首页 > 最新文献

Jurnal Agripet最新文献

英文 中文
Estimasi Parameter Genetik Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Sapi Madura pada Umur 205 Hari 205 日龄马杜拉牛体重和体型的遗传参数估计
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.21617
Zulfaini Shamad, Muhammad Fajar Alfikri, A. Budiarto, Ahmad Furqon, Agustinus Susilo, P. Winarto, V. M. A. Nurgiartiningsih
ABSTRACT. Penelitian bertujuan untuk menduga (estimasi) nilai heritabilitas, korelasi genetik, nilai pemuliaan berdasarkan bobot sapih dan ukuran tubuh pada sapi Madura umur 205 hari di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan sapi Madura Pamekasan. Materi yang digunakan terdiri dari catatan produksi sapi Madura kelahiran tahun 2014 sampai 2020. Jumlah sapi Madura yang digunakan adalah 96 ekor (46 ekor jantan dan 50 ekor betina) yang berasal dari 18 ekor pejantan. Data dianalisis menggunakan koreksi umur bobot badan umur 205 hari, nilai heritabilitas, nilai pemuliaan, korelasi genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas umur 205 hari termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi yaitu 0,40±0,44 (TP), 0,38±0,43 (LD), 0,29±0,39 (BSB), dan 0,82±0,62 (PB). Nilai korelasi genetik bobot sapih dengan tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada ialah 0,17; 0,08; dan 0,017. Ranking nilai pemuliaan tertinggi pada bobot sapih, tinggi pundak, dan panjang badan sapi Madura umur 205 hari terdapat pada pejantan Adikara dengan nilai berturut-turut sebesar 2,53; 0,92; 3,98, sedangkan untuk lingkar dada NP tertinggi terdapat pada pejantan 684 dengan nilai sebesar 3,25. Kesimpulan pada penelitian ini ialah pejantan sapi Madura yang memiliki nilai positif pada semua variabel yang diamati di UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur ialah pejantan Adikara dan pejantan 934. Sehingga pejantan tersebut dapat digunakan sebagai pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik sapi Madura. (Estimation of genetic parameters of body weight and body measurement of Madura cattle at 205 days) ABSTRAK. This research purposes to analyze the heritability value, genetic correlation, breeding value and rank correlation of breeding value based on body weight and body measurement at 205 days old of Madura cattle in UPT Pamekasan Cattle Breeding and Animal Health. The material used consisted of production records of Madura cattle born from 2014 to 2020. The number of Madura cattle used was 96 heads (46 males and 50 females) from 18 bulls. Data on weaning weight were corrected to 205 days of age. Heritability values were calculated using analyses of variance with paternal half sib correlation model. The results showed that the heritability values of 205 days old were included in the medium category for shoulder height (0.40±0.44), chest girth (0.38±0.43), body weight (0.29±0.39), and the high category for body length (0.82±0.62). The genetic correlation values of body weight with shoulder height, body length, and chest girth were 0.17, 0.08, and 0.017. The highest breeding value for body weight, shoulder height, and body length of Madura cattle aged of 205 days was found in Adikara bull with consecutive values of 2.53, 0.92, 3.98, while the highest breeding value for chest girth was found in 684 bull with a value of 3.25. The conclusion in this study is that the bulls of Madura cattle who have positive values in all variables observed
摘要本研究旨在估算帕梅卡山家畜育种和动物健康技术实施单位的 205 日龄马都拉牛的遗传率值、遗传相关性、基于断奶体重和体型的育种值。所用材料包括 2014 年至 2020 年出生的马杜拉牛的生产记录。使用的马都拉牛数量为 96 头(46 头雄性和 50 头雌性),其中 18 头为雄性。使用 205 日龄体重的年龄校正、遗传力值、育种值和遗传相关性对数据进行了分析。结果表明,205 日龄体重的遗传力值为中到高,分别为 0.40 ± 0.44(TP)、0.38 ± 0.43(LD)、0.29 ± 0.39(BSB)和 0.82 ± 0.62(PB)。断奶体重与身高、体长和胸围的遗传相关值分别为 0.17、0.08 和 0.017。205 日龄马杜拉牛断奶体重、肩高和体长的育种值排名最高的是 Adikara 公牛,连续值分别为 2.53、0.92 和 3.98,而胸围的 NP 值最高的是 684 公牛,为 3.25。本研究的结论是,在东爪哇省育种和动物健康研究所观察到的所有变量中,马都拉牛种公牛的NP值均为正值的是Adikara种公牛和934种公牛。因此,这些种公牛可作为优良种公牛来提高马都拉牛的遗传质量。(马都拉牛 205 日龄体重和体尺遗传参数估计) ABSTRACT.本研究旨在分析帕梅卡山牛育种和动物健康大学马都拉牛 205 日龄体重和体尺的遗传率、遗传相关性、育种值和育种值等级相关性。所用材料包括 2014 年至 2020 年出生的马杜拉牛的生产记录。使用的马杜拉牛数量为 96 头(46 头公牛和 50 头母牛),来自 18 头公牛。断奶体重数据校正至 205 日龄。利用父系半同胞相关模型进行方差分析,计算遗传力值。结果表明,205 日龄的遗传力值在肩高(0.40±0.44)、胸围(0.38±0.43)和体重(0.29±0.39)方面属于中等水平,在体长(0.82±0.62)方面属于较高水平。体重与肩高、体长和胸围的遗传相关值分别为 0.17、0.08 和 0.017。在 205 日龄的马杜拉牛中,体重、肩高和体长的育种值最高的是 Adikara 公牛,分别为 2.53、0.92 和 3.98;胸围的育种值最高的是 684 公牛,为 3.25。本研究的结论是,在东爪哇省育种和动物健康研究所观察到的马都拉牛公牛中,所有变量均为正值的是阿迪卡拉公牛和 934 公牛。因此,这些公牛可作为优良公牛来提高马都拉牛的遗传质量。
{"title":"Estimasi Parameter Genetik Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Sapi Madura pada Umur 205 Hari","authors":"Zulfaini Shamad, Muhammad Fajar Alfikri, A. Budiarto, Ahmad Furqon, Agustinus Susilo, P. Winarto, V. M. A. Nurgiartiningsih","doi":"10.17969/agripet.v24i1.21617","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.21617","url":null,"abstract":"ABSTRACT. Penelitian bertujuan untuk menduga (estimasi) nilai heritabilitas, korelasi genetik, nilai pemuliaan berdasarkan bobot sapih dan ukuran tubuh pada sapi Madura umur 205 hari di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan sapi Madura Pamekasan. Materi yang digunakan terdiri dari catatan produksi sapi Madura kelahiran tahun 2014 sampai 2020. Jumlah sapi Madura yang digunakan adalah 96 ekor (46 ekor jantan dan 50 ekor betina) yang berasal dari 18 ekor pejantan. Data dianalisis menggunakan koreksi umur bobot badan umur 205 hari, nilai heritabilitas, nilai pemuliaan, korelasi genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas umur 205 hari termasuk dalam kategori sedang hingga tinggi yaitu 0,40±0,44 (TP), 0,38±0,43 (LD), 0,29±0,39 (BSB), dan 0,82±0,62 (PB). Nilai korelasi genetik bobot sapih dengan tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada ialah 0,17; 0,08; dan 0,017. Ranking nilai pemuliaan tertinggi pada bobot sapih, tinggi pundak, dan panjang badan sapi Madura umur 205 hari terdapat pada pejantan Adikara dengan nilai berturut-turut sebesar 2,53; 0,92; 3,98, sedangkan untuk lingkar dada NP tertinggi terdapat pada pejantan 684 dengan nilai sebesar 3,25. Kesimpulan pada penelitian ini ialah pejantan sapi Madura yang memiliki nilai positif pada semua variabel yang diamati di UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur ialah pejantan Adikara dan pejantan 934. Sehingga pejantan tersebut dapat digunakan sebagai pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik sapi Madura. (Estimation of genetic parameters of body weight and body measurement of Madura cattle at 205 days) ABSTRAK. This research purposes to analyze the heritability value, genetic correlation, breeding value and rank correlation of breeding value based on body weight and body measurement at 205 days old of Madura cattle in UPT Pamekasan Cattle Breeding and Animal Health. The material used consisted of production records of Madura cattle born from 2014 to 2020. The number of Madura cattle used was 96 heads (46 males and 50 females) from 18 bulls. Data on weaning weight were corrected to 205 days of age. Heritability values were calculated using analyses of variance with paternal half sib correlation model. The results showed that the heritability values of 205 days old were included in the medium category for shoulder height (0.40±0.44), chest girth (0.38±0.43), body weight (0.29±0.39), and the high category for body length (0.82±0.62). The genetic correlation values of body weight with shoulder height, body length, and chest girth were 0.17, 0.08, and 0.017. The highest breeding value for body weight, shoulder height, and body length of Madura cattle aged of 205 days was found in Adikara bull with consecutive values of 2.53, 0.92, 3.98, while the highest breeding value for chest girth was found in 684 bull with a value of 3.25. The conclusion in this study is that the bulls of Madura cattle who have positive values in all variables observed ","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"71 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140782065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Ransum yang Mengandung Azolla microphylla terhadap Indeks Kuning, Indeks Putih dan Haugh Unit Telur Ayam 含有微囊藻的日粮对鸡蛋黄指数、白指数和哈氏单位的影响
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.33500
R. Ramadhan, Nazilla Aulia, Denny Rusmana, Mansyur Mansyur
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ransum yang mengandung azolla (Azolla microphylla) terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam. Azolla merupakan tanaman paku air yang pertumbuhan cepat dan dapat dijadikan bahan pakan alternatif untuk ayam petelur. Penelitian menggunakan 48 ekor ayam petelur strain ISA Brown berumur 54 minggu di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (P0= ransum tanpa azolla; P1= ransum dengan 5% azolla; P2= ransum dengan 10% azolla; dan P3= ransum dengan 15% azolla) dan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandung azolla berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan haugh unit telur. Penggunaan azolla sampai taraf 15% menghasilkan nilai yang sama terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam.  (Growth and production of Indigofera zollingeriana in post-sand mining land with addition Fertilizer and mycorrhizae)  ABSTRACT. This study aimed to determine the effect of a ration containing azolla (Azolla microphylla) on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers. Azolla is a water fern that grows fast and can be used as an alternative feed ingredient for laying hens. The study used 48 laying hens of the ISA Brown strain aged 54 weeks at the Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. This research was conducted experimentally using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 6 replications for each treatment, P0 (ration without azolla), P1 (ration with 5% azolla), P2 (ration with 10% azolla), and P3 (ration with 15% azolla). The results showed that the ratio containing Azolla had no significant effect (P0.05) on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers. The use of Azolla up to 15% level produces the same value on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers.
