Pub Date : 2019-10-21DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i2.461
Putri Suristyawati, Sang Ayu Made Yuliari, Ida Bagus Putra Suta
Seorang ibu pada masa kehamilan akan mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologi seperti kecemasan. Upaya tradisional komplementer yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan pada ibu hamil yaitu dengan meditasi. Meditasi yaitu metode memusatkan pikiran yang dapa membantu ibu berpikir positif dan memberikan rasa tenang dan bahagia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui meditasi, tata laksana meditasi dan implikasi meditasi kepada ibu hamil. Jenis penelitian ini kualitatif menggunakan metode snow ball sampling dengan sasaran ibu hamil yang dilakukan pada tempat pelatihan-pelatihan yoga di Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ayurweda menggunakan tiga teori yaitu teori yoga, teori fenomenologi dan teori fungsionalisme struktural. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa meditasi dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil karena meditasi merupakan salah satu metode untuk memusatkan pikiran, tata laksana dalam meditasi yaitu : menyiapakan alat-alat, doa pembuka, melakukan yoga asanas, memulai meditasi dengan melakukan sikap tubuh meditasi, memfokuskan pada pernapasan pada saat meditasi, memberikan afirmasi positif selama 10-15 menit, megakhiri meditasi degan menarik napas panjang tiga kali kembali kekesadaran diri, gerakan jari tangan dan jari kaki, buka kedua mata perlahan lalu gosokan kedua tangan lalu usapkan dengan lembut pada wajah sampai seluruh tubuh, doa penutup. Implikasi yang ditimbulkan setelah melakukan meditasi ibu hamil yaitu: ibu hamil merasakan rasa tenang, nyaman dan mampu berpikir positif pada masa kehamilan
{"title":"MEDITASI UNTUK MENGATASI KECEMASAN PADA IBU HAMIL","authors":"Putri Suristyawati, Sang Ayu Made Yuliari, Ida Bagus Putra Suta","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i2.461","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.461","url":null,"abstract":"Seorang ibu pada masa kehamilan akan mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologi seperti kecemasan. Upaya tradisional komplementer yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan pada ibu hamil yaitu dengan meditasi. Meditasi yaitu metode memusatkan pikiran yang dapa membantu ibu berpikir positif dan memberikan rasa tenang dan bahagia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui meditasi, tata laksana meditasi dan implikasi meditasi kepada ibu hamil. Jenis penelitian ini kualitatif menggunakan metode snow ball sampling dengan sasaran ibu hamil yang dilakukan pada tempat pelatihan-pelatihan yoga di Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ayurweda menggunakan tiga teori yaitu teori yoga, teori fenomenologi dan teori fungsionalisme struktural. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa meditasi dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil karena meditasi merupakan salah satu metode untuk memusatkan pikiran, tata laksana dalam meditasi yaitu : menyiapakan alat-alat, doa pembuka, melakukan yoga asanas, memulai meditasi dengan melakukan sikap tubuh meditasi, memfokuskan pada pernapasan pada saat meditasi, memberikan afirmasi positif selama 10-15 menit, megakhiri meditasi degan menarik napas panjang tiga kali kembali kekesadaran diri, gerakan jari tangan dan jari kaki, buka kedua mata perlahan lalu gosokan kedua tangan lalu usapkan dengan lembut pada wajah sampai seluruh tubuh, doa penutup. Implikasi yang ditimbulkan setelah melakukan meditasi ibu hamil yaitu: ibu hamil merasakan rasa tenang, nyaman dan mampu berpikir positif pada masa kehamilan","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86316229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i2.459
Ida bagus Suatama
Modernitas menawarkan berbagai nilai baru yang berpotensi menggilas nilai-nilai tradisional, termasuk pada bidang kesehatan masyarakat. Fenomena ini juga terjadi dalam praktik pengobatan Usada Bali yang semakin terpinggirkan akibat hegemoni medis modern. Kendati demikian, eksistensi Usada Bali juga ditopang oleh kepercayaan masyarakat, sumber-sumber literatur, dan regulasi negara sebagai modal dasar pengembangannya. Ketiga modal ini terakumulasi dengan habitus, ranah, dan praktik sosial yang dinegosiasikan secara dialektis dalam pengobatan Usada Bali. Atas dasar itulah, optimalisasi kepercayaan masyarakat, pemosisian dalam wacana ilmiah, dan kapitalisasi regulasi negara menjadi dimensi penting yang menentukan masa depan Usada Bali dalam wacana modernitas.
