Pub Date : 2023-01-08DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7721
Satrio Ifandrijanto putra Jaya, Diah Sofiah, Y. Prasetyo
Abstract All members of the startup team have the responsibility to always have innovative behavior in any field of work. That is because if startups want to continue to exist, these startups must always innovate to create new and useful products for customers. The purpose of this study is to determine the relationship between work engagement and social support with innovation work behavior among startup team members at the Airlangga University business incubator. The subjects in this study were 45 members of the startup team consisting of startup founders and members. The data collection tool used is the innovation work behavior scale based on the theory from Janssen (2000). The results of hypothesis testing using multiple linear regression obtained an F value of 16.494 with a significance of p = 0.000 (p <0.01). So it can be concluded that there is a relationship between work engagement and social support with innovation work behavior. Keywords: Startup, Work Engagement, Social Support, Innovation Work Behavior Abstrak Seluruh anggota tim startup memiliki tanggung jawab untuk selalu memiliki perilaku inovasi baik itu dalam bidang pekerjaan apapun. Hal itu dikarenakan apabila startup ingin tetap eksis, startup tersebut harus selalu berinovasi untuk membuat produk yang baru dan bermanfaat bagi pelanggan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara work engagement dan sosial support dengan innovation work behavior pada anggota tim startup di inkubator bisnis universitas airlangga. Subjek dalam penelitian ini adalah 45 anggota tim startup yang terdiri dari founder dan anggota startup. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala innovation work behavior berdasarkan teori dari Janssen (2000). Hasil uji hipotesis menggunakan regresi linier ganda diperoleh nilai F sebesar 16.494 dengan signifikansi p = 0.000 (p<0.01). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara work engagement dan sosial support dengan innovation work behavior. Kata kunci: Startup, Work Engagement, Social Support, Innovation Work Behavior
创业团队的所有成员都有责任在任何工作领域始终保持创新行为。这是因为如果初创公司想要继续存在,这些初创公司必须不断创新,为客户创造新的有用的产品。本研究的目的是确定工作投入、社会支持与创业团队成员创新工作行为之间的关系。本研究的研究对象为45名创业团队成员,由创业公司创始人和成员组成。使用的数据收集工具是基于Janssen(2000)理论的创新工作行为量表。多元线性回归假设检验结果F值为16.494,显著性p = 0.000 (p <0.01)。由此可见,工作投入、社会支持与创新工作行为之间存在一定的关系。关键词:创业,工作投入,社会支持,创新工作行为halitu dikarenakan创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力,创业能力。Tujuan dari penelitian ini yitu untuk mengetahui hubungan antara工作投入,社会支持,创新,工作行为,创业,创业孵化器,创业大学,创业大学。Subjek dalam penelitian ini adalah 45 anggota tim startup yang terdiri dari创始人dan anggota startup。[3] [j] .中国科学技术大学学报(自然科学版)。哈西尔巴吉市的hipotesis menggunakan的回归线性系数为16.494,差异有统计学意义(p = 0.000) (p<0.01)。工作投入、社会支持与创新行为的关系。Kata kunci:创业,工作投入,社会支持,创新工作行为
{"title":"Peran work engagement dan social support terhadap innovation work behavior tim startup.","authors":"Satrio Ifandrijanto putra Jaya, Diah Sofiah, Y. Prasetyo","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7721","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7721","url":null,"abstract":"Abstract \u0000All members of the startup team have the responsibility to always have innovative behavior in any field of work. That is because if startups want to continue to exist, these startups must always innovate to create new and useful products for customers. The purpose of this study is to determine the relationship between work engagement and social support with innovation work behavior among startup team members at the Airlangga University business incubator. The subjects in this study were 45 members of the startup team consisting of startup founders and members. The data collection tool used is the innovation work behavior scale based on the theory from Janssen (2000). The results of hypothesis testing using multiple linear regression obtained an F value of 16.494 with a significance of p = 0.000 (p <0.01). So it can be concluded that there is a relationship between work engagement and social support with innovation work behavior. \u0000Keywords: Startup, Work Engagement, Social Support, Innovation Work Behavior \u0000 \u0000Abstrak \u0000Seluruh anggota tim startup memiliki tanggung jawab untuk selalu memiliki perilaku inovasi baik itu dalam bidang pekerjaan apapun. Hal itu dikarenakan apabila startup ingin tetap eksis, startup tersebut harus selalu berinovasi untuk membuat produk yang baru dan bermanfaat bagi pelanggan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara work engagement dan sosial support dengan innovation work behavior pada anggota tim startup di inkubator bisnis universitas airlangga. Subjek dalam penelitian ini adalah 45 anggota tim startup yang terdiri dari founder dan anggota startup. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala innovation work behavior berdasarkan teori dari Janssen (2000). Hasil uji hipotesis menggunakan regresi linier ganda diperoleh nilai F sebesar 16.494 dengan signifikansi p = 0.000 (p<0.01). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara work engagement dan sosial support dengan innovation work behavior. \u0000Kata kunci: Startup, Work Engagement, Social Support, Innovation Work Behavior \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133588781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Students have an average age of 18-25 years, have developmental tasks, one of which is career and academic advancement. This period is a time to explore yourself in terms of work. However, the intense competition in the world of work has made many undergraduate graduates tend to be careless when choosing a job without adjusting their talents, interests, and education. This happens because many students are still confused in determining the desired job or low career maturity. One factor of career maturity is locus of control personality. The purpose of this study was to determine the relationship between internal locus of control and career maturity in students. This research is a correlational quantitative study with a population of all students in Surabaya, using accidental sampling technique. The sample in this study was 121 Surabaya students. The results of the hypothesis test using Product Moment obtained a significance = 0.000 with a correlation score (rxy) = 0.888. This means that there is a very significant positive relationship between internal locus of control and career maturity. Thus, internal locus of control is a factor that can help and influence students in completing career development tasks to achieve career maturity. Keywords: Internal locus of control, career maturity, students Abstrak Mahasiswa memiliki rata-rata usia 18-25 tahun, memiliki tugas perkembangan salah satunya adalah adanya peningkatan karir dan akademis. Masa ini merupakan masa untuk mengeksplorasi diri dalam hal pekerjaan. Namun, ketatnya persaingan dunia kerja membuat banyak dari lulusan sarjana cenderung asal ketika memilih pekerjaan tanpa menyesuaikan bakat, minat, serta pendidikan yang dimiliki. Hal ini terjadi sebab banyak mahasiswa yang masih bingung dalam menentukan pekerjaan yang diinginkan atau kematangan karir yang rendah. Salah satu faktor kematangan karir adalah kepribadian locus of control. