AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMA Negeri 2 Banjar dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subjek penelitian ini adalah 85 orang siswa dari seluruh kelas XII MIPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor internal, meliputi minat belajar kimia rendah, motivasi belajar kimia rendah, pemaknaan konsep siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, pemahaman konsep pendukung materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, dan kemampuan siswa dalam aspek perhitungan lemah. Faktor eksternal, meliputi penyesuaian kemampuan siswa dalam penerapan metode mengajar guru dalam kelas kurang, cara guru mengelola pembelajaran kimia, pengaruh teman sebaya, dan waktu pembelajaran kimia yang kurang efektif.Kata Kunci: faktor kesulitan belajar, kelarutan dan hasil kali kelarutan Abstract This study aimed to describe the cause factors of students'learning difficulties at the SMA Negeri 2 Banjar in learning solubility and solubility product constant. The subjects were 85 students from all class XI MIA. The type of research was qualitative research. The data were collected by using test and interview. The data were the information about the cause factors of students’ learning difficulties insolubility and solubility product constant. The result of this research showed internal factors that caused students'difficultiesof learning, namely less learning interest toward chemistry, less learning motivation toward chemistry, less meaning toward solubility and solubility product constant concepts, less understanding toward concepts supporting solubility and solubility product constant topic, less calculation ability. The external factor was less adjustment of students' capability into teacher’s teaching method used in classroom, the way teacher’s managed chemistry learning, friends influence, and less effective learning time. Key words: factors of difficulties of learning, solubility and solubility product constant
{"title":"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN","authors":"I. W. Muderawan, I. G. L. Wiratma, Muthi Nabila","doi":"10.23887/jpk.v3i1.20944","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jpk.v3i1.20944","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMA Negeri 2 Banjar dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subjek penelitian ini adalah 85 orang siswa dari seluruh kelas XII MIPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor internal, meliputi minat belajar kimia rendah, motivasi belajar kimia rendah, pemaknaan konsep siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, pemahaman konsep pendukung materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, dan kemampuan siswa dalam aspek perhitungan lemah. Faktor eksternal, meliputi penyesuaian kemampuan siswa dalam penerapan metode mengajar guru dalam kelas kurang, cara guru mengelola pembelajaran kimia, pengaruh teman sebaya, dan waktu pembelajaran kimia yang kurang efektif.Kata Kunci: faktor kesulitan belajar, kelarutan dan hasil kali kelarutan Abstract This study aimed to describe the cause factors of students'learning difficulties at the SMA Negeri 2 Banjar in learning solubility and solubility product constant. The subjects were 85 students from all class XI MIA. The type of research was qualitative research. The data were collected by using test and interview. The data were the information about the cause factors of students’ learning difficulties insolubility and solubility product constant. The result of this research showed internal factors that caused students'difficultiesof learning, namely less learning interest toward chemistry, less learning motivation toward chemistry, less meaning toward solubility and solubility product constant concepts, less understanding toward concepts supporting solubility and solubility product constant topic, less calculation ability. The external factor was less adjustment of students' capability into teacher’s teaching method used in classroom, the way teacher’s managed chemistry learning, friends influence, and less effective learning time. Key words: factors of difficulties of learning, solubility and solubility product constant ","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123948958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. W. Subagia, Ni Made Wiratini, Fikriatul Khairat
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil soal UN mata pelajaran kimia SMA tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari kompetensi dasar, isi materi dan jenjang kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari kompetensi dasar, terdapat 26 kompetensi dasar yang terlibat pada soal dengan persentase 37,14% dan 44 kompetensi dasar yang tidak terlibat dengan persentase 62,86%. Selain itu, terdapat kompetensi dasar yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (2) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari isi materi, terdapat 16 materi pokok yang terlibat pada soal dengan persentase 84,21% dan 3 materi pokok yang tidak terlibat dengan persentase 15,79%. Selain itu, terdapat materi pokok yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (3) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari jenjang kelas, kompetensi dasar dan isi materi pokok yang dominan terdapat di kelas XII sebanyak 40,0% (16 soal), kelas XI sebanyak 37,5% (15 soal) dan kelas X sebanyak 22,5% (9 soal).Kata Kunci: ujian nasional, kimia, SMAAbstractThis study aimed to describe and explain the profile of National Examination test