Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran, mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya kreativitas guru, serta menjelaskan upaya meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, para guru dan kepada sekolah SD Negeri 075082 Marafala dipilih sebagai sumber data. Data yang berhasil dijaring dianalisis dengan interactive model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sarana dan fasilitas pendukung pelaksanaan pembelajaran, serta hambatan dalam diri guru itu sendiri. Berdasarkan temuan penelitian dimaksud, penulis merekomendasi agar sekolah mengembangkan fasilitas pembelajaran termasuk di dalamnya media pengajaran, memberi perhatian terhadap peningkatan kompetensi para guru melalui pelatihan-pelatihan, serta guru perlu meningkatkan kompetensinya secara mandiri, bekerjasama dengan rekan sejawat dan bahkan melibatkan peserta didik dalam merancang dan mengembangkan media pembelajaran.
{"title":"Kreativitas Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SD Negeri 075082 Marafala","authors":"Noni Asriyana Telaumbanua, Delipiter Lase, Amurisi Ndraha","doi":"10.36588/hjim.v1i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36588/hjim.v1i1.63","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran, mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya kreativitas guru, serta menjelaskan upaya meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, para guru dan kepada sekolah SD Negeri 075082 Marafala dipilih sebagai sumber data. Data yang berhasil dijaring dianalisis dengan interactive model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sarana dan fasilitas pendukung pelaksanaan pembelajaran, serta hambatan dalam diri guru itu sendiri. Berdasarkan temuan penelitian dimaksud, penulis merekomendasi agar sekolah mengembangkan fasilitas pembelajaran termasuk di dalamnya media pengajaran, memberi perhatian terhadap peningkatan kompetensi para guru melalui pelatihan-pelatihan, serta guru perlu meningkatkan kompetensinya secara mandiri, bekerjasama dengan rekan sejawat dan bahkan melibatkan peserta didik dalam merancang dan mengembangkan media pembelajaran.","PeriodicalId":270442,"journal":{"name":"HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115755076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keselamatan hanya diperoleh melalui iman kepada Kristus bukan karena mengandalkan hukum Taurat, seperti yang dinyatakan dalam Roma 10:4. Hukum Taurat yang memiliki fungsi untuk menuntun manusia pada keselamatan tidak mampu mencapai tujuan akhirnya karena manusia yang cenderung melakukan dosa. Oleh karena itu, hukum Taurat membutuhkan kuasa yang mampu mewujudkan tujuan akhirnya yakni Kristus yang telah mengalahkan kuasa dosa, sehingga tujuan akhir hukum Taurat adalah Kristus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang secara khusus merujuk pada kajian biblika Perjanjian Baru. Melalui kajian hukum Taurat dan hubungannya dengan keselamatan dalam konsep Perjanjian Lama, pemahaman Rasul Paulus dibarengi dengan pemahaman tentang keselamatan dari Kristus serta cara Kristus menyelamatkan, maka ukuran keselamatan adalah Kristus dan bukan hukum Taurat.
{"title":"Makna Kristus sebagai Tujuan Akhir Hukum Taurat dalam Roma 10:4","authors":"Yuli Putri Berkati Hulu","doi":"10.36588/hjim.v1i1.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.36588/hjim.v1i1.22","url":null,"abstract":"Keselamatan hanya diperoleh melalui iman kepada Kristus bukan karena mengandalkan hukum Taurat, seperti yang dinyatakan dalam Roma 10:4. Hukum Taurat yang memiliki fungsi untuk menuntun manusia pada keselamatan tidak mampu mencapai tujuan akhirnya karena manusia yang cenderung melakukan dosa. Oleh karena itu, hukum Taurat membutuhkan kuasa yang mampu mewujudkan tujuan akhirnya yakni Kristus yang telah mengalahkan kuasa dosa, sehingga tujuan akhir hukum Taurat adalah Kristus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang secara khusus merujuk pada kajian biblika Perjanjian Baru. Melalui kajian hukum Taurat dan hubungannya dengan keselamatan dalam konsep Perjanjian Lama, pemahaman Rasul Paulus dibarengi dengan pemahaman tentang keselamatan dari Kristus serta cara Kristus menyelamatkan, maka ukuran keselamatan adalah Kristus dan bukan hukum Taurat.","PeriodicalId":270442,"journal":{"name":"HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122234138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}