Sovia Wulandari, Dimas Sanjaya, Ririn Anggraini, K. Khairunnisa
Penelitian ini menganalisis skema aktan dan struktur fungsional dari teori A.J. Greimas dalam cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Penelitian ini mendeskripsikan skema aktan dan struktur fungsional cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif. Fokus analisis adalah unsur naratologis pembangun dari cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Data penelitian diambil langsung ke lapangan pada tanggal 30 November 2019, di RT 10 Kelurahan Jambi Kecik, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muarojambi. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian 1) Penelitian ke lapangan dengan metode simak dan rekam, 2) mentranskripsikan data, 3) menerjemahkan data ke bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) menvalidasi data, 5) menyajikan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya skema aktan, yaitu, subjek, objek, pengirim, penerima, pembantu, dan penentang. Ditemukan pula struktur fungsional, yaitu, situasi awal, transformasi (tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan), dan situasi akhir.
{"title":"SKEMA AKTAN DAN STRUKTUR FUNGSIONAL A.J. GREIMAS DALAM CERITA ASAL MULO JAMBI TULO DAN JAMBI KECIK","authors":"Sovia Wulandari, Dimas Sanjaya, Ririn Anggraini, K. Khairunnisa","doi":"10.24853/pl.3.1.337-348","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/pl.3.1.337-348","url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis skema aktan dan struktur fungsional dari teori A.J. Greimas dalam cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Penelitian ini mendeskripsikan skema aktan dan struktur fungsional cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif. Fokus analisis adalah unsur naratologis pembangun dari cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Data penelitian diambil langsung ke lapangan pada tanggal 30 November 2019, di RT 10 Kelurahan Jambi Kecik, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muarojambi. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian 1) Penelitian ke lapangan dengan metode simak dan rekam, 2) mentranskripsikan data, 3) menerjemahkan data ke bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) menvalidasi data, 5) menyajikan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya skema aktan, yaitu, subjek, objek, pengirim, penerima, pembantu, dan penentang. Ditemukan pula struktur fungsional, yaitu, situasi awal, transformasi (tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan), dan situasi akhir.","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"17 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130990218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penilitan ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun 8 bulan sesuai dengan tahapan pemerolehan bahasa secara sintaksis dan menentukan bentuk-bentuk kalimatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik catat. Sumber data penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang dihasilkan anak yang ditranskrikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak dapat membuat ujaran dalam bentuk satu kata, dua kata, rangkaian kata yang kemudian dibentuk ke dalam kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif serta terdapat pengaruh lingkungan terhadap pemerolehan bahasa yang diterima oleh anak.
{"title":"PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 2 TAHUN 8 BULAN DALAM TATARAN SINTAKSIS","authors":"Mu’tia Abdullah","doi":"10.24853/pl.3.1.329-336","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/pl.3.1.329-336","url":null,"abstract":"Penilitan ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun 8 bulan sesuai dengan tahapan pemerolehan bahasa secara sintaksis dan menentukan bentuk-bentuk kalimatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik catat. Sumber data penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang dihasilkan anak yang ditranskrikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak dapat membuat ujaran dalam bentuk satu kata, dua kata, rangkaian kata yang kemudian dibentuk ke dalam kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif serta terdapat pengaruh lingkungan terhadap pemerolehan bahasa yang diterima oleh anak.","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129803592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buku teks pelajaran (buku TP) berpengaruh pada pengetahuan, pemahaman, dan cara pandang peserta didik. Buku teks pelajaran Sejarah menentukan pemahaman peserta didik mengenai identitas bangsa di masa lalu sehingga dapat menjadi dasar tindakannya di masa depan. Keterlibatan penulis buku TP Sejarah tercermin melalui aspek kebahasaannya. Keterlibatan itu menunjukkan sikap penulis