Pub Date : 2021-08-15DOI: 10.22146/abis.v9i3.79062
Raden Adiguna Prabowo
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara cita-cita(tujuan bernegara) dan kondisi terkini pemda di Indonesia. Desain/Metodologi/Pendekatan: Penelitian ini menggunakan Teori Purchasing Power Parity (PPP) dan konsep solvabilitas layanan untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara cita-cita dan kondisi realita pemda di Indonesia. Temuan: Penelitian ini menemukan bahwa (1) terdapat gap sebesar USD-PPP7,919 per kapita antara kemakmuran dan realita; dan (2) terjadi gap 14 tahun untuk mencapai kemakmuran sebagaimana tercantum dalam konstitusi. Orisinalitas: Penelitian ini memberikan metoda baru untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara yang tercantum dalam konstitusi dan kondisi realita, juga kesenjangan kemakmuran antar negara.Keterbatasan Penelitian: Penelitian ini masih menganalisis kemakmuran secara umum, belum menganalisis kemakmuran secara spesifik dari aspek pendidikan, kesehatan, maupun aspek lainnya.Kontribusi Akademik: Penelitian ini menawarkan metoda baru untuk mengukur kesenjanganantara cita-cita dan kondisi terkini. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa kapasitaslayanan per kapita berkorelasi dengan kemakmuran rakyat.Implikasi Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kesadaran (awareness) kepadapemerintahan di Indonesia agar melakukan revolusi kebijakan pengelolaan keuangan negarasehingga mempercepat pencapaian cita-cita yang diamanahkan oleh konstitusi.
目标:本研究旨在分析印尼目标与当前状态之间的繁荣差距。设计/方法/方法:这项研究采用了Purchasing Power (PPP)理论和服务偿偿性概念,来分析印度尼西亚的目标与城市规划的现实状况之间的繁荣差距。发现:本研究发现(1)人均繁荣与现实之间存在usd - ppp7.919的差距;(2)宪法规定的14年的繁荣差距。原创性:这项研究提供了一种新的方法来分析宪法和现实条件之间的繁荣差距以及国家之间的繁荣差距。有限的研究:这项研究仍在对繁荣进行广泛的分析,而不是对教育、健康和其他方面的繁荣进行具体的分析。学术贡献:这项研究提供了一种新的方法来衡量目标和当前条件之间的差距。此外,这项研究证明人均服务能力与人民的繁荣有关。实际影响:本研究的结果应使印度尼西亚政府认识到,对其国家财政管理政策的革命,以加速实现宪法规定的目标。
{"title":"Analisis Kesenjangan Kemakmuran Antara Cita-Cita (Tujuan Bernegara) Dan Kondisi Terkini: Studi Pada Pemerintah Daerah Di Indonesia","authors":"Raden Adiguna Prabowo","doi":"10.22146/abis.v9i3.79062","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i3.79062","url":null,"abstract":"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara cita-cita(tujuan bernegara) dan kondisi terkini pemda di Indonesia. Desain/Metodologi/Pendekatan: Penelitian ini menggunakan Teori Purchasing Power Parity (PPP) dan konsep solvabilitas layanan untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara cita-cita dan kondisi realita pemda di Indonesia. Temuan: Penelitian ini menemukan bahwa (1) terdapat gap sebesar USD-PPP7,919 per kapita antara kemakmuran dan realita; dan (2) terjadi gap 14 tahun untuk mencapai kemakmuran sebagaimana tercantum dalam konstitusi. Orisinalitas: Penelitian ini memberikan metoda baru untuk menganalisis kesenjangan kemakmuran antara yang tercantum dalam konstitusi dan kondisi realita, juga kesenjangan kemakmuran antar negara.Keterbatasan Penelitian: Penelitian ini masih menganalisis kemakmuran secara umum, belum menganalisis kemakmuran secara spesifik dari aspek pendidikan, kesehatan, maupun aspek lainnya.Kontribusi Akademik: Penelitian ini menawarkan metoda baru untuk mengukur kesenjanganantara cita-cita dan kondisi terkini. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa kapasitaslayanan per kapita berkorelasi dengan kemakmuran rakyat.Implikasi Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kesadaran (awareness) kepadapemerintahan di Indonesia agar melakukan revolusi kebijakan pengelolaan keuangan negarasehingga mempercepat pencapaian cita-cita yang diamanahkan oleh konstitusi.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134030439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-21DOI: 10.22146/abis.v9i2.65891
Friesta Angela Luciana S
Tujuan --- Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu mengevaluasi kondisi tingkat kapabilitas APIP Inspektorat Kota Prabumulih, mengidentifikasi kendala peningkatan, dan mengkaji upaya dan strategi yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan peningkatan kapabilitas APIP. Desain/Metodologi/Pendekatan --- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi pasif, dan wawancara semiterstruktur. Temuan --- Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas APIP di Inspektorat Kota Prabumulih belum mencapai level yang disyaratkan pada agenda pembangunan nasional, yaitu level tiga (integrated). Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan level kapabilitas hingga level ketiga adalah anggaran kegiatan non pengawasan yang belum memadai, manajemen bisnis APIP yang belum lengkap, kurangnya keteraturan tata laksana kegiatan APIP, kuantitas pekerjaan yang tidak seimbang dengan jumlah auditor, dan konsistensi sumber daya manusia APIP. