Pub Date : 2021-08-17DOI: 10.37253/ALTASIA.V2I2.4991
Sherinatasha Firmansyah Rani, Vanessa Vanessa, Syifa Younna Rhapsodio, A. Noor
In the midst of the COVID-19 pandemic problem which indirectly limits people's physical activities, this has resulted in a drastic decrease in the volume of people and goods. The use of the Virtual Tour 360 ° application technology can be used to overcome promotional problems due to the impact of the COVID-19 pandemic, as well as be a positive value and alternative for the field of work. The Virtual Tour 360 ° application itself is a simulation of a real location consisting of several videos and photographic media, to provide the experience of visiting a location just by looking at the monitor screen. The design of this virtual tour application idea requires support from various parties, especially local governments, managers and application developers so that it can be implemented and released properly. With this idea, it is hoped that it can become an additional means of traveling for tourists and introduce desa wisata edukasi Kopi Cupunagara easily, quickly, and relevant. Keywords: Virtual Tour 360°, Educational Tourism Village Kopi Cupunagara, Promotion
{"title":"Aplikasi Virtual Tour 360° Sebagai Media Pengenalan Desa Wisata Edukasi Kopi Cupunagara, Subang","authors":"Sherinatasha Firmansyah Rani, Vanessa Vanessa, Syifa Younna Rhapsodio, A. Noor","doi":"10.37253/ALTASIA.V2I2.4991","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/ALTASIA.V2I2.4991","url":null,"abstract":"In the midst of the COVID-19 pandemic problem which indirectly limits people's physical activities, this has resulted in a drastic decrease in the volume of people and goods. The use of the Virtual Tour 360 ° application technology can be used to overcome promotional problems due to the impact of the COVID-19 pandemic, as well as be a positive value and alternative for the field of work. The Virtual Tour 360 ° application itself is a simulation of a real location consisting of several videos and photographic media, to provide the experience of visiting a location just by looking at the monitor screen. The design of this virtual tour application idea requires support from various parties, especially local governments, managers and application developers so that it can be implemented and released properly. With this idea, it is hoped that it can become an additional means of traveling for tourists and introduce desa wisata edukasi Kopi Cupunagara easily, quickly, and relevant. \u0000Keywords: Virtual Tour 360°, Educational Tourism Village Kopi Cupunagara, Promotion","PeriodicalId":190232,"journal":{"name":"Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia","volume":"59 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132576832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-17DOI: 10.37253/ALTASIA.V3I2.5333
A. A. Soh, Ellen Engelica, David L Samosir
Kuliner di Kota Batam sangat beragam, salah satunya adalah ‘nasi lemak’, ‘nasi lemak’ merupakan salah satu makanan tradisional khas melayu. Sangat mudah ditemukan di Kota Batam dan sekitarnya, ‘nasi lemak’ dimasak dengan santan untuk memberikan cita rasa gurih dan daun pandan untuk menambah aroma. Penyajiannya dengan menambahkan berbagai macam lauk pauk. Bagi masyarakat Melayu ‘nasi lemak’ merupakan makanan cepat saji untuk sarapan. Tidak banyak yang tahu bahwa ‘nasi lemak’ memiliki sejarah seiring dengan penyebaran suku Melayu di Indonesia. Sampai saat ini ‘nasi lemak’ berfungsi sebagai makan pagi atau sarapan bagi anak sekolah dan pekerja. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan melestarikan sejarah dan makna dari ‘nasi lemak’, serta keunikan ‘ nasi lemak’ yang dapat menjadi daya tarik wisata kuliner bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara. Metode penelitian menggunakan kualitatif, temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan. Data yang dikumpulkan terutama data primer dan data sekunder untuk menvalidasi temuan di lapngan. Hasil penelitian ‘nasi lemak’ memiliki nama yang beragam setiap daerah berbeda, demikian juga tentang sejarahnya. Masyarakat umum memahami ‘nasi lemak’ sebagai makanan yang disajikan pada pagi hari untuk sarapan, sangat digemari oleh anak-anak sekolah dan para pekerja. Sebaiknya diadakan festival ‘nasi lemak’ sekota Batam untuk para remaja untuk menimbulkan rasa kecintaan terhadap makanan tradisional sebagai upaya untuk melestarikan ‘nasi lemak’ dari generasi ke generasi.
