Abstract. Smart environment is one of the axes of the smart city concept that has been implemented in the Bandung city. The implementation of smart environment is focused on urban environmental problems that occur in the Bandung city, especially in Sukajadi District. In Sukajadi District itself, environmental problems still occur, ranging from flooding, issues of waste management, drainage, rivers, to the availability of green open spaces. Therefore, in this study the author will try to identify the extent to which the implementation of the smart environment in Sukajadi District is based on 14 indicators, namely (1) green building; (2) sustainable-certified buildings; (3) smart homes; (4) renewable energy; (5) pollution control and management with ICT; (6) household and industrial waste control; (7) management of water resources and improvement of clean water quality standards; (8) river revitalization; (9) waste management; (10) street lighting; (11) drainage system; (12) provision of green open space; (13) slum area management; and (14) urban farming. The purpose of this research is to identify the extent of the implementation of the smart environment, identify problems related to the smart environment, and identify what strategies and development programs can be applied in implementing the smart environment in Sukajadi District. This study uses qualitative and quantitative methods using SWOT analysis. Data were collected through observations and interviews with every relevant stakeholder such as Regional Apparatus Organizations (OPD), District Government, Kelurahan and Sukajadi Subdistrict communities. The results of the analysis are strategies that can be implemented in a smart environment in Sukajadi District. Abstrak. Smart environment merupakan salah satu sumbu dari konsep smart city yang sudah diterapkan di Kota Bandung. Implementasi smart environment ini berfokus pada permasalahan lingkungan perkotaan yang terjadi di Kota Bandung khususnya di Kecamatan Sukajadi. Di Kecamatan Sukajadi sendiri permasalahan lingkungan kerap masih terjadi, mulai dari banjir, isu pengelolaan sampah, drainase, sungai, hingga terkait ketersediaan ruang terbuka hijau. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk mengidentifikasi sudah sejauh mana implementasi dari smart environment di Kecamatan Sukajadi ini yang didasarkan pada 14 indikator yaitu (1) green building; (2) sustainable-certified buildings; (3) smart homes; (4) energi terbarukan; (5) pengendalian dan pengelolaan polusi dengan TIK; (6) pengendalian limbah rumah tangga dan industri; (7) pengelolaan sumber daya air dan peningkatan baku mutu air bersih; (8) revitalisasi sungai; (9) pengelolaan sampah; (10) penerangan jalan; (11) sistem drainase; (12) penyediaan RTH; (13) pengelolaan kawasan kumuh; dan (14) urban farming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana implementasi dari smart environment, mengidentifikasi permasalahan terkait smart environment, dan
摘要。智慧环境是万隆市实施的智慧城市概念的轴线之一。智能环境的实施重点是万隆市,特别是苏卡贾迪区发生的城市环境问题。在Sukajadi区本身,环境问题仍然存在,从洪水、废物管理、排水、河流问题到绿色开放空间的可用性。因此,在本研究中,作者将尝试通过14个指标来确定Sukajadi区智能环境的实施程度,即(1)绿色建筑;(2)可持续建筑;(3)智能家居;(4)可再生能源;(5)利用信息通信技术控制和管理污染;(六)生活、工业废物治理;(七)水资源管理,提高清洁水质标准;(8)河流整治;(9)废物管理;(10)路灯照明;(11)排水系统;(十二)提供绿色休憩用地;(十三)棚户区管理;(14)城市农业。本研究的目的是确定智能环境的实施程度,确定与智能环境相关的问题,并确定在Sukajadi区实施智能环境可以应用哪些战略和发展计划。本研究采用定性和定量相结合的方法,运用SWOT分析法。通过观察和访谈每个相关利益攸关方,如区域器械组织(OPD)、区政府、克鲁拉汗和Sukajadi街道社区,收集数据。分析的结果是可以在Sukajadi区智能环境中实施的策略。Abstrak。智慧城市,智慧城市,智慧城市,智慧城市,智慧城市。实现一个智能环境,在berfokus padmasalahan lingkungan perkotaan yang terjadi di Kota万隆khususnya di Kecamatan Sukajadi。Di Kecamatan Sukajadi sendiri permasalahan lingkungan kerap masih terjadi, mulai dari banjir, isu pengelolaan sampah, drainase, sungai, hinga terkait ketersediaan and ruang terbuka hijau。Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk mengidentifika kasi sudah sejah mana implementasi dari智能环境di Kecamatan Sukajadi ini yang didasarkan pad14指标yitu(1)绿色建筑;(2)可持续建筑;(3)智能家居;(4)能源terbarukan;(5)彭根大连丹彭根洛兰污染;(6)彭根大连林巴鲁玛唐迦丹工业;(7) pengelolaan sumber daya air Dan peningkatan Baku mutu air bersih;(8)振兴松溪;(9) pengelolaan sampah;(10) penerangan jalan;(11)系统排水;(12) penyediaan RTH;(13) pengelolaan kawasan kumuh;丹(14)城市农业。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana implementasi dari智能环境,mengidentifikasi permasalahan terkait智能环境,dan mengidentifikasi strategy program pengembangan apa saja yang dapat diterapkan dalam implementasi智能环境di Kecamatan Sukajadi。Penelitian用定性和定量的方法对孟古纳坎进行SWOT分析。数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据分析亚洲发展战略,实现亚洲发展智能环境。
{"title":"Kajian Implementasi Smart Environment di Kota Bandung","authors":"Farhan Fauzan, Ernady Syaodih","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.481","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.481","url":null,"abstract":"Abstract. Smart environment is one of the axes of the smart city concept that has been implemented in the Bandung city. The implementation of smart environment is focused on urban environmental problems that occur in the Bandung city, especially in Sukajadi District. In Sukajadi District itself, environmental problems still occur, ranging from flooding, issues of waste management, drainage, rivers, to the availability of green open spaces. Therefore, in this study the author will try to identify the extent to which the implementation of the smart environment in Sukajadi District is based on 14 indicators, namely (1) green building; (2) sustainable-certified buildings; (3) smart homes; (4) renewable energy; (5) pollution control and management with ICT; (6) household and industrial waste control; (7) management of water resources and improvement of clean water quality standards; (8) river revitalization; (9) waste management; (10) street lighting; (11) drainage system; (12) provision of green open space; (13) slum area management; and (14) urban farming. The purpose of this research is to identify the extent of the implementation of the smart environment, identify problems related to the smart environment, and identify what strategies and development programs can be applied in implementing the smart environment in Sukajadi District. This study uses qualitative and quantitative methods using SWOT analysis. Data were collected through observations and interviews with every relevant stakeholder such as Regional Apparatus Organizations (OPD), District Government, Kelurahan and Sukajadi Subdistrict communities. The results of the analysis are strategies that can be implemented in a smart environment in Sukajadi District. \u0000Abstrak. Smart environment merupakan salah satu sumbu dari konsep smart city yang sudah diterapkan di Kota Bandung. Implementasi smart environment ini berfokus pada permasalahan lingkungan perkotaan yang terjadi di Kota Bandung khususnya di Kecamatan Sukajadi. Di Kecamatan Sukajadi sendiri permasalahan lingkungan kerap masih terjadi, mulai dari banjir, isu pengelolaan sampah, drainase, sungai, hingga terkait ketersediaan ruang terbuka hijau. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk mengidentifikasi sudah sejauh mana implementasi dari smart environment di Kecamatan Sukajadi ini yang didasarkan pada 14 indikator yaitu (1) green building; (2) sustainable-certified buildings; (3) smart homes; (4) energi terbarukan; (5) pengendalian dan pengelolaan polusi dengan TIK; (6) pengendalian limbah rumah tangga dan industri; (7) pengelolaan sumber daya air dan peningkatan baku mutu air bersih; (8) revitalisasi sungai; (9) pengelolaan sampah; (10) penerangan jalan; (11) sistem drainase; (12) penyediaan RTH; (13) pengelolaan kawasan kumuh; dan (14) urban farming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana implementasi dari smart environment, mengidentifikasi permasalahan terkait smart environment, dan","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129243223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Rawabogo Village is one of the tourist villages in Ciwidey District which has millions of potential enough to be used as supporters of a tourist village. Micro, small and medium enterprises (MSMEs) have an important role in supporting a village to become a tourist village. In addition, MSMEs also help increase economic growth such as creating job opportunities, thereby creating income and wealth, as well as reducing poverty. Therefore, identification of the MSME ecosystem was carried out to find out how far the ecosystem supports the existing MSMEs, as an effort to support the development of the Raawabogo Tourism Village. The method used in this research is the Qualitative Descriptive Method and the Likert Scale Method with the entrepreneurial ecosystem (EES) approach or the entrepreneurial ecosystem approach. The results of the analysis state that they do not support the MSME ecosystem because of the lack of support for the ecosystem, both from the village government and from the village community. This has resulted in MSMEs in Rawabogo Village being hampered by their development and having an impact on the development of tourist villages. Efforts are made in the form of CBT (Community Based Tourism) considering that in planning the tourism village, it does not involve the role of the community. Abstrak. Desa Rawabogo merupakan salah satu desa wisata di Kecamatan Ciwidey yang memiliki berjuta potensi yang cukup dijadikan sebagai pendukung sebuah desa wisata. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam mendukung sebuah desa menjadi desa wisata. Selain itu, UMKM juga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti terciptanya peluang kerja, sehingga tercipta pendapatan dan kekayaan, serta mengurangi kemiskinan. Maka dari itu dilakukan pengidentifikasian terhadap ekosistem UMKM guna mengetahui sejauhmana menunjangnya ekosistem tersebut terhadap UMKM yang ada, sebagai upaya pendukung pengembangan Desa Wisata Raawabogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode skala likert dan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan the entrepreneurial ecosystem (EES) atau pendekatan ekosistem kewirausahaan. Hasil dari analisis menyatakan bahwa kurang menunjangnya ekosistem UMKM disebabkan kurangnya support terhadap ekosistem tersebut, baik dari pihak pemerintah desa maupun dari pihak masyarakat desa. Hal ini mengakibatkan UMKM di Desa Rawabogo menjadi terhambat perkembangannya serta ikut berdampak kepada pengembangan desa wisata. Dilakukannya upaya berupa CBT (Community Based Tourism) mengingat dalam perencanaan pada desa wisata tidak sedikit melibatkan peran masyarakat.
