Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.284
Karinda Paramastri Dewi, Tri Sumarlini, Iramie Duma Kencana Irianto
Sari buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) mengandung gula yang dapat mengatur minyak alami agar bibir tidak menjadi kering ataupun terlalu berminyak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula sediaan lip balm dari sari buah jambu biji merah yang memiliki sifat fisik yang baik, serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah terhadap kharakteristik fisiknya. Jenis penelitian ini adalah penelitian preeksperimental. Pembuatan lip balm dilakukan dengan variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) sebesar 2,5% (formula A), 5%(formula B), dan 7,5%(formula C). Uji sifat fisik sediaan lip balm meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula A, formula B dan formula C menghasilkan warna lip balm yang berbeda, memiliki tekstur yang berminyak dan memiliki bau seperti minyak permen. Hasil uji daya lekat dan uji daya sebar sediaan lip balm tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Namun sari buah jambu biji merah sudah terdistribusi secara homogen dalam sediaan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa formulasi lip balm yang mempunyai sifat fisik yang baik adalah formula C dengan variasi konsentrasi 7,5%. Perbedaan variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah tidak berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan lip balm.
{"title":"PEMANFAATAN SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn.) DALAM SEDIAAN LIP BALM","authors":"Karinda Paramastri Dewi, Tri Sumarlini, Iramie Duma Kencana Irianto","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.284","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.284","url":null,"abstract":"Sari buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) mengandung gula yang dapat mengatur minyak alami agar bibir tidak menjadi kering ataupun terlalu berminyak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula sediaan lip balm dari sari buah jambu biji merah yang memiliki sifat fisik yang baik, serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah terhadap kharakteristik fisiknya. Jenis penelitian ini adalah penelitian preeksperimental. Pembuatan lip balm dilakukan dengan variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) sebesar 2,5% (formula A), 5%(formula B), dan 7,5%(formula C). Uji sifat fisik sediaan lip balm meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula A, formula B dan formula C menghasilkan warna lip balm yang berbeda, memiliki tekstur yang berminyak dan memiliki bau seperti minyak permen. Hasil uji daya lekat dan uji daya sebar sediaan lip balm tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Namun sari buah jambu biji merah sudah terdistribusi secara homogen dalam sediaan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa formulasi lip balm yang mempunyai sifat fisik yang baik adalah formula C dengan variasi konsentrasi 7,5%. Perbedaan variasi konsentrasi sari buah jambu biji merah tidak berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan lip balm.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122402564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.178
Vickri El Kariem, Imas Maesaroh
ABSTRAK Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu jenis rimpang yang sering digunakan untuk membuat bahan baku obat dan jamu karena kandungan minyak atsiri yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan suhu pengeringan terbaik terhadap mutu simplisia rimpang jahe yang menggunakan 2 metode yaitu metode dengan pengeringan sinar matahari dan oven. Pengamatan yang dilakukan yakni parameter spesifik (Makroskopik, Mikroskopik dan Penafisan Fitokimia) dan parameter non spesifik (Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Abu Tidak Larut Asam dan Susut Pengeringan). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu pengeringan yang baik adalah menggunakan metode oven dengan pengeringan suhu 60°C. Hasil penetapan parameter spesifik : Pengamatan makroskopik menunjukkan warna kuning langsat dan kuning kusam, rasa pedas, bentuk serbuk, bau khas jahe menyengat. Pengamatan mikroskopik menunjukkan amilum, pembuluh kayu, berkas pengangkut, periderm, serabut, jaringan gabus tangensial. Pengamatan penafisan fitokimia menunjukkan alkaloid, tannin, polifenol, kuinon, saponin, flavonoid, triterpenoid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Hasil penetapan parameter non spesifik : Kadar air tidak lebih dari 0,1567% dan 0,1867%, Kadar abu tidak lebih dari 0,81% dan 0,24%, Kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,80% dan 0,21%, kadar susut pengeringan tidak lebih dari 0,007% dan 0,008%. ABSTRACT Ginger (Zingiber officinale Roscoe) is a type of rhizome that is often used to make raw materials for medicines and herbs because of the high content of essential oils. The research objective was to obtain the best drying temperature for the simplicia quality of ginger rhizome using 2 methods, namely the method of drying the sun and oven. The observations made were specific parameters (macroscopic, microscopic and phytochemical filtering) and non-specific parameters (water content, ash content, acid insoluble ash content and drying shrinkage). The results of this study concluded that the best drying temperature to maintain was using the oven method with a drying temperature of 60° C. The results of the determination of specific parameters: Macroscopic observations showed olive and dull yellow color, spicy taste, powder form, and the distinctive smell of ginger. Microscopic observations showed starch, wooden vessels, transport bundles, periderm, fibers, tangential cork tissue. Observation of phytochemical depletion showed alkaloids, tannins, polyphenols, quinones, saponins, flavonoids, triterpenoids, monoterpenoids and sesquiterpenoids. The results of the determination of non-specific parameters: Water content not more than 0.1567% and 0.1867%, ash content not more than 0.81% and 0.24%, acid insoluble ash content not more than 0.80% and 0.21%, the drying shrinkage content is not more than 0.007% and 0.008%.
