Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i2.1172
P. Patmawati, Fitri Sukmawati
The Irshad da'wah method is one of the methods of da'wah. This method was used by Umar bin Khattab as Amir al-mu'minin. At the time there was a massive futuhat, Muslims were not only from the Arabian Peninsula but also from Persia, Iraq, Iran and others, to preach to them, the method was very important in the success of da'wah. This paper uses the work of historical research, with the source of written documents. The results of the study explained that the method of Irsyad Umar bin Khattab's da'wah was divided into four namely irsyad nafsi, irsyad family, irsyad administration, and irsyad society. (Metode dakwah irsyad merupakan salah satu metode dakwah. Metode ini dipakai oleh Umar bin Khattab sebagai Amirul Mukminin. Pada masanya terjadi futuhat secara besar-besaran, umat Islam tidak hanya dari penduduk Jazirah Arab tetapi juga dari daerah Persia, Irak, Iran dan lain-lain, untuk berdakwah kepada mereka, metode sangat berperan penting dalam keberhasilan dakwah. Tulisan ini menggunakan cara kerja penelitian sejarah, dengan sumber dokumen-dokumen tertulis. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa metode dakwah irsyad Umar bin Khattab terbagi menjadi empat yakni irsyad nafsi, irsyad keluarga, irsyad pejabat, dan irsyad masyarakat).
{"title":"METODE DAKWAH IRSYAD UMAR BIN KHATTAB DALAM PERSPEKTIF SEJARAH","authors":"P. Patmawati, Fitri Sukmawati","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i2.1172","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i2.1172","url":null,"abstract":"The Irshad da'wah method is one of the methods of da'wah. This method was used by Umar bin Khattab as Amir al-mu'minin. At the time there was a massive futuhat, Muslims were not only from the Arabian Peninsula but also from Persia, Iraq, Iran and others, to preach to them, the method was very important in the success of da'wah. This paper uses the work of historical research, with the source of written documents. The results of the study explained that the method of Irsyad Umar bin Khattab's da'wah was divided into four namely irsyad nafsi, irsyad family, irsyad administration, and irsyad society. \u0000 \u0000(Metode dakwah irsyad merupakan salah satu metode dakwah. Metode ini dipakai oleh Umar bin Khattab sebagai Amirul Mukminin. Pada masanya terjadi futuhat secara besar-besaran, umat Islam tidak hanya dari penduduk Jazirah Arab tetapi juga dari daerah Persia, Irak, Iran dan lain-lain, untuk berdakwah kepada mereka, metode sangat berperan penting dalam keberhasilan dakwah. Tulisan ini menggunakan cara kerja penelitian sejarah, dengan sumber dokumen-dokumen tertulis. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa metode dakwah irsyad Umar bin Khattab terbagi menjadi empat yakni irsyad nafsi, irsyad keluarga, irsyad pejabat, dan irsyad masyarakat).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132413927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i2.1171
Ridwan Rosdiawan, H. Halimah
Heterogenitas struktur masyarakat di Kalimantan Barat terepresentasikan dari eksistensi beragam etnis, kultur, bahkan relijiusitas. Di banyak tempat di propinsi ini, keragaman itu bahkan terjadi dalam situasi pembauran yang benar-benar intens. Sekat-sekat identitas individu dan kolektif seringkali menjadi kabur dalam proses interaksi, meskipun simbol-simbol ke-khas-annya begitu kentara bersuara. Eksistensi kelenteng di Desa Kumpai Besar adalah sebuah potret dimana symbol kekhasan identitas sebuah kelompok masyarakat justru telah menjadi “kepemilikan kolektif” masyarakat sekitar.
