Kulit nanas madu (Ananas comosus (L) merr) merupakan limbah dari kulit nanas yang sering tidak termanfaatkan. Kulit nanas madu diketahui kaya akan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan yang mampu melindung kulit dari paparan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak aseton kulit nanas madu menjadi sedian topikal sabun mandi padat. Kulit nanas madu diekestrak menggunakan pelarut aseton, lalu diujikan kandungan fitokimianya. Hasil skrining fitokimia menunjukan ekstrak aseton kulit nanas madu positif mengandung flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Ekstrak diformulasikan menjadi sabun mandi padat dengan konsentrasi 0% (F1), 1% (F2), 3% (F3) ekstrak. Hasil evaluasi menunjukkan karakteristik fisik sabun padat memiliki bentuk padatan solid disertai aroma khas nanas. Selain itu, hasil uji pH dan stabilitas busa berada pada rentang yang baik (pH 9; stabilitas busa selama 5 menit). Meskipun begitu, hasil uji homogenitas menunjukkan adanya ketidakhomogenitasan pada semua rentang konsentrasi. Pada uji kesukaan semua responden menunjukkan adanya kecenderungan suka pada fomula F2. Hasil yang didapat menunjukan formula terbaik dan paling disukai konsumen adalah pada kadar zat aktif 1%.
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT EKSTRAK ASETON KULIT NANAS MADU (Ananas comosus (L) merr)","authors":"Idmanurrahman Hadi, Akhmad Irfan Alfayyasy, Ade Irawan","doi":"10.55093/herbapharma.v5i2.409","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i2.409","url":null,"abstract":"Kulit nanas madu (Ananas comosus (L) merr) merupakan limbah dari kulit nanas yang sering tidak termanfaatkan. Kulit nanas madu diketahui kaya akan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan yang mampu melindung kulit dari paparan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak aseton kulit nanas madu menjadi sedian topikal sabun mandi padat. Kulit nanas madu diekestrak menggunakan pelarut aseton, lalu diujikan kandungan fitokimianya. Hasil skrining fitokimia menunjukan ekstrak aseton kulit nanas madu positif mengandung flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Ekstrak diformulasikan menjadi sabun mandi padat dengan konsentrasi 0% (F1), 1% (F2), 3% (F3) ekstrak. Hasil evaluasi menunjukkan karakteristik fisik sabun padat memiliki bentuk padatan solid disertai aroma khas nanas. Selain itu, hasil uji pH dan stabilitas busa berada pada rentang yang baik (pH 9; stabilitas busa selama 5 menit). Meskipun begitu, hasil uji homogenitas menunjukkan adanya ketidakhomogenitasan pada semua rentang konsentrasi. Pada uji kesukaan semua responden menunjukkan adanya kecenderungan suka pada fomula F2. Hasil yang didapat menunjukan formula terbaik dan paling disukai konsumen adalah pada kadar zat aktif 1%.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"23 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139783388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-12DOI: 10.55093/herbapharma.v5i2.420
Ade Irawan, Maria Ulfah, A. Fadillah
The goal of this research is to find out the capability of tamarind leaf ethanol extract (Tamarindus indica Linn) to inhibit the maturationof Propiomibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa bacteria as well as the optimal concentration of tamarind leaf extract that can do so. Using 96% ethanol as a solvent, maceration was used for extraction. Antibacterial activity testing uses the agar diffusion method by means of discs. According to studies on the antibacterial action of tamarind leaf ethanol extract opposed tothe bacteria Propionibacterium acne and Psedomonas aeruginosa, at a concentration of 20%, the extract can already block the development of bacteria in the medium range, while at a concentration of 80%, the extract can inhibit bacterial growth in the strong category. The one-way anova method and the LSD test were used to examine the antibacterial activity test findings. According to Anova data, the test bacteria were suppressed at doses of 20%, 40%, 60%, & 80%. Effective concentrations to inhibit Propionibacterium acne bacteria and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 20%, 40%, 60%, & 80%. The measurement of the area of bacterial growth inhibition increases with tamarind leaf extract concentration. Flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, and steroids can be found in tamarind leaf ethanol extract. Tamarind leaf ethanol extract has antibacterial activity against Propionicaterium acne and Pseudomonas aeruginosa bacteria and has an inhibition zone at 80% concentration with an average diameter of 25.83 cm and 17.66 cm.