Pub Date : 2022-03-03DOI: 10.31002/kalacakra.v3i1.4913
Dewi Ika Sari
Studi ini berfokus menguji identitas budaya individu anak usia sekolah yang tinggal diluar negara asal mereka selama tahun-tahun perkembangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan wawancara secara mendalam terhadap 10 siswa di Sekolah Indonesia Singapura dan dengan berbagai pengalaman antarbudaya digunakan untuk mengeksplorasi persepsi mereka tentang identitas, rasa memiliki, dan multikulturalisme. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa lebih cenderung memiliki banyak identitas budaya atau identitas multikultural, daripada identitas budaya yang membingungkan. Siswa tidak pernah kehilangan identitas budaya asalnya, tetapi mengadopsi yang baru dan berhasil menggantikan keduanya. Kompetensi komunikasi antarbudaya mempromosikan kemampuan individu untuk mengintegrasikan perbedaan budaya untuk mengubah diri menjadi orang multikultural yang tahu bagaimana menumbuhkan banyak identitas budaya. Mereka telah mengintegrasikan elemen-elemen berbeda dari masing-masing budaya, sehingga membentuk satu identitas multikultural yang mereka patuhi secara konsisten terlepas dari negara, konteks, dan budaya tempat mereka berada.Kata Kunci : Multikulturalisme, Identitas Budaya
{"title":"Multikulturalisme : Identitas Budaya Individu di Luar Negeri (Studi Pada Siswa Sekolah Indonesia Singapura, Ltd.)","authors":"Dewi Ika Sari","doi":"10.31002/kalacakra.v3i1.4913","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/kalacakra.v3i1.4913","url":null,"abstract":"Studi ini berfokus menguji identitas budaya individu anak usia sekolah yang tinggal diluar negara asal mereka selama tahun-tahun perkembangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan wawancara secara mendalam terhadap 10 siswa di Sekolah Indonesia Singapura dan dengan berbagai pengalaman antarbudaya digunakan untuk mengeksplorasi persepsi mereka tentang identitas, rasa memiliki, dan multikulturalisme. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa lebih cenderung memiliki banyak identitas budaya atau identitas multikultural, daripada identitas budaya yang membingungkan. Siswa tidak pernah kehilangan identitas budaya asalnya, tetapi mengadopsi yang baru dan berhasil menggantikan keduanya. Kompetensi komunikasi antarbudaya mempromosikan kemampuan individu untuk mengintegrasikan perbedaan budaya untuk mengubah diri menjadi orang multikultural yang tahu bagaimana menumbuhkan banyak identitas budaya. Mereka telah mengintegrasikan elemen-elemen berbeda dari masing-masing budaya, sehingga membentuk satu identitas multikultural yang mereka patuhi secara konsisten terlepas dari negara, konteks, dan budaya tempat mereka berada.Kata Kunci : Multikulturalisme, Identitas Budaya ","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115252790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-22DOI: 10.31002/kalacakra.v3i1.4616
Welling Yonado, Irawan Hadi Wiranata
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui keadaan di mana umat hindu di wilayah jawa dapat beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap agama mayoritas masyarakat Indonesia khususnya di jawa, sehingga dapat mewujudkan integrasi nasioanal yang memiliki rasa toleransi yang tinggi antarumat beragama guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pentingnya integrasi sosial merupakan hal utama dalam mewujudkan persatuan dengan upaya pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial masyarakt multikultural dengan kelompok minoritas didalamnya. Metode penulisan artikel ini menggunakan kajian kepustakaan atau library research dengan hasil yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam artikel ini bersumber dari artikel ilmiah, jurnal, dan media masa online. Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah menggunakan teknik dokumentasi dan identifikasi fakta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan umat hindu jawa yang memiliki kelompok kecil atau minoritas mampu dalam mewujudkan integrasi nasional yang adaptif dengan kelompok mayoritas, Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi nasional akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Dengan demikian terwujudnya integrasi nasional anatara kelompok minoritas dengan kelompok mayoritas dimaknai sebagai suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial sehingga dapat menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi dan membentuk satu kesatuan yang utuh.
