Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.26714/sjpkm.v3i1.12428
N. Khayati, Reina Dhamanik, Mac Machmudah, Sri Rejeki, Pawestri Pawestri
Pelayanan kesehatan selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada ibu hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kesehatan baik untuk ibu dan janin adalah dengan Antenatal Care. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara dalam Rencana Strategi Dinas Kesehatan 2017-2022 (Renstra Dinkes) mengidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara terkait kesehatan ibu dan anak yaitu masih belum optimalnya pelayanan kesehatan ibu hamil K4 dan masih ditemukannya ibu hamil KEK yang diakibatkan salah satunya belum semua ibu hamil mendapatkan pelayanan KIA sesuai standar. Terkait dengan beberapa alasan tersebut maka dilakukan progam pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi dan konseling Antenatal Care Terpadu (ANC) untuk ibu hamil. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ibu hamil antusias dan meningkat pengetahuan dengan adanya pemeriksaan ANC Terpadu dan pemberian edukasi konseling mengenai kehamilan terutama yang b eresiko. Dengan adanya kegiatan konseling ANC Terpadu meningkatkan taraf kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan, semakin banyak ibu hamil yang sadar akan pentingnya pemeriksaan ANC Terpadu akan meningkatkan kepedulian ibu terhadap kehamilannya.
{"title":"Pengabdian Masyarakat Edukasi Ibu Hamil dan konseling Antenatal Care Terpadu di Wilayah Kecamatan Karimunjawa","authors":"N. Khayati, Reina Dhamanik, Mac Machmudah, Sri Rejeki, Pawestri Pawestri","doi":"10.26714/sjpkm.v3i1.12428","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v3i1.12428","url":null,"abstract":"Pelayanan kesehatan selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada ibu hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kesehatan baik untuk ibu dan janin adalah dengan Antenatal Care. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara dalam Rencana Strategi Dinas Kesehatan 2017-2022 (Renstra Dinkes) mengidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara terkait kesehatan ibu dan anak yaitu masih belum optimalnya pelayanan kesehatan ibu hamil K4 dan masih ditemukannya ibu hamil KEK yang diakibatkan salah satunya belum semua ibu hamil mendapatkan pelayanan KIA sesuai standar. Terkait dengan beberapa alasan tersebut maka dilakukan progam pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi dan konseling Antenatal Care Terpadu (ANC) untuk ibu hamil. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ibu hamil antusias dan meningkat pengetahuan dengan adanya pemeriksaan ANC Terpadu dan pemberian edukasi konseling mengenai kehamilan terutama yang b eresiko. Dengan adanya kegiatan konseling ANC Terpadu meningkatkan taraf kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan, semakin banyak ibu hamil yang sadar akan pentingnya pemeriksaan ANC Terpadu akan meningkatkan kepedulian ibu terhadap kehamilannya. ","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115746179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.26714/sjpkm.v3i1.12380
Fitri Suciana, Istianna Nurhidayati
Mengatasi bencana memerlukan adanya keberadaan relawan. Relawan merupakan modal sosial dan asset yang berharga dalam tanggap darurat bencana. Beberapa permasalahan yang teridentifikasi pada calon relawan yang berasal dari pemuda Muhammadiyah diantaranya: belum memahami dengan baik sumber bahaya lingkungan yang rawan bencanar; kurang memahami manajemen bencana dan implikasinya pada relawan; belum mengerti sistem komando dan komunikasi dalam tanggap darurat bencana belum memiliki kemampuan perancanaan untuk selamat jika terjadi bencana; belum mengetahui cara menentukan upaya pertolongan pertama pada diri sendiri dan atau orang sekitarnya pada pasca bencana. Lembaga Mitra yang akan bekerjasama dengan tim pengusul kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah Muhammadiyah Disaster Manajemen Center Kabupaten Klaten. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, dan simulasi bencana. Pelatih/fasilitator pelatihan dari MDMC Kabupaten Klaten dan Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten. Hasil: pengetahuan, ketrampilan meningkat dan simulasi berjalan bencana terpadu terlaksana.