{"title":"STANDARISASI MUTU SIMPLISIA JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DENGAN PENGERINGAN SINAR MATAHARI DAN OVEN","authors":"Vickri El Kariem, Imas Maesaroh","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.178","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.178","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu jenis rimpang yang sering digunakan untuk membuat bahan baku obat dan jamu karena kandungan minyak atsiri yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan suhu pengeringan terbaik terhadap mutu simplisia rimpang jahe yang menggunakan 2 metode yaitu metode dengan pengeringan sinar matahari dan oven. Pengamatan yang dilakukan yakni parameter spesifik (Makroskopik, Mikroskopik dan Penafisan Fitokimia) dan parameter non spesifik (Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Abu Tidak Larut Asam dan Susut Pengeringan). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu pengeringan yang baik adalah menggunakan metode oven dengan pengeringan suhu 60°C. Hasil penetapan parameter spesifik : Pengamatan makroskopik menunjukkan warna kuning langsat dan kuning kusam, rasa pedas, bentuk serbuk, bau khas jahe menyengat. Pengamatan mikroskopik menunjukkan amilum, pembuluh kayu, berkas pengangkut, periderm, serabut, jaringan gabus tangensial. Pengamatan penafisan fitokimia menunjukkan alkaloid, tannin, polifenol, kuinon, saponin, flavonoid, triterpenoid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Hasil penetapan parameter non spesifik : Kadar air tidak lebih dari 0,1567% dan 0,1867%, Kadar abu tidak lebih dari 0,81% dan 0,24%, Kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,80% dan 0,21%, kadar susut pengeringan tidak lebih dari 0,007% dan 0,008%. \u0000ABSTRACT \u0000Ginger (Zingiber officinale Roscoe) is a type of rhizome that is often used to make raw materials for medicines and herbs because of the high content of essential oils. The research objective was to obtain the best drying temperature for the simplicia quality of ginger rhizome using 2 methods, namely the method of drying the sun and oven. The observations made were specific parameters (macroscopic, microscopic and phytochemical filtering) and non-specific parameters (water content, ash content, acid insoluble ash content and drying shrinkage). The results of this study concluded that the best drying temperature to maintain was using the oven method with a drying temperature of 60° C. The results of the determination of specific parameters: Macroscopic observations showed olive and dull yellow color, spicy taste, powder form, and the distinctive smell of ginger. Microscopic observations showed starch, wooden vessels, transport bundles, periderm, fibers, tangential cork tissue. Observation of phytochemical depletion showed alkaloids, tannins, polyphenols, quinones, saponins, flavonoids, triterpenoids, monoterpenoids and sesquiterpenoids. The results of the determination of non-specific parameters: Water content not more than 0.1567% and 0.1867%, ash content not more than 0.81% and 0.24%, acid insoluble ash content not more than 0.80% and 0.21%, the drying shrinkage content is not more than 0.007% and 0.008%.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133459759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.202
Ersih - Saphira, Marini Marini
ABSTRAK Daun sirih (Piper betle L.) memiliki kandungan senyawa kimia berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Dalam kandungan senyawa daun sirih (Piper betle L.) senyawa yang dapat memberikan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus adalah flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dengan ekstrak daun sirih sebagai anti jerawat dengan menggunakan basis carbomer 940 sebagai basis untuk memperoleh sediaan masker gel peel-off yang baik dan mengetahui uji evaluasi masker gel peel-off dengan konsentrasi basis carbomer 940 yang bervariasi. Konsentrasi basis carbomer 940 yang digunakan yaitu 0.5%, 1%, 1.5%, dan 2%. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi masker gel peel-off daun sirih meliputi uji organoleptik, uji pH, uji waktu kering, uji viskositas dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukan sediaan masker gel peel-off dengan basis carbomer 940 dapat dijadikan sediaan masker gel peel-off, dengan formula yang paling baik adalah Formula 1 dengan konsentrasi carbomer 940 0,5% jika dilihat dari hasil organoleptis, dengan rata-rata pH yang diperoleh yaitu 6, dan waktu kering yang cepat dibanding formula yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak daun sirih dapat diformulasikan sebagai zat aktif dalam pembuatan masker gel peel-off. Serta evaluasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daun sirih dengan konsentrasi carbomer 940 yang bervariasi memiliki hasil evaluasi yang baik serta memenuhi syarat uji evaluasi sediaan masker gel peel-off. ABSTRACT Betel leaf (Piper betle L.) contains chemical compounds in