Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi integrasi sapi dan ayam sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak skala kecil. Kegiatan ini dilakukan dalam empat tahap yaitu tahap sosialisasi, penyiapan media pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi tingkat kepuasan dan minat peserta latih. Pada tahap sosialisasi dilakukan diskusi dengan peternak tentang manfaat penerapan teknologi sapi ayam dan pada akhir tahap ini dipilih 25 peserta yang terdiri dari peternak dan pemuda dari desa Ponaen, Oesena, dan Tesbatan di Kecamatan Amarasi untuk mengikuti pelatihan. Pada tahap penyiapan media pelatihan disiapkan jerami padi sebanyak kurang lebih 200 kg, hijauan lamtoro dan daun kapuk, bahan aditif seperti dedak padi, pollard, urea, dan EM4. Pada tahap pelatihan dilakukan kegiatan penyampaian materi pelatihan berupa teknologi amoniasi dan fermentasi jerami untuk pengolahan pakan, pembuatan silase, sistem integrasi sapi dan ayam, dan penanaman hijauan pakan ternak serta dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan hay dan silase. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa seluruh peserta merasa puas dan senang terhadap informasi yang disampaikan selama pelatihan dan berjanji akan menindaklanjuti teknologi yang dilatihkan serta merencanakan untuk mengadakan mesin pencacah hijauan Di samping itu, peserta sangat senang menerima bantuan bibit hijauan pakan ternak berupa bibit lamtoro, Clitoria ternatea dan turi. Kata kunci : Integrasi, Sapi, Ayam, Feses, Larva, Amoniasi, silasetara
{"title":"SISTEM INTEGRASI SAPI DAN AYAM DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN EKONOMI PETERNAK DI DESA PONAEN KABUPATEN KUPANG","authors":"T. T. Nikolaus","doi":"10.35726/jpmp.v4i1.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v4i1.264","url":null,"abstract":"Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi integrasi sapi dan ayam sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak skala kecil. Kegiatan ini dilakukan dalam empat tahap yaitu tahap sosialisasi, penyiapan media pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi tingkat kepuasan dan minat peserta latih. Pada tahap sosialisasi dilakukan diskusi dengan peternak tentang manfaat penerapan teknologi sapi ayam dan pada akhir tahap ini dipilih 25 peserta yang terdiri dari peternak dan pemuda dari desa Ponaen, Oesena, dan Tesbatan di Kecamatan Amarasi untuk mengikuti pelatihan. Pada tahap penyiapan media pelatihan disiapkan jerami padi sebanyak kurang lebih 200 kg, hijauan lamtoro dan daun kapuk, bahan aditif seperti dedak padi, pollard, urea, dan EM4. Pada tahap pelatihan dilakukan kegiatan penyampaian materi pelatihan berupa teknologi amoniasi dan fermentasi jerami untuk pengolahan pakan, pembuatan silase, sistem integrasi sapi dan ayam, dan penanaman hijauan pakan ternak serta dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan hay dan silase. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa seluruh peserta merasa puas dan senang terhadap informasi yang disampaikan selama pelatihan dan berjanji akan menindaklanjuti teknologi yang dilatihkan serta merencanakan untuk mengadakan mesin pencacah hijauan Di samping itu, peserta sangat senang menerima bantuan bibit hijauan pakan ternak berupa bibit lamtoro, Clitoria ternatea dan turi. Kata kunci : Integrasi, Sapi, Ayam, Feses, Larva, Amoniasi, silasetara","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132670255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Jelantik, Y. H. Manggol, G. Malelak, I. Benu, Johanis Jeremias, Cardial L.O. Leo-Penu
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan di Desa Oefafi Kabupaten Kupang dengan melibatkan kelompok peternak dengan tujuan utama meningkatkan keterampilan peternak dalam menerapkan teknologi suplementasi pada pedet dan induk sapi menggunakan pakan suplemen berbahan baku lokal yang telah diolah sebelumnya. Dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan peternak melalui peningkatan produktivitas ternak karena menurunnya angka kematian pedet serta peningkatan laju pertumbuhan pedet. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan selama 8 bulan di Desa Oefafi Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang dengan melibatkan 12 peternak dengan 230 ekor ternak sapi masing-masing 115 ekor pedet dan 115 ekor induk sapi. Tahapan-tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi dan pembentukan kelompok, penyiapan dan pembuatan gudang penyimpanan pakan dan kandang pedet dan induk, pengadaan dan pengolahan bahan baku pakan suplemen, pelatihan dan pendampingan, pemberian pakan suplemen kepada ternak serta monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan ini telah mampu meningkatkan keterampilan peternak dalam menyiapkan dan meramu pakan suplemen dari bahan-bahan lokal serta memberikannya kepada pedet. Kegiatan ini telah memberikan bukti nyata kepada peternak tentang teknik perkandangan dan pemeliharaan sapi secara lebih intensif sehingga dapat menjadi acuan bagi peternak untuk memperbaiki sistem pemeliharaan ekstensif dengan penyediaan kandang dan pemberian pakan suplemen pada induk dan pedet sapi Bali. Seluruh peternak yakin dan percaya bahwa suplementasi pada pedet mampu meningkatkan produktivitas ternak sapi karena akan menurunkan angka kematian dan meningkatkan laju pertumbuhan pedet. Sebanyak 83% di antaranya yakin mampu menerapkan teknologi ini pada tahun-tahun mendatang.
