Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.55093/herbapharma.v3i2.262
Munifatul Lailiyah, S. Saputra, Jeki Kurniawan
Daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat. Daun cabe rawit telah diketahui mengandung senyawa aktif flavonoid yang memiliki efektivitas sebagai antibakteri. Pada penelitian ini daun cabe rawit dikembangkan menjadi sediaan masker gel peel-off. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik atau mutu fisik formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dan mengetahui aktivitas antibakteri dari formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) tehadap bakteri Staphylococcus Aureus. Daun cabe rawit di ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70 % dengan metode ekstraksi maserasi. Ekstrak yang didapat dibuat sediaan masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu 5 %, 10 %, 15 %. Sediaan masker gel peel-off yang sudah dibuat dilakukan pengujian karakteristik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, waktu mengering, iritasi dan uji aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabai rawit (Capsicum frustenses L.) memenuhi parameter uji mutu fisik yaitu organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, waktu mengering dan uji aktifitas antibakteri pada konsentrasi I sebesar 4,11 mm, formulasi II dan III masing-masing 5,48 mm dan 7,11 mm.
{"title":"FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK DAUN CABAI RAWIT DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus","authors":"Munifatul Lailiyah, S. Saputra, Jeki Kurniawan","doi":"10.55093/herbapharma.v3i2.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.262","url":null,"abstract":" \u0000Daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat. Daun cabe rawit telah diketahui mengandung senyawa aktif flavonoid yang memiliki efektivitas sebagai antibakteri. Pada penelitian ini daun cabe rawit dikembangkan menjadi sediaan masker gel peel-off. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik atau mutu fisik formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dan mengetahui aktivitas antibakteri dari formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) tehadap bakteri Staphylococcus Aureus. Daun cabe rawit di ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70 % dengan metode ekstraksi maserasi. Ekstrak yang didapat dibuat sediaan masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu 5 %, 10 %, 15 %. Sediaan masker gel peel-off yang sudah dibuat dilakukan pengujian karakteristik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, waktu mengering, iritasi dan uji aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabai rawit (Capsicum frustenses L.) memenuhi parameter uji mutu fisik yaitu organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, waktu mengering dan uji aktifitas antibakteri pada konsentrasi I sebesar 4,11 mm, formulasi II dan III masing-masing 5,48 mm dan 7,11 mm.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124200124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Carrot plant (Daucus carota L.) is a type of vegetable that contains lots of vitamin A and is very much needed by the body to help regulate or metabolic processes in the body. The research design used in this study was experimental, the population and sample were carrots from Ngabab village aged 3-3.5 months, using purposive sampling technique. The results of the qualitative analysis showed that there were orange spots with an Rf value of 0.64 in the carrot extract and the beta-carotene comparison standard. The results of the quantitative analysis showed that the average level of vitamin A in carrots was 49.7% with an absorbance of 0.649. Keywords: Visible Spectrophotometry, Vitamin A, Carrot.
