Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan (limpasan /run of), maupun air tanah (underground water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem drainase merupakan bagian penting pada suatu kawasan perumahan . Suatu kawasan perumahan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan dan lahan sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat bahkan dapak berdampak pada kerugian social ekonomi terutama yang menyangkut aspek-aspek kesehatan lingkungan perumahan.Kepadatan penduduk yang ada di jalan bonol membuat sistem drainase yang ada berjalan tidak efisien dan efektif sehingga menimbulkan banyak permasalahan.Pandemi covid 19 yang terjadi membuat paket proyek pembangunan drainase ini batal dilaksanakan.Kesehatan lingkungan serta keberadaan drainase yang berada di tengah kota membuat drainase yang di bangun tidaklah semata mata hanya untuk pengaliran air saja namun juga pembangunan drainase yang dilakukan harus terlihat lebih estetis.
{"title":"The Pengkajian pengaruh pembangunan drainase pasca era covid-19","authors":"Rizki Rizki, Veranita Veranita","doi":"10.55616/jitu.v3i2.335","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i2.335","url":null,"abstract":"Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan (limpasan /run of), maupun air tanah (underground water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem drainase merupakan bagian penting pada suatu kawasan perumahan . Suatu kawasan perumahan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan dan lahan sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat bahkan dapak berdampak pada kerugian social ekonomi terutama yang menyangkut aspek-aspek kesehatan lingkungan perumahan.Kepadatan penduduk yang ada di jalan bonol membuat sistem drainase yang ada berjalan tidak efisien dan efektif sehingga menimbulkan banyak permasalahan.Pandemi covid 19 yang terjadi membuat paket proyek pembangunan drainase ini batal dilaksanakan.Kesehatan lingkungan serta keberadaan drainase yang berada di tengah kota membuat drainase yang di bangun tidaklah semata mata hanya untuk pengaliran air saja namun juga pembangunan drainase yang dilakukan harus terlihat lebih estetis. \u0000 ","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115015505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi angin di Kota Banda Aceh serta merencanakan spesifikasi turbin angin yang sesuai berdasarkan hasil perhitungan.Permintaan akan energi khususnya energi listrik di Indonesia semakin tinggi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat maupun sektor industri. Bahan bakar fosil yang digunakan sebagai bahan utama untuk menghasilkan listrik, ketersediannya semakin terbatas, belum lagi polusi yang dihasilkan oleh proses konversi dari bahan bakar fosil tersebut. Pengembangan sumber energi alternatif makin digalakkan melalui kebijakan pemerintah untuk mendorong dan menfasilitasi pemanfaatan sumber-sumber energi tersebut misalnya hydro, matahari, panas bumi, biomassa dan juga angin. Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dilakukan studi penelitian yang difokuskan kepada sumber energi angin.Hasil perhitungan didapat untuk diameter rotor 8 meter, daya output yang paling besar terlihat pada Bulan Agustus yaitu 18,71 kW dan yang terendah pada Bulan Februari yaitu 0,95 kW. Daya output rata-rata adalah 7,18 kW. Dari hasil perhitungan jelas terlihat bahwa daya output sangat tergantung pada kecepatan angin dan luas area sapuan rotor (rotor swept area). Spesifikasi turbin yang direncanakan adalah turbin angin sumbu horizontal dengan jumlah sudu 3 dan daya output 10 kW. Koefisien rotor adalah 0,42 dengan diameter rotor 8 meter.
