Abstrak:Penelitian ini membahahas dua persoalan pokok yaitu: 1) Bagaimana komunikasi interpersonal mediator dengan pihak yang berperkara dalam proses perceraian di Pengadilan Agama Tulungagung?, 2) Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat komunikasi interpersonal mediator Pengadilan Agama Tulungagung dalam proses mediasi perkara perceraian?. Metode yang digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan tersebut adalah metode kualitatif deskriptif melalui studi kasus perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Negeri Tulungagung. Adapun untuk memperoleh hasil data secara rinci, penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Mediator mengaplikasikan 5 prinsip hukum komunikasiefektif dalam melaksanakan mediasi dengan pihak yang berperkara pada kasus perceraian di pengadilan Agama Tulungagung yaitu: empati, menghormati, dapat didengarkan atau dimengerti, kejelasan pesan, dan sikap rendah hati yang ditunjukkan melalui sikap dan tutur mediator, 2) Keberhasilan mediator dalam komunikasi interpersonal untuk menekan angka perceraian di Pengadilan Agama Tulungagung disebabkan oleh sikap tegas dan netral mediator dalam mengarahkan pihak yang berperkara serta sikap pihak berperkara yang terbuka. Namun di sisi lain, komunikasi interpersonal terkadang menunjukkan keberhasilan yang rendah karena permasalahan tawar menawar yang rumit terkait harta gono gini, sikap kukuh para pihak yang berperkara untuk bercerai, serta keengganan mengikuti proses mediasi sebagai jalan untuk mempercepat proses perceraian Abstract:This study addresses two main issues, namely: 1) How is mediator interpersonal communication with litigants in the divorce process in the Tulungagung Religious Court?. To answer this problem, researchers used descriptive qualitative methods oriented to divorce case studies that took place in the Tulungagung District Religious Court. In order to obtain detailed data results, researchers used three methods of data collection, namely interviews, observation and documentation as non-human data sources. The results showed that 1) Mediators applied 5 principles of interpersonal communication in conducting mediation with litigants in divorce cases at the Tulungagung Religion court, namely: empathy, respect, can be heard or understood, clarity of messages, and a humble attitude that was shown through attitude and speech mediator, 2) The success of the mediator in interpersonal communication to reduce divorce rates in the Tulungagung Religious Court is caused by the firm and neutral attitude of the mediator in directing the litigant party and the open attitude of the litigant party.However, on the other hand, interpersonal communication sometimes shows low success because of the problem of complicated bargaining related to property, the firm attitude of the parties to divorce, and reluctance to follow the mediation process as a way to speed up the divorce process.
摘要:本研究涉及两个主要问题:1)在杜伦加孔宗教法庭上,当事人之间的沟通如何?(2)在离婚案件调解过程中,有哪些因素支持和阻碍私人交流?研究人员用来回答这个问题的方法是通过图伦加贡州宗教法庭的离婚案例研究得出的描述性质的方法。至于获取详细数据,本研究采用采访、观察和文档的方法。研究结果显示,1)调解员将有效的五项法律法律原则应用于图伦加贡宗教法庭上与当事人协商的五项原则:同情、尊重,可以收听或理解的清晰信息,通过展示的谦卑态度态度和调解员说,2)调解人在人际沟通方面的成功镇压造成离婚率在伊斯兰法庭Tulungagung强硬立场中立的调解人,在指导这些诉讼的一方和开放的态度彼此辩论一方。然而另一方面,人际沟通有时展示成功的低,因为婚姻财产问题相关的复杂的讨价还价,态度坚定彼此辩论的一方离婚,以及不情愿跟随离婚调解作为办法加速过程抽象:这个研究addresses两个主要问题,namely: 1)如何是人际关系调解员communication with litigants》《Tulungagung宗教法庭?离婚率的过程。为了回答这个问题,研究人员使用了几种不同寻常的方法,将前往位于图伦加湾宗教法庭的案件调查结果。命令详细审查数据,审查人员使用三种数据收集方法,namely interviews, observation and docution as非人类数据资源。推荐人士指出:empathy,尊重,可以听到或理解messages之清晰,a谦卑态度那是展示通过态度和调解员success》演讲,2)调解员在人际communication《Tulungagung宗教法庭是为了减少离婚率rate调解员枪舌战公司和中立态度》在指导《litigant党与开放态度litigant party》。另一方面,由于存在与属性相关的问题,党派的积极态度和不断的反应导致了加时赛。
{"title":"Komunikasi Interpersonal Mediator Dalam Proses Mediasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Tulungagung","authors":"Darisy Syafaah, Lismawati Lismawati","doi":"10.31764/jail.v2i1.1259","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/jail.v2i1.1259","url":null,"abstract":"Abstrak:Penelitian ini membahahas dua persoalan pokok yaitu: 1) Bagaimana komunikasi interpersonal mediator dengan pihak yang berperkara dalam proses perceraian di Pengadilan Agama Tulungagung?, 2) Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat komunikasi interpersonal mediator Pengadilan Agama Tulungagung dalam proses mediasi perkara perceraian?. Metode yang digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan tersebut adalah metode kualitatif deskriptif melalui studi kasus perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Negeri Tulungagung. Adapun untuk memperoleh hasil data secara rinci, penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Mediator mengaplikasikan 5 prinsip hukum komunikasiefektif dalam melaksanakan mediasi dengan pihak yang berperkara pada kasus perceraian di pengadilan Agama Tulungagung yaitu: empati, menghormati, dapat didengarkan atau dimengerti, kejelasan pesan, dan sikap rendah hati yang ditunjukkan melalui sikap dan tutur mediator, 2) Keberhasilan mediator dalam komunikasi interpersonal untuk menekan angka perceraian di Pengadilan Agama Tulungagung disebabkan oleh sikap tegas dan netral mediator dalam mengarahkan