Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1384
Azizah Aulia, Verry Damayanti
Abstract. Bandung Regency Government Area is the face of Bandung Regency which should have a good design. in this area there are still some design elements that are of poor quality where there are still some design elements in a damaged condition or even not available as a whole the urban design elements have not been integrated with each other and have not been able to meet the needs and comfort for the users of the area. Therefore, the research was conducted with the aim that the quality of the design elements of the Bandung Regency Government Area can be accepted. To achieve this goal, the 8 aspects of Hamid Shirvani's Theory will be identified, so that the existing conditions and recommendations and future directions can be identified. The method used is a mixed research method, where several variables are used with a direct approach to see conditions in the field and literature studies and there are several variables that need to be calculated. From this analysis, it is known that overall there are still some design elements that have poor quality so that improvements need to be made in the future. Abstrak. Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung merupakan wajah dari Kabupaten Bandung yang seharusnya memiliki perancangan yang baik. Pada kawasan ini masih terdapat beberapa elemen perancangan yang secara kualitas dapat dikatakan kurang baik dimana masih terdapat beberapa elemen perancangan dalam kondisi yang rusak atau bahkan tidak tersedia sehingga secara keseluruhan elemen rancang kota belum terinterintegrasi satu sama lain dan belum bisa memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna kawasan tersebut. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan agar kualitas elemen perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung dapat teridentifikasi. Untuk mencapai tujuan ini, ke 8 aspek dalam Teori Hamid Shirvani akan diidentifikasi, sehingga dapat diketahui kondisi eksisting dan perumusan rekomendasi dan arahan kedepannya. Metode yang digunakan merupakan penelitian mix methode, dimana beberapa variable digunakan dengan pendekatan langsung melihat kondisi di lapangan dan studi literatur serta terdapat beberapa variable yang perlu dilakukan perhitungan. Dari analisis tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan masih terdapat beberapa elemen perancangan memiliki kualitas yang kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan kedepannya.
摘要。万隆县政府区是万隆县的脸面,应该有一个好的设计。在这个地区仍然有一些设计元素质量很差,仍然有一些设计元素处于破损状态,甚至不能作为一个整体使用,城市设计元素没有相互融合,不能满足该地区用户的需求和舒适度。因此,研究的目的是万隆摄政区设计元素的质量可以被接受。为了实现这一目标,将对哈米德·希尔瓦尼理论的8个方面进行识别,从而确定存在的条件和建议以及未来的方向。使用的方法是一种混合研究方法,其中几个变量与直接方法一起使用,以查看现场和文献研究中的条件,并且有几个变量需要计算。从这个分析中,我们知道总体上仍然有一些设计元素质量较差,因此需要在未来进行改进。Abstrak。Kawasan Pemerintahan Kabupaten万隆merupakan wajah dari Kabupaten万隆yang seharusnya memoriliki perancangan yang baik。Pada kawasan ini masih terdapat beberapa要素perancangan danang baik dimana masih terdapat beberapa要素perancangan dalam kondisi yang rusak atau bakan tidak tersedia seingga secara keseluruhan要素ranang kota belum interintegrasi satu sama lain dan belum memenuhi kebutuhan dankenyamanan bagi pengguna kawasan tersebut。Oleh karenitu, penelitian dilakukan dengan tujuan agar kualitas element perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung dapat teridentifikasi。Untuk menapai tujuan ini,在8月8日,dalam Teori Hamid Shirvani akan diidentifikasi, seingga dapat diketahui kondisi eksisting dan perumusan rekomendasi dan arahan kedepannya。Metode yang digunakan merupakan penelitian混合方法,dimana beberapa变量digunakan dengan pendekatan langsung melihat kondisi di lapangan dan研究文献,terdapat beberapa变量yang perlu dilakukan perhitungan。Dari分析terbut diketahui bahwa secara keseluruhan masih terdapat beberapa element perancangan memiliki kualitas yang kurang baik sehinga perlu dilakukan perbaikan kedepannya。
{"title":"Studi Kualitas Elemen Perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung","authors":"Azizah Aulia, Verry Damayanti","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1384","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1384","url":null,"abstract":"Abstract. Bandung Regency Government Area is the face of Bandung Regency which should have a good design. in this area there are still some design elements that are of poor quality where there are still some design elements in a damaged condition or even not available as a whole the urban design elements have not been integrated with each other and have not been able to meet the needs and comfort for the users of the area. Therefore, the research was conducted with the aim that the quality of the design elements of the Bandung Regency Government Area can be accepted. To achieve this goal, the 8 aspects of Hamid Shirvani's Theory will be identified, so that the existing conditions and recommendations and future directions can be identified. The method used is a mixed research method, where several variables are used with a direct approach to see conditions in the field and literature studies and there are several variables that need to be calculated. From this analysis, it is known that overall there are still some design elements that have poor quality so that improvements need to be made in the future. \u0000 \u0000Abstrak. Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung merupakan wajah dari Kabupaten Bandung yang seharusnya memiliki perancangan yang baik. Pada kawasan ini masih terdapat beberapa elemen perancangan yang secara kualitas dapat dikatakan kurang baik dimana masih terdapat beberapa elemen perancangan dalam kondisi yang rusak atau bahkan tidak tersedia sehingga secara keseluruhan elemen rancang kota belum terinterintegrasi satu sama lain dan belum bisa memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna kawasan tersebut. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan agar kualitas elemen perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung dapat teridentifikasi. Untuk mencapai tujuan ini, ke 8 aspek dalam Teori Hamid Shirvani akan diidentifikasi, sehingga dapat diketahui kondisi eksisting dan perumusan rekomendasi dan arahan kedepannya. Metode yang digunakan merupakan penelitian mix methode, dimana beberapa variable digunakan dengan pendekatan langsung melihat kondisi di lapangan dan studi literatur serta terdapat beberapa variable yang perlu dilakukan perhitungan. Dari analisis tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan masih terdapat beberapa elemen perancangan memiliki kualitas yang kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan kedepannya.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126478380","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1385
Muhammad Fadillah Naufal, Ivan Chofyan
Abstract.. The application of Minapadi cultivation in Cikurutug Village did not last long because fish predators and the selling price for fish makes loss. This study aims to identify the magnitude of the potential for the development of Minapadi cultivation in Cikurutug Village, to determine the preferences of farmers towards the development of Minapadi cultivation, and to develop a strategy for developing Minapadi cultivation based on the preferences of farmers. To achieve this goal, the researcher uses a quantitative approach with data collection methods, namely literature study, interviews, observation, and documentation. As well as using oil and gas potential analysis, farming analysis, farmer preference tabulation analysis, and SWOT analysis. The results are about the strategy for developing Minapadi cultivation based on farmer preferences. The strategy for developing Minapadi cultivation in Cikurutug Village is to facilitate the provision of rice seeds, fish seeds, tile planting system with a trench or caren for protect fish, when a leak occurs, making it easier to harvest fish, maintain water quality, and excessive use of water for Minapadi which can affect water needs outside of Minapadi cultivation activities. Abstrak. Penerapan budidaya minapadi di Desa Cikurutug tidak bertahan lama dikarenakan terdapat permasalahan yang menyebabkan mayoritas petani mengalami kegagalan. Penyebab utama para petani menyerah dalam budidaya minapadi ialah dikarenakan predator pemangsa ikan dan harga jual untuk produksi ikan yang seringkali merugikan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besarnya potensi pengembangan budidaya minapadi di Desa Cikurutug, untuk mengetahui preferensi petani terhadap pengembangan budidaya minapadi, dan untuk menyusun strategi pengembangan budidaya minapadi berdasarkan preferensi petani. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data yaitu studi literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Serta menggunakan analisis potensi air minapadi, analisis usahatani, analisis tabulasi preferensi petani, dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini yaitu mengenai strategi pengembangan budidaya minapadi berdasarkan preferensi petani. Strategi pengembangan budidaya minapadi Desa Cikurutug adalah mempermudah penyediaan benih padi, benih ikan, menerapkan sistem tanam tegel yang dilengkapi parit atau caren pada lahan budidaya minapadi agar dapat membantu melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran, memudahkan panen ikan, menjaga kualitas air agar tidak tercemar, ketersediaan air mencukupi, dan penggunaan air yang berlebihan untuk minapadi yang dapat mempengaruhi kebutuhan air diluar kegiatan budidaya minapadi.