{"title":"UJI KANDUNGAN VITAMIN A TANAMAN WORTEL (Daucus Corata L.) DI DESA NGABAB KABUPATEN MALANG","authors":"Beta Herilla Sekti, Rakhmadani Gadis Aprilianti, Susi Wijiastini","doi":"10.55093/herbapharma.v3i2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.264","url":null,"abstract":"Carrot plant (Daucus carota L.) is a type of vegetable that contains lots of vitamin A and is very much needed by the body to help regulate or metabolic processes in the body. The research design used in this study was experimental, the population and sample were carrots from Ngabab village aged 3-3.5 months, using purposive sampling technique. The results of the qualitative analysis showed that there were orange spots with an Rf value of 0.64 in the carrot extract and the beta-carotene comparison standard. The results of the quantitative analysis showed that the average level of vitamin A in carrots was 49.7% with an absorbance of 0.649. \u0000Keywords: Visible Spectrophotometry, Vitamin A, Carrot.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128440427","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-10DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.248
Monita Leviyanti, Sukamawati Sukamawati
Batang buah naga merupakan limbah dari tanaman buah naga yang mengandung senyawa flavonoid, saponin dan steroid. Penelitian lebih lanjut terhadap batang buah naga diperlukan agar dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri batang buah naga terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi sampel batang buah naga menggunakan metode maserasi dengan etanol 70%. Konsentrasi ekstrak buah naga dibuat menjadi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Aquadest sebagai kontrol negatif dan cefixime sebagai kontrol positif. Bakteri dibiakan pada media MHA menggunakan teknik spread plate, cakram yang telah direndam zat uji ditanamkan pada media. Hasil penelitian menunjukan bakteri sensitif terhadap kontrol positif sedangkan pada konsentrasi ekstrak tidak menunjukan adanya zona hambat yang terbentuk pada semua sehingga diketahui bahwa ekstrak batang buah naga tidak memiliki aktivitas antibakteri
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BATANG BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose) TERHADAP Staphylococcus aureus","authors":"Monita Leviyanti, Sukamawati Sukamawati","doi":"10.55093/herbapharma.v3i1.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i1.248","url":null,"abstract":"Batang buah naga merupakan limbah dari tanaman buah naga yang mengandung senyawa flavonoid, saponin dan steroid. Penelitian lebih lanjut terhadap batang buah naga diperlukan agar dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri batang buah naga terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi sampel batang buah naga menggunakan metode maserasi dengan etanol 70%. Konsentrasi ekstrak buah naga dibuat menjadi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Aquadest sebagai kontrol negatif dan cefixime sebagai kontrol positif. Bakteri dibiakan pada media MHA menggunakan teknik spread plate, cakram yang telah direndam zat uji ditanamkan pada media. Hasil penelitian menunjukan bakteri sensitif terhadap kontrol positif sedangkan pada konsentrasi ekstrak tidak menunjukan adanya zona hambat yang terbentuk pada semua sehingga diketahui bahwa ekstrak batang buah naga tidak memiliki aktivitas antibakteri","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128192756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.258
N. Utami, Wawang Anwarudin
Daun pandan wangi (Pandanus Amaryllifolius, Roxb) memiliki kandungan senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tannin dan zat warna. Dalam daun pandan wangi senyawa yang dapat memberikan aktivitas antimikroba adalah flavonoid dan polifenol (fenol). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi sediaan shampo dengan ekstrak daun pandan wangi sebagai zat aktif dan variasi konsentrasi Natrium carboxymethylcellulose (Na-CMC) sebagai basis untuk memperoleh sediaan shampo yang baik dan mengetahui uji evaluasi shampo dengan konsentrasi basis Na CMC yang bervariasi. Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium. Konsentrasi basis Na CMC yang digunakan 0.5%, 1.5%, 2.5%, dan 3%. Hasil penelitian menunjukan sediaan shampo dengan basis Na CMC memenuhi syarat mutu shampo dengan formula yang paling baik adalah Formula 4 dengan konsentrasi Na CMC 3%. Jika dilihat dari segi organoleptis yaitu dengan warna kuning kecoklatan, bau khas pandan disertai menthol dan tekstur gel kental, pH 6, sediaan shampo yang didapat homogen dan menghasilkan busa yang paling baik yaitu 10,2 cm pada formula 2. Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak daun pandan wangi dapat diformulasikan sebagai zat aktif dalam pembuatan shampo dengan konsentrasi basis Na CMC sebesar 3%, serta evaluasi sediaan shampo ekstrak daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius, Roxb) dengan konsentrasi Na CMC yang bervariasi memiliki hasil evaluasi yang baik serta memenuhi syarat uji evaluasi sediaan shampo dengan rata-rata Ph yang diperoleh yaitu 6 memenuhi standar dari SNI 5-9, sediaan shampo yang homogen serta dapat menghasilkan busa dengan baik yaitu 10.2 cm.