{"title":"EKSPRESI TOLERANSI BERAGAMA MSYARAKAT KALBAR: Eksistensi Kelenteng (Macu Keng) sebagai Melting Pot di Desa Kumpai Besar, Sungai Raya, Kab. Kubu Raya","authors":"Ridwan Rosdiawan, H. Halimah","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i2.1171","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i2.1171","url":null,"abstract":"Heterogenitas struktur masyarakat di Kalimantan Barat terepresentasikan dari eksistensi beragam etnis, kultur, bahkan relijiusitas. Di banyak tempat di propinsi ini, keragaman itu bahkan terjadi dalam situasi pembauran yang benar-benar intens. Sekat-sekat identitas individu dan kolektif seringkali menjadi kabur dalam proses interaksi, meskipun simbol-simbol ke-khas-annya begitu kentara bersuara. Eksistensi kelenteng di Desa Kumpai Besar adalah sebuah potret dimana symbol kekhasan identitas sebuah kelompok masyarakat justru telah menjadi “kepemilikan kolektif” masyarakat sekitar.","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128257081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-19DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i1.1089
Besse Wahida
Halaqah Da'wah is one of the models of da'wah delivery that is widely used in the spread of Islamic teaching in Indonesia. Central Board of Pesantren As'adiyah in Sengkang becames one of the Islamic education institutions which was born from a halaqah study conducted by Anregurutta Fungngaji Sade, the founder of As'adiyah, to meet the needs of the Bugis Wajo community for Islamic preaching at that time. At present, the Pesantren As'adiyah has developed into one of the largest pesantren in South Sulawesi. However, it is still carrying out halaqah as one of the characteristics of its independence. Halaqah is carried out every day after shalat magrib and subuh done, except Thursday night and Friday morning, in six different locations. Materials included are fiqh, hadith, aqeedah, akhlak, tasawuf and tafsir conveyed by the method of guidance, qira'ah tarjamah, lectures, and role models. There are two forms of dakwah halaqah As'adiyah in Sengkang, namely: 1) Mappesantreng that is coming directly to halaqah activities which are filled by Anregurutta/gurutta; 2) Halaqah da'wah through radio, which is to follow Islamic da'wah delivered by Anregurutta/gurutta through Radio Suara As'adiyah broadcasts. (Dakwah halaqah merupakan salah satu model penyampaian dakwah yang banyak digunakan dalam penyebaran dakwah Islam di Indonesia, sejak proses masuknya Islam, penyebaran hingga berkembangnya Islam. Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang lahir dari sebuah pengajian halaqah yang dilaksanakan oleh anregurutta Fungngaji Sade, pendiri Pondok Pesantren As’adiyah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bugis Wajo terhadap dakwah islamiah saat itu. Saat ini, Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang telah berkembang menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di Sulawesi Selatan. Namun demikian, tetap melaksanakan halaqah sebagai salah satu ciri kepesantrenannya. Halaqah dilaksanakan setiap hari setelah selesai salat magrib dan subuh, kecuali kamis malam dan jumat subuh, di enam lokasi yang berbeda. Materi meliputi, fikih, hadis, aqidah, akhlak tasawuf, dan tafsir yang disampaikan dengan metode tuntunan, qira’ah tarjamah, ceramah, dan suri teladan. Model dakwah halaqah Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang terdapat dua bentuk yaitu: 1) mappesantreng, yaitu datang langsung mengikuti kegiatan halaqah yang diisi langsung oleh anregurutta/gurutta; 2) dakwah halaqah melalui radio, yaitu mengikuti dakwah islamiah yang disampaikan oleh anregurutta/gurutta melalui siaran Radio Suara As’adiyah). Keywords: As’adiyah, dakwah halaqah, pesantren.
Halaqah Da'wah是Da'wah的一种模式,广泛用于印度尼西亚伊斯兰教的传播。圣康Pesantren As'adiyah的中央委员会是由As'adiyah的创始人Anregurutta funngaji Sade进行的一项哈拉卡研究中诞生的伊斯兰教育机构之一,以满足当时Bugis Wajo社区对伊斯兰教传教的需求。目前,Pesantren As'adiyah已发展成为南苏拉威西最大的Pesantren之一。然而,它仍然执行哈拉卡作为其独立性的特征之一。除星期四晚上和星期五上午外,每天在斋月和斋月之后在六个不同的地点进行哈拉卡。包括的材料有菲格莱、圣训、aqeedah、akhlak、tasawuf和tafsir,这些都是由指导方法、qira’ah tarjamah、讲座和榜样传达的。在圣康有两种形式的dakwah halaqah As'adiyah,即:1)直接进入halaqah活动的地图呈现,由Anregurutta/gurutta填充;2)通过广播哈拉卡达瓦(Halaqah da’wah),这是继Anregurutta/gurutta通过Suara As’adiyah广播传播的伊斯兰达瓦(da’wah)。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。Pondok Pesantren As 'adiyah Pusat Sengkang menjadi salah salah pendidikan Islam yang lahir dari sebuah pengajian halaqah yang dilaksanakan oleh anregutta funggaji Sade, pendiri Pondok Pesantren As 'adiyah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bugis Wajo terhadap dakwah islamiah saat itu。在苏拉威西岛,我是说我是苏拉威西岛人民,我是苏拉威西岛人民。Namun demikian, tetap melaksanakan halaqah sebagai salah satu ciri kerenya。Halaqah dilaksanakan setiap hari setelah selesai salat magrib dan subuh, kecuali kamis malam dan jumat subuh, di enam lokasi yang berbeda。Materi meliputi, fikih, hadis, aqidah, akhlak tasawuf, dan tafsir yang disamaikan dengan metode tuntunan, qira 'ah tarjamah, ceramah, dan suri teladan。模型dakwah halaqah Pondok Pesantren As 'adiyah Pusat Sengkang terdapat dua bentuk yitu: 1)地图呈现,yitu datang langsung mengikuti kegiatan halaqah yang diisi langsung oleh anregurutta/gurutta;2) dakwah halaqah melalui电台,yitu mengikuti dakwah islamiah yang disamaikan oleh anregurutta/gurutta melalui siaran电台Suara As 'adiyah)。关键词:As’adiyah, dakwah halaqah, pesantren。