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne DAN BAKTERI Pseudomonas aeruginosa","authors":"Ade Irawan, Maria Ulfah, A. Fadillah","doi":"10.55093/herbapharma.v5i2.420","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i2.420","url":null,"abstract":"The goal of this research is to find out the capability of tamarind leaf ethanol extract (Tamarindus indica Linn) to inhibit the maturationof Propiomibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa bacteria as well as the optimal concentration of tamarind leaf extract that can do so. Using 96% ethanol as a solvent, maceration was used for extraction. Antibacterial activity testing uses the agar diffusion method by means of discs. According to studies on the antibacterial action of tamarind leaf ethanol extract opposed tothe bacteria Propionibacterium acne and Psedomonas aeruginosa, at a concentration of 20%, the extract can already block the development of bacteria in the medium range, while at a concentration of 80%, the extract can inhibit bacterial growth in the strong category. The one-way anova method and the LSD test were used to examine the antibacterial activity test findings. According to Anova data, the test bacteria were suppressed at doses of 20%, 40%, 60%, & 80%. Effective concentrations to inhibit Propionibacterium acne bacteria and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 20%, 40%, 60%, & 80%. The measurement of the area of bacterial growth inhibition increases with tamarind leaf extract concentration. Flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, and steroids can be found in tamarind leaf ethanol extract. Tamarind leaf ethanol extract has antibacterial activity against Propionicaterium acne and Pseudomonas aeruginosa bacteria and has an inhibition zone at 80% concentration with an average diameter of 25.83 cm and 17.66 cm.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"62 39","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139844405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-12DOI: 10.55093/herbapharma.v5i2.416
Ade Irawan, Teguh Adiyas Putra, Riyanto M. Taruna
Daun sukun (Artocarpus altilis) adalah diantara tanaman obat. Daun sukun mengandung senyawa seperti flavonoid, tanin, saponin. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat pasta gigi dari daun sukun. Serbuk daun sukun direndam dalam pelarut etanol 96% kemudian dilakukan uji fitokimia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun sukun mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan pasta gigi. Kualitas produk pasta gigi jadi dievaluasi (homogenitas, organoleptik, pH, tinggi busa). Hasil evaluasi sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 2,5%, 3,5% dan 4,5% menunjukkan bahwa uji organoleptik, pH dan homogenitas memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan SNI pada konsentrasi 2,5%, 3 0,5% dan 4,5%. tidak memenuhi persyaratan uji kuat busa.
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)","authors":"Ade Irawan, Teguh Adiyas Putra, Riyanto M. Taruna","doi":"10.55093/herbapharma.v5i2.416","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i2.416","url":null,"abstract":"Daun sukun (Artocarpus altilis) adalah diantara tanaman obat. Daun sukun mengandung senyawa seperti flavonoid, tanin, saponin. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat pasta gigi dari daun sukun. Serbuk daun sukun direndam dalam pelarut etanol 96% kemudian dilakukan uji fitokimia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun sukun mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan pasta gigi. Kualitas produk pasta gigi jadi dievaluasi (homogenitas, organoleptik, pH, tinggi busa). Hasil evaluasi sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 2,5%, 3,5% dan 4,5% menunjukkan bahwa uji organoleptik, pH dan homogenitas memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan SNI pada konsentrasi 2,5%, 3 0,5% dan 4,5%. tidak memenuhi persyaratan uji kuat busa.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"88 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139842704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.220
Wawang Anwarudin, Adhika Prayoga
Etnofarmasi merupakan ilmu yang mempelajari penggunaan obat dan cara pengobatan yang dilakukan oleh suatu etnik atau tertentu serta menghubungkan ilmu kefarmasian dengan kultur budaya dalam masyarakat. Penelitian dilakukan di desa Pajambon dan desa Sayana Kabupaten Kuningan dengan tujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang ada di masyarakat yang digunakan sebagai obat, bagian yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaan, serta khasiatnya. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif yang menggunakan metode kualitatif, dengan cara wawancara dan survei semi-struktural. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling terhadap 10 informan dari masing masing desa. Hasil penelitian diperoleh masing masing 30 jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat desa Pajambon dan desa Sayana Kabupaten Kuningan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun dengan persentase 63,34% desa Pajambon dan 43,34% desa Sayana, sedangkan cara pengolahan yang paling sering dilakukan dengan direbus 66,67% desa Pajambon dan 73,34% desa Sayana.