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka upaya dan strategi yang dapat dilakukan untuk perbaikan kedepannya adalah dengan melakukan koordinasi rutin dengan pimpinan daerah terkait anggaran, perbaikan manajemen bisnis APIP sesuai dengan pedoman peningkatan dari BPKP, pemetaan prioritas untuk mengantisipasi kuantitas pekerjaan, pendisiplinan tata laksana kegiatan APIP, dan perbaikan manajemen sumber daya manusia melalui proses mentoring rutin, pelatihan mandiri yang terjadwal, proses pelembagaan secara institusi, pemberlakuan sistem reward dan punishment, serta pembelajaran kepada APIP lain yang sudah mencapai level yang disyaratkan dalam agenda pembangunan nasional. Batasan/Implikasi --- Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bersifat pasif. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan observasi aktif dengan terlibat langsung dalam kegiatan APIP. Penelitian ini memiliki implikasi pada kontribusi praktis dan kontribusi kebijakan terkait dengan peningkatan kapabilitas APIP. Originalitas/Nilai --- Kapabilitas APIP menunjukkan ukuran kemampuan dari efektifitas pelayanan yang dapat diberikan APIP kepada masyarakat melalui perannya sebagai pengawas intern pemerintah. Penelitian ini berfokus untuk memperluas penelitian Renzburg dan Coetzee (2015 dan 2016) tentang penggunaan model IA-CM dalam mengetahui kondisi kapabilitas APIP dan kendala yang dihadapai dalam peningkatan tersebut, namun pada konteks yang berbeda, yaitu di Indonesia.
{"title":"EVALUASI PENINGKATAN KAPABILITAS APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH (Studi pada Inspektorat Kota Prabumulih)","authors":"Friesta Angela Luciana S","doi":"10.22146/abis.v9i2.65891","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65891","url":null,"abstract":"Tujuan --- Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu mengevaluasi kondisi tingkat kapabilitas APIP Inspektorat Kota Prabumulih, mengidentifikasi kendala peningkatan, dan mengkaji upaya dan strategi yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan peningkatan kapabilitas APIP. Desain/Metodologi/Pendekatan --- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi pasif, dan wawancara semiterstruktur. Temuan --- Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas APIP di Inspektorat Kota Prabumulih belum mencapai level yang disyaratkan pada agenda pembangunan nasional, yaitu level tiga (integrated). Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan level kapabilitas hingga level ketiga adalah anggaran kegiatan non pengawasan yang belum memadai, manajemen bisnis APIP yang belum lengkap, kurangnya keteraturan tata laksana kegiatan APIP, kuantitas pekerjaan yang tidak seimbang dengan jumlah auditor, dan konsistensi sumber daya manusia APIP. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka upaya dan strategi yang dapat dilakukan untuk perbaikan kedepannya adalah dengan melakukan koordinasi rutin dengan pimpinan daerah terkait anggaran, perbaikan manajemen bisnis APIP sesuai dengan pedoman peningkatan dari BPKP, pemetaan prioritas untuk mengantisipasi kuantitas pekerjaan, pendisiplinan tata laksana kegiatan APIP, dan perbaikan manajemen sumber daya manusia melalui proses mentoring rutin, pelatihan mandiri yang terjadwal, proses pelembagaan secara institusi, pemberlakuan sistem reward dan punishment, serta pembelajaran kepada APIP lain yang sudah mencapai level yang disyaratkan dalam agenda pembangunan nasional. Batasan/Implikasi --- Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bersifat pasif. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan observasi aktif dengan terlibat langsung dalam kegiatan APIP. Penelitian ini memiliki implikasi pada kontribusi praktis dan kontribusi kebijakan terkait dengan peningkatan kapabilitas APIP. Originalitas/Nilai --- Kapabilitas APIP menunjukkan ukuran kemampuan dari efektifitas pelayanan yang dapat diberikan APIP kepada masyarakat melalui perannya sebagai pengawas intern pemerintah. Penelitian ini berfokus untuk memperluas penelitian Renzburg dan Coetzee (2015 dan 2016) tentang penggunaan model IA-CM dalam mengetahui kondisi kapabilitas APIP dan kendala yang dihadapai dalam peningkatan tersebut, namun pada konteks yang berbeda, yaitu di Indonesia.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131265972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-18DOI: 10.22146/abis.v9i3.65948
I. Mahardika
Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan informasi yang terdapat pada peristiwa pertama penyebaran COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 yang dilakukan dengan cara menganalisis return taknormal serta aktivitas volume perdagangan saham pada sektor pariwisata, transportasi, tekstil, alat kesehatan, farmasi, makanan dan minuman disekitaran terjadinya peristiwa.Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi peristiwa dan trading volume activity (TVA). Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel dengan kriteria saham yang sedang aktif diperdagangkanselama periode penelitian serta tidak melakukan aksi korporasi tertentu. Pengujian dilakukan menggunakan indikator return taknormal dengan cara melakukan uji statistik dari nilai reratareturn taknormal saham (average abnormal return) pada tiap-tiap hari pada periode peristiwa. Uji hipotesis pada indikator aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan cara uji beda Paired-Samples T-test yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai statistik -t dengan nilai tabel pada rerata aktivitas volume perdagangan sebelum/sesudah dengan nilai t-tabel. Temuan – Ketika terjadi peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia, terdapat reaksi pasar pada sektor pariwisata, transportasi, tekstil, alat kesehatan, farmasi, makanan dan minuman. Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia merupakan kabar buruk (bad news) bagi sektor sektor pariwisata, transportasi, kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya abnormal return negatif disekitar peristiwa. Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia merupakan kabar baik (good news) bagi sektor sektor tekstil, farmasi, makanan dan minuman. Hal ini dapat dilihat dari adanya abnormal return positif disekitar peristiwa. Hasil pengujian uji beda dua ratarata aktivitas volume perdagangan pada peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat aktivitas volume perdagangan yang signifikan terjadi pada alat kesehatan dan farmasi. Adanya perbedaan yang signifikan pada sektor alat kesehatan dan famasi kemungkinan karena investor melakukan aksi jual pada saham sektor alat kesehatan dan aksi beli pada saham sektor farmasi. Orisinalitas – Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia menimbulkan reaksi investor yang beragam, dimana peristiwa ini merupakan kabar buruk (bad news) bagi sektor sektor pariwisata, transportasi, kesehatan sedangkan kabar baik (good news) bagi sektor sektor tekstil,farmasi, makanan dan minuman.
{"title":"ANALISIS STUDI PERISTIWA PENYEBARAN COVID-19 TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA","authors":"I. Mahardika","doi":"10.22146/abis.v9i3.65948","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i3.65948","url":null,"abstract":"Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan informasi yang terdapat pada peristiwa pertama penyebaran COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 yang dilakukan dengan cara menganalisis return taknormal serta aktivitas volume perdagangan saham pada sektor pariwisata, transportasi, tekstil, alat kesehatan, farmasi, makanan dan minuman disekitaran terjadinya peristiwa.Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi peristiwa dan trading volume activity (TVA). Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel dengan kriteria saham yang sedang aktif diperdagangkanselama periode penelitian serta tidak melakukan aksi korporasi tertentu. Pengujian dilakukan menggunakan indikator return taknormal dengan cara melakukan uji statistik dari nilai reratareturn taknormal saham (average abnormal return) pada tiap-tiap hari pada periode peristiwa. Uji hipotesis pada indikator aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan cara uji beda Paired-Samples T-test yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai statistik -t dengan nilai tabel pada rerata aktivitas volume perdagangan sebelum/sesudah dengan nilai t-tabel. Temuan – Ketika terjadi peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia, terdapat reaksi pasar pada sektor pariwisata, transportasi, tekstil, alat kesehatan, farmasi, makanan dan minuman. Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia merupakan kabar buruk (bad news) bagi sektor sektor pariwisata, transportasi, kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya abnormal return negatif disekitar peristiwa. Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia merupakan kabar baik (good news) bagi sektor sektor tekstil, farmasi, makanan dan minuman. Hal ini dapat dilihat dari adanya abnormal return positif disekitar peristiwa. Hasil pengujian uji beda dua ratarata aktivitas volume perdagangan pada peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat aktivitas volume perdagangan yang signifikan terjadi pada alat kesehatan dan farmasi. Adanya perbedaan yang signifikan pada sektor alat kesehatan dan famasi kemungkinan karena investor melakukan aksi jual pada saham sektor alat kesehatan dan aksi beli pada saham sektor farmasi. Orisinalitas – Peristiwa penyebaran COVID-19 pertama di Indonesia menimbulkan reaksi investor yang beragam, dimana peristiwa ini merupakan kabar buruk (bad news) bagi sektor sektor pariwisata, transportasi, kesehatan sedangkan kabar baik (good news) bagi sektor sektor tekstil,farmasi, makanan dan minuman.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125950527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-18DOI: 10.22146/abis.v9i3.65950
Sri Kasembadan Wibowo Prihantoro