摘要米纳帕迪养殖在Cikurutug村的应用并没有持续很长时间,因为鱼类捕食者和鱼的销售价格造成了损失。本研究旨在确定Cikurutug村米纳帕迪种植发展潜力的大小,确定农民对米纳帕迪种植发展的偏好,并根据农民的偏好制定米纳帕迪种植发展战略。为了实现这一目标,研究者使用了定量的方法与数据收集方法,即文献研究,访谈,观察和文献。以及运用油气潜力分析、农业分析、农民偏好表分析和SWOT分析。研究结果是基于农户偏好的米纳帕迪种植发展策略。在Cikurutug村发展Minapadi养殖的战略是促进提供水稻种子、鱼类种子、带沟渠的瓦片种植系统或在发生泄漏时保护鱼类,使其更容易收获鱼类,保持水质,避免过度使用Minapadi的水,这可能影响Minapadi养殖活动以外的水需求。Abstrak。penerapya buddidaya minapadi di Desa cikurutura tidaak bertahan lama dikarenakan terdapat permasalahan yang menyebabkan mayoritas petani mengalami kegagalan。Penyebab utama para petani menyerah dalam budidaya minapadi ialah dikarenakan捕食者pemangsa ikan dan harga juul untuk产品duksi ikan yang seringkali merugikan petani。Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besarya potensi pengembangan buddidaya minapadi di Desa cikurutui, untuk mengetahui preferensi petani terhadap pengembangan buddidaya minapadi, dan untuk menusun strategi pengembangan buddidaya minapadi berdasarkan preferensi petani。研究文献,观测资料,文献资料,文献资料。分析潜在因素,分析潜在因素,分析潜在因素,分析潜在因素,分析潜在因素,分析SWOT。哈西尔·达里·佩利尼是一种政治战略,是一种政治战略,是一种政治战略,是一种政治战略。Strategi pengembangan budidayan budidaya minapadi Desa Cikurutug adalah成员peremudah penyediaan benih padi, benikan, menerapkan系统,tanam tegel yang dilengkapi parit parau carei padhaan budidaya padi, miludahkan panenikan, menjaga kualitas air agar tidak tercemar, ketersediaan air mencukupi, dan penggunaan air yang berlebihan untuk minapadi yang dapat bubutuhan air dilar budidaya minapadi。
{"title":"Pengembangan Budidaya Minapadi berdasarkan Preferensi Petani","authors":"Muhammad Fadillah Naufal, Ivan Chofyan","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1385","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1385","url":null,"abstract":"Abstract.. The application of Minapadi cultivation in Cikurutug Village did not last long because fish predators and the selling price for fish makes loss. This study aims to identify the magnitude of the potential for the development of Minapadi cultivation in Cikurutug Village, to determine the preferences of farmers towards the development of Minapadi cultivation, and to develop a strategy for developing Minapadi cultivation based on the preferences of farmers. To achieve this goal, the researcher uses a quantitative approach with data collection methods, namely literature study, interviews, observation, and documentation. As well as using oil and gas potential analysis, farming analysis, farmer preference tabulation analysis, and SWOT analysis. The results are about the strategy for developing Minapadi cultivation based on farmer preferences. The strategy for developing Minapadi cultivation in Cikurutug Village is to facilitate the provision of rice seeds, fish seeds, tile planting system with a trench or caren for protect fish, when a leak occurs, making it easier to harvest fish, maintain water quality, and excessive use of water for Minapadi which can affect water needs outside of Minapadi cultivation activities. \u0000 \u0000Abstrak. Penerapan budidaya minapadi di Desa Cikurutug tidak bertahan lama dikarenakan terdapat permasalahan yang menyebabkan mayoritas petani mengalami kegagalan. Penyebab utama para petani menyerah dalam budidaya minapadi ialah dikarenakan predator pemangsa ikan dan harga jual untuk produksi ikan yang seringkali merugikan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besarnya potensi pengembangan budidaya minapadi di Desa Cikurutug, untuk mengetahui preferensi petani terhadap pengembangan budidaya minapadi, dan untuk menyusun strategi pengembangan budidaya minapadi berdasarkan preferensi petani. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data yaitu studi literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Serta menggunakan analisis potensi air minapadi, analisis usahatani, analisis tabulasi preferensi petani, dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini yaitu mengenai strategi pengembangan budidaya minapadi berdasarkan preferensi petani. Strategi pengembangan budidaya minapadi Desa Cikurutug adalah mempermudah penyediaan benih padi, benih ikan, menerapkan sistem tanam tegel yang dilengkapi parit atau caren pada lahan budidaya minapadi agar dapat membantu melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran, memudahkan panen ikan, menjaga kualitas air agar tidak tercemar, ketersediaan air mencukupi, dan penggunaan air yang berlebihan untuk minapadi yang dapat mempengaruhi kebutuhan air diluar kegiatan budidaya minapadi.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"37 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133319222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1405
Muhammad Ziauddin Mas’ud, Gina Puspitasari Rochman
Abstract. Social cohesion is important in the implementation of development, including the development and preservation of culture. Cohesiveness or harmony in development is able increased stakeholders collaboration. This study aims to measure the level of social cohesion of the younger generation in the development of cultural tourism in the city of Cirebon. This study uses a quantitative approach, descriptive statistical analysis, and scoring methods. The data collection method used a questionnaire with 100 youths aged 18-35 years as respondents who were randomly selected. The results is the level of social cohesion of the younger generation in Cirebon City in the development of cultural tourism is moderate/enough or 76.1 percent based on the level of linear relationship, unity, and emotional attachment respectively 78 percent (high), 78 percent (high), and 72.8 percent (low). According to the younger generation, the community with the palace and local government related to cultural tourism have carried out their respective roles, there are no conflicts, but the willingness and emotional ties between them in developing cultural tourism are low. Thus, the cohesiveness of the younger generation still needs to be improved to develop cultural tourism through increased interaction and the role of the younger generation in cultural activities. Abstrak. Kohesi sosial penting dalam implementasi pembangunan, termasuk pengembangan dan pelestarian budaya. Kohesivitas atau harmoni dalam pembangunan mampu mendorong peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Untuk itu, studi ini bertujuan mengukur tingkat kohesi sosial generasi muda dalam pengembangan wisata budaya di Kota Cirebon. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan skoring. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100 pemuda/i yang berusia 18–35 tahun yang dipilih secara acak. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi 5 (lima) tingkat, yakni sangat rendah, rendah, cukup/sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa tingkat kohesi sosial generasi muda di Kota Cirebon dalam pengembangan wisata budaya adalah sedang/cukup atau sebesar 76, 1 persen berdasarkan tingkat hubungan liniasi, persatuan, dan keterikatan emosi masing - masing sebesar 78 persen (tinggi), 78 persen (tinggi), dan 72,8 persen (rendah). Menurut generasi muda, komunitasnya dengan pihak keraton dan pemerintah daerah terkait wisata budaya sudah menjalankan perannya masing – masing, tidak berkonflik, tetapi kesediaan dan ikatan emosi diantara mereka dalam mengembangkan wisata budaya rendah. Namun demikian, kohesivitas generasi muda masih perlu ditingkatkan untuk mengembangkan wisata budaya melalui peningkatan interaksi dan peran generasi muda di kegiatan budaya.