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara internal locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan populasi seluruh mahasiswa di Surabaya, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 121 mahasiswa Surabaya. Hasil uji hipotesis menggunakan Product Moment memperoleh signifikansi = 0,000 dengan skor korelasi (rxy) = 0,888. Artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara internal locus of control dengan kematangan karir. Dengan demikian, internal locus of control merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dan mempengaruhi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir untuk mencapai kematangan karir. Kata Kunci: Internal locus of control, kematangan karir, mahasiswa
学生平均年龄在18-25岁,具有发展性任务,其中之一就是事业和学业的发展。这段时间是在工作方面探索自己的时候。然而,激烈的职场竞争使得许多本科毕业生在选择工作时往往粗心大意,没有调整自己的才能、兴趣和教育背景。这是因为许多学生在确定理想的工作或职业成熟度较低时仍然感到困惑。职业成熟度的影响因素之一是控制点人格。摘要本研究旨在探讨大学生职业成熟度与内在控制源的关系。本研究采用随机抽样方法,对泗水市所有学生进行相关定量研究。本研究的样本为121名泗水学生。利用积矩进行假设检验,显著性= 0.000,相关评分(rxy) = 0.888。这意味着内部控制源与职业成熟度之间存在非常显著的正相关关系。因此,内部控制点是帮助和影响学生完成职业发展任务,实现职业成熟的一个因素。关键词:内部控制源,职业成熟度,学生摘要:18-25岁的大学生,18-25岁的大学生,18-25岁的大学生,18-25岁的大学生,18-25岁的大学生,18-25岁的大学生,18-25岁的大学生。Masa ini merupakan Masa untuk mengeksplorasi diri dalam hal pekerjaan。Namun, ketatnya persingan和dunikerja成员,banyak dari lulusan sarjana cenderung asal ketika memilih pekerjaan tanpa menyesuaikan bakat, minat, serta pendidikan yang dimiliki。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Salah satu faktor kematangan karir adalah kepribadian控制点。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara内部控制点dengan kematangan karir pada mahasiswa。Penelitian ini merupakan Penelitian kuantitatif koreli关系登干人口,seluruh mahasiswa di泗水,登干技术,pengambilan样本偶然抽样。泗水大礼堂121号。Hasil uji hipoesis menggunakan Product Moment (rxy) = 0,888。青蒿素阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性阳性。邓甘德米基安,内部控制基因座,为杨家福,为孟家福,为孟家福,为孟家福,为孟家福,为孟家福,为孟家福,为孟家福。Kata Kunci:内在控制点,kematangan karir, mahasiswa
{"title":"Peran internal locus of control pada kematangan karir mahasiswa","authors":"Azmi Azzahrah, Igaa. Noviekayati, Amherstia Pasca Rina","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7720","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7720","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Students have an average age of 18-25 years, have developmental tasks, one of which is career and academic advancement. This period is a time to explore yourself in terms of work. However, the intense competition in the world of work has made many undergraduate graduates tend to be careless when choosing a job without adjusting their talents, interests, and education. This happens because many students are still confused in determining the desired job or low career maturity. One factor of career maturity is locus of control personality. The purpose of this study was to determine the relationship between internal locus of control and career maturity in students. This research is a correlational quantitative study with a population of all students in Surabaya, using accidental sampling technique. The sample in this study was 121 Surabaya students. The results of the hypothesis test using Product Moment obtained a significance = 0.000 with a correlation score (rxy) = 0.888. This means that there is a very significant positive relationship between internal locus of control and career maturity. Thus, internal locus of control is a factor that can help and influence students in completing career development tasks to achieve career maturity. \u0000Keywords: Internal locus of control, career maturity, students \u0000Abstrak \u0000Mahasiswa memiliki rata-rata usia 18-25 tahun, memiliki tugas perkembangan salah satunya adalah adanya peningkatan karir dan akademis. Masa ini merupakan masa untuk mengeksplorasi diri dalam hal pekerjaan. Namun, ketatnya persaingan dunia kerja membuat banyak dari lulusan sarjana cenderung asal ketika memilih pekerjaan tanpa menyesuaikan bakat, minat, serta pendidikan yang dimiliki. Hal ini terjadi sebab banyak mahasiswa yang masih bingung dalam menentukan pekerjaan yang diinginkan atau kematangan karir yang rendah. Salah satu faktor kematangan karir adalah kepribadian locus of control. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara internal locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan populasi seluruh mahasiswa di Surabaya, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 121 mahasiswa Surabaya. Hasil uji hipotesis menggunakan Product Moment memperoleh signifikansi = 0,000 dengan skor korelasi (rxy) = 0,888. Artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara internal locus of control dengan kematangan karir. Dengan demikian, internal locus of control merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dan mempengaruhi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir untuk mencapai kematangan karir. \u0000Kata Kunci: Internal locus of control, kematangan karir, mahasiswa \u0000 ","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123484761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-08DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7715
Wira Denni Kusuma, Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani
This study aims to determine the relationship between body image and public speaking anxiety among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The method in this research is quantitative research using purposive sampling technique. The subjects of this study were 408 UNTAG Surabaya students from class 2018 to class 2022 which were calculated using the slovin formula with a 5% error margin and using a Likert scale instrument. The research data was taken with a body image scale of 28 items and a scale of anxiety to speak in public depths of 25 items. Data analysis in this study used Product Moment correlation with the help of IBM SPSS Statistics 20 and obtained a result of -0.347 with a significance of p=0.000. That is, there is a negative relationship between body image variables and public speaking anxiety among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The more positive the body image the students have, the lower the tendency for anxiety to arise in public speaking among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. On the other hand, the more negative the body image a student has, the higher the tendency for public speaking anxiety to arise among students at the University of 17 August 1945 Surabaya.
