Penelitian dan permasalahan yang menjadi bahan pembahasan dalam pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan rancangan pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan penerapan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan hasil pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon. Pengembangan dilakukan melalui studi pendahuluan, pengembangan model (analisis, desain pengembangan, implementasi, penilaian) dan uji coba model pada satu kelas eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode pengembangan atau research development (R&D). Produk berupa rancangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon. Produk divalidasi ahli model serta diuji coba terbatas pada siswa kelas VIII. Pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi, didasarkan pada kajian yuridis dan empiris serta kajian teoretis. Sintaks dari model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu: (1) tahap pengembangan dan pemahaman (2) mengorganisasikan siswa (3) membimbing pelatihan menulis (4) strategi berpikir kreatif (5) penyajian hasil karya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi termasuk dalam kategori baik di kelas VIII dengan nilai rata-rata 76,7. Sebelum menggunakan model paikem berorientasi berpikir kreatif, kemampuan siswa mendapat nilai 59. Dengan demikian, pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif signifikan terhadap kemampuan menulis puisi.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL PAIKEM BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 CIREBON","authors":"Tuminih Tuminih","doi":"10.33603/JT.V7I1.1701","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/JT.V7I1.1701","url":null,"abstract":"Penelitian dan permasalahan yang menjadi bahan pembahasan dalam pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan rancangan pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan penerapan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon, mendeskripsikan hasil pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon. Pengembangan dilakukan melalui studi pendahuluan, pengembangan model (analisis, desain pengembangan, implementasi, penilaian) dan uji coba model pada satu kelas eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode pengembangan atau research development (R&D). Produk berupa rancangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Cirebon. Produk divalidasi ahli model serta diuji coba terbatas pada siswa kelas VIII. Pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi, didasarkan pada kajian yuridis dan empiris serta kajian teoretis. Sintaks dari model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu: (1) tahap pengembangan dan pemahaman (2) mengorganisasikan siswa (3) membimbing pelatihan menulis (4) strategi berpikir kreatif (5) penyajian hasil karya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif dalam pembelajaran menulis puisi termasuk dalam kategori baik di kelas VIII dengan nilai rata-rata 76,7. Sebelum menggunakan model paikem berorientasi berpikir kreatif, kemampuan siswa mendapat nilai 59. Dengan demikian, pengembangan model paikem berorientasi berpikir kreatif signifikan terhadap kemampuan menulis puisi.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131678461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengenai pengembangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs, mendeskripsikan implementasi model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs, mendeskripsikan profil kemampuan menulis teks eksposisi siswa, dan mendeskripsikan efektivitas model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs. Pengembangan dilakukan melalui studi pendahuluan (studi kepustakaan, survai lapangan, dan penyusunan produk awal), pengembangan model (analisis, desain, pengembangan, implementasi, penilaian), dan uji coba model kepada kelas eksperimen. Produk penelitian ini berupa rancangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik. Produk divalidasi ahli model pembelajaran serta diuji terbatas pada siswa kelas VIII MTs Negeri Widasari Indramayu. Pengembangan model pembelajaran pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, didasarkan pada kajian yuridis, kajian empiris dan kajian teoretis. Sintaks dari model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu : (1) strategi diskusi (memahami teks eksposisi); (2) penyajian data dan identifikasi konsep; (3) pengujian pencapaian konsep; (4) strategi wawancara, menulis informasi, mengunjungi perpustakaan dan internet, serta menulis laporan (menulis teks eksposisi); dan (5) analisis strategi-strategi berpikir. Uji coba pada siswa dengan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi membuktikan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran teks eksposisi.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP BERORIENTASI PADA KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMP/MTS","authors":"Abdul Rozak, Tarsono Tarsono","doi":"10.33603/JT.V7I1.1697","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/JT.V7I1.1697","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengenai pengembangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs, mendeskripsikan implementasi model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs, mendeskripsikan profil kemampuan menulis teks eksposisi siswa, dan mendeskripsikan efektivitas model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi di SMP/MTs. Pengembangan dilakukan melalui studi pendahuluan (studi kepustakaan, survai lapangan, dan penyusunan produk awal), pengembangan model (analisis, desain, pengembangan, implementasi, penilaian), dan uji coba model kepada kelas eksperimen. Produk penelitian ini berupa rancangan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik. Produk divalidasi ahli model pembelajaran serta diuji terbatas pada siswa kelas VIII MTs Negeri Widasari Indramayu. Pengembangan model pembelajaran pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, didasarkan pada kajian yuridis, kajian empiris dan kajian teoretis. Sintaks dari model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu : (1) strategi diskusi (memahami teks eksposisi); (2) penyajian data dan identifikasi konsep; (3) pengujian pencapaian konsep; (4) strategi wawancara, menulis informasi, mengunjungi perpustakaan dan internet, serta menulis laporan (menulis teks eksposisi); dan (5) analisis strategi-strategi berpikir. Uji coba pada siswa dengan model pencapaian konsep berorientasi pada kecerdasan linguistik dalam pembelajaran teks eksposisi membuktikan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran teks eksposisi.