Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.18
Mega Mila Panjuni, Fariz Firdaus, Erfan Kustiawan, Hariadi Subagja, Theo Mahiseta Syahniar
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan mastitis pada sapi perah di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri. Studi ini merupakan studi kasus di lapangan yang dilakukan dengan cara melakukan pengobatan secara langsung kepada ternak yang terinfeksi mastitis, observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Pelaksanaan pengobatan dilakukan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri selama 7 hari yaitu pada tanggal 14 September sampai dengan 20 September 2020. Penanganan terhadap ternak yang terdiagnosa mastitis di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri perlu dilakukan berupa pengobatan karena terjadi penurunan rata-rata produksi susu sebesar 5,1 liter/hari. Pengobatan mastitis dilakukan dengan menggunakan Biomycin M, Vet-Oxy La, dan Phenylject. Pengobatan tersebut menunjukkan pengaruh yang baik terhadap sapi perah. Hal tersebut ditandai dengan sembuhnya ternak yang terjangkit mastitis dan meningkatnya kembali produksi susu sebesar 1,6 liter/hari setelah dilakukan pengobatan. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengobatan dengan menggunakan Biomycin M, Vet-Oxy La, dan Phenylject dapat menyembuhkan mastitis pada sapi perah.
{"title":"Pengobatan mastitis pada sapi perah Peranakan Friesian Holstein di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri","authors":"Mega Mila Panjuni, Fariz Firdaus, Erfan Kustiawan, Hariadi Subagja, Theo Mahiseta Syahniar","doi":"10.25047/animpro.2021.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.18","url":null,"abstract":"Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan mastitis pada sapi perah di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri. Studi ini merupakan studi kasus di lapangan yang dilakukan dengan cara melakukan pengobatan secara langsung kepada ternak yang terinfeksi mastitis, observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Pelaksanaan pengobatan dilakukan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri selama 7 hari yaitu pada tanggal 14 September sampai dengan 20 September 2020. Penanganan terhadap ternak yang terdiagnosa mastitis di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Kediri perlu dilakukan berupa pengobatan karena terjadi penurunan rata-rata produksi susu sebesar 5,1 liter/hari. Pengobatan mastitis dilakukan dengan menggunakan Biomycin M, Vet-Oxy La, dan Phenylject. Pengobatan tersebut menunjukkan pengaruh yang baik terhadap sapi perah. Hal tersebut ditandai dengan sembuhnya ternak yang terjangkit mastitis dan meningkatnya kembali produksi susu sebesar 1,6 liter/hari setelah dilakukan pengobatan. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengobatan dengan menggunakan Biomycin M, Vet-Oxy La, dan Phenylject dapat menyembuhkan mastitis pada sapi perah.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115340725","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.16
Arifah Asifatul Fadilah, Rosa Tri Hertamawati
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi yang berbeda dan tidak difermentasi pada kualitas kimia (pH, protein dan lemak). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan (eksperimental) Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 dengan perlakuan yaitu P0 (tidak di fermentasi), P1 (fermentasi), P2 (fermentasi) dan P3 (fermentasi). Materi yang digunakan kuning telur dan ragi tempe (0,4%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) apabila terdapat perbedaan maka dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Lama fermentasi (P1, P2, dan P3) menggunakan ragi tempe menunjukan hasil berbeda nyata (P<0,01) terhadap kualitas kimia (pH, protein, dan lemak). Lama fermentasi selama 24 jam meningkatkan nilai kadar protein dan menurunkan nilai lemak kasar tepung kuning telur.