摘要社会凝聚力在实现发展,包括发展和保护文化方面十分重要。开发中的凝聚力或和谐能够增加利益相关者的协作。本研究旨在测量锡波内市文化旅游发展中年轻一代的社会凝聚力水平。本研究采用定量方法、描述性统计分析和评分方法。数据收集方法是随机抽取100名18 ~ 35岁青年作为调查对象进行问卷调查。研究结果表明,以线性关系、团结度、情感依恋度为衡量标准,圈内市年轻一代在文化旅游发展中的社会凝聚力水平为中等/尚可(76.1%),分别为78%(高)、78%(高)、72.8%(低)。据年轻一代反映,社区与宫、地方政府在文化旅游相关方面都发挥了各自的作用,不存在冲突,但发展文化旅游的意愿和情感联系较低。因此,要发展文化旅游,还需要提高年轻一代的凝聚力,增加互动,发挥年轻一代在文化活动中的作用。Abstrak。Kohesi social penembangunan, termasuk pengembangan dan palestine budaya。我是说,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。Untuk, i studi bertujuan mengukur tingkat kohesi社会generi muda dalam pengembangan和wisata budaya di Kota Cirebon。研究了蒙古那坎地区的人口统计学特征,采用蒙古那坎地区的统计分析方法。方法人口数据蒙古纳坎kuesioner登甘jumlah回应了100万人口/i yang berusia 18-35 tahun yang dipilih secara acak。Hasil pengukuran dikategorikan menjadi 5 (lima) tingkat, yakni sangat rendah, rendah, cukup/sedang, tinggi, dan sangat tinggi。Hasil studi ini menypulkkan bahwa tingkat kohesi social generasi muda di Kota Cirebon dalam pengembangan wisata budaya adalah sedang/ cuup atau sebesar 76人,1人berdasarkan tingkat hubungan liniasi, persatuan, dan keterikatan emoshi masmasing sebesar 78人(tinggi), 78人(tinggi), dan 72人,8人(rendah)。这句话的意思是:“我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿”。Namun demikian,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。
{"title":"Kohesi Sosial dalam Pengembangan Wisata Budaya: Studi terhadap Generasi Muda Kota Cirebon","authors":"Muhammad Ziauddin Mas’ud, Gina Puspitasari Rochman","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1405","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1405","url":null,"abstract":"Abstract. Social cohesion is important in the implementation of development, including the development and preservation of culture. Cohesiveness or harmony in development is able increased stakeholders collaboration. This study aims to measure the level of social cohesion of the younger generation in the development of cultural tourism in the city of Cirebon. This study uses a quantitative approach, descriptive statistical analysis, and scoring methods. The data collection method used a questionnaire with 100 youths aged 18-35 years as respondents who were randomly selected. The results is the level of social cohesion of the younger generation in Cirebon City in the development of cultural tourism is moderate/enough or 76.1 percent based on the level of linear relationship, unity, and emotional attachment respectively 78 percent (high), 78 percent (high), and 72.8 percent (low). According to the younger generation, the community with the palace and local government related to cultural tourism have carried out their respective roles, there are no conflicts, but the willingness and emotional ties between them in developing cultural tourism are low. Thus, the cohesiveness of the younger generation still needs to be improved to develop cultural tourism through increased interaction and the role of the younger generation in cultural activities. \u0000 \u0000Abstrak. Kohesi sosial penting dalam implementasi pembangunan, termasuk pengembangan dan pelestarian budaya. Kohesivitas atau harmoni dalam pembangunan mampu mendorong peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Untuk itu, studi ini bertujuan mengukur tingkat kohesi sosial generasi muda dalam pengembangan wisata budaya di Kota Cirebon. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan skoring. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100 pemuda/i yang berusia 18–35 tahun yang dipilih secara acak. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi 5 (lima) tingkat, yakni sangat rendah, rendah, cukup/sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa tingkat kohesi sosial generasi muda di Kota Cirebon dalam pengembangan wisata budaya adalah sedang/cukup atau sebesar 76, 1 persen berdasarkan tingkat hubungan liniasi, persatuan, dan keterikatan emosi masing - masing sebesar 78 persen (tinggi), 78 persen (tinggi), dan 72,8 persen (rendah). Menurut generasi muda, komunitasnya dengan pihak keraton dan pemerintah daerah terkait wisata budaya sudah menjalankan perannya masing – masing, tidak berkonflik, tetapi kesediaan dan ikatan emosi diantara mereka dalam mengembangkan wisata budaya rendah. Namun demikian, kohesivitas generasi muda masih perlu ditingkatkan untuk mengembangkan wisata budaya melalui peningkatan interaksi dan peran generasi muda di kegiatan budaya. ","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131932327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1314
Secondiva Andezta Havara, Sri Hidayati Djoeffan
Abstract. Land in North Bandung area, namely RW 15 in Citeureup Village, Cimahi City, where the construction was not in accordance with applicable policies and did not pay attention to environmental aspects which is a water conservation area that affects the Bandung Basin. Water Sensitve Urban Design (WSUD) which is one of the efforts to realize the Sustainable Development Goals (SDGs) with the aim of minimizing the negative impacts caused by the presence of water in urban areas. The study use various theories which include ecology, water sensitive urban design, urban rejuvenation, garden and green city and neighborhood units. The analysis include: site analysis, population analysis, analysis of carrying capacity and capacity of the land, analysis of space requirements, occupancy analysis, infrastrtucture analysis, functional relationship analysis, and analysis of urban rejuvenation strategies. After analyzing with various related theories, then we designing : land use patterns, circulation patterns, open spaces, building mass arrangements and KDB and KLB, infrastructure networks as well as preservation and conservation. The benefits of this research can be used as a reference as a model for structuring the North Bandung conservation area becoming a residential area that is safe, comfortable, healthy, and sustainable is achieved. Abstrak. Lahan di Kawasan Bandung Utara yaitu RW 15 Kelurahan Citeureup Kota Cimahi, dimana pembangunannya tidak sesuai dengan kebijakan yang berlaku dan tidak memperhatikan aspek lingkungan yang merupakan kawasan konservasi perairan yang mempengaruhi Kawasan Cekungan Bandung. Solusi yang akan diterapkan adalah peremajaan kota sebagai salah satu upaya agar penggunaan lahan menjadi lebih efektif, mengatasi dan mengantisipasi dampak negatif perkembangan kota. Water Sensitive Urban Design (WSUD) yang merupakan salah satu upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tujuan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan air di perkotaan.Pendekatan tersebut dilakukan dengan berbagai teori yang meliputi ekologi, water sensitive urban design, peremajaan kota, garden city, green city, dan neighborhood unit. Metode analisis yang digunakan yaitu: analisis tapak, analisis kesesuaian lahan, analisis kependudukan, analisis daya dukung dan daya tampung, analisis kebutuhan ruang, analisis hunian, analisis infrastruktur, analisis hubungan fungsional, dan analisis strategi peremajaan kota. Setelah menganalisis dengan berbagai teori terkait, selanjutnya dilakukan perancangan yang meliputi: pola penggunaan lahan, pola sirkulasi, ruang terbuka, penataan massa bangunan dan penataan KDB dan KLB, jaringan prasarana serta preservasi dan konservasi. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai model penataan kawasan di kawasan konservasi Bandung Utara menjadi kawasan hunian yang aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan tercapai.