{"title":"Peningkatan Kapasitas Pemuda Muhammadiyah dalam Respon Tanggap Bencana","authors":"Fitri Suciana, Istianna Nurhidayati","doi":"10.26714/sjpkm.v3i1.12380","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v3i1.12380","url":null,"abstract":"Mengatasi bencana memerlukan adanya keberadaan relawan. Relawan merupakan modal sosial dan asset yang berharga dalam tanggap darurat bencana. Beberapa permasalahan yang teridentifikasi pada calon relawan yang berasal dari pemuda Muhammadiyah diantaranya: belum memahami dengan baik sumber bahaya lingkungan yang rawan bencanar; kurang memahami manajemen bencana dan implikasinya pada relawan; belum mengerti sistem komando dan komunikasi dalam tanggap darurat bencana belum memiliki kemampuan perancanaan untuk selamat jika terjadi bencana; belum mengetahui cara menentukan upaya pertolongan pertama pada diri sendiri dan atau orang sekitarnya pada pasca bencana. Lembaga Mitra yang akan bekerjasama dengan tim pengusul kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah Muhammadiyah Disaster Manajemen Center Kabupaten Klaten. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, dan simulasi bencana. Pelatih/fasilitator pelatihan dari MDMC Kabupaten Klaten dan Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten. Hasil: pengetahuan, ketrampilan meningkat dan simulasi berjalan bencana terpadu terlaksana.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126702246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan untuk meningkatkan derajat kesehatan di sekolah, dokter kecil sebagai penggerak hidup sehat di sekolah, harus dibekali pengetahuan dan kretrampilan. Kegiatan penyegaran ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dokter kecil tentang Pendidikan ketrampilan hiduo sehat di Sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan berupa edukasi Pendidikan Kesehatan dengan metode penyuluhan mulai dari ceramah hingga audio-visual yang ditujukan kepada dokter kecil di SDN Pelamongansari 02, terdiri dari 26 siswa dari perwakilan kelas 3,4, dan 5, yang sudah terpilih, dan bersedia menjadi responden. Hasil kegiatan penyegaran kader dokter kecil dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan kepada dokter kecil ini dapat meningkatkan pengetahuan kader dokter kecil tentang Pendidikan Kesehatan hidup sehat.
{"title":"Pemberdayaan Kader Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Ketrampilan Hidup Sehat di SDN Plamongansari 02 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang","authors":"Siti Aisah, Sheila Destika R, Sabrina Della V, Arief Shofyan Baidhowy","doi":"10.26714/sjpkm.v3i1.12871","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v3i1.12871","url":null,"abstract":"Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan untuk meningkatkan derajat kesehatan di sekolah, dokter kecil sebagai penggerak hidup sehat di sekolah, harus dibekali pengetahuan dan kretrampilan. Kegiatan penyegaran ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dokter kecil tentang Pendidikan ketrampilan hiduo sehat di Sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan berupa edukasi Pendidikan Kesehatan dengan metode penyuluhan mulai dari ceramah hingga audio-visual yang ditujukan kepada dokter kecil di SDN Pelamongansari 02, terdiri dari 26 siswa dari perwakilan kelas 3,4, dan 5, yang sudah terpilih, dan bersedia menjadi responden. Hasil kegiatan penyegaran kader dokter kecil dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan kepada dokter kecil ini dapat meningkatkan pengetahuan kader dokter kecil tentang Pendidikan Kesehatan hidup sehat.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123762874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pednek dibandingkan dengan orang lain yang sebaya (Sandjojo 2017). Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat terpadu (PPMT) dengan tema “Membangun Desa Sehat Generasi Emas Bebas Stunting (Desa GENTING) di Meteseh Utara Kota Magelang” adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan tingkat pemahaman masyarakat mengenai stunting, dikarenakan di Desa Meteseh Utara masih terdapat beberapa anak yang mengalami stunting, selain itu juga mempunyai tujuan untuk mengentaskan masalah stunting. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah dengan memberikan sosialisasi tentang stunting, pembuatan makanan tambahan menggunakan bahan dasar daun kelor, pengolahan sampah. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat Desa Meteseh memahami tentang stunting dan pencegahannya, pengolahan daun kelor untuk meningkatkan status gizi keluarga dan pengolahan limbah sampah untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Kesimpulannya bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa menambah pengetahuan, dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah daun kelor menjadi makanan bergizi dan mengolah sampah menjadi karya yang mempunyai nilai jual.
