Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.31537/biocons.v5i1.1092
Mawan Eko Defriatno
ABSTRAK DLH Kabupaten Lumajang berencana meningkatkan program pengurusan kotor dengan cara terstruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali keberlanjutan pengurusan kotor dengan 3R di Kelurahan Ditotrunan, Lumajang. Analisa yang digunakan, yaitu analisa kesesuaian program dengan konsep penindakan kotor Lumajang, analisa neraca massa, analsis BCR, serta analisa SWOT. Pengumpulan informasi dilakukan dengan tata cara pengukuran langsung, tanya jawab, angket, serta pemantauan. Hasil analisa membuktikan pengurusan kotor berplatform warga dengan rancangan 3R di Kelurahan Ditotrunan cocok dengan peraturan serta konsep penindakan kotor Kabupaten Lumajang. Program pengurusan kotor dengan rancangan 3R efisien ( 65, 15%) dapat mengurangi jumlah kotor yang hendak dibuang ke TPA. Hasil analisa BCR adalah 1, 33 ( BCR>1), yang berarti bahwa program pengurusan kotor berplatform warga sesuai secara ekonomi. Posisi program pengurusan kotor berplatform masyarakat terletak pada kuadran II dalam kuadran SWOT yang berarti bahwa posisi badan yang kokoh tetapi hendak mengalami tantangan besar. Saran pengembangan program merupakan masyarakat bersama penguasa berusaha mengiklankan hasil olahan kotor serta mencari jaringan penjualan olahan kotor
{"title":"Evaluasi Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R di Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang","authors":"Mawan Eko Defriatno","doi":"10.31537/biocons.v5i1.1092","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v5i1.1092","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000DLH Kabupaten Lumajang berencana meningkatkan program pengurusan kotor dengan cara terstruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali keberlanjutan pengurusan kotor dengan 3R di Kelurahan Ditotrunan, Lumajang. Analisa yang digunakan, yaitu analisa kesesuaian program dengan konsep penindakan kotor Lumajang, analisa neraca massa, analsis BCR, serta analisa SWOT. Pengumpulan informasi dilakukan dengan tata cara pengukuran langsung, tanya jawab, angket, serta pemantauan. Hasil analisa membuktikan pengurusan kotor berplatform warga dengan rancangan 3R di Kelurahan Ditotrunan cocok dengan peraturan serta konsep penindakan kotor Kabupaten Lumajang. Program pengurusan kotor dengan rancangan 3R efisien ( 65, 15%) dapat mengurangi jumlah kotor yang hendak dibuang ke TPA. Hasil analisa BCR adalah 1, 33 ( BCR>1), yang berarti bahwa program pengurusan kotor berplatform warga sesuai secara ekonomi. Posisi program pengurusan kotor berplatform masyarakat terletak pada kuadran II dalam kuadran SWOT yang berarti bahwa posisi badan yang kokoh tetapi hendak mengalami tantangan besar. Saran pengembangan program merupakan masyarakat bersama penguasa berusaha mengiklankan hasil olahan kotor serta mencari jaringan penjualan olahan kotor","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125017850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.31537/biocons.v5i1.1100
D. Sukamto
Indonesia memiliki julakan megabiodiversiti country karena memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Salah satu jenis flora yang memperkaya keanekaragaman adalah lumut hati. Danau Ranupani memiliki kondisi abiotik yang mendukung pertumbuhan lumut hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman lumut hari di zona B daerah sempandan danau Ranupani kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan 2 spesies lumut hati yaitu Marchantia polymorpha dan Riccia huebeneriana, berasal dari kelas yang sama yaitu Hepatopsida, ordo yang sama yaitu Marchantiales namun dari family yang berbeda, yaitu Marchantiaceae dan Ricciaceae.