pihak yang berperkara serta sikap pihak berperkara yang terbuka. Namun di sisi lain, komunikasi interpersonal terkadang menunjukkan keberhasilan yang rendah karena permasalahan tawar menawar yang rumit terkait harta gono gini, sikap kukuh para pihak yang berperkara untuk bercerai, serta keengganan mengikuti proses mediasi sebagai jalan untuk mempercepat proses perceraian Abstract:This study addresses two main issues, namely: 1) How is mediator interpersonal communication with litigants in the divorce process in the Tulungagung Religious Court?. To answer this problem, researchers used descriptive qualitative methods oriented to divorce case studies that took place in the Tulungagung District Religious Court. In order to obtain detailed data results, researchers used three methods of data collection, namely interviews, observation and documentation as non-human data sources. The results showed that 1) Mediators applied 5 principles of interpersonal communication in conducting mediation with litigants in divorce cases at the Tulungagung Religion court, namely: empathy, respect, can be heard or understood, clarity of messages, and a humble attitude that was shown through attitude and speech mediator, 2) The success of the mediator in interpersonal communication to reduce divorce rates in the Tulungagung Religious Court is caused by the firm and neutral attitude of the mediator in directing the litigant party and the open attitude of the litigant party.However, on the other hand, interpersonal communication sometimes shows low success because of the problem of complicated bargaining related to property, the firm attitude of the parties to divorce, and reluctance to follow the mediation process as a way to speed up the divorce process.","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129593612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Tulisan ini mengkaji penerapan komunikasi pemasaran politik (Political Marketing Communication) oleh Elit-elit Lokaldi beberapa momentum pemilihan umum kepala daerah di Nusa Tenggara Barat. Keberadaan elit lokal di NTB yang dulu hanya sebagai vote getter, kini telah menjelma menjadi tokoh politik yang siap berkompetisi dengan para politisi dalam merebut kepemimpinan formal di tingkat lokal. Kemampuan elit-elit lokal dalam menarasikan visi-misi politiknya tidak bisa dipandang sebelah mata oleh politisi-politisi murni yang selama ini menguasai struktural partai politik. Keterbukaan Demokrasi harus dijadikan sebagai media dan momentum untuk mendudukkan semua elemen masyarakat pemilih yang memiliki hak yang sama, sama-sama bisa diusulkan dan dipilih menjadi pemimpin-pemimpin birokrasi. Jalur politik adalah salah satu jalur yang memungkinkan elit lokal untuk bisa duduk mengisi pergantian kepemimpinan di level eksekutif dan legislatif. Provinsi NTB, sebagai salah satu daerah yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah sudah beberapa prioede kepemimpinan kini telah dipimpin oleh elit lokal yang berasal dari tokoh keagamaan, begitu juga di beberapa Kabupaten Kota, kaum birokrat sedikit demi sedikit mulai tergeser dari kursi kepemimpinan eksekutif.Kata Kunci: Komunikasi Pemasaran Politik, Elit Lokal, Politik, Demokrasi, Pilihan Kepala Daerah=================================================Abstract : This paper analyzed the application of political marketing communication by Local Elites in some of the momentum of Local Leader Elections in West Nusa Tenggara. The existence of local elites in NTB, which used to only be a getter vote, has now become a political figure who is ready to compete with politicians in seizing formal leadership at the local level. The ability of local elites to narrate their political vision and mission cannot be underestimated by pure politicians who have so far mastered the structure of political parties. Openness of Democracy must be used as a medium and momentum to seat all elements of the voting community who have the same rights, both can be proposed and elected as bureaucratic leaders. The political path is one of the pathways that allow local elites to sit in to fill leadership changes at the executive and legislative levels. NTB Province, as one of the regions that carried out Local Leader elections for several periods of leadership has now been led by local elites from religious figures, as well as in several districts, the Bureaucrats have gradually moved away from the executive leadership chair.Keywords: Political Marketing Communication, Local Elite, Politic, Democracy,Local Leader Elections