Tujuan : Penelitian ini membandingkan implementasi pendekatan Balanced Scorecard dan Logical Framework Approach dalam penyusunan rencana strategis BPK RI dan mengidentifikasi alasan penerapan pendekatan Logical Framework Approach untuk menggantikan Balanced Scorecard dalam penyusunan Rencana Strategis BPK RI. Metode Penelitian : studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Data bersumber dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dan wawancara. Peneliti menggunakan teknik pengolahan data hennink (2012) dan model performance blueprint yang dikembangkan Longo (2002). Selanjutnya peneliti melakukan triangulasi dan member checking. Temuan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSC diimplementasikan dalam penyusunan peta strategi dan pengukuran kinerja sementara LFA memberikan panduan yang lebih terstruktur baik dari sisi struktur organisasi, indikator kinerja, anggaran dan evaluasi. Motivasi perubahan dapat dijelaskan dengan teori institusional dimana isomorfisma normatif dan koersif menjadi faktor yang utama dalam perubahan ini, sementara isomorfisma mimetik juga menjadi salah satu faktor perubahan. Originalitas : Penelitian sebelumnya banyak mengkaji implementasi balanced scorecard dalam penyusunan rencana strategis, sementara dalam penelitian ini dibandingkan dengan implementasi LFA dalam penyusunan rencana strategis
{"title":"ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DAN LOGICAL FRAMEWORK APPROACH DALAM PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIK (STUDI PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA)","authors":"Sri Kasembadan Wibowo Prihantoro","doi":"10.22146/abis.v9i3.65950","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i3.65950","url":null,"abstract":"Tujuan : Penelitian ini membandingkan implementasi pendekatan Balanced Scorecard dan Logical Framework Approach dalam penyusunan rencana strategis BPK RI dan mengidentifikasi alasan penerapan pendekatan Logical Framework Approach untuk menggantikan Balanced Scorecard dalam penyusunan Rencana Strategis BPK RI. Metode Penelitian : studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Data bersumber dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dan wawancara. Peneliti menggunakan teknik pengolahan data hennink (2012) dan model performance blueprint yang dikembangkan Longo (2002). Selanjutnya peneliti melakukan triangulasi dan member checking. Temuan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSC diimplementasikan dalam penyusunan peta strategi dan pengukuran kinerja sementara LFA memberikan panduan yang lebih terstruktur baik dari sisi struktur organisasi, indikator kinerja, anggaran dan evaluasi. Motivasi perubahan dapat dijelaskan dengan teori institusional dimana isomorfisma normatif dan koersif menjadi faktor yang utama dalam perubahan ini, sementara isomorfisma mimetik juga menjadi salah satu faktor perubahan. Originalitas : Penelitian sebelumnya banyak mengkaji implementasi balanced scorecard dalam penyusunan rencana strategis, sementara dalam penelitian ini dibandingkan dengan implementasi LFA dalam penyusunan rencana strategis","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"66 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133136135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-18DOI: 10.22146/abis.v9i2.65945
Riza Achmad Bagraff
Tujuan – Penelitian ini mengevaluasi kompleksitas penerapan probity audit pada Inspektorat Kabupaten Jombang dan mengidentifikasi faktor penyebab belum efektifnya penerapan probity audit serta mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi faktor penyebab tersebut. Metode Penelitian – Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara mendalam dengan jenis wawancara semiterstruktur dan dokumen yang berkaitan dengan penerapan probity audit. Narasumber dalam penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri dari lima auditor, lima auditee, tiga penyedia, dan dua pengguna. Temuan – Pelaku probity audit adalah auditor, auditee, penyedia, dan pengguna. Masing-masing pelaku memiliki logika aspirasi atau permintaan yang saling bertentangan, sehingga menimbulkan kompleksitas dalam penerapan probity audit. Logika tersebut yaitu: (1) auditor memiliki logika stewardship, resources-based, dan compliance, (2) auditee memiliki logika commitment, resources-based, stewardship dan compliance, (3) penyedia memiliki logika commitment, resources-based, business dan compliance, dan (4) pengguna memiliki logika procedure, resources-based, needs dan compliance. Pelaku berusaha untuk menyeimbangkan berbagai tuntutan kelembagaan dengan cara menjalin hubungan dan meningkatkan kerja sama antar pelaku sambil mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dengan kondisi kompleksitas ini, maka probity audit belum sepenuhnya dapat diterapkan sesuai dengan pedoman probity audit. Orisinalitas – Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) merupakan kegiatan yang rawan terhadap penyimpangan. Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 yang memberikan porsi kewenangan yang lebih besar kepada inspektorat daerah dalam hal pengawasan PBJ dengan menggunakan metode probity audit. Namun beragam pelaku dalam PBJ pada dasarnya dapat menyebabkan munculnya tekanan institusional yang membentuk kompleksitas kelembagaan, sehingga pengawasan yang dilakukan oleh auditor menjadi lebih sulit. Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi penerapan probity audit dengan mendasarkan pada teori kompleksitas kelembagaan.