{"title":"MASA DEPAN USADA BALI DALAM WACANA MODERNITAS","authors":"Ida bagus Suatama","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i2.459","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.459","url":null,"abstract":"Modernitas menawarkan berbagai nilai baru yang berpotensi menggilas nilai-nilai tradisional, termasuk pada bidang kesehatan masyarakat. Fenomena ini juga terjadi dalam praktik pengobatan Usada Bali yang semakin terpinggirkan akibat hegemoni medis modern. Kendati demikian, eksistensi Usada Bali juga ditopang oleh kepercayaan masyarakat, sumber-sumber literatur, dan regulasi negara sebagai modal dasar pengembangannya. Ketiga modal ini terakumulasi dengan habitus, ranah, dan praktik sosial yang dinegosiasikan secara dialektis dalam pengobatan Usada Bali. Atas dasar itulah, optimalisasi kepercayaan masyarakat, pemosisian dalam wacana ilmiah, dan kapitalisasi regulasi negara menjadi dimensi penting yang menentukan masa depan Usada Bali dalam wacana modernitas.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80916341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i2.462
N. Wulandari
Perilaku masyarakat dalam penggunaan produk herbal Ayurveda akan mengungkap berbagai keputusan masyarakat dalam mengkonsumsi produk tersebut. Perilaku penggunaan produk herbal Ayurveda akan menggambarkan tidak hanya pada tahap konsumsi produk yaitu berbagai cara penggunaan dan intensitas penggunaan produk, tetapi alasan penggunaan dan dimana ia membeli atau memperoleh produk. Analisis tingkat brand awareness (kesadaran merek) menjadi penting bagi produsen, karena konsumen akan cenderung membeli produk yang sudah dikenal atau diingat olehnya. Selain ingatan terhadap merek, faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah persepsi/kesan kualitas merek atau brand perceived quality. Persepsi kualitas merek adalah pencerminan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Penelitian dilakukan pada 100 orang responden di Kota Denpasar yang mengetahui tentang produk herbal Ayurveda dan pernah mengkonsumsi produk tersebut dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan konsumen di Kota Denpasar mempunyai tingkat kesadaran merek dan kesan kualitas merek yang baik pada produk herbal Ayurveda. Disamping itu diperoleh hasil bahwa brand awareness dan brand perceived quality berpengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian produk herbal Ayurveda baik secara parsial maupun simultan. Maka dari itu, produsen produk herbal Ayurveda hendaknyalah meningkatkan kepercayaan konsumen, disamping melakukan evaluasi dan pengembangan kualitas produk.