{"title":"Analisis Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Sumber Pembangkit Energi Listrik","authors":"Andi Mulkan","doi":"10.55616/jitu.v3i1.308","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.308","url":null,"abstract":"Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi angin di Kota Banda Aceh serta merencanakan spesifikasi turbin angin yang sesuai berdasarkan hasil perhitungan.Permintaan akan energi khususnya energi listrik di Indonesia semakin tinggi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat maupun sektor industri. Bahan bakar fosil yang digunakan sebagai bahan utama untuk menghasilkan listrik, ketersediannya semakin terbatas, belum lagi polusi yang dihasilkan oleh proses konversi dari bahan bakar fosil tersebut. Pengembangan sumber energi alternatif makin digalakkan melalui kebijakan pemerintah untuk mendorong dan menfasilitasi pemanfaatan sumber-sumber energi tersebut misalnya hydro, matahari, panas bumi, biomassa dan juga angin. Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dilakukan studi penelitian yang difokuskan kepada sumber energi angin.Hasil perhitungan didapat untuk diameter rotor 8 meter, daya output yang paling besar terlihat pada Bulan Agustus yaitu 18,71 kW dan yang terendah pada Bulan Februari yaitu 0,95 kW. Daya output rata-rata adalah 7,18 kW. Dari hasil perhitungan jelas terlihat bahwa daya output sangat tergantung pada kecepatan angin dan luas area sapuan rotor (rotor swept area). Spesifikasi turbin yang direncanakan adalah turbin angin sumbu horizontal dengan jumlah sudu 3 dan daya output 10 kW. Koefisien rotor adalah 0,42 dengan diameter rotor 8 meter. \u0000 ","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126667925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebuah proyek kontruksi pasti akan terjadi beberapa kendala pada pekerjaan proyek tersebut, ada dua kendala yang biasa terjadi yaitu kendala yang diluar perhitungan perencana dan kendala yang memang sudah diperhitungkan. Kendala-kendala tersebut yang membuat sebuah proyek kontruksi tidak berjalan sesuai rencana. Jika sebuah proyek kontruksi mengalami keterlambatan dan keterlambatan itu membuat sebuah proyek tersebut menambah waktu bekerja maka akan menyebabkan kerugian bagi beberapa pihak yang bersangkutan dengan owner dan kontraktor. Keterlamabatan proyek juga sangat sering terjadi karena para pelaku proyek sering menganggap remeh dengan pekerjaan tersebut dan tidak menjadikan kesalahan itu sebagai pembelajaran baginya. Dari keterlambatan itu juga akan terjadinya dampak , yaitu menurunnya kualitas karena pekerjaan karena terpaksa di kerjakan dengan lebih cepat agar tidak memakan waktu yang semakin banyak. Ada beberapa kendala pada PT. X yaitu seperti kendala pada jarak material, kekurangan alat ataupun alat ada yang rusak, kemudian pengaruh cuaca yang tidak dapat kita prediksi dan membuat pekerjaan tertunda atau bisa jadi masalah keuangan yang belum dicairkan. Untuk perjalanan material dibutuhkan waktu 2-3 jam jika keadaan cuaca normal akan tetapi jika keadaan cuaca hujan makan jalan akan sangat licin. Jalan yang dilalui pun terjal karena daerah pegunungan. Maka dari itu akan membutuhkan 3-4 jam perjalanan Sedangkan pada lapangan kerja material tersebut sangat dibutuhkan. Dari ketiga tempat pengambilan yaitu di kota fajar , gunung kapur dan pada amp subulussalam semua nya melalui gunung. Maka dari itu para supir mobil dump truck harus memiliki peta terperinci agar tidak terjadi kecelakaan maupun mobil terbalik.