{"title":"Umat Hindu Diwilayah Jawa Sebagai Kelompok Minoritas dalam Mewujudkan Integrasi Nasional","authors":"Welling Yonado, Irawan Hadi Wiranata","doi":"10.31002/kalacakra.v3i1.4616","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/kalacakra.v3i1.4616","url":null,"abstract":"Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui keadaan di mana umat hindu di wilayah jawa dapat beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap agama mayoritas masyarakat Indonesia khususnya di jawa, sehingga dapat mewujudkan integrasi nasioanal yang memiliki rasa toleransi yang tinggi antarumat beragama guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pentingnya integrasi sosial merupakan hal utama dalam mewujudkan persatuan dengan upaya pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial masyarakt multikultural dengan kelompok minoritas didalamnya. Metode penulisan artikel ini menggunakan kajian kepustakaan atau library research dengan hasil yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam artikel ini bersumber dari artikel ilmiah, jurnal, dan media masa online. Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah menggunakan teknik dokumentasi dan identifikasi fakta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan umat hindu jawa yang memiliki kelompok kecil atau minoritas mampu dalam mewujudkan integrasi nasional yang adaptif dengan kelompok mayoritas, Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi nasional akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Dengan demikian terwujudnya integrasi nasional anatara kelompok minoritas dengan kelompok mayoritas dimaknai sebagai suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial sehingga dapat menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi dan membentuk satu kesatuan yang utuh.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121061664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-31DOI: 10.31002/kalacakra.v3i1.5310
Agus Widodo, S. Suratman, N. Salim
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu keterampilan penting di abad 21. Kebijakan pendidikan nasional mendorong setiap jenjang lembaga pendidikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semua mata pelajaran diharuskan untuk menjalankan programini. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran wajib di Indonesia dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi menjadi bagian dari mata pelajaran yang diwajibkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan pemahaman identitas nasional dan sikap nasionalisme. Metode penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Data kemampuan berpikir tingkat tinggi diperoleh dari nilai akhir mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Data pemahaman identitas nasional dan sikapnasionalisme diperoleh dari angket. Subjek penelitian sebanyak 47 dengan subjek mahasiswa yang menempuh mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang sangat kuat antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan pemahaman identitas nasional. Kedua, tidak ada korelasi antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan sikap nasionalisme. Ketiga, ada korelasi yang cukup kuat antara pemahaman identitas nasional dengan sikap nasionalisme.
{"title":"Korelasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dengan Pemahaman Identitas Nasional dan Sikap Nasionalisme","authors":"Agus Widodo, S. Suratman, N. Salim","doi":"10.31002/kalacakra.v3i1.5310","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/kalacakra.v3i1.5310","url":null,"abstract":"Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu keterampilan penting di abad 21. Kebijakan pendidikan nasional mendorong setiap jenjang lembaga pendidikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semua mata pelajaran diharuskan untuk menjalankan programini. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran wajib di Indonesia dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi menjadi bagian dari mata pelajaran yang diwajibkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan pemahaman identitas nasional dan sikap nasionalisme. Metode penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Data kemampuan berpikir tingkat tinggi diperoleh dari nilai akhir mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Data pemahaman identitas nasional dan sikapnasionalisme diperoleh dari angket. Subjek penelitian sebanyak 47 dengan subjek mahasiswa yang menempuh mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang sangat kuat antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan pemahaman identitas nasional. Kedua, tidak ada korelasi antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan sikap nasionalisme. Ketiga, ada korelasi yang cukup kuat antara pemahaman identitas nasional dengan sikap nasionalisme.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129126341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-06DOI: 10.31002/kalacakra.v2i2.4368
F. Izzati