{"title":"KOMPLEKSITAS KELEMBAGAAN DALAM PENERAPAN PROBITY AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA INSPEKTORAT KABUPATEN JOMBANG","authors":"Riza Achmad Bagraff","doi":"10.22146/abis.v9i2.65945","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65945","url":null,"abstract":"Tujuan – Penelitian ini mengevaluasi kompleksitas penerapan probity audit pada Inspektorat Kabupaten Jombang dan mengidentifikasi faktor penyebab belum efektifnya penerapan probity audit serta mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi faktor penyebab tersebut. Metode Penelitian – Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara mendalam dengan jenis wawancara semiterstruktur dan dokumen yang berkaitan dengan penerapan probity audit. Narasumber dalam penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri dari lima auditor, lima auditee, tiga penyedia, dan dua pengguna. Temuan – Pelaku probity audit adalah auditor, auditee, penyedia, dan pengguna. Masing-masing pelaku memiliki logika aspirasi atau permintaan yang saling bertentangan, sehingga menimbulkan kompleksitas dalam penerapan probity audit. Logika tersebut yaitu: (1) auditor memiliki logika stewardship, resources-based, dan compliance, (2) auditee memiliki logika commitment, resources-based, stewardship dan compliance, (3) penyedia memiliki logika commitment, resources-based, business dan compliance, dan (4) pengguna memiliki logika procedure, resources-based, needs dan compliance. Pelaku berusaha untuk menyeimbangkan berbagai tuntutan kelembagaan dengan cara menjalin hubungan dan meningkatkan kerja sama antar pelaku sambil mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dengan kondisi kompleksitas ini, maka probity audit belum sepenuhnya dapat diterapkan sesuai dengan pedoman probity audit. Orisinalitas – Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) merupakan kegiatan yang rawan terhadap penyimpangan. Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 yang memberikan porsi kewenangan yang lebih besar kepada inspektorat daerah dalam hal pengawasan PBJ dengan menggunakan metode probity audit. Namun beragam pelaku dalam PBJ pada dasarnya dapat menyebabkan munculnya tekanan institusional yang membentuk kompleksitas kelembagaan, sehingga pengawasan yang dilakukan oleh auditor menjadi lebih sulit. Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi penerapan probity audit dengan mendasarkan pada teori kompleksitas kelembagaan.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133372173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-18DOI: 10.22146/abis.v9i3.65949
Firman Nurdiansyah
Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain sistem informasi atas proses bisnis layanan sehat enak yang akan dikembangkan oleh Wisma MM UGM Hotel. Metode Penelitian - Penelitian ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) Terdapat 7 tahapan yang dikemukakan oleh Kenneth E. Kendall & Julie E. Kendall (2011) yaitu, pengidentifikasi masalah, peluang dan objek; menentukan kebututuhan pengguna; menganalisis kebutuhan sistem; mendesain rekomendasi sistem; pengembangan dan pendokumentasian perangkat lunak; menguji dan memelihara sistem; mengimplementasi dan mengevaluasi system. Dalam penelitian ini terbatas pada analisis dan desain yang meliputi pengidentifikasi masalah, peluang dan objek; menentukan kebututuhan pengguna;menganalisis kebutuhan sistem; mendesain rekomendasi sistem. Hasil - kebutuhan sistem perangkat lunak sehat enak tergambar dalam deskripsi kebutuhan antarmuka, kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem dalam penelitian ini. Ilustrasi mengenai aliran data, informasi dan database tergambar dalam Data Flow Diagrams (DFD), Activity Diagram, E-R Diagram, dan Use-Case Diagram.
{"title":"ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKANAN BERBASIS WEB (STUDI DEVELOPMENT PADA WISMA MM UGM HOTEL)","authors":"Firman Nurdiansyah","doi":"10.22146/abis.v9i3.65949","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i3.65949","url":null,"abstract":"Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain sistem informasi atas proses bisnis layanan sehat enak yang akan dikembangkan oleh Wisma MM UGM Hotel. Metode Penelitian - Penelitian ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) Terdapat 7 tahapan yang dikemukakan oleh Kenneth E. Kendall & Julie E. Kendall (2011) yaitu, pengidentifikasi masalah, peluang dan objek; menentukan kebututuhan pengguna; menganalisis kebutuhan sistem; mendesain rekomendasi sistem; pengembangan dan pendokumentasian perangkat lunak; menguji dan memelihara sistem; mengimplementasi dan mengevaluasi system. Dalam penelitian ini terbatas pada analisis dan desain yang meliputi pengidentifikasi masalah, peluang dan objek; menentukan kebututuhan pengguna;menganalisis kebutuhan sistem; mendesain rekomendasi sistem. Hasil - kebutuhan sistem perangkat lunak sehat enak tergambar dalam deskripsi kebutuhan antarmuka, kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem dalam penelitian ini. Ilustrasi mengenai aliran data, informasi dan database tergambar dalam Data Flow Diagrams (DFD), Activity Diagram, E-R Diagram, dan Use-Case Diagram.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"63 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134018161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-17DOI: 10.22146/abis.v9i2.65889
Dian Ramadhanti
ini bertujuan untuk menguji hubungan kualitas pengungkapan lingkungan dengan persistensi dan prediktabilitas laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan sesuai dengan pedoman terbaru GRI. Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisis yaitu analisis konten dan regresi berganda. Penelitian ini berfokus pada periode pengamatan tahun 2018-2019 karena adanya pedoman penyusunan laporan keberlanjutan terbaru yang dikeluarkan oleh GRI yaitu GRI Standards yang mulai diberlakukan pada tahun 2018. Variabel dependen pada penelitian ini adalah persistensi dan prediktabilitas laba yang diukur dari β dari persamaan dan square root varians kesalahan estimasi dari persamaan (Earnings (i,t)= a 0,1 + β 1,i Earnings i,t-1 + εi,t ). Variabel independen yaitu pengungkapan lingkungan menggunakan indikator jumlah pengungkapan berdasarkan pedoman GRI. Temuan – Hasil Penelitian berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan memberikan bukti empiris terhadap 2 hal yaitu persistensi dan prediktabilitas laba. Hasil penelitian untuk proksi persistensi laba menunjukan pengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan untuk proksi prediktabilitas laba hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh positif dan signifikan. Orisinalitas – Informasi berkelanjutan khususnya informasi lingkungan telah menjadi bagian dari pelaporan perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh beberapa pemangku kepentingan. Dalam beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja keuangan dengan menggunakan pengukuran yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dasar dari penyusunan pengungkapan lingkungan menggunakan pedoman terbaru GRI yaitu GRI Standards dan dasar pengukuran kinerja keuangan yaitu kualitas laba dengan proksi persistensi dan prediktabilitas laba.