{"title":"Dakwah Halaqah Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengakang","authors":"Besse Wahida","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i1.1089","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i1.1089","url":null,"abstract":"Halaqah Da'wah is one of the models of da'wah delivery that is widely used in the spread of Islamic teaching in Indonesia. Central Board of Pesantren As'adiyah in Sengkang becames one of the Islamic education institutions which was born from a halaqah study conducted by Anregurutta Fungngaji Sade, the founder of As'adiyah, to meet the needs of the Bugis Wajo community for Islamic preaching at that time. At present, the Pesantren As'adiyah has developed into one of the largest pesantren in South Sulawesi. However, it is still carrying out halaqah as one of the characteristics of its independence. Halaqah is carried out every day after shalat magrib and subuh done, except Thursday night and Friday morning, in six different locations. Materials included are fiqh, hadith, aqeedah, akhlak, tasawuf and tafsir conveyed by the method of guidance, qira'ah tarjamah, lectures, and role models. There are two forms of dakwah halaqah As'adiyah in Sengkang, namely: 1) Mappesantreng that is coming directly to halaqah activities which are filled by Anregurutta/gurutta; 2) Halaqah da'wah through radio, which is to follow Islamic da'wah delivered by Anregurutta/gurutta through Radio Suara As'adiyah broadcasts. \u0000 \u0000(Dakwah halaqah merupakan salah satu model penyampaian dakwah yang banyak digunakan dalam penyebaran dakwah Islam di Indonesia, sejak proses masuknya Islam, penyebaran hingga berkembangnya Islam. Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang lahir dari sebuah pengajian halaqah yang dilaksanakan oleh anregurutta Fungngaji Sade, pendiri Pondok Pesantren As’adiyah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bugis Wajo terhadap dakwah islamiah saat itu. Saat ini, Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang telah berkembang menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di Sulawesi Selatan. Namun demikian, tetap melaksanakan halaqah sebagai salah satu ciri kepesantrenannya. Halaqah dilaksanakan setiap hari setelah selesai salat magrib dan subuh, kecuali kamis malam dan jumat subuh, di enam lokasi yang berbeda. Materi meliputi, fikih, hadis, aqidah, akhlak tasawuf, dan tafsir yang disampaikan dengan metode tuntunan, qira’ah tarjamah, ceramah, dan suri teladan. Model dakwah halaqah Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang terdapat dua bentuk yaitu: 1) mappesantreng, yaitu datang langsung mengikuti kegiatan halaqah yang diisi langsung oleh anregurutta/gurutta; 2) dakwah halaqah melalui radio, yaitu mengikuti dakwah islamiah yang disampaikan oleh anregurutta/gurutta melalui siaran Radio Suara As’adiyah). \u0000 \u0000Keywords: As’adiyah, dakwah halaqah, pesantren.","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129632663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i1.1074
Hesty Nurrahmi, Elvy Oktaviani
The purpose of this study was to reveal the guidance of Islamic counseling on the behavior of students who tend to be narcissistic. This study uses action research methods. The process of conducting research was carried out with the following stages: planning, action, reflection (observation) and evaluation. The results of the study showed: (1) The right Islamic Counseling Guidance Service in dealing with students behaving students was by using the type of group guidance and counseling; (2) The results of the application of this model appear in the data that: based on the data obtained when viewed from the meeting before the action until after the 6th and 7th meetings, there was a decrease in the percentage of narcissistic behavior by 39.22%. The percentage of narcissistic behavior of 72.12% decreased to 32.90%. (Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bimbingan konseling Islam terhadap perilaku siswa yang cenderung narsis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan. Proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: perencanaan, tindakan, refleksi (pengamatan) dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Layanan Bimbingan Konseling Islam yang tepat dalam menangani siswa berperilaku siswa adalah dengan menggunakan jenis bimbingan dan konseling kelompok; (2) Hasil dari penerapan model ini tampak pada data bahwa: berdasarkan data yang diperoleh jika dilihat dari pertemuan sebelum tindakan sampai kepada setelah pertemuan ke 6 dan 7, terjadi penurunan persentase perilaku narsis sebesar 39,22%. Persentase perilaku narsis sebesar 72,12% menurun menjadi 32,90%).
