Verbal communication from a leader of PTI in positioning strategy to increase PTI competition is by using positioningsentenc have invaluable meaning in giving focus and purity a formation or strategi building and marketing tactics. Non verbal communication form from a PTI leaders is by giving the best service PTI leaders is as a khadimul ummah( servant of the people). It means that they have to give the best service to the costumer either internal customer or external the best leader is a leader who are able to give the best way to lead that to communicate in the best way to their members and institution costumer.
{"title":"KOMUNIKASI PEMIMPIN DALAM STRATEGI POSITIONING GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING PERGURUAN TINGGI ISLAM","authors":"S. Aminah","doi":"10.35719/ijic.v1i1.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/ijic.v1i1.90","url":null,"abstract":"One of efford to increase competition islamic university (PTI) is an ability to do differentation strategy by positioning or a distinctive placement in the public eye. Positioning PTI as an organization in the minds of stakeholder is very important so the organization can success in winning the competition. PTI must be keen to position its service products as something unique and valuale so that the product/organizations can get a place in the mind of stake holders. \u0000Facing a very thought challange in th future, PTI is necessar to prepare leaders by having various roles: a) As planner, b) As managers, c) As supervisiors and evaluatior, d) As communicator by using good communication PTI leaders can make their staff highly commited to improve the quality of education. The leader of PTI should always build effective communication with its members encourage one to work as the leader wants to achieve the organization goals. \u0000Verbal communication from a leader of PTI in positioning strategy to increase PTI competition is by using positioningsentenc have invaluable meaning in giving focus and purity a formation or strategi building and marketing tactics. \u0000Non verbal communication form from a PTI leaders is by giving the best service PTI leaders is as a khadimul ummah( servant of the people). \u0000It means that they have to give the best service to the costumer either internal customer or external the best leader is a leader who are able to give the best way to lead that to communicate in the best way to their members and institution costumer.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"11 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113978223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasca reformasi 1998, pertumbuhan media di Indonesia meningkat pesat, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999. Dimana salah satu isinya menjamin kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara. Iklim kebebasan kemudian mendorong pertumbuhan media dan perusahaan pers. Khususnya dengan tidak ada lagi persyaratan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Sehingga, siapapun dengan mudah mendirikan perusahaan pers. Termasuk kemudahan mendirikan media berbasis internet yang mendorong menjamurnya jumlah media online (siber) di Indonesia. Data media di Indonesia saat ini diperkirakan ada sekitar 2.000 media media cetak. Namun, dari jumlah perkiraan tersebut, hanya 321 media yang dapat disebut sebagai media profesional. Sedangkan media online/siber diperkirakan mencapai 43.300, tapi yang tercatat sebagai media profesional yang lolos syarat pendataan pada 2014 berjumlah 211 saja. Angka ini menyusut menjadi hanya 168 media online pada 2015. Selain itu, hingga akhir 2014 tercatat ada 1.166 media radio dan 394 media televisi. Pada 2015 jumlah media radio mengalami penyusutan menjadi 674 sedangkan televisi bertambah menjadi 523.[1] Pesatnya pertumbuhan media ini terkait dengan adanya peluang bisnis baru yang menjanjikan di bidang media massa. Ada banyak pengusaha tergiur untuk mendirikan perusahaan pers. Mereka merekrut tenaga redaksi dari berbagai media untuk menjadi wartawan, redaktur hingga pemimpin redaksi di perusahaan pers baru dengan gaji yang lumayan menggiurkan. Termasuk, merekrut wartawan berintegritas rendah untuk ikut mendirikan media sebagai peluang bisnis. Posisi pers dan profesi wartawan yang strategis menjadi incaran baru untuk mendapatkan uang secara mudah. Hal inilah yang membuat ada banyak orang ingin menjadi wartawan dengan cara jalan pintas. Banyak mantan wartawan dan orang-orang yang sama sekali tak punya pengalaman di bidang jurnalistik nekad mendirikan perusahan pers dengan modal minim. Ditambah lagi tidak melengkapi usahanya dengan legalitas hukum dan juga tak memenuhi standar perusahaan pers. Kenyataan ini menimbulkan maraknya pertumbuhan media yang kemudian lebih dikenal sebagai media abal-abal. Media jenis ini memekerjakan wartawan secara sembarangan. Tanpa pernah memberikan pelatihan dan pembekalan ketrampilan jurnalistik. Pemilik media hanya memberikan kartu pers yang dibuatnya sendiri. Hal ini melahirkan wartawan instan tanpa bekal ketrampilan dan pengetahuan yang memadai. Mereka ada yang rela tanpa gaji. Bahkan, ada pula yang mewajibkan sang wartawan untuk memberikan setoran bulanan kepada pemilik media. [1] Yosep Adi Prasetyo, IKP 2017: Kemerdekaan Membaik, Tapi Marak Penyalahgunaan, Pengantar Survei Indeks Kemerdekaan Pers 2017, (Jakarta: Dewan Pers), hlm xi.