{"title":"Political Marketing Elit Lokal Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Nusa Tenggara Barat","authors":"Fathurrijal Fathurrijal","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.534","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.534","url":null,"abstract":"Abstrak: Tulisan ini mengkaji penerapan komunikasi pemasaran politik (Political Marketing Communication) oleh Elit-elit Lokaldi beberapa momentum pemilihan umum kepala daerah di Nusa Tenggara Barat. Keberadaan elit lokal di NTB yang dulu hanya sebagai vote getter, kini telah menjelma menjadi tokoh politik yang siap berkompetisi dengan para politisi dalam merebut kepemimpinan formal di tingkat lokal. Kemampuan elit-elit lokal dalam menarasikan visi-misi politiknya tidak bisa dipandang sebelah mata oleh politisi-politisi murni yang selama ini menguasai struktural partai politik. Keterbukaan Demokrasi harus dijadikan sebagai media dan momentum untuk mendudukkan semua elemen masyarakat pemilih yang memiliki hak yang sama, sama-sama bisa diusulkan dan dipilih menjadi pemimpin-pemimpin birokrasi. Jalur politik adalah salah satu jalur yang memungkinkan elit lokal untuk bisa duduk mengisi pergantian kepemimpinan di level eksekutif dan legislatif. Provinsi NTB, sebagai salah satu daerah yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah sudah beberapa prioede kepemimpinan kini telah dipimpin oleh elit lokal yang berasal dari tokoh keagamaan, begitu juga di beberapa Kabupaten Kota, kaum birokrat sedikit demi sedikit mulai tergeser dari kursi kepemimpinan eksekutif.Kata Kunci: Komunikasi Pemasaran Politik, Elit Lokal, Politik, Demokrasi, Pilihan Kepala Daerah=================================================Abstract : This paper analyzed the application of political marketing communication by Local Elites in some of the momentum of Local Leader Elections in West Nusa Tenggara. The existence of local elites in NTB, which used to only be a getter vote, has now become a political figure who is ready to compete with politicians in seizing formal leadership at the local level. The ability of local elites to narrate their political vision and mission cannot be underestimated by pure politicians who have so far mastered the structure of political parties. Openness of Democracy must be used as a medium and momentum to seat all elements of the voting community who have the same rights, both can be proposed and elected as bureaucratic leaders. The political path is one of the pathways that allow local elites to sit in to fill leadership changes at the executive and legislative levels. NTB Province, as one of the regions that carried out Local Leader elections for several periods of leadership has now been led by local elites from religious figures, as well as in several districts, the Bureaucrats have gradually moved away from the executive leadership chair.Keywords: Political Marketing Communication, Local Elite, Politic, Democracy,Local Leader Elections","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132863494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Islam pada dasarnya, bukanlah agama yang hanya tertuang dalam simbol tekstual dalam al-Quran dan Hadist semata. Islam sejatinya adalah agama yang tidak bisa menafikan gejala historis, sosial, budaya, politik, dan seterusnya. Dengan jumlah penganut yang tidak sedikit, serta tersebar diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, Islam pun menjelma menjadi semacam ''gejala pasar''. Sebagai konsekuensi dari ''gejala pasar'', maka Islam pun mengalami proses komodifikasi. Dakwah sebagai bagian dari ajaran agama, juga tidak bisa mengelak dari komodifikasi, terutama semenjak lahirnya berbagai macam media informasi, termasuk media massa. Banyaknya program-program dakwah di media massa di satu sisi menambah transformasi nilai-nilai Islam, tapi di sisi lain terkadang merusak citra Islam, karena dakwah sebagai bagian suci dari ajaran agama, terkadang menjadi alat bagi media untuk meraih keuntungan dari keberadaan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam tadi. Tulisan ini berusaha untuk melacak jejak lahir komodifikasi, serta penggerogotannya pada ruang agama dan praktik dakwah, sampai pada akhirnya berusaha mencari titik temu antara komodifikasi dan dakwah.Kata Kunci:Dakwah Islam, Komodifikasi, Media Massa, Studi Pustaka Abstract: Islam basically is not a religion contained with textual symbols in the Koran and the Hadith only. Islam actually is a religion what cannot deny by historical, social, cultural, political, and so on. The number of adherents of Islam is never calculated as a small, because Islam is spreaded in various parts of the world, including Indonesia, Islam has become a kind of "market phenomenon". As a consequence of ''symptoms of market'', Islam also undergoes a commodification process. Da'wah as part of religious teachings also cannot avoid by commodification, especially since the birth of various information media, including mass media. The number of da'wah programs on the mass media is the one hand adds to the transformation of Islamic values, but on the other hand it sometimes damages the image of Islam, because da'wah as a sacred part of religious toughts. Which sometimes becomes a tool for the media to achieve the majority of Indonesia's population was a Muslim. This research seeks the traces of commodification, as well as its encroachment on the religious space and the practice of da'wah, until finally trying to find common ground between commodification and da'wah it self.Keywords:Islamic Da’wah, Commodification, Mass Media, Library Study