本研究旨在揭示伊斯兰辅导对自恋学生行为的指导作用。本研究采用行动研究方法。进行研究的过程分以下几个阶段进行:规划、行动、反思(观察)和评价。研究结果表明:(1)正确的伊斯兰辅导辅导服务在处理学生行为方面采用团体辅导的方式;(2)该模型应用的结果显示在数据中:从行动前的会议到第6次和第7次会议之后所获得的数据来看,自恋行为的比例下降了39.22%。自恋行为的比例从72.12%下降到32.90%。(Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bimbingan konseling伊斯兰教,危险的,危险的,危险的,危险的。Penelitian ini menggunakan mede Penelitian tindakan。procses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: perencanan, tindakan, refleksi (pengamatan) dan evaluasi。Hasil penelitian menunjukkan:(1) Layanan Bimbingan Konseling Islam yang tepat dalam menangani siswa berpereraku siswa adalan dengan menggunakan jenis Bimbingan dan Konseling kelompok;(2) Hasil - dari penerapan模型ini tampak pad数据bahwa: berdasarkan数据yang diperoleh jika dilhat dari pertemuan sebelum tindakan sampai kepada setelah pertemuan ke 6 dan 7, terjadi penurunan代表peraku narsis sebesar 39,22%。perentase perperaku narsis sebesar 72,12% menurun menjadi 32,90%)。
{"title":"BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM PADA SISWA BERPERILAKU KECENDERUNGAN NARSIS DI KELAS XI MAN 2 PONTIANAK","authors":"Hesty Nurrahmi, Elvy Oktaviani","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i1.1074","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i1.1074","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to reveal the guidance of Islamic counseling on the behavior of students who tend to be narcissistic. This study uses action research methods. The process of conducting research was carried out with the following stages: planning, action, reflection (observation) and evaluation. The results of the study showed: (1) The right Islamic Counseling Guidance Service in dealing with students behaving students was by using the type of group guidance and counseling; (2) The results of the application of this model appear in the data that: based on the data obtained when viewed from the meeting before the action until after the 6th and 7th meetings, there was a decrease in the percentage of narcissistic behavior by 39.22%. The percentage of narcissistic behavior of 72.12% decreased to 32.90%. \u0000 \u0000(Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bimbingan konseling Islam terhadap perilaku siswa yang cenderung narsis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan. Proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: perencanaan, tindakan, refleksi (pengamatan) dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Layanan Bimbingan Konseling Islam yang tepat dalam menangani siswa berperilaku siswa adalah dengan menggunakan jenis bimbingan dan konseling kelompok; (2) Hasil dari penerapan model ini tampak pada data bahwa: berdasarkan data yang diperoleh jika dilihat dari pertemuan sebelum tindakan sampai kepada setelah pertemuan ke 6 dan 7, terjadi penurunan persentase perilaku narsis sebesar 39,22%. Persentase perilaku narsis sebesar 72,12% menurun menjadi 32,90%).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"55 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133036913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i1.1061
Wardah Wardah
This research was conducted for factors (internal and external) which influences students’ second language acquisition (students’ learning achievement). This research has investigated the effect relation of the factors on students’ learning achievement and the factors which influence the students’ learning achievement and the factors that comes from the students that influencing the students’ second language acquisition (learning achievement).This research use quantitative research. This research conducted in Ushuludddin, Adab and Da’wah Faculty, especially for 5 majors. The sample of this research about 100 students. The data in this research were collected by documentation technique and questionnaire technique. In analyzing the data, the researcher using Multiple Regression Analysis (SPSS 17), T test, F test, and Coefficient Determination (R2). Motivation, personal practice, study habits, and input has significant effect to the students’ learning achievement. Attitude, social factors and interaction has no significant effect to the students’ learning achievement. (Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi akuisisi bahasa kedua mahasiswa (prestasi belajar mahasiswa). Penelitian ini telah meneliti hubungan pengaruh antara faktor-faktor prestasi belajar mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, serta faktor-faktor yang berasal dari mahasiswa yang mempengaruhi akuisisi bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Ushuludddin, Adab dan Fakultas Dakwah, khususnya pada 5 jurusan. Sampel penelitian ini sekitar 100 mahasiswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan teknik kuesioner. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan Analisis Regresi Berganda (SPSS 17), uji T, uji F, dan Koefisien Determinasi (R2). Motivasi, praktik pribadi, kebiasaan belajar, dan masukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian belajar mahasiswa. Sikap, faktor sosial dan interaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa).