旨在测试环境质量关系披露停留和可预测性的印尼证券交易所注册的公司利润发表了按照最新指南GRI可持续发展报告。定量研究方法——这是研究和分析技术就是一道多项内容和回归分析。观察2018-2019年时期由于重点是研究起草发布的最新的可持续性报告指南GRI即GRI的2018年生效的。停留在研究这是从属变量和测量从β方程和广场的利润可预测性方程根的错误估计的方差(Earnings (i, t) = a 0.1 +β1,i Earnings i, i, t是t1 +ε)。独立变量即使用环境披露披露数量根据手册GRI指标。——根据研究结果发现所做的假设提供了实证试验对两件事即停留和可预测性的利润。停留代理利润的研究结果展示了代理的负面影响不显著,而利润可预测性研究结果显示有积极和显著的影响。创意——环境信息特别是可持续信息已经成为公司的报告,作为的一部分被一些利益相关者的决策基础。在早期的一些研究解释中披露环境和财务绩效之间的关系与先前的研究使用不同的测量。使用最新起草环境披露的基本指导方针,GRI即GRI财务绩效测量的标准和基本就是停留代理和可预测性质量蜘蛛。
{"title":"ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN DENGAN PERSISTENSI DAN PREDIKTABILITAS LABA: STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA","authors":"Dian Ramadhanti","doi":"10.22146/abis.v9i2.65889","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65889","url":null,"abstract":"ini bertujuan untuk menguji hubungan kualitas pengungkapan lingkungan dengan persistensi dan prediktabilitas laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan sesuai dengan pedoman terbaru GRI. Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisis yaitu analisis konten dan regresi berganda. Penelitian ini berfokus pada periode pengamatan tahun 2018-2019 karena adanya pedoman penyusunan laporan keberlanjutan terbaru yang dikeluarkan oleh GRI yaitu GRI Standards yang mulai diberlakukan pada tahun 2018. Variabel dependen pada penelitian ini adalah persistensi dan prediktabilitas laba yang diukur dari β dari persamaan dan square root varians kesalahan estimasi dari persamaan (Earnings (i,t)= a 0,1 + β 1,i Earnings i,t-1 + εi,t ). Variabel independen yaitu pengungkapan lingkungan menggunakan indikator jumlah pengungkapan berdasarkan pedoman GRI. Temuan – Hasil Penelitian berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan memberikan bukti empiris terhadap 2 hal yaitu persistensi dan prediktabilitas laba. Hasil penelitian untuk proksi persistensi laba menunjukan pengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan untuk proksi prediktabilitas laba hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh positif dan signifikan. Orisinalitas – Informasi berkelanjutan khususnya informasi lingkungan telah menjadi bagian dari pelaporan perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh beberapa pemangku kepentingan. Dalam beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja keuangan dengan menggunakan pengukuran yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dasar dari penyusunan pengungkapan lingkungan menggunakan pedoman terbaru GRI yaitu GRI Standards dan dasar pengukuran kinerja keuangan yaitu kualitas laba dengan proksi persistensi dan prediktabilitas laba. ","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"95 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132511402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-17DOI: 10.22146/abis.v9i2.65892
Widya Ayu Sekar Rini
Penelitian ini menguji secara empiris, memperoleh gambaran dan pemahaman peran kode etik untuk mencegah fraud pada auditor Badan Pemeriksa Keuangan serta menganalisis penyebab masih terjadinya fraud dalam proses pemeriksaan. Di dalam mencapai tujuan penelitian ini, variabel penelitian yang digunakan adalah integritas, independensi, dan profesionalisme. Metode yang dipakai didalam penelitian ini adalah metode mix method yaitu metode kuantitatif dengan cara memberikan kuesioner serta metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada responden auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI perwakilan Jawa Timur. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat pengujian instrumen dan analisis yang dilakukan adalah pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner serta triangulasi sumber untuk wawancara semi-terstruktur. Teknik analisis data yang dilakukan yakni dengan menggunakan SPSS dan analisis tematik. Hasil penelitian independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud. Didukung dengan hasil wawancara memberikan gambaran institusi BPK telah melaksanakan penerapan kode etik dengan baik, pelaksanaan kode etik telah mencakup program-program pencegahan fraud, yaitu tindakan prevention deterrence, disruption, identification, dan prosecution. Dalam pelaksanaannya masih terjadi fraud hal itu didasarkan pada tindakan pribadi auditor karena pemeriksa BPK tersebut memiliki karakter, moral, dan integritas yang kurang baik serta risiko yang ada di entitas yang diperiksa dapat mengakibatkan terjadinya tindakan fraud dalam proses pemeriksaan di lingkungan BPK.