the form of saponins, flavonoids, polyphenols, and essential oils. In the compound content of betel leaf (Piper betle L.) compounds that can provide activity to inhibit the growth of staphylococcus aureus bacteria are flavonoids. The purpose of this study was to formulate a peel-off gel mask preparation with betel leaf extract as an anti-acne by using carbomer 940 as a base to obtain a good peel-off gel mask preparation and to know the evaluation test of peel-off gel mask with a concentration of carbomer base 940 which varies. The concentration of the base carbomer 940 used was 0.5%,1%,1.5%, and 2%. This research method is experimental laboratory.Evaluation of betel leaf peel-off gel mask includes organoleptic test, pH test, dry time test, viscosity test and spreadability test. The results showed that the peel-off gel mask preparation with a carbomer 940 base could be used as a peel-off gel mask preparation, with the best formula being Formula 1 with a concentration of carbomer 940 0.5% when viewed from the organoleptic results, with an average pH of 0.5%. obtained is 6, and the dry time is fast compared to other formulas. The conclusion of this study is that betel leaf extract can be formulated as an active substance in the manufacture of peel-off gel masks. And the evaluation of betel leaf extract peel-off gel mask pre
{"title":"FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle L.) DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI GELLING AGENT CARBOMER 940","authors":"Ersih - Saphira, Marini Marini","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.202","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Daun sirih (Piper betle L.) memiliki kandungan senyawa kimia berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Dalam kandungan senyawa daun sirih (Piper betle L.) senyawa yang dapat memberikan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus adalah flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dengan ekstrak daun sirih sebagai anti jerawat dengan menggunakan basis carbomer 940 sebagai basis untuk memperoleh sediaan masker gel peel-off yang baik dan mengetahui uji evaluasi masker gel peel-off dengan konsentrasi basis carbomer 940 yang bervariasi. Konsentrasi basis carbomer 940 yang digunakan yaitu 0.5%, 1%, 1.5%, dan 2%. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi masker gel peel-off daun sirih meliputi uji organoleptik, uji pH, uji waktu kering, uji viskositas dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukan sediaan masker gel peel-off dengan basis carbomer 940 dapat dijadikan sediaan masker gel peel-off, dengan formula yang paling baik adalah Formula 1 dengan konsentrasi carbomer 940 0,5% jika dilihat dari hasil organoleptis, dengan rata-rata pH yang diperoleh yaitu 6, dan waktu kering yang cepat dibanding formula yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak daun sirih dapat diformulasikan sebagai zat aktif dalam pembuatan masker gel peel-off. Serta evaluasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daun sirih dengan konsentrasi carbomer 940 yang bervariasi memiliki hasil evaluasi yang baik serta memenuhi syarat uji evaluasi sediaan masker gel peel-off. \u0000ABSTRACT \u0000Betel leaf (Piper betle L.) contains chemical compounds in the form of saponins, flavonoids, polyphenols, and essential oils. In the compound content of betel leaf (Piper betle L.) compounds that can provide activity to inhibit the growth of staphylococcus aureus bacteria are flavonoids. The purpose of this study was to formulate a peel-off gel mask preparation with betel leaf extract as an anti-acne by using carbomer 940 as a base to obtain a good peel-off gel mask preparation and to know the evaluation test of peel-off gel mask with a concentration of carbomer base 940 which varies. The concentration of the base carbomer 940 used was 0.5%,1%,1.5%, and 2%. This research method is experimental laboratory.Evaluation of betel leaf peel-off gel mask includes organoleptic test, pH test, dry time test, viscosity test and spreadability test. The results showed that the peel-off gel mask preparation with a carbomer 940 base could be used as a peel-off gel mask preparation, with the best formula being Formula 1 with a concentration of carbomer 940 0.5% when viewed from the organoleptic results, with an average pH of 0.5%. obtained is 6, and the dry time is fast compared to other formulas. The conclusion of this study is that betel leaf extract can be formulated as an active substance in the manufacture of peel-off gel masks. And the evaluation of betel leaf extract peel-off gel mask pre","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127952335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.285
Rosellynia Calyptranti, Eva Luviriani, Linda Safitri