本研究针对影响学生第二语言习得的内部和外部因素(学生的学习成绩)进行研究。本研究考察了影响学生学习成就的因素、影响学生学习成就的因素和来自学生的影响学生第二语言习得(学习成就)的因素之间的影响关系。本研究采用定量研究方法。本研究在乌舍鲁丁、阿达布和达瓦学院进行,特别是对5个专业进行了研究。本研究的样本约为100名学生。本研究采用文献资料法和问卷调查法收集资料。在分析数据时,研究者使用多元回归分析(SPSS 17)、T检验、F检验和系数测定(R2)。动机、个人实践、学习习惯和投入对学生的学习成绩有显著影响。态度、社会因素和互动对学生的学习成绩无显著影响。(Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor - factor, factor - factor, factor, factor, factor, factor, factor, factor, factor, factor, factor)。Penelitian ini telah meneliti hubungan pengari antara factor - factor presti belajar mahasiswa因子- factor - factor presti belajar mahasiswa,因子- factor - factor yang presti belajar mahasiswa,因子- factor yang berasi mahasiswa yang mempengari hi akuisi bahasa tersebut。Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatij。Penelitian ini dilakukan di ushuluddin, Adab dan Fakultas Dakwah, khususnya pada 5 jurusan。样品penelitian ini sekitar 100 mahasiswa。数据dalam penelitian ini dikumpulkan dengan技术文件和技术分析。Dalam menganalis数据,peneliti menggunakan analysis Regresi Berganda (SPSS 17), uji T, uji F, dan Koefisien Determinasi (R2)。我的意思是,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。Sikap,社会dan interakis的一个因素是berpengaru(意为“重要的”)。
{"title":"AN ANALYSIS ON THE FACTORS INFLUENCING THE SECOND LANGUANGE ACQUISITION (STUDENTS’ ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT) OF THE USHULUDDIN, ADAB AND DA’WAH STUDENTS","authors":"Wardah Wardah","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i1.1061","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i1.1061","url":null,"abstract":"This research was conducted for factors (internal and external) which influences students’ second language acquisition (students’ learning achievement). This research has investigated the effect relation of the factors on students’ learning achievement and the factors which influence the students’ learning achievement and the factors that comes from the students that influencing the students’ second language acquisition (learning achievement).This research use quantitative research. This research conducted in Ushuludddin, Adab and Da’wah Faculty, especially for 5 majors. The sample of this research about 100 students. The data in this research were collected by documentation technique and questionnaire technique. In analyzing the data, the researcher using Multiple Regression Analysis (SPSS 17), T test, F test, and Coefficient Determination (R2). Motivation, personal practice, study habits, and input has significant effect to the students’ learning achievement. Attitude, social factors and interaction has no significant effect to the students’ learning achievement. \u0000 \u0000(Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi akuisisi bahasa kedua mahasiswa (prestasi belajar mahasiswa). Penelitian ini telah meneliti hubungan pengaruh antara faktor-faktor prestasi belajar mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, serta faktor-faktor yang berasal dari mahasiswa yang mempengaruhi akuisisi bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Ushuludddin, Adab dan Fakultas Dakwah, khususnya pada 5 jurusan. Sampel penelitian ini sekitar 100 mahasiswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan teknik kuesioner. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan Analisis Regresi Berganda (SPSS 17), uji T, uji F, dan Koefisien Determinasi (R2). Motivasi, praktik pribadi, kebiasaan belajar, dan masukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian belajar mahasiswa. Sikap, faktor sosial dan interaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116002373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.990
Buhori Buhori, Hanna Yulia, Velly Pranika Sari
One of the customs commonly practiced by Malay tribes, especially Malay tribes in Melawi Regency is seventh month’s ritual or in local language called Nujuh Bulan. Based on the results of studies in the field, it can be concluded that: 1) This tradition is a ceremony performed by the owner as a form of gratitude towards Allah SWT for the first pregnancy of a wife; 2) Seven Months are usually performed at the gestational age of a woman of sixteen weeks or twenty-eight weeks; 3) This event is usually carried out by giving prayers to Allah SWT and alms that will be given to invited guests, which are attended by orphans, neighbors, and closest families. Salah satu adat istiadat yang biasa dilakukan oleh suku Melayu khususnya suku Melayu yang ada di Kabupatan Melawi adalah tujuh bulanan atau dalam bahasa setempat disebut Nujuh Bulan. Berdasarkan hasil kajian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Tradisi ini merupakan upacara yang dilakukan oleh empunya hajat sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT atas kehamilan pertama seorang istri; 2) Nujuh Bulan biasanya dilakukan saat usia kehamilan seorang wanita berumur enam belas minggu atau dua puluh delapan minggu; 3) Acara ini biasanya dilakukan dengan cara memanjatkan do’a-do’a kepada Allah SWT dan sedekah yang akan diberikan kepada tamu undangan, yang dihadiri oleh anak-anak yatim, tetangga sekitar, dan keluarga terdekat.