目的本手册的目的是帮助人们了解如何从毛鹃花、毛鹃花茎和毛鹃花茎中种植毛鹃花。杜鹃花是一种具有一定生长潜力的植物,可以作为一种替代性的植物来种植。目前,ISA 布朗公司在 Padjadjaran 大学石油学院有 48 个项目,54 名学生。该研究通过实验方法,利用 4 个样本量(P0=茎秆中的氮素含量;P1=茎秆中的氮素含量为 5%;P2=茎秆中的氮素含量为 10%;P3=茎秆中的氮素含量为 15%)和 6 个样本量进行。研究结果表明,增加花青素产量的养分与花青素产量指数、花青素生长指数和花青素单位指数之间的差异不大(P0,05)。从 15%的采样率中可以看出,花青素在毛鳞茎生长指数、毛鳞茎产量指数和毛鳞茎生长单位指数中都占优势。 (添加肥料和菌根后采砂后土地中 Indigofera zollingeriana 的生长和产量) ABSTRACT.本研究旨在确定含有杜鹃花(Azolla microphylla)的饲料对蛋黄指数、白蛋白指数和蛋黄单位的影响。水花藻是一种生长迅速的水生蕨类植物,可用作蛋鸡的替代饲料原料。这项研究使用了 Padjadjaran 大学畜牧系 54 周龄的 48 只 ISA 褐系蛋鸡。该研究采用完全随机设计法(CRD)进行实验,每个处理有 4 个处理和 6 次重复,分别为 P0(不含氮花的日粮)、P1(含 5%氮花的日粮)、P2(含 10%氮花的日粮)和 P3(含 15%氮花的日粮)。结果表明,含有杜鹃花的比例对蛋黄指数、白蛋白指数和蛋重单位没有显著影响(P0.05)。杜鹃的使用量达到 15%时,对蛋黄指数、白蛋白指数和蛋重单位的影响值相同。
{"title":"Pengaruh Ransum yang Mengandung Azolla microphylla terhadap Indeks Kuning, Indeks Putih dan Haugh Unit Telur Ayam","authors":"R. Ramadhan, Nazilla Aulia, Denny Rusmana, Mansyur Mansyur","doi":"10.17969/agripet.v24i1.33500","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.33500","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ransum yang mengandung azolla (Azolla microphylla) terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam. Azolla merupakan tanaman paku air yang pertumbuhan cepat dan dapat dijadikan bahan pakan alternatif untuk ayam petelur. Penelitian menggunakan 48 ekor ayam petelur strain ISA Brown berumur 54 minggu di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (P0= ransum tanpa azolla; P1= ransum dengan 5% azolla; P2= ransum dengan 10% azolla; dan P3= ransum dengan 15% azolla) dan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandung azolla berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan haugh unit telur. Penggunaan azolla sampai taraf 15% menghasilkan nilai yang sama terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam.  (Growth and production of Indigofera zollingeriana in post-sand mining land with addition Fertilizer and mycorrhizae)  ABSTRACT. This study aimed to determine the effect of a ration containing azolla (Azolla microphylla) on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers. Azolla is a water fern that grows fast and can be used as an alternative feed ingredient for laying hens. The study used 48 laying hens of the ISA Brown strain aged 54 weeks at the Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. This research was conducted experimentally using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 6 replications for each treatment, P0 (ration without azolla), P1 (ration with 5% azolla), P2 (ration with 10% azolla), and P3 (ration with 15% azolla). The results showed that the ratio containing Azolla had no significant effect (P0.05) on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers. The use of Azolla up to 15% level produces the same value on the yolk index, albumen index, and haugh unit of layers.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"424 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140778844","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Serbuk Teh Hijau Sebagai Pakan Aditif terhadap Performa Domba Betina yang Diinfeksi Strongyles 绿茶粉作为饲料添加剂对感染弓形虫雌羊生产性能的影响
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.30182
Aldyansah Putra Utama, N. Mayasari, Endah Yuniarti, D. Ramdani
ABSTRAK. Serbuk teh hijau merupakan salah satu bahan aditif yang dapat ditambahkan ke dalam pakan ternak yang dapat berfungsi sebagai anthelmintik dalam mengurangi infeksi cacing dan meningkatkan kualitas pakan bagi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis serbuk teh hijau terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan domba betina yang diinfeksi Strongyles Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Ternak Domba dan Kesehatan Hewan, Jurusan Peternakan, Polbangtan, Bogor pada bulan Agustus-Oktober 2021. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan tingkat pemberian serbuk teh hijau, yaitu P0= 0%, P1= 0,75%, P2= 1,5% dari bahan kering ransum, dengan enam ulangan untuk setiap perlakuannya sehingga total ternak adalah 18 ekor. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam. Parameter yang diukur meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan ukuran-ukuran tubuh ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk teh hijau 1,5% (P2) dalam pakan domba betina tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan kering, tinggi pundak, tinggi pinggang, lebar pinggul, pertambahan bobot badan, panjang badan, lingkar dada, dan lebar dada domba yang diinfeksi, namun dapat menekan penurunan bobot badan yang diakibatkan oleh parasit cacing.  (The effect of green tea dust as a feed additive on performance ewes infected by strongyles)  ABSTRACT. Green tea dust is one of feed additives that can be added to animal diet which can function as an anthelmintic in reducing worm infections and improving the performance of the livestock. This study aimed to determine the effect of various doses of green tea dust supplementation on dry matter intake (DMI, g/kg DM), average daily gain (ADG, g/kg DM), and body measurements(cm) of ewes infected with Strongyles. The research was conducted at the Sheep Farm and Animal Health Laboratory, Department of Animal Husbandry, Polbangtan, Bogor in August-October 2021. A completely randomized design was used as the experimental method consisted of three treatments of different levels of green tea dust supplementation, namely P0= 0%, P1= 0.75%, P2= 1.5% from dry matter ration, using 6 replicatess to obtain a total of 18 experimental units. The results showed that the administration of 1.5% green tea dust (P2) had no significant effect on DMI, ADG, and body measurements such as shoulder height, waist height, hip width, body length, chest circumference, and chest width of sheep, which were infected with Strongyles, but it tended to reduce their body weight losses.