Durian (Durio zibethinus Murr) is a type of fruit that is very popular by everyone and is classified as a very abundant fruit. Compound content active in durian skin (Durio zibethinus Murr) such as alkaloids, phenols, flavonoids, tannins, and saponins can inhibit and kill bacteria that function as the antibacterial. The active compound can be obtained through the extraction process with a suitable solvent. This study aims to determine the value and difference between Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. Salmonella typhi is a pathogenic bacterium that causes a large number of infections in humans in the form of typhoid fever. This study uses a completely randomized design (CDR). A factorial pattern consisting of 2 factors, namely the solvent factor and the concentration factor. Data analysis used Two Way ANOVA test to find out the comparison of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin (Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. If the data is not normally distributed then followed by a nonparametric statistical test, namely the Kruskal-Wallis test. The result of this study showed that at multilevel dilutions of Salmonella typhi which shows the number of colonies 30-300 CFU/ml at a dilution of 10-7. Durian peel ethanol extract can inhibit Salmonella typhi bacteria in the concentration of 25% and durian peel methanol extract can inhibit bacteria Salmonella typhi at a concentration of 10%. Statistical test results show that there is no difference in the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. (Asymp sig. >0,05).
{"title":"KONSENTRASI HAMBAT DAN BUNUH MINIMUM EKSTRAK ETANOL DAN METANOL KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) TERHADAP SALMONELLA THYPI","authors":"Rosellynia Calyptranti, Eva Luviriani, Linda Safitri","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.285","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.285","url":null,"abstract":"Durian (Durio zibethinus Murr) is a type of fruit that is very popular by everyone and is classified as a very abundant fruit. Compound content active in durian skin (Durio zibethinus Murr) such as alkaloids, phenols, flavonoids, tannins, and saponins can inhibit and kill bacteria that function as the antibacterial. The active compound can be obtained through the extraction process with a suitable solvent. This study aims to determine the value and difference between Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. Salmonella typhi is a pathogenic bacterium that causes a large number of infections in humans in the form of typhoid fever. This study uses a completely randomized design (CDR). A factorial pattern consisting of 2 factors, namely the solvent factor and the concentration factor. Data analysis used Two Way ANOVA test to find out the comparison of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin (Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. If the data is not normally distributed then followed by a nonparametric statistical test, namely the Kruskal-Wallis test. The result of this study showed that at multilevel dilutions of Salmonella typhi which shows the number of colonies 30-300 CFU/ml at a dilution of 10-7. Durian peel ethanol extract can inhibit Salmonella typhi bacteria in the concentration of 25% and durian peel methanol extract can inhibit bacteria Salmonella typhi at a concentration of 10%. Statistical test results show that there is no difference in the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. (Asymp sig. >0,05).","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"157 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133771529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kesehatan merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) memiliki senyawa aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan seperti antibakteri dan antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai gel antiseptik tangan dan untuk mengetahui pengaruh variasi formulasi gel terhadap aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan hasil penelitian, uji karakteristik mutu gel antiseptik semua variasi konsentrasi formulasi gel antiseptik tangan ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.), pada uji organoleptis dengan mengamati bentuk, warna dan bau, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji pH memberikan karakteristik mutu gel antiseptik yang baik kecuali pada uji viskositas tidak ada formulasi yang memenuhi syarat pada uji viskositas tersebut. Pada variasi konsentrasi ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%, menghasilkan rata - rata diameter zona hambat masing - masing sebesar 3,4 mm, 3,5 mm dan 4,1 mm kemampuan penghambatan pada ketiga formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai sediaan gel antiseptik menunjukkan kategori penghambatan yang tidak peka. Hasil uji one way ANOVA diperoleh nilai signifikasi yaitu (0,676>0,05) tidak terdapat pengaruh variasi formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai sediaan antiseptik terhadap aktivitas antibateri pada bakteri Staphylococcus epidermidis.