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123504252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian unsur pembangun dan nilai moral cerita pendek yang terkandung dalam antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas untuk kepentingan pemanfaatan bahan ajar pembelajaran cerita pendek di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk data kajian unsur pembangun cerpen dan nilai moral. Implementasi bahan ajar cerita pendek dalam pembelajaran cerpen dinyatakan dalam uji-t sebagai berikut, jika thitung> dari ttabel maka perolehan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dapat dipercaya sebagai hasil pembelajaran yang menggunakan antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas, bahan ajar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar cerpen terbukti dengan adanya perubahan.
{"title":"KAJIAN STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM ANTOLOGI 20 CERPEN PILIHAN KOMPAS SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR CERITA PENDEK DI SMA","authors":"Suherli Kusmana, Yatimah Yatimah","doi":"10.33603/jt.v7i1.1700","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v7i1.1700","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian unsur pembangun dan nilai moral cerita pendek yang terkandung dalam antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas untuk kepentingan pemanfaatan bahan ajar pembelajaran cerita pendek di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk data kajian unsur pembangun cerpen dan nilai moral. Implementasi bahan ajar cerita pendek dalam pembelajaran cerpen dinyatakan dalam uji-t sebagai berikut, jika thitung> dari ttabel maka perolehan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dapat dipercaya sebagai hasil pembelajaran yang menggunakan antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas, bahan ajar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar cerpen terbukti dengan adanya perubahan.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116716836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri terbimbing, 2) untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri terbimbing, 3) untuk mengetahui model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran menulis karangan narasi, dan di kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekseprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede Kabupaten Kuningan. Teknik pengumpulan data adalah tes menulis karangan narasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh t hit (6,586) > t daf (1,67), maka terima Hi artinya bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing, 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing, 3) model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan menulis karangan narasi.
目的是:(1)研究发现学习过程写篇叙事运用基于问题的学习模型和模型inkuiri b中,2),以了解学生学习写文章叙述的活动应用基于问题的学习模型和模型inkuiri b中,3)更有效的基于问题的学习知道模特inkuiri模型相比,学习中b中叙事,写了一篇文章七年级是美国初中一年级。本研究采用的方法是执行方法。这项研究的人口是美国第一省第七班的学生。数据收集技术是对叙事写作的一种测试。所使用的数据处理技术是规范测试、同质测试和假设测试。根据测试假设获得t hit (6.586) > t daf(1.67)的计算,这就接受了Hi,这意味着基于问题的学习模式比公立小学七年级学生叙事写作能力更有效。本研究的结论为1)运用基于问题的学习模式来写叙事的过程比按问题的学习模式更好,2)学生在叙事写作模式中的活动比按问题的学习模式更好,3)基于问题的学习模式比叙事性写作模式更有效。
{"title":"PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KADUGEDE","authors":"Iman Iman","doi":"10.33603/jt.v7i1.1699","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v7i1.1699","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri terbimbing, 2) untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri terbimbing, 3) untuk mengetahui model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran menulis karangan narasi, dan di kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekseprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede Kabupaten Kuningan. Teknik pengumpulan data adalah tes menulis karangan narasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh t hit (6,586) > t daf (1,67), maka terima Hi artinya bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kadugede. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing, 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing, 3) model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibandingkan dengan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan menulis karangan narasi.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130189986","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur, kebahasaan, dan isi teks anekdot, dan memanfaatkan hasil analisis untuk menyusun modul teks anekdot berbasis kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA. Modul pembelajaran teks anekdot adalah bahan ajar yang menyajikan materi, latihan, tugas dan berbagai contoh teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon dengan tema dan karakteristik yang bervariasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon. Kesepuluh teks itu dianalisis berdasarkan struktur, unsur kebahasaan, isi/makna tersirat dan kearifan lokal Cirebon yang terdapat didalamnya. Hasil analisis data menunjukan bahwa kesepuluh teks anekdot tersebut mempunyai struktur yang lengkap yaitu, abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. Kesepuluh teks anekdot tersebut mengandung unsur kebahasaan yang lengkap yaitu adanya kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, kalimat retoris, penggunan kata kerja aksi, penggunaan kalimat perintah dan penggunaan kalimat seru. Kesepuluh teks anekdot tersebut mengandung isi/makna yang tersirat. Teks anekdot hasil analisis selanjutnya dijadikan materi dalam bahan ajar yang dikembangkan.