{"title":"Media dan Komodifikasi Dakwah","authors":"Yusron Saudi","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.537","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.537","url":null,"abstract":"Abstrak: Islam pada dasarnya, bukanlah agama yang hanya tertuang dalam simbol tekstual dalam al-Quran dan Hadist semata. Islam sejatinya adalah agama yang tidak bisa menafikan gejala historis, sosial, budaya, politik, dan seterusnya. Dengan jumlah penganut yang tidak sedikit, serta tersebar diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, Islam pun menjelma menjadi semacam ''gejala pasar''. Sebagai konsekuensi dari ''gejala pasar'', maka Islam pun mengalami proses komodifikasi. Dakwah sebagai bagian dari ajaran agama, juga tidak bisa mengelak dari komodifikasi, terutama semenjak lahirnya berbagai macam media informasi, termasuk media massa. Banyaknya program-program dakwah di media massa di satu sisi menambah transformasi nilai-nilai Islam, tapi di sisi lain terkadang merusak citra Islam, karena dakwah sebagai bagian suci dari ajaran agama, terkadang menjadi alat bagi media untuk meraih keuntungan dari keberadaan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam tadi. Tulisan ini berusaha untuk melacak jejak lahir komodifikasi, serta penggerogotannya pada ruang agama dan praktik dakwah, sampai pada akhirnya berusaha mencari titik temu antara komodifikasi dan dakwah.Kata Kunci:Dakwah Islam, Komodifikasi, Media Massa, Studi Pustaka Abstract: Islam basically is not a religion contained with textual symbols in the Koran and the Hadith only. Islam actually is a religion what cannot deny by historical, social, cultural, political, and so on. The number of adherents of Islam is never calculated as a small, because Islam is spreaded in various parts of the world, including Indonesia, Islam has become a kind of \"market phenomenon\". As a consequence of ''symptoms of market'', Islam also undergoes a commodification process. Da'wah as part of religious teachings also cannot avoid by commodification, especially since the birth of various information media, including mass media. The number of da'wah programs on the mass media is the one hand adds to the transformation of Islamic values, but on the other hand it sometimes damages the image of Islam, because da'wah as a sacred part of religious toughts. Which sometimes becomes a tool for the media to achieve the majority of Indonesia's population was a Muslim. This research seeks the traces of commodification, as well as its encroachment on the religious space and the practice of da'wah, until finally trying to find common ground between commodification and da'wah it self.Keywords:Islamic Da’wah, Commodification, Mass Media, Library Study","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128136681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak:Media massa mengalami perkembangan yang pesat, selain menyampaikan informasi kepada masyarakat media juga memiliki tugas mendidik publik melalui literasi media. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan program reporter on campus dalam upaya menumbuhkembangkan literasi media khususnya di kalangan mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program reporter on campus sangat menunjang kemampuan mahasiswa baik dalam aspek teoritis maupun aplikatif.Kata Kunci: Radio, Reporter on Campus, Mahasiswa JurnalistikAbstract: The mass media experienced development fastly, in addition to conveying information to the media community also had the task of educating the public through media literacy. Using qualitative descriptive method, this study aims to see the role of on campus reporter program in an effort to develop media literacy, especially among students. The results of this study indicated that on the campus reporter program supports greatly the ability of students in both theoretical and applicative aspects.Keywords: Radio, Reporter on Campus, Student, Journalism
{"title":"Peran Program Reporter on Campus RRI Mataram Dalam Meningkatkan Kemampuan Jurnalistik Mahasiswa KPI Universitas Muhammadiyah Mataram","authors":"Muhammad Syaoki, Endang Rahmawati","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.539","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.539","url":null,"abstract":"Abstrak:Media massa mengalami perkembangan yang pesat, selain menyampaikan informasi kepada masyarakat media juga memiliki tugas mendidik publik melalui literasi media. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan program reporter on campus dalam upaya menumbuhkembangkan literasi media khususnya di kalangan mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program reporter on campus sangat menunjang kemampuan mahasiswa baik dalam aspek teoritis maupun aplikatif.Kata Kunci: Radio, Reporter on Campus, Mahasiswa JurnalistikAbstract: The mass media experienced development fastly, in addition to conveying information to the media community also had the task of educating the public through media literacy. Using qualitative descriptive method, this study aims to see the role of on campus reporter program in an effort to develop media literacy, especially among students. The results of this study indicated that on the campus reporter program supports greatly the ability of students in both theoretical and applicative aspects.Keywords: Radio, Reporter on Campus, Student, Journalism","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"58 