1998年改革后,印尼媒体增长迅速,尤其是在1999年《新闻》第40号之后。它保证新闻自由是公民的权利。自由的气候促进了媒体和新闻公司的发展。特别是在不再需要出版许可证的情况下(吹口哨)。所以,任何人都可以轻而易举地成立一家新闻公司。包括建立以互联网为基础的媒体的便利,这促进了印尼在线媒体数量的迅速增加。据估计,目前印尼的媒体数据约有2000种印刷媒体。然而,在这些估计中,只有321种媒体可以被称为专业媒体。虽然在线/网络媒体预计将达到43,300家,但2014年注册的专业媒体数量仅为211家。2015年,这一数字缩减到只有168家网上媒体。此外,截至2014年底,有1 166家广播媒体和394家电视媒体被记录在案。到2015年,无线电媒体数量下降到674,而电视数量增加到523。这种迅速增长的媒体发展与有希望的新媒体商机有关。有许多商人渴望成立一家新闻公司。他们从不同的媒体招聘编辑,从编辑到新媒体的总编,再到薪水相当丰厚的新总编。包括招募低诚信的记者加入媒体作为一个商业机会。战略新闻和专业记者成为轻松赚钱的新目标。这就是为什么很多人想要成为一名记者。许多前记者和缺乏新闻经验的人创办了资本最少的新闻公司。此外,它不符合法律效力,也不符合媒体的标准。这一事实导致了后来被称为“虚假媒体”的媒体激增。这种媒体不请自来地欺骗记者。从未接受过培训和新闻技能训练。媒体所有者只提供他自己制作的记者证。这使得即时记者没有足够的技能和知识。有些人自愿放弃他们的薪水。此外,一些人还要求记者每月向媒体所有者提供一笔存款。[1] Yosep Adi Prasetyo, IKP 2017:独立性改善,但虐待猖獗,《2017年新闻自由索引》导言(Jakarta: press council),第11页。
{"title":"STRATEGI MENGHADAPI WARTAWAN ABAL-ABAL","authors":"Abdul Choliq Baya","doi":"10.35719/ijic.v1i1.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/ijic.v1i1.91","url":null,"abstract":"Pasca reformasi 1998, pertumbuhan media di Indonesia meningkat pesat, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999. Dimana salah satu isinya menjamin kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara. Iklim kebebasan kemudian mendorong pertumbuhan media dan perusahaan pers. Khususnya dengan tidak ada lagi persyaratan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Sehingga, siapapun dengan mudah mendirikan perusahaan pers. Termasuk kemudahan mendirikan media berbasis internet yang mendorong menjamurnya jumlah media online (siber) di Indonesia. \u0000Data media di Indonesia saat ini diperkirakan ada sekitar 2.000 media media cetak. Namun, dari jumlah perkiraan tersebut, hanya 321 media yang dapat disebut sebagai media profesional. Sedangkan media online/siber diperkirakan mencapai 43.300, tapi yang tercatat sebagai media profesional yang lolos syarat pendataan pada 2014 berjumlah 211 saja. Angka ini menyusut menjadi hanya 168 media online pada 2015. Selain itu, hingga akhir 2014 tercatat ada 1.166 media radio dan 394 media televisi. Pada 2015 jumlah media radio mengalami penyusutan menjadi 674 sedangkan televisi bertambah menjadi 523.[1] \u0000Pesatnya pertumbuhan media ini terkait dengan adanya peluang bisnis baru yang menjanjikan di bidang media massa. Ada banyak pengusaha tergiur untuk mendirikan perusahaan pers. Mereka merekrut tenaga redaksi dari berbagai media untuk menjadi wartawan, redaktur hingga pemimpin redaksi di perusahaan pers baru dengan gaji yang lumayan menggiurkan. Termasuk, merekrut wartawan berintegritas rendah untuk ikut mendirikan media sebagai peluang bisnis. \u0000Posisi pers dan profesi wartawan yang strategis menjadi incaran baru untuk mendapatkan uang secara mudah. Hal inilah yang membuat ada banyak orang ingin menjadi wartawan dengan cara jalan pintas. Banyak mantan wartawan dan orang-orang yang sama sekali tak punya pengalaman di bidang jurnalistik nekad mendirikan perusahan pers dengan modal minim. Ditambah lagi tidak melengkapi usahanya dengan legalitas hukum dan juga tak memenuhi standar perusahaan pers. \u0000Kenyataan ini menimbulkan maraknya pertumbuhan media yang kemudian lebih dikenal sebagai media abal-abal. Media jenis ini memekerjakan wartawan secara sembarangan. Tanpa pernah memberikan pelatihan dan pembekalan ketrampilan jurnalistik. Pemilik media hanya memberikan kartu pers yang dibuatnya sendiri. Hal ini melahirkan wartawan instan tanpa bekal ketrampilan dan pengetahuan yang memadai. Mereka ada yang rela tanpa gaji. Bahkan, ada pula yang mewajibkan sang wartawan untuk memberikan setoran bulanan kepada pemilik media. \u0000 \u0000[1] Yosep Adi Prasetyo, IKP 2017: Kemerdekaan Membaik, Tapi Marak Penyalahgunaan, Pengantar Survei Indeks Kemerdekaan Pers 2017, (Jakarta: Dewan Pers), hlm xi.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129069779","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
