Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.25077/jip.6.2.130-150.2022
A. R. Fauziah, H. L. Mikarsa, Wahyu Rahardjo, Tety Elida
Primipara sebagai ibu yang baru memiliki anak pertama mengalami banyak perubahan baik fisik, biologis maupun fisiologis ditambah dengan berbagai tantangan baru dan kurangnya pengalaman dalam cara pengasuhan membuat ibu cenderung mengalai level stres, sehingga diperlukan harga diri untuk mengoptimalkan pengasuhan dan perkembangan anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri adalah dukungan sosial, namun terbatasnya penelitian terdahulu terkait hal ini, penelittian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri ibu primipara. Sebanyak 250 ibu primipara direkrut menggunakan teknik purposive sampling untuk mengisi skala harga diri dan dukungan sosial. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh yag signifikan terhadap harga diri. Dukungan sosial berkontribusi sebesar 66% pada harga diri ibu primipara. Dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap harga diri ibu primipara adalah dukungan suami sebesar 35,4%. . Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan sosial khususnya dukungan suami merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan harga diri ibu primipara dalam menyesuaikan diri menjalani peran baru menjadi ibu. Ibu primipara yang memiliki harga diri yang tinggi akan puas dengan karakter yang dimilikinya. Adanya penghargaan yang positif akan meebrikan rasa aman dalam menyesuaikan diri serta bereaksi terhadap stiulus dari lingkungan
{"title":"Peran Dukungan Sosial dalam meningkatkan Harga Diri Ibu Primipara","authors":"A. R. Fauziah, H. L. Mikarsa, Wahyu Rahardjo, Tety Elida","doi":"10.25077/jip.6.2.130-150.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.6.2.130-150.2022","url":null,"abstract":"Primipara sebagai ibu yang baru memiliki anak pertama mengalami banyak perubahan baik fisik, biologis maupun fisiologis ditambah dengan berbagai tantangan baru dan kurangnya pengalaman dalam cara pengasuhan membuat ibu cenderung mengalai level stres, sehingga diperlukan harga diri untuk mengoptimalkan pengasuhan dan perkembangan anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri adalah dukungan sosial, namun terbatasnya penelitian terdahulu terkait hal ini, penelittian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri ibu primipara. Sebanyak 250 ibu primipara direkrut menggunakan teknik purposive sampling untuk mengisi skala harga diri dan dukungan sosial. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh yag signifikan terhadap harga diri. Dukungan sosial berkontribusi sebesar 66% pada harga diri ibu primipara. Dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap harga diri ibu primipara adalah dukungan suami sebesar 35,4%. . Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan sosial khususnya dukungan suami merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan harga diri ibu primipara dalam menyesuaikan diri menjalani peran baru menjadi ibu. Ibu primipara yang memiliki harga diri yang tinggi akan puas dengan karakter yang dimilikinya. Adanya penghargaan yang positif akan meebrikan rasa aman dalam menyesuaikan diri serta bereaksi terhadap stiulus dari lingkungan","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128885752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.25077/jip.6.1.1-21.2022
Kaitlyn Kidder, A. King
Love is a fundamental part of psychological well-adjustment, but a gap in the literature exists surrounding how perceptions of how loved adults felt by their biological parents in childhood can contribute to life satisfaction and psychological adjustment. This study aims to fill that gap by examining the impact of feeling loved by biological parents and grandparents on psychological well-being and adjustment factors later in life. 1,189 college-aged participants volunteered for the study and were recruited online via SONA at a university in the United States. We constructed a Likert-style rating scale to measure individuals’ level of perceived love (LUV) and its contribution to various adjustment indicators, including life satisfaction, depression, anxiety, trait anger, and conduct disturbance. Linear regression models and bivariate correlations were calculated for the predictor and maladjustment indicators. Results showed a modest correlation between the LUV index and life satisfaction as well as other maladjustment indicators and revealed that LUV significantly predicted life satisfaction. LUV was also a significant predictor of depression, anxiety, anger, and conduct disturbance. These results suggest that perceived love could be an important resilience factor and could be used to predict life satisfaction and psychological adjustment later in life.