{"title":"Makanan Tradisional Nasi Lemak Melayu sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Kepulauan Riau","authors":"A. A. Soh, Ellen Engelica, David L Samosir","doi":"10.37253/ALTASIA.V3I2.5333","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/ALTASIA.V3I2.5333","url":null,"abstract":"Kuliner di Kota Batam sangat beragam, salah satunya adalah ‘nasi lemak’, ‘nasi lemak’ merupakan salah satu makanan tradisional khas melayu. Sangat mudah ditemukan di Kota Batam dan sekitarnya, ‘nasi lemak’ dimasak dengan santan untuk memberikan cita rasa gurih dan daun pandan untuk menambah aroma. Penyajiannya dengan menambahkan berbagai macam lauk pauk. Bagi masyarakat Melayu ‘nasi lemak’ merupakan makanan cepat saji untuk sarapan. Tidak banyak yang tahu bahwa ‘nasi lemak’ memiliki sejarah seiring dengan penyebaran suku Melayu di Indonesia. Sampai saat ini ‘nasi lemak’ berfungsi sebagai makan pagi atau sarapan bagi anak sekolah dan pekerja. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan melestarikan sejarah dan makna dari ‘nasi lemak’, serta keunikan ‘ nasi lemak’ yang dapat menjadi daya tarik wisata kuliner bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara. Metode penelitian menggunakan kualitatif, temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan. Data yang dikumpulkan terutama data primer dan data sekunder untuk menvalidasi temuan di lapngan. Hasil penelitian ‘nasi lemak’ memiliki nama yang beragam setiap daerah berbeda, demikian juga tentang sejarahnya. Masyarakat umum memahami ‘nasi lemak’ sebagai makanan yang disajikan pada pagi hari untuk sarapan, sangat digemari oleh anak-anak sekolah dan para pekerja. Sebaiknya diadakan festival ‘nasi lemak’ sekota Batam untuk para remaja untuk menimbulkan rasa kecintaan terhadap makanan tradisional sebagai upaya untuk melestarikan ‘nasi lemak’ dari generasi ke generasi.","PeriodicalId":190232,"journal":{"name":"Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia","volume":"27 9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131848024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-17DOI: 10.37253/ALTASIA.V2I2.4964
Argo Putro Kristiawan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya dan memberikan rekomendasi strategi yang didasarkan pada potensi di Kompleks Percandian Penataran. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dan metode analisis yang digunakan analisis SWOT dengan mempertimbangkan Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan External Factors Analysis Summary (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata di kawasan ini bernilai positif dan termasuk ke dalam Kuadran I. Rekomendasi strategi pengembangan pariwisata yang hendaknya dikembangkan di Kompleks Percandian Penataran antara lain yaitu, menjadikan Kompleks Percandian Penataran sebagai wisata edukasi sejarah, meningkatkan mutu daya tarik wisata, meningkatkan upaya pelestarian situs, menyediakan prasarana informasi situs yang lengkap, dan meningkatkan promosi wisata. Selain itu, diperlukan juga ketersediaan prasarana pendukung pariwisata seperti penginapan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya di Kompleks Percandian Penataran.