{"title":"Kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa pasca pandemi: Bagaimana peran body image?","authors":"Wira Denni Kusuma, Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7715","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7715","url":null,"abstract":"This study aims to determine the relationship between body image and public speaking anxiety among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The method in this research is quantitative research using purposive sampling technique. The subjects of this study were 408 UNTAG Surabaya students from class 2018 to class 2022 which were calculated using the slovin formula with a 5% error margin and using a Likert scale instrument. The research data was taken with a body image scale of 28 items and a scale of anxiety to speak in public depths of 25 items. Data analysis in this study used Product Moment correlation with the help of IBM SPSS Statistics 20 and obtained a result of -0.347 with a significance of p=0.000. That is, there is a negative relationship between body image variables and public speaking anxiety among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The more positive the body image the students have, the lower the tendency for anxiety to arise in public speaking among students at the University of 17 August 1945 Surabaya. On the other hand, the more negative the body image a student has, the higher the tendency for public speaking anxiety to arise among students at the University of 17 August 1945 Surabaya.","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130585566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-08DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7719
Qorina Choirun Nisa' S, I. Noviekayati, Aliffia Ananta
Abstract Exploration of identity in individuals in the emerging adulthood period has affected subjective well-being which is characterized by the emergence of negative affect to the point where evaluations of low life satisfaction and problem-focused coping are shown to be one of the factors that influence subjective well-being. This study aims to determine the relationship between problem focused coping and subjective well-being in emerging adulthood. Sampling in this study using non-probability sampling technique by accidental sampling. This study involved 112 people in Indonesia who were in the emerging adulthood period, namely 18-25 years of age. This type of research is quantitative research using data analysis techniques, namely the Pearson Product Moment correlation test and showing the results of the value of rxy = 0.721 with a significance of 0.000 (p <0.01). This means that there is a very significant positive relationship between problem focused coping and subjective well-being in emerging adulthood. Thus, the higher the individual's problem focused coping in the emerging adulthood period, the higher the subjective well-being in emerging adulthood, and vice versa. Abstrak Eksplorasi identitas pada individu periode emerging adulthood telah mempengaruhi subjective well-being yang ditandai dengan timbulnya afek negatif hingga menunjukkan evaluasi kepuasan hidup yang rendah dan problem focused coping menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara problem focused coping dengan subjective well-being pada emerging adulthood. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling secara accidental sampling. Penelitian ini melibatkan sebanyak 112 masyarakat di Indonesia yang berada pada periode emerging adulthood yaitu usia 18-25 tahun. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data yaitu uji korelasi Pearson Product Moment dan menunjukkan hasil nilai rxy = 0,721 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01). Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara problem focused coping dengan subjective well-being pada emerging adulthood. Sehingga, semakin tinggi problem focused coping individu periode emerging adulthood maka semakin tinggi subjective well-being pada emerging adulthood, begitupun sebaliknya.
新成年期个体对身份的探索影响了以消极情绪的出现为特征的主观幸福感,以至于低生活满意度和问题关注型应对被证明是影响主观幸福感的因素之一。本研究旨在探讨问题聚焦型应对与初成人主观幸福感之间的关系。本研究采用非概率抽样技术进行随机抽样。这项研究涉及112名印度尼西亚人,他们处于成年初期,即18-25岁。这类研究是使用数据分析技术的定量研究,即Pearson积矩相关检验,结果显示rxy = 0.721,显著性为0.000 (p <0.01)。这意味着,在刚成年期,以问题为中心的应对与主观幸福感之间存在着非常显著的正相关关系。因此,初成期个体的问题集中应对越高,初成期个体的主观幸福感越高,反之亦然。摘要/ abstract摘要:成人初生期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期、成年期。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara问题集中于应对登根主观幸福感和新兴成年期。彭甘比兰的非概率抽样和偶然抽样。Penelitian ini melibatkan sebanyak 112 masyarakat di Indonesia杨贝拉达帕达时期成年初显期18-25岁。Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik分析数据yaitu里头korelasi皮尔逊积矩丹menunjukkan hasil汝rxy = 0721 dengan signifikansi 0000 (p < 0 01)。杨Artinya, terdapat hubungan伴唱键盘sangat signifikan安塔拉问题集中应对dengan主观幸福篇成人初显期。seingga, semakin tinggi问题集中于应对个体时期初成期使semakin tinggi主观幸福感成为初成期,begitupun sebaliknya。
{"title":"Subjective well-being pada emerging adulthood: Bagaimana peran Problem Focused Coping?","authors":"Qorina Choirun Nisa' S, I. Noviekayati, Aliffia Ananta","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7719","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7719","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Exploration of identity in individuals in the emerging adulthood period has affected subjective well-being which is characterized by the emergence of negative affect to the point where evaluations of low life satisfaction and problem-focused coping are shown to be one of the factors that influence subjective well-being. This study aims to determine the relationship between problem focused coping and subjective well-being in emerging adulthood. Sampling in this study using non-probability sampling technique by accidental sampling. This study involved 112 people in Indonesia who were in the emerging adulthood period, namely 18-25 years of age. This type of research is quantitative research using data analysis techniques, namely the Pearson Product Moment correlation test and showing the results of the value of rxy = 0.721 with a significance of 0.000 (p <0.01). This means that there is a very significant positive relationship between problem focused coping and subjective well-being in emerging adulthood. Thus, the higher the individual's problem focused coping in the emerging adulthood period, the higher the subjective well-being in emerging adulthood, and vice versa. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Eksplorasi identitas pada individu periode emerging adulthood telah mempengaruhi subjective well-being yang ditandai dengan timbulnya afek negatif hingga menunjukkan evaluasi kepuasan hidup yang rendah dan problem focused coping menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara problem focused coping dengan subjective well-being pada emerging adulthood. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling secara accidental sampling. Penelitian ini melibatkan sebanyak 112 masyarakat di Indonesia yang berada pada periode emerging adulthood yaitu usia 18-25 tahun. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data yaitu uji korelasi Pearson Product Moment dan menunjukkan hasil nilai rxy = 0,721 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01). Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara problem focused coping dengan subjective well-being pada emerging adulthood. Sehingga, semakin tinggi problem focused coping individu periode emerging adulthood maka semakin tinggi subjective well-being pada emerging adulthood, begitupun sebaliknya. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129753641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-08DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7723
Ainurrohmah ., Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani
Agar terciptanya kampus unggul maka mahasiswa diharuskan untuk mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan, mampu memiliki ketahanan dalam belajar bahkan setelah lulus dari instansi pendidikannya. Kemampuan untuk bertahan dalam lingkup pendidikan ini dinamakan Resiliensi Akademik. Mengetahui ada atau tidak perbedaan tingkat resiliensi akademik merupakan tujuan dari penelitian ini, subjeknya adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dengan total sampelnya sebesar 384 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif, teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala , yakni skala likert dan skala nominal. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Mann Withney U-Test. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Melihat hambatan yang harus dilalui mahasiswa maka dibutuhkan respon yang tepat terhadap tekanan yang di alami (coping) agar mahasiswa memiliki resiliensi yang baik, sehingga mahasiswa mampu menuntaskan aktivitas perkuliahan dengan baik.
{"title":"Tingkat resiliensi akademik ditinjau dari strategi coping yang digunakan mahasiswa","authors":"Ainurrohmah ., Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7723","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7723","url":null,"abstract":"Agar terciptanya kampus unggul maka mahasiswa diharuskan untuk mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan, mampu memiliki ketahanan dalam belajar bahkan setelah lulus dari instansi pendidikannya. Kemampuan untuk bertahan dalam lingkup pendidikan ini dinamakan Resiliensi Akademik. Mengetahui ada atau tidak perbedaan tingkat resiliensi akademik merupakan tujuan dari penelitian ini, subjeknya adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dengan total sampelnya sebesar 384 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif, teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala , yakni skala likert dan skala nominal. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Mann Withney U-Test. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Melihat hambatan yang harus dilalui mahasiswa maka dibutuhkan respon yang tepat terhadap tekanan yang di alami (coping) agar mahasiswa memiliki resiliensi yang baik, sehingga mahasiswa mampu menuntaskan aktivitas perkuliahan dengan baik.","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122361618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-07DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7736
Arina Nur Hikmah, Andik Matulessy, Suhadianto Suhadianto
Students are part of the field of education and are never separated or avoided from learning activities and responsibility to complete academic assignments. This study aims to determine the relationship between mindfulness and academic procrastination in class VIII students of MTs Roudlotun Nasyiin. . The population of this study were students of MTs Roudlotun Nasyiin class VIII A, B, and C, totaling 88 students. The research participants totaled 72 students. The research instrument used a Likert scale questionnaire with four answer choices, for the procrastination scale there were 21 valid statement items with reliability (α = 0.852) and for the mindfulness scale there were 9 valid statement items with reliability (α = 0.722). Data analysis to test the research hypothesis is the Pearson Product Moment correlation, the results show a correlation value of rxy = -0.341 with a significance value of P = 0.003; (P<0.01). These results indicate that there is a very significant negative relationship between mindfulness and academic procrastination. Siswa merupakan bagian dari bidang pendidikan dan tidak pernah terlepas atau terhindarkan dari kegiatan belajar dan kewajiban untuk menyelesaikan tugas akademik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness dengan prokrastinasi akademik pada peserta didik kelas VIII MTs Roudlotun Nasyiin. . Populasi penelitian ini adalah peserta didik MTs Roudlotun Nasyiin kelas VIII A, B, dan C yang berjumlah 88 siswa. Partisipan penelitian berjumlah 72 siswa. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner skala likert dengan empat pilihan jawaban, untuk skala prokrastinasi terdapat 21 aitem pernyataan valid dengan reliabilitas (α = 0,852) dan untuk skala mindfulness terdapat 9 aitem pernyataan valid dengan reliabilitas( α = 0,722). Analisa data untuk menguji hipotesis penelitian adalah korelasi Pearson Product Moment, didapatkan hasil nilai korelasi rxy = -0,341 dengan nilai signifikasi P = 0,003 ; (P<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara mindfulness dengan prokrastinasi akademik.