{"title":"TRADISI NUJUH BULAN PADA MASYARAKAT MUSLIM MELAYU KABUPATEN MELAWI","authors":"Buhori Buhori, Hanna Yulia, Velly Pranika Sari","doi":"10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.990","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.990","url":null,"abstract":"One of the customs commonly practiced by Malay tribes, especially Malay tribes in Melawi Regency is seventh month’s ritual or in local language called Nujuh Bulan. Based on the results of studies in the field, it can be concluded that: 1) This tradition is a ceremony performed by the owner as a form of gratitude towards Allah SWT for the first pregnancy of a wife; 2) Seven Months are usually performed at the gestational age of a woman of sixteen weeks or twenty-eight weeks; 3) This event is usually carried out by giving prayers to Allah SWT and alms that will be given to invited guests, which are attended by orphans, neighbors, and closest families. \u0000 \u0000Salah satu adat istiadat yang biasa dilakukan oleh suku Melayu khususnya suku Melayu yang ada di Kabupatan Melawi adalah tujuh bulanan atau dalam bahasa setempat disebut Nujuh Bulan. Berdasarkan hasil kajian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Tradisi ini merupakan upacara yang dilakukan oleh empunya hajat sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT atas kehamilan pertama seorang istri; 2) Nujuh Bulan biasanya dilakukan saat usia kehamilan seorang wanita berumur enam belas minggu atau dua puluh delapan minggu; 3) Acara ini biasanya dilakukan dengan cara memanjatkan do’a-do’a kepada Allah SWT dan sedekah yang akan diberikan kepada tamu undangan, yang dihadiri oleh anak-anak yatim, tetangga sekitar, dan keluarga terdekat.","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116016170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.1083
Wendi Parwanto
The analysis used in this study is Karl Mannheim's sociology of knowledge, especially on three aspects of meaning: Objective meaning, expressive meaning and documentary meaning. The results of this study are: 1) Objective Meanings, all people believe that the traditions they do are inherited from their predecessors; 2) Meaning of Expression, they believe in fadhilah by reciting yasin and tahlil can help the body in the grave; and, 3) Documentary Meanings, they do not realize the meaning implied or hidden in the tradition, so that the actor or actor does not realize that what he is doing is an expression that shows the culture as a whole. (Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, terutama pada tiga aspek makna: Makna objektif, makna ekspresif dan makna dokumenter. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Makna Objektif, semua masyarakat meyakini bahwa tradisi yang mereka lakukan adalah warisan dari pada pendahulu mereka; 2) Makna Ekspresi, mereka meyakini fadhilah dengan dibacakan yasin dan tahlil dapat menolong mayat di alam kubur; dan, 3) Makna Dokumenter, mereka tidak menyadari makna yang tersirat atau tersebunyi di dalam tradisi tersebut, sehingga aktor atau pelaku tindakan tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan suatu ekspresi yang menunjukan kepada kebudayaan secara keseluruhan).
{"title":"KAJIAN LIVING AL-HADITS ATAS TRADISI SHALAT BERJAMA’AH MAHGRIB-ISYA` DI RUMAH DUKA 7 HARI DI DUSUN NUGUK, MELAWI, KALIMANTAN BARAT","authors":"Wendi Parwanto","doi":"10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.1083","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.1083","url":null,"abstract":"The analysis used in this study is Karl Mannheim's sociology of knowledge, especially on three aspects of meaning: Objective meaning, expressive meaning and documentary meaning. The results of this study are: 1) Objective Meanings, all people believe that the traditions they do are inherited from their predecessors; 2) Meaning of Expression, they believe in fadhilah by reciting yasin and tahlil can help the body in the grave; and, 3) Documentary Meanings, they do not realize the meaning implied or hidden in the tradition, so that the actor or actor does not realize that what he is doing is an expression that shows the culture as a whole. \u0000 \u0000(Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, terutama pada tiga aspek makna: Makna objektif, makna ekspresif dan makna dokumenter. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Makna Objektif, semua masyarakat meyakini bahwa tradisi yang mereka lakukan adalah warisan dari pada pendahulu mereka; 2) Makna Ekspresi, mereka meyakini fadhilah dengan dibacakan yasin dan tahlil dapat menolong mayat di alam kubur; dan, 3) Makna Dokumenter, mereka tidak menyadari makna yang tersirat atau tersebunyi di dalam tradisi tersebut, sehingga aktor atau pelaku tindakan tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan suatu ekspresi yang menunjukan kepada kebudayaan secara keseluruhan).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125038838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i1.1085
Muhammad Habibi
Media sosial menjadi tranding di kalangan milenial. Dakwah harus memanfaatkannya semaksimal mungkin. Jika tidak, arus dakwah kian melambat dan tertinggal. Artikel ini mendiskusikan dampak globalisasi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi, dikaitkan dengan kesiapan dai dalam memanfaatkannya dalam menyampaikan dakwah. Bagaimana mengoptimalkan media sosial untuk dakwah? Melalui studi pustaka dapat dijelaskan bahwa optimalisasi dakwah melalui media sosial dapat dilakukan dengan teknik komunikasi viral dan pengemasan konten yang menarik dengan memanfaatkan media sosial yang sifatnya interaktif.