摘要绿茶粉是一种可以添加到动物饲料中的添加剂,它可以作为一种驱虫药,减少蠕虫感染,提高牲畜的饲料质量。本研究旨在确定给予不同剂量的绿茶粉对感染弓形虫的母羊的饲料消耗量和体重增加的影响。 研究于 2021 年 8 月至 10 月在茂物波尔班丹畜牧业部绵羊和动物健康现场实验室进行。研究采用完全随机设计(CRD)的实验方法,包括三种绿茶粉水平的处理,即 P0 = 0%、P1 = 0.75%、P2 = 1.5%,每个处理有六个重复,因此动物总数为 18 头。研究数据采用方差分析法进行分析。测量的参数包括饲料消耗量、体重增加和体型测量。结果表明,在母羔羊日粮中添加 1.5% 的绿茶粉(P2)对感染羊的干物质消耗量、肩高、腰高、臀宽、体重增加、体长、胸围和胸宽没有显著影响,但能抑制蠕虫寄生导致的体重下降。 (绿茶粉作为饲料添加剂对感染强寄生虫的母羊生产性能的影响) ABSTRACT.绿茶粉是一种可添加到动物日粮中的饲料添加剂,可作为驱虫药减少蠕虫感染,提高家畜的生产性能。本研究旨在确定添加不同剂量的绿茶粉对感染斯特龙线虫的母羊干物质摄入量(DMI,克/千克DM)、平均日增重(ADG,克/千克DM)和体尺(厘米)的影响。该研究于 2021 年 8 月至 10 月在茂物波尔班丹畜牧业系养羊场和动物健康实验室进行。实验方法采用完全随机设计,包括三个不同水平的绿茶粉补充处理,即 P0 = 0%、P1 = 0.75%、P2 = 1.5%(干物质日粮),使用 6 个重复,共获得 18 个实验单位。结果表明,添加1.5%的绿茶粉(P2)对绵羊的DMI、ADG和体尺(如肩高、腰高、臀宽、体长、胸围和胸宽)没有显著影响,但有减少体重损失的趋势。
{"title":"Pengaruh Serbuk Teh Hijau Sebagai Pakan Aditif terhadap Performa Domba Betina yang Diinfeksi Strongyles","authors":"Aldyansah Putra Utama, N. Mayasari, Endah Yuniarti, D. Ramdani","doi":"10.17969/agripet.v24i1.30182","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.30182","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Serbuk teh hijau merupakan salah satu bahan aditif yang dapat ditambahkan ke dalam pakan ternak yang dapat berfungsi sebagai anthelmintik dalam mengurangi infeksi cacing dan meningkatkan kualitas pakan bagi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis serbuk teh hijau terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan domba betina yang diinfeksi Strongyles Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Ternak Domba dan Kesehatan Hewan, Jurusan Peternakan, Polbangtan, Bogor pada bulan Agustus-Oktober 2021. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan tingkat pemberian serbuk teh hijau, yaitu P0= 0%, P1= 0,75%, P2= 1,5% dari bahan kering ransum, dengan enam ulangan untuk setiap perlakuannya sehingga total ternak adalah 18 ekor. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam. Parameter yang diukur meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan ukuran-ukuran tubuh ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk teh hijau 1,5% (P2) dalam pakan domba betina tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan kering, tinggi pundak, tinggi pinggang, lebar pinggul, pertambahan bobot badan, panjang badan, lingkar dada, dan lebar dada domba yang diinfeksi, namun dapat menekan penurunan bobot badan yang diakibatkan oleh parasit cacing.  (The effect of green tea dust as a feed additive on performance ewes infected by strongyles)  ABSTRACT. Green tea dust is one of feed additives that can be added to animal diet which can function as an anthelmintic in reducing worm infections and improving the performance of the livestock. This study aimed to determine the effect of various doses of green tea dust supplementation on dry matter intake (DMI, g/kg DM), average daily gain (ADG, g/kg DM), and body measurements(cm) of ewes infected with Strongyles. The research was conducted at the Sheep Farm and Animal Health Laboratory, Department of Animal Husbandry, Polbangtan, Bogor in August-October 2021. A completely randomized design was used as the experimental method consisted of three treatments of different levels of green tea dust supplementation, namely P0= 0%, P1= 0.75%, P2= 1.5% from dry matter ration, using 6 replicatess to obtain a total of 18 experimental units. The results showed that the administration of 1.5% green tea dust (P2) had no significant effect on DMI, ADG, and body measurements such as shoulder height, waist height, hip width, body length, chest circumference, and chest width of sheep, which were infected with Strongyles, but it tended to reduce their body weight losses.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"71 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140795222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Polymorphisms of IGF-1 Gene in Indonesian Local Goat Reared Under Smallholder Farmers in Sulawesi Region 苏拉威西地区小农饲养的印度尼西亚本地山羊 IGF-1 基因的多态性
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.28830
Lellah Rahim, M. I. A. Dagong, S. Bugiwati, Nurul Purnomo
ABSTRACT. The objective of this study was to determine the allele frequency of IGF-1 in Kacang and Peranakan Ettawa goats in Indonesia. The DNA samples were extracted from the blood of 105 heads of goats and collected from the South Sulawesi and West Sulawesi provinces. The IGF-1 target was amplified using the PCR-RFLP method. Two allele variants (A and B) and three genotypes of the IGF-1 gene (AA, AB, and BB) have been identified in the local goat population. Allele frequencies of IGF-1 were A (0.81) and B (0.19) in the total population of local goats. Allele A is the most common allele in both the Kacang and Peranakan Ettawa goat populations, with the highest frequency found in the Kacang population (0.87). The most common genotype is genotype AA, with the highest frequency in the Kacang population (0.75). The observed and expected heterozygosity were 0.276 and 0.303, respectively. The population of local goats in these regions was in Hardy-Weinberg equilibrium. The conclusion of this research is that the IGF-1 gene in local goats in the Sulawesi region is polymorphic and this diversity information can be used for association studies with growth traits, litter size, and twinning rate.   (Polimorpisme gen IGF-1 pada populasi kambing lokal Indonesia yang dipelihara oleh peternak kecil di daerah Sulawesi)   ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi alel IGF-1 pada kambing Kacang dan Peranakan Ettawa di Indonesia. Sampel DNA diambil dari darah 105 ekor kambing dan dikumpulkan dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Target IGF-1 diamplifikasi menggunakan metode PCR-RFLP. Dua varian alel (A dan B) dan tiga genotipe gen IGF-1 (AA, AB, dan BB) telah diidentifikasi pada populasi kambing lokal. Frekuensi alel IGF-1 adalah A (0,81) dan B (0,19) pada total populasi kambing lokal. Alel A merupakan alel yang paling banyak ditemukan baik pada populasi kambing Kacang maupun kambing Peranakan Ettawa, dengan frekuensi tertinggi terdapat pada populasi Kacang (0,87). Genotipe yang paling umum adalah genotipe AA, dengan frekuensi tertinggi pada populasi Kacang (0,75). Heterozigositas yang diamati dan diharapkan adalah 0,276 dan 0,303, masing-masing. Populasi kambing lokal di wilayah ini berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa gen IGF-1 pada kambing lokal yang dipelihara oleh peternak di wilayah Sulawesi bersifat polimorfik dan informasi keragaman ini dapat digunakan untuk studi asosiasi dengan sifat pertumbuhan, litter size dan kelahiran kembar.
摘要本研究旨在确定印度尼西亚卡康山羊和佩兰纳坎艾塔瓦山羊中 IGF-1 的等位基因频率。从南苏拉威西省和西苏拉威西省收集的 105 头山羊血液中提取 DNA 样本。采用 PCR-RFLP 方法扩增 IGF-1 目标基因。在当地山羊群体中发现了 IGF-1 基因的两个等位基因变体(A 和 B)和三个基因型(AA、AB 和 BB)。在当地山羊总群体中,IGF-1基因的等位基因频率分别为A(0.81)和B(0.19)。等位基因 A 是加仓山羊和 Peranakan Ettawa 山羊种群中最常见的等位基因,其中加仓种群的频率最高(0.87)。最常见的基因型是基因型 AA,在加仓种群中频率最高(0.75)。观察到的杂合度和预期杂合度分别为 0.276 和 0.303。这些地区的本地山羊群体处于哈代-温伯格平衡状态。这项研究的结论是,苏拉威西地区本地山羊的 IGF-1 基因具有多态性,这种多样性信息可用于生长性状、产仔数和孪生率的关联研究。 (苏拉威西地区小农饲养的印尼当地山羊群体中 IGF-1 基因的多态性) ABSTRACT.本研究旨在确定印度尼西亚花生山羊和 Peranakan Ettawa 山羊中 IGF-1 等位基因的频率。从南苏拉威西省和西苏拉威西省收集了 105 只山羊的血液中提取 DNA 样本。采用 PCR-RFLP 方法扩增 IGF-1 靶标。在当地山羊群体中发现了 IGF-1 基因的两个等位基因变体(A 和 B)和三个基因型(AA、AB 和 BB)。在当地山羊群体中,IGF-1等位基因的频率分别为A(0.81)和B(0.19)。A 等位基因是花生山羊和 Peranakan Ettawa 山羊种群中最普遍的等位基因,其中花生山羊种群中的频率最高(0.87)。最常见的基因型是 AA 基因型,在花生种群中频率最高(0.75)。观察到的和预期的杂合度分别为 0.276 和 0.303。该地区的当地山羊种群处于哈代-温伯格平衡状态。结论是,苏拉威西地区农民饲养的当地山羊的 IGF-1 基因具有多态性,这种多样性信息可用于生长性状、产仔数和双胎的关联研究。
{"title":"Polymorphisms of IGF-1 Gene in Indonesian Local Goat Reared Under Smallholder Farmers in Sulawesi Region","authors":"Lellah Rahim, M. I. A. Dagong, S. Bugiwati, Nurul Purnomo","doi":"10.17969/agripet.v24i1.28830","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.28830","url":null,"abstract":"ABSTRACT. The objective of this study was to determine the allele frequency of IGF-1 in Kacang and Peranakan Ettawa goats in Indonesia. The DNA samples were extracted from the blood of 105 heads of goats and collected from the South Sulawesi and West Sulawesi provinces. The IGF-1 target was amplified using the PCR-RFLP method. Two allele variants (A and B) and three genotypes of the IGF-1 gene (AA, AB, and BB) have been identified in the local goat population. Allele frequencies of IGF-1 were A (0.81) and B (0.19) in the total population of local goats. Allele A is the most common allele in both the Kacang and Peranakan Ettawa goat populations, with the highest frequency found in the Kacang population (0.87). The most common genotype is genotype AA, with the highest frequency in the Kacang population (0.75). The observed and expected heterozygosity were 0.276 and 0.303, respectively. The population of local goats in these regions was in Hardy-Weinberg equilibrium. The conclusion of this research is that the IGF-1 gene in local goats in the Sulawesi region is polymorphic and this diversity information can be used for association studies with growth traits, litter size, and twinning rate.   (Polimorpisme gen IGF-1 pada populasi kambing lokal Indonesia yang dipelihara oleh peternak kecil di daerah Sulawesi)   ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi alel IGF-1 pada kambing Kacang dan Peranakan Ettawa di Indonesia. Sampel DNA diambil dari darah 105 ekor kambing dan dikumpulkan dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Target IGF-1 diamplifikasi menggunakan metode PCR-RFLP. Dua varian alel (A dan B) dan tiga genotipe gen IGF-1 (AA, AB, dan BB) telah diidentifikasi pada populasi kambing lokal. Frekuensi alel IGF-1 adalah A (0,81) dan B (0,19) pada total populasi kambing lokal. Alel A merupakan alel yang paling banyak ditemukan baik pada populasi kambing Kacang maupun kambing Peranakan Ettawa, dengan frekuensi tertinggi terdapat pada populasi Kacang (0,87). Genotipe yang paling umum adalah genotipe AA, dengan frekuensi tertinggi pada populasi Kacang (0,75). Heterozigositas yang diamati dan diharapkan adalah 0,276 dan 0,303, masing-masing. Populasi kambing lokal di wilayah ini berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa gen IGF-1 pada kambing lokal yang dipelihara oleh peternak di wilayah Sulawesi bersifat polimorfik dan informasi keragaman ini dapat digunakan untuk studi asosiasi dengan sifat pertumbuhan, litter size dan kelahiran kembar.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"46 28","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140771005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbedaan Viskositas Mucous Serviks dan Tipologi Ferning pada Sapi Aceh Repeat Breeding dan Fertil 重配牛和育成牛的宫颈粘液粘度和Ferning类型差异