人种制药是一门研究某些民族或民族的药物使用和治疗方法的科学,将法医学与社会文化联系起来。这项研究是在Pajambon村和saana county village进行的,目的是确定作为药物、用于的部分、处理和使用的方式以及其药用价值。采用定性方法进行的描述性研究,采用半结构调查的方式。采样技术是通过对每个村庄10名告密者进行采样技术。研究人员分别获得了30种用于Pajambon村民和Sayana village的植物。最广泛使用的是叶子的百分比为63.34%的Pajambon村和43.34%的Sayana村,而最常见的处理方法是让66.67%的Pajambon村和73.34%的Sayana村。
{"title":"Studi Etnofarmasi Tumbuhan Yang Berkhasiat Obat di Desa Pajambon dan Desa Sayana Kabupaten Kuningan","authors":"Wawang Anwarudin, Adhika Prayoga","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.220","url":null,"abstract":"Etnofarmasi merupakan ilmu yang mempelajari penggunaan obat dan cara pengobatan yang dilakukan oleh suatu etnik atau tertentu serta menghubungkan ilmu kefarmasian dengan kultur budaya dalam masyarakat. Penelitian dilakukan di desa Pajambon dan desa Sayana Kabupaten Kuningan dengan tujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang ada di masyarakat yang digunakan sebagai obat, bagian yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaan, serta khasiatnya. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif yang menggunakan metode kualitatif, dengan cara wawancara dan survei semi-struktural. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling terhadap 10 informan dari masing masing desa. Hasil penelitian diperoleh masing masing 30 jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat desa Pajambon dan desa Sayana Kabupaten Kuningan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun dengan persentase 63,34% desa Pajambon dan 43,34% desa Sayana, sedangkan cara pengolahan yang paling sering dilakukan dengan direbus 66,67% desa Pajambon dan 73,34% desa Sayana.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128159920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
terjadi menyebabkan kerusakan glumerolus ginjal sehingga fungsi ginjal menurun. Kreatinin dan ureum merupakam parameter fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dan dosis ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica.A Juss) terhadap kadar kreatinin dan ureum yang diinduksi streptozotocin. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kelompok perlakuan ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica.A Juss) dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB. Parameter yang diamati adalah kadar kreatinin dan ureum pada hari ke-0, 7,14, 21 dan 28. Data kreatinin dan ureum yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one way ANOVA pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun mimba pada dosis 150 mg/kg BB dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar kreatinin dan ureum pada tikus yang diinduksi STZ, dengan nilai rata-rata kreatinin 0,72 mg/dL dan ureum 41,56 mg/dL.
造成肾硬化损伤,导致肾功能下降。肌酸素和尿素改变肾脏功能参数。本研究的目的是确定mimba (Azadirachta indica)乙醇提取物的影响和剂量。反光素和诱导链霉素的尿道。小鼠被分为5组,由正常控制、负控制和米巴叶乙醇提取物治疗小组(Azadirachta indica)。剂量50毫克BB, 100毫克BB和150毫克BB。观察参数是零日、7.14、21和28日的肌酸素和尿素水平。获得的肌酸素和尿素数据使用95%的保真度单路测试进行分析,然后进行Post Hoc LSD测试。研究表明,米巴叶乙醇提取物的剂量为150毫克/kg BB,会对诱导老鼠STZ的肌酸素和尿素水平下降产生影响,而白细胞计数为0.72毫克/dL,尿素为0.41.56毫克/dL。
{"title":"UJI EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA (Azadirachta indica.A juss) TERHADAP KADAR KREATININ DAN UREUM TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN","authors":"Syafika Alaydrus, Indah Kurnia Utami, Fajar Aprilia","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.395","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.395","url":null,"abstract":"terjadi menyebabkan kerusakan glumerolus ginjal sehingga fungsi ginjal menurun. Kreatinin dan ureum merupakam parameter fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dan dosis ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica.A Juss) terhadap kadar kreatinin dan ureum yang diinduksi streptozotocin. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kelompok perlakuan ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica.A Juss) dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB. Parameter yang diamati adalah kadar kreatinin dan ureum pada hari ke-0, 7,14, 21 dan 28. Data kreatinin dan ureum yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one way ANOVA pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun mimba pada dosis 150 mg/kg BB dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar kreatinin dan ureum pada tikus yang diinduksi STZ, dengan nilai rata-rata kreatinin 0,72 mg/dL dan ureum 41,56 mg/dL. \u0000 ","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133954391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diare adalah gejala medis dari masalah saluran pencernaan konsistensi feses berbentuk cair dan frekuensi buang air besar sekitar 4 hingga 5 kali sehari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antidiare dan mengetahui dosis ekstrak daun bopot (Tabernaemontana divaricata) yang memiliki aktivitas antidiare. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan 15 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Seluruh kelompok diinduksi oleum ricini. Kelompok kontrol negatif diberi Na-CMC. Sebagai bahan pembanding digunakan loperamid. Kelompok ekstrak etil asetat daun bopot dosis 250 mg/KgBB, 125 mg/kgBB dan 62,5 mg/kgBB. Uji aktivitas antidiare dilakukan dengan metode proteksi dengan parameter uji bobot feses, frekuensi diare dan konsistensi feses. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etil asetat daun bopot yang efektif dalam menyembuhkan diare pada mencit yaitu pada dosis 62,5 mg/kgBB diikuti dengan dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB. Berdasarkan data analisis statistik terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok uji. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etil asetat daun bopot memiliki efek antidiare terhadap mencit jantan (Mus musculus).