{"title":"ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HERBAL AYURVEDA (Studi Pada Konsumen di Kota Denpasar)","authors":"N. Wulandari","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i2.462","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.462","url":null,"abstract":"Perilaku masyarakat dalam penggunaan produk herbal Ayurveda akan mengungkap berbagai keputusan masyarakat dalam mengkonsumsi produk tersebut. Perilaku penggunaan produk herbal Ayurveda akan menggambarkan tidak hanya pada tahap konsumsi produk yaitu berbagai cara penggunaan dan intensitas penggunaan produk, tetapi alasan penggunaan dan dimana ia membeli atau memperoleh produk. Analisis tingkat brand awareness (kesadaran merek) menjadi penting bagi produsen, karena konsumen akan cenderung membeli produk yang sudah dikenal atau diingat olehnya. Selain ingatan terhadap merek, faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah persepsi/kesan kualitas merek atau brand perceived quality. Persepsi kualitas merek adalah pencerminan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Penelitian dilakukan pada 100 orang responden di Kota Denpasar yang mengetahui tentang produk herbal Ayurveda dan pernah mengkonsumsi produk tersebut dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan konsumen di Kota Denpasar mempunyai tingkat kesadaran merek dan kesan kualitas merek yang baik pada produk herbal Ayurveda. Disamping itu diperoleh hasil bahwa brand awareness dan brand perceived quality berpengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian produk herbal Ayurveda baik secara parsial maupun simultan. Maka dari itu, produsen produk herbal Ayurveda hendaknyalah meningkatkan kepercayaan konsumen, disamping melakukan evaluasi dan pengembangan kualitas produk.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73721645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i2.464
Ni Made Sinarsari
Sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur – unsur fisik, mental, sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan meliputi nutrisi yang lengkap dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang, lingkungan yang bersih. Olahraga yang teratur merupakah salah satu upaya hidup sehat. Gerakan tubuh secara teratur membuat persediaan jumlah oksigen, nutrisi dalam jaringan tubuh menjadi maksimal. Variasi dalam Gerakan fisik dapat dilakukan melalui memadukan Gerakan fisik dengan pijat. Pijat dilakukan pada beberpaa titik di dalam tubuh, yang fungsinya melancarkan peredaran darah, merilekskan serta menjadikan tubuh sehat dan bugar. Gerakan pijat mengambil titik – titik point dalam tubuh. Dengan pijatan memberikan manfaat kepada tubuh. Pijatan yang diberikan dengan melakukan ketukan, tekanan yang teratur berirama dengan memadukan unsur-unsur alamiah serta bersinergi dengan semesta
{"title":"DELAPAN GERAKAN PIJAT SEHAT","authors":"Ni Made Sinarsari","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i2.464","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.464","url":null,"abstract":"Sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur – unsur fisik, mental, sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan meliputi nutrisi yang lengkap dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang, lingkungan yang bersih. Olahraga yang teratur merupakah salah satu upaya hidup sehat. Gerakan tubuh secara teratur membuat persediaan jumlah oksigen, nutrisi dalam jaringan tubuh menjadi maksimal. Variasi dalam Gerakan fisik dapat dilakukan melalui memadukan Gerakan fisik dengan pijat. Pijat dilakukan pada beberpaa titik di dalam tubuh, yang fungsinya melancarkan peredaran darah, merilekskan serta menjadikan tubuh sehat dan bugar. Gerakan pijat mengambil titik – titik point dalam tubuh. Dengan pijatan memberikan manfaat kepada tubuh. Pijatan yang diberikan dengan melakukan ketukan, tekanan yang teratur berirama dengan memadukan unsur-unsur alamiah serta bersinergi dengan semesta","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90660807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i2.463
I Wayan Redi Aryanta
Jahe (Zingiber officinale) bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat tradisional, atau dibuat minuman. Menurut Usada Bali, rimpang jahe digunakan sebagai ramuan obat luar ( boreh) untuk mengobati penyakit rematik (tuju), dan ramuan membuat minuman untuk mengobati penyakit impoten (wandu). Secara umum, jahe memiliki kandungan zat gizi dan senyawa kimia aktif yang berfungsi preventif dan kuratif. Dari segi nutrisi, jahe mengandung kalori, karbohidrat, serat, protein, sodium, besi, potasium, magnesium, fosfor, zeng, folat, vitamin C, vitamin B6, vitamin A, riboflavin dan niacin. Beberapa senyawa kimia aktif dalam rimpang jahe yang berefek farmakologis terhadap kesehatan, antara lain: minyak atsiri dengan kandungan zat aktif zingiberin, kamfena, lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron. Sebagai bahan obat tradisional, jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti: impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik, sakit pinggang, masuk angin, bronchitis, nyeri lambung, nyeri otot, vertigo, mual saat hamil, osteoarthritis, gangguan sistem pencernaan, rasa sakit saat menstruasi, kadar kolesterol jahat dan trigliserida darah tinggi, kanker, sakit jantung, fungsi otak terganggu, Alzheimer, penyakit infeksi, asma, produksi air susu ibu terganggu, gairah seksual rendah, dan stamina tubuh rendah.