For years, Pemuteran Gerokgak villagers lived harmoniously and harmoniously, side by side, mutually tolerant and even cooperating among religious believers who were also culturally different in social affairs. Life like this is one of the portraits that the Indonesian nation is really a polite nation and has a very strong tolerance. Reality mentioned above is unique because the phenomenon of religion in Indonesia during this time vulnerable to conflicts between religious communities. Therefore, the harmonious religious social life as happened in the Muslim and Hindu communities in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng Regency of Bali is an important and interesting phenomenon to be studied. Given the breadth of the scope of this study, the researchers focused on; What is the pattern of communication between Muslim and Hindu communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng Regency, Bali ?. What are the supporting and inhibiting factors of communication between Muslim and Hindu communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng regency of Bali? The research method used in this research is descriptive qualitative. this approach uses a qualitative approach with descriptive explanation, so that the data obtained through interviews and observations didepenelitiankan what it is, then analyzed through comparative theoretical studies. The result of this research are: Communication pattern of Moslem and Hindu Society in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak Sub-District, Buleleng Regency, Bali is using communication interpersonal communication pattern, group communication, organizational / organizational communication / Institutional communication) and cultural communication (cultural communication). The pattern of communication is seen from the daily life of Muslim and Hindu communities in Pemutran Village. In their daily life they communicate both anatarpribadi, group, organization and culture. With such a pattern of communication, the Muslim and Hindu communities can build harmonious life among religious people. Supporting and inhibiting factors on the Communication Patterns of Muslim and Hindu Communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village are: Supporting Factors The existence of mutual respect between the characters. The Muslim community and Hindu have been reciprocated from the past. The existence of culture gotong royong. Inhibiting factors 1. Differences in the character of each individual. 2. The presence of newcomers.
{"title":"KOMUNIKASI DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA","authors":"Wisri Wisri","doi":"10.35719/ijic.v1i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/ijic.v1i1.19","url":null,"abstract":"For years, Pemuteran Gerokgak villagers lived harmoniously and harmoniously, side by side, mutually tolerant and even cooperating among religious believers who were also culturally different in social affairs. Life like this is one of the portraits that the Indonesian nation is really a polite nation and has a very strong tolerance. Reality mentioned above is unique because the phenomenon of religion in Indonesia during this time vulnerable to conflicts between religious communities. Therefore, the harmonious religious social life as happened in the Muslim and Hindu communities in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng Regency of Bali is an important and interesting phenomenon to be studied. \u0000Given the breadth of the scope of this study, the researchers focused on; What is the pattern of communication between Muslim and Hindu communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng Regency, Bali ?. What are the supporting and inhibiting factors of communication between Muslim and Hindu communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak District, Buleleng regency of Bali? \u0000The research method used in this research is descriptive qualitative. this approach uses a qualitative approach with descriptive explanation, so that the data obtained through interviews and observations didepenelitiankan what it is, then analyzed through comparative theoretical studies. \u0000The result of this research are: Communication pattern of Moslem and Hindu Society in building inter-religious harmony in Pemuteran Village, Gerokgak Sub-District, Buleleng Regency, Bali is using communication interpersonal communication pattern, group communication, organizational / organizational communication / Institutional communication) and cultural communication (cultural communication). The pattern of communication is seen from the