摘要。Rawabogo村是Ciwidey地区的旅游村之一,拥有数百万的潜力,足以作为旅游村的支持者。中小微企业(MSMEs)在支持村庄成为旅游村方面发挥着重要作用。此外,中小微企业还有助于促进经济增长,如创造就业机会,从而创造收入和财富,以及减少贫困。因此,为了支持Raawabogo旅游村的发展,开展了对中小微企业生态系统的识别,以了解生态系统对现有中小微企业的支持程度。本研究采用定性描述法和李克特量表法,结合创业生态系统方法或创业生态系统方法。分析结果表明,他们之所以不支持中小微企业生态系统,是因为缺乏来自村政府和村社区对生态系统的支持。这导致了拉瓦博戈村中小微企业的发展受到阻碍,并影响了旅游村的发展。考虑到在规划旅游村时,它不涉及社区的角色,因此以CBT(社区为基础的旅游)的形式做出了努力。Abstrak。Desa Rawabogo merupakan salah satu Desa wisata di Kecamatan ciwiy yang memiliki berjuta potensi yang cuup dijadikan sebagai pendukung sebuah Desa wisata。乌萨哈·米克罗,人民民主联盟(巫共)的领导人,他们的领导人,他们的领袖,他们的领袖,他们的领袖,他们的领袖,他们的领袖,他们的领袖。Selain itu,巫统总干事,全国人大代表,全国人大代表,全国人大代表,全国人大代表,全国人大代表,全国人大代表,全国人大代表。马来西亚人民民主联盟(UMKM),马来西亚人民民主联盟(UMKM),马来西亚人民民主联盟(UMKM),马来西亚人民民主联盟(UMKM),马来西亚人民民主联盟(UMKM),马来西亚人民民主联盟。Metode yang digunakan dalam penelitian iala Metode skala likert Metode deskritif qualititf dengan pendekatan创业生态系统(EES) atau pendekatan生态系统kewiraushaan。哈西尔达里分析menyatakan bahwa kurang menunjangnya ekosystem UMKM disebabkan kurangnya支持terhadap ekosystem tersebut, baik dari pihak peremintah desa maupun dari pihak masyarakat desa。我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。社区旅游(以社区为基础的旅游),以社区为基础的旅游(以社区为基础的旅游)。
{"title":"Identifikasi Ekosistem Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai Pendukung Desa Wisata Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung","authors":"Fadhilla Ihsani Aztamurri, Imam Indratno","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.482","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.482","url":null,"abstract":"Abstract. Rawabogo Village is one of the tourist villages in Ciwidey District which has millions of potential enough to be used as supporters of a tourist village. Micro, small and medium enterprises (MSMEs) have an important role in supporting a village to become a tourist village. In addition, MSMEs also help increase economic growth such as creating job opportunities, thereby creating income and wealth, as well as reducing poverty. Therefore, identification of the MSME ecosystem was carried out to find out how far the ecosystem supports the existing MSMEs, as an effort to support the development of the Raawabogo Tourism Village. The method used in this research is the Qualitative Descriptive Method and the Likert Scale Method with the entrepreneurial ecosystem (EES) approach or the entrepreneurial ecosystem approach. The results of the analysis state that they do not support the MSME ecosystem because of the lack of support for the ecosystem, both from the village government and from the village community. This has resulted in MSMEs in Rawabogo Village being hampered by their development and having an impact on the development of tourist villages. Efforts are made in the form of CBT (Community Based Tourism) considering that in planning the tourism village, it does not involve the role of the community. \u0000Abstrak. Desa Rawabogo merupakan salah satu desa wisata di Kecamatan Ciwidey yang memiliki berjuta potensi yang cukup dijadikan sebagai pendukung sebuah desa wisata. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam mendukung sebuah desa menjadi desa wisata. Selain itu, UMKM juga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti terciptanya peluang kerja, sehingga tercipta pendapatan dan kekayaan, serta mengurangi kemiskinan. Maka dari itu dilakukan pengidentifikasian terhadap ekosistem UMKM guna mengetahui sejauhmana menunjangnya ekosistem tersebut terhadap UMKM yang ada, sebagai upaya pendukung pengembangan Desa Wisata Raawabogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode skala likert dan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan the entrepreneurial ecosystem (EES) atau pendekatan ekosistem kewirausahaan. Hasil dari analisis menyatakan bahwa kurang menunjangnya ekosistem UMKM disebabkan kurangnya support terhadap ekosistem tersebut, baik dari pihak pemerintah desa maupun dari pihak masyarakat desa. Hal ini mengakibatkan UMKM di Desa Rawabogo menjadi terhambat perkembangannya serta ikut berdampak kepada pengembangan desa wisata. Dilakukannya upaya berupa CBT (Community Based Tourism) mengingat dalam perencanaan pada desa wisata tidak sedikit melibatkan peran masyarakat.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116610002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Increased development in Bandung, combined with high rate of population growth, causes a decrease in environmental quality. Because a primary function is as an ecological function, namely as a means to reduce pollutants and prevent changes in environmental quality, the existence of city parks can reduce the potential for environmental degradation that occurs. The purpose of this study was to evaluate the quality of city parks in the Bandung Wetan District based on ecological functions in order to build a city park arrangement capable of raising the quality of urban space in a sustainable way. The ecological functions analyzed are the noise barrier function, the temperature modification function, the air humidity control function, the windbreak function, the water management function and soil buffer function and the function as animal habitat. Analysis of the Suitability of Ecological Functions Based on Vegetation Using the Key Performances Index (KPI) Analysis Method, Environmental Condition Assessment, and Functional Analysis of City Parks as Animal Habitats are the analytical methods used. According to the results, the vegetation condition in Taman Lansia of the five (5) ecological functions is in the good category, while the measurement of environmental conditions in Taman Lansia of the five (5) functions is in the ideal category. According to the results of an analysis of the function of city parks as animal habitats, the following factors influence the diversity of animal species in urban parks: the size of the park, the diversity of vegetation types, and the frequency of visitor activities. Abstrak. Meningkatnya pembangunan disertai dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Bandung menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Adanya Taman Kota dapat mengurangi potensi penurunan kualitas lingkungan yang terjadi, karena fungsi utamanya sebagai fungsi ekologis yaitu sebagai media untuk mereduksi polutan dan mencegah terjadinya perubahan kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas dari Taman Lansia Kota Bandung berdasarkan fungsi ekologis agar terwujudnya penataan taman kota yang mampu meningkatkan kualitas ruang perkotaan secara berkelanjutan. Ada pun fungsi ekologis yang di analisis adalah fungsi penahan kebisingan, fungsi modifikasi suhu, fungsi pengontrol kelembapan udara, fungsi penahan angin, fungsi pengatur tata air dan peyangga tanah dan fungsi sebagai habitat satwa. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Kesesuaian Fungsi Ekologis Berdasarkan Vegetasi menggunakan metode analisis Key Performances Index (KPI), Penilaian Kondisi Lingkungan. dan Analisis deskriptif Fungsi Taman Kota sebagai habitat satwa. Berdasarkan hasil analisis, Kondisi Vegetasi pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi ekologis, tiga (3) yang termasuk ke dalam kategori baik, sementara untuk Pengukuran kondisi lingkungan pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi dua (2) fungsi yang memenuhi kondisi ide
摘要万隆的发展增加,加上人口的高速增长,导致环境质量下降。由于城市公园的主要功能是作为一种生态功能,即作为减少污染物和防止环境质量变化的手段,因此城市公园的存在可以减少发生环境退化的可能性。本研究旨在以生态功能为基础,对万隆潍滩地区的城市公园品质进行评估,以建构可持续提升城市空间品质的城市公园布局。其生态功能主要有隔音功能、温度调节功能、空气湿度调节功能、防风功能、水管理功能、土壤缓冲功能和动物栖息地功能。基于关键绩效指标分析法的基于植被的生态功能适宜性分析、环境条件评价和城市公园作为动物栖息地的功能分析是分析方法。结果表明,塔曼兰兰岛五种生态功能的植被状况处于良好类别,而塔曼兰兰岛五种生态功能的环境条件测量处于理想类别。根据对城市公园动物栖息地功能的分析结果,影响城市公园动物物种多样性的因素有:公园的规模、植被类型的多样性和游客活动的频率。Abstrak。彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南,彭邦古南。在中国,中国是世界上最贫穷的国家,中国是世界上最贫穷的国家,中国是最贫穷的国家。图juan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluaskualitas dari Taman Lansia Kota Bandung berdasarkan真菌生态学agar terwujudnya penataan Taman Kota yang mampu meningkatkan kualitas runang perkotaan secara berkelanjutan。紫檀真菌生态学杨地分析:紫檀真菌penahan kebisingan,紫檀真菌modifikasi suhu,紫檀真菌控制kelembapan udara,紫檀真菌penahan angin,紫檀真菌pengatur tata air,紫檀真菌sebagai生境satwa。方法分析方法分析关键绩效指标(KPI), Penilaian Kondisi Lingkungan。丹分析书桌,真菌,Taman Kota, sebagai栖息地,satwa。Berdasarkan hasil分析,Kondisi Vegetasi pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi ekologies, tiga (3) yang termasuk ke dalam kategori baik, sementara untuk Pengukuran Kondisi lingkungan pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi dua (2) fungsi yang memenuhi Kondisi ideal。龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰,龙舌兰。
{"title":"Evaluasi Fungsi Ekologis Taman Kota dalam Upaya Peningkatan Kualitas Ruang Perkotaan","authors":"Alma Ukhtiani Nurhasan, Verry Damayanti","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.479","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.479","url":null,"abstract":"Abstract. Increased development in Bandung, combined with high rate of population growth, causes a decrease in environmental quality. Because a primary function is as an ecological function, namely as a means to reduce pollutants and prevent changes in environmental quality, the existence of city parks can reduce the potential for environmental degradation that occurs. The purpose of this study was to evaluate the quality of city parks in the Bandung Wetan District based on ecological functions in order to build a city park arrangement capable of raising the quality of urban space in a sustainable way. The ecological functions analyzed are the noise barrier function, the temperature modification function, the air humidity control function, the windbreak function, the water management function and soil buffer function and the function as animal habitat. Analysis of the Suitability of Ecological Functions Based on Vegetation Using the Key Performances Index (KPI) Analysis Method, Environmental Condition Assessment, and Functional Analysis of City Parks as Animal Habitats are the analytical methods used. According to the results, the vegetation condition in Taman Lansia of the five (5) ecological functions is in the good category, while the measurement of environmental conditions in Taman Lansia of the five (5) functions is in the ideal category. According to the results of an analysis of the function of city parks as animal habitats, the following factors influence the diversity of animal species in urban parks: the size of the park, the diversity of vegetation types, and the frequency of visitor activities. \u0000Abstrak. Meningkatnya pembangunan disertai dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Bandung menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Adanya Taman Kota dapat mengurangi potensi penurunan kualitas lingkungan yang terjadi, karena fungsi utamanya sebagai fungsi ekologis yaitu sebagai media untuk mereduksi polutan dan mencegah terjadinya perubahan kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas dari Taman Lansia Kota Bandung berdasarkan fungsi ekologis agar terwujudnya penataan taman kota yang mampu meningkatkan kualitas ruang perkotaan secara berkelanjutan. Ada pun fungsi ekologis yang di analisis adalah fungsi penahan kebisingan, fungsi modifikasi suhu, fungsi pengontrol kelembapan udara, fungsi penahan angin, fungsi pengatur tata air dan peyangga tanah dan fungsi sebagai habitat satwa. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Kesesuaian Fungsi Ekologis Berdasarkan Vegetasi menggunakan metode analisis Key Performances Index (KPI), Penilaian Kondisi Lingkungan. dan Analisis deskriptif Fungsi Taman Kota sebagai habitat satwa. Berdasarkan hasil analisis, Kondisi Vegetasi pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi ekologis, tiga (3) yang termasuk ke dalam kategori baik, sementara untuk Pengukuran kondisi lingkungan pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi dua (2) fungsi yang memenuhi kondisi ide","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124848825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. West Bandung Regency is one of the areas that has the potential for landslides in Indonesia. The occurrence of landslides in West Bandung Regency is the most common type of disaster, with a percentage of 68% in West Bandung Regency in 2008 - 2016 compared to other types of disasters. This research uses a quantitative approach spatially. The purpose of this study was to examine the level of landslides in the West Bandung Regency from the influence of changes in rainfall and land cover changes based on spatial analysis. The method of data collection is done by the method of secondary data collection. The analytical methods used include land cover classification analysis in 2018 - 2020 and analysis of the level of landslide disasters from the existing conditions of landslides in 2018 - 2020. From the results of research using overlay analysis, in 2018 the disaster level landslides with a low level of 31,309.90 Ha or 24.47% and a medium level of 96,660.06 Ha or 75.53% with a total of 150 landslides in 61 villages. In 2019, the level of landslides was low at 31,752.25 Ha or 24.84% and the medium level was 96,091.22 Ha or 75.16% with 152 landslides in 53 villages. In 2020 the landslide disaster level has a low level of 15,280.42 Ha or 11.94%, a medium level of 108,381.46 Ha or 84.69%, and a high level of 4,308.11 Ha or 3.37% with the number of landslides as many as 144 times in 67 villages. Abstrak. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potensi bencana longsor di Indonesia. Kejadian bencana longsor di Kabupaten Bandung Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu dengan presentase sebesar 68% di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara spasial. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan dan perubahan tutupan lahan berdasarkan analisis spasial. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder. Metode analisis yang digunakan diantaranya analisis klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020 dan analisis tingkat bencana longsor dari kondisi eksisting bencana longsor pada Tahun 2018 – Tahun 2020. Dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis overlay didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61 desa. Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali pada 53 desa. Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha
摘要西万隆县是印度尼西亚有可能发生山体滑坡的地区之一。在西万隆县发生的山体滑坡是最常见的灾害类型,与其他类型的灾害相比,2008 - 2016年西万隆县发生的山体滑坡比例为68%。本研究在空间上采用了定量方法。本研究的目的是在空间分析的基础上,从降雨变化和土地覆盖变化的影响来考察西万隆县的滑坡水平。数据收集的方法采用二次数据收集的方法。分析方法包括2018 - 2020年土地覆盖分类分析和2018 - 2020年滑坡现状分析滑坡灾害等级。从叠加分析的研究结果来看,2018年,61个村庄共发生150起滑坡,其中低级滑坡为31,309.90 Ha,占24.47%,中级滑坡为96,660.06 Ha,占75.53%。2019年,山体滑坡水平较低,为31,752.25公顷(24.84%),中等水平为96,091.22公顷(75.16%),53个村庄发生152起滑坡。2020年滑坡灾害等级为低等级15280.42 Ha(11.94%),中等等级108381.46 Ha(84.69%),高等级4308.11 Ha(3.37%), 67个村滑坡次数达144次。Abstrak。Kabupaten万隆Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potential benana long - sor di Indonesia。kejadan bencana longsor di kabupten万隆Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yitu dengan现在,sebesar 68% di Kabupaten万隆Barat paada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya。Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara special。图鹃达兰penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan danperubahan tutupan lahan berdasarkan分析空间。方法企鹅数量数据阳迪拉坎登干方法企鹅数量数据下。方法分析yang digunakan diantaranya分析klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020分析kat bencana longsor dari kondisi eksistan longsor pada Tahun 2018 - Tahun 2020。Dari hasil penelitian menggunakan技术分析覆盖didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61。Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali Pada 53 desa。Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha atau 3,37% dengan jumlah longsor sebanyak 144 kali Pada 67 desa。
{"title":"Pengaruh Perubahan Curah Hujan dan Perubahan Tutupan Lahan terhadap Bencana Longsor berdasarkan Analisis Spasial","authors":"Hana Syarifah Firdaus, Dudi Nasrudin Usman","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.480","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.480","url":null,"abstract":"Abstract. West Bandung Regency is one of the areas that has the potential for landslides in Indonesia. The occurrence of landslides in West Bandung Regency is the most common type of disaster, with a percentage of 68% in West Bandung Regency in 2008 - 2016 compared to other types of disasters. This research uses a quantitative approach spatially. The purpose of this study was to examine the level of landslides in the West Bandung Regency from the influence of changes in rainfall and land cover changes based on spatial analysis. The method of data collection is done by the method of secondary data collection. The analytical methods used include land cover classification analysis in 2018 - 2020 and analysis of the level of landslide disasters from the existing conditions of landslides in 2018 - 2020. From the results of research using overlay analysis, in 2018 the disaster level landslides with a low level of 31,309.90 Ha or 24.47% and a medium level of 96,660.06 Ha or 75.53% with a total of 150 landslides in 61 villages. In 2019, the level of landslides was low at 31,752.25 Ha or 24.84% and the medium level was 96,091.22 Ha or 75.16% with 152 landslides in 53 villages. In 2020 the landslide disaster level has a low level of 15,280.42 Ha or 11.94%, a medium level of 108,381.46 Ha or 84.69%, and a high level of 4,308.11 Ha or 3.37% with the number of landslides as many as 144 times in 67 villages. \u0000Abstrak. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potensi bencana longsor di Indonesia. Kejadian bencana longsor di Kabupaten Bandung Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu dengan presentase sebesar 68% di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara spasial. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan dan perubahan tutupan lahan berdasarkan analisis spasial. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder. Metode analisis yang digunakan diantaranya analisis klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020 dan analisis tingkat bencana longsor dari kondisi eksisting bencana longsor pada Tahun 2018 – Tahun 2020. Dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis overlay didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61 desa. Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali pada 53 desa. Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122910833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. West Bandung Regency is an area located in the Bandung Metropolitan Area, on the other hand, West Bandung Regency is also a peripheral area which tends to have dependence on the center, namely Bandung City and Cimahi City. In the implementation of development, it is necessary to understand thoroughly in advance the meaning of development. Historically-ideologically, the idea of development is used as a Style of Governance to focus on the mechanism of economic productivity, resulting in efforts to narrow social space and minimize things that trigger social conflict. Therefore, the role of the state apparatus in the form of institutions is needed to ensure the creation of a mechanism that minimizes horizontal and ideological conflicts by prioritizing consensus and order. In terms of development politics determining sustainable development, in addition to the physical area, social development also needs to be the main focus for development in West Bandung Regency. In this study, the MICMAC and MACTOR analysis methods used input data from primary and secondary surveys. As for the approach method using case studies. The purpose of this study is to map the role of actors on development variables and determine the relationship between variables and the actors involved. Abstrak. Kabupaten Bandung Barat merupakan suatu wilayah yang berada di kawasan Bandung Metropolitan Area, disisi lain Kabupaten Bandung Barat juga merupakan wilayah periphery yang cenderung memiliki ketergantungan terhadap centre yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi. Dalam pelaksanaan pembangunan, perlu dipahami secara menyeluruh terlebih dahulu mengenai makna dari pembangunan. Secara Historis-Ideologis, ide pembangunan dijadikan sebagai Style of Governance untuk menitikberatkan pada mekanisme produktivitas ekonomi, sehingga timbul upaya penyempitan ruang sosial dan meminimalkan hal – hal memicu konflik sosial. Maka dari itu, dibutuhkan peran aparatur negara berbentuk kelembagaan untuk menjamin terciptanya mekanisme yang meminimalisir konflik horizontal dan ideology dengan mengutamakan konsesus dan ketertiban. Dalam hal politik pembangunan menentukan pembangunan yang berkelanjutan, selain fisik wilayahnya, pembangunan dari segi sosial kemasyarakatan juga perlu menjadi fokus utama bagi pembangunan di Kabupaten Bandung Barat. Dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis MICMAC dan MACTOR yang menggunakan data masukan dari survey primer dan sekunder. Sedangkan untuk metoda pendekatannya menggunakan studi kasus. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk memetakan peranan aktor terhadap variabel pembangunan dan mengetahui hubungan variabel dengan aktor yang terlibat.