{"title":"Faktor – Faktor Keterlambatan Material Jalan Pada Proyek Peningkatan Jalan Trumon Batas Singkil","authors":"Chicy intan Darasepti","doi":"10.55616/jitu.v3i1.207","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.207","url":null,"abstract":" \u0000Sebuah proyek kontruksi pasti akan terjadi beberapa kendala pada pekerjaan proyek tersebut, ada dua kendala yang biasa terjadi yaitu kendala yang diluar perhitungan perencana dan kendala yang memang sudah diperhitungkan. Kendala-kendala tersebut yang membuat sebuah proyek kontruksi tidak berjalan sesuai rencana. Jika sebuah proyek kontruksi mengalami keterlambatan dan keterlambatan itu membuat sebuah proyek tersebut menambah waktu bekerja maka akan menyebabkan kerugian bagi beberapa pihak yang bersangkutan dengan owner dan kontraktor. Keterlamabatan proyek juga sangat sering terjadi karena para pelaku proyek sering menganggap remeh dengan pekerjaan tersebut dan tidak menjadikan kesalahan itu sebagai pembelajaran baginya. Dari keterlambatan itu juga akan terjadinya dampak , yaitu menurunnya kualitas karena pekerjaan karena terpaksa di kerjakan dengan lebih cepat agar tidak memakan waktu yang semakin banyak. Ada beberapa kendala pada PT. X yaitu seperti kendala pada jarak material, kekurangan alat ataupun alat ada yang rusak, kemudian pengaruh cuaca yang tidak dapat kita prediksi dan membuat pekerjaan tertunda atau bisa jadi masalah keuangan yang belum dicairkan. Untuk perjalanan material dibutuhkan waktu 2-3 jam jika keadaan cuaca normal akan tetapi jika keadaan cuaca hujan makan jalan akan sangat licin. Jalan yang dilalui pun terjal karena daerah pegunungan. Maka dari itu akan membutuhkan 3-4 jam perjalanan Sedangkan pada lapangan kerja material tersebut sangat dibutuhkan. Dari ketiga tempat pengambilan yaitu di kota fajar , gunung kapur dan pada amp subulussalam semua nya melalui gunung. Maka dari itu para supir mobil dump truck harus memiliki peta terperinci agar tidak terjadi kecelakaan maupun mobil terbalik.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"33 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120934516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lapis pondasi bawah atau disebut agregat lapis pondasi kelas B didefinisikan sebagai bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi atas yang berfungsi untuk perkerasan yang menahan beban roda, sebagai perletakan terhadap lapis permukaan, lapis peresapan agar air tanah tidak terkumpul di pondasi, lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Tinjaun lapis pondasi agregat ini mengacu pada buku Spesifikasi Umum Tahun 2018 yang di terbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jendral Bina Marga Republik Indonesia. Objek yang di tinjau pada pekerjalan jalan Trumon batas Singkil,yaitu pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B sepanjang dari STA 24+000 s/d 26+000. Hasil yang diperoleh pada lapisan pondasi agregat kelas B dengan tebal 25 cm lebar lebar 8 m sepanjang 2 km, terdapat beberapa titik yang masih terdapat lendutan akibat kurang padat dan juga material banyak yang hancur karena pada saat proses penghamparan kelebihan air yang di siram dengan water tank, fungsi air pada saat proses penghamparan hanya agar cepat proses pemadatan pada saat penghamparan,akan tetapi jika air nya kelebihan maka air akan naik ke permukaan dan mengendap diatas permuka sehingga menyebabkan material rusak atau hancur.