{"title":"Perception of Parental Love as a Predictor of Children's Life Satisfaction","authors":"Kaitlyn Kidder, A. King","doi":"10.25077/jip.6.1.1-21.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.6.1.1-21.2022","url":null,"abstract":"Love is a fundamental part of psychological well-adjustment, but a gap in the literature exists surrounding how perceptions of how loved adults felt by their biological parents in childhood can contribute to life satisfaction and psychological adjustment. This study aims to fill that gap by examining the impact of feeling loved by biological parents and grandparents on psychological well-being and adjustment factors later in life. 1,189 college-aged participants volunteered for the study and were recruited online via SONA at a university in the United States. We constructed a Likert-style rating scale to measure individuals’ level of perceived love (LUV) and its contribution to various adjustment indicators, including life satisfaction, depression, anxiety, trait anger, and conduct disturbance. Linear regression models and bivariate correlations were calculated for the predictor and maladjustment indicators. Results showed a modest correlation between the LUV index and life satisfaction as well as other maladjustment indicators and revealed that LUV significantly predicted life satisfaction. LUV was also a significant predictor of depression, anxiety, anger, and conduct disturbance. These results suggest that perceived love could be an important resilience factor and could be used to predict life satisfaction and psychological adjustment later in life.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127862265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Masyarakat Madura Perantauan dan Pandemi Covid-19: Uji Model Kepatuhan Protocol Covid-19 melalui Persepsi Resiko Covid-19, Kepercayaan Warga Negara, Locus of Control dan Sikap Anti terhadap Vaksin","authors":"Lusy Asa Akhrani, Bintari Ratih Kusumaningrum, Ida Puji Lestari, Emy Sudarwati","doi":"10.25077/jip.6.1.90-112.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.6.1.90-112.2022","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116001222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-07DOI: 10.25077/jip.5.2.174-192.2021
Nurul Adabina, Eko Handayani
Abstrak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup remaja adalah komunikasi dengan orang tua. Tuntutan pekerjaan yang seringkali menyulitkan orang tua untuk berkomunikasi dengan remaja dapat diminimalisir dengan komunikasi online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi online orang tua-anak terhadap kepuasan hidup remaja dengan kedua orang tua bekerja. Partisipan terdiri dari 106 remaja berusia 10-15 tahun dengan kedua orang tua bekerja. Komunikasi online orang tua-anak diukur menggunakan instrumen hasil modifikasi alat ukur Online Parent-Child, sedangkan Satisfaction with Life Scale Adapted for Children digunakan untuk mengukur kepuasan hidup. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari komunikasi online orang tua-anak terhadap kepuasan hidup remaja yang memiliki orang tua bekerja. Selain itu, hasil yang sama juga ditemukan pada remaja laki-laki dan perempuan yang memiliki kedua orang tua bekerja. Orang tua perlu memaksimalkan komunikasi online dengan remaja selama berada di tempat kerja karena komunikasi online memberikan kesan bahwa orang tua mendukung mereka, sehingga dapat meningkatkan kepuasan hidup remaja.
{"title":"Komunikasi Online Remaja dengan Orang Tuanya yang Bekerja Berperan dalam Meningkatkan Kepuasan Hidup","authors":"Nurul Adabina, Eko Handayani","doi":"10.25077/jip.5.2.174-192.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.5.2.174-192.2021","url":null,"abstract":"Abstrak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup remaja adalah komunikasi dengan orang tua. Tuntutan pekerjaan yang seringkali menyulitkan orang tua untuk berkomunikasi dengan remaja dapat diminimalisir dengan komunikasi online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi online orang tua-anak terhadap kepuasan hidup remaja dengan kedua orang tua bekerja. Partisipan terdiri dari 106 remaja berusia 10-15 tahun dengan kedua orang tua bekerja. Komunikasi online orang tua-anak diukur menggunakan instrumen hasil modifikasi alat ukur Online Parent-Child, sedangkan Satisfaction with Life Scale Adapted for Children digunakan untuk mengukur kepuasan hidup. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari komunikasi online orang tua-anak terhadap kepuasan hidup remaja yang memiliki orang tua bekerja. Selain itu, hasil yang sama juga ditemukan pada remaja laki-laki dan perempuan yang memiliki kedua orang tua bekerja. Orang tua perlu memaksimalkan komunikasi online dengan remaja selama berada di tempat kerja karena komunikasi online memberikan kesan bahwa orang tua mendukung mereka, sehingga dapat meningkatkan kepuasan hidup remaja.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115557643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-16DOI: 10.25077/jip.3.1.48-58.2019
Yasinta Astin Sokang
Abstrak. Gaya pengambilan keputusan konsumen memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Dengan populasi yang didominasi oleh remaja, informasi tentang gaya pengambilan keputusan pelanggan berusia muda di Jakarta akan sangat membantu produsen dan distributor untuk merencanakan penjualan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gaya pengambilan keputusan mahasiswa di Jakarta. Kami berhipotesis bahwa gaya pengambilan keputusan membeli mahasiswa di Jakarta didominasi oleh (karakter) hedonis. Data dikumpulkan dengan Consumer Style Inventory (CSI) untuk menentukan gaya pengambilan keputusan partisipan. 284 mahasiswa dari usia 18 hingga 24 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis kami ditolak. Gaya pengambilan keputusan mahasiswa Jakarta menggambarkan karakteristik kesadaran merek (85%) dan perfeksionis (84%). Rincian lebih lanjut dibahas dalam diskusi. Kata Kunci: Gaya pengambilan keputusan konsumen; Consumer Style Inventory (CSI); Mahasiswa Jakarta.