摘要西万隆摄政是位于万隆都市圈的区域,另一方面,西万隆摄政也是一个外围区域,往往对中心,即万隆市和西马希市有依赖。在实施发展的过程中,要提前深刻理解发展的意义。在历史意识形态上,发展理念作为一种治理方式,关注经济生产力的机制,从而努力缩小社会空间,尽量减少引发社会冲突的事情。因此,需要国家机器以制度的形式发挥作用,以确保建立一种机制,通过优先考虑共识和秩序来最大限度地减少横向和意识形态冲突。在决定可持续发展的发展政治方面,除了物质领域,社会发展也需要成为西万隆摄政发展的主要重点。在本研究中,MICMAC和MACTOR分析方法使用了来自初级和次级调查的输入数据。至于采用案例研究的方法。本研究的目的是映射行为者对发展变量的作用,并确定变量与所涉及的行为者之间的关系。Abstrak。万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区,万隆都市区我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。《历史-意识形态》、《治理风格》、《社会主义与社会主义》、《生产力与经济》、《社会主义与社会主义》、《社会主义与社会主义》、《社会主义与社会主义》。Maka dari itu, dibutuhkan peran aparatur negark berbentuk kelembagaan untuk menjani, terciptanya mekanisme yang minimalisir konflik水平丹意识形态dengan mengutamakan konsesus dan ketertiban。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Dalam penelitian ini menggunakan meta - data analysis MICMAC dan MACTOR yang menggunakan数据masukan dari调查primer dan sekunder。世当甘的研究结果。Tujuan pada penelitian ini yitu untuk memetakan peranan aktor terhadap变量pembangunan dan mengetahui hubungan变量dengan aktor yang terlibat。
{"title":"Pengaruh Politik Pembangunan terhadap Kesejahteraan Masyarakat","authors":"Helmi Dwi Agung Pambudi, Nia Kurniasari","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.378","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.378","url":null,"abstract":"Abstract. West Bandung Regency is an area located in the Bandung Metropolitan Area, on the other hand, West Bandung Regency is also a peripheral area which tends to have dependence on the center, namely Bandung City and Cimahi City. In the implementation of development, it is necessary to understand thoroughly in advance the meaning of development. Historically-ideologically, the idea of development is used as a Style of Governance to focus on the mechanism of economic productivity, resulting in efforts to narrow social space and minimize things that trigger social conflict. Therefore, the role of the state apparatus in the form of institutions is needed to ensure the creation of a mechanism that minimizes horizontal and ideological conflicts by prioritizing consensus and order. In terms of development politics determining sustainable development, in addition to the physical area, social development also needs to be the main focus for development in West Bandung Regency. In this study, the MICMAC and MACTOR analysis methods used input data from primary and secondary surveys. As for the approach method using case studies. The purpose of this study is to map the role of actors on development variables and determine the relationship between variables and the actors involved. \u0000Abstrak. Kabupaten Bandung Barat merupakan suatu wilayah yang berada di kawasan Bandung Metropolitan Area, disisi lain Kabupaten Bandung Barat juga merupakan wilayah periphery yang cenderung memiliki ketergantungan terhadap centre yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi. Dalam pelaksanaan pembangunan, perlu dipahami secara menyeluruh terlebih dahulu mengenai makna dari pembangunan. Secara Historis-Ideologis, ide pembangunan dijadikan sebagai Style of Governance untuk menitikberatkan pada mekanisme produktivitas ekonomi, sehingga timbul upaya penyempitan ruang sosial dan meminimalkan hal – hal memicu konflik sosial. Maka dari itu, dibutuhkan peran aparatur negara berbentuk kelembagaan untuk menjamin terciptanya mekanisme yang meminimalisir konflik horizontal dan ideology dengan mengutamakan konsesus dan ketertiban. Dalam hal politik pembangunan menentukan pembangunan yang berkelanjutan, selain fisik wilayahnya, pembangunan dari segi sosial kemasyarakatan juga perlu menjadi fokus utama bagi pembangunan di Kabupaten Bandung Barat. Dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis MICMAC dan MACTOR yang menggunakan data masukan dari survey primer dan sekunder. Sedangkan untuk metoda pendekatannya menggunakan studi kasus. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk memetakan peranan aktor terhadap variabel pembangunan dan mengetahui hubungan variabel dengan aktor yang terlibat.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134634342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Business Process is a collection of interrelated work to solve a particular problem. Village development cannot be separated from the context of regional management both at the district and provincial levels because the position of the village in a wider context (social, economic, market access, and politics) must look at the interrelationships between villages and others. Therefore, it is necessary to have a business process map. Compilation of Business Process Map in accordance with Permenpan N0.19 of 2018 concerning Compilation of Business Process Map of Government Agencies. Problems faced What problems are faced in village development in Subang Regency?, who is involved in the village development process in Subang Regency?, what are the duties, functions and coordination of each stakeholder?. and what is the shape of the business process map in village development so that it runs efficiently and effectively? With the study of business process maps, it can increase knowledge assets that can integrate and document in detail the business processes carried out to achieve the vision, mission, and goals. This knowledge asset forms the basis for decision making regarding organizational development and human resources, as well as performance appraisal. The conclusion is that the business process map in village development still has problems in every flow of activities Abstrak. Bisnis Proses adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi, akses pasar, dan ploitik) harus melihat keterkaitan antar desa dan dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu di adakannya peta proses bisnis. Penyusunan Peta Proses Bisnis sesuai Permenpan N0.19 tahaun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah. Adapun permasalahan yang dihadapai Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembangunan desa di Kabupaten Subang?, siapa saja yang terlibat dalam proses pembangunan desa di Kabupaten Subang?, bagaimana tugas, fungsi dan koordinasi dari setiap pemangku kepentingan?. dan bagaimana bentuk peta proses bisnis dalam pembangunan desa agar berjalan efisien dan efektif ?. Dengan adanya kajian peta proses bisnis maka dapat meningkatkan aset pengetahuan yang dapat mengintegrasikan dan mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan. Aset pengetahuan ini menjadi dasar pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, serta penilaian kinerja. Kesimpulannya bahwa peta proses bisnis pada pembangunan desa masih memiliki masalah pada setiap alur kegiatannya.