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131716118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak:Sosialisasi yang tepat tentang Program KB yang dipelopori oleh BKKBN dan Bidan Puskesmas perlu dilakukan dengan terjun langsung dalam lingkungan masyarakat dan melalui media massa untuk memberikan pemahaman, informasi-informasi program KB kepada seluruh masyarakat tanpa mengenal tingkat pendidikan, agama, serta strata sosial sebagai upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan dengan cara mempersuasi masyarakat lebih dekat agar mereka dapat mengatur perkawinan, reproduksi, jarak kelahiran, serta memiliki jumlah anak yang ideal. Kendala sosialisasi program KB kadangkala selalu ditemukan, salah satunya di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng, yang mana memiliki Jarak dari ibu kota kecamatan + 2,5 km dan jarak dari ibu kota Kabupaten + 23 km. Jarak tempuh wilayah Desa Bonto Lojong dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng + 35 menit. Desa Bonto Lojong memiliki luas wilayah 4.039,21 km2 dengan jumlah Penduduk 2.890.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deksriptif, dengan pendekatan teori persepsi disajikan secara deskritif analitik kualitatif. Dengan sumber data primer dan sekunder yang dimiliki, serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, akan cukup digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan secara konprehensif tentang berbagai pandangan masyarakat terhadap sosialisasi program KB di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Kesimpulan dari penelitian ini di dapat bahwa laki-laki di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng belum pernah mendapatkan sosialisasi secara langsung dari pihak tertentu mengenai program KB sehingga pemahaman mereka tidak begitu banyak mengenai program KB. Sedangkan untuk mengenai sosialisasi iklan KB di televisi, dianggap belum efektif dan kurang berpengaruh bagi masyarakat di desa itu.Kata Kunci: Program KB, Sosialiasasi, Teori Persepsi Abstract : Socialization properly of family planning (KB) programs spearheaded by BKKBN and Puskesmas’s Midwives needs to be done in the community directly and through the mass media to provide understanding, information of KB programs to all communities without knowing the level of education, religion, and social strata, as a government efforts for alleviate poverty by closer persuading to the people so that they could regulate their marriage, reproduction, birth spacing, and have the ideal number of their children. Constraints on the socialization of KB programs are sometimes always found, one of which is in the village of Bonto Lojong, Ulu Ere Subdistrict, Bantaeng Regency, which has a distance from the capital of the subdistrict + 2.5 km and the distance from the capital of the District + 23 km. Distance of Bonto Lojong Village from Bantaeng Regency + 35 minutes. Bonto Lojong Village has an area of 4,039.21 km2 with a population of 2,890.This research uses qualitative research methods, with a perception theory and approach presented with qualitati
抽象:正确的避孕项目社会化瀑布由BKKBN办公室和医院助产士必要的社会和环境中直接通过媒体向整个社会理解,从未接触KB项目词汇不认识教育水平、宗教和社会分层的方式作为政府消除贫困的努力说服公众更近,这样他们就可以安排出生、婚姻、生育距离,也有理想的儿童数量。计划生育的社会化障碍经常出现,在Bonto Lojong街Ulu摄政区(blu road of pileng)的Bonto Lojong street,距离首都+ 2.5公里(1.5英里),距离首都+ 23公里(11英里)。从首都枕头族+ 35分钟到Bonto Lojong村的距离。Bonto Lojong村占地4,039.21平方公里,人口2890人。本研究采用的是退化性定性研究方法,通过阐述感知理论的分析性方法提出。有了现有的主要和次要数据来源,以及通过观察、深入采访和文献收集数据技术,本研究将充分利用这一目标,以全面介绍当地的社会对计划生育社会化的看法。这项研究的结论是,枕头区Bonto Lojong街道Ulu Ere区的男性还没有从某些方面获得计划生育方面的直接社会化,所以他们对计划生育的理解并不多。至于电视上的计划生育广告社会化,人们认为它并不有效,对农村社区的影响也较低。关键词:计划计划、社会人权、抽象知觉理论:Socialization可以家庭计划(KB)项目的spearheaded BKKBN办公室和医院的助产士偏干得需要to be in the社区直接和大众媒体的透过去。谅解,资讯网的节育项目参加无国界communities知道所有教育、宗教和社会分层级》,美国政府efforts for alleviate贫穷:近persuading人所以他们可以regulate》他们的婚姻,分娩spacing reproduction有他们孩子的理想数字。Constraints on KB socialization》项目是有时总是在村》找到了之,一号,这是Bonto Lojong Bantaeng丽晶喂Subdistrict的太阳神经丛,哪有距离a capital》从Subdistrict + 2。5公里远处从《资本》和区23公里。Bonto Lojong Village离摄政+ 35分钟车程。Bonto Lojong Village占地4.039 .21平方公里,人口2890。本研究的专门性研究方法,采用理论定理和方法,作有对称性分析的报告。初级和这器这是owned, as well as数据收藏馆techniques observation森林中爬行,深入interviews和威尔成为sufficient documentation, it has to be习惯objectives》为这个研究,对不同观点》一书》描述comprehensively namely社区向之境的socialization节育项目村Bonto Lojong Bantaeng区,喂的太阳神经丛。这个研究就是那个男人在Bonto之历史性Lojong村,喂的太阳神经丛Subdistrict, Bantaeng区有永远不会收到直接socialization从确定各方关于《KB所以那个项目的谅解是没那么多关于《KB socialization》项目,也为KB advertisements上电视,是认为ineffective和少influential for The people in The村。计划生育,社会主义,理论理论