daily life of Muslim and Hindu communities in Pemutran Village. In their daily life they communicate both anatarpribadi, group, organization and culture. With such a pattern of communication, the Muslim and Hindu communities can build harmonious life among religious people. \u0000Supporting and inhibiting factors on the Communication Patterns of Muslim and Hindu Communities in building inter-religious harmony in Pemuteran Village are: Supporting Factors The existence of mutual respect between the characters. The Muslim community and Hindu have been reciprocated from the past. The existence of culture gotong royong. Inhibiting factors 1. Differences in the character of each individual. 2. The presence of newcomers.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132708567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Memahami keberagamaan Islam harus ditinjau dari kata penyusunnya, Islam dan Agama. Bentuk definisi utuh dari keduanya, memunculkan polemik tersendiri bagi salah satu tokoh dalam studi Agama (religionwissenchaft), Chaerles J. Adams. Dalam memahami Agama, Adams menggunakan kerangka teori Wilfred C. Smith yang membedakan antara keyakinan dan tradisi. Sedangkan dalam mengkaji keagamaan Islam, Adams mengajukan dua pendekatan yang merupakan rangkaian kesatuan (continuum), pendekatan normatif-religius dan pendekatan deskriptif. Termasuk pendekatan normatif-religius adalah pendekatan missionaris tradisional, pendekatan apologetik, dan pendekatan irenic. Sedangkan pendekatan deskriptif adalah pendekatan filologi dan sejarah, pendekatan ilmu-ilmu sosial, pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisa wilayah kajian Islam (the Islamic field). Adams membagi wilayah kajian Islam menjadi 11 pokok kajian; Arab pra-Islam, Muhammad, al-Qur’an, Hadis, kalam, hukum, filsafat, tasawwuf, aliran Islam, praktek ibadah dan populer relegion (kehidupan keagamaan). Pendakatan yang digagas Adams, memiliki kontribusi dalam peningkatan dan perkembangan studi agama. Gagasan Adams banyak dijadikan rujukan dalam beberapa kajian keislaman berikutnya.
理解伊斯兰教的多样性必须从其组成、伊斯兰教和宗教来衡量。这两种定义的完整形式为宗教研究中的一个人物,Chaerles J. Adams提出了自己的问题。在理解宗教时,亚当斯使用了威尔弗雷德·C·史密斯理论的框架来区分信仰和传统。而在回顾伊斯兰宗教时,亚当斯提出的两种方法是系列(连续)统一系统,normatif-religius方法和描述性的方法。包括normatif-religius的方法是传统的传教士,抱歉,irenic方法方法方法。而描述性的方法是语言学和历史的方法,社会科学的方法,现象学的方法。这种方法被用来分析伊斯兰研究领域。亚当斯把伊斯兰智囊区分为11项研究要点;前伊斯兰教阿拉伯人,穆罕默德,古兰经,圣训,kalam,法律,哲学,tasawwuf,伊斯兰教流派,崇拜和流行的宗教活动。德·亚当斯的Pendakatan宗教研究,以及在增长和发展有贡献。亚当斯的想法接下来几keislaman研究中的许多参考。
{"title":"PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM PEMBACAAN ATAS PIMIKIRAN CHARLES J. ADAMS","authors":"Naufal Cholily","doi":"10.35719/ijic.v1i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.35719/ijic.v1i1.51","url":null,"abstract":"Memahami keberagamaan Islam harus ditinjau dari kata penyusunnya, Islam dan Agama. Bentuk definisi utuh dari keduanya, memunculkan polemik tersendiri bagi salah satu tokoh dalam studi Agama (religionwissenchaft), Chaerles J. Adams. \u0000Dalam memahami Agama, Adams menggunakan kerangka teori Wilfred C. Smith yang membedakan antara keyakinan dan tradisi. Sedangkan dalam mengkaji keagamaan Islam, Adams mengajukan dua pendekatan yang merupakan rangkaian kesatuan (continuum), pendekatan normatif-religius dan pendekatan deskriptif. Termasuk pendekatan normatif-religius adalah pendekatan missionaris tradisional, pendekatan apologetik, dan pendekatan irenic. Sedangkan pendekatan deskriptif adalah pendekatan filologi dan sejarah, pendekatan ilmu-ilmu sosial, pendekatan fenomenologi. \u0000Pendekatan ini digunakan untuk menganalisa wilayah kajian Islam (the Islamic field). Adams membagi wilayah kajian Islam menjadi 11 pokok kajian; Arab pra-Islam, Muhammad, al-Qur’an, Hadis, kalam, hukum, filsafat, tasawwuf, aliran Islam, praktek ibadah dan populer relegion (kehidupan keagamaan). \u0000Pendakatan yang digagas Adams, memiliki kontribusi dalam peningkatan dan perkembangan studi agama. Gagasan Adams banyak dijadikan rujukan dalam beberapa kajian keislaman berikutnya.","PeriodicalId":178637,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islamic Communication","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132807746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}