摘要。业务流程是解决特定问题的相关工作的集合。村庄的发展不能脱离地区和省一级的区域管理,因为村庄在更广泛的背景下(社会、经济、市场准入和政治)的地位必须考虑到村庄和其他地方之间的相互关系。因此,有必要有一个业务流程图。根据2018年第0.19号关于编制政府机构业务流程图的文件编制业务流程图。苏邦县的乡村发展面临哪些问题?谁参与了苏邦县的乡村发展进程?,各利益相关者的职责、职能和协调是什么?在村庄发展中,业务流程图的形状是什么,使其高效有效地运行?通过对业务流程图的研究,它可以增加知识资产,这些知识资产可以集成并详细记录为实现远景、任务和目标而执行的业务流程。这种知识资产构成了有关组织发展和人力资源以及绩效评估的决策的基础。结论是,农村发展的业务流程图在各个活动流程中仍然存在问题。Bisnis Proses adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkit untuk menyelesaikan suatu masalah tertenu。彭邦邦南管理彭邦邦南daerah baik di tingkat kabupten maupun tingkat省karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas(社会,经济,公共政策,政治)harus melihat keterkaitan antar desa dan dengan yang lainnya。Oleh karena itu perlu di adakannya peta处理bisnis。Penyusunan Peta Proses Bisnis sesuai Permenpan no .19 tahaun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah。永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕,永续拉罕在这一过程中,我们提出了一项新的建议。, bagaimana tugas,真菌Dan koordinasi dari seap pemangku kepentingan?Dan bagaimana bentuk peta处理bisnis dalam pembangunan desa AGAR berjalan efisien Dan efektif ?邓干阿达尼亚·卡吉安·佩塔塔处理bisis maka dapat meningkatkan aset pengetahuan yang dapat mengintegraskan danmendokumentaskan secara rinci mengenai处理bisis yang dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan。在此基础上,我们提出了一项新战略,即“彭根汉组织”,“彭根汉组织”,“彭根汉组织”。kesperpannya bahwa peta处理bisnis ppenbangunan和desa masih memiliki masalah pasur kegiatannya。
{"title":"Kajian Penyusunan Peta Proses Bisnis pada Pembangunan Desa di Kabupaten Subang","authors":"Khansa Shabiyhah, Ernady Syaodih","doi":"10.29313/PWK.V0I0.31404","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.31404","url":null,"abstract":"Abstract. Business Process is a collection of interrelated work to solve a particular problem. Village development cannot be separated from the context of regional management both at the district and provincial levels because the position of the village in a wider context (social, economic, market access, and politics) must look at the interrelationships between villages and others. Therefore, it is necessary to have a business process map. Compilation of Business Process Map in accordance with Permenpan N0.19 of 2018 concerning Compilation of Business Process Map of Government Agencies. Problems faced What problems are faced in village development in Subang Regency?, who is involved in the village development process in Subang Regency?, what are the duties, functions and coordination of each stakeholder?. and what is the shape of the business process map in village development so that it runs efficiently and effectively? With the study of business process maps, it can increase knowledge assets that can integrate and document in detail the business processes carried out to achieve the vision, mission, and goals. This knowledge asset forms the basis for decision making regarding organizational development and human resources, as well as performance appraisal. The conclusion is that the business process map in village development still has problems in every flow of activities \u0000Abstrak. Bisnis Proses adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi, akses pasar, dan ploitik) harus melihat keterkaitan antar desa dan dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu di adakannya peta proses bisnis. Penyusunan Peta Proses Bisnis sesuai Permenpan N0.19 tahaun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah. Adapun permasalahan yang dihadapai Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembangunan desa di Kabupaten Subang?, siapa saja yang terlibat dalam proses pembangunan desa di Kabupaten Subang?, bagaimana tugas, fungsi dan koordinasi dari setiap pemangku kepentingan?. dan bagaimana bentuk peta proses bisnis dalam pembangunan desa agar berjalan efisien dan efektif ?. Dengan adanya kajian peta proses bisnis maka dapat meningkatkan aset pengetahuan yang dapat mengintegrasikan dan mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan. Aset pengetahuan ini menjadi dasar pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, serta penilaian kinerja. Kesimpulannya bahwa peta proses bisnis pada pembangunan desa masih memiliki masalah pada setiap alur kegiatannya.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"198 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120964044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Terminal Type A Bandar Raya Payung Sekaki is the largest terminal in the city of Pekanbaru and Riau Province with quite volatile arrival and departure movements. The current condition of the BRPS Terminal is not as expected because there are still many passengers who are reluctant to get on and off at the terminal because the location of the terminal is quite far from the center of activities such as the center of trade, socio-economic and other activities so that there is a lack of movement through the BRPS Terminal. The analytical method used is qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis is used to describe current conditions such as system activity conditions, terminal utilization, terminal accessibility and SWOT. While the quantitative analysis is IPA analysis, movement and passenger potential analysis using growth factors and terminal income potential analysis. From the results of the SWOT analysis, it is stated that the terminal is in quadrant I (aggressive). From the results of the IPA, there are 15 service indicators that need to be improved. From the analysis of potential demand, there are 25.34% additional passengers for AKDP and 41.61% for AKAP. From the results of the analysis of potential income has a potential income of Rp. 569,250,000/year of potential land lease. Based on the analysis of potential demand and income, the terminal has great potential to be optimized. Terminal optimization is carried out by improving terminal services, increasing terminal accessibility and connectivity Abstrak. Terminal Tipe A Bandar Raya Payung Sekaki merupakan terminal terbesar di kota Pekanbaru dan Provinsi Riau dengan pergerakan kedatangan dan keberangkatan yang cukup fluktuatif. Kondisi Terminal BRPS saat ini tidak seperti yang diharapkan karena masih banyak penumpang yang enggan naik dan turun di terminal karena lokasi terminal berada cukup jauh dari pusat kegiatan seperti pusat perdagangan, sosial ekonomi dan kegiatan lainnya sehingga kurangnya pergerakan yang melewati Terminal BRPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan kondisi terkini seperti kondisi sistem aktivitas, pemanfaatan terminal, aksesibilitas terminal dan SWOT. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu analisis IPA, analisis potensi pergerakan dan penumpang menggunakan growth factor dan analisis potensi pendapatan terminal. Dari hasil analisis SWOT menyatakan terminal berada di kuadran I (agresif). Dari hasil IPA terdapat 15 indikator pelayanan yang perlu ditingkatkan. Dari hasil analisis potensi demand terdapat penambahan penumpang AKDP 25,34% dan AKAP 41,61%. Dari hasil analisis potensi pendapatan memiliki pendapatan potensial sebesar Rp. 569.250.000/tahun dari sewa lahan potensial. Berdasarkan hasil analisis potensi demand dan pendapatan maka terminal memiliki potensi yang besar untuk dioptimalkan. Optimalisasi terminal dilakukan dengan cara meningkatan pelayanan termin
摘要。A型终点站拉雅Payung Sekaki是北干巴鲁市和廖内省最大的终点站,到达和离开的运动相当不稳定。BRPS Terminal的现状并不如预期的那样,因为航站楼的位置离贸易中心、社会经济等活动中心比较远,使得通过BRPS Terminal的机动性不足,仍然有很多乘客不愿意在航站楼上下车。分析方法采用定性和定量相结合的分析方法。采用定性分析方法描述系统活动状况、终端利用率、终端可达性、SWOT等现状。而定量分析则是IPA分析、使用增长因素的移动和乘客潜力分析以及终端收入潜力分析。从SWOT分析的结果可知,终端处于象限I (aggressive)。从IPA的结果来看,有15项服务指标需要改进。从潜在需求分析来看,AKDP和AKAP分别增加了25.34%和41.61%的乘客。从潜在收益分析的结果可以得出潜在收益为569,250,000卢比/年的潜在土地租赁。通过对潜在需求和收益的分析,该码头具有很大的优化潜力。终端优化是通过改善终端服务、增加终端可达性和连通性来实现的。终点站类型A市罗亚平市,西卡基市,梅鲁巴甘终点站,北干巴鲁丹省,廖内丹省,pergerakan, kedatangan, kedatangan, keberangkatan, yang, cuup,波动。康迪希终点站BRPS是指康迪希终点站BRPS是指康迪希终点站,是指康迪希终点站,是指康迪希终点站,是指康迪希终点站,是指康迪希终点站,是指康迪希终点站,是指康迪希终点站方法分析、定性分析、定量分析。质量分析:质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析、质量分析。Sedangkan分析kuantitatif yitu分析IPA,分析potential pergerakan和penumpang menggunakan生长因子分析potential pendapatan terminal。达里哈什尔分析SWOT分析终端berada di kuadran I(积极)。达里哈希尔国际图联terdapat 15指标pelayanan yang perlu ditingkatkan。Dari hasil分析潜在需求为penambahan penumpang, AKDP 25.34%, AKAP 41.61%。达里分析电位,达里电位,达里电位,达里电位,达里电位。Berdasarkan对潜在需求进行了分析,并对潜在需求和终端需求进行了分析。Optimalisasi终端dilakukan dengan cara meningkatan pelayanan终端,meningkatan aksesibilitas dan konektivitas终端