{"title":"Pandangan Laki-Laki Terhadap Sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB) Di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng","authors":"Qudratullah Qudratullah, N. Fitrianti","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.535","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.535","url":null,"abstract":"Abstrak:Sosialisasi yang tepat tentang Program KB yang dipelopori oleh BKKBN dan Bidan Puskesmas perlu dilakukan dengan terjun langsung dalam lingkungan masyarakat dan melalui media massa untuk memberikan pemahaman, informasi-informasi program KB kepada seluruh masyarakat tanpa mengenal tingkat pendidikan, agama, serta strata sosial sebagai upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan dengan cara mempersuasi masyarakat lebih dekat agar mereka dapat mengatur perkawinan, reproduksi, jarak kelahiran, serta memiliki jumlah anak yang ideal. Kendala sosialisasi program KB kadangkala selalu ditemukan, salah satunya di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng, yang mana memiliki Jarak dari ibu kota kecamatan + 2,5 km dan jarak dari ibu kota Kabupaten + 23 km. Jarak tempuh wilayah Desa Bonto Lojong dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng + 35 menit. Desa Bonto Lojong memiliki luas wilayah 4.039,21 km2 dengan jumlah Penduduk 2.890.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deksriptif, dengan pendekatan teori persepsi disajikan secara deskritif analitik kualitatif. Dengan sumber data primer dan sekunder yang dimiliki, serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, akan cukup digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan secara konprehensif tentang berbagai pandangan masyarakat terhadap sosialisasi program KB di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Kesimpulan dari penelitian ini di dapat bahwa laki-laki di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng belum pernah mendapatkan sosialisasi secara langsung dari pihak tertentu mengenai program KB sehingga pemahaman mereka tidak begitu banyak mengenai program KB. Sedangkan untuk mengenai sosialisasi iklan KB di televisi, dianggap belum efektif dan kurang berpengaruh bagi masyarakat di desa itu.Kata Kunci: Program KB, Sosialiasasi, Teori Persepsi Abstract : Socialization properly of family planning (KB) programs spearheaded by BKKBN and Puskesmas’s Midwives needs to be done in the community directly and through the mass media to provide understanding, information of KB programs to all communities without knowing the level of education, religion, and social strata, as a government efforts for alleviate poverty by closer persuading to the people so that they could regulate their marriage, reproduction, birth spacing, and have the ideal number of their children. Constraints on the socialization of KB programs are sometimes always found, one of which is in the village of Bonto Lojong, Ulu Ere Subdistrict, Bantaeng Regency, which has a distance from the capital of the subdistrict + 2.5 km and the distance from the capital of the District + 23 km. Distance of Bonto Lojong Village from Bantaeng Regency + 35 minutes. Bonto Lojong Village has an area of 4,039.21 km2 with a population of 2,890.This research uses qualitative research methods, with a perception theory and approach presented with qualitati","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"124 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114001359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak:Ada dua persoalan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana Komunikasi Dakwah TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Majelis Ta’lim Al-Mukhtariah Desa Pemenang Timur? (2) Apa aspek jamaah yang disentuh oleh TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Majelis Ta’lim Al-Mukhtariah Desa Pemenang Timur? Untuk menjawab persoalan tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif yang berorientasi pada studi tokoh. Dengan menggunakan pendekatan komunikasi, peneliti berusaha menjelaskan model komunikasi dakwah TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Desa Pemenang Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) T.G.H. Mukhtar Amin membangun semangat berhaji jamaah Majelis Ta’lim al-Mukhtariah di Desa Pemenang Timur dengan pendekatan komunikasi persuasif. (2) Aspek kognitif, afektif dan behavioral adalah tiga aspek utama jamaah yang disentuh oleh TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji jamaah Majelis Ta’lim al-Mukhtariahdi Desa Pemenang Timur.Kata Kunci: Komunikasi Dakwah, Haji, Pendekatan Komunikasi Persuasif Abstract: There are two problems that are examined in this study, which are: (1) How is Da'wah Communication of the TGH Mukhtar Amin in building the spirit of pilgrimage in the Ta’lim Al-Mukhtariah Assembly at the East Pemenang Village? (2) What are the aspects of pilgrims touched by TGH. Mukhtar Amin in building the spirit of pilgrimage in the Ta’lim Al-Mukhtariah Assembly at the East Pemenang Village?. To answer these problems, researchers used descriptive qualitative methods that were oriented towards character studies. By using a communication approach, researchers try to explain the communication model of the mission of the TGH Mukhtar Amin in building the spirit of hajj at the East Pemenang Village. The results of this study indicate that, (1) T.G.H. Mukhtar Amin built a spirit of hajj pilgrimage to the Majelis Ta’lim al-Mukhtariah congregation at the East Pemenang Village with a persuasive communication approach. (2) Cognitive, affective and behavioral aspects are the three main aspects of worshipers touched by TGH. Mukhtar Amin in building the spirit of the pilgrimage of the Majelis Ta’lim al-Mukhtariah congregation at the East Pemenang Village.Keywords: Da’wah Communication, Hajj, Persuasif Communication Approach