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.34687
Cut Nila Thasmi, Herrialfian Herrialfian, Husnurrizal Husnurrizal, Hafizuddin Hafizuddin, Amalia Sutriana, D. Dasrul, Marcelus Ferdinandez Titit, Muhammad Reza
ABSTRAK. Efisiensi reproduksi ternak sangat ditentukan berdasarkan deteksi estrus. Terdapat beberapa indikator estrus yang dapat dijadikan patokan deteksi estrus diantaranya keluarnya mucous serviks. Mucous serviks akan diamati sifat fisiknya diantaranya warna, (tampilan), konsistensi (viskositas), elastisitas, tipologi ferning dan pH. Pengamatan terhadap nilai viskositas dan tipologi ferning mucous serviks dibagi menjadi dua faktor utama dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan viskositas mucous serviks dan tipologi ferning pada sapi Aceh repeat breeding dan sapi Aceh fertil. Dalam penelitian ini digunakan 10 ekor sapi Aceh, terdiri dari 6 ekor sapi fertil dan 4 ekor sapi repeat breeding berumur 3-5 tahun yang telah disinkronisasi dengan prostaglandin F2 alpha (PGF2α) sebanyak 5 mL secara intra muskulus dengan pola penyuntikan tunggal. Penentuan viskositas mucous serviks diukur berdasarkan nilai spinnbarkeit yang dideteksi pada saat puncak estrus. Untuk menentukan tipology ferning, mucous serviks dioleskan di atas objek glass, lalu dikeringkan selanjutnya diamati di bawah mikroskop. Tipologi ferning diklasifikasikan berdasarkan kriteria tipikal, atipikal, dan nihil. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tidak ada perbedaan viskositas mucous serviks, namun terlihat adanya perbedaan tipology ferning antara sapi Aceh repeat breeding dan fertil.  (Differences in cervical mucous viscosity and ferning typology in repeat breeding and fertile Aceh cows)  ABSTRACT. Reproductive efficiency of livestock is determined based on estrus detection. There are several indicators of estrus that can be used as a benchmark for estrous detection, including cervical mucous discharge. Cervical mucus will be observed for its physical properties including color, (appearance), consistency (viscosity), elasticity, ferning and pH. Observation of the viscosity value and typology of cervical ferning mucous was divided into two main factors in this study. The purpose of the study was to identify the variations in mucous cervical ferning between fertile Aceh cattle and repeat breeding. In this study, 10 Aceh cattle were used, consisting of 6 fertile cattle and 4 repeat breeding aged 3-5 years which had been synchronized with 5 mL of prostaglandin F2 alpha (PGF2α) intramuscularly with a single injection pattern. The determination of cervical mucous viscosity is measured based on the spinnbarkeit value detected at the peak of estrus. To determine the ferning typology, cervical mucous was applied to the glass object, allowed to dry, and then examined under a microscope. Ferning typology was classified based on the criteria of typical, atypical, and nil. The data obtained were analyzed descriptively and T-test. The results showed that there was no difference in cervical mucous viscosity, but there was a difference in ferning typology between repeat breeding and fertile Aceh cows.
研究。发情检测可提高母牛的繁殖效率。有多种发情指标可用于检测发情,其中包括粘液。粘液可用于检测鳞片(鳞片)、粘度(粘度)、弹性、绒毛类型和酸碱度。粘液的粘度和粘液的性质都是影响其质量的重要因素。该计划旨在为亚齐重复繁殖和亚齐肥育种群提供粘液服务和果核特征。本研究收集了 10 只亚齐猿,其中 6 只肥育猿和 4 只重复繁殖猿在 3 至 5 年后通过前列腺素 F2α (PGF2α) 进行脱腺,每次 5 毫升,在麝香内注射,并在睾丸内注射。在发情期,粘液服务的粘稠度会增加。为了了解雌性粘液的特性,可将其置于玻璃瓶中,然后再将其取出。从尖端标准、非尖端标准和无标准三个方面来确定果核的特征。这些数据都是通过对亚齐人的重复繁殖和肥育进行分析而得出的。 (亚齐重复配种奶牛和育肥奶牛的宫颈粘液粘度和绒毛类型的差异) ABSTRACT.牲畜的繁殖效率取决于发情检测。有几种发情指标可作为发情检测的基准,其中包括宫颈粘液分泌物。将观察宫颈粘液的物理特性,包括颜色(外观)、浓度(粘度)、弹性、绒毛和 pH 值。在本研究中,对宫颈粘液粘度值和类型的观察分为两个主要因素。该研究的目的是确定能育亚齐牛和重复繁殖亚齐牛之间宫颈粘液的变化。本研究使用了 10 头亚齐牛,其中包括 6 头育成牛和 4 头 3-5 岁的重复配种牛,这些牛均已用 5 mL 的前列腺素 F2 alpha(PGF2α)以单次注射的方式进行了肌肉注射同步配种。宫颈粘液粘度的测定是基于发情高峰时检测到的spinnbarkeit值。为确定绒毛类型,将宫颈粘液涂抹在玻璃物体上,待其干燥后在显微镜下观察。果核类型根据典型、非典型和无标准进行分类。对所得数据进行了描述性分析和 T 检验。结果表明,重复配种奶牛和可育亚齐奶牛的宫颈粘液粘度没有差异,但果核类型学存在差异。
{"title":"Perbedaan Viskositas Mucous Serviks dan Tipologi Ferning pada Sapi Aceh Repeat Breeding dan Fertil","authors":"Cut Nila Thasmi, Herrialfian Herrialfian, Husnurrizal Husnurrizal, Hafizuddin Hafizuddin, Amalia Sutriana, D. Dasrul, Marcelus Ferdinandez Titit, Muhammad Reza","doi":"10.17969/agripet.v24i1.34687","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.34687","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Efisiensi reproduksi ternak sangat ditentukan berdasarkan deteksi estrus. Terdapat beberapa indikator estrus yang dapat dijadikan patokan deteksi estrus diantaranya keluarnya mucous serviks. Mucous serviks akan diamati sifat fisiknya diantaranya warna, (tampilan), konsistensi (viskositas), elastisitas, tipologi ferning dan pH. Pengamatan terhadap nilai viskositas dan tipologi ferning mucous serviks dibagi menjadi dua faktor utama dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan viskositas mucous serviks dan tipologi ferning pada sapi Aceh repeat breeding dan sapi Aceh fertil. Dalam penelitian ini digunakan 10 ekor sapi Aceh, terdiri dari 6 ekor sapi fertil dan 4 ekor sapi repeat breeding berumur 3-5 tahun yang telah disinkronisasi dengan prostaglandin F2 alpha (PGF2α) sebanyak 5 mL secara intra muskulus dengan pola penyuntikan tunggal. Penentuan viskositas mucous serviks diukur berdasarkan nilai spinnbarkeit yang dideteksi pada saat puncak estrus. Untuk menentukan tipology ferning, mucous serviks dioleskan di atas objek glass, lalu dikeringkan selanjutnya diamati di bawah mikroskop. Tipologi ferning diklasifikasikan berdasarkan kriteria tipikal, atipikal, dan nihil. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tidak ada perbedaan viskositas mucous serviks, namun terlihat adanya perbedaan tipology ferning antara sapi Aceh repeat breeding dan fertil.  (Differences in cervical mucous viscosity and ferning typology in repeat breeding and fertile Aceh cows)  ABSTRACT. Reproductive efficiency of livestock is determined based on estrus detection. There are several indicators of estrus that can be used as a benchmark for estrous detection, including cervical mucous discharge. Cervical mucus will be observed for its physical properties including color, (appearance), consistency (viscosity), elasticity, ferning and pH. Observation of the viscosity value and typology of cervical ferning mucous was divided into two main factors in this study. The purpose of the study was to identify the variations in mucous cervical ferning between fertile Aceh cattle and repeat breeding. In this study, 10 Aceh cattle were used, consisting of 6 fertile cattle and 4 repeat breeding aged 3-5 years which had been synchronized with 5 mL of prostaglandin F2 alpha (PGF2α) intramuscularly with a single injection pattern. The determination of cervical mucous viscosity is measured based on the spinnbarkeit value detected at the peak of estrus. To determine the ferning typology, cervical mucous was applied to the glass object, allowed to dry, and then examined under a microscope. Ferning typology was classified based on the criteria of typical, atypical, and nil. The data obtained were analyzed descriptively and T-test. The results showed that there was no difference in cervical mucous viscosity, but there was a difference in ferning typology between repeat breeding and fertile Aceh cows.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"101 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140786362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Environmental Factors Influence the Infestation of Gastrointestinal Nematodes in Cattle in Aceh Province 亚齐省牛肠道线虫感染的环境因素
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.33336
Zulfikar Zulfikar, Sayed Umar, T. R. Ferasyi, Maruf Tafsin, Simon Sidabukke