{"title":"Penerapan Teknologi suplementasi untuk menekan angka kematian pedet dan meningkatkan produktivitas Sapi Bali di Desa Oefafi Kabupaten Kupang","authors":"I. Jelantik, Y. H. Manggol, G. Malelak, I. Benu, Johanis Jeremias, Cardial L.O. Leo-Penu","doi":"10.35726/jpmp.v4i1.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v4i1.257","url":null,"abstract":"Kegiatan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan di Desa Oefafi Kabupaten Kupang dengan melibatkan kelompok peternak dengan tujuan utama meningkatkan keterampilan peternak dalam menerapkan teknologi suplementasi pada pedet dan induk sapi menggunakan pakan suplemen berbahan baku lokal yang telah diolah sebelumnya. Dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan peternak melalui peningkatan produktivitas ternak karena menurunnya angka kematian pedet serta peningkatan laju pertumbuhan pedet. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan selama 8 bulan di Desa Oefafi Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang dengan melibatkan 12 peternak dengan 230 ekor ternak sapi masing-masing 115 ekor pedet dan 115 ekor induk sapi. Tahapan-tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi dan pembentukan kelompok, penyiapan dan pembuatan gudang penyimpanan pakan dan kandang pedet dan induk, pengadaan dan pengolahan bahan baku pakan suplemen, pelatihan dan pendampingan, pemberian pakan suplemen kepada ternak serta monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan ini telah mampu meningkatkan keterampilan peternak dalam menyiapkan dan meramu pakan suplemen dari bahan-bahan lokal serta memberikannya kepada pedet. Kegiatan ini telah memberikan bukti nyata kepada peternak tentang teknik perkandangan dan pemeliharaan sapi secara lebih intensif sehingga dapat menjadi acuan bagi peternak untuk memperbaiki sistem pemeliharaan ekstensif dengan penyediaan kandang dan pemberian pakan suplemen pada induk dan pedet sapi Bali. Seluruh peternak yakin dan percaya bahwa suplementasi pada pedet mampu meningkatkan produktivitas ternak sapi karena akan menurunkan angka kematian dan meningkatkan laju pertumbuhan pedet. Sebanyak 83% di antaranya yakin mampu menerapkan teknologi ini pada tahun-tahun mendatang.","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133300548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Jelantik, T. Dato, Yoakhim Manggol, Cardial Leverson Octovianus Leo Penu
Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu kabupaten yang tergolong daerah lahan kering beriklim kering yang memeiliki potensi sebagai sentra produksi sapi karena memiliki padang gembala yang memadai. Lahan kering tersebut sulit dioptimalkan untuk produksi tanaman pertanian seperti tanaman pangan namun sangat dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman pakan yang mampu mendukung populasi ternak sapi dalam jumlah besar. Sebagai contoh ekstrim, jika luasan lahan tersebut dikonversi menjadi lahan hijauan lamtoro dengan kapasitas tampung mencapai 10 ekor sapi dewasa setiap hektarnya maka jumlah sapi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sabu Raijua dapat mencapai 100-300 ribu ekor. Hal ini juga menggambarkan betapa terbukanya peluang pengembangan ternak sapi di kabupaten ini. Program pendirian dan pengembangan kawasan peternakan sapi ( ranch ) terpadu (KPST) merupakan sebuah program terobosan Pemda Kabupaten Sabu Raijua dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak dan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani-peternak. Program yang merupakan kerjasama antara Pemda Kabupaten Sabu Raijua dengan Universitas Nusa Cendana ini diharapkan akan menjadi pusat percontohan pengelolaan ternak sapi berbasis padang penggembalaan (ranch) yang terintegrasi dengan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan ( integrated farming system ) untuk mengoptimalkan potensi lahan kering di Kabupaten Sabu Raijua.Keberadaan pusat percontohan peternakan sapi (ranch) terpadu nantinya juga diharapkan mampu menyediakan jalan pintas pemecahan berbagai permasalahan pengembangan pertanian lahan kering di Kabupaten Sabu Raijua dan berperan sebesar-besarnya bagi kejahteraan masyarakat dengan menyediakan model ( contoh ) pengembangan pertanian lahan kering terpadu. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi (Ranch) terpadu di Desa Raekore telah resmi mulai dilaksanakan sejak diterbitkannya surat perjanjian kerjasama No. 524/03/SPKS/DPPPK-SR/III/2014 tanggal 22 Maret 2014. Atas dasar surat perjanjian kerjasama tersebut, Fakultas Peternakan-Universitas Nusa Cendana dalam hal ini Tim Pengelola Kegiatan telah melaksanakan berbagai kegiatan lapangan dalam rangka mewujud-nyatakan percontohan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi terpadu (ranch) di Desa Raekore, beberapa luaran telah dapat dicapai tidak terlepas dari berbagai kendala yang ditemui. Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu kabupaten yang tergolong daerah lahan kering beriklim kering yang memeiliki potensi sebagai sentra produksi sapi karena memiliki padang gembala yang memadai. Lahan kering tersebut sulit dioptimalkan untuk produksi tanaman pertanian seperti tanaman pangan namun sangat dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman pakan yang mampu mendukung populasi ternak sapi dalam jumlah besar. Sebagai contoh ekstrim, jika luasan lahan tersebut dikonversi menjadi lahan hijauan lamtoro dengan kapasitas tampung mencapai 10 ekor sapi dewasa setiap hektarnya
{"title":"MODEL KAWASAN PETERNAKAN (RANCH) SAPI TERPADU DI KABUPATEN SABU RAIJUA","authors":"I. Jelantik, T. Dato, Yoakhim Manggol, Cardial Leverson Octovianus Leo Penu","doi":"10.35726/jpmp.v3i2.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v3i2.279","url":null,"abstract":"Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu kabupaten yang tergolong daerah lahan kering beriklim kering yang memeiliki potensi sebagai sentra produksi sapi karena memiliki padang gembala yang memadai. Lahan kering tersebut sulit dioptimalkan untuk produksi tanaman pertanian seperti tanaman pangan namun sangat dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman pakan yang mampu mendukung populasi ternak sapi dalam jumlah besar. Sebagai contoh ekstrim, jika luasan lahan tersebut dikonversi menjadi lahan hijauan lamtoro dengan kapasitas tampung mencapai 10 ekor sapi dewasa setiap hektarnya maka jumlah sapi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sabu Raijua dapat mencapai 100-300 ribu ekor. Hal ini juga menggambarkan betapa terbukanya peluang pengembangan ternak sapi di kabupaten ini. Program pendirian dan pengembangan kawasan peternakan sapi ( ranch ) terpadu (KPST) merupakan sebuah program terobosan Pemda Kabupaten Sabu Raijua dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak dan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani-peternak. Program yang merupakan kerjasama antara Pemda Kabupaten Sabu Raijua dengan Universitas Nusa Cendana ini diharapkan akan menjadi pusat percontohan pengelolaan ternak sapi berbasis padang penggembalaan (ranch) yang terintegrasi dengan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan ( integrated farming system ) untuk mengoptimalkan potensi lahan kering di Kabupaten Sabu Raijua.Keberadaan pusat percontohan peternakan sapi (ranch) terpadu nantinya juga diharapkan mampu menyediakan jalan pintas pemecahan berbagai permasalahan pengembangan pertanian lahan kering di Kabupaten Sabu Raijua dan berperan sebesar-besarnya bagi kejahteraan masyarakat dengan menyediakan model ( contoh ) pengembangan pertanian lahan kering terpadu. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi (Ranch) terpadu di Desa Raekore telah resmi mulai dilaksanakan sejak diterbitkannya surat perjanjian kerjasama No. 524/03/SPKS/DPPPK-SR/III/2014 tanggal 22 Maret 2014. Atas dasar surat perjanjian kerjasama tersebut, Fakultas Peternakan-Universitas Nusa Cendana dalam hal ini Tim Pengelola Kegiatan telah melaksanakan berbagai kegiatan lapangan dalam rangka mewujud-nyatakan percontohan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi terpadu (ranch) di Desa Raekore, beberapa luaran telah dapat dicapai tidak terlepas dari berbagai kendala yang ditemui. Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu kabupaten yang tergolong daerah lahan kering beriklim kering yang memeiliki potensi sebagai sentra produksi sapi karena memiliki padang gembala yang memadai. Lahan kering tersebut sulit dioptimalkan untuk produksi tanaman pertanian seperti tanaman pangan namun sangat dimungkinkan untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman pakan yang mampu mendukung populasi ternak sapi dalam jumlah besar. Sebagai contoh ekstrim, jika luasan lahan tersebut dikonversi menjadi lahan hijauan lamtoro dengan kapasitas tampung mencapai 10 ekor sapi dewasa setiap hektarnya","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130383240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Lemna sp, merupakan jenis gulma air, yang ditemukan di danau, waduk, maupun sawah. Tanaman ini cukup potensial