of high school chemistry subjects in the academic year 2017/2018 viewed from basic competency, content, and grade level. The data collection method used is document study. Data were analyzed using quantitative descriptive techniques. The results of this study are as follows: (1) UN items for chemistry subjects viewed from basic competencies, ware 26 basic competencies involved in the problem with a percentage of 37,14% and 44 basic competencies not involved with the percentage 62,86%. In addition, there ware basic competencies which have more than one question. (2) UN items for chemistry subjects viewed from the contents, showed 16 subject matter involved in the question with a percentage of 84,21% and three subject matter not involved with a percentage of 15,79%. In addition, there ware a subject matter that had more than one question. (3) UN items for chemistry subjects for the 2017/2018 school year viewed from the grade level, the basic competencies and contents of the dominant subject matter in class XII as much as 40,0% (16 questions), class XI as much as 37,5% (15 questions) and class X as much as 22,5% (9 questions). Key words: national exam, chemistry
本研究旨在描述和解释2011 /2018年高中化学专业的个人资料,这些专业包括基本的能力、内容、课程等级。所使用的数据收集方法是文档的研究。数据采用定量描述性技术进行分析。本研究的结果如下:(1)联合国化学专业的研究是基于基本能力,涉及37.14%的基本能力有26个,不涉及62.86%的基本能力。此外,基本能力包含多个问题。(2)联合国化学专业的问题是根据材料的内容进行的,涉及涉及84.21%比例和3个基本材料的问题不涉及15.79%。此外,还有一些主题包含了多个问题。(3) UN化学课程从阶级层次、基本能力和占主导地位的主理材料材料中涵盖40.0%(16个学科)、11个学科等级为37.5%(15个学科),X课程为22.5%(9个问题)。关键字:全国考试、化学、SMAAbstractThis study to describe and explain收集数据采用方法是文档研究。数据是用量化技术分析数据。这项研究的结果是一篇论文:(1)关于化学主题的论文,26种基本强迫的论文以377,14%和44种基本强迫不与年龄62.86%有关。另外,还有一个基本问题。(2) 16名问题涉及84.21%和三名受试者均未与15.79%的嫌疑人接触。另外,还有一个问题(3) UN items for化学subjects 2017/2018学校年鉴》一书viewed从《等级水平,和《basic competencies和地点of the dominant重要科目的课XII 40,0%一样多(约合16问题),美国的阶层喜多37,5%(15问题)和班9×22,5%一样多(问题)。国家考试,化学
{"title":"PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN KIMIA SMA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DITINJAU DARI KOMPETENSI DASAR ISI MATERI DAN JENJANG KELAS","authors":"I. W. Subagia, Ni Made Wiratini, Fikriatul Khairat","doi":"10.23887/jpk.v3i1.20942","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jpk.v3i1.20942","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil soal UN mata pelajaran kimia SMA tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari kompetensi dasar, isi materi dan jenjang kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari kompetensi dasar, terdapat 26 kompetensi dasar yang terlibat pada soal dengan persentase 37,14% dan 44 kompetensi dasar yang tidak terlibat dengan persentase 62,86%. Selain itu, terdapat kompetensi dasar yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (2) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari isi materi, terdapat 16 materi pokok yang terlibat pada soal dengan persentase 84,21% dan 3 materi pokok yang tidak terlibat dengan persentase 15,79%. Selain itu, terdapat materi pokok yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (3) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari jenjang kelas, kompetensi dasar dan isi materi pokok yang dominan terdapat di kelas XII sebanyak 40,0% (16 soal), kelas XI sebanyak 37,5% (15 soal) dan kelas X sebanyak 22,5% (9 soal).Kata Kunci: ujian nasional, kimia, SMAAbstractThis study aimed to describe and explain the profile of National Examination test of high school chemistry subjects in the academic year 2017/2018 viewed from basic competency, content, and grade level. The data collection method used is document study. Data were analyzed using quantitative descriptive techniques. The results of this study are as follows: (1) UN items for chemistry subjects viewed from basic competencies, ware 26 basic competencies involved in the problem with a percentage of 37,14% and 44 basic competencies not involved with the percentage 62,86%. In addition, there ware basic competencies which have more than one question. (2) UN items for chemistry subjects viewed from the contents, showed 16 subject matter involved in the question with a percentage of 84,21% and three subject matter not involved with a percentage of 15,79%. In addition, there ware a subject matter that had more than one question. (3) UN items for chemistry subjects for the 2017/2018 school year viewed from the grade level, the basic competencies and contents of the dominant subject matter in class XII as much as 40,0% (16 questions), class XI as much as 37,5% (15 questions) and class X as much as 22,5% (9 questions). Key words: national exam, chemistry ","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127488322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari proses pendidikan. Jika pelaksanaan pembelajaran di kelas bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas suatu rancangan pembelajaran yang bermutu tentu diawali dari persiapan mengajar yang matang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi laju reaksi. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah Team Game Tournament (TGT). TGT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dua siklus. Jumlah subyek penelitian sebanyak 31 peserta didik kelas XI MIA 6 SMAN 1 Malang. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes tertulis dengan soal essay. Berdasarkan analisis data diperoleh prosentase hasil belajar afektif pada siklus I 58,94% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,06%. Hal ini menandakan penerapan model pembelajaran TGT pada materi laju reaksi dapat terlaksana dengan baik.