ABSTRACT. One is the obstacles faced by cattle breeders is the emergence of diseases caused by environmental influences, such as infestation with gastrointestinal nematode worm parasites (digestive tract worms) so that rearing results are non optimal. Due to this, it is necessary to create a model and strategy for controlling diseases that are often affected, especially those caused by environmental conditions, both from the micro environment (climate) and the macro environment (maintenance management) and this is a necessity in order to obtain maximum production and productivity. The goal of this study was to see how environmental conditions affected the presence of gastrointestinal nematode worms in cattle. This study focused on the prevalence and severity of gastrointestinal nematode worm infestation in cattle in Aceh Province's lowland and highland environments. The research was conducted between February-August 2017 in three lowland districts ( 200 masl) with a sample 307 tail and three highland districts ( 600 masl) with a sample 205 tail. According to the study's findings, topographic variations, wet days, and rainfall all had an impact on the prevalence and degree of gastrointestinal nematode worm infestation in cattle (lowland environments had a higher prevalence and degree of infestation than upland environments (P0,05). In the meantime, lowlands maintenance management seemed riskier than highlands maintenance management (P0.01).  Pengaruh faktor lingkungan terhadap infestasi nematoda gastrointestinal pada sapi di Provinsi Aceh  ABSTRAK. Salah satu kendala yang dihadapi para peternak sapi adalah munculnya penyakit yang disebabkan pengaruh lingkungan, seperti adanya infestasi parasit cacing nematoda gastrointestinal (cacing saluran pencernaan) sehingga hasil pemeliharaan tidak optimal. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu model dan strategi pengendalian penyakit yang sering terkena dampaknya, terutama yang disebabkan oleh kondisi lingkungan, baik dari lingkungan mikro (iklim) maupun lingkungan makro (manajemen pemeliharaan) dan menjadi suatu keharusan supaya mendapatkan produksi dan produktivitas yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor di lingkungan terhadap kehadiran cacing nematoda gastrointestinal pada sapi. Secara khusus penelitian ini menganalisis prevalensi dan derajat infestasi cacing nematoda gastrointestinal pada ternak sapi di lingkungan dataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan antara bulan Februari-Agustus 2017 pada tiga kabupaten dataran rendah (200 mdpl) dengan jumlah sampel 307 ekor dan tiga kabupaten dataran tinggi (600 mdpl) dengan jumlah sampel 205 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti perbedaan topografi, hari hujan dan curah hujan berpengaruh terhadap kemunculan cacing nematoda gastrointestinal pada sapi dengan lingkungan dataran rendah lebih tinggi prevalensi dan derajat infestasi daripada dataran tinggi (P0,05)
摘要牛饲养者面临的障碍之一是出现由环境影响引起的疾病,如胃肠道线虫寄生(消化道蠕虫),从而导致饲养效果不理想。因此,有必要建立一种模式和策略来控制经常受到影响的疾病,特别是由环境条件引起的疾病,包括微观环境(气候)和宏观环境(维护管理),这是获得最大产量和生产率的必要条件。本研究的目的是了解环境条件如何影响牛体内胃肠道线虫的存在。这项研究的重点是亚齐省低地和高地环境中牛的胃肠线虫感染率和严重程度。研究于 2017 年 2 月至 8 月期间在三个低地地区(海拔 200 米)进行,抽样调查了 307 头牛,在三个高地地区(海拔 600 米)抽样调查了 205 头牛。研究结果表明,地形变化、潮湿天数和降雨量都对牛胃肠道线虫的感染率和感染程度有影响(低地环境的感染率和感染程度高于高地环境(P0.05)。同时,低地维护管理似乎比高地维护管理风险更高(P0.01)。 环境因素对亚齐省牛胃肠道线虫感染的影响 ABSTRACT.养牛场主面临的障碍之一是受环境影响而引发的疾病,如胃肠道线虫寄生(消化道蠕虫)的侵袭,从而导致维护效果不理想。因此,有必要创建一种模式和策略来控制经常受到影响的疾病,特别是由环境条件引起的疾病,无论是从微观环境(气候)还是宏观环境(维护管理)来看,都成为获得最大产量和生产率的必要条件。本研究的目的是确定环境因素对牛体内胃肠道线虫存在的影响。具体而言,本研究分析了亚齐省低地和高地环境中牛的胃肠线虫感染率和感染程度。研究于 2017 年 2 月至 8 月期间在三个低地地区(海拔 200 米)进行,共采集了 307 头牛的样本;在三个高地地区(海拔 600 米)进行,共采集了 205 头牛的样本。结果表明,地形差异、阴雨天和降雨量等环境因素会影响牛肠道线虫的发生,低地环境比高地环境的发生率和感染程度更高(P0.05)。在饲养管理方面,低地牛的风险高于高地牛(P0.01)。
{"title":"Environmental Factors Influence the Infestation of Gastrointestinal Nematodes in Cattle in Aceh Province","authors":"Zulfikar Zulfikar, Sayed Umar, T. R. Ferasyi, Maruf Tafsin, Simon Sidabukke","doi":"10.17969/agripet.v24i1.33336","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.33336","url":null,"abstract":"ABSTRACT. One is the obstacles faced by cattle breeders is the emergence of diseases caused by environmental influences, such as infestation with gastrointestinal nematode worm parasites (digestive tract worms) so that rearing results are non optimal. Due to this, it is necessary to create a model and strategy for controlling diseases that are often affected, especially those caused by environmental conditions, both from the micro environment (climate) and the macro environment (maintenance management) and this is a necessity in order to obtain maximum production and productivity. The goal of this study was to see how environmental conditions affected the presence of gastrointestinal nematode worms in cattle. This study focused on the prevalence and severity of gastrointestinal nematode worm infestation in cattle in Aceh Province's lowland and highland environments. The research was conducted between February-August 2017 in three lowland districts ( 200 masl) with a sample 307 tail and three highland districts ( 600 masl) with a sample 205 tail. According to the study's findings, topographic variations, wet days, and rainfall all had an impact on the prevalence and degree of gastrointestinal nematode worm infestation in cattle (lowland environments had a higher prevalence and degree of infestation than upland environments (P0,05). In the meantime, lowlands maintenance management seemed riskier than highlands maintenance management (P0.01).  Pengaruh faktor lingkungan terhadap infestasi nematoda gastrointestinal pada sapi di Provinsi Aceh  ABSTRAK. Salah satu kendala yang dihadapi para peternak sapi adalah munculnya penyakit yang disebabkan pengaruh lingkungan, seperti adanya infestasi parasit cacing nematoda gastrointestinal (cacing saluran pencernaan) sehingga hasil pemeliharaan tidak optimal. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu model dan strategi pengendalian penyakit yang sering terkena dampaknya, terutama yang disebabkan oleh kondisi lingkungan, baik dari lingkungan mikro (iklim) maupun lingkungan makro (manajemen pemeliharaan) dan menjadi suatu keharusan supaya mendapatkan produksi dan produktivitas yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor di lingkungan terhadap kehadiran cacing nematoda gastrointestinal pada sapi. Secara khusus penelitian ini menganalisis prevalensi dan derajat infestasi cacing nematoda gastrointestinal pada ternak sapi di lingkungan dataran rendah dan dataran tinggi Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan antara bulan Februari-Agustus 2017 pada tiga kabupaten dataran rendah (200 mdpl) dengan jumlah sampel 307 ekor dan tiga kabupaten dataran tinggi (600 mdpl) dengan jumlah sampel 205 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti perbedaan topografi, hari hujan dan curah hujan berpengaruh terhadap kemunculan cacing nematoda gastrointestinal pada sapi dengan lingkungan dataran rendah lebih tinggi prevalensi dan derajat infestasi daripada dataran tinggi (P0,05)","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"17 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140779036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Efektivitas Amoniasi, Fermentasi, dan Amoniasi Fermentasi dengan Trichoderma harzianum pada Jerami Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) 氨化、发酵和氨化发酵与哈茨毛霉对香茅草(Cymbopogon nardus)的功效
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.29594
Solehudin Solehudin, I. Hernaman, B. Ayuningsih, D. Pamungkas
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ransum yang mengandung azolla (Azolla microphylla) terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam. Azolla merupakan tanaman paku air yang pertumbuhan cepat dan dapat dijadikan bahan pakan alternatif untuk ayam petelur. Penelitian menggunakan 48 ekor ayam petelur strain ISA Brown berumur 54 minggu di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (P0= ransum tanpa azolla; P1= ransum dengan 5% azolla; P2= ransum dengan 10% azolla; dan P3= ransum dengan 15% azolla) dan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandung azolla berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan haugh unit telur. Penggunaan azolla sampai taraf 15% menghasilkan nilai yang sama terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam.  (Effectiveness ammoniation, fermentation and amoniated fermentation with Trichoderma harzianum in citronella straw (Cymbopogon nardus))  ABSTRACT. The research was conducted to investigate effectiveness of ammoniation, fermentation and ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum on citronella (Cymbopogon nardus) straw. The research used Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments: citronella straw with ammoniation treatment (P1), citronella straw with fermentation treatment (P2), and citronella straw with ammoniated fermentation treatment (P3). Each treatment was replicated five times. The parameters measured were an increase in crude protein content, an increase in Total Digestible Nutrient (TDN), a decrease in crude fiber, and a decrease in lignin. Variance analysis was conducted to determine treatment effect and followed by Multiple Range of Duncan to determine difference between treatment. The result showed that treatments give significant effect (P0.05) on increasing of crude protein, increasing of TDN, decreasing of crude fiber and decreasing of lignin. The best value processing of citronella straw was ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum. It concluded that ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum had the best effectiveness in processing of citronella straw.