Indonesia termasuk negara yang memiliki keberagaman budaya, suku bangsa, agama, bahasa, dan ras. Keberagaman tersebut menjadi corak khas bagi, kekayaan dan identitas bangsa,. Realitas sejarah tak luput dari keadaan bangsa Indonesia sekarang, dimana perjuangan, rasa saling memiliki, sama rasa, dan tujuan untuk bersatu demi tercapainya tujuan bersama. Melahirkan masyarakat yang memiliki rasa persatuan dan kesatuan menjunjung tinggi kerukunan meskipun banyak perbedaan, menyatukan harapan demi tujuan bersama. hal-hal tersebut. Sikap menghargai sesama disertai rasa saling menghormati dan tidak menghakimi menjadi kunci atas cerminan toleransi. Sikap dan perilaku yang baik sebagaimana warga negara bisa saling menghargai, menerima perbedaan, dan keadaan sehingga dapat hidup berdampingan secara damai, rukun, dan bekerjasama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi baik di masa pandem. Sikap Toleransi dan empati membawa dampak positif bagi negeri tercinta ini, sebagai upaya mewujudkan warga negara yang baik. Saling menguatkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan di masa pandemi sehingga dapat melewati keadaan ini dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
{"title":"PENTINGNYA SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI DALAM MEWUJUDKAN WARGA NEGARA YANG BAIK (GOOD CITIZENSHIP) DI MASA PANDEMI","authors":"F. Izzati","doi":"10.31002/kalacakra.v2i2.4368","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/kalacakra.v2i2.4368","url":null,"abstract":"Indonesia termasuk negara yang memiliki keberagaman budaya, suku bangsa, agama, bahasa, dan ras. Keberagaman tersebut menjadi corak khas bagi, kekayaan dan identitas bangsa,. Realitas sejarah tak luput dari keadaan bangsa Indonesia sekarang, dimana perjuangan, rasa saling memiliki, sama rasa, dan tujuan untuk bersatu demi tercapainya tujuan bersama. Melahirkan masyarakat yang memiliki rasa persatuan dan kesatuan menjunjung tinggi kerukunan meskipun banyak perbedaan, menyatukan harapan demi tujuan bersama. hal-hal tersebut. Sikap menghargai sesama disertai rasa saling menghormati dan tidak menghakimi menjadi kunci atas cerminan toleransi. Sikap dan perilaku yang baik sebagaimana warga negara bisa saling menghargai, menerima perbedaan, dan keadaan sehingga dapat hidup berdampingan secara damai, rukun, dan bekerjasama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi baik di masa pandem. Sikap Toleransi dan empati membawa dampak positif bagi negeri tercinta ini, sebagai upaya mewujudkan warga negara yang baik. Saling menguatkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan di masa pandemi sehingga dapat melewati keadaan ini dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"449 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127719279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-04DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I2.4378
Rendy Yudanto, N. Sbm
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris dalam analisis hubungan antara indeks kebebasan sipil, indeks hak-hak politik, indeks lembaga demokrasi, dan indeks gini dengan pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada data di Badan Pusat Statistik pada tahun 2015-2019. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis korelasi. Pengambilan sampel diperoleh 170 sampel yang terdiri dari 33 provinsi. Teknik analisis yang digunakan di penelitian ini adalah SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dengan SPSS 26 perangkat lunak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kebebasan sipil, indeks hak-hak politik, indeks lembaga demokrasi dan indeks gini tidak berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi.
{"title":"ANALISIS HUBUNGAN INDEKS KEBEBASAN SIPIL, INDEKS HAK-HAK POLITIK, INDEKS LEMBAGA DEMOKRASI, DAN INDEKS GINI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015 – 2019","authors":"Rendy Yudanto, N. Sbm","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I2.4378","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I2.4378","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris dalam analisis hubungan antara indeks kebebasan sipil, indeks hak-hak politik, indeks lembaga demokrasi, dan indeks gini dengan pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada data di Badan Pusat Statistik pada tahun 2015-2019. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis korelasi. Pengambilan sampel diperoleh 170 sampel yang terdiri dari 33 provinsi. Teknik analisis yang digunakan di penelitian ini adalah SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dengan SPSS 26 perangkat lunak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kebebasan sipil, indeks hak-hak politik, indeks lembaga demokrasi dan indeks gini tidak berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131588842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-04DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I2.4364
Delfiyan Widiyanto, Y. Yasnanto
Gagasan negara Islam dan pendirian negara berdasarkan Islam seringkali menjadi isu disintegrasi bangsa. Kelompok-kelompok ini tidak mengakui keberadaan Pancasila dan negara, sehingga dapat mengancam kebhinekaan Indonesia. Harmonisasi agama dan negara terganggu, bisa memecah belah pertahanan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ulama sepuh Magelang dalam mewujudkan toleransi, kerukunan, toleransi, dan integrasi bangsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Ulama Tua di Magelang khususnya di Pondok Pesantren Darussalam memiliki peran dalam hal sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, penguatan ideologi negara, dan pengaruh Ulama dalam memahami pluralisme dan multikulturalisme.