{"title":"AKTIVITAS ANTIDIARE SECARA IN-VIVO EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN BOPOT (Tabernaemontana divaricata) DARI KECAMATAN TENGGARONG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR","authors":"Chaerul Fadly Mochtar, Elva Hafidzah, Nur Lutfiah Damis, Muh Irham Bakhtiar, Ayu Faradillah, Fathiah Putri Varizza, Novia Misnawati Aisyiyah, Reni Selviana Devi, Qur’anni Akhwatun Husna","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.400","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.400","url":null,"abstract":"Diare adalah gejala medis dari masalah saluran pencernaan konsistensi feses berbentuk cair dan frekuensi buang air besar sekitar 4 hingga 5 kali sehari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antidiare dan mengetahui dosis ekstrak daun bopot (Tabernaemontana divaricata) yang memiliki aktivitas antidiare. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan 15 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Seluruh kelompok diinduksi oleum ricini. Kelompok kontrol negatif diberi Na-CMC. Sebagai bahan pembanding digunakan loperamid. Kelompok ekstrak etil asetat daun bopot dosis 250 mg/KgBB, 125 mg/kgBB dan 62,5 mg/kgBB. Uji aktivitas antidiare dilakukan dengan metode proteksi dengan parameter uji bobot feses, frekuensi diare dan konsistensi feses. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etil asetat daun bopot yang efektif dalam menyembuhkan diare pada mencit yaitu pada dosis 62,5 mg/kgBB diikuti dengan dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB. Berdasarkan data analisis statistik terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok uji. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etil asetat daun bopot memiliki efek antidiare terhadap mencit jantan (Mus musculus).","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133563140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.408
Ani Siti Wiryani, Ahmad Wildhan Wisnu Wardaya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi bahan herbal untuk farmasi dan kesehatan dalam prespektif Quran melalui metode studi literatur. Sebagai agama yang sempurna, Islam memiliki Quran sebagai tuntunan dalam hidup manusia. Quran sebagai penuntun dalam Islam dapat terjamin keasliannya karena merupakan wahyu dari Allah SWT. Jauh sebelum digunakan obat-obatan berbahan dasar kimia, orang-orang pada zaman dahulu sudah menggunakan bahan herbal sebagai obat, terutama dalam bidang farmasi dan kesehatan. Berbagai jenis tanaman herbal tersebut telah dituliskan secara jelas di dalam Quran. Oleh karena itu, dari hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Quran berkorelasi dengan bahan herbal untuk farmasi dan kesehatan.