{"title":"MANFAAT JAHE UNTUK KESEHATAN","authors":"I Wayan Redi Aryanta","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i2.463","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.463","url":null,"abstract":"Jahe (Zingiber officinale) bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat tradisional, atau dibuat minuman. Menurut Usada Bali, rimpang jahe digunakan sebagai ramuan obat luar ( boreh) untuk mengobati penyakit rematik (tuju), dan ramuan membuat minuman untuk mengobati penyakit impoten (wandu). Secara umum, jahe memiliki kandungan zat gizi dan senyawa kimia aktif yang berfungsi preventif dan kuratif. Dari segi nutrisi, jahe mengandung kalori, karbohidrat, serat, protein, sodium, besi, potasium, magnesium, fosfor, zeng, folat, vitamin C, vitamin B6, vitamin A, riboflavin dan niacin. Beberapa senyawa kimia aktif dalam rimpang jahe yang berefek farmakologis terhadap kesehatan, antara lain: minyak atsiri dengan kandungan zat aktif zingiberin, kamfena, lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron. Sebagai bahan obat tradisional, jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti: impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik, sakit pinggang, masuk angin, bronchitis, nyeri lambung, nyeri otot, vertigo, mual saat hamil, osteoarthritis, gangguan sistem pencernaan, rasa sakit saat menstruasi, kadar kolesterol jahat dan trigliserida darah tinggi, kanker, sakit jantung, fungsi otak terganggu, Alzheimer, penyakit infeksi, asma, produksi air susu ibu terganggu, gairah seksual rendah, dan stamina tubuh rendah.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83269464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-20DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i1.276
Ida Bagus Wiryanatha
Umat Hindu memiliki kitab suci Weda yang sangat terkenal.Kitab suci ini terbagi dalam dua golongan besar yakni kitab Sruti dan Smerti.Keduanya masing-masing dibagi-bagi lagi menurut kumpulan isinya.Kitab Ayurweda yang merupakan upaweda dari Kitab Rg Weda mengandung banyak tentang sistem pengobatan yang sangat mendasar.Sistem pengobatan ini dibagi lagi menjadi 8 (delapan) sub sistem yang dikenal dengan Astangga Ayurweda.Konsep sehat secara ayurweda memberikan tuntunan untuk mencapai sehat jasmani maupun rohani yang dikenal dengan sehat secara holistik.Konsep sehat dalam ayurweda identik dengan konsep sehat menurut WHO (World Health Organisation). Hal pokok yang membuat kedua konsep ini sama ialah bahwa sehat itu tidak hanya melibatkan komponen fisik namun juga sosial dan spiritual. Untuk memelihara hidup agar tetap sehat, perlu diketahui konsep sehat dalam ayurweda serta upaya pemeliharaannya dengan konsep Tri Upasthamba :Ahara (tentang diet), Nidra (tentang pola tidur) dan Brahmacharya (pengendalian energi seksual). Orang akan senantiasa sehat (swasthya)bilamanamemahami konsep sehat dan dapat mengatur pola makanan, pola istirahat dan pengendalian energi seksual yang benar. Kesehatan adalah modal utama mencapai cita-cita hidup oleh karenanyapengetahuan tentang konsep sehat dalam ayurweda dan upaya memelihara kesehatan perlu senantiasa diketahui untukkemudian dipraktekkan dalam upaya menghidari diri dari gangguan penyakit.