untuk sebagai bahan pakan ternak babi. Kualitas kimianya cukup tinggi dan terbukti dapat mendukung pertumbuhan ternak. Informasi ini masih sangat terbatas terutama di kalangan petani-peternak pedesaan. Karena itu, diperlukan upaya memperkenalkan teknis aplikasinya, sehingga memepercepat proses pengembangannya. Upaya ini menjadi penting mengingat bahwa masalah pakan selalu menjadi kendala dalam pemeliharaan ternak babi. Di samping itu, kenyataan menunjukkan bahwa, pola pemeliharaan ternak babi yang dilakukan peternak, khususnya di Kabupaten Kupang, umumnya bersifat parsial, yaitu fokus pada ternaknya saja, sedangkan pengintegrasian dengan komoditi lainnya masih terbatas. Kondisi ini membutuhkan upaya pengintegrasian antara berbagai komoditi potensial yang berorentasi pada optimalisasi manfaat, baik ekonomis, biologis, maupun ekologis. Pengintegrasian ini juga, berperan untuk saling mendukung secara berkelanjutan, antar komoditi. Situasi di atas, diakui oleh peternak mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini. Karena itu, program ini, secara teknis berperan untuk menguatkan keberlanjutan usahanya, dengan pendekatan terpadu berbasis tanaman Lemna sp dan ternak babi. Penguatan dimaksud mencakup: keterampilan teknis mitra tentang budidaya tanaman Lemna sp dan pemanfaatannya untuk pakan babi, serta pemanfaatan limbah ternak babi untuk pupuk bagi tanaman hortikultura. Dengan demikian, ada variasi produk ekonomis yang dihasilkan serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya Secara langsung, upaya ini, membantu para peternak babi dalam meningkatkan efisiensi produksi babinya dengan menciptakan peran saling mendukung, bahwa tanaman Lemna sp sebagai pakan ternak babi, dan kotoran babi untuk memupuk Lemna sp . dan tanaman hortikultura, yang berdampak pada peningkatan nilai efisiensi produksi . Kata Kunci : Pertanian terpadu, Tanaman Lemna sp , dan ternak babi
{"title":"PENERAPAN MODEL PERTANIAN TERPADU BERBASIS TANAMAN Lemna sp DAN TERNAK BABI","authors":"Donatus Kantur, Antonius Jehemat","doi":"10.35726/jpmp.v3i2.266","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v3i2.266","url":null,"abstract":"Tanaman Lemna sp, merupakan jenis gulma air, yang ditemukan di danau, waduk, maupun sawah. Tanaman ini cukup potensial untuk sebagai bahan pakan ternak babi. Kualitas kimianya cukup tinggi dan terbukti dapat mendukung pertumbuhan ternak. Informasi ini masih sangat terbatas terutama di kalangan petani-peternak pedesaan. Karena itu, diperlukan upaya memperkenalkan teknis aplikasinya, sehingga memepercepat proses pengembangannya. Upaya ini menjadi penting mengingat bahwa masalah pakan selalu menjadi kendala dalam pemeliharaan ternak babi. Di samping itu, kenyataan menunjukkan bahwa, pola pemeliharaan ternak babi yang dilakukan peternak, khususnya di Kabupaten Kupang, umumnya bersifat parsial, yaitu fokus pada ternaknya saja, sedangkan pengintegrasian dengan komoditi lainnya masih terbatas. Kondisi ini membutuhkan upaya pengintegrasian antara berbagai komoditi potensial yang berorentasi pada optimalisasi manfaat, baik ekonomis, biologis, maupun ekologis. Pengintegrasian ini juga, berperan untuk saling mendukung secara berkelanjutan, antar komoditi. Situasi di atas, diakui oleh peternak mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini. Karena itu, program ini, secara teknis berperan untuk menguatkan keberlanjutan usahanya, dengan pendekatan terpadu berbasis tanaman Lemna sp dan ternak babi. Penguatan dimaksud mencakup: keterampilan teknis mitra tentang budidaya tanaman Lemna sp dan pemanfaatannya untuk pakan babi, serta pemanfaatan limbah ternak babi untuk pupuk bagi tanaman hortikultura. Dengan demikian, ada variasi produk ekonomis yang dihasilkan serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya Secara langsung, upaya ini, membantu para peternak babi dalam meningkatkan efisiensi produksi babinya dengan menciptakan peran saling mendukung, bahwa tanaman Lemna sp sebagai pakan ternak babi, dan kotoran babi untuk memupuk Lemna sp . dan tanaman hortikultura, yang berdampak pada peningkatan nilai efisiensi produksi . Kata Kunci : Pertanian terpadu, Tanaman Lemna sp , dan ternak babi","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127171491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Program Kemitraan Masyarakat kelompok ternak sapi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra kelompok ternak di desa Penfui Timur tentang pemanfaatan teknologi peternakan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dan