{"title":"Komunikasi Dakwah TGH. Mukhtar Amin dalam Membangun Semangat Berhaji di Majelis Ta’lim al-Mukhtariah Desa Pemenang Timur","authors":"M. Z. Abdillah, Ishanan Ishanan","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.538","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.538","url":null,"abstract":"Abstrak:Ada dua persoalan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana Komunikasi Dakwah TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Majelis Ta’lim Al-Mukhtariah Desa Pemenang Timur? (2) Apa aspek jamaah yang disentuh oleh TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Majelis Ta’lim Al-Mukhtariah Desa Pemenang Timur? Untuk menjawab persoalan tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif yang berorientasi pada studi tokoh. Dengan menggunakan pendekatan komunikasi, peneliti berusaha menjelaskan model komunikasi dakwah TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji di Desa Pemenang Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) T.G.H. Mukhtar Amin membangun semangat berhaji jamaah Majelis Ta’lim al-Mukhtariah di Desa Pemenang Timur dengan pendekatan komunikasi persuasif. (2) Aspek kognitif, afektif dan behavioral adalah tiga aspek utama jamaah yang disentuh oleh TGH. Mukhtar Amin dalam membangun semangat berhaji jamaah Majelis Ta’lim al-Mukhtariahdi Desa Pemenang Timur.Kata Kunci: Komunikasi Dakwah, Haji, Pendekatan Komunikasi Persuasif Abstract: There are two problems that are examined in this study, which are: (1) How is Da'wah Communication of the TGH Mukhtar Amin in building the spirit of pilgrimage in the Ta’lim Al-Mukhtariah Assembly at the East Pemenang Village? (2) What are the aspects of pilgrims touched by TGH. Mukhtar Amin in building the spirit of pilgrimage in the Ta’lim Al-Mukhtariah Assembly at the East Pemenang Village?. To answer these problems, researchers used descriptive qualitative methods that were oriented towards character studies. By using a communication approach, researchers try to explain the communication model of the mission of the TGH Mukhtar Amin in building the spirit of hajj at the East Pemenang Village. The results of this study indicate that, (1) T.G.H. Mukhtar Amin built a spirit of hajj pilgrimage to the Majelis Ta’lim al-Mukhtariah congregation at the East Pemenang Village with a persuasive communication approach. (2) Cognitive, affective and behavioral aspects are the three main aspects of worshipers touched by TGH. Mukhtar Amin in building the spirit of the pilgrimage of the Majelis Ta’lim al-Mukhtariah congregation at the East Pemenang Village.Keywords: Da’wah Communication, Hajj, Persuasif Communication Approach","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126615407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Jumlah pemilih muda di Kabupaten Tulungagung mencapai 5% dari Daftar Pemilih Tetap. Para pemilih muda ini memiliki pola interaksi dan komunikasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Pemilih muda dipengaruhi oleh paparan media sosial yang tinggi dalam menentukan pilihan dan partisipasi politiknya. Penelitian ini ingin melihat informasi di media sosial yang disukai pemilih muda dalam membentuk pola partisipasi memilih mereka. Penelitian ini juga akan melihat intensitas memilih pemilih muda di Kabupaten Tulungagung. Metode penelitian deskriptif kualitatif diperkuat data kuantitatif dinilai mampu membendah permasalahan. Pemilih muda di Kabupaten Tulungagung lebih menyukai konten informasi politik di media sosial yang lebih umum. Mereka lebih menyukai konten politik di tingkat nasional dan provinsi dibanding lokal. Kesadaran memilih para pemilih muda di Kabupaten Tulungagung juga sudah muncul. Mereka memilih bukan dikarenakan tren namun kesadaran atas pilihan dalam pemilihan kepala daerah akan ikut menentukan nasibnya.Kata Kunci: Pemilih muda, media sosial, partisipasi memilihAbstract: Existing Voter List data from General Election Commission shows at least 5% form Tulungagung voters are young. Young voters have different political interaction and communication pattern than the previous generation. Their voting and political participation behaviour is depends on social media exposure. This research wants to elaborate which kind of political content is likely most by young voters. This research also wants to elaborate Tulungagung's young voters voting intensity. Descriptive qualitative with additional quantitative data is choosen as research methods. Tulungagung's young voters prefer with general political information contents. They are preferred political information for both national and province level than local ones. They also vote based on their consciousness about the future of this nation than trend.Keyword: Young voters, social media, political participation