terhadap pengetahuan yang disajikannya melalui buku tersebut. Dengan menganalisis tiga buku TP Sejarah Kelas 10, Kelas 11, dan Kelas 12 menggunakan subsistem keterlibatan (engagement), terungkap bahwa heteroglossia hadir dalam buku TP Sejarah Kelas 10, 11, dan 12, tetapi memiliki karakteristik tersendiri. Pada buku TP Sejarah Kelas 10, penulis menggunakan heteroglossia dengan mengutip informasi faktual-objektif untuk mendukung argumennya, sedangkan pada buku TP Sejarah Kelas 11 penulis menggunakan heteroglossia dengan mengutip pendapat yang bersifat subjektif untuk mendukung argumennya. Sementara itu, pada buku TP Sejarah Kelas 12 penulis menggunakan heteroglossia untuk membentuk wacana pada buku tersebut. Pronomina kita secara intensif digunakan dan tidak digunakan pronomina kami atau saya pada ketiga buku tersebut. Artinya, penulis berstrategi untuk mengurangi tanggung jawabnya terhadap teks yang ditulisnya. Temuan lain ialah bahwa tamengan (hedges) lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan boosters dan penggunaan pronomina inklusif kita hadir dengan frekuensi tinggi pada ketiga buku tersebut. Ini berarti bahwa dalam menjelaskan sejarah, penulis cenderung mengevaluasinya dengan meningkatkan derajat kualitas (uptoning).Kata kunci: keterlibatan; sistem appraisal; analisis wacana; buku teks pelajaran
{"title":"KETERLIBATAN PENULIS MELALUI ASPEK KEBAHASAAN PADA BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013","authors":"Ahmad Fadly","doi":"10.24853/pl.3.1.297-306","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/pl.3.1.297-306","url":null,"abstract":"Buku teks pelajaran (buku TP) berpengaruh pada pengetahuan, pemahaman, dan cara pandang peserta didik. Buku teks pelajaran Sejarah menentukan pemahaman peserta didik mengenai identitas bangsa di masa lalu sehingga dapat menjadi dasar tindakannya di masa depan. Keterlibatan penulis buku TP Sejarah tercermin melalui aspek kebahasaannya. Keterlibatan itu menunjukkan sikap penulis terhadap pengetahuan yang disajikannya melalui buku tersebut. Dengan menganalisis tiga buku TP Sejarah Kelas 10, Kelas 11, dan Kelas 12 menggunakan subsistem keterlibatan (engagement), terungkap bahwa heteroglossia hadir dalam buku TP Sejarah Kelas 10, 11, dan 12, tetapi memiliki karakteristik tersendiri. Pada buku TP Sejarah Kelas 10, penulis menggunakan heteroglossia dengan mengutip informasi faktual-objektif untuk mendukung argumennya, sedangkan pada buku TP Sejarah Kelas 11 penulis menggunakan heteroglossia dengan mengutip pendapat yang bersifat subjektif untuk mendukung argumennya. Sementara itu, pada buku TP Sejarah Kelas 12 penulis menggunakan heteroglossia untuk membentuk wacana pada buku tersebut. Pronomina kita secara intensif digunakan dan tidak digunakan pronomina kami atau saya pada ketiga buku tersebut. Artinya, penulis berstrategi untuk mengurangi tanggung jawabnya terhadap teks yang ditulisnya. Temuan lain ialah bahwa tamengan (hedges) lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan boosters dan penggunaan pronomina inklusif kita hadir dengan frekuensi tinggi pada ketiga buku tersebut. Ini berarti bahwa dalam menjelaskan sejarah, penulis cenderung mengevaluasinya dengan meningkatkan derajat kualitas (uptoning).Kata kunci: keterlibatan; sistem appraisal; analisis wacana; buku teks pelajaran","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115681913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini di awali dari fenomena adanya smartphone Android di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Sebagian besar mereka hanya menggunakan kecanggihan ponsel untuk kebutuhan komunikasi, bersosial media, dan hiburan. Padahal bisa digunakan untuk media pembelajaran. dimana media pembelajaran atau perkuliahan salah satu kebutuhan yang tidak terlepaskan dari proses pembelajaran. disisi lain, media pembelajaran atau kuliah dikelas membutuhkan suatu inovasi. Kebanyakan pendidik (dosen) menggunakan buku, ppt, internet, dan media proyeksi lainnya. Adaptasi media kuliah mutlak diperlukan agar suasana di kelas tidak monoton.Perangkat lunak berupa Adobe Flash CS6 sudah semakin canggih. Perangkat ini bisa menghasilkan animasi flash yang dapat di konvert ke dalam sistem Android (hp yang banyak dimilik mahasiswa). Dengan kemampuan inilah peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran pada mata kuliah bahasa Indonesia yang diterapkan ke dalam smartphone milik mahasiswa. Dengan keinginan ini nantinya smartphone mahasiswa bisa menjadi media pembelajaran yang inovatif khususnya untuk mata kuliah bahasa Indonesia.Dengan metode pengembangan dan uji coba kepada mahasiswa, ahli materi dan ahli media mendapatkan hasil bahwa produk yang dikembangkan peneliti layak digunakan untuk mata kuliah Bahasa Indonesia. meskipun demikian ada kelemahan produk ini. (a) aplikasi Android ini belum tersedia di Googel Playstore sehingga dosenlah yang mendistribusikan kepada mahasiwa. (b) Cara pengerjaan tugas atau latihan masih terpisah dari produk. (c) pengguna harus menggunakan aplikasi pendukung lainnya berupa Adobe Air.Kata kunci: Pengembangan, Bahasa, Media, Android, Pembelajaran