{"title":"Perbaikan kualitas kimiawi tepung kuning telur ayam dengan fermentasi kuning telur menggunakan ragi tempe","authors":"Arifah Asifatul Fadilah, Rosa Tri Hertamawati","doi":"10.25047/animpro.2021.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.16","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi yang berbeda dan tidak difermentasi pada kualitas kimia (pH, protein dan lemak). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan (eksperimental) Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 dengan perlakuan yaitu P0 (tidak di fermentasi), P1 (fermentasi), P2 (fermentasi) dan P3 (fermentasi). Materi yang digunakan kuning telur dan ragi tempe (0,4%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) apabila terdapat perbedaan maka dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Lama fermentasi (P1, P2, dan P3) menggunakan ragi tempe menunjukan hasil berbeda nyata (P<0,01) terhadap kualitas kimia (pH, protein, dan lemak). Lama fermentasi selama 24 jam meningkatkan nilai kadar protein dan menurunkan nilai lemak kasar tepung kuning telur.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131367744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.12
Infitria, P. Anwar, Jiyanto, Muhajirin
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hijauan yang tumbuh di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian diawali dengan survey (observasi lapang dan penentuan lokasi) kemudian pengambilan sampel hijauan pada 5 Desa yaitu desa Kampung Baru, Pisang Berebus, Petapahan, Pulau Mungkur, Gunung. Masing-masing Desa diambil 5 lokasi, setiap lokasi diambil 5 titik. Penelitian dilanjutkan dengan identifikasi jenis hijauan dan perhitungan produksi hijauan. Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel hijauan terdiri dari kuadran 0,5 x 0,5 m2, gunting rumput, sabit, kantong plastik ukuran 10 dan ukuran 2 kg, karung, tali plastik, dan alat tulis. Perhitungan hijauan dengan persentase total hijauan, perhitungan produksi hijauan dilakukan dengan rata rata tiap desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jenis hijauan, yang terdiri atas rumput, legum dan gulma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hijauan yang paling dominan tumbuh di Kecamatan Gunung Toar adalah dari jenis rumput/gramineae 42,53%, Rumput Bede (Brachiaria decumbens) 13,94% dan leguminosae 21,45%. Produksi biomas hijauan tertinggi di Desa Patabahan 73,44 ton/ha/th.
{"title":"Komposisi botani dan produksi biomasa hijauan di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi Riau","authors":"Infitria, P. Anwar, Jiyanto, Muhajirin","doi":"10.25047/animpro.2021.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.12","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hijauan yang tumbuh di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian diawali dengan survey (observasi lapang dan penentuan lokasi) kemudian pengambilan sampel hijauan pada 5 Desa yaitu desa Kampung Baru, Pisang Berebus, Petapahan, Pulau Mungkur, Gunung. Masing-masing Desa diambil 5 lokasi, setiap lokasi diambil 5 titik. Penelitian dilanjutkan dengan identifikasi jenis hijauan dan perhitungan produksi hijauan. Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel hijauan terdiri dari kuadran 0,5 x 0,5 m2, gunting rumput, sabit, kantong plastik ukuran 10 dan ukuran 2 kg, karung, tali plastik, dan alat tulis. Perhitungan hijauan dengan persentase total hijauan, perhitungan produksi hijauan dilakukan dengan rata rata tiap desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jenis hijauan, yang terdiri atas rumput, legum dan gulma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hijauan yang paling dominan tumbuh di Kecamatan Gunung Toar adalah dari jenis rumput/gramineae 42,53%, Rumput Bede (Brachiaria decumbens) 13,94% dan leguminosae 21,45%. Produksi biomas hijauan tertinggi di Desa Patabahan 73,44 ton/ha/th.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115572344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.20
Nezar Nafianda, Mega Mila Panjuni, H. Pratiwi, Aan Awaludin, Dyah Laksito Rukmi, Theo Mahiseta Syahniar
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik peternak terhadap tingkat keberhasilan inseminasi buatan (IB) di Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Karakteristik peternak yang diamati antara lain usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman beternak, dan tingkat kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi sapi. Koleksi data primer dilakukan dengan metode survei menggunakan kuisioner dan data sekunder melalui data rekording dari dinas peternakan terkait. Metode pengambilan sampel menggunakan random sampling. Data yang terkumpul ditabulasi, diolah, dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peternak berusia 41-60 tahun (50%), tingkat pendidikan SMA/SMK (46%), pekerjaan sebagai petani (60%), dan pengalaman beternak sekitar 6-10 tahun (53%). Tingkat kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi sapi sebesar 74% melalui tanda-tanda berupa sapi gelisah, bersuara, menaiki ternak lain, dan/atau keluar lendir bening dari vulva sapi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik peternak dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kebuntingan sapi potong rakyat di Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap.
