Pub Date : 2020-05-27DOI: 10.19105/REVELATIA.V1I1.3176
Ahmad Khoiri
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân. Karena luasnya medan penelitian, penulis mengambil sampel sebagai spesifikasi, yaitu surah al-Nisâ’[4]: 1-5. Spesifikasi tersebut dipakai penulis untuk menelisik maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân dari tiga aspek: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, yakni mendeskripsikan penafsiran Hasan Khân, serta menganalisis konsep maqâshid al-Qur’ân dalam tafsirnya. Ada tiga rumusan masalah utama dalam penelitian ini: apa maksud maqâshid al-Qur’ân menurut Shiddîq Hasan Khân, bagaimana aplikasi metodologisnya, serta apa implikasi dari konsep maqâshid al-Qur’ân menurut Shiddîq Hasan Khân dalam tafsir Fath al-Bayân fî Maqâshid al-Qur’ân surah al-Nisâ’ [4]: 1-5. Melalui penelitian ini, lanskap maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân teruraikan, tidak hanya bahwa penafsirannya terhadap surah al-Nisâ’ [4]: 1-5 memuat disiplin maqâshid, namun juga keterlibatan Hasan Khân terhadap spektrum dinamika maqâshid, serta sumbangsih Hasan Khân terhadap diskursus maqâshid al-Qur’ân.
根据哈桑·汗的说法,这项研究的目的是揭开马克阿希德·古兰经。由于研究场地的范围,作者将样本作为规范,即苏拉·阿尔-尼萨[4]:1-5。根据哈桑·汗(Hasan Khan)的观点,这些规范适用于从三方面来看:本体论、认识论和公分制。这项研究采用分析性descriptic - analism方法,描述哈桑·汗的解释,并在解释中分析马格沙德·古兰经的概念。这项研究有三个主要问题:根据Shiddiq Hasan Khan的说法,如何应用方法论,以及根据Shiddiq fi fi maqashid qur的含义[4]:1-5]。根据哈桑·汗的研究,哈桑·汗对可兰经的描述不仅是对马克·尼萨的解释[4]:1-5包含了马克阿什希德的纪律,还有哈桑·汗参与到马克阿什希德的动力学谱,以及哈桑·汗对马克阿什希德·可兰经的贡献。
{"title":"STUDI MAQÂSHID AL-QUR’ÂN SURAH AL-NISÂ’: 1-5 MENURUT SHIDDÎQ HASAN KHÂN DALAM KITAB FATH AL-BAYÂN FÎ MAQÂSHID AL-QUR’ÂN","authors":"Ahmad Khoiri","doi":"10.19105/REVELATIA.V1I1.3176","DOIUrl":"https://doi.org/10.19105/REVELATIA.V1I1.3176","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân. Karena luasnya medan penelitian, penulis mengambil sampel sebagai spesifikasi, yaitu surah al-Nisâ’[4]: 1-5. Spesifikasi tersebut dipakai penulis untuk menelisik maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân dari tiga aspek: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, yakni mendeskripsikan penafsiran Hasan Khân, serta menganalisis konsep maqâshid al-Qur’ân dalam tafsirnya. Ada tiga rumusan masalah utama dalam penelitian ini: apa maksud maqâshid al-Qur’ân menurut Shiddîq Hasan Khân, bagaimana aplikasi metodologisnya, serta apa implikasi dari konsep maqâshid al-Qur’ân menurut Shiddîq Hasan Khân dalam tafsir Fath al-Bayân fî Maqâshid al-Qur’ân surah al-Nisâ’ [4]: 1-5. Melalui penelitian ini, lanskap maqâshid al-Qur’ân menurut Hasan Khân teruraikan, tidak hanya bahwa penafsirannya terhadap surah al-Nisâ’ [4]: 1-5 memuat disiplin maqâshid, namun juga keterlibatan Hasan Khân terhadap spektrum dinamika maqâshid, serta sumbangsih Hasan Khân terhadap diskursus maqâshid al-Qur’ân.","PeriodicalId":21155,"journal":{"name":"REVELATIA: Jurnal Ilmu al-Qur`an dan Tafsir","volume":"144 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86398628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-05-27DOI: 10.19105/REVELATIA.V1I1.3202
Mujiburrohman Mujiburrohman