{"title":"Identifikasi Keanekaragaman Lumut Hati di Danau Ranupani Lumajang","authors":"D. Sukamto","doi":"10.31537/biocons.v5i1.1100","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v5i1.1100","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki julakan megabiodiversiti country karena memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Salah satu jenis flora yang memperkaya keanekaragaman adalah lumut hati. Danau Ranupani memiliki kondisi abiotik yang mendukung pertumbuhan lumut hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman lumut hari di zona B daerah sempandan danau Ranupani kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan 2 spesies lumut hati yaitu Marchantia polymorpha dan Riccia huebeneriana, berasal dari kelas yang sama yaitu Hepatopsida, ordo yang sama yaitu Marchantiales namun dari family yang berbeda, yaitu Marchantiaceae dan Ricciaceae.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128715504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.31537/biocons.v5i1.996
Widhya Faustina, Gergonius Fallo, Lukas Pardosi
Jamur tiram merupakan bahan pangan sumber protein nabati yang digemari oleh masyarakat. Salah satu penambah nutrisi pada media jamur tiram yang diduga dapat meningkatkan pertumbuhan jamur tiram adalah air buah lontar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi air buah lontar terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, antara lain; P0 = 0 ml (kontrol), P1 = 100 ml air buah lontar + 25 ml air, P2 = 150 ml buah lontar + 30 ml air, P3 = 200 ml air buah lontar + 35 ml air, dengan 5 kali ulangan. Beberapa parameter yang diamati, yaitu; kecepatan tumbuh miselium (cm), jumlah tudung per rumpun, lebar tudung (cm), dan berat basah per baglog (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air buah lontar berpengaruh tidak nyata (P < 0,05) terhadap kecepatan tumbuh miselium serta diketahui rata-rata kecepatan tumbuh miselium yang baik (cepat tumbuh) yaitu pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 100 ml air buah lontar dengan rata-rata panjang miselium sebesar 10.67 cm, diikuti P0 yaitu sebesar 9.53 cm, P2 yaitu sebesar 8.03 cm, dan yang terendah pada perlakuan P3 yaitu sebesar 4.5 cm. Berdasarkan hasil pengamatan produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) jumlah tubuh buah terbanyak terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebanyak 14, berat basah jamur pada P1 yaitu seberat 3 gram dan lebar tudung jamur pada P1 yaitu selebar 10 cm.
{"title":"Pengaruh Pemberian Air Buah Lontar sebagai Nutrisi terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)","authors":"Widhya Faustina, Gergonius Fallo, Lukas Pardosi","doi":"10.31537/biocons.v5i1.996","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v5i1.996","url":null,"abstract":"Jamur tiram merupakan bahan pangan sumber protein nabati yang digemari oleh masyarakat. Salah satu penambah nutrisi pada media jamur tiram yang diduga dapat meningkatkan pertumbuhan jamur tiram adalah air buah lontar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi air buah lontar terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, antara lain; P0 = 0 ml (kontrol), P1 = 100 ml air buah lontar + 25 ml air, P2 = 150 ml buah lontar + 30 ml air, P3 = 200 ml air buah lontar + 35 ml air, dengan 5 kali ulangan. Beberapa parameter yang diamati, yaitu; kecepatan tumbuh miselium (cm), jumlah tudung per rumpun, lebar tudung (cm), dan berat basah per baglog (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air buah lontar berpengaruh tidak nyata (P < 0,05) terhadap kecepatan tumbuh miselium serta diketahui rata-rata kecepatan tumbuh miselium yang baik (cepat tumbuh) yaitu pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 100 ml air buah lontar dengan rata-rata panjang miselium sebesar 10.67 cm, diikuti P0 yaitu sebesar 9.53 cm, P2 yaitu sebesar 8.03 cm, dan yang terendah pada perlakuan P3 yaitu sebesar 4.5 cm. Berdasarkan hasil pengamatan produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) jumlah tubuh buah terbanyak terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebanyak 14, berat basah jamur pada P1 yaitu seberat 3 gram dan lebar tudung jamur pada P1 yaitu selebar 10 cm. \u0000 ","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125008644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.31537/biocons.v5i1.921
Diah Sudiarti, Rosa Fitrianingsih, M. Hakim
Proses pembelajaran terdiri dari melakukan kegiatan pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan untuk membantu siswa mencapai tujuan dari pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru sebagai sumber informasi perlu mengolah informasi tersebut supaya siswa bisa menerima informasi dengan benar dan jelas, untuk itu perlu adanya alat bantu, misalnya media pembelajaran Augmented Reality. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar setelah menggunakan media Augmented Reality. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaa, pengamatan dan refleksi. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA MA Al-Misri Curahmalang Rambipuji sebanyak 28 siswa. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Augmented Reality dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Pada siklus I peningkatan minat sebesar 73% dan peningkatan hasil belajar sebesar 11%. Pada siklus II peningkatan minat sebesar 91% dan peningkatan hasil belajar sebesar 79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat dan hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan media Augmented Reality.