{"title":"Optimalisasi Terminal Tipe A Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru Provinsi Riau","authors":"A. Pratama, Tonny Judiantono","doi":"10.29313/PWK.V0I0.31118","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.31118","url":null,"abstract":"Abstract. Terminal Type A Bandar Raya Payung Sekaki is the largest terminal in the city of Pekanbaru and Riau Province with quite volatile arrival and departure movements. The current condition of the BRPS Terminal is not as expected because there are still many passengers who are reluctant to get on and off at the terminal because the location of the terminal is quite far from the center of activities such as the center of trade, socio-economic and other activities so that there is a lack of movement through the BRPS Terminal. The analytical method used is qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis is used to describe current conditions such as system activity conditions, terminal utilization, terminal accessibility and SWOT. While the quantitative analysis is IPA analysis, movement and passenger potential analysis using growth factors and terminal income potential analysis. From the results of the SWOT analysis, it is stated that the terminal is in quadrant I (aggressive). From the results of the IPA, there are 15 service indicators that need to be improved. From the analysis of potential demand, there are 25.34% additional passengers for AKDP and 41.61% for AKAP. From the results of the analysis of potential income has a potential income of Rp. 569,250,000/year of potential land lease. Based on the analysis of potential demand and income, the terminal has great potential to be optimized. Terminal optimization is carried out by improving terminal services, increasing terminal accessibility and connectivity \u0000Abstrak. Terminal Tipe A Bandar Raya Payung Sekaki merupakan terminal terbesar di kota Pekanbaru dan Provinsi Riau dengan pergerakan kedatangan dan keberangkatan yang cukup fluktuatif. Kondisi Terminal BRPS saat ini tidak seperti yang diharapkan karena masih banyak penumpang yang enggan naik dan turun di terminal karena lokasi terminal berada cukup jauh dari pusat kegiatan seperti pusat perdagangan, sosial ekonomi dan kegiatan lainnya sehingga kurangnya pergerakan yang melewati Terminal BRPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan kondisi terkini seperti kondisi sistem aktivitas, pemanfaatan terminal, aksesibilitas terminal dan SWOT. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu analisis IPA, analisis potensi pergerakan dan penumpang menggunakan growth factor dan analisis potensi pendapatan terminal. Dari hasil analisis SWOT menyatakan terminal berada di kuadran I (agresif). Dari hasil IPA terdapat 15 indikator pelayanan yang perlu ditingkatkan. Dari hasil analisis potensi demand terdapat penambahan penumpang AKDP 25,34% dan AKAP 41,61%. Dari hasil analisis potensi pendapatan memiliki pendapatan potensial sebesar Rp. 569.250.000/tahun dari sewa lahan potensial. Berdasarkan hasil analisis potensi demand dan pendapatan maka terminal memiliki potensi yang besar untuk dioptimalkan. Optimalisasi terminal dilakukan dengan cara meningkatan pelayanan termin","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"269 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124363623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Urban heat island is a phenomenon of temperature changes caused by the concentration of building density which causes the temperature in the area to be higher than in areas with a lower density concentration. SWK Tegalega is the 1st most populous area among SWK in Bandung City according to the 2011-2031 RTRW data for Bandung City with a total population density in 2020 reaching 415 people / Ha, SWK Tegalega has at least 2.87 ha of RTH from a total area of 67.75 ha with The number of buildings is 7,683 units according to DPMPTSP (Department of Investment and One Stop Integrated Service) of Bandung City, and based on Bandung City Regulation No. 10 of 2015 the designation of the SWK Tegalega area is used as the Mediapolis area (creative industry). The data used in this research include Landsat 8 OLI satellite imagery, population density data and google earth image maps. From the processing of Landsat 8 OLI, it produces several data such as LST, SAVI and NDBI, which are used by each of these data to determine the priority areas for handling high temperature locations. After that, 4 locations were determined for handling the temperature of the area, with the use of trade & service land, corridors, less dense settlements and dense settlements. Based on the 3D location, the average high temperature of the 4 locations ranges from 30.25 - 32.20OC. After applying the green infrastructure concept from the 4 locations, the average temperature reduction of each concept used is obtained, including the tree canopy concept which has an average temperature reduction of 2.60OC, the bioswale concept of reducing the temperature from this concept is 1.30OC, then the green roof concept has an average temperature reduction of 0.65OC and the green wall concept has an average temperature drop of <0.30OC. Based on the results of the analysis that has been carried out, the tree canopy concept is the most effective concept in reducing the temperature at the study location Abstrak. Urban heat island adalah fenomena perubahan suhu yang diakibatkan oleh konsentrasi kepadatan bangunan yang menyebabkan suhu diwilayah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah yang memiliki konsentrasi kepadatan lebih rendah. SWK Tegalega merupakan wilayah terpadat ke-1 antara SWK di Kota Bandung menurut data RTRW Kota Bandung 2011-2031 dengan total kepadatan penduduk tahun 2020 mencapai 415 jiwa/Ha, SWK Tegalega memiliki setidaknya 2,87 ha RTH dari luas total 67,75 ha dengan jumlah bangunan 7.683 unit menurut DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Bandung, dan berdasarkan perda Kota Bandung no.10 tahun 2015 peruntukan kawasannya SWK Tegalega dijadikan sebagai wilayah Mediapolis (industri kreatif). Data yang digunakan dalam peneltian ini antara lain citra satelit Landsat 8 OLI, data kepadatan penduduk dan peta citra google earth. Dari pengolahan Landsat 8 OLI menghasilkan beberapa data seperti LST, SAVI dan NDBI, yang digunakan masing – masing data
摘要城市热岛是建筑密度集中引起的温度变化现象,导致该地区的温度高于密度浓度较低的地区。根据万隆市2011-2031年RTRW数据,SWK Tegalega是万隆市SWK人口最多的地区之一,2020年人口密度达到415人/公顷,SWK Tegalega总面积为67.75公顷,至少有2.87公顷的RTH,根据万隆市DPMPTSP(投资和一站式综合服务部门)的数据,建筑数量为7683套。根据2015年万隆市条例第10号,SWK Tegalega地区被指定为Mediapolis地区(创意产业)。本研究使用的数据包括Landsat 8 OLI卫星图像、人口密度数据和google earth图像地图。从Landsat 8 OLI的处理中,它产生了几个数据,如LST, SAVI和NDBI,这些数据被每个数据用来确定处理高温位置的优先区域。之后,确定了4个地点来处理该地区的温度,使用贸易和服务用地,走廊,低密度聚落和密集聚落。根据三维位置,4个地点的平均高温在30.25 - 32.20℃之间。在应用了4个地点的绿色基础设施概念后,得到了所使用的每个概念的平均降温量,其中树冠概念的平均降温量为2.60OC,生物湿地概念的平均降温量为1.30OC,那么绿色屋顶概念的平均降温量为0.65OC,绿色墙概念的平均降温量<0.30OC。根据已有的分析结果,树冠概念是降低研究地点温度最有效的概念。城市热岛现象:城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;城市热岛现象;SWK Tegalega merupakan wilayah terpadat ke-1 antara SWK di Kota Bandung menurut数据RTRW Kota Bandung 2011-2031年dengan total kepadatan penduduk tahun 2020年mencapai 415个单位/Ha, SWK Tegalega memoriliki setidaknya 2,87个单位/Ha, RTH dengan jumlah bangunan 7,683个单位menurut DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Bandung, dan berdasarkan perda Kota Bandung no。2015年7月10日peruntukan kawasannya SWK Tegalega dijadikan sebagai wilayah Mediapolis(工业创新)。数据是由地球资源卫星Landsat 8 OLI提供的,数据是由谷歌地球提供的。达里pengolahan Landsat 8 OLI menghasilkan beberapa数据分离LST, SAVI dan NDBI, yang digunakan - massing数据集,但untuk mengetahui将优先考虑penanganan和lokasi bersuhu tinggi。Setelah itu ditentukan 4 lokasi untuk penanganan suhu wilayah, dengan penggunaan lahan perdagangan & jasa, koridor, permukiman tidak padat dan permukiman padat。Berdasarkan 3D lokasi didapatkan suhu tinggi rata - rata ke-4 lokasi berkisar dari 30.25 - 32.20OC。Setelah diiterapkan konsep绿色基础设施dari ke-4 lokasi tsb, maka didapatkan rata - rata penurunan suhu masing - masing konsep yang digunakan, antara lain konsep tree canopy memiliki rata - rata penurunan suhu sebesar 2.60OC, konsep bioswale penurunan suhu dari konsep ini sebesar 1.30OC, Kemudian konsep green roof memiliki rata - rata penurunan suhu 0.65OC, Untuk konsep green wall memiliki rata - rata penurunan suhu < 0.30OC。杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠,杨树冠。
{"title":"Kajian Penggunaan Green Infrastruktur dalam Upaya Penurunan Suhu Permukaan di Wilayah SWK Tegalega","authors":"S. Nugraha, Hilwati Hindersah, Irland Fardhani","doi":"10.29313/PWK.V0I0.28819","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.28819","url":null,"abstract":"Abstract. Urban heat island is a phenomenon of temperature changes caused by the concentration of building density which causes the temperature in the area to be higher than in areas with a lower density concentration. SWK Tegalega is the 1st most populous area among SWK in Bandung City according to the 2011-2031 RTRW data for Bandung City with a total population density in 2020 reaching 415 people / Ha, SWK Tegalega has at least 2.87 ha of RTH from a total area of 67.75 ha with The number of buildings is 7,683 units according to DPMPTSP (Department of Investment and One Stop Integrated Service) of Bandung City, and based on Bandung City Regulation No. 10 of 2015 the designation of the SWK Tegalega area is used as the Mediapolis area (creative industry). The data used in this research include Landsat 8 OLI satellite imagery, population density data and google earth image maps. From the processing of Landsat 8 OLI, it produces several data such as LST, SAVI and NDBI, which are used by each of these data to determine the priority areas for handling high temperature locations. After that, 4 locations were determined for handling the temperature of the area, with the use of