健康是一项旨在提高工作效率和改善家庭幸福的投资。spikenard (Cymbopogon nardus L)有一种活性化合物,可以用于抗菌和防腐剂等治疗。这项研究的目的是确定耐菌降水凝胶配方(Cymbopogon nardus L)的抗菌配方的特性,并了解凝胶配方的变化对芳香乙醇浸渍制剂(Cymbopogon nardus L)的影响。这是一项实验研究,完全随机设计。根据研究结果,质量特征凝胶试验各种消毒剂消毒凝胶配方浓度乙醇提取物的手甘松(Cymbopogon nardus L .),试验最终organoleptis观察形状,颜色和气味,homogenitas测试,测试资源传播和pH值施加一种杀菌凝胶品质特征除了粘度测试没有合格的配方的粘度测试。乙醇提取物的浓度变化的甘松(Cymbopogon nardus L .)浓度为5%、10%和15%,生产区域平均直径拖住每人高达3.4毫米,3.5毫米和第三4.1毫米抑制能力的乙醇提取物凝胶配方甘松(Cymbopogon nardus L .)作为sediaan杀菌凝胶显示抑制麻木不仁的类别。一种方法的测试结果获得了意义(0.676 > 0.05),没有对表皮葡萄球菌中抗菌活性的乙醇真素提取物(Cymbopogon nardus L)配方的变化产生影响。
{"title":"FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL SERAI WANGI (Cymbopongon nardus L.) SEBAGAI SEDIAAN ANTISEPTIK TANGAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermis","authors":"Triani Kurniawati, Rosellynia Calyptranti, Febyayu Anggraeni","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.287","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.287","url":null,"abstract":"Kesehatan merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) memiliki senyawa aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan seperti antibakteri dan antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai gel antiseptik tangan dan untuk mengetahui pengaruh variasi formulasi gel terhadap aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan hasil penelitian, uji karakteristik mutu gel antiseptik semua variasi konsentrasi formulasi gel antiseptik tangan ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.), pada uji organoleptis dengan mengamati bentuk, warna dan bau, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji pH memberikan karakteristik mutu gel antiseptik yang baik kecuali pada uji viskositas tidak ada formulasi yang memenuhi syarat pada uji viskositas tersebut. Pada variasi konsentrasi ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%, menghasilkan rata - rata diameter zona hambat masing - masing sebesar 3,4 mm, 3,5 mm dan 4,1 mm kemampuan penghambatan pada ketiga formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai sediaan gel antiseptik menunjukkan kategori penghambatan yang tidak peka. Hasil uji one way ANOVA diperoleh nilai signifikasi yaitu (0,676>0,05) tidak terdapat pengaruh variasi formulasi gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai sediaan antiseptik terhadap aktivitas antibateri pada bakteri Staphylococcus epidermidis.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121678641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.289
Beta Herilla Sekti, Agung Permata, Neysa Oktadiva S. P
Papaya leaf (Carica Papaya L.) is a plant that contains alkaloids, flavonoids, tripertinoids, saponins and tannins that are useful for treating diabetes. This study aims to obtain compressed tablets of papaya leaf extract and determine the effect of the concentration of PVP K30 as a binder on the physical properties of compressed tablets. The study used an experimental method, with a comparison of formula 1 = 1%, formula 2 = 3% and formula 3 = 5% and tested the physical properties of tablets. The results showed that the tablets met the requirements and only one formula did not meet the tablet friability test. The conclusion of the research on compressed tablets of papaya leaf extract with different concentrations of PVP K30 as a binder met the requirements for the physical test of tablets
{"title":"FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK TABLET KEMPA EKSTRAK DAUN PEPAYA ( Carica Papaya. L)","authors":"Beta Herilla Sekti, Agung Permata, Neysa Oktadiva S. P","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.289","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.289","url":null,"abstract":"Papaya leaf (Carica Papaya L.) is a plant that contains alkaloids, flavonoids, tripertinoids, saponins and tannins that are useful for treating diabetes. This study aims to obtain compressed tablets of papaya leaf extract and determine the effect of the concentration of PVP K30 as a binder on the physical properties of compressed tablets. The study used an experimental method, with a comparison of formula 1 = 1%, formula 2 = 3% and formula 3 = 5% and tested the physical properties of tablets. The results showed that the tablets met the requirements and only one formula did not meet the tablet friability test. The conclusion of the research on compressed tablets of papaya leaf extract with different concentrations of PVP K30 as a binder met the requirements for the physical test of tablets","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131426996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.233
Rina Risnawati, Rina Nurhayatina
Etnofarmasi merupakan ilmu multidisiplin yang menghubungkan ilmu farmasi dengan budaya di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian tentang kajian etnofarmasi tumbuhan obat oleh masyarakat di Dusun Pahing Desa Ciawilor untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Pahing. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan kuantitatif, dengan cara wawancara dan survei semi struktural. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan membuat analisis data menggunakan metode ICF, FL dan DMR dan dalam bentuk tabel. Hasil wawancara terdapat 30 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan analisis menggunakan metode perhitungan ICF, UV, dan FL, tanaman yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut untuk uji bioaktivitasnya di Dusun Pahing Desa Ciawilor terdapat 6 tanaman yaitu: Daun Sirih (Sereuh), Daun Kumis Kucing , Daun kelor, buah mengkudu, rimpang kunyit dan buah cabai.