学习过程包括在教育机构进行学习活动,帮助学生达到学习的目的。在教师的学习过程中,作为信息的来源,需要处理信息,以便学生能够正确地、清晰地接收信息,因此需要辅助工具,如增强现实学习媒体。本研究的目标是了解在增强现实后的兴趣和学习结果。所使用的研究方法是定性的,研究类型为课堂动作研究。这项研究使用两个周期,每个周期由规划、执行、观察和反思组成。使用的研究样本是大二的IPA MA Al-Misri Curahmalang Rambipuji 28名学生。研究表明,增强现实学习媒体可以增加学生的兴趣和学习成果。在I循环中,兴趣增加了73%,学习结果增加了11%。在第二次周期中,兴趣增加了91%,学习结果增加了79%。这表明,随着媒体增强现实,学生的兴趣和学习成果有所增加。
{"title":"Penerapan Media Augmented Reality untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar","authors":"Diah Sudiarti, Rosa Fitrianingsih, M. Hakim","doi":"10.31537/biocons.v5i1.921","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v5i1.921","url":null,"abstract":"Proses pembelajaran terdiri dari melakukan kegiatan pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan untuk membantu siswa mencapai tujuan dari pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru sebagai sumber informasi perlu mengolah informasi tersebut supaya siswa bisa menerima informasi dengan benar dan jelas, untuk itu perlu adanya alat bantu, misalnya media pembelajaran Augmented Reality. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar setelah menggunakan media Augmented Reality. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaa, pengamatan dan refleksi. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA MA Al-Misri Curahmalang Rambipuji sebanyak 28 siswa. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Augmented Reality dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Pada siklus I peningkatan minat sebesar 73% dan peningkatan hasil belajar sebesar 11%. Pada siklus II peningkatan minat sebesar 91% dan peningkatan hasil belajar sebesar 79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat dan hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan media Augmented Reality. \u0000 ","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122278702","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-10DOI: 10.31537/biocons.v4i2.721
Waris Waris
ABSTRAK Komunikasi satu arah dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan rasa kebosanan pada diri siswa, sehingga motivasi siswa untuk belajar menjadi lemah, tetapi masih sering kita jumpai beberapa guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan komunikasi satu arah. Guru sebagai pengendali dalam proses pembelajaran diharapkan menerapkan strategi, metode, atau model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar, aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran kooperatif terpadu. Jenis penelitian adalah tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XIA di SMAN Tamanan Bondowoso. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan/observasi selama tahap tindakan dalam proses pembelajaran. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang berisikan indikator-indikator motivasi belajar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dari data hasil observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata skor motivasi belajar pada siklus I adalah 78,5 dan rata-rata skor motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 85,3. Selisih skor rata-rata motivasi belajar siklus I dengan siklus II sebesar 6,8 atau terjadi peningkatan sebesar 0,08%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif terpadu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Implementasi model pembelajaran kooperatif terpadu dapat membuat siswa merasa senang untuk belajar, karena model pembelajaran kooperatif terpadu menitikberatkan pada pembelajaran secara kolaboratif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Proses pembelajaran kooperatif terpadu dapat mendorong siswa untuk sharing pendapat, pengalaman, dan pengetahuan antar siswa.