{"title":"STUDI KORELASI BAHAN HERBAL UNTUK FARMASI DAN KESEHATAN DALAM PRESPEKTIF QURAN","authors":"Ani Siti Wiryani, Ahmad Wildhan Wisnu Wardaya","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.408","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.408","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi bahan herbal untuk farmasi dan kesehatan dalam prespektif Quran melalui metode studi literatur. Sebagai agama yang sempurna, Islam memiliki Quran sebagai tuntunan dalam hidup manusia. Quran sebagai penuntun dalam Islam dapat terjamin keasliannya karena merupakan wahyu dari Allah SWT. Jauh sebelum digunakan obat-obatan berbahan dasar kimia, orang-orang pada zaman dahulu sudah menggunakan bahan herbal sebagai obat, terutama dalam bidang farmasi dan kesehatan. Berbagai jenis tanaman herbal tersebut telah dituliskan secara jelas di dalam Quran. Oleh karena itu, dari hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Quran berkorelasi dengan bahan herbal untuk farmasi dan kesehatan.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121632185","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.405
S. Sukmawati, Maulidina Ambermasha
Papaya (Carica papaya L.) mulai dari bagian akar, batang, daun, dan buah serta bijinya diduga mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, fenol dan tannin yang memiliki aktivitas farmakologi sebagai laksatif, inhibitor lipase, anti diare, dan anti bakteri terhadap beberapa jenis bakteri patogen seperti Eschericia coli, Salmonella thypii, dan Shigella. Diketahui biji pepaya merupakan tanaman obat yang praktis tidak larut dalam air, agar menghasilkan sediaan yang stabil maka dibuat dalam bentuk suspensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan sebagai anti diare dalam sediaan suspensi serta mengetahui konsentrasi yang dapat memberikan mutu fisik terbaik. Formulasi suspensi yang terbuat dari ekstrak biji pepaya dengan variasi konsentrasi pada 0,8% (F1), 1,6% (F2), dan 2,4% (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan sebagai herbal anti diare dalam sediaan suspensi, konsentrasi ekstrak biji pepaya dapat memberikan pengaruh terhadap mutu sifat fisik sediaan suspensi dan semua formula memiliki sifat mutu fisik yang baik.
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ANTI DIARE","authors":"S. Sukmawati, Maulidina Ambermasha","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.405","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.405","url":null,"abstract":"Papaya (Carica papaya L.) mulai dari bagian akar, batang, daun, dan buah serta bijinya diduga mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, fenol dan tannin yang memiliki aktivitas farmakologi sebagai laksatif, inhibitor lipase, anti diare, dan anti bakteri terhadap beberapa jenis bakteri patogen seperti Eschericia coli, Salmonella thypii, dan Shigella. Diketahui biji pepaya merupakan tanaman obat yang praktis tidak larut dalam air, agar menghasilkan sediaan yang stabil maka dibuat dalam bentuk suspensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan sebagai anti diare dalam sediaan suspensi serta mengetahui konsentrasi yang dapat memberikan mutu fisik terbaik. Formulasi suspensi yang terbuat dari ekstrak biji pepaya dengan variasi konsentrasi pada 0,8% (F1), 1,6% (F2), dan 2,4% (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan sebagai herbal anti diare dalam sediaan suspensi, konsentrasi ekstrak biji pepaya dapat memberikan pengaruh terhadap mutu sifat fisik sediaan suspensi dan semua formula memiliki sifat mutu fisik yang baik.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121113625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.338
Herliningsih Herliningsih, Sulis Dianengsih
Salah satu usaha mengubah bentuk obat tradisional menjadi obat modern adalah dengan membuatnya menjadi sediaan granul effervescent dari ekstrak tanaman obat. Khasiat temu giring yaitu sebagai antioksidan, untuk menghaluskan kulit, melancarkan pencernaan, dan sebagai obat cacing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tanaman temu giring dapat dijadikan menjadi sediaan granul effervescent dan untuk mengetahui evaluasi fisik dari sediaan granul effervescent ekstrak temu giring. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan cairan penyari etanol 70%. Granul effervescent dibuat dengan metode granulasi basah, dengan penambahan zat aktif ekstrak rimpang temu giring dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 15% dan 20%. Formula granul effervescent ini kemudian di evaluasi berdasarkan evaluasi fisik meliputi uji organoleptik, waktu alir, sudut diam, uji kompresibilitas, waktu larut, dan uji pH untuk menghasilkan sediaan yang stabil dan sesuai berdasarkan evaluasi fisik granul effervescent. Hasil evaluasi fisik uji organoleptik F1 paling baik. Uji sifat alir dan sudut diam menghasilkan hasil diantara 3-6 detik untuk sifat alir dan 25° - 28° untuk sudut diam. Uji kompresibilitas menghasilkan hasil diantara 4% - 9% . Uji pH menghasilkan hasil diantara 7 – 9, dan waktu larut menghasilkan hasil diantara 30 – 45 detik. Berdasarkan hasil dari evaluasi fisik sediaan menunjukkan bahwa formula yang baik dan sesuai adalah F1 karena menghasilkan hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan dari pengujian yang dilakukan.