{"title":"OPTIMALISASI DAKWAH MELALUI MEDIA SOSIAL PADA ERA MILENIAL","authors":"Muhammad Habibi","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i1.1085","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i1.1085","url":null,"abstract":"Media sosial menjadi tranding di kalangan milenial. Dakwah harus memanfaatkannya semaksimal mungkin. Jika tidak, arus dakwah kian melambat dan tertinggal. Artikel ini mendiskusikan dampak globalisasi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi, dikaitkan dengan kesiapan dai dalam memanfaatkannya dalam menyampaikan dakwah. Bagaimana mengoptimalkan media sosial untuk dakwah? Melalui studi pustaka dapat dijelaskan bahwa optimalisasi dakwah melalui media sosial dapat dilakukan dengan teknik komunikasi viral dan pengemasan konten yang menarik dengan memanfaatkan media sosial yang sifatnya interaktif.","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121376037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/al-hikmah.v12i1.1088
Nur Thahirah Umajjah Irha, Muh. Duwana Saide
The focus of the study in this paper is “The concept of developing PTKI through a research-based education system in welcoming bonus demographic 2045". The conclusion of this paper is that the application of research-based learning systems can be an effective strategy in responding to the challenges of PTKI, especially in increasing the interest of the community to choose PTKI. In addition, this concept can also be used to produce students, outputs and PTKI alumni who excel in quality in order to prepare themselves to meet the Indonesian demographic bonus of 2045. The concept of developing research-based learning is done in several ways, namely: (1) in the research-based learning process, of course research results in accordance with the material material that will be taught, (2) conducting research activities in the learning process, (3) analyzing the results of the study comparatively with several other research results in the same study. (Fokus kajian dalam makalah ini adalah Pengembangan PTKI melalui sistem pendidikan berbasis riset dalam menyambut bonus demografis 2045. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa penerapan sistem pembelajaran berbasis riset dapat menjadi strategi yang efektif dalam menanggapi tantangan PTKI, terutama dalam meningkatkan minat masyarakat untuk memilih PTKI. Selain itu, konsep ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan mahasiswa, output dan alumni PTKI yang unggul dalam kualitas dalam rangka mempersiapkan diri untuk memenuhi Indonesia bonus demografi 2045. Konsep pengembangan pembelajaran berbasis penelitian dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) dalam proses pembelajaran berbasis penelitian, tentu saja hasil penelitian sesuai dengan materi materi yang akan diajarkan, (2) melakukan kegiatan penelitian dalam proses pembelajaran, (3) menganalisis hasil penelitian secara komparatif dengan beberapa hasil penelitian lain dalam penelitian yang sama).
本文的研究重点是“通过研究型教育系统发展PTKI在2045欢迎奖金人口中的概念”。本文的结论是,研究型学习系统的应用可以成为应对PTKI挑战的有效策略,特别是在提高社区选择PTKI的兴趣方面。此外,这一概念也可用于培养质量卓越的学生、产出和PTKI校友,以便为印尼2045年的人口红利做好准备。开展研究性学习的概念是通过几种方式完成的,即:(1)在研究性学习过程中,当然要根据将要教授的材料材料进行研究结果;(2)在学习过程中进行研究活动;(3)将研究结果与同一研究中的其他几个研究结果进行比较分析。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Selain itu, konsep ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan mahasiswa,输出丹校友PTKI yang unggul dalam kualitas dalam rangka成员persiapkan diri untuk memenuhi印度尼西亚奖金人口统计2045。Konsep pengembangan penbelajan berbasis penelitian dilakukan dengan beberelitian, yitu saja hasil penelitian sesuai dengan materi materi yang akan diajarkan, (2) melakukan kegiatan penelitian dalam proses penelitian, (3) menganalis hasil penelitian secara komparatif dengan beberapa hasil penelitian lain dalam penelitian yang sama)。
{"title":"PERGURUAN TINGGI ISLAM BERBASIS RISET MENYONGSONG BONUS DEMOGRAFI INDONESIA 2045","authors":"Nur Thahirah Umajjah Irha, Muh. Duwana Saide","doi":"10.24260/al-hikmah.v12i1.1088","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v12i1.1088","url":null,"abstract":"The focus of the study in this paper is “The concept of developing PTKI through a research-based education system in welcoming bonus demographic 2045\". The conclusion of this paper is that the application of research-based learning systems can be an effective strategy in responding to the challenges of PTKI, especially in increasing the interest of the community to choose PTKI. In addition, this concept can also be used to produce students, outputs and PTKI alumni who excel in quality in order to prepare themselves to meet the Indonesian demographic bonus of 2045. The concept of developing research-based learning is done in several ways, namely: (1) in the research-based learning process, of course research results in accordance with the material material that will be taught, (2) conducting research activities in the learning process, (3) analyzing the results of the study comparatively with several other research results in the same study. \u0000 \u0000(Fokus kajian dalam makalah ini adalah Pengembangan PTKI melalui sistem pendidikan berbasis riset dalam menyambut bonus demografis 2045. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa penerapan sistem pembelajaran berbasis riset dapat menjadi strategi yang efektif dalam menanggapi tantangan PTKI, terutama dalam meningkatkan minat masyarakat untuk memilih PTKI. Selain itu, konsep ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan mahasiswa, output dan alumni PTKI yang unggul dalam kualitas dalam rangka mempersiapkan diri untuk memenuhi Indonesia bonus demografi 2045. Konsep pengembangan pembelajaran berbasis penelitian dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) dalam proses pembelajaran berbasis penelitian, tentu saja hasil penelitian sesuai dengan materi materi yang akan diajarkan, (2) melakukan kegiatan penelitian dalam proses pembelajaran, (3) menganalisis hasil penelitian secara komparatif dengan beberapa hasil penelitian lain dalam penelitian yang sama).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125869749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-16DOI: 10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.906