{"title":"Bahasa Indonesia","authors":"Yasinta Astin Sokang","doi":"10.25077/jip.3.1.48-58.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.3.1.48-58.2019","url":null,"abstract":"Abstrak. \u0000Gaya pengambilan keputusan konsumen memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Dengan populasi yang didominasi oleh remaja, informasi tentang gaya pengambilan keputusan pelanggan berusia muda di Jakarta akan sangat membantu produsen dan distributor untuk merencanakan penjualan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gaya pengambilan keputusan mahasiswa di Jakarta. Kami berhipotesis bahwa gaya pengambilan keputusan membeli mahasiswa di Jakarta didominasi oleh (karakter) hedonis. Data dikumpulkan dengan Consumer Style Inventory (CSI) untuk menentukan gaya pengambilan keputusan partisipan. 284 mahasiswa dari usia 18 hingga 24 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis kami ditolak. Gaya pengambilan keputusan mahasiswa Jakarta menggambarkan karakteristik kesadaran merek (85%) dan perfeksionis (84%). Rincian lebih lanjut dibahas dalam diskusi. \u0000Kata Kunci: Gaya pengambilan keputusan konsumen; Consumer Style Inventory (CSI); Mahasiswa Jakarta.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128539732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-16DOI: 10.25077/JIP.3.1.18-31.2019
Titisa Ballerina, A. Immanuel
Abstrak. Dampak negatif dari perkembangan jaman dan modernisasi adalah melunturnya nilai-nilai luhur budaya. Salah satu bukti dari melunturnya nilai-nilai luhur budaya dapat dilihat dari banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi dan asesmen perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Variabel yang diteliti adalah perilaku bullying pada siswa SMP. Subjek penelitian ini adalah 107 siswa di SMP N Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala intensitas perilaku bullying, FGD, dan observasi. Kesimpulan penelitian ini adalah telah terjadi perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Perilaku bullying yang terjadi antara lain verbal, non verbal, dan fisik. Perilaku bullying terjadi karena adanya dinamika antara pelaku, korban, dan lingkungan. Teman sebaya memiliki peran yang sangat penting dalam terjadi perilaku bullying di sekolah. Teman sebaya yang negatif dapat menjadi pelaku maupun pendukung bullying, sedangkan teman sebaya yang positif dapat menjadi pembela korban maupun ujung tombak penanganan bullying di sekolah. Norma sosial di sekolah ditentukan oleh sikap teman sebaya terhadap bullying. Kata kunci: bullying, siswa SMP, teman sebaya
{"title":"Gambaran Tindakan Bullying Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama","authors":"Titisa Ballerina, A. Immanuel","doi":"10.25077/JIP.3.1.18-31.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JIP.3.1.18-31.2019","url":null,"abstract":"Abstrak. Dampak negatif dari perkembangan jaman dan modernisasi adalah melunturnya nilai-nilai luhur budaya. Salah satu bukti dari melunturnya nilai-nilai luhur budaya dapat dilihat dari banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi dan asesmen perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Variabel yang diteliti adalah perilaku bullying pada siswa SMP. Subjek penelitian ini adalah 107 siswa di SMP N Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala intensitas perilaku bullying, FGD, dan observasi. Kesimpulan penelitian ini adalah telah terjadi perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Perilaku bullying yang terjadi antara lain verbal, non verbal, dan fisik. Perilaku bullying terjadi karena adanya dinamika antara pelaku, korban, dan lingkungan. Teman sebaya memiliki peran yang sangat penting dalam terjadi perilaku bullying di sekolah. Teman sebaya yang negatif dapat menjadi pelaku maupun pendukung bullying, sedangkan teman sebaya yang positif dapat menjadi pembela korban maupun ujung tombak penanganan bullying di sekolah. Norma sosial di sekolah ditentukan oleh sikap teman sebaya terhadap bullying. Kata kunci: bullying, siswa SMP, teman sebaya","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125188205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-16DOI: 10.25077/JIP.3.1.59-71.2019
Teguh Lesmana, Rudy Santoso
Konsumsi kopi orang Indonesia cenderung mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Aktivitas minum kopi saat ini cenderung menjadi gaya hidup dimana seseorang dapat menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik kepribadian dan harga diri dengan gaya hidup hedonisme pada mahasiswa konsumen Starbucks di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas 390 orang mahasiswa yang pernah mengunjungi Starbucks. Partisipan penelitian diminta untuk mengisi kuesioner Big Five Inventory-10 (BFI-10) dan Rosenberg self-esteem scale yang sudah diadaptasi ke bahasa Indonesia, serta skala gaya hidup hedonisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan gaya hidup hedonisme, sedangkan pada karakteristik kepribadian ditemukan kepribadian conscientiousness memiliki hubungan positif yang signifikan dengan gaya hidup hedonisme. Hasil ini menjelaskan bahwa mahasiswa dapat lebih memiliki gaya hidup hedonisme ketika tidak memiliki penilaian positif terhadap dirinya. Hasil hubungan positif signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan gaya hidup hedonisme sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan adanya hubungan signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan konsumsi kafein. Dengan demikian kecenderungan konsumsi kopi yang dilandasi oleh gaya hidup hedonisme kemungkinan dapat dipengaruhi oleh harga diri dan kepribadian yang dimiliki.