{"title":"PERAN ULAMA SEPUH MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI NASIONAL","authors":"Delfiyan Widiyanto, Y. Yasnanto","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I2.4364","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I2.4364","url":null,"abstract":"Gagasan negara Islam dan pendirian negara berdasarkan Islam seringkali menjadi isu disintegrasi bangsa. Kelompok-kelompok ini tidak mengakui keberadaan Pancasila dan negara, sehingga dapat mengancam kebhinekaan Indonesia. Harmonisasi agama dan negara terganggu, bisa memecah belah pertahanan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ulama sepuh Magelang dalam mewujudkan toleransi, kerukunan, toleransi, dan integrasi bangsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Ulama Tua di Magelang khususnya di Pondok Pesantren Darussalam memiliki peran dalam hal sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, penguatan ideologi negara, dan pengaruh Ulama dalam memahami pluralisme dan multikulturalisme. ","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"15 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132380086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I2.4356
Jeni Danurahman, Hendra Hermawan, Sukron Mazid
Pendidikan merupakan aset untuk membentuk manusia unggul yang berprestasi dan berdaya saing di tingkat nasional dan internasional sebagai langkah mempersiapkan generasi penerus bangsa. Di masa pandemi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi terutama dalam penyesuaian penggunaan teknologi sebagai solusi di masa pandemi karena kebijakan yang ada untuk menjaga jarak, stay at home, dan study at home. Google Classroom adalah solusi dalam situasi ini, dengan penggunaan Google Classroom yang efektif secara bijaksana dan menarik, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Metode dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian analisis isi yang dirancang untuk mendeskripsikan isi yang mengandung informasi yang diambil dari teks tertentu. Analisis dilakukan dari berbagai artikel ilmiah terutama yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran di masa pandemi saat ini. Dengan hasil yang diperoleh bahwa penggunaan google classroom dengan baik dan bijak akan mendapatkan kualitas pembelajaran yang efektif.
{"title":"KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE CLASSROOM DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI","authors":"Jeni Danurahman, Hendra Hermawan, Sukron Mazid","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I2.4356","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I2.4356","url":null,"abstract":"Pendidikan merupakan aset untuk membentuk manusia unggul yang berprestasi dan berdaya saing di tingkat nasional dan internasional sebagai langkah mempersiapkan generasi penerus bangsa. Di masa pandemi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi terutama dalam penyesuaian penggunaan teknologi sebagai solusi di masa pandemi karena kebijakan yang ada untuk menjaga jarak, stay at home, dan study at home. Google Classroom adalah solusi dalam situasi ini, dengan penggunaan Google Classroom yang efektif secara bijaksana dan menarik, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Metode dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian analisis isi yang dirancang untuk mendeskripsikan isi yang mengandung informasi yang diambil dari teks tertentu. Analisis dilakukan dari berbagai artikel ilmiah terutama yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran di masa pandemi saat ini. Dengan hasil yang diperoleh bahwa penggunaan google classroom dengan baik dan bijak akan mendapatkan kualitas pembelajaran yang efektif.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"357 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132041998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I2.4355
Annisa Istiqomah, Delfiyan Widiyanto
Persaingan dan tuntutan zaman yang semakin bertambah dengan adanya teknologi, persaingan global dan ekonomi dunia perlunya paradigma baru orientasi pendidikan berbasis pengetahuan. Adaptasi kurikulum menjadi salah satu penyesuaian pembelajaran secara formal untuk merespons tuntunan kompetisi global. Mata pelajaran PPKn mengenalkan jati diri dan nilai budaya untuk membentuk warga negara muda yang kritis maupun kreatif. Penilaian hasil belajar menjadi bagian dari menentukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Penilaian terdapat tiga ranah, yaitu; afektif, kognitif dan psikomotorik. Penilaian yang meliputi tiga aspek tersebut untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki aspek sikap, pengetahuan, keterampilan. Keseluruhan memiliki bagian-bagian dari penilaian. Menilai pembelajaran hendaknya dirancang sehingga jelas reliabilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi nilai. Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diantaranya yaitu pembuatan tujuan penilaian, validitas instrumen, penskoran atau rubrik penilaian, pelaksanaan penilaian sikap, pemahaman guru mengenai penilaian keterampilan, penskoran pada rapor, dan perubahan format penilaian pada kurikulum.