学生是教育领域的一部分,从不与学习活动和完成学术任务的责任分开或回避。本研究旨在探讨罗德洛敦大学八年级学生正念与学业拖延的关系。本研究的人群为MTs Roudlotun Nasyiin八级A、B、C学生,共88名学生。研究参与者共有72名学生。研究工具采用李克特四选项问卷,拖延量表有21个信度有效题项(α = 0.852),正念量表有9个信度有效题项(α = 0.722)。数据分析检验研究假设为Pearson积矩相关,结果显示相关值rxy = -0.341,显著性值P = 0.003;(P < 0.01)。这些结果表明,正念与学业拖延之间存在非常显著的负相关。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Penelitian ini memoriliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara正念dengan prokrasasakademik paterta didik kelas 8 MTs Roudlotun Nasyiin。人口普密化的ini adalah peserta didik MTs roudlottun Nasyiin kelas VIII A, B, dan C yang berjumlah 88 siswa。巴勒斯坦游击队72号。用仪器测量蒙古纳坎量表量表(menggunakan kuisioner skala likert dengan empat pilihan jawaban),用仪器测量蒙古纳坎量表(untuk skala prokrastasi),用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表,用仪器测量蒙古纳坎量表。分析数据为孟家吉hipoesis penelitian Pearson Product Moment, didapatkan hasililkrelasy = -0,341, P = 0,003;(P < 0 01)。Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negative yang sangat signikan antara mindfulness dengan prokrastinasakademik。
{"title":"Mindfulness dengan prokrastinasi akademik siswa Madrasah Tsanawiyah","authors":"Arina Nur Hikmah, Andik Matulessy, Suhadianto Suhadianto","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7736","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7736","url":null,"abstract":"Students are part of the field of education and are never separated or avoided from learning activities and responsibility to complete academic assignments. This study aims to determine the relationship between mindfulness and academic procrastination in class VIII students of MTs Roudlotun Nasyiin. . The population of this study were students of MTs Roudlotun Nasyiin class VIII A, B, and C, totaling 88 students. The research participants totaled 72 students. The research instrument used a Likert scale questionnaire with four answer choices, for the procrastination scale there were 21 valid statement items with reliability (α = 0.852) and for the mindfulness scale there were 9 valid statement items with reliability (α = 0.722). Data analysis to test the research hypothesis is the Pearson Product Moment correlation, the results show a correlation value of rxy = -0.341 with a significance value of P = 0.003; (P<0.01). These results indicate that there is a very significant negative relationship between mindfulness and academic procrastination. \u0000Siswa merupakan bagian dari bidang pendidikan dan tidak pernah terlepas atau terhindarkan dari kegiatan belajar dan kewajiban untuk menyelesaikan tugas akademik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness dengan prokrastinasi akademik pada peserta didik kelas VIII MTs Roudlotun Nasyiin. . Populasi penelitian ini adalah peserta didik MTs Roudlotun Nasyiin kelas VIII A, B, dan C yang berjumlah 88 siswa. Partisipan penelitian berjumlah 72 siswa. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner skala likert dengan empat pilihan jawaban, untuk skala prokrastinasi terdapat 21 aitem pernyataan valid dengan reliabilitas (α = 0,852) dan untuk skala mindfulness terdapat 9 aitem pernyataan valid dengan reliabilitas( α = 0,722). Analisa data untuk menguji hipotesis penelitian adalah korelasi Pearson Product Moment, didapatkan hasil nilai korelasi rxy = -0,341 dengan nilai signifikasi P = 0,003 ; (P<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara mindfulness dengan prokrastinasi akademik.","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126860494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-07DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7727
Marthareta Pris Kristiani, A. Matulessy, Suhadianto Suhadianto
Adolescence is a transition period that comes up with various changes both in their physic and psychology. Changes in adolescents requires the role of the family in it. A harmonious s family will help adolescents to form good social behavior or attitudes and vice versa. This research is to find out whether there is a relationship between family harmony and juvenile delinquency. The method used in this study was eighth grade junior high school students with a sample of 99 from 131 populations. The data was collected using random sampling, using Spearmanbrown. The results shown that there was no relationship between family harmony and juvenile delinquency. Researcher added a category descriptive test to find out the results of family harmony and juvenile delinquency. This research can be reviewed in order to obtain significant results or researcher can study criminal delinquency and add other variables as reinforcement of research material. Thus, it is more varied such as other factors that support family harmony with juvenile delinquency Keywords: Family Harmony, Juvenile Delinquency Masa remaja merupakan masa peralihan yang akan mengakibatkan seseorang mengalami berbagai perubahan baik fisik dan juga psikologis. Perubahan remaja memerlukan peranan keluarga di dalamnya. Keluarga yang harmonis akan membantu remaja untuk membentuk perilaku atau sikap sosial yang baik dan sebaliknya apabila remaja berada pada lingkungan keluarga yang tidak harmonis akan mengakibatkan remaja untuk melakukan kenakalan dan berperilaku menyimpang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa SMP kelas VIII dengan sampel 99 dari 131 populasi, pengambilan data menggunakan random sampling, dengan menggunakan Spearmanbrown. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Peneliti menambahkan uji deskriptif kategori untuk mengetahui hasil keharmonisan keluarga dan kenakalan remaja. Penelelitian ini dapat dikaji kembali agar mendapatkan hasil yang signifikan atau peneliti dapat mengkaji terkait kenakal secara kriminal dan menambah variabel lain sebagai penguat bahan penelitian agar lebih bervariasi seperti faktor-faktor lain yang mendukung antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Kata kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja
青春期是一个生理和心理都发生各种变化的过渡时期。青少年的变化需要家庭在其中发挥作用。和谐的家庭有助于青少年形成良好的社会行为或态度,反之亦然。本研究旨在探讨家庭和谐与青少年犯罪之间是否存在关系。本研究采用的方法是从131个人群中抽取99名初中生作为样本。数据是用斯皮尔曼布朗法随机抽样收集的。结果表明,家庭和谐与青少年犯罪之间没有关系。研究者增加了一个类别描述性测试来找出家庭和谐与青少年犯罪的结果。本研究可以进行回顾,以获得显著的结果,或者研究者可以研究犯罪行为,并增加其他变量作为研究材料的补充。因此,支持家庭和谐与青少年犯罪的其他因素是多种多样的。关键词:家庭和谐,青少年犯罪,Masa remaja merupakan Masa peralihan yang, akan mengakibatkan seseorang, mengalami, berbagai, perubahan, baik fisik, danjuga,心理学。Perubahan remaja memerlukan peranan keluarga di dalamnya。kaluarga yang harmonis akan membantu remaju untuk membentuk peraku atau sikapa社会yang baik dan sebaliknya apabila remaja berada pagada lingkungan Keluarga yang tidak harmonis akan mengakibatkan remajan melakukan kenakalan dan berperakaku menyimpang。Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja。Metode yang digunakan dalam penelitian ini yitu siswa SMP kelas VIII登干样本99 dari 131 populasi,彭甘比兰数据孟古纳干随机抽样,登干孟古纳干Spearmanbrown。Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja。Peneliti menambahkan uji deskriptif kategori untuk mengetahui hasil keharmonisan keluarga dan kenakalan remaja。Penelelitian ini dapat dikaji kembali agar mendapatkan hasil yang signfikan atau peneliti dapat mengkaji terkait kenakal secara犯罪dan menambah variabel lain sebagai penguin bahan penelitian agar lebih bervariasi seperti factor - factor - factor - lain yang mendukung antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja。Kata kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja
{"title":"Keharmonisan keluarga dan kenakalan remaja Eks Lokalisasi","authors":"Marthareta Pris Kristiani, A. Matulessy, Suhadianto Suhadianto","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7727","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7727","url":null,"abstract":"Adolescence is a transition period that comes up with various changes both in their physic and psychology. Changes in adolescents requires the role of the family in it. A harmonious s family will help adolescents to form good social behavior or attitudes and vice versa. This research is to find out whether there is a relationship between family harmony and juvenile delinquency. The method used in this study was eighth grade junior high school students with a sample of 99 from 131 populations. The data was collected using random sampling, using Spearmanbrown. The results shown that there was no relationship between family harmony and juvenile delinquency. Researcher added a category descriptive test to find out the results of family harmony and juvenile delinquency. This research can be reviewed in order to obtain significant results or researcher can study criminal delinquency and add other variables as reinforcement of research material. Thus, it is more varied such as other factors that support family harmony with juvenile delinquency \u0000Keywords: Family Harmony, Juvenile Delinquency \u0000Masa remaja merupakan masa peralihan yang akan mengakibatkan seseorang mengalami berbagai perubahan baik fisik dan juga psikologis. Perubahan remaja memerlukan peranan keluarga di dalamnya. Keluarga yang harmonis akan membantu remaja untuk membentuk perilaku atau sikap sosial yang baik dan sebaliknya apabila remaja berada pada lingkungan keluarga yang tidak harmonis akan mengakibatkan remaja untuk melakukan kenakalan dan berperilaku menyimpang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa SMP kelas VIII dengan sampel 99 dari 131 populasi, pengambilan data menggunakan random sampling, dengan menggunakan Spearmanbrown. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Peneliti menambahkan uji deskriptif kategori untuk mengetahui hasil keharmonisan keluarga dan kenakalan remaja. Penelelitian ini dapat dikaji kembali agar mendapatkan hasil yang signifikan atau peneliti dapat mengkaji terkait kenakal secara kriminal dan menambah variabel lain sebagai penguat bahan penelitian agar lebih bervariasi seperti faktor-faktor lain yang mendukung antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. \u0000Kata kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"132 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121394407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-07DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7732
Laila Inayah, Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani
Abstract The aim of this study was to determine the relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of August 17, 1945, Surabaya. The hypothesis put forward is that there is a positive relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The research design used is a quantitative approach with a correlational type of research that aims to determine whether there is a relationship between research variables. The subjects of this study were 132 active students of the psychology faculty class of 2019. Sampling using purposive sampling. The data collection method uses a hedonic lifestyle scale and consumptive behavior of e-money users. Data analysis in this study using the Spearman Rho correlation with the help of the SPSS version 26.0 program obtained a correlation result of 0.578 with a significant p = 0.000 (<0.01). This means that there is a very significant positive relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The existence of a significant positive relationship means that the higher the hedonic lifestyle students have, the higher the consumptive behavior. Conversely, the lower the hedonic lifestyle, the lower the consumptive behavior. Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Desain penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa aktif fakultas psikologi angkatan 2019 yang berjumlah 132 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala gaya hidup hedoni dan perilaku konsumtif pengguna e-money. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan korelasi Spearman Rho dengan bantuan program SPSS versi 26.0 diperoleh hasil korelasi sebesar 0,578 dengan signifikan p= 0,000 (< 0,01). Artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Adanya hubungan positif yang signifikan dapat diartikan bahwa semakin tinggi gaya hidup hedonis yang dimiliki mahasiswa, akan semakin tinggi perilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup hedonis akan semakin rendah juga perilaku konsumtif.