{"title":"PERAN KODE ETIK DALAM PENCEGAHAN FRAUD PADA AUDITOR DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (STUDI PADA BPK RI PERWAKILAN JAWA TIMUR)","authors":"Widya Ayu Sekar Rini","doi":"10.22146/abis.v9i2.65892","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65892","url":null,"abstract":"Penelitian ini menguji secara empiris, memperoleh gambaran dan pemahaman peran kode etik untuk mencegah fraud pada auditor Badan Pemeriksa Keuangan serta menganalisis penyebab masih terjadinya fraud dalam proses pemeriksaan. Di dalam mencapai tujuan penelitian ini, variabel penelitian yang digunakan adalah integritas, independensi, dan profesionalisme. Metode yang dipakai didalam penelitian ini adalah metode mix method yaitu metode kuantitatif dengan cara memberikan kuesioner serta metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada responden auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI perwakilan Jawa Timur. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat pengujian instrumen dan analisis yang dilakukan adalah pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner serta triangulasi sumber untuk wawancara semi-terstruktur. Teknik analisis data yang dilakukan yakni dengan menggunakan SPSS dan analisis tematik. Hasil penelitian independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud. Didukung dengan hasil wawancara memberikan gambaran institusi BPK telah melaksanakan penerapan kode etik dengan baik, pelaksanaan kode etik telah mencakup program-program pencegahan fraud, yaitu tindakan prevention deterrence, disruption, identification, dan prosecution. Dalam pelaksanaannya masih terjadi fraud hal itu didasarkan pada tindakan pribadi auditor karena pemeriksa BPK tersebut memiliki karakter, moral, dan integritas yang kurang baik serta risiko yang ada di entitas yang diperiksa dapat mengakibatkan terjadinya tindakan fraud dalam proses pemeriksaan di lingkungan BPK.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122975880","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-17DOI: 10.22146/abis.v9i2.65890
Zakiyyah Aritasari
Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 100 perusahaan yang telah di kriteria berdasarkan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan metode analisis konten dan analisis regresi berganda Temuan – Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara narsisme direktur utama dan pengungkapan tanggung jawab sosial (=0,612; p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa narsisme direktur utama dapat menjadi faktor dalam pengungkapan tanggung jawab sosial kian transparan pada perusahaan sampel. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara representasi wanita dalam dewan direksi dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (=0,169; p<0,01). Hal ini membuktikan bahwa representasi wanita dalam dewan direksi mendorong inisiatif perusahaan untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara itu, variabilitas perubahan yang terjadi pada variabel narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi sebesar 9,2% dapat menjelaskan variabilitas perubahan yang terjadi pada variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Orisinalitas – Analisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menggunakan pedoman GRI (Global Reporting Initiative) Standards sebagai indikator dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan masih terbatas karena baru diimplementasikan pada tahun 2018 secara global. Selain itu, penelitian terkait dengan narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi saat ini masih terbatas dilakukan di Indonesia.