{"title":"PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS X SMA","authors":"Dede Endang Mascita, Ati Rosmayati","doi":"10.33603/JT.V7I1.1698","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/JT.V7I1.1698","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur, kebahasaan, dan isi teks anekdot, dan memanfaatkan hasil analisis untuk menyusun modul teks anekdot berbasis kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA. Modul pembelajaran teks anekdot adalah bahan ajar yang menyajikan materi, latihan, tugas dan berbagai contoh teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon dengan tema dan karakteristik yang bervariasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh teks anekdot yang berbasis kearifan lokal Cirebon. Kesepuluh teks itu dianalisis berdasarkan struktur, unsur kebahasaan, isi/makna tersirat dan kearifan lokal Cirebon yang terdapat didalamnya. Hasil analisis data menunjukan bahwa kesepuluh teks anekdot tersebut mempunyai struktur yang lengkap yaitu, abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. Kesepuluh teks anekdot tersebut mengandung unsur kebahasaan yang lengkap yaitu adanya kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, kalimat retoris, penggunan kata kerja aksi, penggunaan kalimat perintah dan penggunaan kalimat seru. Kesepuluh teks anekdot tersebut mengandung isi/makna yang tersirat. Teks anekdot hasil analisis selanjutnya dijadikan materi dalam bahan ajar yang dikembangkan.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126316060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kita harus menyadari bahwa membaca mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa demikian? Pertama, membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat di perlukan dalam suatu masyarakat berbudaya. Kedua bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun kurun zaman dalam sejarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang itu. Ketiga, sepanjang masa sejarah yang terekam, membaca telah membuahkan dua kutub yang amat berbeda. Kutub pertama adalah membaca merupakan suatu pemersatu yang baik, karena cenderung mempersatukan pengalaman umum yang seolah-olah dialami sendiri dan dengan menanamkan sikap-sikap, ide-ide, minat-minat, dan aspirasi-aspirasi umum. Kutub kedua, membaca itu telah bertindak sebagai suatu daya pemecah belah, yang senderung mempertajam perbedaan-perbedaan antar kelompok sosial dengan jalan merangsang serta mempertebal perbedaan pendapat-pendapat mereka. Demikianlah,membaca itu telah membuahkan kutub-kutub yang baik yang kontruktif maupun destruktif.