摘要万隆北部地块,即Cimahi市Citeureup村rw15地块,其建设不符合相关政策,不注重环境方面,属于影响万隆盆地的涵水区。水敏感型城市设计(WSUD)是实现可持续发展目标(sdg)的努力之一,旨在最大限度地减少城市地区水的存在所造成的负面影响。该研究运用了生态学、水敏城市设计、城市复兴、花园和绿色城市以及邻里单元等多种理论。分析内容包括:选址分析、人口分析、土地承载能力分析、空间需求分析、占用分析、基础设施分析、功能关系分析、城市振兴策略分析。在分析了各种相关理论之后,我们设计了:土地利用模式,交通模式,开放空间,建筑体量安排和KDB和KLB,基础设施网络以及保护和保护。本研究的成果可为北万隆自然保护区建设成为安全、舒适、健康、可持续的居住区提供参考和借鉴。Abstrak。川山万隆Utara yitu rw15 kurahan Citeureup Kota Cimahi, dimana pembangunannya tidak sesuai dengan kebijakan an berlaku dan tidak成员perperhatikan讲话lingkungan yang merupakan Kawasan konservasi perairan yang mempengaruhi川山万隆。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”水敏感型城市设计(WSUD)可持续发展目标(SDGs)是指最小化的城市设计(dampak negative)。Pendekatan tersebut dilakukan dengan berbagai teori yang meliputi生态学,水敏城市设计,peremajaan kota,花园城市,绿色城市,丹邻里单位。方法分析:分析tapak,分析kesesaian lahan,分析kependudukan,分析daya dukung dan daya tampung,分析kebutuhan ang,分析hunian,分析基础设施,分析hubungan功能性,分析战略peremajaan kota。Setelah menganalis dengan berbagai teori terkait, selanjutnya dilakukan perancangan yang meliputi: pola penggunaan lahan, pola sirkulasi, ruang terbuka, penataan massa bangunan dan penataan KDB dan KLB, jaringan prasarana serta preservasi dan konservasi。Manfaat penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai模型penataan kawasan di kawasan konservasi万隆Utara menjadi kawasan hunian yang aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan tercapai。
{"title":"Peremajaan Kawasan Permukiman dengan Pendekatan Ekologi Berkelanjutan","authors":"Secondiva Andezta Havara, Sri Hidayati Djoeffan","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1314","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1314","url":null,"abstract":"Abstract. Land in North Bandung area, namely RW 15 in Citeureup Village, Cimahi City, where the construction was not in accordance with applicable policies and did not pay attention to environmental aspects which is a water conservation area that affects the Bandung Basin. Water Sensitve Urban Design (WSUD) which is one of the efforts to realize the Sustainable Development Goals (SDGs) with the aim of minimizing the negative impacts caused by the presence of water in urban areas. The study use various theories which include ecology, water sensitive urban design, urban rejuvenation, garden and green city and neighborhood units. The analysis include: site analysis, population analysis, analysis of carrying capacity and capacity of the land, analysis of space requirements, occupancy analysis, infrastrtucture analysis, functional relationship analysis, and analysis of urban rejuvenation strategies. After analyzing with various related theories, then we designing : land use patterns, circulation patterns, open spaces, building mass arrangements and KDB and KLB, infrastructure networks as well as preservation and conservation. The benefits of this research can be used as a reference as a model for structuring the North Bandung conservation area becoming a residential area that is safe, comfortable, healthy, and sustainable is achieved. \u0000 \u0000Abstrak. Lahan di Kawasan Bandung Utara yaitu RW 15 Kelurahan Citeureup Kota Cimahi, dimana pembangunannya tidak sesuai dengan kebijakan yang berlaku dan tidak memperhatikan aspek lingkungan yang merupakan kawasan konservasi perairan yang mempengaruhi Kawasan Cekungan Bandung. Solusi yang akan diterapkan adalah peremajaan kota sebagai salah satu upaya agar penggunaan lahan menjadi lebih efektif, mengatasi dan mengantisipasi dampak negatif perkembangan kota. Water Sensitive Urban Design (WSUD) yang merupakan salah satu upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tujuan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan air di perkotaan.Pendekatan tersebut dilakukan dengan berbagai teori yang meliputi ekologi, water sensitive urban design, peremajaan kota, garden city, green city, dan neighborhood unit. Metode analisis yang digunakan yaitu: analisis tapak, analisis kesesuaian lahan, analisis kependudukan, analisis daya dukung dan daya tampung, analisis kebutuhan ruang, analisis hunian, analisis infrastruktur, analisis hubungan fungsional, dan analisis strategi peremajaan kota. Setelah menganalisis dengan berbagai teori terkait, selanjutnya dilakukan perancangan yang meliputi: pola penggunaan lahan, pola sirkulasi, ruang terbuka, penataan massa bangunan dan penataan KDB dan KLB, jaringan prasarana serta preservasi dan konservasi. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai model penataan kawasan di kawasan konservasi Bandung Utara menjadi kawasan hunian yang aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan tercapai.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127858670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1404
Muhammad Izzan Rahman, Verry Damayanti
Abstract. Image of Punclut area is an area that has culinary potential and natural beauty to be used as a tourist attraction. The existence of culinary in the Punclut area is one of the potentials for economic improvement and promotion of the area for Ciumbuleuit Village. However, Punclut Culinary Area is still lacking in accessibility, amenities, and accommodation. Identity as a culinary area that has attractiveness needs to be improved for attract more tourists and uplevel branding of the Punclut tourism area. The method used is the Mixed Method. With the aim of studying the characteristics of the image elements of the Punclut Region city which can become a potential for the Region. The analytical method used is image analysis of the Punclut Tourism Area using Kevin Lynch's theory which is divided into 5 elements. The results of this study indicate that the Punclut area is still far from having a clear regional identity which is a tourist area. The Punclut area is only remembered as a culinary tourism area with beautiful natural nuances, but for supporters in terms of beauty, culture, charm, and authenticity, it still needs more mature improvements, both infrastructure and physical form in the Punclut area. Abstrak. Citra Kota pada Kawasan Punclut merupakan kawasan yang memiliki potensi kuliner dan keindahan alam untuk dijadikan daya tarik wisata. Keberadaan kuliner pada Kawasan Punclut ini merupakan salah satu potensi peningkatan ekonomi serta promosi Kawasan bagi Kelurahan Ciumbuleuit. Namun keberadaan Kawasan Kuliner Punclut masih kurang dalam aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi. Identitas sebagai Kawasan kuliner yang memiliki daya tarik perlu dikembangkan lebih baik agar dapat menarik lebih banyak wisatawan sekaligus meningkatkan citra Kawasan Punclut sebagai salah satu tujuan destinasi wisata Bandung. Metode yang digunakan yaitu mixed method. dengan tujuan untuk mengkaji karakteristik elemen citra kota Kawasan Punclut yang dapat menjadi suatu potensi kawasan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis Citra Kawasan Wisata Punclut dengan menggunakan teori Kevin Lynch yang dibagi kedalam 5 elemen citra kota. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kawasan Punclut masih jauh untuk memiliki suatu identitas Kawasan yang jelas yang dimana sebagai kawasan wisata. Kawasan Punclut hanya di ingat sebagai Kawasan wisata kuliner dengan nuansa alam yang indah namun untuk pendukung dari segi keindahan, budaya, pesona, dan otentik masih perlu pembenahan yang lebih matang baik infrastruktur dan bentuk fisik pada Kawasan Punclut.
摘要。Punclut地区是一个具有烹饪潜力和自然美景的地区,可以用作旅游景点。Punclut地区烹饪的存在是Ciumbuleuit村经济改善和促进该地区发展的潜力之一。然而,Punclut烹饪区仍然缺乏可达性,设施和住宿。Punclut旅游区作为一个具有吸引力的烹饪区域的身份需要得到改善,以吸引更多的游客和提升Punclut旅游区的品牌。使用的方法是混合方法。旨在研究Punclut地区城市形象要素的特征,使其成为该地区的发展潜力。分析方法是运用Kevin Lynch的理论对Punclut旅游区进行形象分析,将其分为5个要素。研究结果表明,Punclut地区还远没有形成一个明确的旅游区的区域认同。Punclut地区只被人们记住是一个拥有美丽自然细微差别的烹饪旅游区,但对于Punclut地区在美丽,文化,魅力和真实性方面的支持者来说,它仍然需要更多成熟的改进,无论是基础设施还是物理形态。Abstrak。Citra Kota pada Kawasan Punclut merupakan Kawasan yang memiliki poteni kuliner dan keindahan altuk dijadikan daya tarik wisata。Keberadaan kuliner pada Kawasan Punclut ini merupakan salah satu潜力,peningkatan经济发展,促进Kawasan bagi Kelurahan Ciumbuleuit。Namun keberadaan Kawasan Kuliner Punclut masih kurang dalam aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi。我的名字是我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。方法:阳气气气气混合法。登干土鹃,untuk mengkaji, karakteristik元素citra kota Kawasan Punclut yang dapat menjadi suatu potensi Kawasan。方法分析yang digunakan yitu分析Citra Kawasan Wisata Punclut dengan menggunakan teori Kevin Lynch yang dibagi kedalam 5元素Citra kota。Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kawasan Punclut masih jauh untuk memoriliki suatu identitas Kawasan yang jelas yang dimana sebagai Kawasan wisata。Kawasan Punclut hanya di ingat sebagai Kawasan wisata kuliner dengan unansa alam yang indah namun untuk pendukung dari segi keindahan, budaya, pesona, dan otentik masih perlu penbenahan yang lebih matang baik基础设施dan bentuk fisik paada Kawasan Punclut。
{"title":"Studi Citra Kawasan Punclut Kota Bandung","authors":"Muhammad Izzan Rahman, Verry Damayanti","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1404","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1404","url":null,"abstract":"Abstract. Image of Punclut area is an area that has culinary potential and natural beauty to be used as a tourist attraction. The existence of culinary in the Punclut area is one of the potentials for economic improvement and promotion of the area for Ciumbuleuit Village. However, Punclut Culinary Area is still lacking in accessibility, amenities, and accommodation. Identity as a culinary area that has attractiveness needs to be improved for attract more tourists and uplevel branding of the Punclut tourism area. The method used is the Mixed Method. With the aim of studying the characteristics of the image elements of the Punclut Region city which can become a potential for the Region. The analytical method used is image analysis of the Punclut Tourism Area using Kevin Lynch's theory which is divided into 5 elements. The results of this study indicate that the Punclut area is still far from having a clear regional identity which is a tourist area. The Punclut area is only remembered as a culinary tourism area with beautiful natural nuances, but for supporters in terms of beauty, culture, charm, and authenticity, it still needs more mature improvements, both infrastructure and physical form in the Punclut area. \u0000 \u0000Abstrak. Citra Kota pada Kawasan Punclut merupakan kawasan yang memiliki potensi kuliner dan keindahan alam untuk dijadikan daya tarik wisata. Keberadaan kuliner pada Kawasan Punclut ini merupakan salah satu potensi peningkatan ekonomi serta promosi Kawasan bagi Kelurahan Ciumbuleuit. Namun keberadaan Kawasan Kuliner Punclut masih kurang dalam aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi. Identitas sebagai Kawasan kuliner yang memiliki daya tarik perlu dikembangkan lebih baik agar dapat menarik lebih banyak wisatawan sekaligus meningkatkan citra Kawasan Punclut sebagai salah satu tujuan destinasi wisata Bandung. Metode yang digunakan yaitu mixed method. dengan tujuan untuk mengkaji karakteristik elemen citra kota Kawasan Punclut yang dapat menjadi suatu potensi kawasan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis Citra Kawasan Wisata Punclut dengan menggunakan teori Kevin Lynch yang dibagi kedalam 5 elemen citra kota. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kawasan Punclut masih jauh untuk memiliki suatu identitas Kawasan yang jelas yang dimana sebagai kawasan wisata. Kawasan Punclut hanya di ingat sebagai Kawasan wisata kuliner dengan nuansa alam yang indah namun untuk pendukung dari segi keindahan, budaya, pesona, dan otentik masih perlu pembenahan yang lebih matang baik infrastruktur dan bentuk fisik pada Kawasan Punclut.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121430275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1275