{"title":"Pemilih Muda, Sosial Media dan Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Kepala Daerah Tulungagung 2018","authors":"Luthfi Ulfa Ni’amah","doi":"10.31764/jail.v2i1.536","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/jail.v2i1.536","url":null,"abstract":"Abstrak: Jumlah pemilih muda di Kabupaten Tulungagung mencapai 5% dari Daftar Pemilih Tetap. Para pemilih muda ini memiliki pola interaksi dan komunikasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Pemilih muda dipengaruhi oleh paparan media sosial yang tinggi dalam menentukan pilihan dan partisipasi politiknya. Penelitian ini ingin melihat informasi di media sosial yang disukai pemilih muda dalam membentuk pola partisipasi memilih mereka. Penelitian ini juga akan melihat intensitas memilih pemilih muda di Kabupaten Tulungagung. Metode penelitian deskriptif kualitatif diperkuat data kuantitatif dinilai mampu membendah permasalahan. Pemilih muda di Kabupaten Tulungagung lebih menyukai konten informasi politik di media sosial yang lebih umum. Mereka lebih menyukai konten politik di tingkat nasional dan provinsi dibanding lokal. Kesadaran memilih para pemilih muda di Kabupaten Tulungagung juga sudah muncul. Mereka memilih bukan dikarenakan tren namun kesadaran atas pilihan dalam pemilihan kepala daerah akan ikut menentukan nasibnya.Kata Kunci: Pemilih muda, media sosial, partisipasi memilihAbstract: Existing Voter List data from General Election Commission shows at least 5% form Tulungagung voters are young. Young voters have different political interaction and communication pattern than the previous generation. Their voting and political participation behaviour is depends on social media exposure. This research wants to elaborate which kind of political content is likely most by young voters. This research also wants to elaborate Tulungagung's young voters voting intensity. Descriptive qualitative with additional quantitative data is choosen as research methods. Tulungagung's young voters prefer with general political information contents. They are preferred political information for both national and province level than local ones. They also vote based on their consciousness about the future of this nation than trend.Keyword: Young voters, social media, political participation","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127125714","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Keris sebagai alat untuk perlindungan dari ancaman-ancaman yang bersifat fisik maupun non fisik. Menurut Islam keris diperbolehkan sebagai alat perlindungan diri, yang tidak diperbolehkan Islam apabila keris disalahgunakan sebagai azimat (jimat). Hukum percaya keris sebagai azimat (jimat) dalam Islam adalah haram dan salah satu perbuatan musyrik (dosa besar). Pendekatan berarti cara pandang, paradigma, metodologi. Pendekatan ilmu kalam adalah cara pandang atau analisis terhadap masalah ketuhanan dengan menggunakan norma-norma agama atau simbol-simbol keagamaan yang ada. Signifikansi kajian ini adalah untuk menunjukkan keris sebagai jimat dengan pendekatan ilmu kalam.Kata Kunci:Keris, Jimat, Pendekatan Ilmu KalamAbstract: Keris is sort of Java traditional weapon for protection from threats that are both physical and non-physical. According to Islam, the keris is allowed only as a means of personal protection, which Islam is not permitted if the keris is misused as a talisman (amulet). Islam’s law believes keris uses as a talisman (amulet) is haram and one of the idolatrous acts (big sin). The approach means perspective, paradigm, and methodology. The Kalam science’s approach is a way of look or analyzing the problem of divinity by using religious norms or existing religious symbols. The significance of this study is to show how the keris as a talisman analyzed by Kalam science’s approach.Keywords: Keris, Talisman, Kalam Studies Approach
{"title":"Keris Sebagai Jimat Dengan Pendekatan Ilmu Kalam","authors":"Ulfatun Hasanah","doi":"10.31764/JAIL.V2I1.541","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/JAIL.V2I1.541","url":null,"abstract":"Abstrak: Keris sebagai alat untuk perlindungan dari ancaman-ancaman yang bersifat fisik maupun non fisik. Menurut Islam keris diperbolehkan sebagai alat perlindungan diri, yang tidak diperbolehkan Islam apabila keris disalahgunakan sebagai azimat (jimat). Hukum percaya keris sebagai azimat (jimat) dalam Islam adalah haram dan salah satu perbuatan musyrik (dosa besar). Pendekatan berarti cara pandang, paradigma, metodologi. Pendekatan ilmu kalam adalah cara pandang atau analisis terhadap masalah ketuhanan dengan menggunakan norma-norma agama atau simbol-simbol keagamaan yang ada. Signifikansi kajian ini adalah untuk menunjukkan keris sebagai jimat dengan pendekatan ilmu kalam.Kata Kunci:Keris, Jimat, Pendekatan Ilmu KalamAbstract: Keris is sort of Java traditional weapon for protection from threats that are both physical and non-physical. According to Islam, the keris is allowed only as a means of personal protection, which Islam is not permitted if the keris is misused as a talisman (amulet). Islam’s law believes keris uses as a talisman (amulet) is haram and one of the idolatrous acts (big sin). The approach means perspective, paradigm, and methodology. The Kalam science’s approach is a way of look or analyzing the problem of divinity by using religious norms or existing religious symbols. The significance of this study is to show how the keris as a talisman analyzed by Kalam science’s approach.Keywords: Keris, Talisman, Kalam Studies Approach","PeriodicalId":303098,"journal":{"name":"Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134644750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}