{"title":"STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DIDAERAH DUSUN PAHING DESA CIAWILOR KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Rina Risnawati, Rina Nurhayatina","doi":"10.55093/herbapharma.v4i1.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v4i1.233","url":null,"abstract":"Etnofarmasi merupakan ilmu multidisiplin yang menghubungkan ilmu farmasi dengan budaya di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian tentang kajian etnofarmasi tumbuhan obat oleh masyarakat di Dusun Pahing Desa Ciawilor untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Pahing. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan kuantitatif, dengan cara wawancara dan survei semi struktural. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan membuat analisis data menggunakan metode ICF, FL dan DMR dan dalam bentuk tabel. Hasil wawancara terdapat 30 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan analisis menggunakan metode perhitungan ICF, UV, dan FL, tanaman yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut untuk uji bioaktivitasnya di Dusun Pahing Desa Ciawilor terdapat 6 tanaman yaitu: Daun Sirih (Sereuh), Daun Kumis Kucing , Daun kelor, buah mengkudu, rimpang kunyit dan buah cabai.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"193 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114737262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.55093/herbapharma.v3i2.265
Sheila Meitania Utami, Humaira Fadhilah, Mita Nur Malasari
Bibir merupakan salah satu bagian wajah yang penampilannya mempengaruhi persepsi estetika wajah. Ekstrak etanol buah labu kuning (Curcubita moschata D.) telah diakui memiliki aktivitas antioksidan dengan menggunakan metde DPPH. Pada penelitian ini, 2%, 4% dan 8% ekstrak etanol buah labu kuning diformulasikan dalam bentuk lip balm karena berguna untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik formulasi sediaan lip balm yang mengandung ekstrak etanol buah labu kuning. Uji stabilitas fisik dilakukan uji organoleptis, homogenitas, pH, suhu lebur dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah labu kuning dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm yang memiliki susunan yang homogen, pH yang sesuai (5,8-6,3), suhu lebur yang baik (55-59 ) dan stabil selama cycling test. Sediaan lip balm ekstrak etanl buah labu kuning dengan konsentrasi 8% memiliki stabilitas fisik yang paling baik.