{"title":"Karakteristik Kepribadian, Harga Diri dan Gaya Hidup Hedonisme Pada Mahasiswa Konsumen Starbucks","authors":"Teguh Lesmana, Rudy Santoso","doi":"10.25077/JIP.3.1.59-71.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JIP.3.1.59-71.2019","url":null,"abstract":"Konsumsi kopi orang Indonesia cenderung mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Aktivitas minum kopi saat ini cenderung menjadi gaya hidup dimana seseorang dapat menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik kepribadian dan harga diri dengan gaya hidup hedonisme pada mahasiswa konsumen Starbucks di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas 390 orang mahasiswa yang pernah mengunjungi Starbucks. Partisipan penelitian diminta untuk mengisi kuesioner Big Five Inventory-10 (BFI-10) dan Rosenberg self-esteem scale yang sudah diadaptasi ke bahasa Indonesia, serta skala gaya hidup hedonisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan gaya hidup hedonisme, sedangkan pada karakteristik kepribadian ditemukan kepribadian conscientiousness memiliki hubungan positif yang signifikan dengan gaya hidup hedonisme. Hasil ini menjelaskan bahwa mahasiswa dapat lebih memiliki gaya hidup hedonisme ketika tidak memiliki penilaian positif terhadap dirinya. Hasil hubungan positif signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan gaya hidup hedonisme sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan adanya hubungan signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan konsumsi kafein. Dengan demikian kecenderungan konsumsi kopi yang dilandasi oleh gaya hidup hedonisme kemungkinan dapat dipengaruhi oleh harga diri dan kepribadian yang dimiliki.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129882130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-05DOI: 10.25077/JIP.2.2.107-117.2018
Zulmi Ramdani, B. Prakoso, Silmi Amrullah, Lidwina Felisima Tae, F. I. Irawan
Creativity is an important aspect in building a good culture of education. Good creativity is shown by the learning outcomes that not only focus on improving cognitive abilities but also on the process of solving a problem either by using divergent or convergent thinking skills. This study was carried out with descriptive quantitative. The study was conducted using two instruments, namely the creativity character scale consisting of 10 items and a set of Verbal Creativity Tests (TKV) consisting of six subtests. The total subjects involved in this study were 470 students who were divided into groups that got the character scale of creativity with the group given the verbal ability test. The results of the study, either through the creativity character scale or verbal creativity tests, show the acquisition of creativity scores which describes that there are still many individuals who have not been optimized in terms of creativity. This becomes a serious concern that can be anticipated by providing information about the importance of creativity. It is also built by creating an instrument that is more effective directly capturing the condition of one's creativity as a whole.