摘要本研究的目的是确定在1945年8月17日泗水大学心理学专业学生的享乐生活方式与电子货币用户的消费行为之间的关系。在1945年8月17日泗水大学的心理学学生中,提出了享乐生活方式与电子货币用户消费行为之间存在正相关关系的假设。使用的研究设计是一种定量方法,采用相关类型的研究,旨在确定研究变量之间是否存在关系。本研究的对象是132名2019届心理学系现役学生。使用有目的的抽样。数据收集方法采用享乐生活方式量表和电子货币用户的消费行为。本研究使用SPSS 26.0版程序进行数据分析,采用Spearman Rho相关,得到相关结果为0.578,p = 0.000(<0.01)。这意味着,在1945年8月17日泗水大学的心理学学生中,享乐生活方式与电子货币用户的消费行为之间存在非常显著的正相关关系。存在显著的正相关关系,说明享乐生活方式越高的学生,其消费行为越高。相反,享乐生活方式越低,消费行为越低。[摘要]图娟·达伦·潘内利特,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本,日本心理大学,8月17日,1945年泗水。日本心理学大学,8月17日,泗水,1945年。Desain penelitian yang digunakan yitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelation yang bertujuan untuk mengetahui ada tidankya hubungan antara变量penelitian。主题:penelitian ini adalah mahasiswa aktif fakultas angkatan 2019 yang berjumlah 132[猩猩]。蓬甘比兰样品蒙古那坎目的取样。Metode pengpulan数据menggunakan skala gaya hidup hedoni dan peraku konsumtif pengguna电子货币。分析数据dalam penelitian ini dengan menggunakan korelasi Spearman Rho dengan bantuan程序SPSS version 26.0 diperoleh hasil korelasi sebesar 0.578 dengan显著性p= 0000(< 0.01)。阿提亚大学心理学系,17 Agustus, 1945泗水。Adanya hubungan positive yang signikan dapat diartikan bahwa semakin tinggi gaya hidup hedonis yang dimiliki mahasiswa, akan semakin tinggi peraku konsumtif。Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup hedonis, semakin rendah juga peraku konsumtif。
{"title":"Hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna E-money pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya","authors":"Laila Inayah, Adnani Budi Utami, Hetti Sari Ramadhani","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7732","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7732","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The aim of this study was to determine the relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of August 17, 1945, Surabaya. The hypothesis put forward is that there is a positive relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The research design used is a quantitative approach with a correlational type of research that aims to determine whether there is a relationship between research variables. The subjects of this study were 132 active students of the psychology faculty class of 2019. Sampling using purposive sampling. The data collection method uses a hedonic lifestyle scale and consumptive behavior of e-money users. Data analysis in this study using the Spearman Rho correlation with the help of the SPSS version 26.0 program obtained a correlation result of 0.578 with a significant p = 0.000 (<0.01). This means that there is a very significant positive relationship between the hedonic lifestyle and the consumptive behavior of e-money users in psychology students at the University of 17 August 1945 Surabaya. The existence of a significant positive relationship means that the higher the hedonic lifestyle students have, the higher the consumptive behavior. Conversely, the lower the hedonic lifestyle, the lower the consumptive behavior. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Desain penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa aktif fakultas psikologi angkatan 2019 yang berjumlah 132 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala gaya hidup hedoni dan perilaku konsumtif pengguna e-money. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan korelasi Spearman Rho dengan bantuan program SPSS versi 26.0 diperoleh hasil korelasi sebesar 0,578 dengan signifikan p= 0,000 (< 0,01). Artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pengguna e-money pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Adanya hubungan positif yang signifikan dapat diartikan bahwa semakin tinggi gaya hidup hedonis yang dimiliki mahasiswa, akan semakin tinggi perilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup hedonis akan semakin rendah juga perilaku konsumtif.","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130230772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-07DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7731
Ryska Leyon Bhaskoro Leyon Bhaskoro
The number of people experiencing mental health problems during this pandemi is understandable considering that Covid - 19 is a new source of stress for the world community today, one of those affected is the residents of the Bangkingan Aspol housing complex. The problems faced and the difficulties experienced by these residents require residents to have a psychological aspect that can improve or maintain their psychological condition in dealing with the current situation and conditions. The data collection technique used was purposive sampling (judgmental sampling) where there was a 5% error tolerance and based on the sampling of 150 people, the number of subjects in this study were 105 respondents. Self-efficacy and resilience scales in the form of a questionnaire were filled out for each topic and Spearmans Rho correlation analysis was carried out which showed a correlation coefficient = 0.410 (quite strong correlation) and p = 0.000 (p <0.01) based on the results of hypothesis testing showed that the hypothesis the researchers formulated accordingly, namely that there is a positive relationship between self-efficacy and resilience. This means that the self-efficacy of residents affects the resilience of each individual, so that residents who have positive self-efficacy tend to be more resilient. On the other hand, if the self-efficacy is lower, each citizen will have lower resilience. Keywords: Self-Efficacy, Resilience
{"title":"Hubungan efikasi diri dengan resiliensi warga perumahan aspol bangkingan selama masa pandemi COVID -19","authors":"Ryska Leyon Bhaskoro Leyon Bhaskoro","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7731","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7731","url":null,"abstract":"The number of people experiencing mental health problems during this pandemi is understandable considering that Covid - 19 is a new source of stress for the world community today, one of those affected is the residents of the Bangkingan Aspol housing complex. The problems faced and the difficulties experienced by these residents require residents to have a psychological aspect that can improve or maintain their psychological condition in dealing with the current situation and conditions. The data collection technique used was purposive sampling (judgmental sampling) where there was a 5% error tolerance and based on the sampling of 150 people, the number of subjects in this study were 105 respondents. Self-efficacy and resilience scales in the form of a questionnaire were filled out for each topic and Spearmans Rho correlation analysis was carried out which showed a correlation coefficient = 0.410 (quite strong correlation) and p = 0.000 (p <0.01) based on the results of hypothesis testing showed that the hypothesis the researchers formulated accordingly, namely that there is a positive relationship between self-efficacy and resilience. This means that the self-efficacy of residents affects the resilience of each individual, so that residents who have positive self-efficacy tend to be more resilient. On the other hand, if the self-efficacy is lower, each citizen will have lower resilience. \u0000Keywords: Self-Efficacy, Resilience","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131790634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-07DOI: 10.30996/sukma.v3i2.7734