{"title":"FORMULASI dan EVALUASI FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK TEMU GIRING (Curcuma heyneana Valeton & Zijp)","authors":"Herliningsih Herliningsih, Sulis Dianengsih","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.338","url":null,"abstract":"Salah satu usaha mengubah bentuk obat tradisional menjadi obat modern adalah dengan membuatnya menjadi sediaan granul effervescent dari ekstrak tanaman obat. Khasiat temu giring yaitu sebagai antioksidan, untuk menghaluskan kulit, melancarkan pencernaan, dan sebagai obat cacing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tanaman temu giring dapat dijadikan menjadi sediaan granul effervescent dan untuk mengetahui evaluasi fisik dari sediaan granul effervescent ekstrak temu giring. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan cairan penyari etanol 70%. Granul effervescent dibuat dengan metode granulasi basah, dengan penambahan zat aktif ekstrak rimpang temu giring dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 15% dan 20%. Formula granul effervescent ini kemudian di evaluasi berdasarkan evaluasi fisik meliputi uji organoleptik, waktu alir, sudut diam, uji kompresibilitas, waktu larut, dan uji pH untuk menghasilkan sediaan yang stabil dan sesuai berdasarkan evaluasi fisik granul effervescent. Hasil evaluasi fisik uji organoleptik F1 paling baik. Uji sifat alir dan sudut diam menghasilkan hasil diantara 3-6 detik untuk sifat alir dan 25° - 28° untuk sudut diam. Uji kompresibilitas menghasilkan hasil diantara 4% - 9% . Uji pH menghasilkan hasil diantara 7 – 9, dan waktu larut menghasilkan hasil diantara 30 – 45 detik. Berdasarkan hasil dari evaluasi fisik sediaan menunjukkan bahwa formula yang baik dan sesuai adalah F1 karena menghasilkan hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan dari pengujian yang dilakukan.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128558464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.397
Nur Cholis Endriyatno, M. Walid, Adi Prayoga, Jenie Sacharissa Davita
Ekstrak etanol 96% daun binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, dan saponin. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut memiliki peran penting dalam penyembuhan luka bakar pada kulit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan formula gel ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan variasi gelling agent HPMC dengan konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Kualitas dan efektivitas gel dievaluasi dengan melihat pengaruh konsentrasi HPMC pada sifat fisik gel dan lama penyembuhan luka bakar pada kulit punggung kelinci jantan New Zealand White. Hasil evaluasi formula gel ekstrak daun binahong menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent pada formulasi gel ekstrak daun binahong berpengaruh pada peningkatan pH, viskositas, dan daya lekat serta penurunan pada saya sebar gel. Semakin rendah konsentrasi HPMC maka efektifitas penyembuh luka bakar gel ekstrak daun binahong sebagai semakin efektif yaitu FI (3%) 19 hari, FII (5%) 21 hari, dan FIII (7%) 25 hari. Formula terbaik gel ektrak daun binahong yaitu dengan konsentrasi HPMC 3% dengan pertimbangan evaluasi sifat fisik gel dan efek penyembuhan luka bakar paling cepat.
{"title":"FORMULASI GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DENGAN BASIS HPMC SERTA UJI PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI","authors":"Nur Cholis Endriyatno, M. Walid, Adi Prayoga, Jenie Sacharissa Davita","doi":"10.55093/herbapharma.v5i1.397","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v5i1.397","url":null,"abstract":"Ekstrak etanol 96% daun binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, dan saponin. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut memiliki peran penting dalam penyembuhan luka bakar pada kulit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan formula gel ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan variasi gelling agent HPMC dengan konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Kualitas dan efektivitas gel dievaluasi dengan melihat pengaruh konsentrasi HPMC pada sifat fisik gel dan lama penyembuhan luka bakar pada kulit punggung kelinci jantan New Zealand White. Hasil evaluasi formula gel ekstrak daun binahong menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent pada formulasi gel ekstrak daun binahong berpengaruh pada peningkatan pH, viskositas, dan daya lekat serta penurunan pada saya sebar gel. Semakin rendah konsentrasi HPMC maka efektifitas penyembuh luka bakar gel ekstrak daun binahong sebagai semakin efektif yaitu FI (3%) 19 hari, FII (5%) 21 hari, dan FIII (7%) 25 hari. Formula terbaik gel ektrak daun binahong yaitu dengan konsentrasi HPMC 3% dengan pertimbangan evaluasi sifat fisik gel dan efek penyembuhan luka bakar paling cepat.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122663434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}