{"title":"PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGENEGARAAN","authors":"Annisa Istiqomah, Delfiyan Widiyanto","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I2.4355","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I2.4355","url":null,"abstract":"Persaingan dan tuntutan zaman yang semakin bertambah dengan adanya teknologi, persaingan global dan ekonomi dunia perlunya paradigma baru orientasi pendidikan berbasis pengetahuan. Adaptasi kurikulum menjadi salah satu penyesuaian pembelajaran secara formal untuk merespons tuntunan kompetisi global. Mata pelajaran PPKn mengenalkan jati diri dan nilai budaya untuk membentuk warga negara muda yang kritis maupun kreatif. Penilaian hasil belajar menjadi bagian dari menentukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Penilaian terdapat tiga ranah, yaitu; afektif, kognitif dan psikomotorik. Penilaian yang meliputi tiga aspek tersebut untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki aspek sikap, pengetahuan, keterampilan. Keseluruhan memiliki bagian-bagian dari penilaian. Menilai pembelajaran hendaknya dirancang sehingga jelas reliabilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi nilai. Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diantaranya yaitu pembuatan tujuan penilaian, validitas instrumen, penskoran atau rubrik penilaian, pelaksanaan penilaian sikap, pemahaman guru mengenai penilaian keterampilan, penskoran pada rapor, dan perubahan format penilaian pada kurikulum.","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121425040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-12DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I2.4003
Ine Rahayu Purnamaningsih, Azalia Zalfa Miranda
Abstrak
E-learning mampu memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengakses dan mengambil informasi dengan cepat dan efektif. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasiperkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan kebutuhanpeserta didik. Maka dalam penerapannya perlu melakukan inovasi pendidikan, salah satu inovasi pendidikandengan menerapkan e-learning (Elektronic Learning) merupakan cara baru dalam proses belajar mengajaryang menggunakan media elektronik, khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan e-learning yang dapat meningkatkan kempuan berpikir kritis siswa. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Data penelitian berupa kemampuan berpikir kritis siswa diambil dengan teknik diskusi dan tes. Diskusi dinilai secara khusus berdasarkan keaktifan siswa dalam proses belajar dalam e-learning, sedangkan tes merupakan hasil dari pengguanaan e-learning siswa. Hasil tes diperoleh hasil 75% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 7,5% memiliki kemampuan sangat kritis. Simpulan penelitian ini yaitu bahwa penerapan e-learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan berpikir kritis siswa secara efektif dan cepat.
Kata Kunci: E-learning, Inovasi Pendidikan, Berpikir Kritis
Abstract
E-learning is able to make it easier for students to access and retrieve information quickly and effectively. Therefore, educational institutions must be able to anticipate these developments by continuously seeking a program that suits the needs of students. So in its application it is necessary to innovate education, one of the educational innovations by implementing e-learning (Electronic Learning) is a new way in the teaching and learning process that uses electronic media, especially the internet as a learning system. The purpose of this study was to determine the application of e-learning that can improve students' critical thinking skills. Sampling with simple random sampling technique. Research data in the form of students' critical thinking skills were taken with discussion and test techniques. The discussion is assessed specifically based on the activeness of students in the learning process in e-learning, while the test is the result of the students' use of e-learning. The test results showed that 75% of students had critical thinking skills and 7.5% had very critical abilities. The conclusion of this research is that the application of e-learning in learning can improve students' critical thinking effectively and quickly.