{"title":"Desa Genting: Desa Generasi Emas Bebas Stunting di Meteseh Utara Kota Magelang","authors":"Reni Mareta, Dhita Puspitasari, Ivon Hanifah, Nur Santri Kamelya, Ayu Dita Prabasari, Maulidya Ananda Saputri","doi":"10.26714/sjpkm.v3i1.12590","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v3i1.12590","url":null,"abstract":"Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pednek dibandingkan dengan orang lain yang sebaya (Sandjojo 2017). Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat terpadu (PPMT) dengan tema “Membangun Desa Sehat Generasi Emas Bebas Stunting (Desa GENTING) di Meteseh Utara Kota Magelang” adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan tingkat pemahaman masyarakat mengenai stunting, dikarenakan di Desa Meteseh Utara masih terdapat beberapa anak yang mengalami stunting, selain itu juga mempunyai tujuan untuk mengentaskan masalah stunting. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah dengan memberikan sosialisasi tentang stunting, pembuatan makanan tambahan menggunakan bahan dasar daun kelor, pengolahan sampah. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat Desa Meteseh memahami tentang stunting dan pencegahannya, pengolahan daun kelor untuk meningkatkan status gizi keluarga dan pengolahan limbah sampah untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Kesimpulannya bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa menambah pengetahuan, dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah daun kelor menjadi makanan bergizi dan mengolah sampah menjadi karya yang mempunyai nilai jual.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"566 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123115736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.26714/sjpkm.v3i1.12469
N. Rakhmawati, Dani Miarso, Baiq Diken Safitri, Muhamad Zakki Saefurrohim, Mustika Suci Susilastuti, Amanda Hesti Pratiwi, W. Warsono
Kasus TBC anak di Kota Semarang hingga Januari 2023 terdapat 140 kasus (32,56%). Anak dengan kategori stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar TBC. Status gizi terutama stunting pada anak berhubungan dengan daya tahan tubuh. Gejala TBC pada anak stunting seperti anoreksia, muntah, batuk, demam, dan penurunan berat badan. Bahaya TBC pada balita stunting terlihat pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi, status gizi yang terganggu, dan potensi konsekuensi psikososial. Sangat penting untuk memprioritaskan kegiatan skrining TBC pada balita stunting, deteksi dini, dan pengobatan segera untuk mengurangi bahaya ini. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai Upaya Penemuan kasus TBC Anak, dan penemuan kasus ILTB untuk diberikan TPT. kegiatan dilakukan selama 4 hari yang dibagi 2 hari pemeriksaan dan 2 hari pembacaan TST (tuberculin skin test). Kegiatan dilakukan di aula kelurahan Mijen dengan sasaran anak dibawah 5 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Mijen, Karangmalang, Ngaliyan, dan Purwoyoso. Kegiatan ini bermitra dengan IDI, IDAI, dan Udinus. Jumlah balita yang datang 149 balita, 16 balita tidak memiliki data antropometri (Berat Badan dan Tinggi Badan) yang lengkap. Berdasarkan pengukuran antropometri terdapat 111 (74,5%) balita stunting, 32 (21,5%) balita diantaranya positif TBC, 28 (25,22%) balita TBC Klinis, dan 7 (6,3%) balita TBC Laten. Balita positif TBC segera dilakukan inisiasi pengobatan dan pemantauan kepatuhan, dukungan nutrisi dan pemantauan pertumbuhan, dukungan psikososial dan pemantauan perkembangan yang dilakukan secara komprehensif