层下面或称为粉砂层地基基础B类定义作为研究的一部分,位于地面层之间的路面层的地基用来支撑,作为perletakan轮子的路面层,层表面吸收地下水不集中在地基上,有一层,以便防止细颗粒土壤上楼到层地基基础。这套建筑基础的丁jaun特别提到了2018年由总务和民住房部通过印尼总统府出版的《总务规范》一书。技术人员在Trumon street line Singkil被审查的对象是一项为期24万+ s/d +000的B级聚合工作。B类骨料的基础厚度为5英寸(25厘米),长2公里(2英里),有几个点因密度较低而变暗,以及在处理过剩的水被水淹没的过程中造成的大量破坏。水在净化过程中的作用只是为了在冲积过程中迅速凝固,但是如果水过多,水就会浮到水面并沉淀到表面,从而造成物质的损坏或分解。
{"title":"Tinjauan Lapis Agregat Kelas B Pada Proyek Peningkatan jalan trumon batas singkil","authors":"Arif Fadhillah","doi":"10.55616/jitu.v3i1.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.209","url":null,"abstract":"Lapis pondasi bawah atau disebut agregat lapis pondasi kelas B didefinisikan sebagai bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi atas yang berfungsi untuk perkerasan yang menahan beban roda, sebagai perletakan terhadap lapis permukaan, lapis peresapan agar air tanah tidak terkumpul di pondasi, lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Tinjaun lapis pondasi agregat ini mengacu pada buku Spesifikasi Umum Tahun 2018 yang di terbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jendral Bina Marga Republik Indonesia. Objek yang di tinjau pada pekerjalan jalan Trumon batas Singkil,yaitu pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B sepanjang dari STA 24+000 s/d 26+000. Hasil yang diperoleh pada lapisan pondasi agregat kelas B dengan tebal 25 cm lebar lebar 8 m sepanjang 2 km, terdapat beberapa titik yang masih terdapat lendutan akibat kurang padat dan juga material banyak yang hancur karena pada saat proses penghamparan kelebihan air yang di siram dengan water tank, fungsi air pada saat proses penghamparan hanya agar cepat proses pemadatan pada saat penghamparan,akan tetapi jika air nya kelebihan maka air akan naik ke permukaan dan mengendap diatas permuka sehingga menyebabkan material rusak atau hancur.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127911906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Distribusi material pada pembangunan konstruksi jalan di pulau Simeulue umumnya didatangkan dari luar pulau di karenakan lokasi tersebut tidak terdapat material yang layak digunakan untuk pekerjaan suatu proyek jalan. Pengiriman material pada proyek konsruksi jalan di Pulau Simeulue menggunakan moda transportasi kapal laut, disamping itu tidak jarang terdapat permasalahan pada pengiriman material misal jadwal pelayaran yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca serta gelombang tinggi di laut menyebabkan distribusi material dilakukan pengiriman paling banyak sekali dalam sebulan bahkan sekali dalam empat bulan. Sehingga hal ini sering menjadi penyebab keterlambatan distribusi material yang sangat berpengaruh pada kemajuan pekerjaan konstruksi jalan di Pulau Simeulue. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan ketersediaan material, faktor risiko yang berdampak besar terhadap waktu penyelesaian proyek serta mengetahui dampak keterlambatan pendistribusian material terhadap kinerja proyek konstruksi sebagai bahan baku infrastruktur jalan di pulau Simeulue. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner kepada responden. Responden terdiri dari 40 orang dengan pengalaman kerja yang berbeda serta dipilih dari pihak yang diyakini dapat memahami dan terlibat langsung dengan proyek. Analisa data menggunakan bantuan Microsoft Excel dan Software SPSS untuk mengetahui faktor risiko serta pengaruh dari rantai pasok material yang berdampak besar terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data yang telah dianalisa menggunakan Software SPSS menunjukkan bahwa pengaruh rantai pasok material telah menunjukkan pengaruh kinerja proyek sebesar 70%, Adapun sisa sebesar 30% adalah pengaruh rantai pasok material lainnya yang tidak diteliti dengan baik pada penelitian ini.