{"title":"Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI di SMA Negeri Tamanan Bondowoso","authors":"Waris Waris","doi":"10.31537/biocons.v4i2.721","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i2.721","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Komunikasi satu arah dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan rasa kebosanan pada diri siswa, sehingga motivasi siswa untuk belajar menjadi lemah, tetapi masih sering kita jumpai beberapa guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan komunikasi satu arah. Guru sebagai pengendali dalam proses pembelajaran diharapkan menerapkan strategi, metode, atau model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar, aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran kooperatif terpadu. Jenis penelitian adalah tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XIA di SMAN Tamanan Bondowoso. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan/observasi selama tahap tindakan dalam proses pembelajaran. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang berisikan indikator-indikator motivasi belajar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dari data hasil observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata skor motivasi belajar pada siklus I adalah 78,5 dan rata-rata skor motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 85,3. Selisih skor rata-rata motivasi belajar siklus I dengan siklus II sebesar 6,8 atau terjadi peningkatan sebesar 0,08%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif terpadu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Implementasi model pembelajaran kooperatif terpadu dapat membuat siswa merasa senang untuk belajar, karena model pembelajaran kooperatif terpadu menitikberatkan pada pembelajaran secara kolaboratif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Proses pembelajaran kooperatif terpadu dapat mendorong siswa untuk sharing pendapat, pengalaman, dan pengetahuan antar siswa. \u0000 ","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"238 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121312023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-09DOI: 10.31537/biocons.v4i1.1048
Lila Maharani
Induksi kalus merupakan salah satu teknik kultur jaringan yang dilakukan untuk memudakan kembali sel-sel pada eksplan yang diisolasi dan ditumbuhkan dalam lingkungan terkendali, induksi kalus terkendala oleh waktu muncul kalus yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan waktu muncul kalus dan peningkatan ukuran kalus melalui penambahan ukuran eksplan tunas tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara in vitro, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik non random berupa judgement sampling. Bahan yang digunakan adalan eksplan tunas muda tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.), media WPM, BAP, NAA, HCL, NaOH, bakterisida, fungisida, akuades, cloroks, alkohol 70 dan 95%. Analisis data menggunakan uji deskriptif berupa observasi secara langsung untuk mengetahui waktu muncul kalus dan ukuran kalus, serta teknik dokumentasi untuk warna kalus. Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa penambahan ukuran kalus 1 cm tidak dapat mempercepat waktu muncul kalus namun dapat menambah ukuran kalus..
{"title":"Perbedaan Waktu Tumbuh dan Ukuran Kalus pada Penambahan Ukuran Eksplan Tunas Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell.Arg.)","authors":"Lila Maharani","doi":"10.31537/biocons.v4i1.1048","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i1.1048","url":null,"abstract":"Induksi kalus merupakan salah satu teknik kultur jaringan yang dilakukan untuk memudakan kembali sel-sel pada eksplan yang diisolasi dan ditumbuhkan dalam lingkungan terkendali, induksi kalus terkendala oleh waktu muncul kalus yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan waktu muncul kalus dan peningkatan ukuran kalus melalui penambahan ukuran eksplan tunas tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara in vitro, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik non random berupa judgement sampling. Bahan yang digunakan adalan eksplan tunas muda tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.), media WPM, BAP, NAA, HCL, NaOH, bakterisida, fungisida, akuades, cloroks, alkohol 70 dan 95%. Analisis data menggunakan uji deskriptif berupa observasi secara langsung untuk mengetahui waktu muncul kalus dan ukuran kalus, serta teknik dokumentasi untuk warna kalus. Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa penambahan ukuran kalus 1 cm tidak dapat mempercepat waktu muncul kalus namun dapat menambah ukuran kalus..","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129909402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-09DOI: 10.31537/biocons.v4i1.1049