目的本手册的目的是帮助人们了解如何从毛鹃花、毛鹃花茎和毛鹃花茎中种植毛鹃花。杜鹃花是一种具有一定生长潜力的植物,可以作为一种替代性的植物来种植。目前,ISA 布朗公司在 Padjadjaran 大学石油学院有 48 个项目,54 名学生。该研究通过实验方法,利用 4 个样本量(P0=茎秆中的氮素含量;P1=茎秆中的氮素含量为 5%;P2=茎秆中的氮素含量为 10%;P3=茎秆中的氮素含量为 15%)和 6 个样本量进行。研究结果表明,增加花青素产量的养分与花青素产量指数、花青素生长指数和花青素单位指数之间的差异不大(P0,05)。以 15%的氨化率采样的绿藻可显著提高氨化率、发酵率和单位氨化率。 (哈茨真菌在香茅草(Cymbopogon nardus)秸秆中的氨化、发酵和氨化发酵效果) ABSTRACT.该研究旨在调查氨化、发酵和氨化发酵与哈茨真菌对香茅(Cymbopogon nardus)秸秆的效果。研究采用完全随机设计(CRD),共设 3 个处理:氨化处理香茅草秸秆(P1)、发酵处理香茅草秸秆(P2)和氨化发酵处理香茅草秸秆(P3)。每种处理重复五次。测量的参数包括粗蛋白含量的增加、可消化总营养素(TDN)的增加、粗纤维的减少和木质素的减少。为确定处理效果进行了方差分析,然后用邓肯多重范围法确定处理之间的差异。结果表明,处理对增加粗蛋白、增加 TDN、减少粗纤维和减少木质素有显著影响(P0.05)。香茅秸秆的最佳加工价值是使用哈茨毛霉进行氨化发酵。结论是用毛霉氨化发酵处理香茅秸秆的效果最好。
{"title":"Efektivitas Amoniasi, Fermentasi, dan Amoniasi Fermentasi dengan Trichoderma harzianum pada Jerami Sereh Wangi (Cymbopogon nardus)","authors":"Solehudin Solehudin, I. Hernaman, B. Ayuningsih, D. Pamungkas","doi":"10.17969/agripet.v24i1.29594","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.29594","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ransum yang mengandung azolla (Azolla microphylla) terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam. Azolla merupakan tanaman paku air yang pertumbuhan cepat dan dapat dijadikan bahan pakan alternatif untuk ayam petelur. Penelitian menggunakan 48 ekor ayam petelur strain ISA Brown berumur 54 minggu di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (P0= ransum tanpa azolla; P1= ransum dengan 5% azolla; P2= ransum dengan 10% azolla; dan P3= ransum dengan 15% azolla) dan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandung azolla berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan haugh unit telur. Penggunaan azolla sampai taraf 15% menghasilkan nilai yang sama terhadap indeks kuning telur, indeks putih telur dan haugh unit telur ayam.  (Effectiveness ammoniation, fermentation and amoniated fermentation with Trichoderma harzianum in citronella straw (Cymbopogon nardus))  ABSTRACT. The research was conducted to investigate effectiveness of ammoniation, fermentation and ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum on citronella (Cymbopogon nardus) straw. The research used Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments: citronella straw with ammoniation treatment (P1), citronella straw with fermentation treatment (P2), and citronella straw with ammoniated fermentation treatment (P3). Each treatment was replicated five times. The parameters measured were an increase in crude protein content, an increase in Total Digestible Nutrient (TDN), a decrease in crude fiber, and a decrease in lignin. Variance analysis was conducted to determine treatment effect and followed by Multiple Range of Duncan to determine difference between treatment. The result showed that treatments give significant effect (P0.05) on increasing of crude protein, increasing of TDN, decreasing of crude fiber and decreasing of lignin. The best value processing of citronella straw was ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum. It concluded that ammoniated fermentation with Trichoderma harzianum had the best effectiveness in processing of citronella straw.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"1650 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140773848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pertumbuhan dan Produksi Indigofera zollingeriana pada Lahan Pasca Tambang Pasir dengan Penambahan Pupuk dan Mikoriza 添加肥料和菌根后沙土地上 Indigofera zollingeriana 的生长和产量
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.25418
Infitria Infitria, P. Karti, S. Suharti
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi legum Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir dengan penambahan pupuk dan mikoriza. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang kambing, pupuk anorganik berupa NPK, FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula), MPF (Mikroba Pelarut Fosfat) dan pupuk hayati berupa Asam humat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan P1 sampai P6 pada pertumbuhan legum Indigofera zollingeriana dengan pemberian pupuk organik, anorganik dan hayati tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah tangkai Indigofera zollingeriana pada pemotongan I dan II. Perlakuan P2 sampai P6 pada produksi legum Indigofera zollingeriana memperlihatkan pengaruh yang sangat nyata (P0,01) terhadap produksi tanaman pada berat kering daun dan berat kering ranting pemotongan I. Perlakuan P1 sampai P6 pada berat kering batang pemotongan I, berat kering daun pemotongan ke II, berat kering batang pemotongan ke II, berat kering ranting pemotongan ke II, produksi biomassa dan berat kering akar tidak memperlihatkan pengaruh nyata. Kesimpulan dari penelitian adalah Pemberian pupuk organik, dan FMA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, namun penambahan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir.  (Growth and production of Indigofera zollingeriana in post-sand mining land with addition Fertilizer and mycorrhizae)  ABSTRACT. This research aims to determine the growth and production of Indigofera zollingeriana legumes on post-sand mining land with the addition of fertilizer and mycorrhiza. The experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with six treatments and five replications. The treatment given is organic fertilizer in the form of goat drum fertilizer, inorganic fertilizer in the form of NPK, AMF (Arbuscular Mycorrhizal Fungi), MPF (Phosphate Solvent Microbes) and biological fertilizer in the form of humic acid. The results of the research showed that treatment P1 to P6 on the growth of Indigofera zollingeriana legumes by providing organic, inorganic and biological fertilizers did not have a significant effect on plant height, stem diameter and number of Indigofera zollingeriana stalks at cuttings I and II. Treatments P2 to P6 on the production of Indigofera zollingeriana legumes showed a very significant effect on (P0.01) plant production on dry weight of leaves and dry weight of twigs cut I. Treatments P1 to P6 on dry weight of stems cut I, dry weight of leaves cut II, dry weight of second cutting stems, dry weight of second cutting twigs, biomass production and root dry weight did not show a significant effect. The conclusion of the research is that the provision of organic fertilizer and AMF has no effect on growth, but the addition of NPK f
摘要本研究旨在确定在添加肥料和菌根的情况下,采砂后土地上 Indigofera zollingeriana 豆科植物的生长和产量。实验设计采用完全随机设计(CRD),有六个处理和五个重复。处理包括羊粪形式的有机肥、氮磷钾形式的无机肥、FMA(丛枝菌根真菌)、MPF(磷酸盐溶解微生物)和腐植酸形式的生物肥。结果表明,使用有机肥、无机肥和生物肥对 Indigofera zollingeriana 豆科植物的生长进行 P1 至 P6 处理,对 Indigofera zollingeriana 第 1 次和第 2 次扦插的株高、茎直径和茎秆数没有显著影响。P2 至 P6 处理对 Indigofera zollingeriana 豆科植物产量的影响非常显著(P0.01),第一次扦插时叶片干重和小枝干重的影响也非常显著(P0.01)。P1 至 P6 处理对茎切片干重(I)、叶片干重(II)、茎切片干重(II)、小枝干重(II)、生物量产量和根干重没有显著影响。研究结论是,施用有机肥和 FMA 对生长没有影响,但添加氮磷钾肥料可提高采砂后土地上 Indigofera zollingeriana 植物的生长和产量。 (添加肥料和菌根后采砂后土地上 Indigofera zollingeriana 的生长和产量) ABSTRACT.本研究旨在确定添加肥料和菌根后采砂后土地上 Indigofera zollingeriana 豆科植物的生长和产量。采用的实验设计是完全随机设计(CRD),有六个处理和五个重复。给予的处理包括羊粪桶肥形式的有机肥、氮磷钾形式的无机肥、AMF(丛枝菌根真菌)、MPF(磷溶剂微生物)和腐植酸形式的生物肥。研究结果表明,通过提供有机肥、无机肥和生物肥来促进 Indigofera zollingeriana 豆科植物生长的 P1 至 P6 处理对插条 I 和插条 II 的株高、茎直径和 Indigofera zollingeriana 茎秆数量没有显著影响。处理 P2 至 P6 对 Indigofera zollingeriana 豆科植物的产量有非常显著的影响(P0.01)。P1 至 P6 处理对茎切干重 I、叶切干重 II、二次切茎干重、二次切枝干重、生物量产量和根干重的影响不显著。研究结论是,提供有机肥和 AMF 对生长没有影响,但添加氮磷钾肥料可提高采砂后土地上 Indigofera zollingeriana 植物的生长和产量。