Alifia Safa Kenangkinayu, Yulia Asyaiwati
Abstract. Tegalrejo Village has potential in the fishery and wetland agriculture sectors, but it has not developed properly. The purpose of this study is to identify the potential and potential problems of Tegalrejo Village in a sustainable manner. The methods are the super impose analysis method, the Location Quotient and Shift Share method analysis. From the analysis carried out, the results were obtained that Tegalrejo Village has a high carrying capacity for village development, especially for the development of wet kahan agriculture, fisheries, and settlement development. Judging from the availability of human resources contained in this village, in general, they graduated from elementary school (26%). Meanwhile, the livelihoods of the population are dominated by working in the fisheries sector (32%). All commodities produced by the community are generally sold directly without processing, so they do not provide added value to people's income. it can be concluded that (1) The carrying capacity of the land and the carrying capacity are high; (2) Have a base sector, namely fisheries and agriculture; (3) Rural communities are dominated by the labor force. Some things that recommended from this study are improving the quality of human resources and development of supporting facilities. Abstrak. Desa Tegalrejo memiliki potensi pada sektor perikanan dan pertanian lahan basah, namun belum berkembang dengan baik. Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah potensi Desa Tegalrejo secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode analisis super impose, analisis metode Location Quotient dan Shift Share. DIperoleh hasil bahwa Desa Tegalrejo mempunyai daya dukung tinggi untuk pengembangan desa, terutama untuk pengembangan pertanian kahan basah, perikanan, dan pengembangan permukiman. Dilihat dari ketersediaan sumberdaya manusia yang terdapat di desa ini pada umumnya adalah tamat SD (26%). Sedangkan mata pencaharian penduduknya didominasi bekerja pada sektor perikanan (32%). Semua komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat pada umumnya dijual langsung tanpa melakukan pengolahan, sehingga tidak memberikan nilai tambah terhadap pendapatan masyarakat. Dari kajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) Daya dukung lahan dan daya tampung tinggi; (2) Memiliki sektor basis yaitu perikanan dan pertanian; (3) Masyarakat desa didominasi angkatan kerja. Beberapa hal yang akan direkomendasikan dari kajian ini adalah peningkatan kualitas SDM, pengembangan sarana pendukung dan pengembangan prasarana air bersih dan energi pendukung.
摘要Tegalrejo村在渔业和湿地农业领域具有潜力,但尚未得到适当发展。本研究的目的是以可持续的方式确定Tegalrejo村的潜力和潜在问题。方法有超加力分析法、位置商分析法和移位份额分析法。分析结果表明,Tegalrejo村对村庄发展具有较高的承载能力,特别是对湿卡汉农业、渔业的发展和聚落的发展。从该村人力资源的可用性来看,他们一般是小学毕业(26%)。与此同时,人口的生计主要是在渔业部门工作(32%)。社会生产的所有商品一般都是直接销售,没有经过加工,因此没有为人们的收入提供附加值。结果表明:(1)土地承载能力和承载能力较高;(2)有基础部门,即渔业和农业;(3)农村社区以劳动力为主。本研究提出了提高人力资源质量和发展配套设施的建议。Abstrak。Desa Tegalrejo memiliki潜在的piliki perkanan和pertanian lahan basah, namun belkembang dengan baik。Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah potensi Desa Tegalrejo secara berkelanjutan。方法阳迪古纳坎adalah方法分析叠加,分析方法位置商丹移位份额。DIperoleh hasil bahwa Desa Tegalrejo mempunyai daya dukung tinggi untuk pengembangan Desa, terutama untuk pengembangan pertanian kahan basah, perkanan, danpengembangan permukiman。Dilihat dari ketersediaan sumberdaya manusia yang terdapat di desa ini padumnya adalah tamat SD(26%)。Sedangkan mata pencaharian penduduknya didominasi bekerja pada sektor perikanan(32%)。Semua komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat pada umumnya dijual langsung tanpa melakukan pengolahan, sehinga tidak memberikkan nilai tambah terhadap pendapatan masyarakat。Dari kajian yang dilakukan, dapat dispulkkan bahwa (1);(2) Memiliki扇区基础yitu perkanan dan pertanian;(3) Masyarakat desa didominasi angkatan kerja。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。
{"title":"Studi Identifikasi Potensi dan Masalah untuk Pengembangan Desa Secara Berkelanjutan di Desa Tegalrejo","authors":"Alifia Safa Kenangkinayu, Yulia Asyaiwati","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1275","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1275","url":null,"abstract":"Abstract. Tegalrejo Village has potential in the fishery and wetland agriculture sectors, but it has not developed properly. The purpose of this study is to identify the potential and potential problems of Tegalrejo Village in a sustainable manner. The methods are the super impose analysis method, the Location Quotient and Shift Share method analysis. From the analysis carried out, the results were obtained that Tegalrejo Village has a high carrying capacity for village development, especially for the development of wet kahan agriculture, fisheries, and settlement development. Judging from the availability of human resources contained in this village, in general, they graduated from elementary school (26%). Meanwhile, the livelihoods of the population are dominated by working in the fisheries sector (32%). All commodities produced by the community are generally sold directly without processing, so they do not provide added value to people's income. it can be concluded that (1) The carrying capacity of the land and the carrying capacity are high; (2) Have a base sector, namely fisheries and agriculture; (3) Rural communities are dominated by the labor force. Some things that recommended from this study are improving the quality of human resources and development of supporting facilities. \u0000 \u0000Abstrak. Desa Tegalrejo memiliki potensi pada sektor perikanan dan pertanian lahan basah, namun belum berkembang dengan baik. Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah potensi Desa Tegalrejo secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode analisis super impose, analisis metode Location Quotient dan Shift Share. DIperoleh hasil bahwa Desa Tegalrejo mempunyai daya dukung tinggi untuk pengembangan desa, terutama untuk pengembangan pertanian kahan basah, perikanan, dan pengembangan permukiman. Dilihat dari ketersediaan sumberdaya manusia yang terdapat di desa ini pada umumnya adalah tamat SD (26%). Sedangkan mata pencaharian penduduknya didominasi bekerja pada sektor perikanan (32%). Semua komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat pada umumnya dijual langsung tanpa melakukan pengolahan, sehingga tidak memberikan nilai tambah terhadap pendapatan masyarakat. Dari kajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) Daya dukung lahan dan daya tampung tinggi; (2) Memiliki sektor basis yaitu perikanan dan pertanian; (3) Masyarakat desa didominasi angkatan kerja. Beberapa hal yang akan direkomendasikan dari kajian ini adalah peningkatan kualitas SDM, pengembangan sarana pendukung dan pengembangan prasarana air bersih dan energi pendukung.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"161 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116589614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-22DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1318
Muhammad Ernanda Pramadhika, Ernady Syaodih
Abstract. Low Carbon Development is one of the concepts from Paris Agreement that has emerged as a form of concern for the increasing of global temperature. In Indonesia this concept is ratified into Law Number 16 of 2016 concerning the Paris Agreement on the United Nations Framework Convention on Climate Change. However, the support from the Bandung City government to implement this concept, especially in Coblong District, is still lacking. Therefore, in this study, the author will try to identify the success rate of the Bandung City government in implementing this concept in Coblong District based on 6 indicators which include (1) Patterns of energy use, (2) Social life, (3) Carbon emissions and the environment, (4) Public mobility, (5) Waste management, (6) Water and waste management. The purpose is to identify the extent of the bandung city government's performance level towards the implementation of low-carbon development. This research uses a qualitative descriptive approach method using data triangulation. The result of this study is that the low-carbon development carried out by the Bandung City government has not been good enough. This is seen from the fact that there are still quite a lot of problems in every variable of low-carbon development. Abstrak. Pembangunan Rendah Karbon merupakan salah satu konsep yang muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap meningkatnya kenaikan suhu global. Konsep ini muncul sejak di adakannya Perjanjian Paris. Di Indonesia konsep ini diratifikasi kedalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim. Meskipun begitu dukungan dari pemerintah Kota Bandung untuk mengimplementasikan konsep ini khususnya di Kecamatan Coblong masih kurang. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan mencoba mengidentifikasi sudah sejauh mana tingkat kinerja pemerintah Kota Bandung dalam mendukung konsep ini di Kecamatan Coblong didasarkan kepada 6 indikator yang meliputi (1) Pola pengunaan energi, (2) Kehidupan sosial, (3) Emisi karbon dan lingkungan, (4) Mobilitas publik, (5) Pengelolaan sampah, (6) Pengelolaan air dan limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat kinerja pemerintah Kota Bandung terhadap implementasi pembangunan rendah karbon. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini adalah pembangunan rendah karbon yang dilakukan pemerintah Kota Bandung belum cukup baik. Hal tersebut dilihat dari masih adanya cukup banyak masalah pada setiap variabel dari pembangunan rendah karbon.