{"title":"FORMULASI SEDIAAN SHAMPO EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI ANTI KETOMBE DENGAN BASIS NATRIUM CARBOXYMETHYL CELLULOSE BERVARIASI","authors":"N. Utami, Wawang Anwarudin","doi":"10.55093/herbapharma.v3i1.258","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i1.258","url":null,"abstract":"Daun pandan wangi (Pandanus Amaryllifolius, Roxb) memiliki kandungan senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tannin dan zat warna. Dalam daun pandan wangi senyawa yang dapat memberikan aktivitas antimikroba adalah flavonoid dan polifenol (fenol). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi sediaan shampo dengan ekstrak daun pandan wangi sebagai zat aktif dan variasi konsentrasi Natrium carboxymethylcellulose (Na-CMC) sebagai basis untuk memperoleh sediaan shampo yang baik dan mengetahui uji evaluasi shampo dengan konsentrasi basis Na CMC yang bervariasi. Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium. Konsentrasi basis Na CMC yang digunakan 0.5%, 1.5%, 2.5%, dan 3%. Hasil penelitian menunjukan sediaan shampo dengan basis Na CMC memenuhi syarat mutu shampo dengan formula yang paling baik adalah Formula 4 dengan konsentrasi Na CMC 3%. Jika dilihat dari segi organoleptis yaitu dengan warna kuning kecoklatan, bau khas pandan disertai menthol dan tekstur gel kental, pH 6, sediaan shampo yang didapat homogen dan menghasilkan busa yang paling baik yaitu 10,2 cm pada formula 2. Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak daun pandan wangi dapat diformulasikan sebagai zat aktif dalam pembuatan shampo dengan konsentrasi basis Na CMC sebesar 3%, serta evaluasi sediaan shampo ekstrak daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius, Roxb) dengan konsentrasi Na CMC yang bervariasi memiliki hasil evaluasi yang baik serta memenuhi syarat uji evaluasi sediaan shampo dengan rata-rata Ph yang diperoleh yaitu 6 memenuhi standar dari SNI 5-9, sediaan shampo yang homogen serta dapat menghasilkan busa dengan baik yaitu 10.2 cm.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130884416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.208
Nisa Puspita Trisnasary, Ahmad Wildhan Wisnu Wardaya Wardaya
Kandungan yang terdapat pada ekstrak biji alpukat dan daun salam adalah senyawa tanin dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan alami yang dapat mengontrol dan menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan herbal jelly drink campuran ekstrak biji alpukat dan daun salam yang memiliki tekstur, konsistensi serta stabilitas yang baik. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental laboratorium, dibuat sediaan jelly drink dengan berbagai konsentrasi karagenan (0,20% ; 0,30% ; dan 0,40%). Parameter pengujian meliputi uji stabilitas pada suhu sejuk (5-15ºC), suhu kamar (25-30ºC), dan suhu panas (40-45ºC) selama 21 hari meliputi pengamatan sineresis, pH, dan organoleptik. Hasil menunjukkan konsentrasi karagenan 0,30% membentuk jelly dengan tekstur dan konsistensi baik. Pada suhu sejuk, sineresis 2%, pH 6, dan organoleptik (warna coklat, tekstur kenyal, aroma khas). Pada suhu kamar sineresis 4%, pH 5, dan organoleptik (warna coklat gelap, tekstur sedikit cair, aroma tidak sedap menyengat). Pada suhu panas sineresis 8%, pH 6, dan organoleptik (warna coklat, tekstur sedikit kenyal, aroma tidak sedap). Kesimpulan stabilitas paling baik disimpan pada suhu sejuk (5-15°C) dengan tingkat sineresis 2%, pH 6, dan organoleptik meliputi warna coklat, tekstur kenyal dan aroma yang khas.