trade & service land, corridors, less dense settlements and dense settlements. Based on the 3D location, the average high temperature of the 4 locations ranges from 30.25 - 32.20OC. After applying the green infrastructure concept from the 4 locations, the average temperature reduction of each concept used is obtained, including the tree canopy concept which has an average temperature reduction of 2.60OC, the bioswale concept of reducing the temperature from this concept is 1.30OC, then the green roof concept has an average temperature reduction of 0.65OC and the green wall concept has an average temperature drop of <0.30OC. Based on the results of the analysis that has been carried out, the tree canopy concept is the most effective concept in reducing the temperature at the study location \u0000Abstrak. Urban heat island adalah fenomena perubahan suhu yang diakibatkan oleh konsentrasi kepadatan bangunan yang menyebabkan suhu diwilayah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah yang memiliki konsentrasi kepadatan lebih rendah. SWK Tegalega merupakan wilayah terpadat ke-1 antara SWK di Kota Bandung menurut data RTRW Kota Bandung 2011-2031 dengan total kepadatan penduduk tahun 2020 mencapai 415 jiwa/Ha, SWK Tegalega memiliki setidaknya 2,87 ha RTH dari luas total 67,75 ha dengan jumlah bangunan 7.683 unit menurut DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Bandung, dan berdasarkan perda Kota Bandung no.10 tahun 2015 peruntukan kawasannya SWK Tegalega dijadikan sebagai wilayah Mediapolis (industri kreatif). Data yang digunakan dalam peneltian ini antara lain citra satelit Landsat 8 OLI, data kepadatan penduduk dan peta citra google earth. Dari pengolahan Landsat 8 OLI menghasilkan beberapa data seperti LST, SAVI dan NDBI, yang digunakan masing – masing data","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"16 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120994065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Tourism is a journey carried out by a person from one area to another. At this time the City of Bandung, Bandung Regency and West Bandung Regency which are part of the Bandung Basin Urban Area which is a Provincial Strategic Area, there are various types of tourism but the current conditions are still not friendly for people with disabilities seen the number of disabilities Bandung City is 0.089% from the total population. Based on this, the problems in this study are formulated as follows: (1) What is the condition of tourist objects that have met the availability of physical accessibility for people with disabilities? (2) What are the Non-Physical Accessibility Conditions for Persons with Disabilities?. The researcher uses a human instrument approach with qualitative descriptive research methods from reducing data, presenting data and conclusions. The informants in this study were 3 people with visual impairments, 4 people with disabilities who were deaf, 4 people with physical disabilities, 1 tour manager, 1 person from the tourism office, and 1 disability companion. With the sampling technique, namely snowball and purposive sampling with the validity test carried out is triangulation techniques, data sources and theories. The results of this study are: (1) There are 3 tourist sites that have met accessibility for disabilities (2) Non-physical accessibility conditions at tourist sites still do not meet the needs of disabilities. Abstrak. Pariwisata merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan seseorang menuju suatu wilayah selain dari wilayah asalnya. Pada saat ini Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung yang merupakan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dalam Kawasan Strategis Provinsi terdapat berbagai jenis wisata akan tetapi kondisinya saat ini masih kurang ramah bagi penyandang disabilitas dilihat dari jumlah disabilitas Kota Bandung adalah 0,089% dari keseluruhan jumlah penduduk. Dalam hal ini maka permasalahan pada penelitian dirumuskan seperti berikut: (1)Bagimana Kondisi Objek Wisata yang Sudah Memenuhi Ketersediaan Aksesibilitas Fisik Bagi Penyandang Disabilitas? (2) Bagaimana Kondisi Aksesibilitas Non Fisik Bagi Penyandang Disabilitas ?. Peneliti menggunakan pendekatan human instrument dengan metode penelitian deskriptif kualitatif dari muai mereduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan. Informan pada penelitian ini adalah 3 orang disabilitas tuna netra, 4 orang disabilitas tuna rungu, 4 orang disabilitas tuna daksa, 1 orang pengelola wisata, 1 orang dinas pariwisata, dan 1 orang pendamping disabilitas. Pengambilan Sample menggunakan teknik snowball dan purposive sampling dengan uji validitas yang dilakukan adalah triangulasi teknik, sumber data dan teori. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terdapat hasil sebagai berikut : (1) Terdapat 3 lokasi wisata yang sudah memenuhi aksesibilitas bagi disabilitas (2) Kondisi aksesibilitas non fisik di lokasi wisata masih belum memenuhi kebutuhan
摘要旅游是一个人从一个地区到另一个地区的旅行。此时万隆市,万隆县和西万隆县是万隆盆地城市地区的一部分,是一个省级战略区域,有各种类型的旅游,但目前的条件仍然不适合残疾人,万隆市的残疾人数量占总人口的0.089%。在此基础上,本研究提出以下问题:(1)旅游对象满足残疾人物理可达性条件的条件是什么?(2)残疾人士的非有形无障碍条件是什么?研究人员使用人类仪器方法与定性描述性研究方法从减少数据,呈现数据和结论。本研究的被调查者为3名视障人士、4名聋哑残障人士、4名肢体残障人士、1名旅游经理、1名旅游局工作人员和1名残障陪同人员。用抽样技术,即滚雪球法和有目的抽样法结合效度检验进行了三角测量技术、数据源和理论研究。研究结果表明:(1)有3个旅游点达到了残疾人无障碍的要求;(2)旅游点的非物质无障碍条件仍不能满足残疾人的需要。Abstrak。Pariwisata merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan seseorang menuju suatu wilayah selain dari wilayah asalnya。万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市,万隆市Dalam hal ini maka permasalahan padpadpenelitian dirumuskan seperti berikut:(1)Bagimana Kondisi Objek Wisata yang Sudah Memenuhi Ketersediaan Aksesibilitas Fisik Bagi Penyandang Disabilitas?(2)巴格马纳·康迪西·阿克塞塞bilitas Non Fisik Bagi Penyandang disability ?Peneliti menggunakan pendekatan human instrument dengan method penelitian deskririf定性分析;Peneliti meerduksi数据;penaljian数据sampai penarikan kespulan。3个橙色残疾金枪鱼网,4个橙色残疾金枪鱼rungu, 4个橙色残疾金枪鱼daksa, 1个橙色pengelola wisata, 1个橙色dinas pariwisata, 1个橙色pendamping disability。彭甘比兰样本蒙古纳坎技术雪球丹目的抽样邓甘比吉有效性杨狄拉克坎adalah三角技术,数量数据丹。Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terdapat hasil sebagai berikut:(1) terdapat 3 lokasi wisata yang sudah memenuhi aksesibilitas bagi disabilitas (2) Kondisi aksesibilitas non fisik di lokasi wisata masih belum memenuhi kebutuhan disabilitas。
{"title":"Ketersediaan Aksesibilitas Wisata bagi Penyandang Disabilitas di Kota Bandung dan Sekitarnya","authors":"Afiati Afiati, Gina Puspitasari Rochman","doi":"10.29313/PWK.V0I0.29801","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.29801","url":null,"abstract":"Abstract. Tourism is a journey carried out by a person from one area to another. At this time the City of Bandung, Bandung Regency and West Bandung Regency which are part of the Bandung Basin Urban Area which is a Provincial Strategic Area, there are various types of tourism but the current conditions are still not friendly for people with disabilities seen the number of disabilities Bandung City is 0.089% from the total population. Based on this, the problems in this study are formulated as follows: (1) What is the condition of tourist objects that have met the availability of physical accessibility for people with disabilities? (2) What are the Non-Physical Accessibility Conditions for Persons with Disabilities?. The researcher uses a human instrument approach with qualitative descriptive research methods from reducing data, presenting data and conclusions. The informants in this study were 3 people with visual impairments, 4 people with disabilities who were deaf, 4 people with physical disabilities, 1 tour manager, 1 person from the tourism office, and 1 disability companion. With the sampling technique, namely snowball and purposive sampling with the validity test carried out is triangulation techniques, data sources and theories. The results of this study are: (1) There are 3 tourist sites that have met accessibility for disabilities (2) Non-physical accessibility conditions at tourist sites still do not meet the needs of disabilities. \u0000Abstrak. Pariwisata merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan seseorang menuju suatu wilayah selain dari wilayah asalnya. Pada saat ini Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung yang merupakan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dalam Kawasan Strategis Provinsi terdapat berbagai jenis wisata akan tetapi kondisinya saat ini masih kurang ramah bagi penyandang disabilitas dilihat dari jumlah disabilitas Kota Bandung adalah 0,089% dari keseluruhan jumlah penduduk. Dalam hal ini maka permasalahan pada penelitian dirumuskan seperti berikut: (1)Bagimana Kondisi Objek Wisata yang Sudah Memenuhi Ketersediaan Aksesibilitas Fisik Bagi Penyandang Disabilitas? (2) Bagaimana Kondisi Aksesibilitas Non Fisik Bagi Penyandang Disabilitas ?. Peneliti menggunakan pendekatan human instrument dengan metode penelitian deskriptif kualitatif dari muai mereduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan. Informan pada penelitian ini adalah 3 orang disabilitas tuna netra, 4 orang disabilitas tuna rungu, 4 orang disabilitas tuna daksa, 1 orang pengelola wisata, 1 orang dinas pariwisata, dan 1 orang pendamping disabilitas. Pengambilan Sample menggunakan teknik snowball dan purposive sampling dengan uji validitas yang dilakukan adalah triangulasi teknik, sumber data dan teori. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terdapat hasil sebagai berikut : (1) Terdapat 3 lokasi wisata yang sudah memenuhi aksesibilitas bagi disabilitas (2) Kondisi aksesibilitas non fisik di lokasi wisata masih belum memenuhi kebutuhan","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121588158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Terong Village, in Belitung Regency's Sijuk District, has potential to enhance tourism activities. The development of the Aik Rusa' Berehun tourist attraction, which exploits previously abandoned tin mine land to become a unique tourist destination with increased potential value, is one of Terong Village's possible uses. The Aik Rusa' Berehun community group, as well as the local community of Terong Village, collaborated on the establishment of this attraction. The purpose of this study is to determine the growth of tourism components such as Attraction, Amenity, Accessibility, and Ancilliary, or the 4A component, in the tourist destination of Aik Rusa' Berehun, as well as its linkage with pre-existing tourist sites. Observations and identification of the deficiency were carried out in this research. Observations and identification of the Aik Rusa' Berehun Tourism Destination's development conditions were carried out in this study based on field observations. This study was supported by a qualitative technique based on exploratory research. Observation, interviews, and documentation are used to obtain primary data. Purposive sampling was employed in conjunction with in-depth interviews with key informants, such as stakeholders. Literature studies utilize secondary data collection approaches. Descriptive analysis was used to conduct the investigation. Data compilation, data reduction, and the creation of study outcomes narratives are all examples of data processing. The development of Aik Rusa' Berehun Tourism Destinations is positive, as evidenced by the available 4A components that can be used to properly support tourist activities so that visitors can feel safe and comfortable while enjoying existing tourist attractions, though some aspects still require improvement. The Aik Rusa' Berehun tourist destination, based on its proximity to other tourist sites, has emerged as a new tourist destination in Terong Village, as well as a supporting tourist destination for nearby tourist locations. Abstrak. Desa Terong terletak di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung memiliki potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung kegiatan pariwisata. Salah satu pemanfaatan potensi Desa Terong yaitu melalui pengembangan destinasi wisata Aik Rusa’ Berehun yang memanfaatkan kolong bekas tambang timah yang sebelumnya terbengkalai menjadi destinasi wisata yang unik dan lebih memiliki nilai potensial. Pengembangan destinasi ini dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat Aik Rusa’ Berehun dan juga mengikutsertakan masyarakat lokal Desa Terong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengembangan komponen wisata yang terdiri dari Attraction, Amenity, Accessibility, Ancilliary atau biasa disingkat menjadi komponen 4A di destinasi wisata Aik Rusa’ Berehun serta konektivitasnya dengan destinasi wisata sekitar yang sudah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan dan identifikasi mengenai kondisi pengembangan Destinasi Wisata Aik
摘要特隆村位于别里东县的泗竹区,有潜力促进旅游活动。开发Aik Rusa' Berehun旅游景点是Terong村可能的用途之一,它利用以前废弃的锡矿土地,成为一个独特的旅游目的地,具有更高的潜在价值。Aik Rusa' Berehun社区团体以及Terong村的当地社区合作建立了这个景点。本研究的目的是确定Aik Rusa' Berehun旅游地的吸引力、舒适性、可达性和辅助性等旅游成分的增长,即4A成分,以及它与已有旅游景点的联系。在本研究中进行了观察和缺陷鉴定。本研究在实地考察的基础上,对爱克如沙贝雷浑旅游地的发展条件进行了观察和识别。本研究采用探索性研究为基础的定性研究方法。观察、访谈和文献资料被用来获得原始数据。有目的的抽样与对关键举报人(如利益相关者)的深入访谈相结合。文献研究利用二手数据收集方法。采用描述性分析进行调查。数据汇编、数据简化和研究结果叙述的创建都是数据处理的例子。Aik Rusa' Berehun旅游地的发展是积极的,可用的4A组件可以用来适当地支持旅游活动,让游客在享受现有旅游景点的同时感到安全舒适,尽管有些方面仍需要改进。Aik Rusa' Berehun旅游目的地,基于其邻近的其他旅游景点,已成为特隆村的一个新的旅游目的地,以及附近旅游景点的配套旅游目的地。Abstrak。Desa Terong terletak di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung memiliki potential - potential yang dapat dikembangkan untuk mendukung kegiatan pariwisata。Salah satu pmanfaatan potential Desa Terong yitu melalui pengembangan destinasi wisa Aik Rusa ' Berehun yang manmanfaatkan kolas tambang timah yang sebelumnya terbengkalai menjadi destinaswisa yang unik dan lebih memiliki nilai potential。Pengembangan destinasi ini dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat Aik Rusa ' Berehun dan juga mengikutsertakan masyarakat local Desa Terong。Penelitian ini bertujuan untuk mengidenfii吸引力,舒适性,可达性,辅助性,atau bibias disingkat menjadi komponen a i destinasi wisa Aik Rusa ' Berehun serta konektivitasnya dengan destinaswisata sekitar yang sudah ada sebelumnya。我是说:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Untuk mendukung penelitian ini digunakan method pendekatan kualitatif menggunakan jenis penelitian exploratif(探索性研究)。彭普兰资料引语:dilakukan dengan observasi (pengamatan),访谈(wawancara), dandokumentasi。技术抽样,孟古那坎,目的抽样,雅图,迪拉库坎,瓦万卡拉,门达拉姆,克帕达,昆奇,雅图,帕佩纳甘,克彭廷安。技术人口资料搜集下的研究文献。分析是一种累加分析。Pengolahan数据dilakukan dalam bentuk kompilasi数据,reduksi数据,dan penyusunan narasi hasil penelitian。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”diilihat dari konektivitas dengan destinaswisata lain ada ada di sekitar, Aik Rusa ' Berehun menjadi sebuah destinaswisata baru di Desa Terong sekaligus berkaligi sebagai destinaswisata pendukung bagi destinaswisata sekitar。
{"title":"Destinasi Wisata Kolong Bekas Tambang: Analisis Pengembangan dan Konvektivitas Wisata","authors":"Novalia Ega Saputri, Gina Puspitasari Rochman","doi":"10.29313/PWK.V0I0.28762","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.28762","url":null,"abstract":"Abstract. Terong Village, in Belitung Regency's Sijuk District, has potential to enhance tourism activities. The development of the Aik Rusa' Berehun tourist attraction, which exploits previously abandoned tin mine land to become a unique tourist destination with increased potential value, is one of Terong Village's possible uses. The Aik Rusa' Berehun community group, as well as the local community of Terong Village, collaborated on the establishment of this attraction. The purpose of this study is to determine the growth of tourism components such as Attraction, Amenity, Accessibility, and Ancilliary, or the 4A component, in the tourist destination of Aik Rusa' Berehun, as well as its linkage with pre-existing tourist sites. Observations and identification of the deficiency were carried out in this research. Observations and identification of the Aik Rusa' Berehun Tourism Destination's development conditions were carried out in this study based on field observations. This study was supported by a qualitative technique based on exploratory research. Observation, interviews, and documentation are used to obtain primary data. Purposive sampling was employed in conjunction with in-depth interviews with key informants, such as stakeholders. Literature studies utilize secondary data collection approaches. Descriptive analysis was used to conduct the investigation. Data compilation, data reduction, and the creation of study outcomes narratives are all examples of data processing. The development of Aik Rusa' Berehun Tourism Destinations is positive, as evidenced by the available 4A components that can be used to properly support tourist activities so that visitors can feel safe and comfortable while enjoying existing tourist attractions, though some aspects still require improvement. The Aik Rusa' Berehun tourist destination, based on its proximity to other tourist sites, has emerged as a new tourist destination in Terong Village, as well as a supporting tourist destination for nearby tourist locations. \u0000Abstrak. Desa Terong terletak di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung memiliki potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung kegiatan pariwisata. Salah satu pemanfaatan potensi Desa Terong yaitu melalui pengembangan destinasi wisata Aik Rusa’ Berehun yang memanfaatkan kolong bekas tambang timah yang sebelumnya terbengkalai menjadi destinasi wisata yang unik dan lebih memiliki nilai potensial. Pengembangan destinasi ini dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat Aik Rusa’ Berehun dan juga mengikutsertakan masyarakat lokal Desa Terong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengembangan komponen wisata yang terdiri dari Attraction, Amenity, Accessibility, Ancilliary atau biasa disingkat menjadi komponen 4A di destinasi wisata Aik Rusa’ Berehun serta konektivitasnya dengan destinasi wisata sekitar yang sudah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan dan identifikasi mengenai kondisi pengembangan Destinasi Wisata Aik","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129271234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}