摘要“低碳发展”是《巴黎协定》提出的概念之一,是对全球气温上升的一种关注。在印度尼西亚,这一概念被批准为2016年关于《联合国气候变化框架公约巴黎协定》的第16号法律。然而,万隆市政府对实施这一概念的支持,特别是在科布隆区,仍然缺乏。因此,在本研究中,作者将尝试通过6个指标来确定万隆市政府在科布隆区实施这一概念的成功率,这6个指标包括(1)能源使用模式,(2)社会生活,(3)碳排放与环境,(4)公共交通,(5)废物管理,(6)水和废物管理。目的是确定万隆市政府在实施低碳发展方面的绩效水平。本研究采用数据三角测量的定性描述方法。本研究的结果是万隆市政府开展的低碳发展还不够好。这可以从低碳发展的每一个变量都存在相当多的问题中看出。Abstrak。Pembangunan Rendah Karbon merupakan salah satu konsep yang muncul sebagai bentuk keprihatan terhadap脑膜炎脑膜炎kenaikan suhu全球。Konsep ini muncul sejak di adakannya Perjanjian巴黎。Di Indonesia konsep ini diratifikasi kedalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim。麦斯基潘开始了dukungan dari perperintah Kota万隆untuk实现亚洲的konsep ini khususnya di Kecamatan Coblong masih kurang。Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan mencoba mengidentifikasi sudah sejauh mantingkat kinerja pemerintah Kota Bandung dalam mendukung konsep ini di Kecamatan Coblong didasarkan kepada 6指标yang meliputi (1) Pola pengunaan energi, (2) Kehidupan social, (3) Emisi carbon dan lingkungan, (4) Mobilitas public, (5) Pengelolaan sampah, (6) Pengelolaan air dan limbah。图juan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mantingkat kinerja peremintah Kota万隆,以实施pembangunan rendah碳。Penelitian ini menggunakan方法,Penelitian dedekatan deskrif .定性登安menggunakan三角数据。哈西尔达里penelitian ini adalah pembangunan rendah karbon yang dilakukan peremerintah Kota Bandung belum cuup baik。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”
{"title":"Kajian Kinerja Pemerintah Kota Bandung dalam Mendukung Pembangunan Rendah Karbon","authors":"Muhammad Ernanda Pramadhika, Ernady Syaodih","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1318","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1318","url":null,"abstract":"Abstract. Low Carbon Development is one of the concepts from Paris Agreement that has emerged as a form of concern for the increasing of global temperature. In Indonesia this concept is ratified into Law Number 16 of 2016 concerning the Paris Agreement on the United Nations Framework Convention on Climate Change. However, the support from the Bandung City government to implement this concept, especially in Coblong District, is still lacking. Therefore, in this study, the author will try to identify the success rate of the Bandung City government in implementing this concept in Coblong District based on 6 indicators which include (1) Patterns of energy use, (2) Social life, (3) Carbon emissions and the environment, (4) Public mobility, (5) Waste management, (6) Water and waste management. The purpose is to identify the extent of the bandung city government's performance level towards the implementation of low-carbon development. This research uses a qualitative descriptive approach method using data triangulation. The result of this study is that the low-carbon development carried out by the Bandung City government has not been good enough. This is seen from the fact that there are still quite a lot of problems in every variable of low-carbon development. \u0000 \u0000Abstrak. Pembangunan Rendah Karbon merupakan salah satu konsep yang muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap meningkatnya kenaikan suhu global. Konsep ini muncul sejak di adakannya Perjanjian Paris. Di Indonesia konsep ini diratifikasi kedalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim. Meskipun begitu dukungan dari pemerintah Kota Bandung untuk mengimplementasikan konsep ini khususnya di Kecamatan Coblong masih kurang. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan mencoba mengidentifikasi sudah sejauh mana tingkat kinerja pemerintah Kota Bandung dalam mendukung konsep ini di Kecamatan Coblong didasarkan kepada 6 indikator yang meliputi (1) Pola pengunaan energi, (2) Kehidupan sosial, (3) Emisi karbon dan lingkungan, (4) Mobilitas publik, (5) Pengelolaan sampah, (6) Pengelolaan air dan limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat kinerja pemerintah Kota Bandung terhadap implementasi pembangunan rendah karbon. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini adalah pembangunan rendah karbon yang dilakukan pemerintah Kota Bandung belum cukup baik. Hal tersebut dilihat dari masih adanya cukup banyak masalah pada setiap variabel dari pembangunan rendah karbon.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"37 S166","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120835221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1233
N. Yuniar, Imam Indratno
Abstract. Differences in attitudes and behavior of the community of Rawabogo Village in utilizing ecology are driven by differences in motivation to fullfill their needs. One measurement of motivation that can be applied is the use of electroencephalography (EEG) waves. The purpose of this study was to identify the motivation of the community of Rawabogo Tourism Village towards ecological sustainability in the Rawabogo Tourism Village by using electroencephalographic measurements indicatively and to develop agro-ecotourism development efforts in increasing community motivation for ecological sustainability in Rawabogo Village. This research method uses a neuroscience approach by performing entropy analysis and signal wave analysis also supported by questionnaires and eye tracking. The results of this study indicate that the motivation of the people of Rawabogo Village towards ecological sustainability is still low, so efforts need to be made to increase community’s motivation. Abstrak. Perbedaan sikap dan perilaku masyarakat Desa Rawabogo dalam memanfaatkan ekologi didorong oleh perbedaan motivasi dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satu pengukuran motivasi yang dapat diterapkan adalah dengan penggunaan gelombang elektroensefalografi (EEG). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat Desa Wisata Rawabogo terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Wisata Rawabogo dengan menggunakan pengukuran elektroensefalografi secara indikatif dan menyusun upaya pengembangan agroekowisata dalam meningkatkan motivasi masyarakat terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Rawabogo. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan neurosains dengan melakukan analisis entropi dan analisis sinyal gelombang serta didukung oleh hasil kuisioner dan pelacakan mata. Hasil dari penelitian ini, diindikasikan motivasi masyarakat Desa Rawabogo terhadap keberlangsungan ekologi masih rendah sehingga perlu dilakukan upaya-upaya dalam peningkatan motivasi masyarakat.