{"title":"Kegiatan Skrining TBC pada Balita Stunting sebagai Upaya Percepatan Eliminasi Tahun 2028 di Kota Semarang","authors":"N. Rakhmawati, Dani Miarso, Baiq Diken Safitri, Muhamad Zakki Saefurrohim, Mustika Suci Susilastuti, Amanda Hesti Pratiwi, W. Warsono","doi":"10.26714/sjpkm.v3i1.12469","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v3i1.12469","url":null,"abstract":"Kasus TBC anak di Kota Semarang hingga Januari 2023 terdapat 140 kasus (32,56%). Anak dengan kategori stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar TBC. Status gizi terutama stunting pada anak berhubungan dengan daya tahan tubuh. Gejala TBC pada anak stunting seperti anoreksia, muntah, batuk, demam, dan penurunan berat badan. Bahaya TBC pada balita stunting terlihat pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi, status gizi yang terganggu, dan potensi konsekuensi psikososial. Sangat penting untuk memprioritaskan kegiatan skrining TBC pada balita stunting, deteksi dini, dan pengobatan segera untuk mengurangi bahaya ini. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai Upaya Penemuan kasus TBC Anak, dan penemuan kasus ILTB untuk diberikan TPT. kegiatan dilakukan selama 4 hari yang dibagi 2 hari pemeriksaan dan 2 hari pembacaan TST (tuberculin skin test). Kegiatan dilakukan di aula kelurahan Mijen dengan sasaran anak dibawah 5 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Mijen, Karangmalang, Ngaliyan, dan Purwoyoso. Kegiatan ini bermitra dengan IDI, IDAI, dan Udinus. Jumlah balita yang datang 149 balita, 16 balita tidak memiliki data antropometri (Berat Badan dan Tinggi Badan) yang lengkap. Berdasarkan pengukuran antropometri terdapat 111 (74,5%) balita stunting, 32 (21,5%) balita diantaranya positif TBC, 28 (25,22%) balita TBC Klinis, dan 7 (6,3%) balita TBC Laten. Balita positif TBC segera dilakukan inisiasi pengobatan dan pemantauan kepatuhan, dukungan nutrisi dan pemantauan pertumbuhan, dukungan psikososial dan pemantauan perkembangan yang dilakukan secara komprehensif","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116850322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.10889
Shefira Liana Dewi, Siti Aisah, Dewi Setyawati, E. Ernawati, Much Nurkharistna Al Jihad, Astride Wulandari R
Penelitian pra eksperimental ini menggunakan rancangan one group pretest-posttest dan dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Jumlah kader posyandu yang menjadi responden sebanyak 12 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1 . Pemberian informasi mengenai penyakit degeneratif (hipertensi) dilakukan sebanyak 1 kali dengan durasi 2 jam dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media gambar pada slide show power point. Sebelum dan setelah pemberian informasi, responden diberi pertanyaan pretest dan posttest. Hasil penelitian membuktikan tingkat pendidikan (p=0,000) dan lama menjadi kader (p=0,002) secara signifikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan kader posyandu terkait informasi dasar posyandu. Pemberian informasi dasar posyandu secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan kader posyandu (p=0,000). Disarankan untuk melakukan penelitian dengan durasi intervensi lebih panjang dan dengan variabel lain.