{"title":"The Manajemen Rantai Pasok Material Terhadap Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jalan","authors":"Nila Hardina","doi":"10.55616/jitu.v3i1.210","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.210","url":null,"abstract":"Distribusi material pada pembangunan konstruksi jalan di pulau Simeulue umumnya didatangkan dari luar pulau di karenakan lokasi tersebut tidak terdapat material yang layak digunakan untuk pekerjaan suatu proyek jalan. Pengiriman material pada proyek konsruksi jalan di Pulau Simeulue menggunakan moda transportasi kapal laut, disamping itu tidak jarang terdapat permasalahan pada pengiriman material misal jadwal pelayaran yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca serta gelombang tinggi di laut menyebabkan distribusi material dilakukan pengiriman paling banyak sekali dalam sebulan bahkan sekali dalam empat bulan. Sehingga hal ini sering menjadi penyebab keterlambatan distribusi material yang sangat berpengaruh pada kemajuan pekerjaan konstruksi jalan di Pulau Simeulue. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan ketersediaan material, faktor risiko yang berdampak besar terhadap waktu penyelesaian proyek serta mengetahui dampak keterlambatan pendistribusian material terhadap kinerja proyek konstruksi sebagai bahan baku infrastruktur jalan di pulau Simeulue. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner kepada responden. Responden terdiri dari 40 orang dengan pengalaman kerja yang berbeda serta dipilih dari pihak yang diyakini dapat memahami dan terlibat langsung dengan proyek. Analisa data menggunakan bantuan Microsoft Excel dan Software SPSS untuk mengetahui faktor risiko serta pengaruh dari rantai pasok material yang berdampak besar terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data yang telah dianalisa menggunakan Software SPSS menunjukkan bahwa pengaruh rantai pasok material telah menunjukkan pengaruh kinerja proyek sebesar 70%, Adapun sisa sebesar 30% adalah pengaruh rantai pasok material lainnya yang tidak diteliti dengan baik pada penelitian ini.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134390473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan jalan di Kabupaten Aceh Barat memerlukan peran pemerintah dalam perencanaan pembangunan jalan yang akan dilakukan dalam daerah,melalui Bidang Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peran Bidang Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perencanaan pembangunan jalan di lingkup Kabupaten Aceh Barat. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggambarkan obyek yang di teliti. Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa Bidang Progarm Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah melaksanakan perannya dalam pembangunan jalan di lingkup Kabupaten Aceh Barat. Melalui beberapa tahapan yaitu mendapatkanusulan dari masyarakat, diteruskan ke instansi-instansi terkait meliputi Kepala Desa, Camat, dan Bupati, lalu ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang akan di bahas langsung pada MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan). Melalui evaluasi dan seleksi hasil Musrenbang sehingga diperoleh bahwasanaya dalam kemajuan suatu wilayah, pembangunan Infrastruktur sangat perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, terlebih utama yaitu jalan, jalan merupakan akses utama yang harus dilaksanakan oleh sebab itu jalan menjadi prioritas dalam program perencanaan pekerjaan.
{"title":"Peran Bidang Program Pada Dinas Pupr Kabupaten Aceh Barat Dalam Pembangunan Jalan","authors":"Mita Febri Anika","doi":"10.55616/jitu.v3i1.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.205","url":null,"abstract":"Pembangunan jalan di Kabupaten Aceh Barat memerlukan peran pemerintah dalam perencanaan pembangunan jalan yang akan dilakukan dalam daerah,melalui Bidang Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peran Bidang Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perencanaan pembangunan jalan di lingkup Kabupaten Aceh Barat. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggambarkan obyek yang di teliti. Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa Bidang Progarm Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah melaksanakan perannya dalam pembangunan jalan di lingkup Kabupaten Aceh Barat. Melalui beberapa tahapan yaitu mendapatkanusulan dari masyarakat, diteruskan ke instansi-instansi terkait meliputi Kepala Desa, Camat, dan Bupati, lalu ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang akan di bahas langsung pada MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan). Melalui evaluasi dan seleksi hasil Musrenbang sehingga diperoleh bahwasanaya dalam kemajuan suatu wilayah, pembangunan Infrastruktur sangat perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, terlebih utama yaitu jalan, jalan merupakan akses utama yang harus dilaksanakan oleh sebab itu jalan menjadi prioritas dalam program perencanaan pekerjaan.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121083513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan salah satu faktor penting di dalam proyek, terutama proyek– proyek konstruksi dengan skala yang besar. Penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas biaya dan efesiensi waktu kerja, tujuannya adalah untuk mengetahui berapa biaya oprasional alat berat untuk per-jamnya dan untuk mengetahui solusi penanganan alat berat yang baik dan benar agar terhindar dari kerusakan alat berat yang fatal pada saat pekerjaan sedang dilakukan. penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Jalan Naseurehe – Lewak – Sibigo , Kecamaan Alafan. metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literature, dari perhitungan yang sudah dilakukan untuk biaya oprasional alat berat yaitu didapatkan, pada alat berat jenis excavator jumlah total biaya oprasioanalnya adalah Rp. 937.365, untuk Motor Greder Rp. 676.245, vibrator roller Rp. 603.145 sedangkan untuk water tanker truk didapatkan Rp. 473.531. dengan melihat hasil total untuk perhitungan biaya operasional alat berat dari masing-masing jenis alat berat tersebut, maka biaya oprasional terbesar terdapat pada jenis alat berat excavator,hal itu terjadi karena untuk pengoprerasian excavator sedikit lebih sulit dari pada alat- alat berat yang lain.