{"title":"PENGARUH LITERASI MEMBACA DENGAN PEMAHAMAN BACAAN (Penelitian Survei pada Mahasiswa STKIP Kusumanegara Jakarta)","authors":"Chairunnisa Chairunnisa","doi":"10.33603/jt.v6i1.1584","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v6i1.1584","url":null,"abstract":"Kita harus menyadari bahwa membaca mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa demikian? Pertama, membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat di perlukan dalam suatu masyarakat berbudaya. Kedua bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun kurun zaman dalam sejarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang itu. Ketiga, sepanjang masa sejarah yang terekam, membaca telah membuahkan dua kutub yang amat berbeda. Kutub pertama adalah membaca merupakan suatu pemersatu yang baik, karena cenderung mempersatukan pengalaman umum yang seolah-olah dialami sendiri dan dengan menanamkan sikap-sikap, ide-ide, minat-minat, dan aspirasi-aspirasi umum. Kutub kedua, membaca itu telah bertindak sebagai suatu daya pemecah belah, yang senderung mempertajam perbedaan-perbedaan antar kelompok sosial dengan jalan merangsang serta mempertebal perbedaan pendapat-pendapat mereka. Demikianlah,membaca itu telah membuahkan kutub-kutub yang baik yang kontruktif maupun destruktif.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117012297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan sesuai Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Sekolah Dasar Negeri Cinyosog 01 Cileungsi belum tersentuh program pengembangan literasi dan belum memiliki budaya baca-tulis secara sistemik. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Cinyosog 01 Cileungsi melalui kegiatan seminar sehari launching project Gerakan Literasi Sekolah, program membaca rutin di sekolah, pelatihan keterampilan membaca teknik, pelatihan pembelajaran membaca sastra, pelatihan pembelajaran menulis sastra, kegiatan bedah buku, lomba literasi, pemberian literacy award, dan pendirian perpustakaan sekolah melalui sumbangan buku-buku dari berbagai pihak. Kegiatan difokuskan pada melatih sumber daya manusia, yaitu 15 guru kelas 1 sampai kelas 6 di SDN Cinyosog 01 Cileungsi yang akan mengajarkan kembali semua materi pelatihan kepada siswa, serta mengembangkan Program Gerakan Literasi Sekolah secara berkesinambungan sepanjang hayat. Selain itu, kegiatan ini sekaligus membangun perpustakaan sekolah yang belum ada, dalam memenuhi kebutuhan literasi siswa dan guru di SDN Cinyosog 01 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
{"title":"PENGEMBANGAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH BAGI PARA SISWA SDN CINYOSOG 01 CILEUNGSI","authors":"N. Marliana, Sri Suhita","doi":"10.33603/jt.v6i1.1586","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v6i1.1586","url":null,"abstract":"Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan sesuai Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Sekolah Dasar Negeri Cinyosog 01 Cileungsi belum tersentuh program pengembangan literasi dan belum memiliki budaya baca-tulis secara sistemik. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Cinyosog 01 Cileungsi melalui kegiatan seminar sehari launching project Gerakan Literasi Sekolah, program membaca rutin di sekolah, pelatihan keterampilan membaca teknik, pelatihan pembelajaran membaca sastra, pelatihan pembelajaran menulis sastra, kegiatan bedah buku, lomba literasi, pemberian literacy award, dan pendirian perpustakaan sekolah melalui sumbangan buku-buku dari berbagai pihak. Kegiatan difokuskan pada melatih sumber daya manusia, yaitu 15 guru kelas 1 sampai kelas 6 di SDN Cinyosog 01 Cileungsi yang akan mengajarkan kembali semua materi pelatihan kepada siswa, serta mengembangkan Program Gerakan Literasi Sekolah secara berkesinambungan sepanjang hayat. Selain itu, kegiatan ini sekaligus membangun perpustakaan sekolah yang belum ada, dalam memenuhi kebutuhan literasi siswa dan guru di SDN Cinyosog 01 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125292543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, dan perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Dengan meningkatnya animo pembelajar asing membawa banyak metode pengajaran bahasa di kelas yang beragam, tetapi satu tujuan agar dapat menguasai bahasa Indonesia dengan maksimal