{"title":"PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA KULIAH BAHASA INDONESIA BERBASIS ANDROID","authors":"Agus Milu Susetyo","doi":"10.24853/pl.3.1.288-296","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/pl.3.1.288-296","url":null,"abstract":"Penelitian ini di awali dari fenomena adanya smartphone Android di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Sebagian besar mereka hanya menggunakan kecanggihan ponsel untuk kebutuhan komunikasi, bersosial media, dan hiburan. Padahal bisa digunakan untuk media pembelajaran. dimana media pembelajaran atau perkuliahan salah satu kebutuhan yang tidak terlepaskan dari proses pembelajaran. disisi lain, media pembelajaran atau kuliah dikelas membutuhkan suatu inovasi. Kebanyakan pendidik (dosen) menggunakan buku, ppt, internet, dan media proyeksi lainnya. Adaptasi media kuliah mutlak diperlukan agar suasana di kelas tidak monoton.Perangkat lunak berupa Adobe Flash CS6 sudah semakin canggih. Perangkat ini bisa menghasilkan animasi flash yang dapat di konvert ke dalam sistem Android (hp yang banyak dimilik mahasiswa). Dengan kemampuan inilah peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran pada mata kuliah bahasa Indonesia yang diterapkan ke dalam smartphone milik mahasiswa. Dengan keinginan ini nantinya smartphone mahasiswa bisa menjadi media pembelajaran yang inovatif khususnya untuk mata kuliah bahasa Indonesia.Dengan metode pengembangan dan uji coba kepada mahasiswa, ahli materi dan ahli media mendapatkan hasil bahwa produk yang dikembangkan peneliti layak digunakan untuk mata kuliah Bahasa Indonesia. meskipun demikian ada kelemahan produk ini. (a) aplikasi Android ini belum tersedia di Googel Playstore sehingga dosenlah yang mendistribusikan kepada mahasiwa. (b) Cara pengerjaan tugas atau latihan masih terpisah dari produk. (c) pengguna harus menggunakan aplikasi pendukung lainnya berupa Adobe Air.Kata kunci: Pengembangan, Bahasa, Media, Android, Pembelajaran","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128941198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian yang bersifat tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah UIN Jakarta. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis tersebut dilakukan melalui kegiatan menulis berita. Kegiatan menulis berita merupakan salah satu kegiatan untuk menggairahkan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X belum memuaskan yaitu bawah KKM, sebesar 64, sedangkan KKM yang ditentukan sebesar 65. Lalu pada langkah berikutnya dilakukan tindakan dengan kegiatan menulis berita. Selama dilakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan untuk melihat motivasi, dan antusiasme siswa dalam kegiatan menulis berita. Lalu peneliti mewawancarai siswa untuk memberikan jawaban maupun tanggapan atas kegiatan menulis berita yang sudah dilakukan. Jawaban atas kegiatan menulis berita dengan menyatakan ya, dan tidak. Pada umumnya mereka menyatakan ya atas pertanyaan yang bersifat santai, senang, tergugah, dan puas. Demikian juga atas pertanyaan sangat senang, senang dan kurang seanag. Pada umumnya mereka menyatakan senang Sebelum dilakukan tindakan, nilai yang diperoleh siswa sebesar 48,85. Setelah peneliti melakukan tindakan siklus pertama, dapat diperoleh nilai kemampuan menulis seksposisi sebesar 66. Pada siklus kedua perolehan nilai sebesar 81. Peneliti juga melakukan pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Secara kualitatif maupun kuantitatif, peningkatan kemampuan menulis eksposisi melalui kegiatan menulis berita di kelas X MA UIN Pembangunan Jakarta mengalami peningkatan.Kata kunci: Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi, Berita
{"title":"Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Melaui Kegiatan Menulis Berita Siswa Kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta","authors":"Muttaqillah Muttaqillah","doi":"10.24853/PL.2.1.177-188","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/PL.2.1.177-188","url":null,"abstract":"Penelitian yang bersifat tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah UIN Jakarta. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis tersebut dilakukan melalui kegiatan menulis berita. Kegiatan menulis berita merupakan salah satu kegiatan untuk menggairahkan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X belum memuaskan yaitu bawah KKM, sebesar 64, sedangkan KKM yang ditentukan sebesar 65. Lalu pada langkah berikutnya dilakukan tindakan dengan kegiatan menulis berita. Selama dilakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan untuk melihat motivasi, dan antusiasme siswa dalam kegiatan menulis berita. Lalu peneliti mewawancarai siswa untuk memberikan jawaban maupun tanggapan atas kegiatan menulis berita yang sudah dilakukan. Jawaban atas kegiatan menulis berita dengan menyatakan ya, dan tidak. Pada umumnya mereka menyatakan ya atas pertanyaan yang bersifat santai, senang, tergugah, dan puas. Demikian juga atas pertanyaan sangat senang, senang dan kurang seanag. Pada umumnya mereka menyatakan senang Sebelum dilakukan tindakan, nilai yang diperoleh siswa sebesar 48,85. Setelah peneliti melakukan tindakan siklus pertama, dapat diperoleh nilai kemampuan menulis seksposisi sebesar 66. Pada siklus kedua perolehan nilai sebesar 81. Peneliti juga melakukan pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Secara kualitatif maupun kuantitatif, peningkatan kemampuan menulis eksposisi melalui kegiatan menulis berita di kelas X MA UIN Pembangunan Jakarta mengalami peningkatan.Kata kunci: Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi, Berita","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126622803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam aktualisasi diri dari tokoh yang ingin mencapai sebuah kekuasaan dengan cara menguasai sebuah pasar. Masalah yang difokuskan dalam penelitianm ini adalah bagaimana tokoh memimpin masyarakat terhadap lingkungan dan perkembangannya yang tergambar dalam cerita kehidupan pasar Gemolong secara sosial dan politik. Kuntowijoyo ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra. Metode ini digunakan sebagai pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggambarkan suatu keadaan objek dan subjek penelitian. Dengan menggunakan teori sosiologi sastra yang terbagi atas beberapa komponen diantaranya komponen sosial, masyarakat, dan politik, tulisan ini menganalisis proses pemertahanan kepemimpinan tokoh terhadap lingkungan dan masyarakat. Hasil penelitian membuktikan/menunjukkan bahwa tokoh memimpin wilayah pasar dengan cara melakukan strategi kepemimpinannya yang berbeda dan menciptakan salah satu bentuk pertahanan dari kepemimpinan tokoh.Kata kunci: Sosial, Politik, Penguasa
{"title":"Representasi Dominasi Penguasa dalam Novel Pasar karya Kuntowijoyo","authors":"Wiwin Kurnia Widyanti","doi":"10.24853/PL.2.1.157-168","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/PL.2.1.157-168","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam aktualisasi diri dari tokoh yang ingin mencapai sebuah kekuasaan dengan cara menguasai sebuah pasar. Masalah yang difokuskan dalam penelitianm ini adalah bagaimana tokoh memimpin masyarakat terhadap lingkungan dan perkembangannya yang tergambar dalam cerita kehidupan pasar Gemolong secara sosial dan politik. Kuntowijoyo ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra. Metode ini digunakan sebagai pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggambarkan suatu keadaan objek dan subjek penelitian. Dengan menggunakan teori sosiologi sastra yang terbagi atas beberapa komponen diantaranya komponen sosial, masyarakat, dan politik, tulisan ini menganalisis proses pemertahanan kepemimpinan tokoh terhadap lingkungan dan masyarakat. Hasil penelitian membuktikan/menunjukkan bahwa tokoh memimpin wilayah pasar dengan cara melakukan strategi kepemimpinannya yang berbeda dan menciptakan salah satu bentuk pertahanan dari kepemimpinan tokoh.Kata kunci: Sosial, Politik, Penguasa","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129275950","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang sudah jarang memakai bahasa monolingual (1 bahasa). Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang memakai dua bahasa (bilingual). Setidaknya masyarakat yang menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan di daerah Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong. Hasil penelitian menunjukkan situasi kebahasaan pada masyarakat tutur daerah Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah Cilodong ditandai dengan adanya kontak bahasa yang menjadikan masyarakat tutur Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah Cilodong sebagai masyarakat yang bilingual. Data dari peristiwa tutur dalam berbagai ranah pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kode yang berwujud bahasa yang dominan digunakan dalam komunikasi pada masyarakat tutur Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah CIlodong terdiri atas beberapa kode. Kode tersebut berupa Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), Bahasa Mandailing (BM), Bahasa Padang/Minang (BP), dan Bahasa Sunda (BS).Kata kunci: bilingualisme , masyarakat tutur , kode bahasa.