{"title":"The Analisa Biaya Operasional Alat Berat Pada Pekerjaan Timbunan","authors":"Erwin J Chaplin","doi":"10.55616/jitu.v3i1.212","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.212","url":null,"abstract":"Alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan salah satu faktor penting di dalam proyek, terutama proyek– proyek konstruksi dengan skala yang besar. Penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas biaya dan efesiensi waktu kerja, tujuannya adalah untuk mengetahui berapa biaya oprasional alat berat untuk per-jamnya dan untuk mengetahui solusi penanganan alat berat yang baik dan benar agar terhindar dari kerusakan alat berat yang fatal pada saat pekerjaan sedang dilakukan. penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Jalan Naseurehe – Lewak – Sibigo , Kecamaan Alafan. metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literature, dari perhitungan yang sudah dilakukan untuk biaya oprasional alat berat yaitu didapatkan, pada alat berat jenis excavator jumlah total biaya oprasioanalnya adalah Rp. 937.365, untuk Motor Greder Rp. 676.245, vibrator roller Rp. 603.145 sedangkan untuk water tanker truk didapatkan Rp. 473.531. dengan melihat hasil total untuk perhitungan biaya operasional alat berat dari masing-masing jenis alat berat tersebut, maka biaya oprasional terbesar terdapat pada jenis alat berat excavator,hal itu terjadi karena untuk pengoprerasian excavator sedikit lebih sulit dari pada alat- alat berat yang lain.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126700197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Manajemen proyek adalah sebuah proses terpadu dimana individu-individu dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan menjalankan program dengan efisien, efektif, dan tepat waktu. Ada 3 kegiatan dari fungsi dasar manajemen proyek yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Progres pekerjaan dapat mengalami keterlambatan atau sesuai dengan schedule dan juga bisa lebih cepat dari yang sudah direncanakan. Maka diperlukan manajemen proyek yang baik agar tercapai sesuai dengan perencanaan yang telah ditargetkan. Karena proses perencanaan sebuah proyek konstruksi adalah proses yang paling vital dalam suatu kegiatan proyek konstruksi, karena suatu perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, pada periode atau tahapan selanjutnya, masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai dengan perkembangan kondisi proyek. Tujuan utama dari perencanaan konstruksi adalah untuk memenuhi kriteria spesifikasi proyek yang ditentukan rencana kerja dan spesifikasi yang meliputi, mutu, dan waktu ditambah dengan terwujudnya keselamatan kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 3 metode, yaitu metode Bar Chart, Kurva S dan Critical Path Method / Cpm. Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung memerlukan anggaran biaya sebesar Rp. 6.500.000.000,00 (Enam Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan menggunakan Analisa Harga Satuan dan Pekerjaan Kabupaten Aceh Barat 2021 dan SNI yang dihitung oleh pihak perencana proyek. Maka dari perhitungan bobot berdasarkan analisis Barchart dan Kurva S Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung dapat diselesaikan dengan waktu selama 175. Akan tetapi berdasarkan analisis penjadwalan CPM (Critical Path Method) Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung membutuhkan waktu 155 hari.