{"title":"UJI STABILITAS FISIK FORMULASI SEDIAAN LIP BALM YANG MENGANDUNG EKSTRAK ETANOL BUAH LABU KUNING (Curcubita moschata D.)","authors":"Sheila Meitania Utami, Humaira Fadhilah, Mita Nur Malasari","doi":"10.55093/herbapharma.v3i2.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.265","url":null,"abstract":"Bibir merupakan salah satu bagian wajah yang penampilannya mempengaruhi persepsi estetika wajah. Ekstrak etanol buah labu kuning (Curcubita moschata D.) telah diakui memiliki aktivitas antioksidan dengan menggunakan metde DPPH. Pada penelitian ini, 2%, 4% dan 8% ekstrak etanol buah labu kuning diformulasikan dalam bentuk lip balm karena berguna untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik formulasi sediaan lip balm yang mengandung ekstrak etanol buah labu kuning. Uji stabilitas fisik dilakukan uji organoleptis, homogenitas, pH, suhu lebur dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah labu kuning dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm yang memiliki susunan yang homogen, pH yang sesuai (5,8-6,3), suhu lebur yang baik (55-59 ) dan stabil selama cycling test. Sediaan lip balm ekstrak etanl buah labu kuning dengan konsentrasi 8% memiliki stabilitas fisik yang paling baik.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125955468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.55093/herbapharma.v3i2.279
T. Santoso, S. Sukmawati, Alda Miranti
Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya Candida albicans. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) merupakan tanaman obat yang tumbuh subur di negara Indonesia. Salah satu kandungan utama dari jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) adalah flavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi sebagai antifungi, antibakteri dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas air perasan jeruk nipis, (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dilusi padat yaitu dengan cara menanam biakan suspensi jamur Candida albican sebanyak 1 ml yang telah di sesuaikan kekeruhannya dengan larutan standar Mc Farland 0.5 pada media SDA (Sabouraud Agar Dexrose) dengan penambahan air perasan jeruk nipis sebanyak 2 ml dengan konsentrasi 125%, 150%, 175% dan 200%. Di inkubasi selama 2-3 hari pada 370C, dan diamati pertumbuhannya. Hasil dari pengamatan selama tiga hari menunjukan bahwa air perasan jeruk nipis tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, meskipun pada konsentrasi 175% dan 200% pertumbuhan jamur pada hari pertama sangat sedikit, tetapi pada hari kedua dan ketiga masih ada perluasan pertumbuhan jamur Candida albicans.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle)DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans","authors":"T. Santoso, S. Sukmawati, Alda Miranti","doi":"10.55093/herbapharma.v3i2.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.279","url":null,"abstract":"Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya Candida albicans. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) merupakan tanaman obat yang tumbuh subur di negara Indonesia. Salah satu kandungan utama dari jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) adalah flavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi sebagai antifungi, antibakteri dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas air perasan jeruk nipis, (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dilusi padat yaitu dengan cara menanam biakan suspensi jamur Candida albican sebanyak 1 ml yang telah di sesuaikan kekeruhannya dengan larutan standar Mc Farland 0.5 pada media SDA (Sabouraud Agar Dexrose) dengan penambahan air perasan jeruk nipis sebanyak 2 ml dengan konsentrasi 125%, 150%, 175% dan 200%. Di inkubasi selama 2-3 hari pada 370C, dan diamati pertumbuhannya. Hasil dari pengamatan selama tiga hari menunjukan bahwa air perasan jeruk nipis tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, meskipun pada konsentrasi 175% dan 200% pertumbuhan jamur pada hari pertama sangat sedikit, tetapi pada hari kedua dan ketiga masih ada perluasan pertumbuhan jamur Candida albicans.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125306141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.55093/herbapharma.v3i2.196
Ryan Farhan Pebrian, Marini Marini, Sinta Partiwi
Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa kimia seperti alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang lebih baik antara metode Maserasi dan Remaserasi pada Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) terhadap Penapisan Fitokimia. Kandungan senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai Antibakteri dan Antioksidan. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Uji Laboratorium dengan uji metabolit sekunder menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang menggunakan pelarut Etanol 96%, dengan perbedaan penggunaan metode ekstraksi antara Maserasi dan Remaserasi. Hasil identifikasi uji penapisan fitokimia dengan dua metode yang berbeda ini menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama, yaitu: alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan saponin. Sedangkan pada nilai rendemen ekstrak Kulit Pisang Nangka dari metode maserasi, diperoleh persentase nilai rendemen sebanyak 5,21%, dan pada metode remaserasi sebanyak 5,64%. Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan.
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN METODE MASERASI DAN REMASERASI KULIT PISANG NANGKA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENAPISAN FITOKIMIA","authors":"Ryan Farhan Pebrian, Marini Marini, Sinta Partiwi","doi":"10.55093/herbapharma.v3i2.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.196","url":null,"abstract":"Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa kimia seperti alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang lebih baik antara metode Maserasi dan Remaserasi pada Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) terhadap Penapisan Fitokimia. Kandungan senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai Antibakteri dan Antioksidan. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Uji Laboratorium dengan uji metabolit sekunder menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang menggunakan pelarut Etanol 96%, dengan perbedaan penggunaan metode ekstraksi antara Maserasi dan Remaserasi. Hasil identifikasi uji penapisan fitokimia dengan dua metode yang berbeda ini menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama, yaitu: alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan saponin. Sedangkan pada nilai rendemen ekstrak Kulit Pisang Nangka dari metode maserasi, diperoleh persentase nilai rendemen sebanyak 5,21%, dan pada metode remaserasi sebanyak 5,64%. Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129518342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}