摘要拉瓦博戈村社区在利用生态方面的态度和行为差异是由满足其需求的动机差异所驱动的。一种可以应用的动机测量方法是使用脑电图(EEG)波。本研究的目的是通过使用脑电图测量来确定拉瓦博戈旅游村社区对拉瓦博戈旅游村生态可持续性的动机,并开展农业生态旅游开发工作,以提高拉瓦博戈村社区对生态可持续性的动机。该研究方法采用神经科学方法,通过进行熵分析和信号波分析,并辅以问卷调查和眼动追踪。本研究结果表明,拉瓦博戈村居民对生态可持续发展的动力仍然较低,因此需要努力提高社区的动力。Abstrak。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Salah satu pengukuran motivasi yang dapat diiterapkan adalah dengan penggunaan gelombang EEG。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat Desa Wisata Rawabogo terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Wisata Rawabogo dengan menggunakan pengukuran elektroensefalogri secara indikatif danmenyusun upaya pengembangan agroekowisata dalam meningkatkan motivasmasyarakat terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Rawabogo。Metode penelitian ini menggunakan pendekatan neurosains dengan melakan analysis .熵值分析。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”
{"title":"Pengukuran Motivasi Masyarakat terhadap Keberlangsungan Ekologi di Desa Wisata Rawabogo Berbasis Neurosains","authors":"N. Yuniar, Imam Indratno","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1233","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1233","url":null,"abstract":"Abstract. Differences in attitudes and behavior of the community of Rawabogo Village in utilizing ecology are driven by differences in motivation to fullfill their needs. One measurement of motivation that can be applied is the use of electroencephalography (EEG) waves. The purpose of this study was to identify the motivation of the community of Rawabogo Tourism Village towards ecological sustainability in the Rawabogo Tourism Village by using electroencephalographic measurements indicatively and to develop agro-ecotourism development efforts in increasing community motivation for ecological sustainability in Rawabogo Village. This research method uses a neuroscience approach by performing entropy analysis and signal wave analysis also supported by questionnaires and eye tracking. The results of this study indicate that the motivation of the people of Rawabogo Village towards ecological sustainability is still low, so efforts need to be made to increase community’s motivation. \u0000 \u0000Abstrak. Perbedaan sikap dan perilaku masyarakat Desa Rawabogo dalam memanfaatkan ekologi didorong oleh perbedaan motivasi dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satu pengukuran motivasi yang dapat diterapkan adalah dengan penggunaan gelombang elektroensefalografi (EEG). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat Desa Wisata Rawabogo terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Wisata Rawabogo dengan menggunakan pengukuran elektroensefalografi secara indikatif dan menyusun upaya pengembangan agroekowisata dalam meningkatkan motivasi masyarakat terhadap keberlangsungan ekologi di Desa Rawabogo. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan neurosains dengan melakukan analisis entropi dan analisis sinyal gelombang serta didukung oleh hasil kuisioner dan pelacakan mata. Hasil dari penelitian ini, diindikasikan motivasi masyarakat Desa Rawabogo terhadap keberlangsungan ekologi masih rendah sehingga perlu dilakukan upaya-upaya dalam peningkatan motivasi masyarakat.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"311 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116117929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1234
Tri Rahayu, Astri Mutia Ekasari
Abstract. Sawah Lope is a popular tourist destination in Kuningan Regency. The development of agricultural areas into tourism destinations has a significant in economic. With the development of tourism, Sawah Lope’s area has a tendency to reduce the area of agricultural land. That’s makes agricultural yields or farmers' incomes decrease. The purpose of this study was to identify the direct benefit value of developing agricultural areas into tourist destination’s Sawah Lope in Cikaso Village. The study method is a descriptive-quantitative method. The value of direct benefits from Sawah Lope is seen from agricultural products with a production approach, tourist destinations with a travel cost approach and willingness to pay and restaurant income in 1 year. The results showed that the direct benefit value of Sawah Lope was Rp. 2.61 T/year; agricultural products of 2.01 T/year;tourist destinations of 542.3 M/year and restaurant income of 58.2 M/year. The direct benefit value of Sawah Lope before its development was Rp. 2.1 T/year, a lost value of 166.75 M/year. This shows that tourism activities provide added value so the development of agricultural areas into tourist destinations can be continued with monitor so sustainable tourism development is created. Abstrak. Sawah Lope merupakan destinasi wisata yang sedang populer di Kabupaten Kuningan. Pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata berperan signifikan terhadap ekonomi sekitar. Dengan berkembangnya wisata, kawasan Sawah Lope memiliki kecenderungan terjadinya pengurangan luas lahan pertanian. Pengurangan luas lahan pertanian membuat hasil pertanian atau pendapatan petani semakin berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasi nilai manfaat langsung pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata Sawah Lope di Desa Cikaso. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kuantitatif. Nilai manfaat langsung dari Sawah Lope dilihat dari hasil pertanian dengan pendekatan hasil produksi, destinasi wisata dengan pendekatan biaya perjalanan dan kesediaan untuk membayar serta pendapatan restoran dengan perhitungan penghasilan dalam 1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai manfaat langsung Sawah Lope setelah adanya pengembangan sebesar Rp 2,61 T/tahun,- yang terdiri dari hasil pertanian sebesar 2,01 T/tahun, destinasi wisata sebesar 542,3 juta/tahun dan pendapatan restoran sebesar 58,2 juta/tahun. Nilai manfaat langsung Sawah Lope sebelum adanya pengembangan sebesar Rp 2,1 T/tahun, atau nilai yang hilang sebesar 166,75 juta/tahun. Hal ini menunjukkan kegiatan wisata memberikan nilai tambah untuk kawasan Sawah Lope itu sendiri sehingga pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata dapat dilanjutkan dengan dilakukan pengawasan sehingga tetap tercipta pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan.