{"title":"SEHAT DALAM AYURWEDA","authors":"Ida Bagus Wiryanatha","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i1.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i1.276","url":null,"abstract":"Umat Hindu memiliki kitab suci Weda yang sangat terkenal.Kitab suci ini terbagi dalam dua golongan besar yakni kitab Sruti dan Smerti.Keduanya masing-masing dibagi-bagi lagi menurut kumpulan isinya.Kitab Ayurweda yang merupakan upaweda dari Kitab Rg Weda mengandung banyak tentang sistem pengobatan yang sangat mendasar.Sistem pengobatan ini dibagi lagi menjadi 8 (delapan) sub sistem yang dikenal dengan Astangga Ayurweda.Konsep sehat secara ayurweda memberikan tuntunan untuk mencapai sehat jasmani maupun rohani yang dikenal dengan sehat secara holistik.Konsep sehat dalam ayurweda identik dengan konsep sehat menurut WHO (World Health Organisation). Hal pokok yang membuat kedua konsep ini sama ialah bahwa sehat itu tidak hanya melibatkan komponen fisik namun juga sosial dan spiritual. Untuk memelihara hidup agar tetap sehat, perlu diketahui konsep sehat dalam ayurweda serta upaya pemeliharaannya dengan konsep Tri Upasthamba :Ahara (tentang diet), Nidra (tentang pola tidur) dan Brahmacharya (pengendalian energi seksual). Orang akan senantiasa sehat (swasthya)bilamanamemahami konsep sehat dan dapat mengatur pola makanan, pola istirahat dan pengendalian energi seksual yang benar. Kesehatan adalah modal utama mencapai cita-cita hidup oleh karenanyapengetahuan tentang konsep sehat dalam ayurweda dan upaya memelihara kesehatan perlu senantiasa diketahui untukkemudian dipraktekkan dalam upaya menghidari diri dari gangguan penyakit.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87282094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-20DOI: 10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.280
Mei, Bawang Merah, Dan Manfaatnya, B. Kesehatan, I. W. R. Aryanta
Bawang merah (Allium ascalonicum, shallot) lazim dikonsumsi sebagai bumbu untuk menambah cita rasa masakan, dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Menurut Usada Bali, bawang merah digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti : pusing (vertigo, pengeng), bisul, batuk, batuk kering (cekehan), batuk sesak (dekah), disentri (mejen), sembelit, susah tidur (insomnia), dan pilek (untuk anakanak dan bayi).Secara umum, bawang merah memiliki kandungan gizi dan senyawa aktif yang berfungsi preventif yang diperoleh ketika dikonsumsi sebagai bumbu masakan, dan berfungsi kuratif saat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Beberapa senyawa kimia aktif (senyawa sulfur) pada bawang merah yang berefek farmakologis terhadap kesehatan antara lain :alliin, allisin, adenosin, dialil-disulfida, dialil-trisulfida, ajoene, prostaglandin A-1, dialil-sulfida, floroglusinol, kaemferol, sikloaliin, dan difenil-amina. Terapi medis dengan bawang merah yang telah lama dilakukan di Indonesia dan di beberapa negara lain ditujukan untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit seperti : ambeien, asma, batuk, bisul, cacingan, demam, diabetes mellitus, disentri, hipertensi, infeksi kulit kepala, kutil (papiloma), kutu air, masuk angin, mata ikan (klavus), gangguan buang air kecil, mimisan, perut kembung, rematik, sakit perut (mulas), sariawan, selesma, sembelit, sengatan serangga, sakit kepala, kelainan prostat, difteri, parotitis (gondong), bronkhitis kronis. radang tonsil, gangguan jantung, kolesterol LDLtinggi, aterosklerosis, tuberkulosis, gangguan pencernaan, obesitas, eksim, luka memar, radang anak telinga, kanker, impotensi, daya tahan tubuh lemah, dan rambut rontok.