{"title":"Pengembangan Wisata Berbasis Cagar Budaya di Kompleks Percandian Penataran Kabupaten Blitar","authors":"Argo Putro Kristiawan","doi":"10.37253/ALTASIA.V2I2.4964","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/ALTASIA.V2I2.4964","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya dan memberikan rekomendasi strategi yang didasarkan pada potensi di Kompleks Percandian Penataran. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dan metode analisis yang digunakan analisis SWOT dengan mempertimbangkan Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan External Factors Analysis Summary (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata di kawasan ini bernilai positif dan termasuk ke dalam Kuadran I. Rekomendasi strategi pengembangan pariwisata yang hendaknya dikembangkan di Kompleks Percandian Penataran antara lain yaitu, menjadikan Kompleks Percandian Penataran sebagai wisata edukasi sejarah, meningkatkan mutu daya tarik wisata, meningkatkan upaya pelestarian situs, menyediakan prasarana informasi situs yang lengkap, dan meningkatkan promosi wisata. Selain itu, diperlukan juga ketersediaan prasarana pendukung pariwisata seperti penginapan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya di Kompleks Percandian Penataran.","PeriodicalId":190232,"journal":{"name":"Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123238891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-18DOI: 10.37253/altasia.v2i2.561
Sri Dewi Setiawati, Asep Suryana, Dadang Sugiana, Centurion Chandratama Priyatna
City branding saat ini banyak digunakan sebagai strategi pemasaran pariwisata. Di Indonesia city branding masih hanya berbertuk jargon dari pemerintah saja. City branding bukan sebuah jargon, tetapi city branding adalah bagaimana menggali potensi daerah untuk membentuk positioning yang akan mudah diingat oleh para wisatawan. Untuk semakin memperkuat positioning tersebut, perlu peran aktif dari berbagai pihak dalam melakukan strategi branding dalam wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan sebuah konsep city branding dengan menggunakan pendekatan triple helix antara pemerintah, UKM dan pihak komunitas yang didalamnya banyak terdapat akademisi. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan dalam membangun city branding penting membangun hubungan antara ketiga pilar pemerintah, UKM dan komunitas. Hal ini dikarenakan dalam membangun city branding, bukan hanya memberikan tagline atau jargon pada suatu wilayah. Tetapi perlu bukti fisik yang muncul, dapat dilihat dan dirasakan oleh para wisatawan. Peran aktif dari para pelaku UKM yang dibantu oleh komunitas kreatif dalam melahirkan produk-produk kreatif, menjadi peran penting dalam memberikan bukti fisik dari sebuah city branding. Peran pemerintah tentu menjadi yang utama, sebagai pemilik regulasi yang mendukung peran dari para UKM dan komunitas.
{"title":"Pendekatan Triple Helix dalam Membentuk City Branding","authors":"Sri Dewi Setiawati, Asep Suryana, Dadang Sugiana, Centurion Chandratama Priyatna","doi":"10.37253/altasia.v2i2.561","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/altasia.v2i2.561","url":null,"abstract":"City branding saat ini banyak digunakan sebagai strategi pemasaran pariwisata. Di Indonesia city branding masih hanya berbertuk jargon dari pemerintah saja. City branding bukan sebuah jargon, tetapi city branding adalah bagaimana menggali potensi daerah untuk membentuk positioning yang akan mudah diingat oleh para wisatawan. Untuk semakin memperkuat positioning tersebut, perlu peran aktif dari berbagai pihak dalam melakukan strategi branding dalam wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan sebuah konsep city branding dengan menggunakan pendekatan triple helix antara pemerintah, UKM dan pihak komunitas yang didalamnya banyak terdapat akademisi. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan dalam membangun city branding penting membangun hubungan antara ketiga pilar pemerintah, UKM dan komunitas. Hal ini dikarenakan dalam membangun city branding, bukan hanya memberikan tagline atau jargon pada suatu wilayah. Tetapi perlu bukti fisik yang muncul, dapat dilihat dan dirasakan oleh para wisatawan. Peran aktif dari para pelaku UKM yang dibantu oleh komunitas kreatif dalam melahirkan produk-produk kreatif, menjadi peran penting dalam memberikan bukti fisik dari sebuah city branding. Peran pemerintah tentu menjadi yang utama, sebagai pemilik regulasi yang mendukung peran dari para UKM dan komunitas.","PeriodicalId":190232,"journal":{"name":"Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130032671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}