D. Sukamto
Artificial seed merupakan benih buatan yang dibuat dengan teknik enkapsulasi. Keuntungan artificial seed adalah lebih potensial untuk penyimpanan yang lama tanpa kehilangan viabilitas, lebih mudah dalam proses transportasi, skala produksi besar dengan biaya produksi yang rendah. Sistem enkapsulasi pada kakao dilakukan karena penyediaan bibit dengan mengecambahkan benih belum mampu memenuhi kebutuhan bibit kakao. Benih kakao termasuk benih rekalsitran jika disimpan harus mengandung air di atas 20%, tidak tahan dikeringkan, dan tidak tahan disimpan pada temperatur rendah. Pada proses enkapsulasi, eksplan yang telah dibungkus dengan sodium alginat direndam dalam larutan CaCl2.2H2O untuk menambah kekerasan dan kekakuan kulit kapsul. Oleh karena itu, konsentrasi dari bahan penyalut dan larutan CaCl2.2H2O serta waktu perendaman harus optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi yang tepat antara konsentrasi Na-alginat, CaCl2.2H2O dan waktu perendaman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Data diamati berdasarkan kualitas kapsul, berdasarkan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah Konsentrasi Na-alginat (N) yang terdiri atas 3 taraf, 2%; 2,5% dan 3%. Faktor kedua adalah waktu perendaman pada larutan gr CaCI.2H2O (W) , 5; 10; 15; 20 dan 30 menit. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi artificial seed menggunakan 2,5% Na-alginat yang dilarutkan dalam MS0, dan direndam dalam larutan 100 mM CaCl2.2H2O. selama 15 menit memiliki kekerasan kapsul yang optimal.
{"title":"Enkapsulasi Artificial Seed Kakao Dengan Na-Alginat","authors":"D. Sukamto","doi":"10.31537/biocons.v4i1.1049","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i1.1049","url":null,"abstract":"Artificial seed merupakan benih buatan yang dibuat dengan teknik enkapsulasi. Keuntungan artificial seed adalah lebih potensial untuk penyimpanan yang lama tanpa kehilangan viabilitas, lebih mudah dalam proses transportasi, skala produksi besar dengan biaya produksi yang rendah. Sistem enkapsulasi pada kakao dilakukan karena penyediaan bibit dengan mengecambahkan benih belum mampu memenuhi kebutuhan bibit kakao. Benih kakao termasuk benih rekalsitran jika disimpan harus mengandung air di atas 20%, tidak tahan dikeringkan, dan tidak tahan disimpan pada temperatur rendah. Pada proses enkapsulasi, eksplan yang telah dibungkus dengan sodium alginat direndam dalam larutan CaCl2.2H2O untuk menambah kekerasan dan kekakuan kulit kapsul. Oleh karena itu, konsentrasi dari bahan penyalut dan larutan CaCl2.2H2O serta waktu perendaman harus optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi yang tepat antara konsentrasi Na-alginat, CaCl2.2H2O dan waktu perendaman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Data diamati berdasarkan kualitas kapsul, berdasarkan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah Konsentrasi Na-alginat (N) yang terdiri atas 3 taraf, 2%; 2,5% dan 3%. Faktor kedua adalah waktu perendaman pada larutan gr CaCI.2H2O (W) , 5; 10; 15; 20 dan 30 menit. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi artificial seed menggunakan 2,5% Na-alginat yang dilarutkan dalam MS0, dan direndam dalam larutan 100 mM CaCl2.2H2O. selama 15 menit memiliki kekerasan kapsul yang optimal.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115433226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-09DOI: 10.31537/biocons.v4i1.1047
Hasni Ummul Hasanah, Fatimatuz Zuhro
Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu proses produksi salah satunya limbah peternakan yang dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan beberapa konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar kotoran dan urine itik pada penelitian ini diharapkan mampu menyediakan unsur hara yang lengkap khususnya unsur hara makro bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan (kontrol, POC 50 gr, POC 100 gr, POC 250 gr, dan POC 500 gr) dan 4 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis dengan Anova dan uji lanjut Duncan, menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar kotoran dan urine itik berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Pemupukan POC dengan konsentrasi 250 gr berpengaruh paling bagus terhadap semua parameter pengamatan.