{"title":"Penggunaan Bilingualisme pada Masyarakat Yang Berwirausaha","authors":"R. Kartikasari","doi":"10.24853/PL.2.1.211-219","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/PL.2.1.211-219","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang sudah jarang memakai bahasa monolingual (1 bahasa). Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang memakai dua bahasa (bilingual). Setidaknya masyarakat yang menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan di daerah Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong. Hasil penelitian menunjukkan situasi kebahasaan pada masyarakat tutur daerah Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah Cilodong ditandai dengan adanya kontak bahasa yang menjadikan masyarakat tutur Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah Cilodong sebagai masyarakat yang bilingual. Data dari peristiwa tutur dalam berbagai ranah pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kode yang berwujud bahasa yang dominan digunakan dalam komunikasi pada masyarakat tutur Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah CIlodong terdiri atas beberapa kode. Kode tersebut berupa Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), Bahasa Mandailing (BM), Bahasa Padang/Minang (BP), dan Bahasa Sunda (BS).Kata kunci: bilingualisme , masyarakat tutur , kode bahasa.","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134056683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP DK UT. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis teks narasi dengan menggunakan media kartu bergambar. Kartu bergambar yang digunakan yaitu kartu bergambar tentang nilai nilai karakter manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa 24 orang. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari perencaanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskripif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar meningkatkan ketearmapilan menulis narasi pada siswa SMP kelas VII SMP DK UT. Pada pratindakan rata rata nilai keterampilan menulis siswa 63,29 dan meningkat pada siklus 1 dengan nilai rata rata 72,29. Pada siklus 2 nilai rata rata siswa juga meningkat 79,70 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa dari 24 siswa. Untuk 1 siswa yang belum tuntas peneliti dan guru memberikan tindakan khusus dengan pengayaan dan berlatih menulis lagi. Kata kunci: media, kartu bergambar, menulis, narasi
{"title":"Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas VII-1 SMP Dharma Karya Ut","authors":"Aida Sumardi","doi":"10.24853/PL.2.1.1-7","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/PL.2.1.1-7","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP DK UT. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis teks narasi dengan menggunakan media kartu bergambar. Kartu bergambar yang digunakan yaitu kartu bergambar tentang nilai nilai karakter manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa 24 orang. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari perencaanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskripif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar meningkatkan ketearmapilan menulis narasi pada siswa SMP kelas VII SMP DK UT. Pada pratindakan rata rata nilai keterampilan menulis siswa 63,29 dan meningkat pada siklus 1 dengan nilai rata rata 72,29. Pada siklus 2 nilai rata rata siswa juga meningkat 79,70 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa dari 24 siswa. Untuk 1 siswa yang belum tuntas peneliti dan guru memberikan tindakan khusus dengan pengayaan dan berlatih menulis lagi. Kata kunci: media, kartu bergambar, menulis, narasi","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133588606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemanfaatan Media Visual bertujuan sebagai alat bantu dalam membantu mahasiswa menulis cerpen (cerita pendek). Disisi lain media visual juga dapat memudahkan mahasiswa dalam menemukan inspirasi atau gambaran untuk tokoh-tokoh yang akan mereka ciptakan dalam cerpen, serta membuat mahasiswa lebih percaya diri atas cerita yang mereka ciptakan, sehingga cerpen yang ditulis menjadi lebih menarik. Jika dikaitkan dengan menulis, maka dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan media visual merupakan sebuah proses yang memudahkan mahasiswa untuk menemukan inspirasi dalam menulis cerpen. Jadi, pemanfaatan media visual dapat digunakan dalam setiap proses pembelajaran, terutama ketika nantinya mahasiswa akan menjadi seorang guru bisa mempraktikkan dengan siswa-siswi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media visual dalam proses menulis cerpen pada mahasiswa semester V pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat dikatakan pemanfaatan media visual pada mahasiswa Semester V FKIP UMSU berada pada kategori baik di mana nilai rata-rata siswa 83,84. Kata kunci : media visual, menulis, dan cerpen