{"title":"Metode Belajar Bahasa Indonesia","authors":"Marlina Eliyanti","doi":"10.33603/jt.v6i1.1585","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v6i1.1585","url":null,"abstract":"Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, dan perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Dengan meningkatnya animo pembelajar asing membawa banyak metode pengajaran bahasa di kelas yang beragam, tetapi satu tujuan agar dapat menguasai bahasa Indonesia dengan maksimal","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133352836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembelajaran sastra di sekolah jenjang SMA dewasa ini kurang memanfaatkan sumber-sumber bahan ajar yang berbasis kearifan lokal. Padahal di daerah tempat siswa berada, diyakini memiliki sumber-sumber sastra yang perlu diangkat dan dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Dari hasil analisis kebutuhan bahan ajar yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia jenjang SMA, ternyata bahan ajar sastra yang berbasis kearifan lokal belum dan perlu digali serta dikenalkan kepada siswa, tujuannya adalah agar diketahui, dimanfaatkan, dan akhirnya karya sastra tersebut dapat dilestarikan.Nilai-nilai sosiologis sastra yang tersimpan dalam sebuah karya sastra dapat diungkap melalui telaah dan analisis terhadap isi karya sastra tersebut. Salah satu karya sastra bernilai kearifan lokal adalah Cerita Rakyat Legenda Situ Sangiang. Cerita ini hidup dan berkembang di daerah Majalengka Jawa Barat. Nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Legenda Situ Sangiang tersebut dapat diungkap dan dirumuskan ke dalam tiga bagian, yaitu: a) Hubungan manusia sebagai pribadi: identitas diri, karakter, nilai perjuangan, hati-hati, dan bertanggung jawab, b) Hubungan manusia dengan manusia: arif dan bijaksana, bersikap adil, memberi nasihat, bermusyawarah, dermawan, nilai kerukunan, dan c) Hubungan manusia dengan alam: memanfaatkan alam dan memelihara alam. Nilai-nilai sosiologis cerita legenda tersebut selanjutnya disusun sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.Bahan ajar sastra tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang, disusun dalam bentuk modul pembelajaran.Dari hasil proses pembelajaran dengan menggunakan modul tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang di SMA, diperoleh nilai penguasaan kompetensi siswa sebesar 84,18. Data hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa siswa telah mengetahui dan menguasai nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modul tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.
{"title":"KAJIAN NILAI-NILAI SOSIOLOGIS CERITA RAKYAT LEGENDA SITU SANGIANG DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SMA","authors":"Kosadi Hidayat, Jaja Jaja, Nono Sumarna","doi":"10.33603/JT.V6I1.1588","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/JT.V6I1.1588","url":null,"abstract":"Pembelajaran sastra di sekolah jenjang SMA dewasa ini kurang memanfaatkan sumber-sumber bahan ajar yang berbasis kearifan lokal. Padahal di daerah tempat siswa berada, diyakini memiliki sumber-sumber sastra yang perlu diangkat dan dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Dari hasil analisis kebutuhan bahan ajar yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia jenjang SMA, ternyata bahan ajar sastra yang berbasis kearifan lokal belum dan perlu digali serta dikenalkan kepada siswa, tujuannya adalah agar diketahui, dimanfaatkan, dan akhirnya karya sastra tersebut dapat dilestarikan.Nilai-nilai sosiologis sastra yang tersimpan dalam sebuah karya sastra dapat diungkap melalui telaah dan analisis terhadap isi karya sastra tersebut. Salah satu karya sastra bernilai kearifan lokal adalah Cerita Rakyat Legenda Situ Sangiang. Cerita ini hidup dan berkembang di daerah Majalengka Jawa Barat. Nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Legenda Situ Sangiang tersebut dapat diungkap dan dirumuskan ke dalam tiga bagian, yaitu: a) Hubungan manusia sebagai pribadi: identitas diri, karakter, nilai perjuangan, hati-hati, dan bertanggung jawab, b) Hubungan manusia dengan manusia: arif dan bijaksana, bersikap adil, memberi nasihat, bermusyawarah, dermawan, nilai kerukunan, dan c) Hubungan manusia dengan alam: memanfaatkan alam dan memelihara alam. Nilai-nilai sosiologis cerita legenda tersebut selanjutnya disusun sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.Bahan ajar sastra tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang, disusun dalam bentuk modul pembelajaran.Dari hasil proses pembelajaran dengan menggunakan modul tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang di SMA, diperoleh nilai penguasaan kompetensi siswa sebesar 84,18. Data hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa siswa telah mengetahui dan menguasai nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modul tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"177 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116641858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karya sastra sebagai karya imajinatif dan monumental hingga memunculkan polemik dan kontroversi, sejatinya hanya memberikan kesan bahwa sastra ada dalam kehidupan dan akan berpengaruh pada aspek yang ada di dalamnya. Sejak lama, sastra diakui sebagai media pembangun kesadaran. Sastra diyakini memiliki fungsi hiburan dan edukasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai-nilai yang berorientasi terhadap pengembangan kehidupan seseorang, masyarakat, dan bangsa. Sastra memiliki tuntutan bahwa karya yang diberikan harus bernilai dan memiliki tingkat keberpikiran yang sepadan sehingga diharapkan mengembangkan wawasan para pembaca. Dengan adanya sastra, masyarakat mampu menyelami berbagai fenomena yang terjadi dan bisa menghayati dengan prespektif yang berbeda. Pemikiran sastrawan dalam mengolah dan mengelola karya yang begitu apik adalah pertanda bahwa sastra tidak terlepas dari intelektualitas dan kreativitas. Namun, setelah kreativitas dipertunjukkan kemudian timbul peluang yang menuai kontroversi atau polemik maka sastra hadir dan menjelma sebagai popularitas. Setidaknya hal inilah yang terjadi pada esai 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh yang memunculkan hal-hal kontroversi yang akan menuai popularitas dengan tidak menghilangkan keintelektualitasan para penulisnya, seperti Puisi Esai milik Danny JA atau Novel Saman milik Ayu Utami. Intelektualitas dipahami sebagai bakat untuk mempresentasikan dan mengartikulasikan pesan, pandangan, sikap, atau filsafat kepada publik. Sedangkan, popularitas lahir karena intelektualitas yang berkembang dan mampu menembus batas antara realitas dan khayalan si pengarang dengan disertai bukti-bukti nyata yang mampu merangkul masyarakat dari sisi politik, budaya, dan agama. Dengan demikian, karya sastra yang bermutu hanya dapat diciptakan oleh seseorang yang memiliki tingkat intelektual yang memadai.
{"title":"PERAN SASTRA, INTELEKTUALITAS, DAN POPULARITAS DALAM ESAI 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH KARYA JAMAL D. RAHMAN, DKK","authors":"Aji Septiaji","doi":"10.33603/jt.v6i1.1583","DOIUrl":"https://doi.org/10.33603/jt.v6i1.1583","url":null,"abstract":"Karya sastra sebagai karya imajinatif dan monumental hingga memunculkan polemik dan kontroversi, sejatinya hanya memberikan kesan bahwa sastra ada dalam kehidupan dan akan berpengaruh pada aspek yang ada di dalamnya. Sejak lama, sastra diakui sebagai media pembangun kesadaran. Sastra diyakini memiliki fungsi hiburan dan edukasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai-nilai yang berorientasi terhadap pengembangan kehidupan seseorang, masyarakat, dan bangsa. Sastra memiliki tuntutan bahwa karya yang diberikan harus bernilai dan memiliki tingkat keberpikiran yang sepadan sehingga diharapkan mengembangkan wawasan para pembaca. Dengan adanya sastra, masyarakat mampu menyelami berbagai fenomena yang terjadi dan bisa menghayati dengan prespektif yang berbeda. Pemikiran sastrawan dalam mengolah dan mengelola karya yang begitu apik adalah pertanda bahwa sastra tidak terlepas dari intelektualitas dan kreativitas. Namun, setelah kreativitas dipertunjukkan kemudian timbul peluang yang menuai kontroversi atau polemik maka sastra hadir dan menjelma sebagai popularitas. Setidaknya hal inilah yang terjadi pada esai 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh yang memunculkan hal-hal kontroversi yang akan menuai popularitas dengan tidak menghilangkan keintelektualitasan para penulisnya, seperti Puisi Esai milik Danny JA atau Novel Saman milik Ayu Utami. Intelektualitas dipahami sebagai bakat untuk mempresentasikan dan mengartikulasikan pesan, pandangan, sikap, atau filsafat kepada publik. Sedangkan, popularitas lahir karena intelektualitas yang berkembang dan mampu menembus batas antara realitas dan khayalan si pengarang dengan disertai bukti-bukti nyata yang mampu merangkul masyarakat dari sisi politik, budaya, dan agama. Dengan demikian, karya sastra yang bermutu hanya dapat diciptakan oleh seseorang yang memiliki tingkat intelektual yang memadai.","PeriodicalId":179872,"journal":{"name":"Jurnal Tuturan","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130895544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}