Amalia Irfani
This paper briefly describes how the pattern of harmony between Malay and Chinese communities in Singkawang City, two major ethnicities and became political authorities alternately in the city; through sociological communication studies. The result of the study it was found that the harmony of the people in Singkawang City can be categorized as dynamic and harmonious. Tolerance is so high applied in the life of society and politics by the people. In terms of social relations, there are no significant differences between these two ethnicities, almost the same can be said to be no difference at all, there is no element of legal discrimination for every ethnic group in here. Constraints that arise in their social life are the use of language, as well as the Chinese community which seems more closed and more restricting the association with other ethnic groups. (Tulisan ini secara singkat memaparkan tentang bagaimana Pola Kerukunan masyarakat Melayu dan Tionghoa di Kota Singkawang, dua etnis besar dan menjadi penguasa politis secara bergantian di Kota tersebut; melalui kajian komunikasi-sosiologis. Hasil kajian sosiologis atas Kerukunan masyarakat di Kota Singkawang dapat dikategorikan dinamis dan harmonis. Toleransi yang begitu tinggi diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat maupun politik oleh masyarakat kota Singkawang. Kemudian, dari sisi hubungan sosial, tidak ada perbedaan yang signifikan antar dua etnis ini, hampir sama bahkan dapat dikatakan tidak ada perbedaan sama sekali, di mana tidak ada unsur diskriminasi hukum bagi setiap etnis di Kota Singkawang. Kendala yang muncul di kehidupan bermasyarakat mereka adalah yaitu pengunaan dalam berbahasa, seperti halnya masyarakat Tionghoa yang nampak lebih tertutup dan lebih membatasi pergaulan dengan etnis lain).
本文简要描述了新加坡卡旺市两大族群马来和华族社区的和谐格局,并交替成为该市的政治权威;通过社会学传播学研究。研究结果发现,新卡旺市的人的和谐可以分为动态和和谐。宽容是如此高的应用于社会生活和政治的人。在社会关系方面,这两个民族之间并没有明显的差异,几乎一样可以说是完全没有区别,这里没有法律歧视每个民族的因素。在他们的社会生活中出现的限制是语言的使用,以及华人社区似乎更封闭,更限制与其他民族的联系。【译文】企鹅的政治习性是:企鹅的政治习性是:企鹅的政治习性是:企鹅的政治习性是:企鹅的政治习性是:企鹅的政治习性;生物学。Hasil kajian是Kerukunan masyarakat di Kota, Singkawang dapat dikategorikan dinamis dan harmonis的生物学家。宽容的杨开始在外交政策上做出让步,在政治上做出让步。Kemudian, dari sisi hubungan social, tidak ada perbedaan yang signfikan antar dua etnis ini, hampir sama bahkan dapat dikatakan tidak ada perbedaan sama sekali, di mana tidak ada unsur diskriminasi hukum bagi setap etnis di Kota Singkawang。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。
{"title":"POLA KERUKUNAN MELAYU DAN TIONGHOA DI KOTA SINGKAWANG","authors":"Amalia Irfani","doi":"10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.906","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AL-HIKMAH.V12I1.906","url":null,"abstract":"This paper briefly describes how the pattern of harmony between Malay and Chinese communities in Singkawang City, two major ethnicities and became political authorities alternately in the city; through sociological communication studies. The result of the study it was found that the harmony of the people in Singkawang City can be categorized as dynamic and harmonious. Tolerance is so high applied in the life of society and politics by the people. In terms of social relations, there are no significant differences between these two ethnicities, almost the same can be said to be no difference at all, there is no element of legal discrimination for every ethnic group in here. Constraints that arise in their social life are the use of language, as well as the Chinese community which seems more closed and more restricting the association with other ethnic groups. \u0000 \u0000(Tulisan ini secara singkat memaparkan tentang bagaimana Pola Kerukunan masyarakat Melayu dan Tionghoa di Kota Singkawang, dua etnis besar dan menjadi penguasa politis secara bergantian di Kota tersebut; melalui kajian komunikasi-sosiologis. Hasil kajian sosiologis atas Kerukunan masyarakat di Kota Singkawang dapat dikategorikan dinamis dan harmonis. Toleransi yang begitu tinggi diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat maupun politik oleh masyarakat kota Singkawang. Kemudian, dari sisi hubungan sosial, tidak ada perbedaan yang signifikan antar dua etnis ini, hampir sama bahkan dapat dikatakan tidak ada perbedaan sama sekali, di mana tidak ada unsur diskriminasi hukum bagi setiap etnis di Kota Singkawang. Kendala yang muncul di kehidupan bermasyarakat mereka adalah yaitu pengunaan dalam berbahasa, seperti halnya masyarakat Tionghoa yang nampak lebih tertutup dan lebih membatasi pergaulan dengan etnis lain).","PeriodicalId":178799,"journal":{"name":"Al-Hikmah","volume":"513 1-2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116820872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}