摘要Sawah Lope是Kuningan摄政的热门旅游目的地。农业区开发成旅游目的地具有重要的经济效益。随着旅游业的发展,Sawah Lope地区的农业用地面积有减少的趋势。这使得农业产量或农民收入减少。本研究的目的是确定将奇卡索村的农业区发展为旅游目的地的Sawah Lope的直接效益价值。研究方法为描述定量方法。从Sawah Lope直接收益的价值可以从农产品的生产方式,旅游目的地的旅游成本方法和支付意愿以及一年内的餐馆收入中看出。结果表明:沙华枇杷的直接效益值为2.61 T/年;农产品2.01 T/年,旅游目的地542.3 M/年,餐饮收入58.2 M/年。Sawah Lope开发前的直接效益值为2.1 T/年,损失值为166.75 M/年。这表明,旅游活动提供了附加价值,使农业区成为旅游目的地的发展可以持续监测,从而创造可持续的旅游发展。Abstrak。Sawah Lope merupakan destinasi wisata yang sedang populan di Kabupaten Kuningan。彭邦安-川山- pertanian - menjadi - destinasi - berperan - signa - beran - signa - economic sekitar。邓坎·伯肯·邦尼亚·维萨塔,卡瓦桑·萨瓦·洛佩·米米利基·克肯·德隆根·贾迪尼亚·彭古朗根·卢阿斯·拉罕·珀坦尼。Pengurangan luas lahan pertanian成员hasil pertanian atau pendapatan petani semakin berkurang。图juan dari penelitian ini adalah teridentififikasi nilai manfaat langsung pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata Sawah Lope di Desa Cikaso。方法描述-定量分析。Nilai manfaat langsung dari Sawah Lope dilihat dari hasil pertanian dengan pendekatan hasil produksi, destinasi wisata dengan pendekatan biaya perjalanan dan kesdiaan untuk membayar serta pendapatan restoran dengan perhitungan penghasilan dalam 1 tahun。Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai manfaat langsung Sawah Lope setelah adanya pengembangan sebesar Rp 2,61 T/tahun,- yang terdiri dari Hasil pertanian sebesar 2,01 T/tahun, destinasi wisata sebesar 54,3 juta/tahun dan pendapatan restoran sebesar 58,2 juta/tahun。Nilai manfaat langsung Sawah Lope sebelum adanya pengembangan sebesar Rp 2,1 T/tahun, atau Nilai yang hilang sebesar 166,75 juta/tahun。我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字是我的名字
{"title":"Kajian Manfaat Langsung Pengembangan Kawasan Pertanian Menjadi Destinasi Wisata Sawah Lope","authors":"Tri Rahayu, Astri Mutia Ekasari","doi":"10.29313/jrpwk.v2i2.1234","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i2.1234","url":null,"abstract":"Abstract. Sawah Lope is a popular tourist destination in Kuningan Regency. The development of agricultural areas into tourism destinations has a significant in economic. With the development of tourism, Sawah Lope’s area has a tendency to reduce the area of agricultural land. That’s makes agricultural yields or farmers' incomes decrease. The purpose of this study was to identify the direct benefit value of developing agricultural areas into tourist destination’s Sawah Lope in Cikaso Village. The study method is a descriptive-quantitative method. The value of direct benefits from Sawah Lope is seen from agricultural products with a production approach, tourist destinations with a travel cost approach and willingness to pay and restaurant income in 1 year. The results showed that the direct benefit value of Sawah Lope was Rp. 2.61 T/year; agricultural products of 2.01 T/year;tourist destinations of 542.3 M/year and restaurant income of 58.2 M/year. The direct benefit value of Sawah Lope before its development was Rp. 2.1 T/year, a lost value of 166.75 M/year. This shows that tourism activities provide added value so the development of agricultural areas into tourist destinations can be continued with monitor so sustainable tourism development is created. \u0000 \u0000Abstrak. Sawah Lope merupakan destinasi wisata yang sedang populer di Kabupaten Kuningan. Pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata berperan signifikan terhadap ekonomi sekitar. Dengan berkembangnya wisata, kawasan Sawah Lope memiliki kecenderungan terjadinya pengurangan luas lahan pertanian. Pengurangan luas lahan pertanian membuat hasil pertanian atau pendapatan petani semakin berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasi nilai manfaat langsung pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata Sawah Lope di Desa Cikaso. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kuantitatif. Nilai manfaat langsung dari Sawah Lope dilihat dari hasil pertanian dengan pendekatan hasil produksi, destinasi wisata dengan pendekatan biaya perjalanan dan kesediaan untuk membayar serta pendapatan restoran dengan perhitungan penghasilan dalam 1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai manfaat langsung Sawah Lope setelah adanya pengembangan sebesar Rp 2,61 T/tahun,- yang terdiri dari hasil pertanian sebesar 2,01 T/tahun, destinasi wisata sebesar 542,3 juta/tahun dan pendapatan restoran sebesar 58,2 juta/tahun. Nilai manfaat langsung Sawah Lope sebelum adanya pengembangan sebesar Rp 2,1 T/tahun, atau nilai yang hilang sebesar 166,75 juta/tahun. Hal ini menunjukkan kegiatan wisata memberikan nilai tambah untuk kawasan Sawah Lope itu sendiri sehingga pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata dapat dilanjutkan dengan dilakukan pengawasan sehingga tetap tercipta pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117227720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Cultural heritage buildings are valuable assets and must be preserved. Because cultural heritage buildings are one of the remnants of the past and also a form of identity for a city. The current phenomenon in the Braga area, many owners of cultural heritage buildings choose for the building and the function of the building. Building owners consider old buildings to have less economic value because the maintenance costs of old buildings are more expensive. The incentives given by the Bandung City Government to owners of cultural heritage buildings are also still relatively small and still not sufficient to reduce the costs of cultural heritage building owners so that they maintain the original shape of the cultural heritage building. One of the efforts to maintain the preservation of cultural heritage buildings is by providing the form and amount of incentives based on the perception of the owner of the cultural heritage building. To find out the perception of each owner of cultural heritage buildings in the Braga area, the author uses a Mix Method approach, which combines qualitative and quantitative approaches. In collecting data to support the research, the author uses a variety of primary data and secondary data, which is then analyzed using descriptive analysis techniques and descriptive statistics. Abstrak. Bangunan cagar budaya merupakan aset yang berharga dan harus dilestarikan. Karena bangunan cagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau dan juga salah satu bentuk identitas suatu kota. Fenomena yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan cagar budaya memilih untuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Para pemilik bangunan menganggap bangunan lama kurang memiliki nilai ekonomi karena biaya perawatan bangunan lama lebih mahal. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada pemilik bangunan cagar budaya juga masih tergolong kecil dan masih belum cukup untuk meringankan biaya pemilik bangunan cagar budaya agar mereka tetap menjaga bentuk asli dari bangunan cagar budaya tersebut. Usaha untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya salah satunya dengan dengan memberikan bentuk dan besaran insentif berdasarkan persepsi pemilik bangunan cagar budaya. Untuk mengetahui persepsi dari setiap pemilik bangunan cagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendeketan Mix Method yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta statistik deskriptif.
摘要。文化遗产建筑是宝贵的财产,必须加以保护。因为文化遗产建筑是过去的遗迹之一,也是城市身份的一种形式。目前在布拉加地区的现象是,许多文化遗产建筑的业主选择建筑和建筑的功能。业主认为旧建筑物的经济价值较低,因为旧建筑物的维修费用较昂贵。万隆市政府给予文化遗产建筑业主的奖励也相对较少,不足以降低文化遗产建筑业主的成本,使其保持文化遗产建筑的原形。维持文化遗产建筑保存的措施之一是根据文化遗产建筑所有者的看法,提供奖励的形式和数量。为了找出布拉加地区文化遗产建筑的每个所有者的看法,作者使用了混合方法,将定性和定量方法相结合。在收集数据以支持研究时,作者使用了各种主要数据和次要数据,然后使用描述性分析技术和描述性统计对其进行分析。Abstrak。Bangunan cagar budaya merupakan asset yang berharga dan harus dilestarikan。Karena bangunan chagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau danjuga salah satu bentuk identitas suatu kota。现象yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan chagar budaya memorilih untuk bangunan dan真菌bangunan tersebut。这是我的第一个梦想,我的梦想,我的梦想,我的梦想。这句话的意思是:“我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。”我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”。Untuk menggetahui persepsi dari seap pemilik bangunan chagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendekatan混合方法yitu menggabongkan pendekatan质量和定量。dam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analysis menggunakan tecknik analysis desktif serta statistical desktif。
{"title":"Persepsi Pemilik Bangunan dalam Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Kawasan Braga Kota Bandung","authors":"M. Fadila Rahman, Ira Safitri Darwin","doi":"10.29313/jrpwk.v2i1.931","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i1.931","url":null,"abstract":"Abstract. Cultural heritage buildings are valuable assets and must be preserved. Because cultural heritage buildings are one of the remnants of the past and also a form of identity for a city. The current phenomenon in the Braga area, many owners of cultural heritage buildings choose for the building and the function of the building. Building owners consider old buildings to have less economic value because the maintenance costs of old buildings are more expensive. The incentives given by the Bandung City Government to owners of cultural heritage buildings are also still relatively small and still not sufficient to reduce the costs of cultural heritage building owners so that they maintain the original shape of the cultural heritage building. One of the efforts to maintain the preservation of cultural heritage buildings is by providing the form and amount of incentives based on the perception of the owner of the cultural heritage building. To find out the perception of each owner of cultural heritage buildings in the Braga area, the author uses a Mix Method approach, which combines qualitative and quantitative approaches. In collecting data to support the research, the author uses a variety of primary data and secondary data, which is then analyzed using descriptive analysis techniques and descriptive statistics. \u0000Abstrak. Bangunan cagar budaya merupakan aset yang berharga dan harus dilestarikan. Karena bangunan cagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau dan juga salah satu bentuk identitas suatu kota. Fenomena yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan cagar budaya memilih untuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Para pemilik bangunan menganggap bangunan lama kurang memiliki nilai ekonomi karena biaya perawatan bangunan lama lebih mahal. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada pemilik bangunan cagar budaya juga masih tergolong kecil dan masih belum cukup untuk meringankan biaya pemilik bangunan cagar budaya agar mereka tetap menjaga bentuk asli dari bangunan cagar budaya tersebut. Usaha untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya salah satunya dengan dengan memberikan bentuk dan besaran insentif berdasarkan persepsi pemilik bangunan cagar budaya. Untuk mengetahui persepsi dari setiap pemilik bangunan cagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendeketan Mix Method yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta statistik deskriptif.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131813682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}