{"title":"UJI STABILITAS HERBAL JELLY DRINK EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) DAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)","authors":"Nisa Puspita Trisnasary, Ahmad Wildhan Wisnu Wardaya Wardaya","doi":"10.55093/herbapharma.v3i1.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i1.208","url":null,"abstract":"Kandungan yang terdapat pada ekstrak biji alpukat dan daun salam adalah senyawa tanin dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan alami yang dapat mengontrol dan menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan herbal jelly drink campuran ekstrak biji alpukat dan daun salam yang memiliki tekstur, konsistensi serta stabilitas yang baik. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental laboratorium, dibuat sediaan jelly drink dengan berbagai konsentrasi karagenan (0,20% ; 0,30% ; dan 0,40%). Parameter pengujian meliputi uji stabilitas pada suhu sejuk (5-15ºC), suhu kamar (25-30ºC), dan suhu panas (40-45ºC) selama 21 hari meliputi pengamatan sineresis, pH, dan organoleptik. Hasil menunjukkan konsentrasi karagenan 0,30% membentuk jelly dengan tekstur dan konsistensi baik. Pada suhu sejuk, sineresis 2%, pH 6, dan organoleptik (warna coklat, tekstur kenyal, aroma khas). Pada suhu kamar sineresis 4%, pH 5, dan organoleptik (warna coklat gelap, tekstur sedikit cair, aroma tidak sedap menyengat). Pada suhu panas sineresis 8%, pH 6, dan organoleptik (warna coklat, tekstur sedikit kenyal, aroma tidak sedap). Kesimpulan stabilitas paling baik disimpan pada suhu sejuk (5-15°C) dengan tingkat sineresis 2%, pH 6, dan organoleptik meliputi warna coklat, tekstur kenyal dan aroma yang khas.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133109180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.259
Wawang Anwarudin, Ririn Riandini
Ubi jalar ungu ( ipomea batatas linn ) memiliki aktivitas antioksidan, kandungan senyawa kimia =yang terkandung dalam ubi jalar ungu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah senyawa antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun mandi padat dan pada konsentrasi berapa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sabun mandi padat. Ekstrak etanol ubi jalar ungu diperoleh dengan proses maserasi dan dibuat kosentrasi 8%, 9% dan 10%. Sediaan sabun mandi padat kemudian dievaluasi meliputi organoleptis, uji pH, uji kadar air dan uji tinggi dan stabilitas busa. Pengujian dilakukan pada hari ke-1, hari ke-7 dan hari ke- 14, hasil uji organoleptik dilihat dari bentuk, warna dan bau, warna dan bau selama proses penyimpanan hamper semua mengalami perubahan. Hasil uji pH sabun dari formula F0,F1,F2 dan F3 tetap stabil pada pH 10. Hasil uji kadar air semua formula tidak memenuhi SNI. Hasil tinggi dan stabilitas busa sudah memenuhi syarat SNI .Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat dengan konsentrasi ekstrak etanol ubi jalar ungu 10% yaitu F3,yang memenuhi syarat evaluasi uji pH dan uji tinggi dan stabilitas busa,tetapi belum memenuhi syarat uji kadar air.
{"title":"FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas Linn.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN","authors":"Wawang Anwarudin, Ririn Riandini","doi":"10.55093/herbapharma.v3i1.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i1.259","url":null,"abstract":"Ubi jalar ungu ( ipomea batatas linn ) memiliki aktivitas antioksidan, kandungan senyawa kimia =yang terkandung dalam ubi jalar ungu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah senyawa antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun mandi padat dan pada konsentrasi berapa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sabun mandi padat. Ekstrak etanol ubi jalar ungu diperoleh dengan proses maserasi dan dibuat kosentrasi 8%, 9% dan 10%. Sediaan sabun mandi padat kemudian dievaluasi meliputi organoleptis, uji pH, uji kadar air dan uji tinggi dan stabilitas busa. Pengujian dilakukan pada hari ke-1, hari ke-7 dan hari ke- 14, hasil uji organoleptik dilihat dari bentuk, warna dan bau, warna dan bau selama proses penyimpanan hamper semua mengalami perubahan. Hasil uji pH sabun dari formula F0,F1,F2 dan F3 tetap stabil pada pH 10. Hasil uji kadar air semua formula tidak memenuhi SNI. Hasil tinggi dan stabilitas busa sudah memenuhi syarat SNI .Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat dengan konsentrasi ekstrak etanol ubi jalar ungu 10% yaitu F3,yang memenuhi syarat evaluasi uji pH dan uji tinggi dan stabilitas busa,tetapi belum memenuhi syarat uji kadar air.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115610324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.257
Sri Wahyuni, Imas Maesaroh
Ekstrak etanol 96% buah harendong 50% telah terbukti memiliki efektivitas antidiare. Salah satu untuk memudahkan penggunaan maka di buat sediaan sirup. Gelatin dan natriumCarboxymethilcelullose digunakan sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas sirup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi formula sirup antidiare ekstrak etanol buah harendong (Melastoma malabathricum L.) dengan variasi gelatin dan natrium carboxymethilcellulosa sebagai pengental yang paling baik secara sifat fisika (uji organoleptis, uji homogenitas, uji bobot jenis, dan uji viskositas) dan sifat kimia (uji pH). F1 menggunakan pengental gelatin 3%, F2 menggunakan natrium carboxymethilcelullose 0,3%, F3 menggunakan pengental gelatin 2% dan natrium carboxymethilcelullose 0,2%. Hasil penelitian uji organoleptis ketiga formula tersebut yaitu warna ungu pekat, memiliki bau khas buah harendong, dan rasa manis. Hasil uji homogenitas yaitu F1 tidak homogen, F2 homogen dan F3 tidak omogen. Hasil bobot jenis yang di peroleh yaitu F1 1,071 g/ml, F2 1,021 g/ml, F3 1,046 g/ml. Hasil uji viskositas yang paling tinggi adalah F3 dengan hasil 13,49 cps dibanding F1 dengan hasil 11,24 cps, dan F2 11,18 cps. Hasil dari uji pH F1, F2, dan F3 yaitu pH 5. Konsentrasi formula yang terbaik yaitu F3, meskipun belum memenuhi standar yang ditentukan, tetapi hasil uji secara sifat fisika dan sifat kimia dari F3 ini mendekati dari standar ketentuan.
{"title":"FORMULASI SIRUP ANTIDIARE EKSTRAK ETHANOL BUAH HARENDONG (Melastoma malabathricum L.) DENGANGELATIN DAN NATRIUM CARBOXYMETHIL CELULLOSE SEBAGAI PENGENTAL","authors":"Sri Wahyuni, Imas Maesaroh","doi":"10.55093/herbapharma.v3i1.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i1.257","url":null,"abstract":"Ekstrak etanol 96% buah harendong 50% telah terbukti memiliki efektivitas antidiare. Salah satu untuk memudahkan penggunaan maka di buat sediaan sirup. Gelatin dan natriumCarboxymethilcelullose digunakan sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas sirup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi formula sirup antidiare ekstrak etanol buah harendong (Melastoma malabathricum L.) dengan variasi gelatin dan natrium carboxymethilcellulosa sebagai pengental yang paling baik secara sifat fisika (uji organoleptis, uji homogenitas, uji bobot jenis, dan uji viskositas) dan sifat kimia (uji pH). F1 menggunakan pengental gelatin 3%, F2 menggunakan natrium carboxymethilcelullose 0,3%, F3 menggunakan pengental gelatin 2% dan natrium carboxymethilcelullose 0,2%. Hasil penelitian uji organoleptis ketiga formula tersebut yaitu warna ungu pekat, memiliki bau khas buah harendong, dan rasa manis. Hasil uji homogenitas yaitu F1 tidak homogen, F2 homogen dan F3 tidak omogen. Hasil bobot jenis yang di peroleh yaitu F1 1,071 g/ml, F2 1,021 g/ml, F3 1,046 g/ml. Hasil uji viskositas yang paling tinggi adalah F3 dengan hasil 13,49 cps dibanding F1 dengan hasil 11,24 cps, dan F2 11,18 cps. Hasil dari uji pH F1, F2, dan F3 yaitu pH 5. Konsentrasi formula yang terbaik yaitu F3, meskipun belum memenuhi standar yang ditentukan, tetapi hasil uji secara sifat fisika dan sifat kimia dari F3 ini mendekati dari standar ketentuan.","PeriodicalId":272831,"journal":{"name":"HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115240893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}