{"title":"PENERAPAN E-LEARNING SEBAGAI INOVASI PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA","authors":"Ine Rahayu Purnamaningsih, Azalia Zalfa Miranda","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I2.4003","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I2.4003","url":null,"abstract":"<p class=\"StyleAuthorBold\">Abstrak</p><p><em>E-learning</em> mampu memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengakses dan mengambil informasi dengan cepat dan efektif. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi<em> </em>perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan kebutuhan<em> </em>peserta didik. Maka dalam penerapannya perlu melakukan inovasi pendidikan, salah satu inovasi pendidikan<em> </em>dengan menerapkan e-learning (Elektronic Learning) merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar<em> </em>yang menggunakan media elektronik, khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan <em>e-learning</em> yang dapat meningkatkan kempuan berpikir kritis siswa. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Data penelitian berupa kemampuan berpikir kritis siswa diambil dengan teknik diskusi dan tes. Diskusi dinilai secara khusus berdasarkan keaktifan siswa dalam proses belajar dalam <em>e</em><em>-learning</em>, sedangkan tes merupakan hasil dari pengguanaan <em>e-learning</em> siswa. Hasil tes diperoleh hasil 75% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 7,5% memiliki kemampuan sangat kritis. Simpulan penelitian ini yaitu bahwa penerapan <em>e-learning</em> dalam pembelajaran dapat meningkatkan berpikir kritis siswa secara efektif dan cepat.</p><p class=\"abstrak\"><strong>Kata Kunci: </strong><em>E-learning</em>, Inovasi Pendidikan, Berpikir Kritis</p><p class=\"abstrak\"> </p><p class=\"StyleAuthorBold\"><em>Abstract</em></p><p class=\"abstrak\"><em>E-learning is able to make it easier for students to access and retrieve information quickly and effectively. Therefore, educational institutions must be able to anticipate these developments by continuously seeking a program that suits the needs of students. So in its application it is necessary to innovate education, one of the educational innovations by implementing e-learning (Electronic Learning) is a new way in the teaching and learning process that uses electronic media, especially the internet as a learning system. The purpose of this study was to determine the application of e-learning that can improve students' critical thinking skills. Sampling with simple random sampling technique. Research data in the form of students' critical thinking skills were taken with discussion and test techniques. The discussion is assessed specifically based on the activeness of students in the learning process in e-learning, while the test is the result of the students' use of e-learning. The test results showed that 75% of students had critical thinking skills and 7.5% had very critical abilities. The conclusion of this research is that the application of e-learning in learning can improve students' critical thinking effectively and quickly.</em></p><p class=\"abstrak\" align=\"left\"><strong><em>Keywords:</em></strong><em> E-learning, Education</em><em>al Innovation, </em><em>Critical Thin","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"356 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116239270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-10DOI: 10.31002/KALACAKRA.V2I1.3534
Anif Istianah
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi metode among untuk meningkatkan karakter dan mendeksripsikan faktor pendukung dan penghambat impelemnatasi metode among untuk meningkatkan karakter di Prodi PPKn FKIP Undana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek PPKn Undana yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan (library research), observasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan komponen analisis data model interaktif Miles dan Huberman (reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan). Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan bahan referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode among untuk meningkatkan karakter di Prodi PPKn FKIP Undana yang sesuai dengan paradigm sili asih,asah dan asuh dengan asas Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madya Mangun Korso, Tut Wuri Handayani, mendapat beberapa hal sebagai berikut yakni adanya Kurikulum Prodi PPKn FKIP Undana yang disesuiakan dengan Visi, Misi, dan tujuan Prodi PPKn memuat karakter sebagai satu hal yang menjadi tujuan dalam proses perkuliahan di Prodi PPKn adanya mata kuliah yang membahas Pendidikan Karakter KPPKN 1239 secara khusus termasuk juga Pendidikan Antikorupsi, dan Dasar Konsep Pendidikan Moral serta mata kuliah PPKn lainnya yang secara esensi dalam bentuk