{"title":"Pertumbuhan dan Produksi Indigofera zollingeriana pada Lahan Pasca Tambang Pasir dengan Penambahan Pupuk dan Mikoriza","authors":"Infitria Infitria, P. Karti, S. Suharti","doi":"10.17969/agripet.v24i1.25418","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.25418","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi legum Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir dengan penambahan pupuk dan mikoriza. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang kambing, pupuk anorganik berupa NPK, FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula), MPF (Mikroba Pelarut Fosfat) dan pupuk hayati berupa Asam humat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan P1 sampai P6 pada pertumbuhan legum Indigofera zollingeriana dengan pemberian pupuk organik, anorganik dan hayati tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah tangkai Indigofera zollingeriana pada pemotongan I dan II. Perlakuan P2 sampai P6 pada produksi legum Indigofera zollingeriana memperlihatkan pengaruh yang sangat nyata (P0,01) terhadap produksi tanaman pada berat kering daun dan berat kering ranting pemotongan I. Perlakuan P1 sampai P6 pada berat kering batang pemotongan I, berat kering daun pemotongan ke II, berat kering batang pemotongan ke II, berat kering ranting pemotongan ke II, produksi biomassa dan berat kering akar tidak memperlihatkan pengaruh nyata. Kesimpulan dari penelitian adalah Pemberian pupuk organik, dan FMA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, namun penambahan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir.  (Growth and production of Indigofera zollingeriana in post-sand mining land with addition Fertilizer and mycorrhizae)  ABSTRACT. This research aims to determine the growth and production of Indigofera zollingeriana legumes on post-sand mining land with the addition of fertilizer and mycorrhiza. The experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with six treatments and five replications. The treatment given is organic fertilizer in the form of goat drum fertilizer, inorganic fertilizer in the form of NPK, AMF (Arbuscular Mycorrhizal Fungi), MPF (Phosphate Solvent Microbes) and biological fertilizer in the form of humic acid. The results of the research showed that treatment P1 to P6 on the growth of Indigofera zollingeriana legumes by providing organic, inorganic and biological fertilizers did not have a significant effect on plant height, stem diameter and number of Indigofera zollingeriana stalks at cuttings I and II. Treatments P2 to P6 on the production of Indigofera zollingeriana legumes showed a very significant effect on (P0.01) plant production on dry weight of leaves and dry weight of twigs cut I. Treatments P1 to P6 on dry weight of stems cut I, dry weight of leaves cut II, dry weight of second cutting stems, dry weight of second cutting twigs, biomass production and root dry weight did not show a significant effect. The conclusion of the research is that the provision of organic fertilizer and AMF has no effect on growth, but the addition of NPK f","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"128 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140777677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kualitas Spermatozoa dan Tudung Akrosom Utuh pada Semen Beku Sapi Friesian Holstein dengan Mutu Genetik yang Berbeda 不同遗传质量的弗里斯兰荷斯坦牛冷冻精液中的精子质量和完整顶体率
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.29097
Aulia Puspita Anugra Yekti, Azna Roudlotul Nur Umamah, Firlia Safa, Nadya Meyta Andriani, N. Febrianto, Trinil Susilawati
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kualitas spermatozoa dan tudung akrosom utuh semen beku pada pejantan sapi Friesian Holstein (FH) dengan mutu genetik yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan 2 kelompok perlakuan jenis semen beku yang berbeda. Kelompok perlakuan jenis semen beku adalah Sapi FH proven bull (P1) dan sapi FH grade B (P2). Parameter yang diamati meliputi motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, viabilitas spermatozoa, abnormalitas spermatozoa, dan tudung akrosom utuh (TAU) spermatozoa. Data dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan kualitas antar kelompok perlakuan, kemudian dilakukan uji chi-square untuk membandingkan nilai hasil observasi dengan nilai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas semen beku pada sapi FH proven bull dan sapi FH grade B tidak berbeda nyata (P0,05). Disimpulkan bahwa perbedaan mutu genetik pada pejantan tidak memengaruhi kualitas spermatozoa semen beku sapi FH.  (Sperm quality and intact acrosome cap of Friesian Holstein frozen semen with different genetic qualities)  ABSTRACT. This study aimed to determine the quality of spermatozoa and intact acrosome cap of Friesian Holstein bulls with different genetic qualities. This study used observational research with two categories of frozen semen types treatment. The frozen semen consisted of Friesian Holstein Proven Bull (T1) and Friesian Holstein grade B bull (T2). The parameters observed include sperm motility, sperm concentration, sperm viability, sperm abnormality, and intact acrosome cap. Data were analyzed using a t-test to determine the differences in quality between treatments. Then, the chi-square test was used to compare the observed and expected values. The results showed no significant difference (P0.05) in frozen semen quality of Friesian Holstein proven bull and Friesian Holstein grade B bull. In conclusion, the different genetic qualities of bulls did not affect the quality of frozen semen.
摘要本研究旨在确定对具有不同遗传素质的弗里斯兰荷斯坦(FH)牛的精子质量和完整顶体罩冷冻精液的分析。采用的研究方法是观察研究,2 个不同类型冷冻精液处理组。冷冻精液类型的处理组分别为 FH 证明公牛(P1)和 FH 等级 B(P2)。观察参数包括精子活力、精子浓度、精子存活率、精子畸形率和精子顶体罩完好率(TAU)。数据分析采用 t 检验确定处理组之间的质量差异,然后进行卡方检验比较观察值和预期值。结果表明,FH 改良公牛和 FH B 级牛的冷冻精液质量差异不大(P0.05)。结论是雄性遗传品质的差异不影响弗里斯兰荷斯坦牛冷冻精液的精子质量。 不同遗传品质的弗里斯兰荷斯坦冷冻精液的精子质量和完整顶体盖) ABSTRACT.本研究旨在确定不同遗传品质的弗里斯兰荷斯坦公牛的精子质量和完整顶体盖。本研究采用观察法,对两类冷冻精液进行处理。冷冻精液包括弗里斯兰荷斯坦标准公牛(T1)和弗里斯兰荷斯坦 B 级公牛(T2)。观察参数包括精子活力、精子浓度、精子存活率、精子畸形率和顶体盖完好率。采用 t 检验对数据进行分析,以确定不同处理之间的质量差异。然后,使用卡方检验比较观察值和预期值。结果显示,弗里斯兰荷斯坦成熟公牛和弗里斯兰荷斯坦 B 级公牛的冷冻精液质量没有明显差异(P0.05)。总之,公牛的遗传品质不同不会影响冷冻精液的质量。
{"title":"Kualitas Spermatozoa dan Tudung Akrosom Utuh pada Semen Beku Sapi Friesian Holstein dengan Mutu Genetik yang Berbeda","authors":"Aulia Puspita Anugra Yekti, Azna Roudlotul Nur Umamah, Firlia Safa, Nadya Meyta Andriani, N. Febrianto, Trinil Susilawati","doi":"10.17969/agripet.v24i1.29097","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.29097","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kualitas spermatozoa dan tudung akrosom utuh semen beku pada pejantan sapi Friesian Holstein (FH) dengan mutu genetik yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan 2 kelompok perlakuan jenis semen beku yang berbeda. Kelompok perlakuan jenis semen beku adalah Sapi FH proven bull (P1) dan sapi FH grade B (P2). Parameter yang diamati meliputi motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, viabilitas spermatozoa, abnormalitas spermatozoa, dan tudung akrosom utuh (TAU) spermatozoa. Data dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan kualitas antar kelompok perlakuan, kemudian dilakukan uji chi-square untuk membandingkan nilai hasil observasi dengan nilai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas semen beku pada sapi FH proven bull dan sapi FH grade B tidak berbeda nyata (P0,05). Disimpulkan bahwa perbedaan mutu genetik pada pejantan tidak memengaruhi kualitas spermatozoa semen beku sapi FH.  (Sperm quality and intact acrosome cap of Friesian Holstein frozen semen with different genetic qualities)  ABSTRACT. This study aimed to determine the quality of spermatozoa and intact acrosome cap of Friesian Holstein bulls with different genetic qualities. This study used observational research with two categories of frozen semen types treatment. The frozen semen consisted of Friesian Holstein Proven Bull (T1) and Friesian Holstein grade B bull (T2). The parameters observed include sperm motility, sperm concentration, sperm viability, sperm abnormality, and intact acrosome cap. Data were analyzed using a t-test to determine the differences in quality between treatments. Then, the chi-square test was used to compare the observed and expected values. The results showed no significant difference (P0.05) in frozen semen quality of Friesian Holstein proven bull and Friesian Holstein grade B bull. In conclusion, the different genetic qualities of bulls did not affect the quality of frozen semen.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"339 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140778218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Proteksi Bungkil Kedelai dengan Ekstrak Daun Mahoni terhadap Produk Fermentasi Rumen dan Kecernaan In vitro 用桃花心木叶提取物保护豆粕对瘤胃发酵产物和体外消化率的影响