menciptakan kemandirian ekonomi mitra. Kekurangan pakan berkualitas pada musim kemarau, terbatasnya lahan penggembalaan, tingkat kesakitan dan kematian ternak pada musim hujan yang cukup tinggi, terbatasnya akses layanan kesehatan ternak dan kurangnya pengetahuan peternak dalam pengolahan pakan dan limbah peternakan, merupakan masalah yang dihadapi mitra. Limbah peternakan berupa kotoran ternak hanya dibiarkan teronggok diluar kandang tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan teknologi pengolahan jerami dengan amoniasi dan fermentasi serta pembuatan bokashi dengan memanfaatkan limbah peternakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi serta pendampingan pada kelompok mitra. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu dan terampil membuat pakan jerami secara amoniasi dan fermentasi serta memproduksi bokashi. Amoniasi dan fermentasi jerami yang dihasilkan berkualitas baik yang ditunjukkan dengan warna coklat, tekstur lebih lunak disertai aroma seperti tape. Olahan jerami ini memiliki palatabilitas yang baik ditunjukkan dengan cepatnya respon ternak untuk konsumsi pada saat diberikan oleh peternak. Pupuk bokashi yang dihasilkan dari tahap pelatihan laris terjual sehingga mitra memproduksi lagi setiap minggu. Beberapa anggota kelompok mitra langsung mengaplikasikan pupuk bokashi pada tanaman dan kebun sayur mereka. Kesimpulan: teknologi pengolahan jerami dan pembuatan pupuk bokashi telah diterima dengan baik oleh mitra dan diterapkan sebagai solusi keterbatasan hijauan pada musim kemarau serta meningkatkan ekonomi peternak. Â Â Â Â Kata kunci: bokashi, silase, amoniasi jerami, kemandirian ekonomi
{"title":"PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK SAPI POTONG DI DESA PENFUI TIMUR, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG","authors":"M. M. Laut","doi":"10.35726/JPMP.V3I1.229","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/JPMP.V3I1.229","url":null,"abstract":"Program Kemitraan Masyarakat kelompok ternak sapi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra kelompok ternak di desa Penfui Timur tentang pemanfaatan teknologi peternakan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dan menciptakan kemandirian ekonomi mitra. Kekurangan pakan berkualitas pada musim kemarau, terbatasnya lahan penggembalaan, tingkat kesakitan dan kematian ternak pada musim hujan yang cukup tinggi, terbatasnya akses layanan kesehatan ternak dan kurangnya pengetahuan peternak dalam pengolahan pakan dan limbah peternakan, merupakan masalah yang dihadapi mitra. Limbah peternakan berupa kotoran ternak hanya dibiarkan teronggok diluar kandang tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan teknologi pengolahan jerami dengan amoniasi dan fermentasi serta pembuatan bokashi dengan memanfaatkan limbah peternakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi serta pendampingan pada kelompok mitra. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu dan terampil membuat pakan jerami secara amoniasi dan fermentasi serta memproduksi bokashi. Amoniasi dan fermentasi jerami yang dihasilkan berkualitas baik yang ditunjukkan dengan warna coklat, tekstur lebih lunak disertai aroma seperti tape. Olahan jerami ini memiliki palatabilitas yang baik ditunjukkan dengan cepatnya respon ternak untuk konsumsi pada saat diberikan oleh peternak. Pupuk bokashi yang dihasilkan dari tahap pelatihan laris terjual sehingga mitra memproduksi lagi setiap minggu. Beberapa anggota kelompok mitra langsung mengaplikasikan pupuk bokashi pada tanaman dan kebun sayur mereka. Kesimpulan: teknologi pengolahan jerami dan pembuatan pupuk bokashi telah diterima dengan baik oleh mitra dan diterapkan sebagai solusi keterbatasan hijauan pada musim kemarau serta meningkatkan ekonomi peternak. Â Â Â Â Kata kunci: bokashi, silase, amoniasi jerami, kemandirian ekonomi","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"225 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122991348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cardial L.O. Leo-Penu, Thomas Lapenangga, J. A. Jermias, T. A. Y. Foenay