{"title":"Pengujian Level Kreativitas Pada Siswa Berdasarkan Skala Kekuatan dan Kebajikan Karakter dan Tes Kreativitas Verbal","authors":"Zulmi Ramdani, B. Prakoso, Silmi Amrullah, Lidwina Felisima Tae, F. I. Irawan","doi":"10.25077/JIP.2.2.107-117.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JIP.2.2.107-117.2018","url":null,"abstract":"Creativity is an important aspect in building a good culture of education. Good creativity is shown by the learning outcomes that not only focus on improving cognitive abilities but also on the process of solving a problem either by using divergent or convergent thinking skills. This study was carried out with descriptive quantitative. The study was conducted using two instruments, namely the creativity character scale consisting of 10 items and a set of Verbal Creativity Tests (TKV) consisting of six subtests. The total subjects involved in this study were 470 students who were divided into groups that got the character scale of creativity with the group given the verbal ability test. The results of the study, either through the creativity character scale or verbal creativity tests, show the acquisition of creativity scores which describes that there are still many individuals who have not been optimized in terms of creativity. This becomes a serious concern that can be anticipated by providing information about the importance of creativity. It is also built by creating an instrument that is more effective directly capturing the condition of one's creativity as a whole.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127273022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-05DOI: 10.25077/JIP.2.2.61-74.2018
Novianthi Dian Purnamawati, D. Purba
This study aims to investigate the mediating effect of affective commitment in the relationship between perceived organizational support and turnover intention. Data were collected using paper-and-pencil survey on inbound Customer Service Officers (CSO) of a Contact Center X in Jakarta operating in service of electricity needs by phone calls (N = 96). Data were analyzed using Hayes PROCESS macro on SPSS software. Results showed that perceived organizational support was negatively related to turnover intention and positively related to affective commitment. Results also showed that affective commitment was negatively correlated with turnover intention. The mediation analysis showed that affective commitment fully mediated the relationship between perceived organizational support and turnover intention. The theoretical and practical implications of the study were further discussed.
{"title":"How Does Support by the Organization Decrease Employee’s Intention to Leave?","authors":"Novianthi Dian Purnamawati, D. Purba","doi":"10.25077/JIP.2.2.61-74.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JIP.2.2.61-74.2018","url":null,"abstract":"This study aims to investigate the mediating effect of affective commitment in the relationship between perceived organizational support and turnover intention. Data were collected using paper-and-pencil survey on inbound Customer Service Officers (CSO) of a Contact Center X in Jakarta operating in service of electricity needs by phone calls (N = 96). Data were analyzed using Hayes PROCESS macro on SPSS software. Results showed that perceived organizational support was negatively related to turnover intention and positively related to affective commitment. Results also showed that affective commitment was negatively correlated with turnover intention. The mediation analysis showed that affective commitment fully mediated the relationship between perceived organizational support and turnover intention. The theoretical and practical implications of the study were further discussed.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122550545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-05DOI: 10.25077/jip.2.2.89-106.2018
Nurul Hidayah, Nissa Tarnoto, Ega Asnatasia Maharani
Nowadays, there are many married couples in Indonesia who have not unable to nurture their children effectively. This study aims at developing curriculum on child nurturing for young couples to optimize their children’s growth. The implementation of the research will be done in multiyear. In the first year, the focus will be on the needs assessment on young couples related to some important issues. The subjects of the research will be 132 parents aged up to 30 years old who have been married for up to 5 years. The place of the research will be in four districts in DIY with focus group discussion (FGD) method as the main instrument. The FGD will be applied with Rapid Rural Appraisal (RRA) method. Data analysis using thematic analysis. The results showed that the profile of the young couple's needs on parenting consisted of five aspects: (1) the nurturing dimension consisting of physical, cognitive, and affective dimensions; (2) self-centered, child-centered, and parent-child parenting goals; (3) forms of care in the form of demand, control, response, and acceptance; (4) framework which includes nuclear family and extended family; and (5) how to overcome both internal and external parenting barriers.
{"title":"Profil Kebutuhan Pengasuhan Anak pada Pasangan Muda","authors":"Nurul Hidayah, Nissa Tarnoto, Ega Asnatasia Maharani","doi":"10.25077/jip.2.2.89-106.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jip.2.2.89-106.2018","url":null,"abstract":"Nowadays, there are many married couples in Indonesia who have not unable to nurture their children effectively. This study aims at developing curriculum on child nurturing for young couples to optimize their children’s growth. The implementation of the research will be done in multiyear. In the first year, the focus will be on the needs assessment on young couples related to some important issues. The subjects of the research will be 132 parents aged up to 30 years old who have been married for up to 5 years. The place of the research will be in four districts in DIY with focus group discussion (FGD) method as the main instrument. The FGD will be applied with Rapid Rural Appraisal (RRA) method. Data analysis using thematic analysis. The results showed that the profile of the young couple's needs on parenting consisted of five aspects: (1) the nurturing dimension consisting of physical, cognitive, and affective dimensions; (2) self-centered, child-centered, and parent-child parenting goals; (3) forms of care in the form of demand, control, response, and acceptance; (4) framework which includes nuclear family and extended family; and (5) how to overcome both internal and external parenting barriers.","PeriodicalId":297600,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Perilaku","volume":"689 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131955071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}