{"title":"The Analisis Manajamen Kontruksi Proyek Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung Kecamatan Sungai Mas","authors":"Jefri Satdika","doi":"10.55616/jitu.v3i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.211","url":null,"abstract":"Manajemen proyek adalah sebuah proses terpadu dimana individu-individu dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan menjalankan program dengan efisien, efektif, dan tepat waktu. Ada 3 kegiatan dari fungsi dasar manajemen proyek yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Progres pekerjaan dapat mengalami keterlambatan atau sesuai dengan schedule dan juga bisa lebih cepat dari yang sudah direncanakan. Maka diperlukan manajemen proyek yang baik agar tercapai sesuai dengan perencanaan yang telah ditargetkan. Karena proses perencanaan sebuah proyek konstruksi adalah proses yang paling vital dalam suatu kegiatan proyek konstruksi, karena suatu perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, pada periode atau tahapan selanjutnya, masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai dengan perkembangan kondisi proyek. Tujuan utama dari perencanaan konstruksi adalah untuk memenuhi kriteria spesifikasi proyek yang ditentukan rencana kerja dan spesifikasi yang meliputi, mutu, dan waktu ditambah dengan terwujudnya keselamatan kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 3 metode, yaitu metode Bar Chart, Kurva S dan Critical Path Method / Cpm. Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung memerlukan anggaran biaya sebesar Rp. 6.500.000.000,00 (Enam Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan menggunakan Analisa Harga Satuan dan Pekerjaan Kabupaten Aceh Barat 2021 dan SNI yang dihitung oleh pihak perencana proyek. Maka dari perhitungan bobot berdasarkan analisis Barchart dan Kurva S Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung dapat diselesaikan dengan waktu selama 175. Akan tetapi berdasarkan analisis penjadwalan CPM (Critical Path Method) Pembangunan Gedung Puskesmas Kajeung membutuhkan waktu 155 hari.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127706360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Zulhijjah, Rahmat Djamaluddin, Dewi Purnama, Sari
Pada pelaksanaan suatu proyek, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberlangsungan pekerjaan. Akibatnya suatu proyek akan mengalami perubahan durasi atau keterlambatan. Salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat durasi pelaksanaan. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan durasi yang optimum dengan biaya efisien atau seminimum mungkin. Untuk dapat mengetahui waktu dan biaya yang dapat direalisasikan pada proyek pembangunan gedung asrama type-2 MAN 1 Aceh barat, penelitian ini menggunakan metode Crashing dengan bantuan program Microsoft Project 2013. Setelah dilakukan perhitungan Crashing, didapat kesimpulan bahwa dengan penambahan 3 jam kerja lembur mempercepat durasi proyek 135 hari dari 150 hari yang berarti memiliki selisih 15 hari dari perencanaan awal dengan total biaya penambahan sebesar Rp. 35.607.602,63. Sehingga total biaya pembangunan adalah sebesar Rp. 2.698.356.000 yang semula direncanakan sebesar Rp. 2.723.400.000.