Nova Silvia Putri, Tatik Meiyuntariningsih, Akta Ririn Aristawati
Abstract This study aims to determine the relationship between optimism and happiness in children who are victims of parental divorce. The hypothesis put forward is that there is a positive relationship between optimism and child victims of parental divorce. The research design uses a correlational quantitative research method. This research conducted on 104 participants with an age range of 20-30 years who have been victims of parental divorce for at least 5 years and live in Surabaya. The instruments used in this study are the happiness scale to Seligman's theory (2005) and the optimism scale according to Seligman's (2005). The data obtained were then analyzed using the Pearson Product Moment analysis technique with the help of SPSS 25 for Windows. Based on the results of the data analysis that has been done, the results show that there is a positive and significant relationship between optimism and happiness. Acceptance of the hypothesis in this study shows that optimism is closely related to one's happiness. The higher the optimism of children who are victims of divorce, the higher the happiness of children who are victims of parental divorce, and vice versa, the lower the optimism, the lower the happiness of children who are victims of parental divorce. Keywords: Happiness; Optimism; Children; Divorce; Parents Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara optimisme dengan pada anak korban perceraian orang tua. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini dilakukan pada 104 partisipan dengan rentang usia 20-30 tahun yang mengalami korban perceraian orang tua minimal 5 tahun dan berdomisili di Surabaya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kebahagiaan sesuai dengan teori Seligman (2005) dan skala optimisme sesuai dengan teori Seligman (2005). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 25 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara optimisme dengan kebahagiaan. Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap optimisme berkaitan erat dengan kebahagiaan seseorang. Semakin tinggi optimisme pada anak korban perceraian maka semakin tinggi pula kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua, begitupun sebaliknya semakin rendah optimisme maka akan semakin rendah kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua. Kata kunci: Kebahagiaan; Optimisme; Anak; Perceraian; Orang Tua;
摘要本研究旨在探讨父母离异儿童的乐观情绪与幸福感之间的关系。提出的假设是,乐观与父母离婚的儿童受害者之间存在正相关关系。本研究设计采用相关定量研究方法。这项研究对104名年龄在20-30岁之间的参与者进行了调查,他们都是父母离婚至少5年的受害者,住在泗水。本研究使用的工具是Seligman理论(2005)的幸福量表和Seligman理论(2005)的乐观量表。然后使用Pearson积矩分析技术在SPSS 25 for Windows的帮助下分析获得的数据。根据已经完成的数据分析结果,结果表明乐观与幸福之间存在着积极而显著的关系。本研究假设的接受表明,乐观与一个人的幸福密切相关。离婚受害者的孩子越乐观,父母离婚受害者的孩子越幸福,反之,乐观越低,父母离婚受害者的孩子越幸福。关键词:幸福;乐观;孩子;离婚;父母摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara乐观,dengan kebahagiaan paada anak korban perceria猩猩。阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气,阳阳之气。Desain penelitian在mongunakan方法penelitian定量相关。Penelitian ini dilakukan pada 104 partiparty dengan rentang usia 20-30 tahun yang mengalami korban perperan orang tua minimal 5 tahun dan berdomisili di泗水。仪器阳digunakan dalam penelitian ini adalah skala kebahagian sesuengan teori Seligman(2005)和skala乐观sesuengan teengan Seligman(2005)。数据杨佩洛,克努迪安,孟古纳坎,技术分析,皮尔逊积矩,邓安,班团,SPSS 25 for Windows。Berdasarkan hashagian分析数据yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapatat hubungan积极但显着,antara乐观dengan kebahagian。乐观主义,乐观主义,乐观主义,乐观主义,乐观主义,乐观主义。我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观,我很乐观。Kata kunci: Kebahagiaan;Optimisme;赶出亚衲族;Perceraian;猩猩图阿;
{"title":"Meningkatkan kebahagiaan pada anak korban perceraian orang tua dengan optimisme","authors":"Nova Silvia Putri, Tatik Meiyuntariningsih, Akta Ririn Aristawati","doi":"10.30996/sukma.v3i2.7734","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/sukma.v3i2.7734","url":null,"abstract":"Abstract \u0000This study aims to determine the relationship between optimism and happiness in children who are victims of parental divorce. The hypothesis put forward is that there is a positive relationship between optimism and child victims of parental divorce. The research design uses a correlational quantitative research method. This research conducted on 104 participants with an age range of 20-30 years who have been victims of parental divorce for at least 5 years and live in Surabaya. The instruments used in this study are the happiness scale to Seligman's theory (2005) and the optimism scale according to Seligman's (2005). The data obtained were then analyzed using the Pearson Product Moment analysis technique with the help of SPSS 25 for Windows. Based on the results of the data analysis that has been done, the results show that there is a positive and significant relationship between optimism and happiness. Acceptance of the hypothesis in this study shows that optimism is closely related to one's happiness. The higher the optimism of children who are victims of divorce, the higher the happiness of children who are victims of parental divorce, and vice versa, the lower the optimism, the lower the happiness of children who are victims of parental divorce. \u0000Keywords: Happiness; Optimism; Children; Divorce; Parents \u0000 \u0000Abstrak \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara optimisme dengan pada anak korban perceraian orang tua. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini dilakukan pada 104 partisipan dengan rentang usia 20-30 tahun yang mengalami korban perceraian orang tua minimal 5 tahun dan berdomisili di Surabaya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kebahagiaan sesuai dengan teori Seligman (2005) dan skala optimisme sesuai dengan teori Seligman (2005). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 25 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara optimisme dengan kebahagiaan. Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap optimisme berkaitan erat dengan kebahagiaan seseorang. Semakin tinggi optimisme pada anak korban perceraian maka semakin tinggi pula kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua, begitupun sebaliknya semakin rendah optimisme maka akan semakin rendah kebahagiaan pada anak korban perceraian orangtua. \u0000Kata kunci: Kebahagiaan; Optimisme; Anak; Perceraian; Orang Tua; \u0000 ","PeriodicalId":257782,"journal":{"name":"SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125725557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}