{"title":"Kajian karakteristik peternak terhadap tingkat kebuntingan sapi potong di Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah","authors":"Nezar Nafianda, Mega Mila Panjuni, H. Pratiwi, Aan Awaludin, Dyah Laksito Rukmi, Theo Mahiseta Syahniar","doi":"10.25047/animpro.2021.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.20","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik peternak terhadap tingkat keberhasilan inseminasi buatan (IB) di Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Karakteristik peternak yang diamati antara lain usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman beternak, dan tingkat kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi sapi. Koleksi data primer dilakukan dengan metode survei menggunakan kuisioner dan data sekunder melalui data rekording dari dinas peternakan terkait. Metode pengambilan sampel menggunakan random sampling. Data yang terkumpul ditabulasi, diolah, dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peternak berusia 41-60 tahun (50%), tingkat pendidikan SMA/SMK (46%), pekerjaan sebagai petani (60%), dan pengalaman beternak sekitar 6-10 tahun (53%). Tingkat kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi sapi sebesar 74% melalui tanda-tanda berupa sapi gelisah, bersuara, menaiki ternak lain, dan/atau keluar lendir bening dari vulva sapi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik peternak dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kebuntingan sapi potong rakyat di Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126241822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.13
Listya Purnamasari, W. Muhlison, I. Sucipto
Sejumlah sampah organik yang dihasilkan sebagian besar masih belum dikelola dengan baik sehingga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Teknologi paling mudah yang dapat digunakan untuk memanfaatkan sampah organik adalah pengomposan. Salah satu agen serangga yang saat ini popular dan dapat digunakan sebagai dekomposer limbah organik adalah larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucent). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu hasil biokonversi limbah organik sayur dan ampas tahu dengan menggunakan larva BSF. Parameter yang diuji yaitu derajat keasaman (pH), kadar air (KA), nitrogen (N), fosfor (P), rasio C/N, dan kalium (K). Hasil pengujian menunjukkan bahwa limbah organik ampas tahu dan limbah sayur yang telah dibiokonversi dengan menggunakan larva BSF selama 15 hari menghasilkan nilai N, P, K, C/N, pH, dan KA yang sesuai dengan persyaratan SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larva BSF mampu mendekomposisi limbah organik dengan cepat dan menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanah, tanaman dan lingkungan.
由此产生的大量有机废物仍未得到妥善处理,因此可能对环境产生不利影响。最简单的利用有机废物的技术是堆肥。目前很受欢迎,可以用作有机废物的昆虫制剂之一是黑兵蝇幼虫。这项研究的目的是用BSF幼虫来分析蔬菜和肉类有机废物的生物转化率。检测的参数度酸度(pH)水位(KA)、氮(N)、磷(P)、C / N比例和钾(K)。我们的研究结果表明,有机废物知道渣子和蔬菜废弃物BSF幼虫dibiokonversi用了15天的产生价值N、P、K、C / N pH,符合要求的KA这里19-7030-2004关于国内有机垃圾堆肥的规格。因此,可以推断BSF的幼虫能够迅速分解有机废物,并产生有利于土壤、植物和环境的有机肥料。
{"title":"Biokonversi limbah ampas tahu dan limbah sayur dengan menggunakan agen larva Black Soldier Fly (Hermetia illucent)","authors":"Listya Purnamasari, W. Muhlison, I. Sucipto","doi":"10.25047/animpro.2021.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.13","url":null,"abstract":"Sejumlah sampah organik yang dihasilkan sebagian besar masih belum dikelola dengan baik sehingga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Teknologi paling mudah yang dapat digunakan untuk memanfaatkan sampah organik adalah pengomposan. Salah satu agen serangga yang saat ini popular dan dapat digunakan sebagai dekomposer limbah organik adalah larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucent). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu hasil biokonversi limbah organik sayur dan ampas tahu dengan menggunakan larva BSF. Parameter yang diuji yaitu derajat keasaman (pH), kadar air (KA), nitrogen (N), fosfor (P), rasio C/N, dan kalium (K). Hasil pengujian menunjukkan bahwa limbah organik ampas tahu dan limbah sayur yang telah dibiokonversi dengan menggunakan larva BSF selama 15 hari menghasilkan nilai N, P, K, C/N, pH, dan KA yang sesuai dengan persyaratan SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larva BSF mampu mendekomposisi limbah organik dengan cepat dan menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanah, tanaman dan lingkungan.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129409572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kajian pustaka ini memberikan informasi karakteristik, dampak negatif, dan potensi aditif, dan efek positif dari penggunaan antinutrisi nitrat. Antinutrisi merupakan komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam tanaman dan dapat membahayakan ternak. Dampak negatif dari nitrat diantaranya keracunan pada ternak akibat reduksi nitrat dalam darah membentuk methamoglobin (MetHb) dan berpotensi menyebabkan keguguran pada ternak bunting akibat hypoxia. Meskipun demikian, nitrat dalam konsentrasi rendah dapat digunakan sebagai aditif pakan dan berdampak positif bagi produktifitas ternak. Pemanfaatan nitrat dalam bahan pakan hijauan bermanfaat sebagai agen defaunasi pada rumen ternak ruminansia. Penurunan populasi protozoa dalam rumen dapat meningkatkan kecernaan serat kasar sehingga bersifat menguntungkan karena terjadinya efisiensi produksi dan meningkatnya pertumbuhan ternak. Efek positif bagi lingkungan dengan adanya defaunasi adalah menurunkan emisi gas metan sebagai hasil dari proses metabolisme ternak ruminansia. Kesimpulan dari tulisan ini adalah senyawa antinutrisi pada pakan disamping memiliki dampak negatif, juga besar kemungkinan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan baik bagi ternak maupun lingkungan.