{"title":"Kegiatan Penyegaran Kader Lansia Dengan Penyakit Degenarative Pada Lansia Di RW 07 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak","authors":"Shefira Liana Dewi, Siti Aisah, Dewi Setyawati, E. Ernawati, Much Nurkharistna Al Jihad, Astride Wulandari R","doi":"10.26714/sjpkm.v2i2.10889","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i2.10889","url":null,"abstract":"Penelitian pra eksperimental ini menggunakan rancangan one group pretest-posttest dan dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Jumlah kader posyandu yang menjadi responden sebanyak 12 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1 . Pemberian informasi mengenai penyakit degeneratif (hipertensi) dilakukan sebanyak 1 kali dengan durasi 2 jam dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media gambar pada slide show power point. Sebelum dan setelah pemberian informasi, responden diberi pertanyaan pretest dan posttest. Hasil penelitian membuktikan tingkat pendidikan (p=0,000) dan lama menjadi kader (p=0,002) secara signifikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan kader posyandu terkait informasi dasar posyandu. Pemberian informasi dasar posyandu secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan kader posyandu (p=0,000). Disarankan untuk melakukan penelitian dengan durasi intervensi lebih panjang dan dengan variabel lain.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131272707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.9832
Tri Nurhidayati, Desy Ariyana Rahayu, Eni Hidayati, M. Mubin, Edy Soesanto, Hery Nugroho, Pawestri Pawestri
Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah terkait dengan pengetahuan tentang kualitas hidup pada lansia. Hal ini ditandai dengan kenyataan bahwa lansia tidak dapat melakukan aktivitas diri sehari-hari seperti mandi dan membawa pakaian, menikmati aktivitas bersama keluarga, dan menjadi tidak dapat berinteraksi dengan komunitas lain seperti aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial. kualitas hidup. Tujuan pengabdian masyakarat yaitu untuk membantu lanjut usia (lansia) bisa meningkatkan status kesehatan. Strategi telah dicoba untuk meningkatkan status kesehatan lansia yaitu dengan memberikan Pendidikan kesehatan dan Terapi Aktivitas Kelompok bulan Desember 2021-Januari 2022. Keseluruhan lansia yang mengikuti kegiatan ini 75 orang. Selama kegiatan lansia mengikuti dengan baik.
{"title":"Sehat Bersama Lanjut Usia (SeMaLa) dengan Pendidikan Kesehatan dan Terapi Aktivitas Kelompok di Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading Semarang","authors":"Tri Nurhidayati, Desy Ariyana Rahayu, Eni Hidayati, M. Mubin, Edy Soesanto, Hery Nugroho, Pawestri Pawestri","doi":"10.26714/sjpkm.v2i2.9832","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i2.9832","url":null,"abstract":"Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah terkait dengan pengetahuan tentang kualitas hidup pada lansia. Hal ini ditandai dengan kenyataan bahwa lansia tidak dapat melakukan aktivitas diri sehari-hari seperti mandi dan membawa pakaian, menikmati aktivitas bersama keluarga, dan menjadi tidak dapat berinteraksi dengan komunitas lain seperti aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial. kualitas hidup. Tujuan pengabdian masyakarat yaitu untuk membantu lanjut usia (lansia) bisa meningkatkan status kesehatan. Strategi telah dicoba untuk meningkatkan status kesehatan lansia yaitu dengan memberikan Pendidikan kesehatan dan Terapi Aktivitas Kelompok bulan Desember 2021-Januari 2022. Keseluruhan lansia yang mengikuti kegiatan ini 75 orang. Selama kegiatan lansia mengikuti dengan baik.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125926788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.11293
Sri Rejeki, W. Warsono, Nikmatul Khayati, Eni Hidayati