penugasan yang diberikan dosen dan pembahasannya di kelas membicarakan hal – hal yang menyangkut pendidikan karakter tersebut, pembiasaan karakter diwujudkan dalam karakter religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, tanggungjawab, respect dan peduli. Kegiatan religious dibiasakan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah megakiri perkululiahan maupun ekstrakurikuler. Salah satu penerapana karakter kejujuran melalui proyek mata kuliah pendidikan karakter yang diberikan dosen yakni “Jagung Kejujuran”. Karakter toleransi diwujudkan dalam kegiatan diskusi di kelas yang difasilitator oleh dosen tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, semua mahasiswa dapat terlibat dalam diskusi sesuai kaidah ilmiah, toleransi juga dalam wujud pemilihan ketua tingkat, ketua HMJ, ketua panitia yang tidak didasarkan pada suku, agama, ras, dan golongan termasuk asal daerah. Proses perkuliahan membiasakan mahasiswa untuk berkarakter disiplin, dimana mahasiswa yang terlambat diberikan punishment sesuai kesepakatan pada kontrak kuliah. Dosen membiasakan mahasiswa mengerjakan tugas tepat waktu dengan menggunakan learning management system e – learning undana. Dosen membiasakan memberikan tugas yang berhubungan dengan teknologi digital, yang diharapkan mahasiswa bekerja kerja menghasilkan karya yang inovatif fan kreatif sesuai perkembangan zaman. Tenaga kependidikan dan dosen membiasakan mahasiswa menjaga, membersihkan dan merapikan kelas setelah perkuliahan. Tanggungjawab juga dimunculkan dalam pembagian piket Kantin
{"title":"IMPLEMENTASI METODE AMONG UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER","authors":"Anif Istianah","doi":"10.31002/KALACAKRA.V2I1.3534","DOIUrl":"https://doi.org/10.31002/KALACAKRA.V2I1.3534","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi metode among untuk meningkatkan karakter dan mendeksripsikan faktor pendukung dan penghambat impelemnatasi metode among untuk meningkatkan karakter di Prodi PPKn FKIP Undana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek PPKn Undana yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan (library research), observasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan komponen analisis data model interaktif Miles dan Huberman (reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan). Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan bahan referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode among untuk meningkatkan karakter di Prodi PPKn FKIP Undana yang sesuai dengan paradigm sili asih,asah dan asuh dengan asas Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madya Mangun Korso, Tut Wuri Handayani, mendapat beberapa hal sebagai berikut yakni adanya Kurikulum Prodi PPKn FKIP Undana yang disesuiakan dengan Visi, Misi, dan tujuan Prodi PPKn memuat karakter sebagai satu hal yang menjadi tujuan dalam proses perkuliahan di Prodi PPKn adanya mata kuliah yang membahas Pendidikan Karakter KPPKN 1239 secara khusus termasuk juga Pendidikan Antikorupsi, dan Dasar Konsep Pendidikan Moral serta mata kuliah PPKn lainnya yang secara esensi dalam bentuk penugasan yang diberikan dosen dan pembahasannya di kelas membicarakan hal – hal yang menyangkut pendidikan karakter tersebut, pembiasaan karakter diwujudkan dalam karakter religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, tanggungjawab, respect dan peduli. Kegiatan religious dibiasakan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah megakiri perkululiahan maupun ekstrakurikuler. Salah satu penerapana karakter kejujuran melalui proyek mata kuliah pendidikan karakter yang diberikan dosen yakni “Jagung Kejujuran”. Karakter toleransi diwujudkan dalam kegiatan diskusi di kelas yang difasilitator oleh dosen tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, semua mahasiswa dapat terlibat dalam diskusi sesuai kaidah ilmiah, toleransi juga dalam wujud pemilihan ketua tingkat, ketua HMJ, ketua panitia yang tidak didasarkan pada suku, agama, ras, dan golongan termasuk asal daerah. Proses perkuliahan membiasakan mahasiswa untuk berkarakter disiplin, dimana mahasiswa yang terlambat diberikan punishment sesuai kesepakatan pada kontrak kuliah. Dosen membiasakan mahasiswa mengerjakan tugas tepat waktu dengan menggunakan learning management system e – learning undana. Dosen membiasakan memberikan tugas yang berhubungan dengan teknologi digital, yang diharapkan mahasiswa bekerja kerja menghasilkan karya yang inovatif fan kreatif sesuai perkembangan zaman. Tenaga kependidikan dan dosen membiasakan mahasiswa menjaga, membersihkan dan merapikan kelas setelah perkuliahan. Tanggungjawab juga dimunculkan dalam pembagian piket Kantin","PeriodicalId":272390,"journal":{"name":"Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132613418","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}