{"title":"Nitrat: karakteristik antinutrisi, dampak negatif, potensi aditif, dan efektivitas agen defaunasi","authors":"Mila Riskiatul Rohma, Irfan Zubairi, Aldian Dwi Aryono, Lanang Nasrullah, Desy Cahya Widianingrum","doi":"10.25047/animpro.2021.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.3","url":null,"abstract":"Kajian pustaka ini memberikan informasi karakteristik, dampak negatif, dan potensi aditif, dan efek positif dari penggunaan antinutrisi nitrat. Antinutrisi merupakan komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam tanaman dan dapat membahayakan ternak. Dampak negatif dari nitrat diantaranya keracunan pada ternak akibat reduksi nitrat dalam darah membentuk methamoglobin (MetHb) dan berpotensi menyebabkan keguguran pada ternak bunting akibat hypoxia. Meskipun demikian, nitrat dalam konsentrasi rendah dapat digunakan sebagai aditif pakan dan berdampak positif bagi produktifitas ternak. Pemanfaatan nitrat dalam bahan pakan hijauan bermanfaat sebagai agen defaunasi pada rumen ternak ruminansia. Penurunan populasi protozoa dalam rumen dapat meningkatkan kecernaan serat kasar sehingga bersifat menguntungkan karena terjadinya efisiensi produksi dan meningkatnya pertumbuhan ternak. Efek positif bagi lingkungan dengan adanya defaunasi adalah menurunkan emisi gas metan sebagai hasil dari proses metabolisme ternak ruminansia. Kesimpulan dari tulisan ini adalah senyawa antinutrisi pada pakan disamping memiliki dampak negatif, juga besar kemungkinan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan baik bagi ternak maupun lingkungan.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128399297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tinda Afriyani, Rovina Satriyen, Jaswandi, E. Roza, A. Rastosari, Anna Farhana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kandungan rafinosa pada bahan ekstender tris kuning telur itik terhadap performasemen beku kerbau. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kali penampungan sebagai kelompok. Kandungan rafinosa diberikan dengan berbagai konsentrasiyaitu perlakuan kontrol (KR 0), 1% (KR 1), 1,5% (KR 1,5) dan 2% (KR 2) rafinosa. Variabel yang di amati meliputimotilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh (MPU). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwarata-rata motilitas semenpada perlakuan KR 0 adalah 20,00±0,00%, KR 1 sebesar 17,50±5,00%, KR 1,5 sebesar 15,00±5,77%, dan KR 2 sebesar 17,50±5,00%; rata-rata viabilitasuntuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 25,10±1,65%, 25,50±2,27%, 22,90±2,02%, dan 24,40±1,70%. Rata-rata persentase abnormalitas untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 16,0±1,47%, 16,10±1,80%, 17,10±2,66%, dan 17,30±1,32%, sedangkan rata-rata persentase membran plasma utuh untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 24,30±0,87%, 24,60±0,75%, 22,60±1,38%, dan 23,60±1,80%. Dapat disimpulkan bahwa penambahan kandungan rafinosa pada pengencer tris kuning telur itik tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh spermatozoa kerbau
{"title":"Penambahan kandungan rafinosa pada bahan eksten-der tris kuning telur itik terhadap performa semenbeku kerbau","authors":"Tinda Afriyani, Rovina Satriyen, Jaswandi, E. Roza, A. Rastosari, Anna Farhana","doi":"10.25047/animpro.2021.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.8","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kandungan rafinosa pada bahan ekstender tris kuning telur itik terhadap performasemen beku kerbau. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kali penampungan sebagai kelompok. Kandungan rafinosa diberikan dengan berbagai konsentrasiyaitu perlakuan kontrol (KR 0), 1% (KR 1), 1,5% (KR 1,5) dan 2% (KR 2) rafinosa. Variabel yang di amati meliputimotilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh (MPU). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwarata-rata motilitas semenpada perlakuan KR 0 adalah 20,00±0,00%, KR 1 sebesar 17,50±5,00%, KR 1,5 sebesar 15,00±5,77%, dan KR 2 sebesar 17,50±5,00%; rata-rata viabilitasuntuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 25,10±1,65%, 25,50±2,27%, 22,90±2,02%, dan 24,40±1,70%. Rata-rata persentase abnormalitas untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 16,0±1,47%, 16,10±1,80%, 17,10±2,66%, dan 17,30±1,32%, sedangkan rata-rata persentase membran plasma utuh untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 24,30±0,87%, 24,60±0,75%, 22,60±1,38%, dan 23,60±1,80%. Dapat disimpulkan bahwa penambahan kandungan rafinosa pada pengencer tris kuning telur itik tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh spermatozoa kerbau","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117116899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari kajianini adalah untuk mengetahui bagaimanakah performa domba sapudi pada berbagai fase umur dan domba sapudi pada fase umur berapakah yang memiliki performadan efisiensi pakanterbaik.Studi ini dilaksanakan di UPT Produksi Ternakdan Hijauan Makanan TernakJember pada tanggal 15 Agustus 2020 -10 September 2020.Bahan yang digunakan dalam studi ini adalah domba sapudi betina dengan tiga (3) fase umur yakni, umur 3 -6 bulan dengan rerata bobot badan sebesar 13,36 kg;6 -12 bulan dengan rerata bobot badan 16,68 kg;dan >12 bulan dengan rerata bobot badan 19,58 kg. Masing -masing fase umurterdiri dari 10 ekor domba. Data disajikan dalam bentuk tabel yang dijabarkan secara deskriptif.Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobotbadan harian, nilai konversi pakan, dan income over feed costsebagai tolak ukur efisiensi pakan. Performa domba Sapudi dan efisiensi pakan terbaik dihasilkan padafase umur >12 bulan, yaitu PBBH sebesar 55,71 g/ekor/hari, dan rerata konversi pakan 10,42dengan menghasilkan IOFC sebesar Rp1.400.
{"title":"Studi performa Domba Sapudi pada berbagai umur di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan TernakJember - Jawa Timur","authors":"Luqman Bimo Aji, Suci Wulandari, Niswatin Hasanah","doi":"10.25047/animpro.2021.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.6","url":null,"abstract":"Tujuan dari kajianini adalah untuk mengetahui bagaimanakah performa domba sapudi pada berbagai fase umur dan domba sapudi pada fase umur berapakah yang memiliki performadan efisiensi pakanterbaik.Studi ini dilaksanakan di UPT Produksi Ternakdan Hijauan Makanan TernakJember pada tanggal 15 Agustus 2020 -10 September 2020.Bahan yang digunakan dalam studi ini adalah domba sapudi betina dengan tiga (3) fase umur yakni, umur 3 -6 bulan dengan rerata bobot badan sebesar 13,36 kg;6 -12 bulan dengan rerata bobot badan 16,68 kg;dan >12 bulan dengan rerata bobot badan 19,58 kg. Masing -masing fase umurterdiri dari 10 ekor domba. Data disajikan dalam bentuk tabel yang dijabarkan secara deskriptif.Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobotbadan harian, nilai konversi pakan, dan income over feed costsebagai tolak ukur efisiensi pakan. Performa domba Sapudi dan efisiensi pakan terbaik dihasilkan padafase umur >12 bulan, yaitu PBBH sebesar 55,71 g/ekor/hari, dan rerata konversi pakan 10,42dengan menghasilkan IOFC sebesar Rp1.400.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125887140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.11
Reikha Rahmasari, Sumiati, D. Astuti, Rosa Tri Hertamawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substituti tepung ikan dengan tepung pupa ulat sutera terhadap biaya produksi dan keuntungan pada puyuh petelur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 4 ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor puyuh. Perlakuan pakan yang diberikan adalah R0: pakan mengandung 8% tepung ikan, tanpa tepung pupa ulat sutera (kontrol), R1: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 25% protein dari tepung ikan, R2: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 50% protein dari tepung ikan, dan R3: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 75% protein dari tepung ikan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung pupa ulat sutera berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan biaya pakan, pendapatan dan IOFC selama 8 minggu pemeliharaan. Level terbaik untuk menghasilkan pendapatan dan IOFC yang tertinggi adalah penambahan tepung pupa ulat sutera menggantikan 25% protein dari tepung ikan.