Berdasarkan data hasil survei pada remaja Kabupaten Kendal tahun 2019 diperoleh 52 % remaja merokok, menonton gambar porno 95 %, 16 % remaja miras dan narkoba serta 7 % pergaulan bebas/ sex pra nikah dan lain-lain. Banyaknya remaja menganggur dan sering bergerombol dengan teman sebaya. Hal ini sangat memprihatinkan. Sudah banyak pihak yang berupaya untuk menangani permasalahan remaja, namun penangananya tidak secara komprehensif bersifat fragmented dan parsial. Sehingga penanganan tersebut tidak optimal.Permasalahan remaja yang disebutkan di atas berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi, dan seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Meski Puskesmas sebagai tempat Klinik Reproduksi Remaja (Klinik Peduli Remaja) sudah dicanangkan pemerintah, namun akses remaja terhadap tempat layanan tersebut sangatlah rendah. Beberapa data mengungkapkan bahwa setting ruangan, pola pelayanan, pola pakaian yang serba putih, terbatasnya jam buka, dan nilai-nilai normatif tenaga provider yang tidak gaul menjadi penyebab utama enggannya remaja datang ke tempat pelayanan tersebut.Dengan demikian remaja sangat membutuhkan adanya edukasi dan pendampingan remaja yang berfungsi memberikan informasi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dan segala permaslahanya, deteksi sederhana masalah kesehatan. Selain itu juga dibutuhan tenaga (kader) yang siap meberikan konsultasi yang mudah di jangkau dan selalu siap yang dapat diambil dari kalangan remaja itu sendiri (Kader Sebaya) yang dapat berperan sebagai konselor sebaya dalam dalam penyelesaian masalah-masalah yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
{"title":"Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Pembentukan Pos Bimbingan Dan Pelayanan Kelompok Kader Sebaya","authors":"Sri Rejeki, W. Warsono, Nikmatul Khayati, Eni Hidayati","doi":"10.26714/sjpkm.v2i2.11293","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i2.11293","url":null,"abstract":"Berdasarkan data hasil survei pada remaja Kabupaten Kendal tahun 2019 diperoleh 52 % remaja merokok, menonton gambar porno 95 %, 16 % remaja miras dan narkoba serta 7 % pergaulan bebas/ sex pra nikah dan lain-lain. Banyaknya remaja menganggur dan sering bergerombol dengan teman sebaya. Hal ini sangat memprihatinkan. Sudah banyak pihak yang berupaya untuk menangani permasalahan remaja, namun penangananya tidak secara komprehensif bersifat fragmented dan parsial. Sehingga penanganan tersebut tidak optimal.Permasalahan remaja yang disebutkan di atas berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi, dan seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Meski Puskesmas sebagai tempat Klinik Reproduksi Remaja (Klinik Peduli Remaja) sudah dicanangkan pemerintah, namun akses remaja terhadap tempat layanan tersebut sangatlah rendah. Beberapa data mengungkapkan bahwa setting ruangan, pola pelayanan, pola pakaian yang serba putih, terbatasnya jam buka, dan nilai-nilai normatif tenaga provider yang tidak gaul menjadi penyebab utama enggannya remaja datang ke tempat pelayanan tersebut.Dengan demikian remaja sangat membutuhkan adanya edukasi dan pendampingan remaja yang berfungsi memberikan informasi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dan segala permaslahanya, deteksi sederhana masalah kesehatan. Selain itu juga dibutuhan tenaga (kader) yang siap meberikan konsultasi yang mudah di jangkau dan selalu siap yang dapat diambil dari kalangan remaja itu sendiri (Kader Sebaya) yang dapat berperan sebagai konselor sebaya dalam dalam penyelesaian masalah-masalah yang berdampak pada kesehatan reproduksi.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115477152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.10999
Pawestri Pawestri, Reina Dhamanik, N. Khayati, Mac Machmudah, Sri Rejeki
Remaja merupakan individu yang memasuki masa periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, emosi, kognitif dan social. Disminore merupakan salah satu gangguan menstruasi yang sering dialami remaja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai penanganan disminore saat menstruasi melalui pijat endhorpin daan relaksasi otot progresif. Pelaksanaan program pengabdian ini dengan menggunakan metode pendekatan awal dengan pengkajian, ceramah mengenai materi konsep mentruasi dan disminore serta latihan dengan pijat endhorpin dan relaksasi otot progresif. Evaluasi program dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dihadiri 96 remaja putri, adanya peningkatan pengetahuan remaja putri terkait penanganan non farmakologis pada idsminore saat menstruasi melalui pijat dan relaksasi.