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang absolut kebenarannya. Namun, tentang sistematika atau susunan tertib peletakan surah-surahnya, terdapat perbedaan dalam urutannya. Diantara sahabat ada yang menyusun sesuai dengan masa turunnya dan ada yang menulis mulai dari surah al-Fatihah sampai surah al-Nas seperti pada mushaf Utsmani. Beberapa mufassir dalam menjawab permasalahan tersebut, mengacu kepada hadis nabi saw., dan sejarah yang berlaku dikalangan para sahabat atau menjawab dengan menelaah dari keduanya, sehingga terjadi tiga perbedaan pendapat. Golongan pertama menyatakan bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an bersifat tauqifi . Kedua, mereka yang lebih mempertimbangkan pada sejarah para sahabat, menganggap bahwa mushaf Al-Qur’an merupakan ijtihadi. Sedangkan golongan ketiga memandang bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an sebagian bersifat tauqifi dan sebagian lagi bersifat ijtihadi. Golongan yang nomor tiga ini berpendapat bahwa penempatan surah-surah dalam mushaf Al-Qur’an hanya sebagian saja yang ditunjukkan oleh nabi saw (tauqifi). Sedangkan sebagian yang lain merupakan hasil ijtihad para sahabat. Indikasi itu dapat dilihat dengan adanya perbedaan catatan Al-Qur’an yang dimiliki oleh beberapa sahabat. Dari alasan ini, golongan ketiga menyatakan, bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an adalah tauqifi dan ijtihadi. Kesimpulan, sistematika mushaf Al-Qur’an bersifat tauqifi berdasarkan dalil nash.
{"title":"SISTEMATIKA MUSHAF AL-QUR’AN","authors":"Mujiburrohman Mujiburrohman","doi":"10.19105/REVELATIA.V1I1.3202","DOIUrl":"https://doi.org/10.19105/REVELATIA.V1I1.3202","url":null,"abstract":"Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang absolut kebenarannya. Namun, tentang sistematika atau susunan tertib peletakan surah-surahnya, terdapat perbedaan dalam urutannya. Diantara sahabat ada yang menyusun sesuai dengan masa turunnya dan ada yang menulis mulai dari surah al-Fatihah sampai surah al-Nas seperti pada mushaf Utsmani. Beberapa mufassir dalam menjawab permasalahan tersebut, mengacu kepada hadis nabi saw., dan sejarah yang berlaku dikalangan para sahabat atau menjawab dengan menelaah dari keduanya, sehingga terjadi tiga perbedaan pendapat. Golongan pertama menyatakan bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an bersifat tauqifi . Kedua, mereka yang lebih mempertimbangkan pada sejarah para sahabat, menganggap bahwa mushaf Al-Qur’an merupakan ijtihadi. Sedangkan golongan ketiga memandang bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an sebagian bersifat tauqifi dan sebagian lagi bersifat ijtihadi. Golongan yang nomor tiga ini berpendapat bahwa penempatan surah-surah dalam mushaf Al-Qur’an hanya sebagian saja yang ditunjukkan oleh nabi saw (tauqifi). Sedangkan sebagian yang lain merupakan hasil ijtihad para sahabat. Indikasi itu dapat dilihat dengan adanya perbedaan catatan Al-Qur’an yang dimiliki oleh beberapa sahabat. Dari alasan ini, golongan ketiga menyatakan, bahwa sistematika mushaf Al-Qur’an adalah tauqifi dan ijtihadi. Kesimpulan, sistematika mushaf Al-Qur’an bersifat tauqifi berdasarkan dalil nash.","PeriodicalId":21155,"journal":{"name":"REVELATIA: Jurnal Ilmu al-Qur`an dan Tafsir","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82269257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}