{"title":"BAWANG MERAH DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN","authors":"Mei, Bawang Merah, Dan Manfaatnya, B. Kesehatan, I. W. R. Aryanta","doi":"10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.280","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.280","url":null,"abstract":"Bawang merah (Allium ascalonicum, shallot) lazim dikonsumsi sebagai bumbu untuk menambah cita rasa masakan, dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Menurut Usada Bali, bawang merah digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti : pusing (vertigo, pengeng), bisul, batuk, batuk kering (cekehan), batuk sesak (dekah), disentri (mejen), sembelit, susah tidur (insomnia), dan pilek (untuk anakanak dan bayi).Secara umum, bawang merah memiliki kandungan gizi dan senyawa aktif yang berfungsi preventif yang diperoleh ketika dikonsumsi sebagai bumbu masakan, dan berfungsi kuratif saat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Beberapa senyawa kimia aktif (senyawa sulfur) pada bawang merah yang berefek farmakologis terhadap kesehatan antara lain :alliin, allisin, adenosin, dialil-disulfida, dialil-trisulfida, ajoene, prostaglandin A-1, dialil-sulfida, floroglusinol, kaemferol, sikloaliin, dan difenil-amina. Terapi medis dengan bawang merah yang telah lama dilakukan di Indonesia dan di beberapa negara lain ditujukan untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit seperti : ambeien, asma, batuk, bisul, cacingan, demam, diabetes mellitus, disentri, hipertensi, infeksi kulit kepala, kutil (papiloma), kutu air, masuk angin, mata ikan (klavus), gangguan buang air kecil, mimisan, perut kembung, rematik, sakit perut (mulas), sariawan, selesma, sembelit, sengatan serangga, sakit kepala, kelainan prostat, difteri, parotitis (gondong), bronkhitis kronis. radang tonsil, gangguan jantung, kolesterol LDLtinggi, aterosklerosis, tuberkulosis, gangguan pencernaan, obesitas, eksim, luka memar, radang anak telinga, kanker, impotensi, daya tahan tubuh lemah, dan rambut rontok.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90986248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-20DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i1.279
Putu lakustini Cahyaningrum
Dalam madu terdapat sumber kesehatan yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat untuk berbagai bentuk pengobatan yang alami. Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiaktivitasantioksidandariduajenismadu yang berbedayaitumaduternakandanmadukelengkengdenganmenggunakanmetode DPPH.Dalam penelitian ini, penentuan aktivitas antiradikal bebas pada madu ternakan dan madu kelengkeng dilakukan secara langsung tanpa ada pemisahan dan pemurnian senyawa sehingga aktivitas antiradikal bebas yang dihasilkan tidak hanya dihasilkan oleh satu senyawa (misalnya karoten) melainkan hasil kerja sama senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat pada madu. Dari hasilpenelitiandiperolehhasilbahwarata-rata persentase peredaman absorbansi DPPH madu ternakansebesar69,37 % sedangkan madu kelengkeng 82,10 % sehingga persentase peredaman absorbansi DPPH yang paling besar terdapat pada madukelengkeng. Hal ini membuktikan bahwa madu dengan jenis bunga yang berbeda memiliki aktivitas antiradikal bebas berbeda pula. Perbedaan ini disebabkan karena sumber nektar kedua madu tersebut berbeda sehingga komposisi senyawanya juga berbeda. Nilai aktivitas antiradikal bebas yang tinggi pada madu, merupakan hasil kerjasama oleh beberapa senyawa antioksidan seperti flavonoid, vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam fenolik dan lain sebagainya.