Fokus kegiatan pengabdian yang dilakukan kali ini adalah mendukung usaha pemeliharaan ternak babi masyarakat. Usaha masyarakat sebelummnya dikeluhkan oleh peternak bahwa keterbatasan modal menjadi persoalan besar peternak untuk meningkatkan skala usahanya. Bahkan ketersediaan pakan dan bibit berkualitas yang rendah adalah faktor penghambat dalam permodalan usaha yang ada. Selaras dengan permasalah ini, program studi Teknologi Pakan Ternak melalui Tim kerja berinisiasi untuk membantu peternak mitra dengan membangun system kerjasama kemitraan yang dapat membantu peternak dalam hal penyediaan pakan komplit berkualitas yang diproduksi dengan bahan baku lokal. Proses produksi pakan komplit ini dilakukan di Pabrik Pakan Mini, Politani Kupang. Metode implementasi yang dilakukan dalam kegiatan PKM ini adalah hands on training dan intensive supervision . Dalam pelaksanaannya Tim bersinergi dengan Prodi Produksi Ternak dan Kesehahatan Hewan untuk lebih holistik dalam upaya penyelesaian masalah. Kelompok peternak langsung dibimbing dalam menjalankan usahanya oleh tim pendamping dengan mengikuti semua prosedur pemeliharaan termasuk pemberian pakan dan juga menjaga kesehatannya. Kerjasama yang dilakukan dengan kelompok tani yang ada dilakukan dalam kerangka kemitraan proporsionl (Pro-Mitra). Kata Kunci: Pakan komplit, pakan lokal, kemitraan proporsional
{"title":"PRODUKSI DAN APLIKASI PAKAN KOMPLIT DALAM PROGRAM KEMITRAAN PROPORSIONAL (PRO-MITRA) PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK BABI DI DESA TUATUKA, KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG","authors":"Cardial L.O. Leo-Penu, Thomas Lapenangga, J. A. Jermias, T. A. Y. Foenay","doi":"10.35726/jpmp.v3i1.250","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v3i1.250","url":null,"abstract":"Fokus kegiatan pengabdian yang dilakukan kali ini adalah mendukung usaha pemeliharaan ternak babi masyarakat. Usaha masyarakat sebelummnya dikeluhkan oleh peternak bahwa keterbatasan modal menjadi persoalan besar peternak untuk meningkatkan skala usahanya. Bahkan ketersediaan pakan dan bibit berkualitas yang rendah adalah faktor penghambat dalam permodalan usaha yang ada. Selaras dengan permasalah ini, program studi Teknologi Pakan Ternak melalui Tim kerja berinisiasi untuk membantu peternak mitra dengan membangun system kerjasama kemitraan yang dapat membantu peternak dalam hal penyediaan pakan komplit berkualitas yang diproduksi dengan bahan baku lokal. Proses produksi pakan komplit ini dilakukan di Pabrik Pakan Mini, Politani Kupang. Metode implementasi yang dilakukan dalam kegiatan PKM ini adalah hands on training dan intensive supervision . Dalam pelaksanaannya Tim bersinergi dengan Prodi Produksi Ternak dan Kesehahatan Hewan untuk lebih holistik dalam upaya penyelesaian masalah. Kelompok peternak langsung dibimbing dalam menjalankan usahanya oleh tim pendamping dengan mengikuti semua prosedur pemeliharaan termasuk pemberian pakan dan juga menjaga kesehatannya. Kerjasama yang dilakukan dengan kelompok tani yang ada dilakukan dalam kerangka kemitraan proporsionl (Pro-Mitra). Kata Kunci: Pakan komplit, pakan lokal, kemitraan proporsional","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133108089","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. D. Randu, M. A. Supit, Arnold Christian Tabun, Catootjie L. Nalle, Petrus Malo Bulu
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota mitra kelompok tani tentang model kemitraan proporsional dan manajemen penggemukan ternak babi. Kelompok tani Syalom ditetapkan sebagai mitra dengan mempertimbangkan bahwa usaha penggemukan ternak babi merupakan rutinitas yang dijalankan anggota kelompok tani, namun selama ini menemui masalah akibat penggunaan bibit dalam jumlah dan kualitas yang rendah, dominasi pakan yang menggunakan limbah rumah tangga, modal yang terbatas, serta jadwal pemasaran yang tidak menentu. Kondisi tersebut pada akhirnya mempengaruhi keberlanjutan usaha ternak babi dan kurang memberikan kontribusi terhadap pendapatan anggota mitra. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan, diskusi, demonstrasi plot, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan dilakukan melalui diseminasi informasi model kemitraan proporsional, tata laksana penggemukan, dan sistem pemasaran ternak babi. Hasil yang dicapai dari kegiatan adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan anggota mitra dalam menerapkan model kemitraan proporsional serta manajemen penggemukan ternak babi. Luaran yang dihasilkan, antara lain: bibit babi penggemukan sebanyak 8 ekor, dokumen Memorandum of Understanding (MOU) kemitraan selama 3 tahun pelaksanaan, dan ternak babi penggemukan layak jual pada masa pemeliharaan 5 bulan serta bobot akhir 85 – 100 kg/ekor. Kemitraan proporsional yang diterapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan aktivitas usaha penggemukan ternak babi dan pendapatan anggota mitra kelompok tani Syalom.