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR","authors":"I. W. Sugiata","doi":"10.23887/JPK.V2I2.16618","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/JPK.V2I2.16618","url":null,"abstract":"Pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari proses pendidikan. Jika pelaksanaan pembelajaran di kelas bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas suatu rancangan pembelajaran yang bermutu tentu diawali dari persiapan mengajar yang matang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi laju reaksi. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah Team Game Tournament (TGT). TGT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dua siklus. Jumlah subyek penelitian sebanyak 31 peserta didik kelas XI MIA 6 SMAN 1 Malang. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes tertulis dengan soal essay. Berdasarkan analisis data diperoleh prosentase hasil belajar afektif pada siklus I 58,94% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,06%. Hal ini menandakan penerapan model pembelajaran TGT pada materi laju reaksi dapat terlaksana dengan baik.","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"43 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132684712","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT. Jenis penelitian ini termasuk penelitian semu (quasi exsperiment) dengan rancangan penelitian pre-test post-test nonequivlent control group design. Pupulasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidemen yang berjumlah 178 siswa. Sampel ditentukan secara cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas X3 sebagai kelas Eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan siswa kelas X2 sebagai kelas Eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda dan esai. Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan independent sample t-test, dengan taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT, dari hasil penelitian didapatkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebesar 75,54 dan tipe NHT sebesar 80,03.
{"title":"STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA TOPIK STRUKTUR ATOM","authors":"I. Dewi, I. Selamat, I. N. Suardana","doi":"10.23887/JPK.V2I2.16614","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/JPK.V2I2.16614","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT. Jenis penelitian ini termasuk penelitian semu (quasi exsperiment) dengan rancangan penelitian pre-test post-test nonequivlent control group design. Pupulasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidemen yang berjumlah 178 siswa. Sampel ditentukan secara cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas X3 sebagai kelas Eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan siswa kelas X2 sebagai kelas Eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda dan esai. Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan independent sample t-test, dengan taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT, dari hasil penelitian didapatkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebesar 75,54 dan tipe NHT sebesar 80,03.","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127830874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks serta mendeskripsikan sumber miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah metode CRI (Certainty of Response Index) yang dimodifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang disertai kriteria CRI, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa persentase miskonsepsi siswa, transkrip wawancara dan observasi yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dalam (1) menentukan bilangan oksidasi berdasarkan jumlah atom yang terdapat dalam molekul atau ion; (2) elektron yang terlepas saat terjadinya oksidasi adalah elektron yang berada di sekitar atau di dekat inti atom; (3) reaksi pada katoda adalah reaksi oksidasi; (4) reaksi pada anoda baterai adalah reaksi redoks; (5) pembentukan ion negatif pada saat reduksi terjadi karena elektron pada atom berkurang; (6) menentukan nama senyawa tidak sesuai dengan bilangan oksidasi; (7) reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi; (8) oksidator adalah zat yang mengalami reduksi; (9) muatan ion sama dengan nol; (10) reaksi redoks sama dengan reaksi autoredoks (11) sumber miskonsepsi siswa adalah kemampuan siswa, penalaran, guru, dan LKS.