Pub Date : 2024-04-01 DOI: 10.17969/agripet.v24i1.20419
Merryafinola Ifani, F. M. Suhartati, Efka Aris Rimbawato, Y. Subagyo, Afduha Nurus Syamsi, Hermawan Setyo Widodo
ABSTRACT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proteksi bungkil kedelai menggunakan ekstrak daun mahoni terhadap produk VFA total, konsentrasi N-NH3, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahan organik secara in vitro. Bahan yang digunakan adalah bungkil kedelai, daun mahoni, cairan rumen sapi potong, serta reagen untuk analisis konsentrasi amonia dan VFA. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu ekstraksi mahoni, proteksi protein dengan ekstrak mahoni, dan tahap in vitro. Penelitian bersifat eksperimental dengan tiga tahap, yaitu ekstraksi mahoni menggunakan metode soxhlet, pencampuran ekstrak mahoni dengan bungkil kedelai, dan uji kecernaan menggunakan metode in vitro. Hasil penelitian dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Perlakuan terdiri dari P0 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 0%), P1 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 1,5%), P2 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 3%) dan P3 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 4,5%). Pengukuran VFA total menggunakan metode distilasi uap dan N-NH3 dengan teknik difusi mikro Conway. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (INMT) Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Pengukuran hasil tersebut dianalisis secara statistik dengan analisis variansi, jika terdapat perbedaan lebih lanjut diuji menggunakan ortogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan bungkil kedelai dengan ekstrak mahoni berpengaruh nyata terhadap produk VFA total, N-NH3, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik (P0,05). Pemberian bungkil kedelai terproteksi ekstrak daun mahoni berpengaruh secara kubik dengan persamaan berturut-turut Y= 99,67 – 36,44X + 18,19X2 – 2,12X3 (R= 0,98); Y= 14 + 0,798X – 0,370X2 + 0,055X3 (R= 0,66); Y= 60,30 - 2,89X + 2,67X2 - 0,38X3 (R= 0,65); dan Y= 59,58 – 2,65X + 1,79X2 – 0,19X3 (R= 0,91). Berdasarkan VFA total, konsentrasi N-NH3, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahan organik disimpulkan bahwa penambahan ekstrak mahoni taraf 3% efisien.  (Protection of soybean meal with mahogany leaf extract on rumen fermentation products and in vitro digestibility) ABSTRAK. The aim of this study was to determine the protective effect of soybean meal using mahogany leaf extract on VFAs product, N-NH3 concentration, dry matter digestibility, and organic matter digestibility in vitro. The materials used were mahogany leaves, beef cattle rumen fluid, and reagents for analysis of ammonia and VFA concentrations. The research was conducted in three stages, mahogany extraction, protein protection with mahogany extract, and in vitro stages. The research was experimental with in vitro method using a completely randomized design with 4 treatments and 6 replications so that there were 24 experimental units. The treatments consisted of P0 (soybean meal + 0% mahogany extract), P1 (soybean meal + 1.5% mahogany extract), P2 (soybean meal + 3% mahogany extract) and P3 (soybea
摘要本研究旨在确定使用红木叶提取物保护豆粕对体外总 VFA 产物、N-NH3 浓度、干物质消化率和有机物质消化率的影响。所用材料为豆粕、桃花心木叶、肉牛瘤胃液以及氨和 VFA 浓度分析试剂。研究分三个阶段进行,即桃花心木提取、桃花心木提取物蛋白质保护和体外阶段。研究分三个阶段进行实验,即使用索氏提取法提取桃花心木、将桃花心木提取物与豆粕混合以及使用体外法进行消化率测试。研究结果采用完全随机设计法进行分析,共设 4 个处理和 6 个重复,即 24 个实验单位。处理包括 P0(豆粕 + 0% 红木提取物)、P1(豆粕 + 1.5% 红木提取物)、P2(豆粕 + 3% 红木提取物)和 P3(豆粕 + 4.5% 红木提取物)。总 VFA 采用蒸汽蒸馏法测定,N-NH3 采用康威微扩散技术测定。研究在 Jenderal Soedirman 大学动物科学学院动物营养与膳食科学实验室(INMT)进行。测量结果通过方差分析进行统计分析,如果存在差异,则使用正交多项式进行进一步测试。结果表明,用红木提取物保护豆粕对总 VFA、N-NH3、干物质消化率和有机物质消化率有显著影响(P0.05)。饲喂红木叶提取物保护的豆粕具有立方效应,方程为 Y= 99.67 - 36.44X + 18.19X2 - 2.12X3 (R= 0.98);Y=14+0.798X-0.370X2+0.055X3(R=0.66);Y=60.30-2.89X+2.67X2-0.38X3(R=0.65);Y=59.58-2.65X+1.79X2-0.19X3(R=0.91)。根据总 VFA、N-NH3 浓度、干物质消化率和有机物质消化率,得出添加 3% 的红木提取物是有效的结论。 (用桃花心木叶提取物保护豆粕对瘤胃发酵产物和体外消化率的影响) ABSTRACT.本研究旨在确定桃花心木叶提取物对豆粕中 VFAs 产物、N-NH3 浓度、干物质消化率和有机物质体外消化率的保护作用。所用材料为桃花心木叶、肉牛瘤胃液以及用于分析氨和 VFA 浓度的试剂。研究分三个阶段进行,即桃花心木提取、桃花心木提取物的蛋白质保护和体外阶段。研究采用体外实验法,采用完全随机设计,4 个处理,6 次重复,共 24 个实验单位。处理包括 P0(豆粕 + 0% 红木提取物)、P1(豆粕 + 1.5% 红木提取物)、P2(豆粕 + 3% 红木提取物)和 P3(豆粕 + 4.5% 红木提取物)。采用蒸汽蒸馏法测定总 VFA,采用 Conway 微扩散技术测定 N-NH3 (Smith 等人,2005 年)。研究在 Jenderal Soedirman 大学动物科学学院动物营养与饲草科学实验室(INMT)进行。研究结果通过方差分析进行统计分析,如果存在进一步差异,则使用正交多项式进行检验。结果表明,用红木提取物保护豆粕会显著影响总 VFA 产物、N-NH3、干物质消化率和有机物质消化率(P 0.05)。可以得出结论,添加 3% 的桃花心木提取物能有效提高总 VFA 产物、N-NH3 浓度、干物质消化率和有机物质消化率。
{"title":"Proteksi Bungkil Kedelai dengan Ekstrak Daun Mahoni terhadap Produk Fermentasi Rumen dan Kecernaan In vitro","authors":"Merryafinola Ifani, F. M. Suhartati, Efka Aris Rimbawato, Y. Subagyo, Afduha Nurus Syamsi, Hermawan Setyo Widodo","doi":"10.17969/agripet.v24i1.20419","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/agripet.v24i1.20419","url":null,"abstract":"ABSTRACT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proteksi bungkil kedelai menggunakan ekstrak daun mahoni terhadap produk VFA total, konsentrasi N-NH3, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahan organik secara in vitro. Bahan yang digunakan adalah bungkil kedelai, daun mahoni, cairan rumen sapi potong, serta reagen untuk analisis konsentrasi amonia dan VFA. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu ekstraksi mahoni, proteksi protein dengan ekstrak mahoni, dan tahap in vitro. Penelitian bersifat eksperimental dengan tiga tahap, yaitu ekstraksi mahoni menggunakan metode soxhlet, pencampuran ekstrak mahoni dengan bungkil kedelai, dan uji kecernaan menggunakan metode in vitro. Hasil penelitian dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Perlakuan terdiri dari P0 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 0%), P1 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 1,5%), P2 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 3%) dan P3 (bungkil kedelai + ekstrak mahoni 4,5%). Pengukuran VFA total menggunakan metode distilasi uap dan N-NH3 dengan teknik difusi mikro Conway. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (INMT) Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Pengukuran hasil tersebut dianalisis secara statistik dengan analisis variansi, jika terdapat perbedaan lebih lanjut diuji menggunakan ortogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan bungkil kedelai dengan ekstrak mahoni berpengaruh nyata terhadap produk VFA total, N-NH3, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik (P0,05). Pemberian bungkil kedelai terproteksi ekstrak daun mahoni berpengaruh secara kubik dengan persamaan berturut-turut Y= 99,67 – 36,44X + 18,19X2 – 2,12X3 (R= 0,98); Y= 14 + 0,798X – 0,370X2 + 0,055X3 (R= 0,66); Y= 60,30 - 2,89X + 2,67X2 - 0,38X3 (R= 0,65); dan Y= 59,58 – 2,65X + 1,79X2 – 0,19X3 (R= 0,91). Berdasarkan VFA total, konsentrasi N-NH3, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahan organik disimpulkan bahwa penambahan ekstrak mahoni taraf 3% efisien.  (Protection of soybean meal with mahogany leaf extract on rumen fermentation products and in vitro digestibility) ABSTRAK. The aim of this study was to determine the protective effect of soybean meal using mahogany leaf extract on VFAs product, N-NH3 concentration, dry matter digestibility, and organic matter digestibility in vitro. The materials used were mahogany leaves, beef cattle rumen fluid, and reagents for analysis of ammonia and VFA concentrations. The research was conducted in three stages, mahogany extraction, protein protection with mahogany extract, and in vitro stages. The research was experimental with in vitro method using a completely randomized design with 4 treatments and 6 replications so that there were 24 experimental units. The treatments consisted of P0 (soybean meal + 0% mahogany extract), P1 (soybean meal + 1.5% mahogany extract), P2 (soybean meal + 3% mahogany extract) and P3 (soybea","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"139 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140783860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Jurnal Agripet
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1