{"title":"AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MADUTERNAKAN DAN MADU KELENGKENG SEBAGAI PENGOBATAN ALAMI","authors":"Putu lakustini Cahyaningrum","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i1.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i1.279","url":null,"abstract":"Dalam madu terdapat sumber kesehatan yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat untuk berbagai bentuk pengobatan yang alami. Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiaktivitasantioksidandariduajenismadu yang berbedayaitumaduternakandanmadukelengkengdenganmenggunakanmetode DPPH.Dalam penelitian ini, penentuan aktivitas antiradikal bebas pada madu ternakan dan madu kelengkeng dilakukan secara langsung tanpa ada pemisahan dan pemurnian senyawa sehingga aktivitas antiradikal bebas yang dihasilkan tidak hanya dihasilkan oleh satu senyawa (misalnya karoten) melainkan hasil kerja sama senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat pada madu. Dari hasilpenelitiandiperolehhasilbahwarata-rata persentase peredaman absorbansi DPPH madu ternakansebesar69,37 % sedangkan madu kelengkeng 82,10 % sehingga persentase peredaman absorbansi DPPH yang paling besar terdapat pada madukelengkeng. Hal ini membuktikan bahwa madu dengan jenis bunga yang berbeda memiliki aktivitas antiradikal bebas berbeda pula. Perbedaan ini disebabkan karena sumber nektar kedua madu tersebut berbeda sehingga komposisi senyawanya juga berbeda. Nilai aktivitas antiradikal bebas yang tinggi pada madu, merupakan hasil kerjasama oleh beberapa senyawa antioksidan seperti flavonoid, vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam fenolik dan lain sebagainya. ","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74377652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-20DOI: 10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.277
Ida bagus Suatama
Dua sistem pengobatan yang berkembang di era milenial saat ini adalah sistem Bio Medis kedokteran dan sistem Bio Kultural atau pengobatan tradisional. Usada Bali merupakan sistem pengobatan tradisional Bali yang sampai sekarang masih dilakukan di Bali. Usada Bali merupakan turunan dari Ayurweda. Ayurweda merupakan bagian dari Upaweda, sedangkan Upaweda merupakan bagian dari Weda Smerti. Masuk ke Bali pada abad X pada jaman Pemerintahan Raja Udayana. Sistem Usada Bali dasarnya adalah Empiriko Logis Magis Religius (pengalaman yang masuk akal dan ada unsur magis dan religious). Sistem pengobatan tradisional oleh WHO diakui sebagai Tradisional Medicine / Complementary and Alternative Medicine (TM/CAM). Kedatangan Dokter Wolfgank Von Wack tahun 1937 bertugas di Bali merupakan sebuah petunjuk bahwa Usada Bali kena pengaruh modernism. Secara legal formal sistem pengobatan Usada Bali mulai selangkah demi selangkah terpinggirkan. Dengan adanya regulasi Dasar Hukum legal formal dari Pemerintah tentang Pengobatan Tradisional, Usada Bali mulai mendapat perhatian. Gubernur Bali saat ini telah mempublikasikan dan akan menyediakan media bagi para Balian untuk praktek. Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyatakan Balian dapat bersinergi bila telah melewati standarisasi Fitofarmaka yang berlaku. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Rektor Universitas Hindu Indonesia menyambut dengan baik regulasi ini. Sekarang kesempatan dunia akademik mendapat peran lebih banyak agar Sistem Pengobatan Usada Bali semakin maju. Dalam penelitian ini diajukan tiga masalah yaitu: (1) Bagaimanakah eksistensi Usada Bali? (2) Bagaimanakah Usada Bali dalam multikulturalisme? (3) Dapatkah Usada Bali menunjang kehidupan masyarakat Bali?