{"title":"Respon Aplikasi Pupuk Organik Kotoran dan Urine Itik terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brasicca Juncea L.)","authors":"Hasni Ummul Hasanah, Fatimatuz Zuhro","doi":"10.31537/biocons.v4i1.1047","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i1.1047","url":null,"abstract":" Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu proses produksi salah satunya limbah peternakan yang dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan beberapa konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar kotoran dan urine itik pada penelitian ini diharapkan mampu menyediakan unsur hara yang lengkap khususnya unsur hara makro bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan (kontrol, POC 50 gr, POC 100 gr, POC 250 gr, dan POC 500 gr) dan 4 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis dengan Anova dan uji lanjut Duncan, menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar kotoran dan urine itik berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Pemupukan POC dengan konsentrasi 250 gr berpengaruh paling bagus terhadap semua parameter pengamatan.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132245602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.31537/biocons.v4i2.722
Hasni Ummul Hasanah
ABSTRAK Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Pupuk organik sangat dianjurkan pada budidaya tanaman, karena memiliki banyak keunggulan dari pada pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos kayu apu-apu pada pertumbuhan dan produktivitas cabai rawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan pengambilan sampel teknik random sampling. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan yaitu kontrol negatif (tanpa kompos), kontrol positif (pupuk Phonska), kompos apu-apu 20%, kompos apu-apu 40%, dan kompos apu-apu 80%. Analisis data menggunakan uji Anova dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah. Aplikasi pupuk organik 80% memberikan hasil terbaik terhadap semua parameter pengamatan, sehingga dapat direkomendasikan sebagai pupuk pengganti pupuk kimia (Phonska) dalam budidaya cabai rawit.
{"title":"Pengaruh Pupuk Organik Kayu Apu-Apu (Pistia stratiotes) pada Pertumbuhan dan Produktivitas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)","authors":"Hasni Ummul Hasanah","doi":"10.31537/biocons.v4i2.722","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i2.722","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Pupuk organik sangat dianjurkan pada budidaya tanaman, karena memiliki banyak keunggulan dari pada pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos kayu apu-apu pada pertumbuhan dan produktivitas cabai rawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan pengambilan sampel teknik random sampling. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan yaitu kontrol negatif (tanpa kompos), kontrol positif (pupuk Phonska), kompos apu-apu 20%, kompos apu-apu 40%, dan kompos apu-apu 80%. Analisis data menggunakan uji Anova dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah. Aplikasi pupuk organik 80% memberikan hasil terbaik terhadap semua parameter pengamatan, sehingga dapat direkomendasikan sebagai pupuk pengganti pupuk kimia (Phonska) dalam budidaya cabai rawit.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"212 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124180486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.31537/biocons.v4i2.719
Fatimatuz Zuhro, Ismul Mauludin Al Habib
ABSTRAK Jeruk manis (Citrus sinensis L) merupakan salah satu komoditas buah yang penting dan sangat menguntungkan untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu faktor penting yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Indonesia adalah kualitas jeruk, khususnya yang berhubungan dengan penampilan luar atau kulitnya. Kulit jeruk yang mengalami burik dapat menurunkan kualitas dan daya jualnya di pasar. Burik pada jeruk banyak disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pada umumnya para petani mengendalikan serangan OPT dengan pestisida kimia, tetapi cara ini dapat menyebabkan resistensi pada OPT dan kurang aman bagi lingkungan hidup. Salah satu alternatif solusinya adalah dengan memanfaatkan biopestisida dari daun sirsak (Annona muricata L) dan daun jeruk nipis (Citrus aurantium), karena mengandung sejumlah bahan aktif yang bersifat melemahkan serangan OPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jeruk nipis (Citrus aurantium) sebagai biopestisida terhadap intensitas buah yang mengalami burik, serta menentukan dosis biopestisida yang terbaik dalam mengendalikan serangan OPT di areal budidaya tanaman jeruk. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Dunnet 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biopestisida lebih efektif dalam mengatasi burik daripada pestisida kimia. Konsentrasi biopestisida sebesar 250 ml/l memiliki pengaruh terbaik terhadap pengurangan persentase buah burik dan daun muda yang rusak. Sedangkan konsentrasi biopestisida sebesar 50 ml/l, 100 ml/l, dan 150 ml/l memiliki pengaruh terbaik terhadap pengurangan tingkat kerusakan daun tua pada tanaman jeruk manis.