{"title":"Substitusi tepung ikan dengan tepung pupa ulat sutera terhadap biaya produksi dan pendapatan pada puyuh (Cortunix cortunix japonica)","authors":"Reikha Rahmasari, Sumiati, D. Astuti, Rosa Tri Hertamawati","doi":"10.25047/animpro.2021.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.11","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substituti tepung ikan dengan tepung pupa ulat sutera terhadap biaya produksi dan keuntungan pada puyuh petelur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 4 ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor puyuh. Perlakuan pakan yang diberikan adalah R0: pakan mengandung 8% tepung ikan, tanpa tepung pupa ulat sutera (kontrol), R1: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 25% protein dari tepung ikan, R2: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 50% protein dari tepung ikan, dan R3: pakan mengandung tepung pupa ulat sutera menggantikan 75% protein dari tepung ikan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung pupa ulat sutera berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan biaya pakan, pendapatan dan IOFC selama 8 minggu pemeliharaan. Level terbaik untuk menghasilkan pendapatan dan IOFC yang tertinggi adalah penambahan tepung pupa ulat sutera menggantikan 25% protein dari tepung ikan.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124271410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.25047/animpro.2021.14
M. Hambakodu
Padang penggembalaan perlu didata dan dikelola karena sebagai sumber pakan yang murah dan mudah diperoleh untuk dikonsumsi ternak. Tujuan penelitian untuk mengetahui produksi, komposisi botani dan kapasitas tampung di Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini telah dilaksanakan di padang penggembalaan alam Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dan pengukuran serta pengamatan langsung di lapangan. Pengukuran produksi hijauan menggunakan metode “Actual Weight Estimate” dengan menggunakan kuadran ukur 1 m x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk mendapatkan total produksi hijauan pakan, komposisi botani, dan kapasitas tampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang penggembalaan Kecamatan Haharu memiliki produksi bahan segar sebesar 2.109,512 kg/ha, produksi bahan kering sebesar 1.304,754 kg/ha, nilai Summed Dominance Ratio (SDR) rumput 98,74%, legum 1,08 %, dan gulma 0,17 %. Padang penggembalaan ini juga memiliki kapasisitas tampung sebesar 0,03 ST/ha/tahun. Kesimpulan, padang padang penggembalaan alam di Kecamatan Haharu didominasi oleh rumput alam dengan kapasitas tampung yang rendah pada musim kemarau.
{"title":"Produksi, komposisi botani dan kapasitas tampung padang penggembalaan alam Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur","authors":"M. Hambakodu","doi":"10.25047/animpro.2021.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/animpro.2021.14","url":null,"abstract":"Padang penggembalaan perlu didata dan dikelola karena sebagai sumber pakan yang murah dan mudah diperoleh untuk dikonsumsi ternak. Tujuan penelitian untuk mengetahui produksi, komposisi botani dan kapasitas tampung di Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini telah dilaksanakan di padang penggembalaan alam Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dan pengukuran serta pengamatan langsung di lapangan. Pengukuran produksi hijauan menggunakan metode “Actual Weight Estimate” dengan menggunakan kuadran ukur 1 m x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk mendapatkan total produksi hijauan pakan, komposisi botani, dan kapasitas tampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang penggembalaan Kecamatan Haharu memiliki produksi bahan segar sebesar 2.109,512 kg/ha, produksi bahan kering sebesar 1.304,754 kg/ha, nilai Summed Dominance Ratio (SDR) rumput 98,74%, legum 1,08 %, dan gulma 0,17 %. Padang penggembalaan ini juga memiliki kapasisitas tampung sebesar 0,03 ST/ha/tahun. Kesimpulan, padang padang penggembalaan alam di Kecamatan Haharu didominasi oleh rumput alam dengan kapasitas tampung yang rendah pada musim kemarau.","PeriodicalId":212524,"journal":{"name":"Sinergitas Antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan DUDI dalam Pengembangan Ternak Lokal yang Berkelanjutan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130639840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}