{"title":"NARSISME DIREKTUR UTAMA, REPRESENTASI WANITA DALAM DEWAN DIREKSI, DAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN","authors":"Zakiyyah Aritasari","doi":"10.22146/abis.v9i2.65890","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65890","url":null,"abstract":"Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Metode Penelitian – Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 100 perusahaan yang telah di kriteria berdasarkan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan metode analisis konten dan analisis regresi berganda Temuan – Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara narsisme direktur utama dan pengungkapan tanggung jawab sosial (=0,612; p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa narsisme direktur utama dapat menjadi faktor dalam pengungkapan tanggung jawab sosial kian transparan pada perusahaan sampel. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara representasi wanita dalam dewan direksi dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (=0,169; p<0,01). Hal ini membuktikan bahwa representasi wanita dalam dewan direksi mendorong inisiatif perusahaan untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara itu, variabilitas perubahan yang terjadi pada variabel narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi sebesar 9,2% dapat menjelaskan variabilitas perubahan yang terjadi pada variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Orisinalitas – Analisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menggunakan pedoman GRI (Global Reporting Initiative) Standards sebagai indikator dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan masih terbatas karena baru diimplementasikan pada tahun 2018 secara global. Selain itu, penelitian terkait dengan narsisme direktur utama dan representasi wanita dalam dewan direksi saat ini masih terbatas dilakukan di Indonesia.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"04 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128691629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-17DOI: 10.22146/abis.v9i2.65893
Yutta Dana Paramaresi
Tujuan --- Penelitian ini memiliki dua tujuan, pertama memberi gambaran dalam wujud bentuk, dampak dan respon dari praktik organizational-professional conflict (OPC) pada auditor internal. Kedua menyusun strategi terbaik yang cocok untuk menghadapi OPC pada auditor internal. Desain/Metodologi/Pendekatan --- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dan analisis dokumen. Dengan menggunakan faktor identifikasi organisasi, identifikasi profesi, otonomi kerja, masa kerja, garis pelaporan hasil audit internal, dan fungsi auditor internal sebagai pusat pelatihan manajemen. Temuan --- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk OPC yang dihadapi berbeda sesuai dengan peran yang dimiliki oleh auditor internal. Selain itu fungsi sebagai strategic partner menyebabkan OPC yang dirasakan berkaitan dengan independensi. OPC juga berbeda antara auditor yang tidak melakukan supervisi, melakukan supervisi, dan pimpinan. Bentuk dari OPC yang dirasakan memunculkan dampak yang berbeda. Sehingga, respon yang dilakukan juga berbeda. Penelitian ini juga memberikan beberapa langkah strategi untuk menghadapi OPC seperti pengenalan OPC lebih dini, audiensi peran auditor internal, serta peningkatan kekeluargaan. Batasan/Implikasi --- Keterbatasan penelitian ini adalah auditor internal yang menjadi objek wawancara dalam penelitian ini hanyalah auditor internal di Audit Internal X (AI X). Selain itu, Implikasi yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk mengenalkan pada auditor internal terkait praktik OPC dalam menjalankan profesi sebagai auditor internal. Penting juga bagi auditor untuk memilih tugas yang mampu memberi nilai tambah bagi auditor internal. Originalitas/Nilai --- Posisi auditor internal sebagai bagian dalam organisasi dan profesi. Fungsi dan posisi unik yang melekat pada profesi auditor internal tersebut menempatkan auditor pada suatu konflik apabila nilai antara organisasi dan profesi tidak konsisten. Nilai yang tidak konsisten tersebut menyebabkan auditor internal merasakan konflik peran. Salah satu bentuk dari konflik peran adalah OPC. Penelitian ini menggunakan dimensi kognitif untuk menganalisis respon pada OPC.
{"title":"ANALISIS ORGANIZATIONAL-PROFESSIONAL CONFLICT PADA AUDITOR INTERNAL (Studi pada Audit Internal Universitas X)","authors":"Yutta Dana Paramaresi","doi":"10.22146/abis.v9i2.65893","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/abis.v9i2.65893","url":null,"abstract":"Tujuan --- Penelitian ini memiliki dua tujuan, pertama memberi gambaran dalam wujud bentuk, dampak dan respon dari praktik organizational-professional conflict (OPC) pada auditor internal. Kedua menyusun strategi terbaik yang cocok untuk menghadapi OPC pada auditor internal. Desain/Metodologi/Pendekatan --- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dan analisis dokumen. Dengan menggunakan faktor identifikasi organisasi, identifikasi profesi, otonomi kerja, masa kerja, garis pelaporan hasil audit internal, dan fungsi auditor internal sebagai pusat pelatihan manajemen. Temuan --- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk OPC yang dihadapi berbeda sesuai dengan peran yang dimiliki oleh auditor internal. Selain itu fungsi sebagai strategic partner menyebabkan OPC yang dirasakan berkaitan dengan independensi. OPC juga berbeda antara auditor yang tidak melakukan supervisi, melakukan supervisi, dan pimpinan. Bentuk dari OPC yang dirasakan memunculkan dampak yang berbeda. Sehingga, respon yang dilakukan juga berbeda. Penelitian ini juga memberikan beberapa langkah strategi untuk menghadapi OPC seperti pengenalan OPC lebih dini, audiensi peran auditor internal, serta peningkatan kekeluargaan. Batasan/Implikasi --- Keterbatasan penelitian ini adalah auditor internal yang menjadi objek wawancara dalam penelitian ini hanyalah auditor internal di Audit Internal X (AI X). Selain itu, Implikasi yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk mengenalkan pada auditor internal terkait praktik OPC dalam menjalankan profesi sebagai auditor internal. Penting juga bagi auditor untuk memilih tugas yang mampu memberi nilai tambah bagi auditor internal. Originalitas/Nilai --- Posisi auditor internal sebagai bagian dalam organisasi dan profesi. Fungsi dan posisi unik yang melekat pada profesi auditor internal tersebut menempatkan auditor pada suatu konflik apabila nilai antara organisasi dan profesi tidak konsisten. Nilai yang tidak konsisten tersebut menyebabkan auditor internal merasakan konflik peran. Salah satu bentuk dari konflik peran adalah OPC. Penelitian ini menggunakan dimensi kognitif untuk menganalisis respon pada OPC.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122251992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}