{"title":"IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK REAKSI REDOKS","authors":"Ni Ngh. Sangging Apriadi, I. W. Redhana","doi":"10.23887/JPK.V2I2.16617","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/JPK.V2I2.16617","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks serta mendeskripsikan sumber miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah metode CRI (Certainty of Response Index) yang dimodifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang disertai kriteria CRI, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa persentase miskonsepsi siswa, transkrip wawancara dan observasi yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dalam (1) menentukan bilangan oksidasi berdasarkan jumlah atom yang terdapat dalam molekul atau ion; (2) elektron yang terlepas saat terjadinya oksidasi adalah elektron yang berada di sekitar atau di dekat inti atom; (3) reaksi pada katoda adalah reaksi oksidasi; (4) reaksi pada anoda baterai adalah reaksi redoks; (5) pembentukan ion negatif pada saat reduksi terjadi karena elektron pada atom berkurang; (6) menentukan nama senyawa tidak sesuai dengan bilangan oksidasi; (7) reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi; (8) oksidator adalah zat yang mengalami reduksi; (9) muatan ion sama dengan nol; (10) reaksi redoks sama dengan reaksi autoredoks (11) sumber miskonsepsi siswa adalah kemampuan siswa, penalaran, guru, dan LKS.","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132117052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental siswa SMA Kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP. Penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus di kelas X SMA Negeri Sukasada dengan melibatkan 90 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes diagnostik dua tingkat (two-tier). Analisis data dilakukan secara deskriptif melibatkan hubungan antara jawaban siswa dan argumentasinya dengan melibatkan tiga level kimia. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP adalah 6,44% model mental ilmiah dan 93,56% model mental alternatif, yang terdiri atas 45,56% model mental benar sebagian, 44,22% model mental miskonsepsi khusus, dan 3,78% tidak ada tanggapan. Sehubungan dengan temuan tersebut, guru-guru sains di SMP perlu membekali diri dengan pemahaman konsep-konsep dasar kimia yang mencakup tiga level kimia dan interkoneksinya. Selain itu, guru kimia di SMA melakukan remidiasi berkaitan dengan konsep-konsep dasar kimia yang telah dipelajari siswa di SMP agar menjadi model konseptual.
{"title":"PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA KELAS X TENTANG KONSEP-KONSEP DASAR KIMIA PADA KURIKULUM SAINS SMP","authors":"Anak Agung Sri Yoni, I. W. Suja, I. W. Karyasa","doi":"10.23887/JPK.V2I2.16616","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/JPK.V2I2.16616","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental siswa SMA Kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP. Penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus di kelas X SMA Negeri Sukasada dengan melibatkan 90 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes diagnostik dua tingkat (two-tier). Analisis data dilakukan secara deskriptif melibatkan hubungan antara jawaban siswa dan argumentasinya dengan melibatkan tiga level kimia. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP adalah 6,44% model mental ilmiah dan 93,56% model mental alternatif, yang terdiri atas 45,56% model mental benar sebagian, 44,22% model mental miskonsepsi khusus, dan 3,78% tidak ada tanggapan. Sehubungan dengan temuan tersebut, guru-guru sains di SMP perlu membekali diri dengan pemahaman konsep-konsep dasar kimia yang mencakup tiga level kimia dan interkoneksinya. Selain itu, guru kimia di SMA melakukan remidiasi berkaitan dengan konsep-konsep dasar kimia yang telah dipelajari siswa di SMP agar menjadi model konseptual.","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116634554","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil model mental siswa tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA Negeri 8 Denpasar. Penelitian menggunakan teknik survey di kelas X IPA dengan melibatkan 155 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes model mental berbentuk pilihan ganda dua tingkat (two-tier test). Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan kemiripan jawaban siswa ke dalam tipe model mental tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X IPA tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, sebanyak 12,85% tergolong model mental ilmiah dan 87,11% model mental alternatif, yang terdiri atas 63,85% benar sebagian, 19,63% miskonsepsi khusus, dan 3,63% tidak ada tanggapan. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memiliki model mental yang untuhuntuk memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
{"title":"PROFIL MODEL MENTAL SISWA TENTANG LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT","authors":"Ni Nyoman Junitri Suari","doi":"10.23887/JPK.V2I2.16615","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/JPK.V2I2.16615","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil model mental siswa tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA Negeri 8 Denpasar. Penelitian menggunakan teknik survey di kelas X IPA dengan melibatkan 155 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes model mental berbentuk pilihan ganda dua tingkat (two-tier test). Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan kemiripan jawaban siswa ke dalam tipe model mental tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X IPA tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, sebanyak 12,85% tergolong model mental ilmiah dan 87,11% model mental alternatif, yang terdiri atas 63,85% benar sebagian, 19,63% miskonsepsi khusus, dan 3,63% tidak ada tanggapan. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memiliki model mental yang untuhuntuk memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130929396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A B S T R A KPerkembangan pembelajaran abad 21 menuntut guru dan siswa mandiri dalam belajar dan mengembangkan keterampilannya, sehingga kemandirian belajar siswa perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui blended learning berbantuan google classroom pada materi kesetimbangan kimia. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 3 SMA Muhammadiyah 1 Taman dengan jumlah siswa sebanyak 25. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan metode blended learning, lembar observasi aktivitas siswa, angket kemandirian belajar dan angket respon siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik persentase, mean, n-gain, dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penerapan blended learning terlaksana dengan baik dengan rata-rata presentase pada tahap 1 sebesar 93,75%, tahap 2 sebesar 100% dan tahap 3 sebesar 97,91%. 2) Persentase aktivitas siswa yang terlibat aktif dan relevan dengan penerapan blended learning sebesar 95%. 3) Kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan ditinjau dari nilai n-gain yaitu 0,40 dengan kategori sedang. 4) Ada perbedaan yang signifikan pada kemandirian belajar antara sebelum dan sesudah diterapkan blended learning. 5) Siswa memberikan respon positif sebesar 81,01% dengan kategori sangat baik terhadap penerapan blended learning pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan blended learning efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa A B S T R A C TThe development of 21st century learning requires teachers and students to be independent in learning and develop their skills, so that student’s self-regulated learning needs to be improved. This study aims to improve student’s self-regulated learning through blended learning assisted by google classroom on chemical equilibrium material. The research design used was the One-Group Pretest-Posttest Design. The research was conducted in class XI IPA 3 SMA Muhammadiyah 1 Taman with a total of 25 students. The research instrument used was the observation sheet for the implementation of the blended learning method, the student activity observation sheet, self-regulated learning questionnaire and the student response questionnaire. Data analysis was performed using percentage, n-gain, and paired t-test techniques. The results showed that 1) The application of blended learning was carried out well with an average percentage in stage 1 of 93.75%, stage 2 of 100% and stage 3 of 97.91%. 2) The percentage of student activities that are actively involved and relevant to the application of blended learning is 95%. 3) Student’s self-regulated learning has increased in terms of the n-gain value, namely 0.40 in the moderate category. 4) There is a significant difference in learning independence between before and after blended learning is applied. 5) Students gave a positi
{"title":"Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa melalui Metode Blended Learning berbantuan Google Classroom pada Materi Kesetimbangan Kimia","authors":"Hanifah Febriani","doi":"10.23887/jpk.v5i1.31343","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jpk.v5i1.31343","url":null,"abstract":"A B S T R A KPerkembangan pembelajaran abad 21 menuntut guru dan siswa mandiri dalam belajar dan mengembangkan keterampilannya, sehingga kemandirian belajar siswa perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui blended learning berbantuan google classroom pada materi kesetimbangan kimia. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 3 SMA Muhammadiyah 1 Taman dengan jumlah siswa sebanyak 25. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan metode blended learning, lembar observasi aktivitas siswa, angket kemandirian belajar dan angket respon siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik persentase, mean, n-gain, dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penerapan blended learning terlaksana dengan baik dengan rata-rata presentase pada tahap 1 sebesar 93,75%, tahap 2 sebesar 100% dan tahap 3 sebesar 97,91%. 2) Persentase aktivitas siswa yang terlibat aktif dan relevan dengan penerapan blended learning sebesar 95%. 3) Kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan ditinjau dari nilai n-gain yaitu 0,40 dengan kategori sedang. 4) Ada perbedaan yang signifikan pada kemandirian belajar antara sebelum dan sesudah diterapkan blended learning. 5) Siswa memberikan respon positif sebesar 81,01% dengan kategori sangat baik terhadap penerapan blended learning pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan blended learning efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa A B S T R A C TThe development of 21st century learning requires teachers and students to be independent in learning and develop their skills, so that student’s self-regulated learning needs to be improved. This study aims to improve student’s self-regulated learning through blended learning assisted by google classroom on chemical equilibrium material. The research design used was the One-Group Pretest-Posttest Design. The research was conducted in class XI IPA 3 SMA Muhammadiyah 1 Taman with a total of 25 students. The research instrument used was the observation sheet for the implementation of the blended learning method, the student activity observation sheet, self-regulated learning questionnaire and the student response questionnaire. Data analysis was performed using percentage, n-gain, and paired t-test techniques. The results showed that 1) The application of blended learning was carried out well with an average percentage in stage 1 of 93.75%, stage 2 of 100% and stage 3 of 97.91%. 2) The percentage of student activities that are actively involved and relevant to the application of blended learning is 95%. 3) Student’s self-regulated learning has increased in terms of the n-gain value, namely 0.40 in the moderate category. 4) There is a significant difference in learning independence between before and after blended learning is applied. 5) Students gave a positi","PeriodicalId":296575,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132654140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}