{"title":"Penyuluhan dan Pelatihan Pijat Endhorphin dan Relaksasi Otot Progresif dalam Upaya Mengatasi Disminore pada Remaja di SMP Negeri 1 Lasem","authors":"Pawestri Pawestri, Reina Dhamanik, N. Khayati, Mac Machmudah, Sri Rejeki","doi":"10.26714/sjpkm.v2i2.10999","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i2.10999","url":null,"abstract":"Remaja merupakan individu yang memasuki masa periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, emosi, kognitif dan social. Disminore merupakan salah satu gangguan menstruasi yang sering dialami remaja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai penanganan disminore saat menstruasi melalui pijat endhorpin daan relaksasi otot progresif. Pelaksanaan program pengabdian ini dengan menggunakan metode pendekatan awal dengan pengkajian, ceramah mengenai materi konsep mentruasi dan disminore serta latihan dengan pijat endhorpin dan relaksasi otot progresif. Evaluasi program dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dihadiri 96 remaja putri, adanya peningkatan pengetahuan remaja putri terkait penanganan non farmakologis pada idsminore saat menstruasi melalui pijat dan relaksasi.","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129534055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-09DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.10975
Mariyam Mariyam, E. Sulistyawati, Vivi Yosafianti Pohan
Hospitalisasi pada anak bertujuan untuk memberikan perawatan dan pengobatan kepada anak. Selama dirawat di rumah sakit anak juga mengalami beberapa dampak akibat hospitalisasi yaitu kecemasan, kehilangan kendali dan nyeri. Dampak hospitalisasi tersebut perlu mendapat perhatian agar perkembangan anak selama dilakukan perawatan di rumah sakit tidak mengalami gangguan. Bermain yang merupakan kebutuhan anak dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi dampak hospitalisasi. Bermain pada anak dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Terapi bermain yang dilakukan di RSD KRMT Wongsonegoro masih belum beragam. Tujuan pengabdian masyarakat ini mengoptimalkan pelaksanaan program terapi bermain pada anak yang dirawat di rumah sakit. Pengabdian masyarakat dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi program pengabdian masyarakat, penyusunan program terapi bermain, pelaksanaan terapi bermain pada anak yang dilakukan perawatan di Rumah Sakit dan evaluasi program. Tingkat kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain di area bermain outdoor RS dari rerata 3.36 menurun menjadi 2.00. Terapi bermain diprogramkan secara rutin di ruang perawatan anak atau sesuai kebutuhan terapeutik pada anak.
{"title":"Optimalisasi Pelaksanaan Program Terapi Bermain Pada Anak di Rumah Sakit","authors":"Mariyam Mariyam, E. Sulistyawati, Vivi Yosafianti Pohan","doi":"10.26714/sjpkm.v2i2.10975","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i2.10975","url":null,"abstract":"Hospitalisasi pada anak bertujuan untuk memberikan perawatan dan pengobatan kepada anak. Selama dirawat di rumah sakit anak juga mengalami beberapa dampak akibat hospitalisasi yaitu kecemasan, kehilangan kendali dan nyeri. Dampak hospitalisasi tersebut perlu mendapat perhatian agar perkembangan anak selama dilakukan perawatan di rumah sakit tidak mengalami gangguan. Bermain yang merupakan kebutuhan anak dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi dampak hospitalisasi. Bermain pada anak dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Terapi bermain yang dilakukan di RSD KRMT Wongsonegoro masih belum beragam. Tujuan pengabdian masyarakat ini mengoptimalkan pelaksanaan program terapi bermain pada anak yang dirawat di rumah sakit. Pengabdian masyarakat dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi program pengabdian masyarakat, penyusunan program terapi bermain, pelaksanaan terapi bermain pada anak yang dilakukan perawatan di Rumah Sakit dan evaluasi program. Tingkat kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain di area bermain outdoor RS dari rerata 3.36 menurun menjadi 2.00. Terapi bermain diprogramkan secara rutin di ruang perawatan anak atau sesuai kebutuhan terapeutik pada anak. ","PeriodicalId":286810,"journal":{"name":"SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"244 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116472558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}