{"title":"PENERAPAN MODEL KEMITRAAN PROPORSIONAL DALAM MENDUKUNG PKM PENGGEMUKAN TERNAK BABI DI KELOMPOK TANI SYALOM, KABUPATEN KUPANG","authors":"M. D. Randu, M. A. Supit, Arnold Christian Tabun, Catootjie L. Nalle, Petrus Malo Bulu","doi":"10.35726/jpmp.v3i1.254","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v3i1.254","url":null,"abstract":"Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota mitra kelompok tani tentang model kemitraan proporsional dan manajemen penggemukan ternak babi. Kelompok tani Syalom ditetapkan sebagai mitra dengan mempertimbangkan bahwa usaha penggemukan ternak babi merupakan rutinitas yang dijalankan anggota kelompok tani, namun selama ini menemui masalah akibat penggunaan bibit dalam jumlah dan kualitas yang rendah, dominasi pakan yang menggunakan limbah rumah tangga, modal yang terbatas, serta jadwal pemasaran yang tidak menentu. Kondisi tersebut pada akhirnya mempengaruhi keberlanjutan usaha ternak babi dan kurang memberikan kontribusi terhadap pendapatan anggota mitra. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan, diskusi, demonstrasi plot, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan dilakukan melalui diseminasi informasi model kemitraan proporsional, tata laksana penggemukan, dan sistem pemasaran ternak babi. Hasil yang dicapai dari kegiatan adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan anggota mitra dalam menerapkan model kemitraan proporsional serta manajemen penggemukan ternak babi. Luaran yang dihasilkan, antara lain: bibit babi penggemukan sebanyak 8 ekor, dokumen Memorandum of Understanding (MOU) kemitraan selama 3 tahun pelaksanaan, dan ternak babi penggemukan layak jual pada masa pemeliharaan 5 bulan serta bobot akhir 85 – 100 kg/ekor. Kemitraan proporsional yang diterapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan aktivitas usaha penggemukan ternak babi dan pendapatan anggota mitra kelompok tani Syalom.","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"59 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123389855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Identifikasi dan recording merupakan salah satu aspek yang penting namun sering dianggap sepele oleh peternak. Sebagian besar peternak di Indonesia belum paham akan pentingnya identifikasi dan recording pada ternak. Adanya identifikasi dan recording membantu peternak dalam mengelola ternak mereka dan memudahkan dalam proses manajemen pemeliharaan dan membantu dalam meningkatkan produktivitas terak. Peternakan sapi perah milik Biara Novisiat Claretian Benlutu merupakan satu – satunya peternakan sapi perah di pulau Timor. Manajemen pemeliharaan di peternakan tersebut masih sangat sederhana. Peternakan tersebut belum menerapkan sistem identifikasi dan recording pada ternak. Pengelolaan hanya berdasarkan ingatan anak kandang yang bertugas. Pencatatan dilakukan sebatas pada pencatatan produksi susu saja. Pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan identifikasi dan recording pada peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu. Identifikasi dilakukan dengan pemasangan kalung identifikasi dan recording dilakukan dengan pemasangan papan recording dan kartu ternak. Diharapkan dengan pengabdian ini dapat memudahkan pengelolaan ternak di peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu dan dapat membantu meningkatkan produktivitas ternak.
{"title":"IDENTIFIKASI DAN RECORDING SAPI PERAH DI PETERNAKAN BIARA NOVISIAT CLARETIAN BENLUTU, TIMOR TENGAH SELATAN","authors":"T. I. Purwantiningsih, K. W. Kia","doi":"10.35726/jpmp.v3i1.251","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/jpmp.v3i1.251","url":null,"abstract":"Identifikasi dan recording merupakan salah satu aspek yang penting namun sering dianggap sepele oleh peternak. Sebagian besar peternak di Indonesia belum paham akan pentingnya identifikasi dan recording pada ternak. Adanya identifikasi dan recording membantu peternak dalam mengelola ternak mereka dan memudahkan dalam proses manajemen pemeliharaan dan membantu dalam meningkatkan produktivitas terak. Peternakan sapi perah milik Biara Novisiat Claretian Benlutu merupakan satu – satunya peternakan sapi perah di pulau Timor. Manajemen pemeliharaan di peternakan tersebut masih sangat sederhana. Peternakan tersebut belum menerapkan sistem identifikasi dan recording pada ternak. Pengelolaan hanya berdasarkan ingatan anak kandang yang bertugas. Pencatatan dilakukan sebatas pada pencatatan produksi susu saja. Pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan identifikasi dan recording pada peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu. Identifikasi dilakukan dengan pemasangan kalung identifikasi dan recording dilakukan dengan pemasangan papan recording dan kartu ternak. Diharapkan dengan pengabdian ini dapat memudahkan pengelolaan ternak di peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu dan dapat membantu meningkatkan produktivitas ternak.","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126728661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan pengabdian ini adalah 1) untuk memperkenalkan teknik pengolahan dendeng ikan gula nira lontar pada pedagang ikan di Kota Kupang sebagai alternatif pemanfaatan ikan dimana dendeng ikan menggunakan gula lontar (gula khas Nusa Tengara Timur) dapat meningkatkan lama simpan dari ikan; 2) untuk melatih pedagang untuk terampil mengolah dendeng ikan berbahan dasar nira lontar; 3) untuk memperkenalkan dan melatih pengunaan kemasan dendeng ikan gula lontar yang baik dan meningkatkan minat pembeli; 4) untuk peningkatan pemahaman pedagang ikan tentang nilai gizi ikan dan peningkatan pemahaman tentang bahaya penggunaan formalin pada kesehatan manusia; dan 5) untuk melatih pedagang dalam menghitung kerugian dan keuntungan yang diperoleh dalam usaha pengolahan dendeng ikan. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu berupa pendidikan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring, serta evaluasi. Pelaksanaan pengabdian dilaksanakan menurut rencana kegiatan pengabdian berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pedagang ikan Jamila Ende dan Bapak Ahmad Tuarangga yang menjual ikan di Pasar Ikan Pasir Panjang, Kelapa Lima, Fokus utama pelaksanaan pengabdian dalam penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring, serta evaluasi. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk kedua Mitra yang dilaksanakan Bulan Mei 2018 bertempat di rumah salah satu peserta kegiatan di Keluarahan Manulai II, Kota Kupang, NTT. Pelatihan juga dilakukan pada ibu rumah tangga yang juga melakukan pengolahan ikan setiap harinya sehingga diharapkan penerapan pembuatan atau pengolahan dendeng ikan juga dilakukan ibu rumah tangga. Teknik pengolahan dan penanganan ikan melalui teknik pengawetan ikan dengan menggunakan bahan alami yaitu gula lontar yang dengan mudah ditemukan oleh pedagang menjadi dendeng ikan sehingga mudah diaplikasikan. Selain itu gula lontar juga merupakan produk khas NTT yang diproduksi dalam jumlah banyak di beberapa wilayah di NTT. Pelaksanaan penyuluhan tentang bahaya formalin dilakukan karena cukup banyak praktik pencampuran formalin pada ikan oleh pedagang ikan yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan pendampingan yang konsisten dijalankan selama kegiatan PKM untuk menjamin keberlanjutan program.
{"title":"TEKNIK PENGOLAHAN DENDENG IKAN GULA NIRA LONTAR PADA PEDAGANG IKAN DI KOTA KUPANG, NTT","authors":"A. Detha","doi":"10.35726/JPMP.V3I1.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.35726/JPMP.V3I1.227","url":null,"abstract":"Tujuan pengabdian ini adalah 1) untuk memperkenalkan teknik pengolahan dendeng ikan gula nira lontar pada pedagang ikan di Kota Kupang sebagai alternatif pemanfaatan ikan dimana dendeng ikan menggunakan gula lontar (gula khas Nusa Tengara Timur) dapat meningkatkan lama simpan dari ikan; 2) untuk melatih pedagang untuk terampil mengolah dendeng ikan berbahan dasar nira lontar; 3) untuk memperkenalkan dan melatih pengunaan kemasan dendeng ikan gula lontar yang baik dan meningkatkan minat pembeli; 4) untuk peningkatan pemahaman pedagang ikan tentang nilai gizi ikan dan peningkatan pemahaman tentang bahaya penggunaan formalin pada kesehatan manusia; dan 5) untuk melatih pedagang dalam menghitung kerugian dan keuntungan yang diperoleh dalam usaha pengolahan dendeng ikan. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu berupa pendidikan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring, serta evaluasi. Pelaksanaan pengabdian dilaksanakan menurut rencana kegiatan pengabdian berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pedagang ikan Jamila Ende dan Bapak Ahmad Tuarangga yang menjual ikan di Pasar Ikan Pasir Panjang, Kelapa Lima, Fokus utama pelaksanaan pengabdian dalam penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring, serta evaluasi. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk kedua Mitra yang dilaksanakan Bulan Mei 2018 bertempat di rumah salah satu peserta kegiatan di Keluarahan Manulai II, Kota Kupang, NTT. Pelatihan juga dilakukan pada ibu rumah tangga yang juga melakukan pengolahan ikan setiap harinya sehingga diharapkan penerapan pembuatan atau pengolahan dendeng ikan juga dilakukan ibu rumah tangga. Teknik pengolahan dan penanganan ikan melalui teknik pengawetan ikan dengan menggunakan bahan alami yaitu gula lontar yang dengan mudah ditemukan oleh pedagang menjadi dendeng ikan sehingga mudah diaplikasikan. Selain itu gula lontar juga merupakan produk khas NTT yang diproduksi dalam jumlah banyak di beberapa wilayah di NTT. Pelaksanaan penyuluhan tentang bahaya formalin dilakukan karena cukup banyak praktik pencampuran formalin pada ikan oleh pedagang ikan yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan pendampingan yang konsisten dijalankan selama kegiatan PKM untuk menjamin keberlanjutan program.","PeriodicalId":214036,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126302551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}