{"title":"Analisis Percepatan Proyek Menggunakan Metode Crashing dengan Penambahan Jam kerja Lembur Optimum","authors":"Putri Zulhijjah, Rahmat Djamaluddin, Dewi Purnama, Sari","doi":"10.55616/jitu.v3i1.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.214","url":null,"abstract":"Pada pelaksanaan suatu proyek, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberlangsungan pekerjaan. Akibatnya suatu proyek akan mengalami perubahan durasi atau keterlambatan. Salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat durasi pelaksanaan. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan durasi yang optimum dengan biaya efisien atau seminimum mungkin. Untuk dapat mengetahui waktu dan biaya yang dapat direalisasikan pada proyek pembangunan gedung asrama type-2 MAN 1 Aceh barat, penelitian ini menggunakan metode Crashing dengan bantuan program Microsoft Project 2013. Setelah dilakukan perhitungan Crashing, didapat kesimpulan bahwa dengan penambahan 3 jam kerja lembur mempercepat durasi proyek 135 hari dari 150 hari yang berarti memiliki selisih 15 hari dari perencanaan awal dengan total biaya penambahan sebesar Rp. 35.607.602,63. Sehingga total biaya pembangunan adalah sebesar Rp. 2.698.356.000 yang semula direncanakan sebesar Rp. 2.723.400.000.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":" 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120829835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan jalan trumon batas singkil sepanjang 36,400 kilometer yang terdiri dari Lapis Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Lapis Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Penelitian ini bertujuan menghitung koefisien pemadatan (factor gembur) hamparan (AC-BC) dilapangan dan Mengetahui jumlah passing / lintasan untuk Mendapatkan tebal padat (AC-BC) ? 6.00 centimeter (tebal nominal) sebagai pengidentifikasian pengendali mutu pekerjaan. Hasil setelah dilakukan trial mix dan compaction dilapangan menunjukkan bahwa di dapat Nilai koefisien pemadatan (faktor gembur) hamparan di lapangan yaitu 20 persen dari tebal padat 6 centimeter yaitu 1.25 centimeter, sehingga total hamparan gembur 6.00 centimeter × 1,25 centimeter = 7.5 centimeter, Jumlah lintasan/ passing dan temperatur serta jenis penggunaan alat pada pemadatan awal, pemadatan antara dan pemadatan akhir yaitu dengan pedoman pada percobaan variasi tersebut adalah pemadatan awal dua passing Tandem Roller (delapan Ton) bersuhu 125?Celcius, pemadatan antara 20 passing Pneumatic Tire Roller (dua belas Ton) bersuhu 100?Celcius dan pemadatan akhir dua passing Tandem Roller (delapan Ton) bersuhu 95?Celcius, sesudah dicore dengan ketebalan 6.05 centimeter > 6.00 centimeter.
{"title":"Pemadatan Lapangan Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC) Pada Proyek Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil","authors":"Wiranda viraj","doi":"10.55616/jitu.v3i1.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.55616/jitu.v3i1.208","url":null,"abstract":"Peningkatan jalan trumon batas singkil sepanjang 36,400 kilometer yang terdiri dari Lapis Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Lapis Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Penelitian ini bertujuan menghitung koefisien pemadatan (factor gembur) hamparan (AC-BC) dilapangan dan Mengetahui jumlah passing / lintasan untuk Mendapatkan tebal padat (AC-BC) ? 6.00 centimeter (tebal nominal) sebagai pengidentifikasian pengendali mutu pekerjaan. Hasil setelah dilakukan trial mix dan compaction dilapangan menunjukkan bahwa di dapat Nilai koefisien pemadatan (faktor gembur) hamparan di lapangan yaitu 20 persen dari tebal padat 6 centimeter yaitu 1.25 centimeter, sehingga total hamparan gembur 6.00 centimeter × 1,25 centimeter = 7.5 centimeter, Jumlah lintasan/ passing dan temperatur serta jenis penggunaan alat pada pemadatan awal, pemadatan antara dan pemadatan akhir yaitu dengan pedoman pada percobaan variasi tersebut adalah pemadatan awal dua passing Tandem Roller (delapan Ton) bersuhu 125?Celcius, pemadatan antara 20 passing Pneumatic Tire Roller (dua belas Ton) bersuhu 100?Celcius dan pemadatan akhir dua passing Tandem Roller (delapan Ton) bersuhu 95?Celcius, sesudah dicore dengan ketebalan 6.05 centimeter > 6.00 centimeter.","PeriodicalId":255050,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Teknik Unida","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117056592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}