{"title":"MULTIKULTURALISME USADA BALI","authors":"Ida bagus Suatama","doi":"10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.277","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/WIDYAKESEHATAN.V1I1.277","url":null,"abstract":"Dua sistem pengobatan yang berkembang di era milenial saat ini adalah sistem Bio Medis kedokteran dan sistem Bio Kultural atau pengobatan tradisional. Usada Bali merupakan sistem pengobatan tradisional Bali yang sampai sekarang masih dilakukan di Bali. Usada Bali merupakan turunan dari Ayurweda. Ayurweda merupakan bagian dari Upaweda, sedangkan Upaweda merupakan bagian dari Weda Smerti. Masuk ke Bali pada abad X pada jaman Pemerintahan Raja Udayana. Sistem Usada Bali dasarnya adalah Empiriko Logis Magis Religius (pengalaman yang masuk akal dan ada unsur magis dan religious). Sistem pengobatan tradisional oleh WHO diakui sebagai Tradisional Medicine / Complementary and Alternative Medicine (TM/CAM). Kedatangan Dokter Wolfgank Von Wack tahun 1937 bertugas di Bali merupakan sebuah petunjuk bahwa Usada Bali kena pengaruh modernism. Secara legal formal sistem pengobatan Usada Bali mulai selangkah demi selangkah terpinggirkan. Dengan adanya regulasi Dasar Hukum legal formal dari Pemerintah tentang Pengobatan Tradisional, Usada Bali mulai mendapat perhatian. Gubernur Bali saat ini telah mempublikasikan dan akan menyediakan media bagi para Balian untuk praktek. Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyatakan Balian dapat bersinergi bila telah melewati standarisasi Fitofarmaka yang berlaku. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Rektor Universitas Hindu Indonesia menyambut dengan baik regulasi ini. Sekarang kesempatan dunia akademik mendapat peran lebih banyak agar Sistem Pengobatan Usada Bali semakin maju. Dalam penelitian ini diajukan tiga masalah yaitu: (1) Bagaimanakah eksistensi Usada Bali? (2) Bagaimanakah Usada Bali dalam multikulturalisme? (3) Dapatkah Usada Bali menunjang kehidupan masyarakat Bali?","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74529790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-20DOI: 10.32795/widyakesehatan.v1i1.281
Sang Ayu Made Yuliari
Banten merupakan sarana bhakti bagi umat Hindu di Bali. Banten identik dengan Bali karena banten mempunyai daya tarik yang berifat magis sehingga turis asing banyak yang datang ke Bali.Salah satu banten tersebut adalah banten pamali. Berdasarkan hal itu maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengkudu sebagai sarana dalam banten pamali pada upacara mecaru, untuk mengetahui tata cara menyusun banten pamali dan untuk mengetahui fungsi mengkudu dalam banten pamali pada upacara mecaru. Untuk mendapatkan data digunakan metode porposif sampling dengan jenis penelitian kualitatif,untuk membedahnya memakai teori simbol dan Fungsionalisme struktural. Teori ini digunakan karena banten masih fungsional di masyarakat. Adapun hasil yang diperoleh 1)mengkudu adalah tanaman yang memiliki khasiat obat 2) tata cara menyusun banten pamali yaitu sebuah baki/tempeh diisi dengan taledan nasi kacang saur jajan buah/raka-raka, sate,lindung, capung, katak mengkudu bungsil,clebingkah yang bertanda tapak dara, sorohan alit dan canang sari ,3) mengkudu dalam banten pamali dapat berfungsi religius dan fungsi kesehatan.
{"title":"FUNGSI MENGKUDU DALAM BANTEN PAMALI PADA UPACARA MECARU","authors":"Sang Ayu Made Yuliari","doi":"10.32795/widyakesehatan.v1i1.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i1.281","url":null,"abstract":"Banten merupakan sarana bhakti bagi umat Hindu di Bali. Banten identik dengan Bali karena banten mempunyai daya tarik yang berifat magis sehingga turis asing banyak yang datang ke Bali.Salah satu banten tersebut adalah banten pamali. Berdasarkan hal itu maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengkudu sebagai sarana dalam banten pamali pada upacara mecaru, untuk mengetahui tata cara menyusun banten pamali dan untuk mengetahui fungsi mengkudu dalam banten pamali pada upacara mecaru. Untuk mendapatkan data digunakan metode porposif sampling dengan jenis penelitian kualitatif,untuk membedahnya memakai teori simbol dan Fungsionalisme struktural. Teori ini digunakan karena banten masih fungsional di masyarakat. Adapun hasil yang diperoleh 1)mengkudu adalah tanaman yang memiliki khasiat obat 2) tata cara menyusun banten pamali yaitu sebuah baki/tempeh diisi dengan taledan nasi kacang saur jajan buah/raka-raka, sate,lindung, capung, katak mengkudu bungsil,clebingkah yang bertanda tapak dara, sorohan alit dan canang sari ,3) mengkudu dalam banten pamali dapat berfungsi religius dan fungsi kesehatan.","PeriodicalId":23825,"journal":{"name":"Widya Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83147078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}