摘要甜橙(柑橘酸橘色)是印尼开发的重要和最有利可图的水果商品之一。在印尼开发柑橘农业需要改进的一个重要因素是柑橘的质量,特别是与它的外观或皮肤有关的。柑橘皮受损会降低市场的质量和销售能力。橙子的斑点主要是由欺负植物的微生物(OPT)的攻击引起的。农民通常控制OPT的化学杀虫剂攻击,但这可能会导致对OPT的抗药性和环境不安全。叶子的替代解决办法之一是通过利用biopestisida酸(Annona muricata L)和酸橙叶(Citrus aurantium),因为它包含了许多袭击削弱OPT的活性成分。本研究旨在探讨影响酸叶提取物应用(Annona muricata L .)和酸橙叶(Citrus aurantium)作为biopestisida对强度有斑驳的水果,并确定确定OPT对橘子栽培领域的攻击的最佳生物杀虫剂剂量。所使用的研究设计是单一因素群体随机设计,重复3次。获得的数据通过Dunnet测试5%进行分析。研究结果表明,生物杀虫剂在治疗斑点方面比化学杀虫剂更有效。生物杀虫剂浓度为250毫升/l,对斑点水果和破碎的嫩叶的减少有着最佳的影响。而生物杀虫剂浓度为50毫升/l, 100毫升/l, 150毫升/l对陈腐柑橘的影响最为深远。
{"title":"Aplikasi Biospestisida dalam Mengatasi Penyakit pada Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L.)","authors":"Fatimatuz Zuhro, Ismul Mauludin Al Habib","doi":"10.31537/biocons.v4i2.719","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v4i2.719","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Jeruk manis (Citrus sinensis L) merupakan salah satu komoditas buah yang penting dan sangat menguntungkan untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu faktor penting yang perlu diperbaiki dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Indonesia adalah kualitas jeruk, khususnya yang berhubungan dengan penampilan luar atau kulitnya. Kulit jeruk yang mengalami burik dapat menurunkan kualitas dan daya jualnya di pasar. Burik pada jeruk banyak disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pada umumnya para petani mengendalikan serangan OPT dengan pestisida kimia, tetapi cara ini dapat menyebabkan resistensi pada OPT dan kurang aman bagi lingkungan hidup. Salah satu alternatif solusinya adalah dengan memanfaatkan biopestisida dari daun sirsak (Annona muricata L) dan daun jeruk nipis (Citrus aurantium), karena mengandung sejumlah bahan aktif yang bersifat melemahkan serangan OPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jeruk nipis (Citrus aurantium) sebagai biopestisida terhadap intensitas buah yang mengalami burik, serta menentukan dosis biopestisida yang terbaik dalam mengendalikan serangan OPT di areal budidaya tanaman jeruk. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Dunnet 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biopestisida lebih efektif dalam mengatasi burik daripada pestisida kimia. Konsentrasi biopestisida sebesar 250 ml/l memiliki pengaruh terbaik terhadap pengurangan persentase buah burik dan daun muda yang rusak. Sedangkan konsentrasi biopestisida sebesar 50 ml/l, 100 ml/l, dan 150 ml/l memiliki pengaruh terbaik terhadap pengurangan tingkat kerusakan daun tua pada tanaman jeruk manis. \u0000 ","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122214173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}