{"title":"Pemanfaatan Media Visual dalam Menulis Cerita Pendek pada Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMSU","authors":"Oktavia Lestari Pasaribu","doi":"10.24853/PL.2.1.201-210","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/PL.2.1.201-210","url":null,"abstract":"Pemanfaatan Media Visual bertujuan sebagai alat bantu dalam membantu mahasiswa menulis cerpen (cerita pendek). Disisi lain media visual juga dapat memudahkan mahasiswa dalam menemukan inspirasi atau gambaran untuk tokoh-tokoh yang akan mereka ciptakan dalam cerpen, serta membuat mahasiswa lebih percaya diri atas cerita yang mereka ciptakan, sehingga cerpen yang ditulis menjadi lebih menarik. Jika dikaitkan dengan menulis, maka dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan media visual merupakan sebuah proses yang memudahkan mahasiswa untuk menemukan inspirasi dalam menulis cerpen. Jadi, pemanfaatan media visual dapat digunakan dalam setiap proses pembelajaran, terutama ketika nantinya mahasiswa akan menjadi seorang guru bisa mempraktikkan dengan siswa-siswi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media visual dalam proses menulis cerpen pada mahasiswa semester V pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat dikatakan pemanfaatan media visual pada mahasiswa Semester V FKIP UMSU berada pada kategori baik di mana nilai rata-rata siswa 83,84. Kata kunci : media visual, menulis, dan cerpen","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"51 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125835978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Novel Semua Ikan di Langit menceritakan kisah berbagai perjalanan sebuah Bus Damri dan berbagai macam penumpangnya. Salah satu karakter dalam novel ini yaitu Beliau, Beliau lah yang memimpin perjalanan sebuah Bus dalam kota dan ikan julung-julung di luar Angkasa. Tokoh Beliau bisa jadi adalah metafora dari Tuhan yang mengenalkan dunia dan seisinya kepada sebuah bus. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana konsep Ketuhanan dan makna simbolik Ketuhanan yang disajikan dalam novel Semua Ikan di Langit. Tujuan dari penelitian ini yaitu, mendeskripsikan konsep Ketuhanan dan makna simbolik Ketuhanan dalam novel Semua Ikan di Langit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan Semiotika. Hasil penelitaian akan menunjukkan konsep Ketuhanan yang di representasikan melalui cerita-cerita dari berbagai perjalanan Beliau,ikan julung-julung. Bus damri dan yang lainnya. Dari perjalanan Beliau dan rombongan dapat ditemukan beberapa sifat Beliau yang mirip bahkan sama dengan Tuhan. Beberapa sifat Tuhan yang juga dimiliki Tokoh Beliau yaitu, Maha Mendengar, Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan juga Zat yang abadi. Kata kunci: Ketuhanan, Analogi, Representasi
{"title":"Representasi Konsep Ketuhanan: Analogi Cerita dalam Novel Semua Ikan di Langit karya Ziggy Z","authors":"Ila Rohmatin Shofa","doi":"10.24853/pl.2.1.147-156","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/pl.2.1.147-156","url":null,"abstract":"Novel Semua Ikan di Langit menceritakan kisah berbagai perjalanan sebuah Bus Damri dan berbagai macam penumpangnya. Salah satu karakter dalam novel ini yaitu Beliau, Beliau lah yang memimpin perjalanan sebuah Bus dalam kota dan ikan julung-julung di luar Angkasa. Tokoh Beliau bisa jadi adalah metafora dari Tuhan yang mengenalkan dunia dan seisinya kepada sebuah bus. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana konsep Ketuhanan dan makna simbolik Ketuhanan yang disajikan dalam novel Semua Ikan di Langit. Tujuan dari penelitian ini yaitu, mendeskripsikan konsep Ketuhanan dan makna simbolik Ketuhanan dalam novel Semua Ikan di Langit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan Semiotika. Hasil penelitaian akan menunjukkan konsep Ketuhanan yang di representasikan melalui cerita-cerita dari berbagai perjalanan Beliau,ikan julung-julung. Bus damri dan yang lainnya. Dari perjalanan Beliau dan rombongan dapat ditemukan beberapa sifat Beliau yang mirip bahkan sama dengan Tuhan. Beberapa sifat Tuhan yang juga dimiliki Tokoh Beliau yaitu, Maha Mendengar, Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan juga Zat yang abadi. Kata kunci: Ketuhanan, Analogi, Representasi","PeriodicalId":282573,"journal":{"name":"Pena Literasi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133615990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}